A.1 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018)
Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 42 Tahun 2018
“Peran Keanekaragaman Hayati untuk Mendukung Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia”
Respon Pertumbuhan
Tribulus terrestris
Terhadap Intensitas Cahaya dan Kadar
NaCl
Samanhudi1*, Ahmad Yunus1, Bambang Pujiasmanto1, Hery Widijanto2, dan Tita Anugerah Widi3
1 Staff Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS 2 Staff Pengajar Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS 3 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS
* Penulis untuk korespondensi: samanhudi@staff.uns.ac.id
Abstrak
Tribulus terrestris merupakan tanaman yang mengandung berbagai macam komponen, antara lain saponin, flavonoid, dan asam amino untuk obat hipertensi serta jantung koroner. Ketersediaan tanaman Tribulus masih terbatas, karena budidaya Tribulus masih jarang dilakukan oleh petani. Pengelolaan budidaya Tribulus dengan pengaturan intensitas cahaya yang berbeda dan tanah salin akan dikaji pada penelitian iniyang diharapkan dapat diketahui tingkat toleransi intensitas cahaya dan kadar salinitas tanah pada budidaya Tribulus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya, pengaruh aplikasi NaCl dan interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap pertumbuhan tanaman Tribulus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2017 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UNS di Kecamatan Jumantono, Karanganyar. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola tersarang dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah naungan dengan 4 taraf (0, 25, 50 dan 75%). Faktor kedua adalah kadar NaCl dengan empat taraf (0, 1.000, 2.000, dan 3.000 ppm). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan naungan 25% memberikan hasil paling besar terhadap rata-rata tinggi tanaman. Perlakuan naungan 75% dan kadar NaCl 1.000 ppm memberikan pertumbuhan paling lambat pada saat muncul bunga. Perlakuan naungan 50% dan kadar NaCl 3.000 ppm memberikan pertumbuhan paling rendah pada panjang akar. Semua perlakuan naungan menghasilkan volume akar yang lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan tanpa naungan. Perlakuan tanpa naungan dan kadar NaCl 3.000 ppm memberikan pertumbuhan paling tinggi pada berat segar. Perlakuan naungan 75% dan kadar NaCl 1.000 ppm memberikan pertumbuhan paling rendah pada berat segar. Perlakuan naungan 75% dan kadar NaCl 2.000 ppm memberikan pertumbuhan paling rendah pada berat kering.
Kata kunci: Tribulus terrestris, intensitas cahaya, kadar NaCl
Pendahuluan
Pemanfaatan tanaman obat herbal saat ini mulai dikenal luas di kalangan masyarakat Indonesia sebagai salah satu alternatif kesehatan tanpa menimbulkan efek samping. Salah satunya yaitu Tribulus terrestris. Budidaya tanaman memiliki beberapa faktor yang dapat
A.2 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018)
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya, faktor tersebut antara lain cahaya. Pantilu et al. (2012) menyatakan bahwa cahaya merupakan faktor esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama untuk fotosintesis, respirasi dan transpirasi. Menurut Egamberdieva et al (2017), tanah dengan kadar garam tidak secara langsung dapat mempengaruhi sifat morfologi tanaman, tetapi pergerakannya berpengaruh langsung dengan akar tanaman.
Ketersediaan tanaman Tribulus masih terbatas. Keterbatasan ini dipicu oleh budidaya
Tribulus masih jarang dilakukan karena petani banyak memanfaatkan lahan produktif untuk budidaya tanaman pangan. Pengelolaan budidaya Tribulus dengan pengaturan beberapa intensitas cahaya yang berbeda dan tanah salin akan dikaji pada penelitian ini, sehingga diharapkan dapat diketahui tingkat toleransi intensitas cahaya dan kadar salinitas tanah pada budidaya Tribulus.
Metodologi
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2017 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar; Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah serta Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola tersarang dengan dua faktor perlakuan dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah naungan yang terdiri atas 4 taraf (0, 25, 50 dan 75%). Faktor kedua adalah kadar NaCl yang terdiri atas 4 taraf (0, 1.000, 2.000, dan 3.000 ppm), sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan. Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, saat muncul bunga, panjang akar, volume akar, berat segar dan berat kering. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of Varian (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil dan Pembahasan A. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan dalam budidaya tanaman.
A.3 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018)
Gambar 1. Pengaruh perlakuan naungan terhadap rata-rata tinggi tanaman Tribulus
Gambar 1 menunjukkan bahwa pemberian naungan 25% pada budidaya tanaman
Tribulus memberikan hasil pertumbuhan yang paling baik. Hal ini diduga bahwa tanaman
Tribulus dapat tumbuh baik pada intensitas cahaya yang cukup tinggi sampai optimum yaitu dengan penyinaran penuh atau tanpa naungan dan pada naungan yang rendah yaitu 25%, hal ini sesuai dengan pernyataan Probowati et al (2014) bahwa intensitas yang terbaik adalah intensitas yang optimum, tidak terlalu tinggi ataupun rendah.
B. Jumlah Cabang
Tribulus terrestris merupakan tanaman yang tumbuh menjalar dan bercabang. Jumlah cabang pada tanaman Tribulus ini juga erat hubungannya dengan jumlah daun.
Gambar 2. Pengaruh interaksi perlakuan naungan dan pemberian NaCl terhadap jumlah cabang tanaman Tribulus
Interaksi pemberian naungan dan NaCl terhadap jumlah cabang tanaman Tribulus tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (Gambar 2).
Tabel 1. Pengaruh perlakuan naungan terhadap jumlah cabang tanaman Tribulus
Intensitas naungan Jumlah cabang
Tanpa naungan 4,41 c
Naungan 25% 3,50 b
Naungan 50% 2,50 a
Naungan 75% 2,50 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%.
92.5 bc 105.5 c 82.25 b 62.25 a 0 50 100 150 N0 N1 N2 N3 Ti n gg i T an ama n (c m) Tingkat Naungan 5 5 4 5 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 3 0 2 4 6 Ju ml ah C ab an g
A.4 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018)
Jumlah cabang terbanyak terdapat pada perlakuan tanpa naungan selanjutnya naungan 25%. Jumlah cabang rata-rata pada tanaman Tribulus pada perlakuan naungan 50% dan naungan 75% menunjukkan hasil yang sama (Tabel 1). Sesuai dengan pernyataan Panggabean et al (2014) yang mengemukakan pendapat bahwa ketersediaan cahaya dan CO2 yang cukup
serta faktor-faktor lainnya mendukung akan meningkatkan laju fotosintesis yang pada akhirnya meningkatkan ketersediaan fotosintat dalam pembentukan cabang.
C. Saat Muncul Bunga
Tahap pembungaan pada budidaya tanaman merupakan faktor yang menunjukkan bahwa tanaman mengalami perubahan dari fase vegetatif ke fase generatif.
Gambar 3. Pengaruh interaksi perlakuan naungan dan pemberian NaCl terhadap saat muncul bunga tanaman Tribulus
Pada analisis interaksi pemberian naungan dan pemberian NaCl pada budidaya tanaman
Tribulus menunjukkan interaksi yang tidak berbeda nyata terhadap saat muncul bunga Tribulus
(Gambar 3).
Tabel 2. Pengaruh perlakuan naungan terhadap saat muncul bunga tanaman Tribulus
Intensitas naungan Saat muncul bunga (MST)
Tanpa naungan 1.00 a
Naungan 25% 1.58 a
Naungan 50% 3.08 b
Naungan 75% 5.16 c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%.
Rata-rata saat muncul bunga paling cepat terdapat pada perlakuan tanpa naungan (Tabel 2). Hal ini dapat terjadi karena intensitas cahaya yang tinggi akan mempercapat pembentukan bunga pada tanaman Tribulus terrestris. Menurut Widyastuty (2017), morfologi tanaman seperti pembentukan bunga dipengaruhi salah satunya yaitu intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman. 1 1 1 1 2 2 2 1 4 3 3 3 4 8 5 3 0 2 4 6 8 10 N0K 0 N 0K 1 N0K 2 N0K 3 N1K 0 N1K 1 N1K 2 N1K 3 N2K 0 N 2K 1 N2K 2 N2K 3 N3K 0 N3K 1 N3K 2 N3K 3 Saa t M u n cu l B u n ga (MS T)
A.5 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018) D. Panjang Akar
Sinaga dan Ma’aruf (2016) menyatakan bahwa panjang akar merupakan variabel yang mempengaruhi serapan nutrisi dan hara oleh akar tanaman. Semakin panjang ukuran akar, maka semakin besar kemungkinan hara diserap.
Gambar 4. Pengaruh interaksi perlakuan naungan dan pemberian NaCl terhadap panjang akar
Tribulus
Interaksi pemberian naungan dan NaCl terhadap panjang akar tanaman Tribulus tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (Gambar 4).
Tabel 3. Pengaruh perlakuan naungan terhadap panjang akar tanaman Tribulus
Intensitas naungan Panjang akar (cm)
Tanpa Naungan 33,58 c
Naungan 25% 24,58 b
Naungan 50% 12,58 a
Naungan 75% 23,91 b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Nilai rata-rata panjang akar terendah pada tanaman Tribulus pada perlakuan naungan 50% (Tabel 3). Pengamatan panjang akar dalam penelitian ini sesuai dengan pernyataan Hermanto et al (2014), tanaman yang mendapatkan intensitas cahaya tinggi lebih panjang daripada tanaman yang mendapatkan intensitas cahaya yang rendah.
Tabel 4. Pengaruh pemberian NaCl terhadap panjang akar tanaman Tribulus
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Tanaman yang diberi perlakuan NaCl memperlihatkan bahwa kadar NaCl yang tinggi yaitu 3000 ppm, menunjukan hasil uji panjang akar terpendek (Tabel 4). Penurunan panjang
44 29 37 24 28 27 24 19 22 9 12 7 31 24 21 20 0 20 40 60 P an jan g Ak ar (c m)
Perlakuan Naungan dan NaCl
Kadar NaCl Panjang akar (cm)
0 ppm 31,16 b
1.000 ppm 22,25 a
2.000 ppm 23,83 ab
A.6 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018)
akar karena perlakuan dapat dimungkinkan terjadi karena efek toksik dari konsentrasi NaCl yang lebih tinggi serta serapan hara yang tidak seimbang (Nasri et al 2015).
E. Volume Akar
Volume akar merupakan alah satu parameter yang dapat menunjukkan kondisi pertumbuhan dan perkembangan akar pada tanaman. Pengitungan volume akar diukur menggunakan gelas ukur.
Gambar 5. Pengaruh interaksi perlakuan naungan dan pemberian NaCl terhadap volume akar Tribulus
Indikasi stres salin yang dapat dikenali dengan pengurangan perkembangan akar yang akhirnya mengubah alokasi biomassa akar (Negrao et al 2016). Sesuai pernyataan tersebut, rata-rata volume akar tanaman Tribulus yang mendapat perlakuan naungan lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak ternaungi (Gambar 5 dan Tabel 5).
Tabel 5. Pengaruh perlakuan naungan terhadap volume akar tanaman Tribulus
Intensitas naungan Volume akar (ml)
Tanpa naungan 5,38 b
Naungan 25% 2,66 a
Naungan 50% 0,95 a
Naungan 75% 1,66 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Ai dan Banyo (2011) menyatakan bahwa kekurangan air dapat mengakibatkan volume akar lebih besar. Keadaan inilah yang mengakibatkan akar tanaman bekerja lebih untuk mencari sumber air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga akar lebih panjang dan akibatnya volumenya lebih besar.
8 5 6 3 3 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 0 2 4 6 8 10 V o lu me Ak ar (ml )
A.7 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018) F. Berat Segar Tanaman
Berat segar merupakan hasil pengukuran dari berat segar biomassa tanaman sebagai akumulasi bahan yang dihasilkan selama pertumbuhan.
Gambar 6. Pengaruh interaksi perlakuan naungan dan pemberian NaCl terhadap berat segar tanaman Tribulus
Rahil et al. (2013) menyatakan bahwa hasil total berat segar tanaman yang diikuti dengan peningkatan konsentrasi kadar salin dapat menurunkan hasil berat segar. Rata-rata berat segar tanaman terbesar yaitu pada perlakuan tanpa NaCl dan rata-rata terkecil yaitu pada perlakuan pemberian NaCl kadar 3.000 ppm (Tabel 6).
Tabel 6. Pengaruh perlakuan naungan terhadap berat segar tanaman Tribulus
Intensitas naungan Berat segar tanaman (g)
Tanpa naungan 52,19 c
Naungan 25% 27,11 ab
Naungan 50% 37,42 bc
Naungan 75% 14,41 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak bedan nyata pada uji Duncan taraf 5%
Pemberian naungan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap berat segar tanaman Tribulus.. Hasil pengamatan sesuai dengan pernyataan Gultom et al. (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi taraf naungan pada budidaya tanaman, maka biomassa tanaman menurun. Hal tersebut juga memperlihatkan perlakuan tanpa naungan dengan rata-rata berat basah terbesar.
G. Berat Kering Tanaman
Berat kering tanaman atau biomassa tanaman merupakan berat tanaman yang diukur setelah tanaman dikeringkan.
60,08 52.48 34,19 61.98 40,53 22.6 20.924,43 29.03 55,19 43,44 22,0124,56 4,85 15,15 13,08 0 20 40 60 80 B er at Se gar T an ama n (g )
A.8 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018)
Gambar 7. Pengaruh interaksi perlakuan naungan dan pemberian NaCl terhadap berat kering tanaman Tribulus
Interaksi pemberian naungan dan NaCl terhadap berat kering tanaman Tribulus tidak menunjukkan pengaruh yang nyata (Gambar 7).
Tabel 7. Pengaruh perlakuan naungan terhadap berat kering tanaman Tribulus
Intensitas naungan Berat kering tanaman (g)
Tanpa naungan 13,55 c
Naungan 25% 11,22 bc
Naungan 50% 7,12 b
Naungan 75% 2,45 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Nilai rata-rata berat kering terendah tanaman Tribulus terdapat pada perlakuan naungan 75% (Tabel 7). Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Effendi (2016), yang menyatakan bahwa pada naungan tinggi cahaya yang diterima tanaman akan rendah yang menyebabkan fotosintat tanaman berkurang.
Kesimpulan
Pemberian naungan 25% memberikan hasil paling besar terhadap rata-rata tinggi
Tribulus. Pemberian NaCl dapat memberikan pengaruh terhadap panjang akar Tribulus. Interaksi perlakuan tanpa naungan dan kadar NaCl 3.000 ppm memberikan pertumbuhan paling tinggi pada berat segar. Interaksi pemberian naungan 25% dan kadar NaCl 0 ppm memberikan pertumbuhan paling besar pada tinggi tanaman.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian melalui Skim Penelitian Insinas Riset Pratama tahun anggaran 2017. 17,6 15,3 10,510,6 12,3 9,5 7,3 15,5 6,2 9,7 7,1 5,3 3,3 3,4 1,0 1,9 0 5 10 15 20 B er at Ker in g Tan ama n (g )
A.9 E-ISSN: 2615-7721
P-ISSN: 2620-8512
Vol 2, No. 1 (2018) Daftar Pustaka
Ai NS, Banyo Y. 2011. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains 11(2): 166-173.
Effendi B. 2016. Pertumbuhan, produksi, dan kadar sinensetin tanaman kumis kucing (Orthosiphonaristatus Bl. Miq.) pada berbagai intensitas naungan dan cara pemupukan nitrogen. Institut Pertanian Bogor, Bogor : Skripsi.
Egamberdieva D, Davranov K, Wirth S, Hashem A, Abd_Allah EF. 2017. Impact of soil salinity on the plant-growth promoting and biological control abilities of root associated bacteria. Saudi J Biological Sciences 24: 1601-1608.
Gultom EN, Basyuni M, Utomo B. 2015. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan konten rantai panjang polyisoprenoid pada mangrove sejati mayor berjenis sekresi
Sonneratia caseolaris (L.). Peronema Forestry Science Jorunal 4(3): 173-179.
Hermanto N, Purnomo D, Dewi WS. 2014. Peningkatan kandungan stigmasterol pada simplisia purwoceng (Pimpinella alpine, Molk) melalui pengelolaan cahaya dan pupuk sulfur. J El-Vivo 2(2): 37-45.
Nasri N, Saidi I, Kaddour R, Lachaal M. 2015. Effect of salinity on germination, seedling growth and acid phosphatase activity in lettuce. American Journal of Plant Sciences 6: 57-63.
Negrao S, Schmockel S.M, Tester M. 2016. Evaluating physiological responses of plants to salinity stress. Annals of Botany 119: 1-11.
Panggabean FDM, Mawarni L, Nissa TC. 2014. Respon pertumbuhan produksi bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) terhadap waktu pemangkasan dan jarak tanam. J Online Agroteknologi 2(2): 702-711.
Pantilu LI, Mantiri FR, Ai NS, Pandiangan D. 2012. Respons morfologi dan anatomi kecambah kacang kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap intensitas cahaya yang berbeda. J Bioslogos 2(2): 79-87.
Probowati RA, Guritno B, Sumarni T. 2014. Pengaruh tanaman penutup tanah dan jarak tanam pada gulma dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.). J Produksi Tanaman 2(8): 639-647.
Rahil M, Hajjeh H, Qanadillo A. 2013. Effect of saline water application through different irrigation intervals on tomato yield and soil properties. Open J of soil science 3: 143-147.
Sinaga A, Ma’ruf A. 2016. Tanggapan hasil pertumbuhan tanaman jagung akibat pemberian pupuk urea, SP-36 dan KCl. J Universitas Asahan 12(3): 51-58.
Widyastuty M. 2017. Pengaruh benziladenin (BA) dan intensitas cahaya terhadap pembungaan anggrek dendrobium hibrida. Program Pascasarjana Universitas Lampung : Tesis.