• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN SIMULASI ANIMASI PADA MATA KULIAH CHASIS OTOMOTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN SIMULASI ANIMASI PADA MATA KULIAH CHASIS OTOMOTIF"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1 Juni 2016 90

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

MENGGUNAKAN SIMULASI ANIMASI PADA MATA

KULIAH CHASIS OTOMOTIF

Andi Bahar

Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT Unimed Surel: baharandi123@gmail.com

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan Borg dan Gall yang dipadu dengan desain pembelajaran Dick dan Carey. Penelitian dilakukan pada Prodi Pendidikan Teknik Otomotif FT Unimed. Pengembangan produk pembelajaran dilakukan dengan 6 tahapan, yakni: studi literatur, desain pengembangan, pengembangan produk, validasi ahli, uji coba, revisi, produk akhir. Data tentang kualitas produk dikumpulkan dengan angket, dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Secara keseluruhan media yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pada matakuliah chasis otomotif dengan hasil belajar kategori sangat baik, 2) uji ahli materi matakuliah berada pada kriteria sangat baik, 3) uji ahli desain pembelajaran berada pada kriteria sangat baik, 4) uji ahli media berada pada kriteria sangat baik, 5) uji coba perorangan termasuk pada kriteria sangat baik, 6) uji coba kelompok kecil berada pada kriteria sangat baik, dan 7) uji coba lapangan berada pada kriteria sangat baik.

Kata Kunci : Media Pembelajaran, Simulasi Animasi, Chasis Otomotif

Abstract. The purpose of this research is to produce interactive learning media using animation simulation in automotive chassis subject. This research is a development research with Borg and Gall combined with Dick and Carey learning design. The study was conducted on the Prodi of Automotive Engineering Education FT Unimed. The development of learning products is done with 6 stages, namely: literature study, development design, product development, expert validation, testing, revision, final product. Data on product quality were collected by questionnaire, and analyzed by qualitative descriptive technique. The result of the research shows that: 1) Overall media developed feasible to be used as media in automotive chassis subject with very good category study result, 2) subject matter expert test is in very good criteria, 3) test of learning design expert is on very good criteria , 4) the media expert test is in very good criteria, 5) individual testing including excellent criteria, 6) small group trials are at very good criteria, and 7) field trials are at very good criteria.

(2)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 91 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan aktifitas proses belajar mengajar sebagai sarana pengembangan berbagai aspek kehidupan manusi. Proses pembelajaran di lembaga pendidikan formal pada umumnya bersifat konvensional, begitupun di lingkungan Universitas Negeri Medan (Unimed). Pembelajaran konvensional masih kurang memperhatikan perbedaan individual. Oleh karena itu dalam mempersiapkan materi pembelajaran yang dipelajari mahasiswa dipersiapkan secara homogen. Setiap mahasiswa diharapkan serta dituntut untuk belajar dengan kecepatan yang sama. Kelas yang sesungguhnya bersifat heterogen diperlakukan sebagaimana kelas yang homogen. Perlakuan ini akan mengakibatkan kesulitan bagi sebagian mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran, yang selanjutnya dapat mengakibatkan kegagalan belajar mahasiswa, sehingga hasil dan prestasi belajar bisa rendah.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Unimed saja, tapi di sebagian besar Universitas di Indonesia juga masih menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajarnya. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa sekelas secara bersama-sama. Dalam proses pembelajaran sering kita harus menggunakan media untuk mempermudah menjelaskan materi pembelajaran yang disampaikan. Permasalahan yang sering muncul berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran yaitu ketersediaan dan pemanfaatan. Kaitannya dengan ketersediaan media, masih sangat kurang sehingga dosen menggunakan media secara minimal. Media yang sering digunakan adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan sebagainya), dan didukung dengan alat bantu sederhana yang masih tetap digunakan seperti papan tulis/white board dan kapur/spidol. Sedangkan media audio dan visual (kaset audio, siaran TV/Radio, video/film,), dan media elektronik

(komputer, internet) masih belum secara intensif dimanfaatkan.

Permanfaatan media cetak merupakan cara yang paling sering digunakan oleh dosen, karena mudah untuk dikembangkan maupun dicari dari berbagai sumber. Akan tetapi kebanyakan media cetak sangat tergantung pada verbal symbols (kata-kata) yang bersifat sangat abstrak, sehingga menuntut kemampuan abstraksi yang sangat tinggi dari pebelajar, hal ini sering menyulitkan mahasiswa. Karenanya pemanfaatan media ini perlu kreativitas dosen selain dari pertimbangan instruksional yang matang. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dosen dituntut membuat terobosan pembelajaran untuk mendorong mahasiswa dapat belajar secara optimal baik belajar mandiri maupun pembelajaran di kelas. Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran di kelas, sudah seharusnya dosen bisa memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efisien.

Kenyataan yang sering terlihat khususnya di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unimed adalah, masih banyak dosen menggunakan media pembelajaran “seadanya” tanpa pertimbangan pembelajaran (instructional consideration). Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan media interaktif di program studi (Prodi) Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unimed yang datanya dijaring melalui penelusuran angket yang diedarkan pada 15 dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unimed menunjukkan bahwa 93% dari dosen-dosen membutuhkan media pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dari hasil wawancara dengan dosen pengampu matakuliah Chasis Otomotif menunjukkan bahwa proses perkuliah matakuliah ini selama ini dilakukan dengan cara ceramah, praktek, powerpoint sederhana (tanpa adanya

(3)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 92

animasi-animasi yang dapat meningkatkan daya hayal dan kreatif mahasiswa dalam mempelajari topik matakuliah chasis otomotif yang diajarkan) dan buku teks sebagai media pembelajaran. Tim dosen mengaku kesulitan memperoleh media pembelajaran yang efektif untuk matakuliah chasis otomotif di prodi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unimed sehingga kegiatan perkuliahan kurang efektif dan mahasiswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Dari angket yang disebar kepada 36 orang mahasiswa yang diambil sebagai sampel, 97% mahasiswa menyatakan membutuhkan media pembelajaran interaktif yang dapat mereka jadikan sebagai sarana pembelajaran secara individual.

Latar belakang lahirnya konsep pembelajaran individual menurut Haryanto (1996) berasal dari konsepsi Duane yang menyatakan bahwa tidak ada dua orang mahasiswa yang memiliki tingkat atau taraf prestasi belajar yang sama dalam pencapaiannya, dengan menggunakan cara yang sama, memecahkan masalah dengan cara yang sama, memiliki pola minat yang sama, dimotivasi untuk mencapai prestasi belajar pada taraf yang sama, siap untuk belajar dalam waktu yang sama dan memiliki kemampuan yang sama untuk belajar. Mahasiswa memiliki perbedaan karakteristik yang bervariasi dalam belajarnya. Anak sejak dilahirkan memiliki sejumlah potensi namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya, tidak semua potensi dapat berkembang dengan baik. Selanjutnya dikatakan bahwa anak memiliki kepribadian yang unik yang terbentuk oleh perpaduan faktor keturunan (heredity), faktor lingkungan (environment) dan faktor diri (self). Pembelajaran individual (individual instruction) diharapkan menjadi sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat belajar sesuai kecepatan belajar, kemampuan dan caranya sendiri dalam belajar. Pembelajaran individual juga menekankan pada pentingnya perhatian,

bantuan, dan perlakuan khusus kepada mahasiswa secara individual yang berbeda minat, kemampuan, kebutuhan, serta kecepatan belajarnya.

Anggapan sebagian besar mahasiswa tentang matakuliah Chasi Otomotif termasuk matakuliah yang sulit dipahami dan tidak menarik. Hal ini kemungkinan disebabkan mahasiswa kesulitan dalam memahami proses kerja komponen-komponen dari sistim yang ada saat sedang beroperasi. Dalam mempelajari chasis otomotif selain dituntut kemampuan mengenal komponen yang ada juga harus mengetahui tugas dan fungsi dari tiap komponen pada saat sedang beroperasi termasuk mengenal beban yang terjadi. Pengenalan dari tugas dan fungsi komponen merupakan tahapan penting dalam menentukan kerusakan kendaraan bagi seorang calon mekanik.

Penggunaan media pembelajaran untuk matakuliah chasis otomotif menggunakan simulasi animasi sangat cocok untuk pembelajaran individual karena dapat digunakan secara interaktif oleh mahasiswa sebagai pebelajar. Penggunaan media ini tentunya memerlukan perangkat komputer dalam pengoperasiannya sebagai sarana yang baik dalam membantu proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan komputer mempunyai berbagai kemampuan sebagai berikut: cepat, andal, dan tepat dalam komputasi, penyelesaian persamaan secara non analitis, simulasi dari proses-proses dan eksperimen, penyelesaian masalah secara grafis, program-program interaktif.

Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif sebaiknya tidak lagi memandang bahwa penggunaan media hanya sebagai alat bantu bagi dosen atau guru dalam mengajar, akan tetapi media sudah selayaknya dipandang sebagai alat penyalur pesan. Dalam hal-hal tertentu media pembelajaran interaktif dengan simulasi animasi pada matakuliah chasi otomotif ini dapat menjadi penyaji dan penyalur pesan dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan menarik tanpa kehadiran dosen.

(4)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 93

Media pembelajaran interaktif dengan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif dapat digunakan baik oleh dosen, guru maupun mahasiswa.

Kemampuan berinteraksi dengan mahasiswa pada penggunaan media pembelajaran interaktif dengan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif merupakan ciri yang paling menarik. Interaksi antara komputer dengan mahasiswa dilakukan secara individual, sehingga apa yang dialami oleh seorang mahasiswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh mahasiswa lain. Kondisi seperti ini memungkinkan interaksi dengan sejumlah besar mahasiswa dapat berlangsung pada saat yang sama, berbeda dengan interaksi antara dosen dan mahasiswa yang hanya terjadi secara bergantian sehingga memerlukan waktu lebih lama.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh dosen atau guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan penggunaan media. Keberadaan media pembelajaran chasis otomotif ini dipandang sebagai suatu alternatif untuk mempercepat kemajuan belajar mahasiswa. Para mahasiswa dapat mengikuti program pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri, lebih banyak belajar mandiri, dapat mengetahui hasil belajar sendiri serta menekankan penguasaan materi perkuliahan secara optimal (mastery learning) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

Pengembangan media pembelajaran interaktif dengan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif merupakan suatu terobosan dalam teknologi pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar mahasiswa. Dengan demikian maka diperlukan pengembangan media pembelajaran interaktif dengan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif di prodi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Fakultas Teknik Unimed.

Pengembangan media interaktif ini diharapkan dapat membantu dosen dalam menjelaskan berbagai bahasan materi kuliah secara efektif dan efisien, sehingga dosen tidak lagi hanya bergantung pada buku pelajaran maupun diktat serta modul yang ada. Mahasiswa sebagai penerima materi perkuliahan, akan lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif untuk matakuliah chasis otomotif di prodi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Fakultas Teknik Unimed dengan menggunakan Macromedia Flash Professional 8.0. dan berbagai macam

software pendukung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Prodi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unimed, mahasiswa semester IV (genap) Tahun Ajaran 2015/2016. Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016, dimulai dari analisis/identifikasi kebutuhan pembelajaran sampai pada penulisan laporan.

Metode penelitian yang digunakan adalah research and development, karena penelitian ini termasuk penelitian pengembangan pendidikan yang dimaksudkan untuk menghasilkan produk pembelajaran yang layak dimanfaatkan dan sesuai kebutuhan. Borg dan Gall (1983) memberikan batasan tentang penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan.

Prosedur pengembangan yang ditempuh untuk menghasilkan produk pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi akan dibagi menjadi 5 tahap (Borg dan Gall (1983)), yaitu : (a) tahap pertama melakukan penelitian pendahuluan, tahap ini diawali dengan identifikasi kebutuhan pembelajaran dan menentukan

(5)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 94

standar kompetensi mata kuliah, melakukan analisis pembelajaran, mengidentifikasi karakteristik dan perilaku awal mahasiswa, menentukan kompetensi dasar serta indikator, menulis tes acuan patokan, mengembangkan materi pembelajaran, (b) tahap kedua pembuatan desain media, Pada tahap ke dua ini diawali dengan pembuatan desain software, Pembuatan Naskah, Pembuatan Storyboard, Pembuatan

Flowchart view, (c) tahap ketiga pengumpulan bahan, diawali dengan pengumpulan bahan pembuatan dan pengumpulan gambar animasi, perekaman dan pengumpulan audisi, (d) tahap keempat membuat dan memproduksi media pembelajaran interaktif menggunakan animasi, yang dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk media seperti: petunjuk-petunjuk belajar, deskripsi singkat, kompetensi dasar, uraian materi, soal-soal latihan dan balikan, yang terakhir sebagai penutup adalah rangkuman, (e) tahap kelima yaitu review atau uji lapangan dalam rangka revisi produk.

Data yang terkumpul dari hasil uji coba produk digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kelayakan dan daya tarik terhadap produk yang dikembangkan sebelum dipakai di lapangan sesuai dengan desain pengembangan yang digunakan. Jenis data yang digali adalah sebagai berikut : (1) aspek pembelajaran dan kebenaran isi diperoleh dari ahli materi, (2) media dan rancangan pembelajaran diperoleh dari ahli media dan ahli desain pembelajaran, (3) kualitas tampilan dan penyajian materi, diperoleh dari uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan, (4) daya tarik pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi diperoleh dari aktivitas dan respon mahasiswa selama uji coba media

pembelajaran menggunakan animasi pada matakuliah chasis otomotif.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yang secara kuantitatif dipisahkan menurut kategori untuk mempertajam penilaian dalam menarik kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan pengembangan media pembelajaran interaktif ini dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dalam kegiatan pengembangan ini adalah melakukan analisis kebutuhan di program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, dan tahap kedua adalah mendesain dan mengembangkan media pembelajaran interaktif dengan menggunakan program Macromedia Flash Professioanal 8.0.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran interaktif memang sangat dibutuhkan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Produk awal dari media pembelajaran interaktif yang dikem-bangkan adalah berupa CD pembelajaran yang secara garis besar memuat hal berikut : Materi yang disajikan dalam media pembelajaran interaktif ini adalah materi kuliah chasis otomotif untuk mahasiwa Program Studi pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan semester genap. Materi yang disajikan merupakan bahan penunjang pembelajaran yang berisi penjelasan materi yang pokok-pokok saja. CD pembelajaran ini dapat digunakan untuk belajar mandiri maupun belajar secara klasikal di kelas. Adapun materi yang

(6)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 95

terdapat dalam CD pembelajaran yaitu: (a) Konstruksi dan cara kerja berbagai macam sistem kemudi manual, dan (b) Konstruksi dan cara kerja sistem kemudi power steering. Komponen Penyajian dalam CD pembelajaran berupa; petunjuk yang menjelaskan sistematika penggunaan CD pembelajaran, dan kompetensi yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar pada tiap-tiap materi pelajaran, serta menu utama yang terdiri dari tombol navigasi, animasi, teks, penjelasan materi, gambar. Masing-masing materi dipaparkan secara runtun dengan aplikasi visualisasi, disertai musik instrumen, musik sound bacground, contoh-contoh gambar animasi, video cara kerja kemudi manual dan cara kerja kemudi power steering serta soal sebagai uji pendalaman materi yang telah dipelajari dengan model soal pilihan berganda, mencocokan, yang disertai dengan gambar, dan rangkuman sebagai ringkasan materi yang telah disajikan.

Untuk memperoleh data secara lengkap yang digunakan sebagai bahan revisi produk maka produk awal media pembelajaran interaktif yang telah dibuat diujicobakan. Beberapa Aspek yang menjadi bahan untuk merevisi produk meliputi beberapa komponen yakni: kelayakan penyajian, kegrafikan dan kebahasaan untuk menghasilkan produk CD pembelajaran yang layak digunakan pada matakuliah chasis otomotif bagi mahasiswa Program Studi pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri. Tahapan uji coba produk dilakukan sebagai berikut: validasi oleh ahli desain pembelajaran, validasi oleh ahli materi chasis otomotif, validasi oleh ahli media, melakukan analisis hasil validasi; ahli materi dan ahli desain pembelajaran dan ahli media, Uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan Uji coba lapangan. Berdasarkan validasi produk melalui serangkaian uji coba dan revisi yang telah dilakukan, maka media pembelajaran interaktif pada matakuliah

chasis otomotif telah memiliki status valid. Rangkuman hasil uji coba dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 48. Rangkuman Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Simulasi Animasi Pada Matakuliah Chasis Otomotif

No. Indikator

Persentase

Rata-Rata

Kriteria

1 Ahli Materi 92,33% Sangat Baik

2 Ahli Desain Pembelajaran

87,40% Sangat Baik

3 Ahli Media 91,70% Sangat Baik

4 Mahasiswa uji coba perorangan

88,87% Sangat Baik

5 Mahasiswa uji coba kelompok kecil

90,38% Sangat Baik

6 Mahasiswa uji coba lapangan

93,24% Sangat Baik

Rata-Rata 90,65% Sangat Baik

Beberapa kegunaan dan manfaat dalam penggunaan media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif sebagai berikut: (1) materi mudah dipahami karena konsep yang disajikan direncanakan untuk mempermudah mahasiswa dan sistematis, (2) media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing individu, (3) belajar lebih cepat dan menarik sehingga tidak menimbulkan kebosanan karena dilengkapi dengan gambar-gambar dan animasi serta soal latihan yang bervariasi, dan (4) adanya kesempatan dalam menjawab soal pada waktu tes jika jawaban dianggap salah dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami materi yang telah dipelajari, serta (5) media pembelajaran interaktif ini juga dapat digunakan sebagai alternatif

(7)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 96

media pembelajaran secara konvensional maupun individual. Nilai persentase rata-rata kualitas materi pembelajaran aspek kemudahan memahami pembelajaran pada uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan sebesar 91,11%. Sedangkan nilai persentase rata-rata kualitas teknis/tampilan aspek interaksi pada uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan sebesar 90,74%.

PENUTUP

Berdasarkan data yang diperoleh dan dengan merujuk pada rumusan tujuan serta pembahasan hasil penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi yang diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Media pembelajaran interaktif yang dikembangkan pada penelitian ini layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada matakuliah chasis otomotif untuk mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Persentase rata-rata sebesar 90,65%, nilai 5 pada skala Likert dan berada pada kriteria “sangat baik”. 2) Hasil validasi ahli materi terhadap media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif yang dikembangkan dengan menggunakan beberapa program dan Macromedia Flash Professioanl 8.0 secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”, dengan rincian ; (a) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 95,00%, (b) kualitas strategi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92,00%, dan (c) kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 90,00%. 3) Hasil validasi ahli desain pembelajaran terhadap media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif yang dikembangkan dengan menggunakan

beberapa program dan Macromedia Flash Professional 8.0 menunjukkan bahwa secara keseluruhan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”, dengan rincian; (a) kualitas desain pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 87,50%, (b) kualitas desain informasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 88,80%, (c) kualitas desain interaksi dinilai baik dengan persentase rata-rata sebesar 90,00%, (d) kualitas desain presentasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 83,30%. 4) Hasil validasi ahli media terhadap media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professioanal 8.0 menunjukkan bahwa secara keseluruhan termasuk dalam kategori “sangat baik”, dengan rincian; (a) pemrograman dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 91,30%, (b) kualitas teknis/tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92,00%. 5) Menurut tanggapan mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Medin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan pada uji coba perorangan dinyatakan bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 8.0

termasuk kategori “sangat baik” dimana aspek materi pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 89,17% dan kualitas teknis tampilan sebesar 88,57%. 6) Menurut tanggapan mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Medin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan pada uji coba kelompok kecil dinyatakan bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 8.0

termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 90,28% dan

(8)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 97

kualitas teknis tampilan sebesar 90,48%. 7) Menurut tanggapan mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik Medin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan pada uji coba lapangan dinyatakan bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan dengan beberapa program dan Macromedia Flash Professional 8.0 termasuk kategori sangat baik dimana aspek materi pembelajaran dinilai dengan persentase rata-rata sebesar 93,17% dan kualitas teknis tampilan sebesar 93,30%.

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan serta implikasi hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah: 1) Media pembelajaran interaktif menggunakan simulasi animasi pada matakuliah chasis otomotif hendaknya dimiliki oleh dosen pengampuh matakuliah dan pada saat pembahasan materi sistem kemudi mahasiswa diwajibkan membawa laptop karena penggunaan media ini memerlukan komputer. 2) Kenyataannya di lapangan hingga saat ini proses pembelajaran matakuliah chasis otomotif masih dilakukan dengan cara konvensional dengan menggunakan media pembelajaran buku teks dan power point maka disarankan agar media pembelajaran interaktif mengguna-kan simulasi animasi mulai saat ini sudah harus digunakan dengan alasan media pembelajaran interaktif mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi mahasiswa. 3) Hendaknya sarana dan prasarana untuk mendukung matakuliah produksi media yang berorientasi produk di program studi Teknologi Pendidikan dipercanggih dan perlu penambahaan materi terkait dengan software produksi media bisa lebih bagus dan aplikatif terutama untuk keperluan penelitian. 4) Penelitian lebih lanjut masih dapat dilakukan dengan menambah konten materi, variasi animasi, variasi penggunaan software dan sampel yang lebih representatif.

REFERENSI

AECT. (1977). Definisi teknologi pendidikan

(satuan tugas definisi & terminologi AECT). Jakarta. Rajawali.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (1997). Media pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Basuki, Nur. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Pada Matakuliah Menggambar Teknik. Tesis. Medan. Unimed.

Budiningsih, Asri . (2003). Desain pesan pembelajaran. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Borg, W. &V Gall, M.D. (1983).

Educational research. An introduction

(4nd ed). New York & London: Longman.

Bernadib, Sutari Imam. (1995). Pengantar ilmu pendidikan sistematis. Yogyakarta: Andi Offset.

Degeng, I Nyoman Sudana. (1989). Ilmu pengajaran taksonomi variabel. Jakarta : PPLPTK, DEPDIKBUD.

Depdiknas. 2008. Hasil Belajar.http://www.geocities.com. Diakses 21 Oktober 2015

Dick, W. dan Cary, L. (2005). The systematic design of instruction. United States of America: Scott Foresman and Company. Djamarah dan Zein. 2006. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne, Robert M and Briggs, Leslie J. (1979). Principles of Instructional Design (2nd Ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston.

Hacbart, Steven. (1996). The educational technology hand book. New Jersey.

(9)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 98

Educational Technology Publications, Inc.

Haryanto . (1996). Pembelajaran individu. Yogyakarta : FIP. IKIP Yogyakarta. Heinich, Robert, et. Al. (1996) Instructional

media and technologies for learning (5th ed). New Jersey : A Simon & Schuster Company Engelewood Cliffs.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. (2005). Standar nasional pendidikan (SNP). Bandung: Fokusmedia.

Hornby. A.S. 1985. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Oxford USA: Oxford University Pres.

Hakim, Lukmanul. (2003). Teknik jitu menguasai macromedia flash MX 2004. Jakarta: Elex Media Komputindo. IKAPI DKI dan BSNP. (2006). Sosialisasi

teknis standar mutu isi dan grafika dalam penilaian buku teks pelajaran 2006.

IKAPI DKI Jakarta dan BSNP. (2006).

Makalah sosialisasi teknis standar mutu isi dan grafika dalam penilaian buku teks pelajaran 2006. Jakarta: BSNP. Kemp. (1994). Design effective instruction.

New York: Macmillan College Publishing Company.

Kumpulan Abstrak Seminar Nasional Kimia XVII .(2005). Pembelajaran kimia berbasis kompetensi. Yogyakarta: Jurusan Kimia. FMIPA Universitas Gadjah Mada.

Lambert, (1992). Why interactive multimedia based computer aided learning (IMMCAL). Diambil tanggal 15 Desember 2015, dari http://www. ascilite.org.au/asetarchives/confs/iims/1

992/lambert-t.html.

Mukminan. (2004). Desain pembelajaran.

Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Mansur, Muslich. 2008. KTSP. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara. Nolker,. Helmut and Schoenfeldt, Eberhard.

1988. berufsbildung: Unterricht, Curriculum, Platung ( Pendidikan Kejuruan: Pengajaran, Kurikulum, Perencanaan). Penerjemah: Agus Setiadi. Jakarta: P.T. Gramedia.

Rob Phillips, (1997). Interaktive multimedia. Boston : Kogan.

Romiszowski. (1988). The selection and use of instructional media. United States: Nichols Publishing.

Russel, JD. (1974). Modular instruction. Amerika: Burgess Publishing Company. Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Santoso, Singgih. 2008. Buku Latihan SPSS

Statistik Parametrik 16 . Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sato, G.T. dan Hartanto, N.S. 2004.

Menggambar Mesin Menurut standar ISO. Jakarta: PT Pradnya paramita. Seells dan Richey. !996). Instructional

technology (Mahasiswa S2 IKIP Malang Terjemahan). IKIP Malang.

Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rhineka Cipta.

Sleeman, Philip. J. (1979). Instructional media and technology. New York: Long man Inc.

Sadiman, Arif dkk. (1986). Media pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud.

Suparman M, Atwi. (2001). Desain instruksional. Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi, Departemen Pendidikan Tinggi. (2001).

(10)

Pelangi Pendidikan, Vol. 23 No. 1. Juni 2016 99

Sudijono, Anas. (1996). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 2005. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta. Sukardjo. (2000). Kecenderungan baru

(trend) teknologi pembelajaran kimia. Makalah disajikan pada Seminar Regional di Jurdik Kimia UNY.

Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, M. Chabib. (1991). Teknik evaluasi pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Vembriarto. (1975). Pengantar pengajaran modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Waddington , D.J. (1984). Teaching school chemistry . Paris : Unesco.

Waldopo. (2002). Penelitian dan pengembangan, pendekatan dalam mengembangkan produk-produk di bidang pendidikan pembelajaran. Jurnal Teknodik. Desember 2002. Jakarta: Pustekkom.

Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Gambar

Tabel    48.  Rangkuman    Persentase    Rata-Rata    Hasil   Penilaian    Terhadap  Media  Pembelajaran   Interaktif    Menggunakan  Simulasi  Animasi   Pada Matakuliah Chasis Otomotif

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumus jumlah ajaib dan keberadaan elemen kunci kemudian diagram alur dikembangkan hingga mendapat rumus persegi yang dapat digunakan dalam

Berdasarkan hasil uji validitas seperti yang terangkum dalam Tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,6,

Membuat akun marketplace tidak membutuhkan waktu lama, cukup satu hari. Namun untuk mengembangkan akun tersebut butuh proses terus- menerus sepanjang bisnis

Dari diagram diatas bisa disimpulkan bahwa kualitas menjadi seorang pemimpin dilihat berdasarkan empat Kecamatan Kota Pasuruan, untuk menjadi seorang Walikota

Jika kamu sudah bisa memahami isi dan pesan cerita rakyat, kamu akan mudah dalam menyampaikannya kepada orang lain.. Keempat, kamu belajar

Perjanjian kinerja tahun 2014 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang disusun pada awal tahun 2014 memasukkan perjanjian kinerja pencapaian IKU Pemerintah Kabupaten

Penelitian terdahulu mengenai hubungan kemampuan kerja, komitmen afektif, upaya kerja terhadap kinerja yang sudah diuraikan diatas mempunyai beberapa perbedaan dengan