• Tidak ada hasil yang ditemukan

the AD\C Iotz Volurne ll

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "the AD\C Iotz Volurne ll"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Proceed"inas

of

the

AD\C

Iotz

Volurne

ll

Sustainable Development

and

Acehnese Welfare:

Opportunities and Challenges

:l!W',,,i*'ttit#,nlit'

onleience

G

Aceh Development

I

rit[inffi

hatT

March 26

-28,2012

lnternational

lslamic

U

niversity

Malaysia

Supported by

v

(2)

----T---Aceh

Development

lnternational

conference

2011

Proceeding

Volume

I

Copyright

@ ADIC

2012

Organizing

Committee

All

rights

reserved

Notice

ln this

book,

or

part thereof,

mav

not

reprinted

in

any

form

or

by

any

means,

electronic

or

mechanical,

including photocopying,

recording

or

any

information

storage

and retrieval

system

now

known

or

to

be

invented,

without

written

permission

from

the

ADIC

2012 Organizing Committee.

Board

of

Editors and Reviewers

Chairman

Dr.

Mohammad lqbal

Bin

Mochtar

Lutfi

(llUM,

Malaysia)

Secretary

Sa lma

n

(llUM,

Malaysia)

Members

Dr. Muslim

Amin

(UTM, Kuala Lumpur)

Dr. M. Shabri Abd.

Majid

(Unsyiah,

Banda

Aceh)

Dr. IVluhammad Abubakar (Unimal, Lhokseumawe)

Dr.

Muhammad Subhan (UUM,

Kedah)

Dr.

Yusrini

Marita

(Politeknik Lhokseumawe)

Dr. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

(UM,

Kuala Lumpur)

Ratna

Mulyani (llUM,

Ma laysia)

Said

Muniruddin,

SE.

Ak, M.Sc (Unsyiah,

Banda

Aceh)

Hasanuddin Yusuf Adan, MA (lAlN Ar-Raniry,

Banda

Aceh)

Azhari Yahya (Monash University, Australia)

Riadi Husaini (Flinders

University,

Australia)

M.

Yasir

Yusuf (USM-Pulau Pinang, Malaysia)

Muhammad Yusran Hadi

(llUM,

Malaysia)

Saiful Akmal (Goethe

University

Frankfurt, Germany)

Dandi Bachtiar (UPM,

Ma laysia)

Rosnina Ghani (UM, Malaysia)

ISBN:

978-967-5742-04-0

(3)

taL-)

I

I

9LL-r11 XIXX uressnH .v.tN pue

qeqel^-lnpqv

.)l.v /le^\uv Jalen^alseM

uotl

uotpnpotd uaSorpIH

lerruaqtolpall

'o

stladsV leluaLuepunJ aqt uo

lpnls

060-zT0z

llcv

IVIN3TANOUIAN] qetzneJ epl uep ououd

olot

!fel^oH uottDltuDs

^qllDaA ueunSuequradr-teledaltad ueLutlnLurad tseltues (dsdd) rp rnlelen qarv

680

ZI0Z llord brpls InJsV uep

ljqlnt

lezlJsV resaS qarv uatednqeJl qelelrM SuenU

elel

eueluoU ueunsnluad Luelep Sueng ltUuolfl

880

Z10Z

lrov

!qeJoL !pqeN pue plpt qellnpqv pa^s urplqv lou!ez p3^s,!pnqqaS qoueqA € d Sutttas ueqln ut

lolol

Jo

suotpunl

aN{]ll

180

Zr0z

ll0!r

rnodqsaueo ezal!lv pue uesnf pqow utg pn[rqEW ,rqeio]

rpqry

poqlat\ (prn)

ugrsao

poralual

rasTl Lro parE{ idpV)

sselord

u8rsec

lernpa]lql.rv

ur uor]relas JlaS

,o

uol]ru!.+ao aul]!

980

ZT0Z ]o!Cr

!qerof

lpqew pue !qu.rf p!qseB paureqol^ ,rnodqsaueo era-qtil uErsaC SursnoH ut

Ale^

d Jo suotldallad SullraJJV slo}treJ E8o-Zr0z

f

rcrlr

pnJqql

arprd qarv rc tuaLudolaAoo o^!leulalilNr urerSord ueeueqelad uep elue9

earv

uep

qelellM

uee]au]ad IaiLrmS OLL-tgL z9 L'Vg L t9L-gv L 9VL-

t'

L

0vL-gtL

vtt-L7.1

r80

zT0z

I

rotl '!pe^qeAS

Fry

s.rolsar Frq

]o

lue urssats$$r

t80-zr0z

lFcnv

renfe!{

lpf

pue unteH etreleZ iJJosnA !ueturns

leuretul

Sursn Lualsls uorleSurl

let!uqlal

uelsauopul

I9010N\frd

peuJqv-ueurelsnS ueurezznJeL!e)l _lml tlaxv bunaln a4rwnas ereJ rLupqeurralft]

z80-zr0z

ls(nr 9ZL-6tL

(4)

SURVEI PEMETAAN

WILAYAH

DAN

AREA

GANJA

DAN

PELAKSANAAN

PROGRAM

ALTERNATIVE DEVELOPMENT

DI

ACEH

PIDIE

Mahfud

Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Jln putrae phang

No

1 Darussalam Banaja Aceh

Email : mahfudsh@yahoo com

Abstrak

Data otentik mengenai operasi pemusnahan ladang ganja yang pernah

d lakukan di Kabupaten pide dari tahun 2005

s.d

2010 yang dipeioeh clarj

Polres Ptdie bahwa ditemukan

7

(tujLth) kecamatan yang;erupakan area

penanaman ganja di Kabupaten Pide yaitu Kecamatan Tangse, Keumala,

l\4Lara lrga. Bardar Bc u.

Tro D.

.e Rdia clan B81cld

DLa

Dari 7 rrLruh

\eca_rala_ .e seo-- 1ar/a 3 {riga, leLa,l drd- .ald ya-q o dTb,ca I ple ,a

L

Program Alternaiive Development

yang

mungkin dikembangka; di

Kabupaten Aceh Pidie sehingga .nencegah masyarakat untuk menanam

ganja yaitu pengembangan tanaman niam, cokjat, cabai merah, kunyit,

pisang kapok

dan

pengembangan peternakan

sapi

mengingat witayah

tertentu yang disurvey sangat cocok keadaan a amnya untuk pengembangan

ternak sap

Kata kunci: Pemetaan, Area, Ganja Atemative Development

Pengantar

Ganja me.upakan salah satu

jenis

narkotlka yang paljng banyak dikonsumsi oleh

penduduk

di

seluruh penjuru dunia saat

)ni

United Nations

Affice

on

Drugs ancl

Cm?e (UNODC) rnelaporkan bahwa sek

iar

162 juta (4 %) darilum ah orang dewasa

yang ada di dunia saat ini mengkonsumsi ganla paling seclikit sekali da am setahun.

Di beberapa negara, lebth dari setengah dari jumlah anak-anak muda telah pernah

mencoba narkotikajenis ganja ini. [1]

Propinsi Aceh telah dikenal sebagai daerah yang memiliki areal ladang ganja paling

luas di lndonesia.Hal ini dikarenakan faktor kesuburan dan Ingkat

cur;thujan

yang

tinggi yang

menghasilkan kualitas

salah satu daun ganja terbaik

di

dunia.BNN

melalui Satuan Tugas Ganja melakukan operasional pemutusan jaringan geJap ganla

menggelar "Operasi

Njla

Rencong"

di

provinsi

Aceh

dalam meredarn fenomena

maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba khususnya narkotika jenis

ganja.

Pada

bulan Januariseptember 2006,

telah

dilaksanakan

operasi

dan

pemusnahan ladang ganja di wilayah provinsi Aceh seluas.187,5 hekta., meliputi:

Aceh

Tenggara,

Aceh

Besar,

Aceh

Pidie

Aceh

Utara, Bireuen, Nagan Raya dan

Gayo Lues. Operasi tersebut telah berhasil memusnahkan 369.732

to;

ganja. [2]

Sejak

diluncurkannya program Alternative Develapment

pada tahun

2006,

(5)

lokal, nas onal, regional dan internasional.Tujuannya adalah untuk memperkenalkan

program tersebut sebagai salah

satu

program

pembebasan masyarakat dari

bertanam liar ganja dan beralih ke tanaman produktif yang berkelanjutan. Salah satu

moment puncak

dalam

tahapan

Prograrn Pembangunan

Alternatif

adalah

diresmikannya Sustanable Alternative Live Haad Developmert (SALD) pada Janua.i

2008 oleh Gubernur NAD yang dihadiri

oleh

Direktur Eksekutif

UNODC dan

Sekretaris Jenderal l\,4ae Fah Luang Foundation (NTFLF) seria masyarakat di Mukim

Lamteuba Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar.

Titik

Lokasi Penanaman Ganja

Kabupaten Pidie merupakan salah satu kabupaten di PropinsiAcelt yang berbatasan

.lengan Kabupaten

Pldie Jaya, Selat

l\,4alaka,

Kabupaten

Aceh

Besar,

dan

Kabupaten

Aceh Barat.

Berdasarkan

hasi

wawancara

dengan pihak

Kepolisian

Resort Pidie (Kepala Kepolisian Resort, Wakil Kepala Kepolisian Resort dan Kepala

Satuan Reserse) dan data otentik rnengenai operasi pemusnahan ladang ganja yang

i)emah dilakukan di Kabupaten Pidie dari tahun 2005

s.d.2010

yang diperoleh dari Polres Pidie bahwa ditemukan 7 kecamatan yang merupakan area penanaman ganja

li

Kabupaten Pidie yaitu Kecamatan Tangse, Keumala, I\ruara Tiga, Bandar Baru,

iiro,

Pante Raja

dan

Banda Dua. Menurut Kapolres Pidie, dari

tujuh

kecamatan

tersebut, Kecamatan Tangse ada ah area yang selalu ditemukan adanya lahan ganja

sepanjang operasi yang dilakukan mulal tahun 2004 s.d 2010. Kecamatan [,4uara

Tiga

adalah Kecamatan

yang

medudukj

posisi

kedua sebagai kecamalan yang

paling sering

ditemukan

area ganja setelah

Kecamatan

Tangse.

Berdasarkan

emuan tesebui, maka dapat disimpulkan bahwa Kecarnatan Tangse merupakan

nrea pe.manen penananran ganja dalam 4 tahun terakhir ini.l3l

[4enurut Kapolres Pidie, untuk menentukan suatu kecamatan adalah area permanen

)enanaman ganja sangatlah sulit karena hal ini sangat tergantung kepada intensitas

Jperasi yang

dllakukan pihaknya. Semakln

sering dan

intensive

suatu

operasi d lakukan disuatu Kecarnatan maka akan semakin sering ditemukan area ganja di kecamatan

yang

bersangkutan. lvlenurutnya, tanan'ran terlarang tersebut tumbuh

.ubur

dl

sepanjang

pegunungan

Kebupaten Pidie

dan

jika

dimapping

maka

kemungkinan

akan bisa ditemukan mulai

dari

Ulee Glee sampai dengan

ke

i)egunungan Keumala, Tangse, Geumpang, dan sampaidengan ke Laweung.[4]

lerdasarkan temuan tersebut,

maka pihak

Polres

Pidie

menyarankan agar Kecamatan Tangse Gampong Krueng Seukuek, Kecamatan Keumala Gampong

r'l]nong dan Kecarnatan Muara Tiga Gampong lngin Jaya dapat dijadikan sebagai

:ampel untuk survei pemetaan area ganja dan Alternative Development ini.

ilerdasarkan

data

yang dperoleh

dari

Polres Pidie bahwa pada tanggal

24

r:eptember

2010 di

Kecamatan Tangse

di

Pegunungan Ujung Dodo Gampong

Krueng Seukuek pihak Polres Pidie

bersar.a

dengan Personil

Dit

Narkoba Polda

Aceh sebanyak

B

(delapan)

orang yang dipimpin

oleh

Komisaris Polisi

lmet

ihairuddin

menemukan lahan ganja

di

pegunungan yang tersebut seluas

3

(tiga)

tektar

(ha) dengan tanaman ganja sebanyak 4500 (empat

ibu

lima ratus) batang

dan

ketjnggian tanaman ganja tersebut rata rata sekitar

2

(dua) meter. Pihaknya

mengakui bahwa

untuk

menuju

titik

lokasi

Pegunungan

Ujung Dodo

Gampong

i(rueng Seukuek pihaknya harus menempuh perjalanan kaki selama

4

(empat) jam

,lari ibukota kecamatan. Dalam operasi gabungan yang dilaksanakan tersebut tidak

liketernukan tersangka

yang

bertangungjawab

terhadap

penanaman

ganJa

tersebut.[5]

f]erdasarkan wawancara yang mendalam yang dilakukan dengan warga Gampong

Krueng Seukuek,

bahwa lokasi

penanaman

ganja

di

Pegunungan

Ujung

Dodo

tersebut merupakan medan yang sangat sulit ditempuh karena iokasinya yang terlalu 136

(6)

terjal

Hai in menyebabkan area penanaman tersebut merupakan sangat strategis

dan tidak terdeteksi oleh masyarakat yang djakibatkan sangat jauh dari pemukiman

penduduk.

Aparatur

pedesaan

dan

masyarakat Krueng

Seukuek yakin

bahwa

masyarakat Gampong Krueng Seukuek

tidak

bertanggungjawab

atas

perbuatan

melangar hukum

tersebut,

ini

adalah

perbuatan

terlarang yang

dilakukan oJeh

l\,4asyarakat luar Gampong mereka karena pegunungan Ujung Dodo tersebut dapat

juga dijangkau oleh masyarakat dari Gampong lainnya.

Kecarnatan kedua

yang

menjadi

sampel

penelitian adalah Kecamatan Keumala.

Berdasarkan

wawancara

mendalam

dengan

masyarakat

di

Gampong Tunong

Kecamatan Keumala bahwa pada tahun 2006 terdapat area ganja

di

pegunungan

Cot

Puuk HLrtan Maneh sekitar 12 (dua belas) hektar. Hal

ini

sesuai

de;gan

data

yang

diperoleh

dari

Polres Pidie bahwa pada tanggal

1B

Apdl 2006

pihaknya

menemukan area ganja seperti yang diutarakan oleh masyarakat Gar.pong Tunong

tersebut. Pihaknya

juga

telah menangkap tersangka penanam ganja sebanyak 6

(enam) orang

dan

mereka

telah

diproses secara hukum

yang

berJaku. Menurut

indept

informan,

di

Gampong

Tunong banyak lahan ganja pada masa

konflik

bersenjata antara pihak TNI dengan GAM. N,4asyarakat laki laki yang takut pulang ke

gampong karena banyak

TNI

maka merekamemilih tinggal

di

hutan untuk waktu

yang lama

dan

sebagai alternatif

pekerjaan

dj

hutan mereka

rnengusahakan

tanan'ran ganja

di

lokasi persembunyian mereka. Lokasi tersebut sangat

jauh

dari

Gampong Tunong

dan

baru dapat dijangkau setelah seharian perjalanan cjengan

kaki dari Gampong Tunong ke titik penanaman, Cot puuk. Ganja tersebut pada masa

konflik mereka tukarkan denqan makanan.

Selanjutnya, pada ianggal 11 Maret 2008 pihak polres pidie juga menemukan lahan

ganja di Kecamatan l\.4uara Tiga di area Perbukitan TLti

cajah

Gampong lngin Jaya

seluas kira-kira

2

(dua) hektar lebih. Pihaknya

juga

berhasil menangkap

7

(tujuh)

orang tersangka penanam ganja. Menurut

para

sebagjan besar indept informan

Garnpong Ingin Jaya bahwa masyarakat mengetahui adanya lahan ganja tersebut di

desa mereka sejak masa konflik dulu namun rnereka tidak berani berbuat apa apa.

Mereka menambahkan bahwa petani ganja tercebut bukanlah warga Gampong lngin

Jaya tetapi

petani tersebut berasal

dai

Lamteuba karena Gampong

lngin

Jaya

Kecamatan Keumala pegunungannya berbatasan langsung dengan Lamteuba Aceh

Besar. Salah seorang indept informan juga mengatakan bahwa petani ganja di desa

mereka adalah para warga dari Desa Reude!p.

Berdasarkan hasil diskusi terfokus (FGD) dengan responden masyarakat sebanyak

dua kali bahwa lokasi penanaman ganja dilakukan

di

lokasi yang jauh dari kebun

warga desa. lvlenurut diskusi di Kecamatan Tangse bahwa lokasi tersebut blasanya

baru diketahui oleh warga desa jika ada warga desa yang tjdak sengaja melihatnya

saat mereka ingin membuka lahan baru, saat mereka meJintasi jalan yang berbeda

saat mereka ke kebun atau saat rnereka sedang berburu kancil di hutan. Sedangkan

masyarakat campong lngin Jaya Kecamatan Muara Tiga bahwa mereka menyadari

adanya tanaman ganja tersebut

sejak pada

rnasa konflik

dulu

bukan hanya di

Perbukitan

Tui

Gajah

saja

melainkan

juga

di

Perbukitan Ganui. Akan tetapi pada

saat konflik iiu masyarakat tidak bisa berbuat apa apa karena takut jikalau tanaman

itu adalah milik para petani yang memiliki senjata. Gemparnya berita adanya area

penanarnan ganja di Garnpong lngin Jaya adalah ketika dilakukan operasioleh plhak

Polres Pidie pada tahun 2008 di Perbukitan TuiGajah.

Berdasarkan penjelasan penjelasan dalam FGD dan wawancara rnendalam dengan

sebagian responden bahwa pada dasarnya masyarakat mempunyai persepsi yang

sama bahwa menanam ganja tersebut adalah perbuatan

yang

bertentangan baik

dengan

hukum negara maupun

aturan

agama. Namun demikian karena alasan

(7)

Djsamping itu, konflik bersenjata yang melanda Aceh juga te ah mendorong adanya

kegiatan

jegal

ini

karena pada saat konflik peredaran ganja

dl

Aceh sangat sulit

diawasi. Hal yang ..enarik

ditemukan

saat FGD yaitu para tokoh

masyarakat

Kecamatan Tangse lebih berani dibandingkan dengan tokoh masyarakat Kecamatan

Muara

Tiga

dalam

hal

pemberatantasan aTea ganja

di

desa rnereka. Para tokoh

masyarakat Kecamatan

Tangse

akan berani

memusnahkan

lahan ganja

yang

mereka temukan

di

desa

mereka

sete

ah

berkoordinasi

dengan

phak

yang

berwenang mengingat keberadaan

lahan tersebut

merusak

citra desa

mereka.

Sedangkan para tokoh Gampong lngin Jaya menyatakan bahwa mereka tidak beranr

memusnahkan lahan ganja yang mereka temukan di desa mereka meskipun tidak

tahu

sapa

pemiliknya dengan

alasan

bahwa

itu

bukanlah kewenangan mereka

melainkan kewenangan pihak kepolislan Mereka hanya berani melaporkannya sala

kepada pihak kepolisian. Lokas survey yang terdiri atas 3 (tiga) desa inl merupakan

daerah kaki gunung yang merupakan wilayah ditemukannya lahan ganja oleh Polres

Pidie. Desa-desa tercebut

adalah

Kecamatan Tangse Gampong Krueng Seukuek,

Kecamatan Keumala Gampong Tunong dan Kecamatan Muara Tiga Gampong lngin Jaya.

Program Alternative Development yang Potensial.

Gampong

Krueng Seukuek

Kecamatan

Tangse. Apabla dilihat

potensi alam,

Gampong Krueng Seukuek memiliki luas area sekitar 170 km2 Areal hutan adalah

bagian terbesar

dari

area

Gampong Krueng Seukuek

yaitu

sekitar

300

ha.

Selebihnya

yaitu area

pertanian

sekitar

150

ha

dan

perkebunan

sekitar

120 ha.

Meskipun demikian, pemanfaatan lahan desa untuk perkebunan baru mencapai 100

ha

(umumnya coklat

dan

pinang),

dan

penggunaan

areal hutan baru

mencapat sekitar 230 ha.

Jens

mata

pencaharian penduduk

terbanyak adalah

di

sektor

pertanian dan

perkebunan. Sebagian besar masyarakat adalah petani (sawah, cabai, nilam) dan

pekebun (coklat,

pinang)

Sebagian kecll adalah buruh tani dan buruh perkebunan

yang bekerja berdasarkan upah harian. Misalnya bagi buruh tani pada saat musirr

panen padi maka mereka akan diupah sebesar

50 ribu

ruplah perhari (dari satu

petak sawah yang akan dipanen

terdiri dari

beberapa buruh

tani

yang bekerja).

Pekerjaan sampingan

yaitu

berternak

sapi

(menurut keuchik hanya

satu

kepaa

keluarga saja yang berternak sapi sebagal pekerjaan sampingan karena rnengingat

kurangnya lahan untuk berternak sapi dan biasanya sapi hanya diLepas pada saat

muslm selesai panen saja)

dan

unggas. Berdasarkan

hasil

pengamatan peneliti

bahwa Gampong Krueng Sekuek

lni

memjllki

lahan

yang

potensial

untuk

pengembangan kebun coklat, lanaman nilam dan cabal karena tingkat kesuburan tanah yang cocok.

N,4enurut Sekretaris

Desa

Kruenq Seukuek selain coklat, Nilam adalah tanaman

sangat menjanjikan untuk diusahakan di gampong

ini.

Hal ini telah dibuktkan oleh

seorang petani nilarr yang merupakan seorang pendatang dari Aceh Selatan yang

bernama Pardi. lvlenurut Pardi, masyarakat yang ada di Gampong Krueng Seukuek

rata-rata setiap kepala keluarga dapat memiliki

tanah

kebun

sekitar

1

(satu) ha

karena

begtu

luasnya

area

pegunungan

yang

ada

di

gampong. Berdasarkan

pengalamannya menanam nilarn

di

lereng gunung Tangse sebagai

uji coba,

ia menghasikan kualitas mjnyak nilam yang terbaik. Nilam tersebut disuling melalui

ketel

(penyulingan)

nllam

yang

dibangunnya

sendiri secara

konvensional.

Ketel/penyulingan te.sebut dibangunnya dengan menghabiskan dana sekitar 2 (dua)

juta rupiah. la berkesimpulan bahwa kualitas n lam yang ditanam di Tangse adalah

sama

baiknya

dengan kualitas

nilam

di

Aceh

Selatan. Disamping

itu,

jika dibandingkan dengan

nilam yang

ditanam

di

lVeulaboh,

nilam yang

ditanam di

(8)

Tangse menghasilkan minyak yang lebaih banyak. Menurutnya, nilam Tangse yang

dimasukkan dalam satu drum sarnbung (penyulingan/ketel)

menghasitkani

(tujuh)

ons

minyak nilam. Sedangkan nilam

yang

ditanam

di

Meulaboh hanya mampu

menghasilkan minyaknya sebanyak 7 (tujuh) ons apabila dimasukkan nllam ke dalam

2

(dua) drum sambung. Dengan dernikjan, nilam di Tangse mampu menghasilkan mlnyak

dua kali lipat dari pada

nilam

yang

ditanam

di

[IeuJaboh.

Nita;

adalah

tanaman yang memiliki prospek yang sangat cerah mengingat harganya perliter bisa

mencapai

Rp.

500.000,-. Bahkan

pada

tahun

1998 dahulu harganya

perliter

rnencapai

Rp

1.000.000 -..

Disamping nilam, tanarnan coklat adalah juga tanaman yang sangat potential juga untuk dikembangkan

di

Gampong Krueng Seukeuk

Keca;atan-Tangse. Hal

inj

mengingat coklat yang dihasilkan di gampong

inijuga

memitiki kualitas

tang

terbaik

dan

luasnya

area

perbukitan

yang belum

digarap

di

gampong

ini

meriberikan peluang

yang besar

kepada masyarakat

untuk

mengusahaka; tanaman coklat. Dengan demikian

dapat

disimpulkan

bahwa,

baik coklat ntaupun nilam

adalah

tanaman yang poteniial untuk dikembangkan bagi masyarakat yang didukung oleh sumber daya alam sepertj

di

gampong

ini

karena kedua tanaman tersebut sudah

memiliki pangsa pasar yang jelas dan nilal jual yang tinggi

Gampong

Tunong

Kecamatan Keumala. Jenis mata

pencaharian penduduk

terbanyak adalah di sektor pertanian dan perkebunan. Sebagian besar masyarakat adalah petani (sawah,

cabai,

tomat)

dan

pekebun

(pada

umumnya pinang dan

kunyit. Hanya sebagian

kecil

petani

saja yang baru

mengusahakan coklat;.

Pekerjaan sampingan

warga

Gampong

Tunong yaitu

bertemak

sapi

mengingat

luasnya lahan untuk berternak sapi dan

kerbau Binatang

ternak tersebut hanya

dilepas di pinggiran Sungai Tunong yang memiliki padang rumput yang sangat luas

sefta

sumber

air

yang cukup.

Berdasarkan

hasil

pengamatan

penellti

bahwa

Gampong Tunong

ini

memjliki lahan

yang

potensial untuk pengembangan kebun

coklal, kunyt dan

cabai

karena tingkat kesuburan tanah yang cocok bagi tanaman

lersebul dan sJmber a f Vang mencu<Ltpi.

Gampong

lngin

Jaya

Kecamatan Muara

Tiga.

Apabila dilihat potensi

alam,

Gampong Tunong memiliki lahan pertanian sekitar 162,5 ha (lahan desa, sawah dan

ladang),

perkebunan

rakyat sekitar

900

ha,

dan

areal hutan sekjtar 1000

ha.

Penggunaan lahan

desa

untuk peiranian

baru

mencapai .137,5

ha,

penggunaan

lahan perkebunan baru mencapai 300

ha

(pisang, cokiat),

dan

penggunain areal

hutan baru mencapai sekitar 700

ha

Jenis mata pencaharjan penduduk terbanyak

adalah

di

sekior pe(anian dan

perkebunan. Sebagian besar masyarakat adalah

petani

(sawah, cabai,

tomat) dan

pekebun

(pada

umumnya pisang

dan

coklat).

Hanya sebagian kecil warga saja yang berkerja sebagai nelayan karena Gampong

ini

JUga terletak

dekat

dengan

laut

(pesisir laweung).

Berdasaftan

hasil survey

bahwa Gampong lngin Jaya ini memiliki lahan yang potensial untuk pengembangan

tanaman coklat, pisang dan cabai.

Kesimpula n

Diantara sekian tempat penanaman ganla

di

Kabupaten pidie, Kecamatan Tangse,

Kecamatan Keumala

dan

Kecamatan

Muara Tiga

adalah

titik

titik

lokasi

yang

berdsarkan operasi yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Resort

pidie

dari tahun

2005

s.d

2010 diten'tukan lahan penanaman ganja.

Di

Kecamatan Tangse, lokasi

penanaman ganja dilakukan

di

Pegunungan Ujung Dodo. Di Kecamatan Keumala,

titik

lokasi penanamn ganja dilakukan

di

Pegunungan Cot puuk Gampong Tunong

dan

di

Kecamatan l\,4uara

Tga,

penanaman tanaman

ganja

sebagai salah satu

bentuk narkotika golongan

lll

ini

ditakukkan

di

Tui

cajah

campong lngin

Jaya.

(9)

potensial untuk pengembangan tanaman nilam, coklat dan cabai. Gampong Tunong

sangat potensial untuk pengembangan tanaman coklat, tomat dan cabai. Gampong

lngin Jaya sangat potensial untuk pengembangan tanaman pisang, coklat dan cabai.

Referensi

[1] lnformaton

on

http:wwwunodc.org/Lrnodc/en/fronlpage/

why-should-we-care-about-cannabis.html

[2]

Lampiran Protokol Lapangan-Survey Penilajan lnirastruktur pada

5

Kecamatan di

Kabupaten Aceh Besar, Propinsi Aceh tahun 2A09 hal.

2

disampaikan o eh Sekretariat

Pelaksana Ha an Desk Alternative Development Badan Narkotjka Nasional Tahun 2009

pada Workshop di Unsyian

[3]

Wawancara dengan Dumadi Kepala Kepolisian Resort Aceh Pidje

[4]

rbid

[5]

Wawancara dengan [,4. Ali Khadafi, Wakil Kepala Kepolisian Resort Aceh Pjdie

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian jika dilihat dari efektivi- tas pelaksanaan pengujian dari masing- masing bidang pengujian yang telah ditelusu- ri, sudah ditunjang dengan ketersedian data yang

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh

Dari hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 1978-1989 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan kemudian dilanjutkan melalui kerjasama penelitian dengan University of

Dengan demikian, 10 laboratorium peserta tersebut dapat dinyatakan sukses mengikuti program uji profisiensi untuk pengukuran gas emisi menggunakan peralatan gas analyzer.. Kata

4.4.7 Analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) Pada Sales and Marketing Department di AlamKulKul Boutique Resort Kuta-Bali

Ide cerita pada video clip animasi ini adalah membuat suatu video clip band dengan menggunakan animasi kartun agar terlihat berbeda dengan video-video clip band lainnya

Sumber Es Makmur juga memiliki Tujuan yaitu untuk menjadikan satu-satunya perusahaan yang menghadirkan kembali kenangan tempo dulu dengan produk unggulan es lilin

Adapun masalah dalam penelitian yang dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana merancang sistem data mining pada database persediaan item obat- obatan di apotek