• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Samsuar A. Rani

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Email: samsuartba@gmail.com

Abstract

Along with the advancement of information and communication technology, Arabic language teachers are demanded to be able to develop an effective Arabic teaching model, to utilize a proper method accommodating the goals and learning materials, and to use media of learning that is in line with the advancement of information and communication technology. Teaching model continuously develops a long with the advancement of various disciplines in linguistics, education, and globalization. The development of information and communication technology promises great potentials to change the way an individual learns, obtains information, and receives information. Information and communication technology also offers opportunities for teachers to develop teaching models, methods, techniques, and various learning media to achieve the optimum learning outcomes.

صلختسم

ريوطت لىع ردقي نأ� ةيبرعلا ةغللا ينسردم لىع بلطي لياصتإلاو تامولعلماو جيولونكتلا ريوطت عم

ةيسسارلدا ةدالماو ةييملعتلا فادهأ�ب ةبسسانلما ةقيرطلا سردلما مدختس�يو لةاعفلا ةيبرعلا ةغللا يملعت جذونم

يرغتي يملعت جذونم نكا .لياصتإلاو تامولعلماو جيولونكتلا ريوطتب ةبسسانلما ةييملعتلا لةيسسولا مدختس�يو

تىأ�ي لياصتإلاو تامولعلماو جيولونكتلا ريوطت نكا .نامزلا ريوطتبو ةيبترلا مولع و ةيوغللا مولع ريوطتب

نإا لكذكو .لكذ يرغو اهمظنت و تامولعلما دافتسساو لمعتلا ةيلعم في درفلا يريغت في يربكلا لتماحإلا هب

بولسألا وأ� يملعتلا قرط وأ� يملعتلا جذونم ريوطت في ةينكامإا ىطعأ� لياصتإلاو تامولعلماو جيولونكتلا

.ةوجرلما ةييملعتلا فادهألا ليصحتل ةعونتلما ةييملعتلا لئسسولا وأ�

(2)

A. Pendahuluan

Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini yang akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien, sedangkan bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada dalam fikiran baik lisan maupun tulisan. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan

untuk mendorong,membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik Reseptif maupun Produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000 umat manusia (Arsyad, 2010:1). Bahasa Arab di Indonesia merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non formal, mulai dari jenjang MI/SD, MTS/SMP, MA/ SMA, sampai jenjang perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa Arab disekolah banyak menemui kendala dalam hal metode, teknik, dan media pembelajaran yang terkesan monoton dan konvensional. Mayoritas metode pembelajaran yang

dipakai disekolah-sekolah adalah metode ceramah. Guru menyampaikan materi dan siswa hanya menyimak apa yang disampaikan guru, tidak ada timbal balik dari sistem pembelajaran tersebut. Hal tersebut berdampak pada siswa yang mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab. Diantara dampaknya adalah siswa kesulitan untuk memahami materi pelajaran bahasa Arab dikarenakan pola pembelajaran yang sama, tidak ada inovasi dan variasi dalam hal pembelajaran bahasa Arab. Dalam era globalisasi dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang bergerak begitu cepat, mengharuskan semua sistem dan tatanan pendidikan untuk menyesuaikan diri baik, visi, misi, tujuan serta strateginya demi tercapainya pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Salah satunya dengan melaksanakan pembelajaran bahasa arab berbasis teknologi informasi dan komunikasi .

Permasalahan ini yang mendasari penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang pembelajaran bahasa arab berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Inovasi dan variasi dalam pembelajaran bahasa Arab merupakan salah satu modal utama untuk menarik siswa untuk belajar bahasa Arab. Begitu juga halnya dengan metode dan media pembelajaran. Metode pembelajaran yang menarik akan membuat siswa menjadi termotivasi, dan adapun media yang menarik dan beragam akan mempermudah guru dalam menjelaskan serta mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.

(3)

B. Hakikat Pembelajaran Bahasa Arab Era Digitalisasi

Pembelajaran berasal dari kata “ajar”, yang kemudian menjadi sebuah kata kerja berupa “pembelajaran”. Pembelajaran sebenarnya merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang hal tersebut tidak dapat sepenuhnya dijelaskan dengan detail. Adapun maksud dari pembelajaran secara sederhana adalah produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, hakikat dari pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Ulin Nuha:2012:153).

Sedangkan Smith dan Ragan mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan aktivitas penyampaian informasi dalam membantu siswa mencapai tujuan, khususnya tujuan siswa dalam belajar. Dalam kegiatan belajar ini, guru dapat membimbing, membantu dan mengarahkan siswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman berupa pengalaman belajar, atau suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi siswa. (Rusmono:2012:6-7). Pembelajaran juga merupakan proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Instruksi yang dimaksud adalah instruksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Di sekolah, strategi pembelajaran yang utama

dilakukan oleh nara sumber (guru) dengan siswa tetapi ada kalanya antara siswa di dalam lingkungan sekolah.

Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief Sadiman, 1984: 7). Menurut Hamzah & Nina (2011: 70), definisi pembelajaran yaitu pengertian pembelajaran dalam konsep teknologi pembelajaran, kata pembelajaran mengandung makna yang lebih proaktif dalam melaksanakan kegiatan belajar, sebab di dalamnya bukan hanya guru atau instruktur yang aktif, tetapi siswa merupakan subjek yang aktif dalam belajar. Sedangkan menurut Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto (2013: 5), pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan ini harus searah dengan tujuan belajar siswa dan kurikulum. Tujuan belajar pada siswa ialah mencapai perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari bebrapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yang dilakukan oleh guru secara sadar untuk membantu siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Kegiatan tersebut bisa disebut sebagai proses belajar (learning proses). Dalam interaksi tersebut terjadi

(4)

komunikasi, menyalurkan informasi.

Belajar bahasa Arab berbeda dengan belajar bahasa ibu, dan prinsip dasar pembelajarannya juga berbeda, baik yang berhubungan dengan metode pembelajaran, materi maupun proses pelaksanaan pembelajarannya. Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang siswa untuk menguasai bahasa Arab dengan baik dan sempurna. Kemahiran yang dimaksud adalah: (Ahmad Izzan : 2009 : 52)

1. Kemampuan menyimak عامتسلإا ةراهم 2. Kemampuan berbicara ملاكلا ةراهم 3. Kemampuan membaca ةءارقلا ةراهم 4. Kemampuan menulis ةباتكلا ةراهم

Setiap individu pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, meskipun dalam tingkat kemampuan yang berbeda. Adapun di antara perbedaan kemampuan untuk menguasai suatu bahasa adalah berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar dan motivasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap bahasa tersebut serta ketekunannya dalam belajar. Seperti kemampuan seseorang untuk menguasai bahasa ibu dan bahasa Arab. Tujuan pembelajaran belajar bahasa (bahasa ibu) merupakan tujuan untuk berhubungan dengan orang lain dalam khidupan, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya. Karena itu motivasi untuk belajar bahasa tersebut lebih tinggi. Sementara itu, belajar bahasa yang bukan bahasa ibu seperti bahasa Arab bagi non Arab, pada umunya mempunyai tujuan

sebagai alat komunikasi dan memperoleh ilmu pengetahuan, namun bahasa tersebut tidak dijadikan sebagai bahasa komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu motivasi belajar bahasa Arab lebih rendah daripada motivasi belajar bahasa ibu. Namun pada dasarnya besar atau kecilnya motivasi untuk belajar bahasa Arab akan mempengaruhi prestasi yang ingin dicapai.

Untuk memahami suatu bahan bacaan sangat ditentukan pada penguasaan konsep suatu kata. Penguasaan konsep kata merupakan dasar untuk menguasai suatu bacaan yang dibaca ketika belajar. Pelajar yang tidak menguasai konsep suatu suku kata akan mengalami kesulitan dalam memahami suatu kaidah bahasa, sebab kaidah bahasa dalam sebuah bacaan terbentuk dari konsep kata-kata dalam rangkaian kalimat yang bermakna. (Syaiful Bahri Djamarah: 2002: 38). Kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang ketika belajar bahasa ibu cendrung lebih tinggi, seperti ketika seseorang masih masa usia anak-anak, otaknya masih bersih dan belum dipengaruhi oleh bahasa-bahasa lain, karena itu ia cenderung dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika seseorang akan mempelajari bahasa Arab kemampuan dasar yang dimiliki lebih rendah, dimana telah terlebih dahulu menguasai bahasa ibu, baik lisan maupun bahasa berpikirnya.

Karena itu mempelajari bahasa Arab tentu lebih sulit dan berat, karena harus menyesuaikan sistem bahasa ibu ke dalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya.

(5)

Untuk meningkatkan kemampuan dalam menguasai bahasa Arab ada beberapa prinsip dasar yang harus digunakan seorang guru dalam pembelajaran bahasa Arab, di antaranya yaitu: prinsip prioritas dalam proses penyampaian materi, prinsip korektisitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi materi pembelajaran. Prinsip prioritas dalam penyampaian materi pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang guru yaitu: pertama, mengajarkan tata cara mendengarkan pengucapan bahasa Arab dan berbicara dalam bahasa Arab sebelum mengajarkan bagaimana menulis bahasa Arab. Kedua, mengajarkan kata sebelum mengajarkan kalimat. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa Arab yang sesuai dengan kaedahnya. Prinsip ini memiliki asumsi bahwa: pembelajaran bahasa yang baik adalah pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan bahasa yang alami oleh manusia, yaitu setiap anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa kemampuan mendengar atau menyimak harus lebih dulu dibina, kemudian diikuti dengan kemampuan menirukan ucapan, serta membaca dan menulis.

Pada masa sekarang ini, pembelajaran bahasa arab dituntut harus mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, baik dari segi desain pembelajaran, proses pembelajaran ataupun evaluasi. Istiilah teknologi berasal

dari Bahasa Yunani “technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti “systematic treatment” atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan “techne” sebagai dasar kata teknologi berarti “art, skill, science” atau keahlian, ketrampilan, ilmu. Jadi “teknologi pendidikan” dapat diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis (Nasution, 1987: 8). Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problem yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah (Nasution, 1987: 8). Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya (Warsita, 2008:20).

Dalam pengertiannya (Warsita, 2008: 133) mengungkapkan teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Oleh karena itu, teknologi informasi menyediakan begitu banyak kemudahan dalam mengelola informasi menyediakan begitu banyak kemudahan dalam mengelola informasi dalam arti menyimpan, mengambil kembali, dan

(6)

pemutahiran informasi.

Kata komunikasi berasal dari Bahasa Latin yaitu communicare yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama dalam hal pengertian hal pendapat antara komunikator dan komunikan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari kata to communicate. (Warsita, 2008: 96). Menurut longman dictionary of contemporary English, definisi kata communicate adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain. Arti lain dari komunikasi adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, informasi dan sebagainya. (Warsita, 2008: 96).

Dapat disimpulkan atas uraian diatas bahwa komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi kepada orang lain baik berupa Bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi merupakan sebuah interaksi penyampaian pesan yang dilakukan seseorang. Setiap hari manusia melakukan komunikasi baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Sedah menjadi bagian yang terpisahkan dalam kehidupan manusia untuk saling berkomunikasi.

Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia (Abdulhaq, 2013: 109).

Berkembangnya ilmu dan teknologi, membawa perubahan pula pada learning material atau bahan belajar. Sebelum berkembangnya teknologi komputer bahan belajar yang pokok digunakan dalam dunia pendidikan adalah semua yang bersifat printed material, seperti halnya buku, modul, makalah, majalah, koran, tabloid, jurnal, hand out liflet, buklet, dan sebagainya yang semuanya menggunakan bahan tercetak (Darmawan, 2011: 54). Adanya perubahan dalam bidang teknologi khususnya teknologi informasi, membawa paradigm baru pada learning material dan learning method. Produk TI dewasa ini telah memberikan alternative berupa bahan belajar yang tidak dalam bentuk kertas, tetapi berbentuk CD, DVD, Flasdisk, dan lain-lain (Darmawan, 2011: 55).

C. Metode Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan (approach), metode (method) dan teknik (technique) adalah tiga istilah yang mempunyai hubungan hirarkhi. Pendekatan (approach) yang dalam bahasa Arab disebut al-madkhal adalah seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa dan hakekat belajar bahasa. Metode (at-thariqah) adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas sesuatu approach. Technique, yang dalam bahasa Arab disebut uslub atau familiar di Indonesia disebut strategi, adalah apa yang sesungguhnya terjadi didalam kelas dan merupakan pelaksanaan dari metode (Arsyad, 2004: 19). Dalam usaha

(7)

pencapaian tujuan pengajaran bahasa, yaitu untuk perolehan keterampilan bahasa Arab, maka ketiga konsep ini adalah suatu yang mesti diramu oleh pengajar.

Metode pengajaran bahasa jika dikumpulkan dari berbagai belahan dunia mulai abad kedelapan belas sampai abad kedua puluh dan dicatat seluruhnya maka akan menghasilkan lebih dari satu jilid buku mengenai berbagai macam metode pengajaran bahasa. Namun, seringkali terdapat metode pengajaran bahasa yang serupa atau tampak tidak memiliki perbedaan yang mendasar, melainkan hanya menggunakan penyebutan yang berbeda saja (Sumardi, 1975:32). Metode pengajaran bahasa itu banyak macamnya, di antaranya metode lansung, dengar-ucap, pembelajaran bahasa komunitas, respons fisik total, komunikatif, eklektik, dan lain-lain. Berikut ini akan dijelaskan gambaran singkat dari tiap metode tersebut.

1. Metode Langsung ةرشابملا ةقيرطلا Metode Langsung (Direct Method), adalah metode pembelajaran dimana guru langsung menggunakan bahasa asing yang diajarkan tanpa menggunakan bahasa pembelajar atau bahasa pengantar lainnya, penjelasan arti dari kalimat-kalimat yang diucapkan oleh guru tetap menggunakan bahasa yang dipelajari disertai dengan peragaan, ekspresi, atau gambar-gambar (Sumardi, 1975:32-33). Metode ini dapat dikatakan populer di kalangan para guru bahasa di sepanjang akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh (Brown, 2008:54) dan disebut-sebut terlahir karena ketidakpuasan terhadap penggunaan

Metode Penerjemahan Tata Bahasa yang menghasilkan penggunaan bahasa secara tidak produktif (Fachrurrozi, 2010:19), mengingat tidak adanya latihan dalam pengucapan.

2. Metode Dengar-Ucap ةقيرطلا ةيوفشلا ةيعمسلا

Metode Dengar-ucap (Audiolingual Method) dinamakan juga aural-oral approach karena mendahulukan latihan pendengaran terlebih dulu kemudian pelatihan pengucapan diikuti latihan berbicara, membaca, dan menulis (Fachrurrozi, 1975:73). Metode ini disebut sebagai variasi dari Mim-Mem Method, artinya meniru dan mengingat, atau disebut juga Informant-drill Method karena kegiatan belajarnya berupa demonstrasi, dan latihan-latihan drill5 meliputi gramatika, struktur kalimat, latihan ucapan, dan menggunakan kosakata dengan meniru guru atau native informant sebagai drill master (Sumardi, 1975:39).

3. Pembelajaran Bahasa Komunitas عمتجملا للاخ نم ةغللا ميلعت ةقيرطلا

Metode Pembelajaran Bahasa Komunitas (Community Language Learning) muncul sekitar tahun 1970-an, berkembang dari pemikiran di bidang psikologi Brown, 2001:25tentang pentingnya faktor afektif, yaitu sikap, emosi, perasaan, motivasi dalam pembelajaran bahasa asing. Penemu dan pengembang metode ini adalah Charles A. Curran, ia terinspirasi oleh pendapat Carl Rogers yang menyatakan bahwa pembelajar di dalam kelas bukan dianggap sebagai “pembelajar”, tetapi sebagai

(8)

“kelompok” yang membutuhkan terapi dan konseling tertentu. Curran menerapkan konsep psikoterapi dalam pembelajaran bahasa asing, ia beranggapan bahwa pembelajaran adalah suatu pengalaman pribadi dan pengalaman sosial, pembelajar (klien) tidak terlibat dalam kompetisi karena ketika seseorang memasuki lingkungan dan suasana baru seperti belajar bahasa asing, maka dia akan merasa asing dan dihinggapi rasa tidak aman (insecure/ taza’zu’), rasa terancam (threat/ tahdîd), ketidakmenentuan (anxiety/ qalaq), konflik dan perasaan-perasaan yang dianggap menghambat kemajuan (Fachrurrozi, 2010:122). Maka dari itu, guru diperingatkan untuk mengurangi kegelisahan pembelajar, menciptakan kelompok suportif, sehingga mendorong inisiatif pembelajar dan mengarahkannya pada pembelajaran otonom (Brown, :2008:122).

4. Respons Fisik Total ةباجتسلإا ةقيرطلا ةلماكلا ةينمسجلا

Dapat dikatakan bahwa Metode Respons Fisik Total adalah metode pengajaran bahasa yang dibangun berdasarkan koordinasi ucapan atau ujaran dengan tindakan/ gerakan, bahasa diajarkan dengan mengaktifkan seluruh gerakan tubuh (Fachrurrozi, 1975:97). James Asher adalah pencetus dari metode ini, ia berpendapat bahwa anak dalam pembelajaran bahasa pertama mereka, lebih banyak mendengar sebelum mulai berbicara dan kegiatan mendengar mereka disertai dengan respons fisik seperti menggapai, memegang, bergerak,

melihat, dan sebagainya (Brown, 2001:30). Metode ini berasumsi bahwa bahasa lisan lebih ditekankan daripada bahasa tulisan sehingga kemampuan berbicara lebih didahulukan daripada kemampuan menulis, serta beranggapan bahwa kata kerja (verb/ fi’il) sebagai sentral dan kata kerja perintah (imperative/ shîgatu l-amr) adalah bentuk kata kerja yang paling penting diajarkan, karena disebutkan bahwa “semua pembelajar dari berbagai usia bisa cepat memahami bahasa target melalui perintah-perintah” (Fachrurozi, 2010:99).

5. Metode Komunikatif ةقيرطلا ةيلاصتلإا

Metode ini mulai berkembang pada tahun 1960-an, menurut Richards & Rodgers metode ini berlandaskan pada teori yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, sehingga tujuan pengajarannya seperti kata Hymes adalah mengembangkan kemampuan komunikatif (malakatu l-ittishâl), yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan dan dalam situasi dan kondisi (Fachrurrozi, 2010:86). Jenis kegiatan dalam metode ini tidak dibatasi atau tidak ditentukan secara kaku selama jenis kegiatan pembelajaran dan latihan yang diberikan berorientasi pada pencapaian tujuan komunikatif, antara lain saling menyampaikan maksud atau memberi informasi dengan tetap memiliki tujuan dalam berkomunikasi. Pelajaran lebih ditekankan pada makna (ma’nâ) daripada bentuk (syakl). Peran guru adalah sebagai fasilitator, membantu mempermudah jalannya komunikasi, juga

(9)

sebagai analis kebutuhan, pengatur kegiatan kelompok, penasihat, dan penghubung antar pembelajar (Fachrurrozi, 2010:90-91).

6. Metode Eklektik ةيئاقتنلإا ةقيرطلا Sebuah metode alternatif untuk guru bahasa yang belum memiliki jawaban mantap mengenai efektivitas metode-metode pengajaran bahasa (Nababan, 1993:151). Metode ini tidak didasarkan atas teori linguistik atau psikologi tertentu dan bukan sebagai pengganti metode sebelumnya, melainkan berdasarkan pada arti eclectic itu sendiri, metode ini memilih sesuatu yang dianggap terbaik dari beberapa doktrin, metode atau gaya (Fachrurrozi, 2010:164), untuk tujuan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di kelas sehingga guru tidak terpaku pada satu metode dan dapat mengadakan penyesuaian (Nababan, 1993:151). Tidak ada sebuah metode yang dapat digunakan untuk semua tujuan, semua siswa, semua guru, dan semua program, metode tidak luput dari kritikan karena tiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan (Fachrurrozi, 2010:170).

Selain metode pembelajaran yang sudah disebutkan di atas masih banyak lagi metode-metode pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar bahasa arab. Seyogyanya seorang guru menggunakan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan level pendidikan siswa, materi pelajaran serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dalam pembelajaran bahasa arab dalam memilih sebuah metode guru harus disesuaikan

dengan skill bahasa yang ingin dicapai, yaitu kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Berbeda skill yang ingin diajarkan, maka berbeda pula metode yang harus digunakan, misalnya: jika ingin mengajarkan skill kemampuan berbicara maka guru bisa menggunakan metode lansung, metode debat dan lain-lain sebagainya yang membuat siswa aktif dalam berbicara. Begitu juga halnya dengan kemampuan bahasaa lainnya. Pada era digitalisasi seperti sekarang ini, pendidik harus bisa menggunakan metode pembelajaran yang bisa dikombinasikan dengan media pembelajaran bahasa arab berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

D. Media Pembelajaran Bahasa Arab Digital

Proses belajar-mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi; dimana dalam proses komunikasi tersebut terdapat tiga komponen penting yang memainkan perannya, yaitu pesan yang disampaikan (kurikulum), komunikator (guru), dan komunikan (siswa/peserta). Maka agar proses komunikasi berjalan dengan lancar atau berlangsung secara efektif dan efisien diperlukan alat bantu yang disebut dengan media pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2011:3). Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Azhar

(10)

Arsyad (2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan menurut Criticos yang dikutip oleh Daryanto (2011:4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Menurut Heinich yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:4), media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar. Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (2011) mengklasifikasikan media atas empat kelompok, yaitu : (a). Media hasil teknologi cetak; (b). Media hasil teknologi audio-visual; (c). Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer; (d). Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam Azhari Arsyad 2011:33) membagi media kedalam dua kelompok besar, yaitu : media tradisional dan media teknologi mutakhir.

1. Pilihan media tradisional

a. Visual diam yang diproyeksikan yaitu proyeksi apaque, proyeksi

overhead, slides, filmstrips.

b. Visual yang tak diproyeksikan yaitu gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu.

c. Audio yaitu rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge.

d. Penyajian multimedia yaitu slide plus suara (tape).

e. Visual dinamis yang diproyeksikan yaitu film, televisi, video.

f. Media cetak yaitu buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (hand-out).

g. Permainan yaitu teka-teki, simulasi, permainan papan.

(11)

h. Media realia yaitu model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka).

2. Pilihan media teknologi mutakhir a. Media berbasis telekomunikasi

yaitu telekonferen, kuliah jarak jauh.

b. Media berbasis mikroprosesor yaitu computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perkembangan media pembelajaran juga berkembang pesat. Guru dituntut bisa menggunakan media teknologi informasi yang sudah banyak berkembang. Seperti smartphone, computer, internet dan lain-lain.

Kemajuan teknologi komunikasi terutama handphone yang berbasis Global for Mobile Communiucations (GSM) sangat pesat dan mengagumkan. Dengan cukup banyak fitur yang ditawarkan telah merubah handphone menjadi suatu perangkat yang multifungsi, sehingga selain sebagai alat komunikasi, dapat juga berfungsi untuk mengirimkan SMS, mengirim Multimedia Messaging Service (MMS), dan lain sebagainya. Selain itu, penggunaan handphone telah berkembang menjadi sebuah computer mini dan juga mempunyai fitur koneksi General Packet Radio Services (GPRS) yang telah menjadi standar yang didukung oleh semakin banyaknya operator yang juga mendukung

koneksi GPRS, WIFI serta memungkinkan penginstallan program pada handphone.

Semakin berkembangnya teknologi handphone yang menghadirkan

smartphone dalam kehidupan kita sekarang ini, yang membuat handphone tidak hanya menjadi alat komunikasi tetapi juga memiliki kemampuan sebagai computer mini dan memiliki bentuk yang kecil serta mudah untuk dibawa membuatnya memiliki nilai lebih. Selayaknya computer, smartphone dihadirkan dengan beberapa sistem operasimobile yang dikenal dengan sebutan platform, Ada berbagai jenis sistem operasi (OS) yang dijalankan perangkat keras yang beredar pasaran. Beberapa ada yang akrab terdengar oleh kita seperti iOS, Android OS, BlackBerry OS, Symbian OS dan sebagainya. Smartphone memiliki kemampuan untuk menjalankan program yang berukuran mikro dan dapat digunakan untuk melakukan koneksi jaringan intarnet. Media sosial (social media) merupakan media interaksi sosial yang menawarkan efisiensi, kemudahan diakses, dan daya jelajah lebih luas. Media sosial bisa digunakan untuk mempertahankan atau mengembangkan relasi yang sudah ada dan yang belum ada, sekaligus mempermudah interaksi sosial di dalamnya.

Pertengahan tahun 1990-an, berbagai jenis media sosial mulai bermunculan dengan menawarkan fitur-fitur terbaru disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia dalam segala interaksi sosialnya. Setiap media sosial mempunyai ciri khas tertentu dengan target pasar

(12)

masing-masing. Media sosial Facebook, Twitter, LinkedIn mengkhususkan untuk bisnis dan profesional; WhatsApp dan BlackBerry Messenger dikhususkan untuk interaksi sosial, bisnis dan profesional secara tertutup; devianART dikhususkan untuk kebutuhan digital art; Wayn dan Couch Surfing (travelling), Flickr (berbagi foto), dan berbagai media sosial lainnya.

Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, saat ini fasilitas telepon selular tidak hanya sebagai sarana berkomunikasi saja, tetapi banyak fitur-fitur lain atau tambahan yang ditawarkan oleh produsen terutama produsen software untuk menunjang aktifitas manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pendidikan dan pembelajaran. Dengan memanfaatkan media smartphone seorang guru bisa menggunakan fitur-fitur yang tersedia di smartphone tersebut sebagai media pembelajaran. Misalnya dengan membuat grup/atau komunitas belajar bahasa arab di facebook, WhatsApp, BlackBerry, dan lain-lain sebagainya. Guru juga bisa mengakses buku-buku bahasa arab elektronik sebagai bahan bacaan dan materi yang akan disampaikan kepada siswa-siswanya. Dengan media internet guru bisa mengakses situs-situs pembelajaran bahasa arab dengan mudah, mendownload aplikasi-aplikasi belajar bahasa arab yang sudah banyak tersedia. ketika mendesain perangkat pembelajaran, guru juga bisa membuat aplikasi belajar bahasa arab sendiri dengan bantuan software-software gratis yang sudah banyak tersedia di internet. Guru bisa

menyusun sendiri media pembelajaran bahasa arab disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. E. Pengembangan Media

Pembelajaran Bahasa Arab

Seiring dengan kemajuan produk teknologi yang cenderung berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di madrasah/sekolah, maka mengharuskan penggunaan media pembelajaran untuk senantiasa disesuaikan dengan kemajuan teknologi tersebut. Disinyalir, penggunaan produk teknologi sebagai media pembelajaran membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien apabila dipandang dari sisi proses dan hasilnya. Pengembangan media pembelajaran harus diarahkan pada tujuan tertentu. Ada beberapa tujuan pengembangan media pembelajaran, diantaranya adalah mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itulah guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran. Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam pandangan Sudirman sebagai dicatat oleh Yoto dan Saiful Rahman penulis buku yang berjudul

(13)

Manajemen Pembelajaran ada tiga prinsip di dalam pemilihan media, yaitu:

1. Tujuan Pemilihan. Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Lebih spesifik lagi, apakah untuk mengajarkan kelompok atau pembelajaran individual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMA, Tuna rungu, masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai jenis media.

2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keampuhannya, cara pembuatannya maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki guru dalam kaitannya keterampilan pemilihan media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pembelajaran secara bervariasi.

3. Alternatif Pilihan. Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat suatu keputusan dari beberapa alternatif. Guru dapat menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang

dapat diperbandingkan. Sedangkan apabila media pembelajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak akan dapat memilih, tetapi menggunakan apa adanya (Yoto dan Saiful Rahman:2001:63).

Media pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui media pembelajaran guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa akan lebih terbantu dan mudah belajar. Media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi antara sumber dan penerima. Media pembelajaran atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan (Depdiknas, 2006:4)

Media pembelajaran disusun dengan tujuan sebagai berikut:

1. Menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik. 2. Membantu peserta didik dalam

memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh

3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran

Ada beberapa prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan media

(14)

pembelajaran. Prosedur itu meliputi: (1) memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, silabus, program semeter, dan rencana pelaksanaan pembelajaran; (2) mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan pemahaman terhadap poin 1; (3) melakuan pemetaan materi; (4) menetapkan bentuk penyajian; (5) menyusun struktur (kerangka) penyajian; (6) membaca buku sumber; (7) mendraf (memburam) bahan ajar; (8) merevisi (menyunting) bahan ajar; (9) mengujicobakan bahan ajar; dan (10) merevisi dan menulis akhir (finalisasi) (Zulkarnain Idiran,2008).

Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2011), penyusunan prosedur pengembangan media pendidikan meliputi:

1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa.

2. Merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional.

3. Merumuskan butir-butir materi yang mendukung tercapainya tujuan. 4. Mengembangkan alat dan mengukur

keberhasilan.

5. Menulis naskah media. 6. Mengadakan tes dan revisi. F. Kesimpulan

Pada dasarnya tujuan utama pembelajaran bahasa arab adalah agar siswa bisa menguasai empat skill bahasa, yaitu kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Tujuan pembelajaran tersebut ada yang bersifat Reseptif

maupun Produktif. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut guru bahasa Arab dituntut mampu mengembangkan model pembelajaran bahasa Arab yang efektif, menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, serta menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pada era digitalisasi seperti sekarang ini, pendidik harus bisa menggunakan metode pembelajaran yang bisa dikombinasikan dengan media pembelajaran bahasa arab digital. Misalnya: dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia di smartphone sebagai media pembelajaran, membuat grup/atau komunitas belajar bahasa arab di facebook, WhatsApp, BlackBerry, dan lain-lain sebagainya, mengakses buku-buku bahasa arab elektronik sebagai bahan bacaan dan materi yang akan disampaikan kepada siswa-siswanya, memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran, memanfaatkan aplikasi-aplikasi belajar bahasa arab yang sudah banyak tersedia di internet dan smartphone, dan mendesain perangkat pembelajaran sendiri yang berbasis digital.

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Ahmad Izzan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.

Arif S. Sadiman, dkk. 2011. Media

(15)

Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada B. Uno, Hamzah, Nina Lamatenggo.

2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran . Jakarta: Bumi Aksara.

Brown, Douglas. 2008. Prinsip Pembelajaran Dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Person Education _____________. 2001. Teaching by

Principle: An Interactive Approach to Language Pedagogy. New York : Longman

Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT. Rosdakarya Offset.

Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas

Kustandi, Cecep., dan Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nababan. 1993. Sosiolinguistik suatu

pengantar.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning, Bogor : Ghalia Indonesia.

Sardiman. 2007. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumardi. 1975. Muljanto. Pengajaran Bahasa Asing. Jakarta:Bulan Bintang.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Ulin Nuha. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: DIVA Press.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi

Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:Prenada Media Group.

Yoto dan Saiful Rahma. 2001. Manajemen Pembelajaran. Malang: Yanizar Group Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai kandungan senyawa kimia pada daun malek belum banyak diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan daun malek dari aspek

Berdasarkan rancangan percobaan yang digunakan dan jumlah famili yang diuji pada plot uji keturunan nyawai di Bantul, maka seleksi hanya bisa dilakukan melalui

Klon C3 yang berasal dari tegakan alam di kawasan plot konservasi genetik cendana di Watusipat, Gunungkidul menunjukkan hasil terbaik dalam induksi kalus

Barat “ di bimbing oleh Mustahidang Usman dan Alamsyah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu1).Untuk mengetahui bagaimana strategi guru PAI dalam mengatasi lemahnya minat belajar

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Ketaatan pada Peraturan Perundangan, Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah dan Motivasi Kerja terhadap

Tindak lanjut secara bulanan untuk memastikan pemenuhan komitmen Bank kepada Bank Indonesia atas hasil pemeriksaan Bank Indonesia yang dilakukan pada bulan April –

Penggunaan metode studi kasus dalam penelitian ini disertai penggunaan metode sejarah sosiologis dengan maksud untuk mengungkap sejarah dan dinamika politik tata kelola