• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Bahan Ajar Teks Eksposisi dengan Aplikasi Adobe Flash pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso Tahun Ajaran 2018/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Bahan Ajar Teks Eksposisi dengan Aplikasi Adobe Flash pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso Tahun Ajaran 2018/2019"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 61 Pengembangan Bahan Ajar Teks Eksposisi dengan Aplikasi Adobe Flash

pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso Tahun Ajaran 2018/2019

Sitti Rofiatul Holifah

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma holifahrbindo@gmail.com

Abstrak: Bahan ajar adalah salah satu alternatif pemerintah dalam usahanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan suatu bahan ajar yang lebih baik, sehingga wawasan peserta didik dalam pembelajaran teks eksposisi semakin banyak dan berkembang. Dalam kurikulum terbaru, siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran, dan peran guru sebagai fasilitator. Sementara itu, dalam realitas pendidikan di lapangan, kita lihat banyak pendidik yang masih menggunakan bahan ajar yang konvensional, yaitu bahan ajar yang tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusunnya sendiri. Dengan demikian, sangat dimungkinkan jika bahan ajar yang mereka pakai itu tidak kontekstual, tidak menarik, monoton, dan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk berperan aktif dan kreatif membuat sebuah bahan ajar yang tak lagi berbentuk sebuah media cetak. Namun, dapat dikembangkan dengan beberapa pilihan, aplikasi salah satunya adobe flash yang dapat dibuka dimana saja dan kapan saja. Mengingat kenyataan bahwa pengembangan bahan ajar teks eksposisi belum pernah dilakukan oleh peneliti lain dan kurangnya peran pendidik dalam mengembangkan kreativitas pendekatan aplikasi Adobe Flash mereka untuk merancang, menyiapkan, dan membuat bahan ajar secara matang yang kaya inovasi sesuai dengan jaman saat ini, maka peneliti terdorong untuk mengambil judul “Pengembangan Bahan ajar Teks Eksposisi dengan Pendekatan Aplikasi Adobe Flash pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso Tahun Ajaran 2018-2019”.

Metode yang digunakan dalam pengembangan ini yakni Borg and Gell menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan (reserch and

development/R&D). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, teks eksposisi l pada siswa kelas X MIPA 4 di SMA N 1 Tenggarang melalui media adobe flash, ini dapat dikatakan layak untuk menjadi media pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis validasi ahli media, produk perangkat soal ini mendapat nilai rata-rata 83% untuk keseluruhan aspek.

Hasil analisis validasi ahli materi, untuk keseluruhan isi materi mendapatkan nilai rata-rata 86%. Hasil analisis uji coba praktisi (guru), untuk keseluruhan aspek mendapat nilai 89%, jadi media pembelajaran interaktif tersebut

mendapatkan pernyataan Sangat Layak untuk diimplementasikan di lapangan. Sedangkan hasil analisis uji coba siswa untuk keseluruhan aspek karena

persentase untuk keseluruhan soal mencapai 61%-80%, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran teks eksposisi melalui media Adobe Flash telah sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran.

(2)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 62 Kata kunci: Pengembangan, Bahan Ajar, Teks Eksposisi, Aplikasi Adobe

Flash.

PENDAHULUAN

Bahan ajar adalah salah satu alternatif pemerintah dalam usahanya untuk mencapai tujuan pendidikan. Inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan suatu bahan ajar yang lebih baik, sehingga wawasan peserta didik dalam pembelajaran teks eksposisi semakin banyak dan berkembang. Menulis bahan ajar berarti

mengajarkan sesuatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, Bahasa yang digunakan pun bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal, melainkan bahasa yang setengah formal dan lisan. Mengingat bahwa pengembangan bahan ajar merupakan suatu kegiatan yang penting dilakukan sebagai penunjang dalam pembelajaran siswa, maka pengembangan bahan ajar perlu digiatkan lagi. Proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan adalah pembelajaran yang menggunakan sumber, media, dan berbagai penunjang

pembelajaran yang lainnya, khususnya buku pelajaran. Begitu pentingnya buku sebagai bahan pembelajaran, maka penting bagi kita untuk mengembangkannya,

khususnya bahan ajar teks eksposisi. Pentingnya mengembangkan bahan ajar teks eksposisi dilatarbelakangi permasalahan minimnya informasi yang diperoleh siswa dari buku teks yang disediakan pemerintah, sehingga guru perlu menjelaskan untuk membantu perolehan

pengetahuan dan pemahaman siswa. Dalam kurikulum terbaru, siswa dituntut aktif dalam proses

pembelajaran, dan peran guru sebagai fasilitator. Sementara itu, dalam realitas pendidikan di

lapangan, kita lihat banyak pendidik yang masih menggunakan bahan ajar yang konvensional, yaitu bahan ajar yang tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa upaya

merencanakan, menyiapkan, dan menyusunnya sendiri. Dengan demikian, sangat dimungkinkan jika bahan ajar yang mereka pakai itu tidak kontekstual, tidak menarik, monoton, dan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kita tentu tahu, bahwa pembelajaran yang menarik, efektif, dan efisien

membutuhkan bahan ajar yang tidak cukup hanya seperti itu. Seorang pendidik dituntut kreativitasnya untuk mampu menyusun bahan ajar yang inovatif, variatif, menarik, kontekstual, dan sesuai dengan tingkat kebutuhan peserta didik. Tentunya, yang paling paham mengenai hal ini adalah pendidik pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Maka dari itu, ketika bahan ajar dibuat oleh pendidik, pembelajaran bakal menjadi lebih menarik dan mengesankan bagi peserta didik. Selain itu, kegiatan pembelajaran pun tidak

membosankan dan tidak menjemukan.

Oleh karena itu guru dituntut untuk berperan aktif dan kreatif membuat sebuah bahan ajar yang tak lagi berbentuk sebuah media cetak. Namun, dapat dikembangkan dengan beberapa pilihan, aplikasi salah satunya adobe flash yang dapat dibuka dimana saja dan kapan saja. Aplikasi Adobe Flash merupakan

(3)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 63 sebuah program aplikasi standar

aunthoring tool yang dikeluarkan oleh perusahaan Internasional adobe yang digunakan untuk membuat teks, video, animasi vektor dan bitmap yang sangat menakjubkan untuk keperluan pembelajaran,

pembangunan situs web, banner, tombol animasi, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver, dan pembuatan situs web atau pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya.

Pengembang memiliki inspirasi untuk melakukan pengembangan media berbasis Adobe Flash. Materi yang akan disajikan dalam bahan ajar yakni teks eksposisi dengan pendekatan aplikasi Adobe Flash sesuai dengan

kurikulum 2013 revisi

Mengingat kenyataan bahwa pengembangan bahan ajar teks eksposisi belum pernah dilakukan oleh peneliti lain dan kurangnya peran pendidik dalam

mengembangkan kreativitas pendekatan aplikasi Adobe Flash mereka untuk merancang,

menyiapkan, dan membuat bahan ajar secara matang yang kaya inovasi sesuai dengan jaman saat ini, maka peneliti terdorong untuk mengambil judul “Pengembangan Bahan ajar Teks Eksposisi dengan Aplikasi Adobe Flash pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso Tahun Ajaran 2018-2019”.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. analisis kebutuhan bahan ajar teks eksposisi dengan aplikasi Adobe

Flash terhadap siswa kelas X semester Genap SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso Tahun Ajaran 2018-2019.

b. Mengembangkan kelayakan pengembangan bahan ajar teks

eksposisi dengan aplikasi Adobe Flash terhadap siswa

kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso Tahun Ajaran 2018-2019.

METODE PENELITIAN Menurut Borg and Gell

(1988)dalam Sugiono (2007:9) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan (reserch and

development/R&D) merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Model yang

digunakan adalah model penelitian dan pengembangan versi Borg and Gall (1989) dalam Sukmadinata (2016:169-170) sepuluh langkah pelaksanaannya strategi penelitian dan pengembangan, yaitu:

1.Penelitian dan pengumpulan informasi (reserch and information collecting) Penelitian dan

pengumpulan informasi diperlukan untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan. a.Studi kepustakaan mengenai teori yang berhubungan dengan bahan ajar pembelajaran teks eksposisi untuk siswa kelas X SMA/MA berbasis Adobe Flash.

(4)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 64 b. Studi lapangan dengan

menyebarkan angket kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso tahun pelajaran 2018-2019 dan pemberian kuisioner kepada guru Bahasa Indonesia di SMA N 1 Tenggarang Bondowoso. Studi lapangan ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru mengenai bahan ajar. Studi lapangan ini kemudian akan

dianalisis kebutuhan sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan guru dalam proses belajar, sehingga pengembang dapat mengembangkan medai pembelajaran sesuia dengan kebutuhan guru dann siswa. 2.Perancaan (planning) Menyusun rencana penelitian, meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.

3.Pengembangan draf produk (develop prelimary form of product) Pengembangan media pembelajaran, proses pembelajaran, instrumen evaluasi

4.Uji coba lapangan awal

(preliminarry field testing) Uji coba di lapangan pada subjek uji coba. Selama uji coba diadakan

pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.

5.Merevisi hasil uji coba (main product revision) Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. 6.Uji coba lapangan (main field testing) Melakukan uji coba yang lebih luas pada subjek uji coba.

7.Penyempurnaan produk uji coba lapangan (operasional product revision) Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan.

8.Uji coba lapangan (operasional field testing) Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi serta analisis hasilnya. 9.Penyempurnaan produk akhir (Final product revision)

Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan

10.Deseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) Publikasi dan penerapan

pengembangan dan penyusunan media pembelajaran.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner atau sering dikenal sebagai angket. Menurur Arikunto (2015:42) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).

Intrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembah angket siswa, lembar kuisioner guru dan lembar penilaian mengenai kelayakan media pembelajaran berbasis Adobe Flash. Lembar angket untuk siswa dan lembar kuesioner untuk guru digunakan untuk mengumpulkan data

kebutuhan siswa dan guru mengenai media pembelajaran.

Teknik Analisis Data

penelitian ini menggunakan analisis deskriptif sesuai dengan prosedur pengembangan yang dilakukan. Tahap awal pengembangan ini dilakukan dengan pembuatan produk

(5)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 65 awal bebasis Adobe Flash.

Kemudian divalidasi oleh ahli materi dan ahli media selanjutnya diperoleh revisi pengembangan tahap I. Tahap selanjutnya, yaitu penilaian oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA N 1 Tenggarang yang

selanjtnya dihasilkan revisi produk tahap II. Tahapan selanjutnya yaitu tahap uji coba lapangan yang sleanjutnya dihasilkan revisi

pengembangan tahap III. Dari ketiga tahap revisi produk tersebut, maka dihasilkan produk akhir media berbasis Adobe Flash sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia. Data kuantitatif yang diperoleh dari para responden melalui kuesioner dengan skala Likert

HASIL PENGEMBANGAN Analisis kebutuhan (need assessment) merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam kegiatan penelitian di bidang pengembangan. Dwiyogo (2001:1) mengemukakan tiga hal penting yang harus

dilaksanakan dalam kegiatan penelitian pengembangan yaitu analisis kebutuhan,

mengembangankan produk, dan menguji coba produk. Analisis tersebut dimaksud untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan guna mengatasi masalah yang ditemui dalam kegiatan

pendidikan/pembelajaran. Dengan demikian diharapkan produk yang dihasilkan benar-benar produk yang sesuai dengan kebutuhan.

Analisis kebutuhan ini telah dilakukan melalui observasi

langsung dan angket, untuk penyebaran angket dilaksanakan pada tanggal 15 november 2018

untuk mengetahui kondisi sekolah. Selain itu observasi juga ditujukan guna memahami kompetensi dari 32 siswa di kelas X dan seorang guru Bahasa Indonesia berkaiatan dengan teks eksposisi.

Untuk lebih menghasilkan hasil analisis yang baik, maka perlu dilakukan validasi instrumen terlebih dahulu tentang kebutuhan terhadap media pembelajaran, selanjutnya penyebaran angket terhadap siswa dan guru Bahasa Indonesia.

Dari hasil pada data tersebut diperoleh bahwa jumlah skor lembar validasi instrumen kebutuhan siswa yaitu 43. Berdasarkan kriteria pedoman penilaian yang telah ditentukan dapat disimpulkan bahwa angket analisis siswa dinyatakan sangat baik, sehingga angket tersebut layak untuk digunakan dengan sedikit revisi.

Dari penjabaran hasil analisis kebutuhan siswa, dapat disimpulkan bahwa 66% siswa setuju bahwa pembelajaran lebih menyenangkan jika disajikan melalui media pembelajaran yang variatif dan interaktif. 93% siswa sangat setuju untuk menggunakan media

pembelajaran berbasis multimedia yang di dalamnya terdapat video, animasi, maupun gambar yang menarik untuk membantu

pemahaman siswa. 66% siswa setuju materi teks eksposisi akan lebih dipahami dengan menggunakan media lain yang lebih variatif dan interaktif. 72% siswa setuju media pembalajaran teks eksposisi dapat memudahkan siswa dalam efektivitas belajar.

(6)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 66 Dari penjabaran hasil analisis

motivasi belajar Bahasa Indonesia siswa, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar Bahasa Indonesia siswa khususnya untuk materi teks eksposisi tinggi. Ini terlihat dari jawaban siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang Bondowoso. 81% siswa sangat setuju jika mereka selalu berusaha untuk tekun belajar teks eksposisi. 75% siswa kurang setuju jika menggunakan buku Bahasa Indonesia (BSE) dalam belajar materi Teks Eksposisi, membuat mereka terdorong untuk

menyelesaikan tugas tepat waktu. Oleh karena itu peneliti

menyimpulkan bahwa media

multimedia yang akan dikembangkan oleh pengembang memang menjadi kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.

Hasil analisis diperoleh bahwa jumlah skor lembar valiadasi instrumen kebutuhan guru yaitu 43. Berdasarkan kriteria pedoman

penilaian yang telah ditentukan dapat disimpulkan bahwa angket analisis kebutuhan guru dinyatakan sangat baik, sehingga angket tersebut sangat layak untuk digunakan dengan sedikit revisi. Adapun saran yang harus di perbaiki pda petunjuk gunukana bahasa yang lebih santun,aspek yang dinilai, harus menggunakan kata ganti orang I, dan kalimat yang belum lengkap dan salah pengetikan harus dilengkapi.

Data analisis kebutuhan guru diperoleh dari respon guru tentang kebutuhan apa saja poyang

dibutuhkan oleh guru pada media pembelajaran interaktif yang akan dikembangkan. Dalam analisis kebutuhan guru ini, pengembang

membuat 15 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan guru sebelum peneliti mengembangkan sebuah produk.

Dari penjabaran diagram hasil kebutuhan guru, dapat disimpulkan bahwa guru setuju apabila pembelajaran perlu dikembangkan dengan media interkatif dan variatif. 100% guru menyatakan sangat setuju pada pernyataan perlu mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. 75% guru menyatakan setuju bila media pembelajaran sebaiknya berbbasis teknologi informasi komunikasi. Djamarah (2013:123) ternyata teknologi yang disepakati sebagai media itu tidak hanya sebagai alat bantu. Tetapi sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu 100% diperlukan media pembelajaran teks eksposisi dengan mengatasi kesulitan pemahaman siswa.

Media pembelajaran

interaktif ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari guru dan siswa pada materi teks eksposisi, maka media pembelajaran ini dirancang dengan menyesuaikannya pengguna dan tujuan pembuatannya. Sesuai dengan materinya yakni teks eksposisi berdasarkan kontekstual, jadi media ini dibuat dengan menggunakan variatif untuk tampilan dan suara dari medianya.

Tahapan desain pada media pembelajaran ini berguna agar media pembelajaran interaktif yang

dikembangkan memuat materi yang sesuai dan juga memiliki tampilan yang mudah digunakan untuk guru

(7)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 67 Bahasa Indonesia serta siswa kelas

SMA. Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah media pembelajaran interaktif teks eksposisi melalui adobe flash dimasukkan ke dalam bentuk CD (Compack Disk) dan dioperasikan melalui perangkat komputer dalam bentuk program aplikasi. Softwere media pembelajaran berbasis komputer ini dirancang sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan di sekolah untuk SMA kelas X. Media pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari (1) intro, (2) menu depan, (3) petunjuk

penggunaan media pembelajaran, (4) Materi, (5) evaluasi, dan diakhiri dengan (6) profil.

Hasil data yang diperoleh dari validasi ahli media dalam aspek tampilan mendapatkan nilai 85%. Aspek yang meliputi: 1) ketepatan pemilihan warna background, 2) komposisi dan kombinasi warna dan templete, 3) keserasian warna

background dengan warna tulisan, 4) ketepatan pemilihan warna, jenis, dan ukuran huruf, 5) ketepatan ukuran gambar dengan komposisi ukuran tulisan, 6) ketepatan pemilihan latar musik, 7) sajian animasi, 8) ketepatan ukuran tombol dan pengembangannya, dan 9) kejelasan audio dalam sajian contoh-contoh materi dan evaluasi.

Aspek pemograman

memperoleh nilai 83%. Aspek yang meliputi: 1) kejelasan petunjuk penggunaan program, 2) kemudahan penggunaan, 3) kemudahan navigasi, 4) kemudahan penggunaan tombol, 5) tingkat interaktivitas siswa dengan media, dan 6) pemberian umpan balik terhadap respon siswa.

Jadi, rata-rata dari seluruh hasil validasi ahli media mendapat nilai 83%. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar teks eksposisi dengan menggunakan media Adobe Flash layak digunakan dan dapat diimplementasikan di lapangan dengan beberapa revisi berdasarkan saran yang telah diberikan oleh ahli media. Aspek yang peru direvisi yakni laman peristiwa memuat tombol isi per pokok bahasan dan tombol Home ada pada setiap laman.

Hasil data yang diperoleh dari validasi ahli materi dalam aspek pembelajaran yakni 85% meliputi: 1) kesesuaian materi dengan

kompetensi inti, 2) kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, 3)

kejelasan petunjuk belajar, 4) ketepatan pemilihan bahasa dalam memberikan uraian materi dan evaluasi, 5) ketepatan bentuk uraian materi, contoh-contoh, dan evaluasi, 6) kemudahan petunjuk uraian belajar dan petunjuk mengerjakan soal evaluasi, 7)pemberian umpan balik terhadap jawaban siswa, 8) pembahasan yang diberikan dalam evaluasi, 9) membantu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, dan 10) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten.

Aspek isi yang memperoleh nilai 86% dengan uraian indikator sebagai berikut. 1) kebenaran uraian materi, 2) kedalaman isi, 3) kejelasan uraian materi, 4) kemudahan dalam pemahaman materi, 5) kemenarikan penyajian materi, 6) pemaparan materi yang logis, 7) kesesuaian contoh dengan materi, 8) kesesuaian evaluasi dengan materi, 9)

kesesuaian materi dengan kompetensi belajar, 10) kualitas

(8)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 68 bentuk evaluasi dan penilaian, dan

11) kecukupan materi dan evaluasi untuk pencapaian kompetensi.

Jadi dari seluruh hasil validasi ahli materi mendapat nilai 86%. Hal ini menunjukkan bahwa bahan/materi pembelajaran teks eksposisi untuk siswa kelas X di SMA N 1 Tenggarang Bondowoso dengan melalui media Adobe Flash sangat layak digunakan dan dapat diimplementasikan di lapangan tanpa ada revisi.

Hasil data yang diperoleh dari validasi oleh guru mata pelajaran dalam aspek kesesuain dengan perkembangan peserta didik yang meliputi: (1) pengembangan media pembelajaran materi teks eksposisi yang dikembangkan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik kelas X SMA N 1 Tenggarang Bondowoso sehingga media

pembelajaran tersebut dapat dengan mudah dipahami, dan (2)

pengembangan media pembelajaran melalui media adobe flash yang dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan sosial dan emosional peserta didik kelas X SMA N 1 Tenggarang Bondowoso sehingga media pembelajaran tidak

mengganggu dan mempengaruhi pikiran dan perasaan peserta didik secara negative mendapat nilai 88%.

Aspek kesatuan gagasan yang meliputi: (1) pengembangan media pembelajaran materi teks eksposisi melalui media adobe flash yang dikembangkan mencerminkan kesatuan bahan yang utuh sehingga tidak ada latihan yang lepas dari materi, dan (2) pengembangan media pembelajaran materi teks eksposisi

melalui media adobe flash yang dikembangkan mencerminkan kesatuan bahan yang utuh sehingga tidak ada latihan yang lepas dari materi.mendapat nilai 88%.

Aspek kelayakan teknik penyajian yang meliputi: (1) sistematika penyajian dalam setiap submateri telah ditata secara

konsisten, (2) penyajian dalam setiap KD dalam media pembelajaran teks eksposisi telah ditata secara kosisten, dan (3) setiap latihan telah disusun dengan seimbang mendapat nilai 92%.

Aspek kelayakan penyajian pembelajaran yang meliputi: (1) media pembelajaran yang dikembangkan dapat disajikan dengan menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang utama, (2) media pembelajaran yang dikembangkan dapat memotivasi peserta didik, (3) media

pembelajaran mampu

mengorganisasi peserta didik untuk belajar proaktif, dan (4) media pembelajaran yag dikembangkan disajikan secara variatif sesuai

dengan materi sehingga dalam proses pembelajaran dapat menarik

perhatian peserta didik dalam belajar mendapat nilai 94%.

Aspek kelayakan dan kelengkapan penyajian yang meliputi: (1) dalam media pembelajaran tersebut diberikan pengantar yang memadai, yang berisi tujuan pembelajaran, pokok bahasan, dan hal lain yang dianggap penting diinformasikan kepada peserta didik, (2) penyajian media pembelajaran dilengkapi dengan materi dan rangkuman teks eksposisi yang

(9)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 69 memadai, (3) penyajian media

pembelajaran dilengkapi dengan latihan dan umpan balik yang memadai, (4) penyajian media pembelajaran dilengkapi dengan latihan dan umpan balik yang memadai, dan (5) media pembelajaran yang dibuat oleh pengembang mampu menstimulus imajinasi peserta didik dalam memahami teks eksposisi mendapat nilai 88 %.

Aspek tampilan media yang meliputi: (1) ketepatan pemilihan warna, jenis, dan ukuran huruf, (2) tampilan layar/layout, (3) kualitas tampilan gambar, (4) kualitas

tampilan video, dan (5) daya dukung musik pengiring dan kejelasan suara mendapat nilai 85%.

Jadi, rata-rata dari seluruh hasil validasi guru mata pelajaran mendapat nilai 89%. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran teks eksposisi untuk siswa kelas X SMA N 1

Tenggararang melalui media Adobe Flash sangat layak digunakan dan dapat diimplementasikan di lapangan tanpa ada revisi.

Siswa yang memberikan respon terhadap media pembelajaran teks eksposisil ini yaitu seluruh siswa pada kelas X MIPA 4 sebanyak 32 siswa dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 21, siswa perempuan. Sebagai pengguna langsung 32 siswa ini dipilih untuk memberikan

penilaian terhadap media pembelajaran interaktif teks eksposisi.

Dari hasil perhitungan persentase penilaian kualitas media oleh siswa tersebut, karena minimal

pernyataan mendapat kriteria Sesuai, karena persentase untuk keseluruhan soal mencapai 61%-80%, maka dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran teks eksposisi melalui media Adobe Flash, Sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Revisi produk dilakukan oleh pengembang berdasarkan kritik dan saran dari ahli materi, ahli media, praktisi (guru) dan siswa sebagai uji coba. Revisi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh hasil media

pembelajaran interaktif yang lebih baik lagi.

Kritik dan saran dari ahli media yaitu tambahkan menu utama pada semua laman. Berikut revisi media sesuai dengan kritik dan saran dari ahli media.

Pada bagian menu utama, dosen ahli menyarankan untuk menambahkan tombol laman Home ( Menu utama) pada masing-masing slide pada media pembelajaran. saran tersebut diterima oleh pengembang, namun dengan mempertimbangkan beberapa hal maka pengembang tidak menambahkan tombol menu utama pada laman pembuka

dikarenakan laman pertama nantinya jika tombol geser diklik memang tertuju pada menu utama.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tes awal mempunyai nilai rata- rata (mean) 61 dari 32 data. Sebaran data (std.deviation) yang diperoleh adalah 12,822 dengan standar eror 2,267. Pascates mempunyai nilai rata-rata (mean)

83,44 dari 32 data. Sebaran data (std.deviation) yang diperoleh

(10)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 70 adalah 8,654 dengan standar eror

1.530. Hal ini menunjukkan tes akhir pada data lebih tinggi dari pada tes awal.

Tabel paired sample correlations menunjukkan nilai korelasi antara kedua variable, yang menghasilkan angka 0.475 dengan nilai probabilitas (sig) 0.000. hal ini yang menunjukkan bahwa korelasi antara prates dan pascates

berhubungan secara nyata, karena nilai probabilitas < 0.05.

Diketahui nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05, karena nilai signifikan sebesar 0.000 lebih kecil 0.05 maka Nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0.000 (p <0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan bahan ajar teks eksposisi melalui media adobe flash terhadap siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang Bondowoso diterima.

PENUTUP

Saran pemanfaatan,

berdasarkan hasil dari analisis data dan hasil revisi pengembangan media pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang melalui media adobe flash ini, dapat diuraikan pemanfaatannya antara lain sebagai berikut.

Bagi guru. Media

pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang melalui media adobe flash ini dapat digunakan oleh guru sebagai inovasi baru dalam pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya pada materi pembelajaran teks eksposisi dan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu siswa dalam mempelajari teks eksposisi dan memotivasi siswa agar lebih tertarik untuk mempelajarinya.

Bagi siswa. Sebelum menggunakan media pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang melalui media adobe flash, siswa disarankan untuk membaca petunjuk penggunaanya terlebih dahulu. Jika dirasa malas untuk membaca materi teks siswa dapat melihat tayangan pembelajaran teks eksposisi di video yang telah disediakan yang ada di kiri bawah .

Saran Diseminasi untuk kemajuan pendidikan, media pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang melalui media adobe flash ini perlu disebarluaskan, dengan cara sebagai berikut.

Pertama, melakukan sosialisasi yang dilakukan di tiap-tiap sekolah agar guru Bahasa Indonesia dan siswa dapat memanfaatkan media pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang melalui media adobe flash ini. Kedua, menyebarluaskan dengan cara mengupload melalui dunia maya seperti youtube/blog agar masing-masing siswa dapat mendownload secara langsung. Ketiga, melakukan sosialisasi melalui MGMP Bahasa Indonesia. Forum MGMP ini merupakan wadah yang tepat untuk menyebarluaskan hasil

pengembangan media. Forum ini dianggap tepat karena forum ini merupakan ajang pertemuan

(11)

guru-NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 71 guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Dengan demikian guru-guru yang berkumpul di forum ini dapat memperoleh informasi baru tentang media pembelajaran. Selain itu guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA melalui media adobe flash untuk kepentingan pembelajaran.

Saran pengembangan lebih lanjut, dalam mengembangkan penelitian ini ke arah lebih lanjut, pengembang mempunyai beberapa saran, sebagai berikut.

Bagi Guru, Media

pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang melalui media adobe flash ini tidak hanya berhenti sampai disini, sebagai guru Bahasa Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan media ini dengan baik. Bahkan jika memungkinkan dapat diterapkan pada materi lain yang dirasa relevan dengan media ini.

Bagi pengembang selanjutnya, hendaknya

mempertimbangkan teks lain untuk membuat media yang lebih baik dan bermanfaat. Selain itu juga perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitas

penggunaan media pembelajaran teks eksposisi melalui media Adobe Flash untuk siswa kelas X dalam

meningkatkan pembelajaran di kelas. Pengujian yang lebih lanjut ini akan menghasilkan saran dan perbaikan yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas produk agar lebih sempurna.

Demikian saran-saran terhadap pemanfaatan, maupun

pengembangan produk lebih lanjut terhadap pengembangan media pembelajaran teks eksposisi siswa kelas X SMA N 1 Tenggarang Bondowoso melalui media adobe flash.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin dan Adi Kusrianto. 2009.

Sukses Menulis Buku Ajar

dan Referensi. Jakarta: PT

GRASINDO.

Ahmadi, I.K, Amri, S, & Elisah, T. 2011. Strategi

Pembelajaran Sekolah Terpadu: Pengaruhnya terhadap Konsep, Mekanisme, dan Proses Pembelajaran Sekolah

Swasta dan Negeri.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Bahtiar, E.T. 2015. Penulisan Bahan Ajar. Artikel disajikan dalam kegiatan

Conference Paper di Bogor, Oktober 2015. (Online) (https://www.researchgate. net/publication/283042709 _Penulisan_Bahan_Ajar). Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Djuharie, Otong Setiawan dan Suherli. 2005. Panduan

Membuat Karya Tulis.

Bandung: Yrama Widya. Hamidah, C.S. & Siswanto, W.

1995. Perencanaan Pengajaran Bahasa

Indonesia.Malang.

(12)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 72 Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar

Keterampilan Menulis.

Bandung: Yrama Widya. Kusumaningsih, Dewi dkk. 2013.

Terampil Berbahasa

Indonesia. Yogyakarta:

CV Andi Offset. Lestari, I. 2013.Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: Sesuai

DenganKurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Jakarta:

Indeks.

Lestari, S. 2014. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Ombak.

Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran

Mengembangkan Kompetensi Guru.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pannen, Paulina dan Purwanto. 2001.

Penulisan Bahan Ajar.

Jakarta: PAUPPAI. Prastowo, Andi. 2012. Panduan

Kreatif Membuat Bahan

Ajar Inovatif. Yogyakarta:

DIVA Press.

Richard, J.C. 2002. Curriculum Development in Language

Teaching. United States of

America: Cambridge University Press.

Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa

Takut. Yogyakarta: Kanisius.

Rosyidi, Unifeh dkk. 2012. Pedoman Penulisan Buku Ajar Peningkatan Kompetensi Pendidik Pendidikan Nonformal (online),(http://pkbm-indonesia.com/yahoo_site_ admin/assets/docs/Pedoma n_Penulisan_Buku_Ajar_P eningkatan_Kompetensi_P endidik_PNF.19622144.pd f), diakses 12 Maret 2013.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan

Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Seoane, C.D.A. & Rodriguez, J.R. 2014. Characteristics and Properties of the Didactic Materials Developed by Local Governments. Jurnal Orbis

Scholae Vol. 8 No. 2 halaman

23-41.

Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Siddiq, M.D., Munawaroh, I.,

dan Sungkono. 2008.

Pengembangan Bahan

Pembelajaran SD. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana, Nana. 2017. Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2016.

Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: PT

REMAJA

ROSDAKARYA. Sunardi, Haris dkk. 1990. Bahasa

dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP

Malang.

Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra

Indonesia. Jakarta: Ganeca

Exact.

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode

Penelitian Pengembangan.

(Online),

(13)

NOSI Volume 7, Nomor 1 Pebruari 2019 _________________________________________ Halaman 73 /download/0604091354Me

tode_Penel_Pengem b_Pembelajaran.pdf),

diakses 5 Maret 2013. Zaeinudin, Arif dan W.P.

Napitupulu. 1997.

Pedoman Baru Menyusun

Bahan Belajar. Jakarata:

PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik SFAE dan

The web link that we provide in this website is available to click then download this Declan's Marbles And The Lost Tabby Cat By Calleen Coorough You know, having soft documents of

Menyatakan bahwa skripsi “ Studi Efektifitas Fermentasi Susu Nabati Berbasis Kacang Hijau ( Vigna Radiata L.) menggunakan Kultur Backslope sebagai Inokulum ” merupakan

Unit produksi atau unit usaha sekolah ialah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan sekolah secara berkesinambungan, bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga

Matriks stokastik S bersesuaian dengan suatu digraf baru yang mempunyai tambahan sisi berarah semu dari halaman web 2 ke halaman web yang lain, yaitu digraf little-web. yang

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa variabel sikap konsumen dan variabel norma subyektif, baik

Secara rinci indikator masalah pemilihan karier siswa mencakup hal-hal mengenai kurang optimalnya pemberian layanan bimbingan karier pada siswa yang berdampak pada