• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN ALAT MUSIK GORDANG SAMBILAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA DI MTsN RUKOH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN ALAT MUSIK GORDANG SAMBILAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA DI MTsN RUKOH."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN ALAT MUSIK GORDANG SAMBILAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT

PADA MATERI MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA DI MTsN RUKOH

Oleh Harvan Juliawan

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan Dengan Menggunakan Model Teams Games Tournament Pada Materi Musik Tradisional Nusantara Di Mtsn Rukoh” mengangkat masalah bagaimana proses pembelajaran dan hasil belajar yang menggunakan model TGT dengan yang tidak menggunakan model TGT. Penelitian ini bertujuan untuk proses dan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperiment. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bidang studi seni budaya dan siswa di Mtsn Rukoh. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian adalah 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2.19 sedangkan harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikan 𝛼= 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 𝑛2 + 𝑛1 - 2= 37, maka dari tabel distribusi t diperoleh 𝑡0,95(37) = 1,69. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,19>1,69 diterima, maka sesuai dengan hipotesis yang diajukan dengan ketentuan : “kriteria pengujian yang berlaku adalah terima HO jika t <𝑡1 – α dan tolak HO jika t berharga lainnya”. Berarti HO ditolak. Sehingga dengan demikian. hal ini berarti bahwa hipotesis yang berbunyi demikian data menunjukkan dengan menggunakan model TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas VIII MTsN Rukoh. Kata Kunci : Model Pembelajaran, Teams Games Tournament.

A. PENDAHULUAN Latar Belakang

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di MTsN Rukoh Banda Aceh, model pembelajaran yang sering digunakan guru adalah model pembelajaran konvensional. Model konvesional adalah model yang berpusat oleh guru. Hal inilah yang kemudian menyebabkan siswa kurang memahami dan menguasai setiap materi pelajaran dan menimbulkan kebosanan dari siswa. Selain itu, siswa juga kurang aktif pada waktu proses belajar mengajar berlangsung sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya sangat rendah. Selama

observasi berlangsung penulis melihat siswa sangat tidak fokus tidak ada respons dengan apa yang di terangkan oleh guru.

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model yang tepat yaitu model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa sebagai subjek untuk berusaha menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah dari suatu konsep yang dpelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator dengan menggunakan model TGT, karena

(2)

dengan model TGT ini suasana dalam proses pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga siswa dapat menyerap pelajaran yang diberikan dengan efektif.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan Dengan Menggunakan Model Teams Games Tournament Pada Materi Musik Tradisional Nusantara Di Mtsn Rukoh”.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses Pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan Dengan Menggunakan Model TGT dan Model Konvensional di Kelas VIII MTsN Rukoh Pada Materi Musik Tradisional Nusantara?

2. Bagaimana Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model TGT dan Model Konvensional dalam pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan di Kelas VIII MTsN Rukoh Pada Materi Musik Tradisional Nusantara?

Tujuan Masalah

1. Untuk mendiskripsikan proses Pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan Dengan Menggunakan Model TGT dan Model Konvensional di Kelas VIII MTsN Rukoh Pada Materi Musik Tradisional Nusantara.

2. Untuk mendiskripsikan Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model TGT dan Model Konvensional dalam pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan di Kelas VIII MTsN Rukoh Pada Materi Musik Tradisional Nusantara.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan di bidang seni menjadi data yang bersifat informatif, bermanfaat bagi dunia pendidikan seni, khususnya studi tentang seni Musik Tradisional Nusantara. 2. Manfaat praktis

Adapun yang menjadi manfaat praktis adalah sebagai berikut:

a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah seperti dinas kebudayaan agar lebih memperhatikan perkembangan seni yang ada di daerah dan di indonesia, bagi lembaga pendidikan diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengajarkan pendidikan seni daerah maupun nusantara, bagi guru seni budaya dapat menjadi acuan menggunakan metode yang beragam dalam roses belajar mengajar khususnya model TGT, dan juga bagi masyarakat luas dapat menjadi bahan bacaan yang memberi informasi tentang seni musik nusantara khususnya pembelajaran musik Gordang sambilan.

b. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang

(3)

bentuk-bentuk kesenian tradisional nusantara yang berkembang di Indonesia.

c. Menumbuhkan keinginan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan.

d. Bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak meneliti kesenian ini lebih jauh.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan (asumsi) awal tentang suatu hal yang baru akan dilakukan penelitian atau yang kesesuaian dengan fakta-fakta yang diketahui atau ditemukan. Yang menjadi hiotesis dalam penelitian ini adalah: “Dengan Penerapan Model Teams Games Tournament pada Pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan Kelas VIII Materi Musik Tradisional Nusantara di MTsN Rukoh hasil belajar siswa akan lebih baik”.

Definisi Istilah

1. TGT atau Model Teams Games Tournament adalah salah satu model pembelajaran yang menerakan cara perlombaan yang terdiri dari beberapa

kelompok untuk

mengumpulkan poin yang banyak.

2. Musik Nusantara adalah musik yang ada didaerah atau musik tradisional daerah yang terkenal dan berkembang di nusantara seluruh Indonesia 3. Gordang sambilan adalah salah

satu alat musik yang tergolong membranophon karena dimainkan dengan cara di pukul, Gordang sambilan merupakan alat musik yang berasal dari Sumatra Utara. 4. MTsN Rukoh adalah Madrasah

Tsanawiyah Negeri (MTsN) Rukoh Banda Aceh merupakan salah satu diantara banyak MTsN lainnya yang ada dikota Banda Aceh dan memiliki kondisi dan situasi yang baik sebagai tempat pelaksanaan pendidikan.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yakni kualitatif dan kuantitatif, karena pada rumusan masalah yang pertama peneliti menggunakan kualitatif untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang menggunakan model

TGT dengan yang tidak

menggunakan model TGT.

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama peneliti

menggunakan jenis penelitian Jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Peneliti juga menggunakan metode eksperimen untuk mendapatkan hasil belajar di kelas yang menggunakan model TGT dengan yang tidak menggunakan model TGT pada materi musik tradisional nusantara Gordang Sambilan di MTsN Rukoh.

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu satu kelas kontrol dan satu kelas lainnya dijadikan kelas eksperimen atau kelas yang hendak diteliti. Kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran seni budaya secara

(4)

konvensional atau biasa pada umumnya, sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran seni budaya dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Rukoh yang berjumlah 79 siswa. Terdiri dari 19 siswa/i kelas VIII1, 20 siswa/i kelas VIII2, 21 siswa/i kelas VIII3 dan 19 siswa/i kelas VIII4. Sebagai samplenya yaitu kelas VIII1sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII2 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang standar dalam pelajaran. Kesulitan dalam pelajaran juga sering dihadapi oleh siswa di kedua kelas tersebut. Oleh karena itu, penulis memilih kedua kelas tersebut dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data permasalahan yang pertama adalah observasi dan wawancara sedangkan teknik pengumpulan data permasalahan yang kedua adalah tes.

C. HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan sejak tanggal 18 November 2015 sampai dengan 21 November 2015. Peneliti melakukan observasi dan tes pada sekolah dan siswa. Padahasil observasi yang dilakukan peneliti metode ceramah masih belum sepenuhnya dihilangkan dan terutama dimateri pembelajaran seni musik tradisional nusantara yang merupakan salah satu pokok pembahasan dalam mata pelajaran seni musik. Fakta dilapangan menunjukan bahwa pembelajaran musik tradisional nusantara masih belum diketahui sepenuhnya oleh para peserta didik. Hal inilah yang menyebabkan minat dan keinginan belajar siswa pada pelajaran seni musik tradisional tersebut dianggap kurang aktif pada proses belajar mengajar, dan pada akhirnya kejenuhan dan kebosanan dalam menikmati pelajaran seni budaya.

Tugas seorang guru tidak hanya mempersiapkan materi yang harus diajarkan kepada siswa namun guru juga harus bisa memilih model pembelajaran

yang tepat, sehingga materi yang disampaikan bisa dipahami dan diingat oleh siswa. untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka diterapkan model Teams Games Tournament Pada Materi Musik Tradisional Nusantara.

Proses pembelajaran Cooperative model Teams Games Tournament pada pelajaran Seni budaya merupakan upaya untuk meningkatkan kemauan dan ketertarikan belajar siswa pada pelajaran seni budaya. Pada proses pembelajaran seni musik tradisional nusantara siswa dituntut untuk mengerti dan faham tentang sejarah musik Gordang sambilan.

Materi pembelajaran musik tradisional nusantara dengan materi alat musik Gordang sambilan merupakan salah satu pokok pembahasan dalam mata pelajaran seni musik. Dengan ketidaktahuan seorang siswa akan pentingnya mengenal budaya-budaya tradisional nusantara pada pelajaran seni budaya dapat menyebabkan penurunan rasa ingin tahu dan kemauan belajar siswa dalam mempelajari pelajaran seni budaya itu sendiri. Dan sehingga daya tarik pelajaran yang diberikan guru tanpa ada pengembangan dengan penerapan model akan membuat siswa enggan dalam mempelajari pelajaran seni budaya.

Pentingnya peran guru dalam memberikan pembelajaran dengan bersifat siswa terlibat langsung, aktif dan semangat dengan menerapkan model-model pembelajaran dan salah satunya adalah Pembelajaran Alat Musik Gordang Sambilan Dengan Menggunakan Model Teams Games Tournament Pada Materi Musik Tradisional Nusantara Di MTsN Rukoh.

Gambar 4.1

Wawancara Dengan Guru Seni Budaya (Foto:Aida,2015)

(5)

4.2 Hasil Belajar Siswa pada

Pembelajaran seni Musik Tradisional Nusantara di kelas Eksperiment dan di kelas Kontrol

Pengumpulan data di kelas eksperimet dilakukan dengan cara memberikan tes tulis yaitu menyelesaikan LKS yang diberikan. Tes ini bertujuan untuk melihat perbedaan perolehan hasil belajar antara kelas yang diterapkan dengan model dengan kelas yang tidak menggunakan TGT.

4.2 Analisis Data

Data dalam penelitian ini adalah merupakan hasil evaluasi siswa baik nilai awal maupun nilai akhir yang dilalukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun data-data mentah tersebut dapat dilihat pada tabel di atas. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik uji-t berikut :

- Perhitungan Rata-rata dan Varians

Kelas Eksperimen

Berdasarkan data table 4 di atas, maka distribusi frekuensi nilai tes awal dan tes akhir untuk kelas eksperimen diperoleh nilai sebagai berikut:

Rentang (R) = 90-70 = 20

Banyak kelas interval (K)

=1+(3,3) log n =1+(3,3) log 19 =1+(3,3) 1,2787

= 5,21 (diambil K=5)

Panjang Kelas interval

=

𝑅

𝐾

=

20

5

= 4 (diambil P=4)

Table 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen

Nila i tes 𝐹𝑖 𝑋𝑖 𝑿𝒊𝟐 𝐹𝑖𝑋𝑖 𝐹𝑖𝑿𝒊𝟐 70 – 73 74 – 77 78 – 81 82 – 85 86 – 89 90 – 93 5 3 3 0 5 3 71 ,5 75 ,5 79 ,5 83 ,5 87 ,5 91 ,5 5112 .25 5700 .25 6320 .25 6972 .25 7656 .25 8372 .25 357. 5 226. 5 238. 5 0 437. 5 274. 5 25561. 25 17100. 75 18960. 75 0 38281. 25 25116. 75 Juml ah 1 9 153 4.5 12502 0.75 Dari table di atas dapat ditentukan rata-rata hitung ( 𝑥⃑), varians ( 𝑆2) dan standar deviasi (S): 𝑥̅ =Σ𝑓𝑖𝑥𝑖 Σ𝑓𝑖

=

1534.519 = 80,76 𝑆12 =nΣ𝑓𝑖𝑥𝑖2− (Σ𝑓𝑖𝑥𝑖)2 n(n − 1) =19(125020.75) − (1534.5)2 19(19 − 1) =2375394.25 − 2354690.25 342 =20704 342 = 60.53 𝑆1 = √60.53 = 7.78

(6)

- Perhitungan Rata-rata dan Varians Kelas Kontrol

Berdasarkan data table 4 di atas, maka distribusi frekuensi nilai tes awal dan tes akhir untuk kelas kontro diperoleh nilai sebagai berikut:

Rentang (R) = 90 -70 = 20

Banyak kelas interval (K)

=1+(3,3) log n =1+(3,3) log 20 =1+(3,3) 1,3010 = 5,29 (diambil K=5)

Panjang Kelas interval

=

𝐾𝑅

=

20

5

= 4 (diambil P=4)

Table 4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Siswa Kelas Kontrol

Nilai tes 𝐹𝑖 𝑋𝑖 𝑿𝒊𝟐 𝐹𝑖𝑋𝑖 𝐹𝑖𝑿𝒊𝟐 70 – 73 74 – 77 78 – 81 82 – 85 86 – 89 90 – 93 7 9 2 0 0 2 71.5 75,5 79,5 83,5 87,5 91,5 5112.25 5700.25 6320.25 6972.25 7656.25 8372.25 50 0.5 67 9,5 15 9 0 0 18 3 357 85. 75 513 02. 25 126 40. 5 0 0 167 44. 5 Jumlah 2 0 15 22 116 473

Dari tabel diatas dapat ditentukan rata-rata hitung ( 𝑥⃑), varians ( 𝑠2) dan standar deviasi (S): 𝑥̅ =Σ𝑓𝑖𝑥𝑖 Σ𝑓𝑖

=

152220 = 76.1 𝑆22 = nΣ𝑓𝑖𝑥𝑖2− (Σ𝑓𝑖𝑥𝑖)2 n(n − 1) = 20(116473) − (1522)2 20(20 − 1) = 2329460 − 2316484 380 =12976 380 = 34.14 𝑆22 = √34.14 𝑆1 = 5.84

Berdasarkan perhitungan di atas maka nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 80,76 dan nilai rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 76,1.

4.3 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka untuk mengetahui benar atau tidaknya hipotesis yang telah diajukan sebagaimana penulis kemukakan Bab yang terdahulu, dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui kebenaran asumsi tersebut.

Kesimpulan ini dapat diuji dengan statistik uji-t. Dari perhitungan nilai tes akhir siswa sebelum dari masing-masing kelompok diperoleh nilai rata-rata, varians, dan standart deviasi sebagai berikut ;

(7)

𝑿𝟏 ̅̅̅̅ =80.76 𝑺𝟏𝟐 = 𝟔𝟎. 𝟓𝟑 S = 7.78 𝑿𝟏 ̅̅̅̅ = 76.1 𝑺𝟐𝟐 =34.14 S = 5.84

Sehingga dapat ditentukan varians gabungan (S): 𝑆2 =(𝑛1− 1)𝑆12+ (𝑛2 − 1)𝑆22 𝑛1+ 𝑛2 − 2 =(19 − 1) 60.53 + (20 − 1)34.14 19 + 20 − 2 =(18) 60.53 + (19)34.14 37 =1089.54 + 648.66 37 =1738.2 37

𝑠

2

= 46.97

𝑆 = √46.97 = 6.85

Untuk nilai S = 6.85 maka nilai t: 𝑡 = 𝑥̅1 − 𝑥̅2 𝑆√𝑛1 1+ 1 𝑛2 = 80.76 − 76.1 6.85√19 +1 201 = 4.66 6.85(0.31) =4.66 2.12 𝑡 = 2.19

Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas, dimana 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2.19 sedangkan harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikan 𝛼= 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 𝑛2 +

𝑛1 - 2= 37, maka dari table distribusi t diperoleh 𝑡0,95(37) = 1,69.

Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,19>1,69 diterima, maka sesuai dengan hipotesis yang diajukan dengan ketentuan : “kriteria pengujian yang berlaku adalah terima HO jika t <𝑡1 – α dan tolak HO jika t berharga lainnya”. Berarti HO ditolak. Sehingga dengan demikian. hal ini berarti bahwa hipotesis yang berbunyi demikian data menunjukkan dengan menggunakan model TGT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas VIII MTsN Rukoh diterima. 4.5 Pembahasan

4.5.1 Pelaksanaan Pembelajaran Musik Gordang Sambilan Dengan Menggunakan Model Teams Games Tournament Pada Materi Musik Tradisional Nusantara kelas VIII 1 di MTsN Rukoh

Pelaksanaan model TGT ini memberikan suasana baru dalam proses belajar di sekolah, khususnya pada siswa di MTsN Rukoh yang belum pernah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran seperti ini pada materi mengidentifikasi musik tradisional nusantara. Oleh karena itu siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model TGT siswa lebih dilatih untuk merasa yakin dengan kemampuan yang dimiliki, siswa dilatih agar berani mengutarakan pemikirannya, dan siswa dilatih untuk bersaing, berusaha dan bekerjasama untuk mencapai kemenangan. Dengan menggunakan model TGT ini guru juga dapat dengan mudah menilai siswa dari jawaban-jawaban yang diberikan.

4.5.2 Pelaksanaan Pembelajaran dengan tidak Menggunakan Model TGT pada Pelajaran Seni Musik Tradisional Nusantara kelas VIII2 di MTsN Rukoh.

Proses pembelajaran dengan tidak menggunakan model TGT yang diajarkan kepada siswa kelas VIII2 tidak sama

(8)

pengembangan dengan yang diajarkan pada siswa kelas VIII1 ekperiment yang menggunakan model TGT. Siswa yang diajarkan menggunakan metode ceramah terlihat jelas, sistem pembelajaran yang berlangsung tidak ada pengembangan, siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa cenderung menerima dari guru, dan tidak ada terlibat secara penuh bahwa siswa yang menjadi peran utama dalam mencari tau sendiri informasi yang ada. Proses pembelajaran yang berlangsung pun terlihat sangat membosankan, tampat jelas disaat guru sedang menjelaskan siswa tidak sepenuhnya siswa memperhatikan, dan tidak sedikit ada yang mengobrol di dalam kelas.

4.5.3 Hasil Belajar siswa dengan menggunakan model Konvensional pada Materi Ajar Seni Musik Tradisional Nusantara

Dari hasil penelitian, tanpak bahwa dengan penggunaan model TGT di kelas eksperimen hasilnya adalah siswa mampu memahami musik Gordang sambilan dengan baik dan benar. Hasil belajar yang diperoleh siswa dikelas eksperimen lebih signifikan dan tinggi dibandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa di kelas kontrol.Hal ini di karenakan penggunaan model TGT sangat berpengaruh pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

D. PENUTUP Simpulan

- Pelaksanaan pembelajaran musik Gordang sambilan dengan model TGT di kelas Eksperiment menuai hasil yang positif dimana siswa lebih aktif dan semangat dalam belajar, serta proses yang dilakukan dengan menggunakan model TGT di kelas Eksperiment memberikan pengetahuan kepada siswa yang lebih kreatif, dalam menyikapi setiap pembelajaran yang berlangsung, serta kekuatan dalam

sesama siswa saling bertoleransi terjalin kuat, dari kerja sama yang dilakukan dengan kelompoknya dan bersaing secara adil yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menerima setiap pembelajaran.

- Pelaksanaan pembelajaran musik Gordang sambilan dengan tidak menggunakan model TGT di kelas Kontrol tidak semua siswa dianggap aktif dan semangat dalam menerima pembelajaran, serta proses yang dilakukan dengan tidak menggunakan model TGT di kelas Kontrol sangat terlihat jelas keseriusan dalam belajar dianggap kurang, siswa lebih disibukkan dengan dirinya sendiri, tanpa memperdulikan pembelajaran yang berlangsung, kosentrasi dalam belajar juga tidak sepenuhnya dirasa siswa, karena kejenuhan siswa pada pelajaran seni budaya tampak terlihat jelas, tidak sedikit siswa yang mengobrol pada saat jam pembelajaran berlangsung dan pada saat guru sedang menjelaskan pelajaran. Dampak inilah yang membuat hasil belajar siswa sangat rendah. Sehingga proses belajar mengajar yang berlangsung tidak menuaikan hasil yang baik dan memuaskan.

- Hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT dengan yang tidak menggunakan model TGT dapat dibedakan dengan hasil nilai rata-rata di kelas Eksperiment yang diperoleh siswa (80,76). Sedangkan nilai rata-rata di kelas Kontrol yang diperoleh siswa (75,38). Dapat dibedakan hasil prestasi belajar siswa di kelas Ekperiment lebih tinggi daripada di kelas Kontrol.

(9)

E. DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mudlofir. 2013. Pendidikan Profesional Konsep Strategi Dan Aplikasi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Indonesia. Jakarta. Rajawali Pers

Arikunto.S, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rieka Cipta.

Aziz, Hamka Abdul. 2012. Karakter Guru Profesional. Jakarta Selatan: Al-Mawardi Prima

Hamalik, Oemar (2000). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara.

Hartini, sri, dkk. 2012. Fungsi dan Peran Gondrang Sambilan pada Masyarakat Mandailing. Banda Aceh: BPNB

Hasbullah. 2012. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers Jalaluddin. 2013. Filsafat pendidikan manusia, filsafat, dan pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers

Prier, Karl-Edmund. 2009. Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi Rusman. 2013. Model Model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta Rajawli Pers

Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta: Balai Pustaka

Soejono. 2005. Metode Penelitian Diskripsi: Jakarta

Setyobudi, dkk. 2007. Seni Budaya Untuk Smp Kelas VII. Jakarta. Erlangga

Suyono, dkk. 2012. Belajar Dan Pembelajaran, Teori Dan KonsepDasar. Bandung. PT RemajaRosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana

Sanjaya, Wina.2012. Media KomunikasiPembelajaran.

Jakarta: Kencana Group

Sadiman, Arif. 2011. Media pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatanya. Jakarta. Rajawali Pers

Tim FKIP. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: Univarsitas Syiah Kuala

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum

Tingkat Satuan

Pendidikan(KTSP). Jakarta. Prenada Media Group

Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-PrinsipDesainPembelajaran. Jakarta. KencanaPrenada Group. Tim Abdi Guru. 2006. Seni Budaya. Jakarta

: Erlangga

Waruwu, Y.F. 1994, Seni Musik, Medan, Erlangga.

Yayat, N. 2006. Seni Budaya Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Gambar

Table  4.3  Daftar  Distribusi  Frekuensi  Nilai  Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen
Table  4.4.  Daftar  Distribusi  Frekuensi  Nilai Tes Awal Siswa Kelas Kontrol  Nilai  tes

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, peneliti bersama guru mitra dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih terdapat kelemahan-kelemahan yaitu guru

Saran bagi atasan, pemimpin, atau praktisi yang berhubungan dengan penerapan budaya di PT Pegadaian (Persero) adalah untuk lebih menekankan pada pendekatan secara

Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan pada gambar 7 menunjukkan bahwa kuat tekan terbesar terdapat pada beton dengan jenis campuran OPC tanpa abu sekam padi

Implementasi Bandwidth management telah penulis lakukan pada system jaringan kampus Universitas Gunadarma dengan menggunakan traffic control HTB sebagai pengaturan bandwidth

Dari situ aku juga menyimpulkan bahwa budaya bisa masuk lewat mana saja, tidak hanya dengan belajar dari nilai – nilai yang ditanamkan orang, tetapi dapat juga melalui sesuatu

[r]

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh PBL, RQA, PBLRQA, dan pembelajaran konvensional terhadap retensi mahasiswa berkemampuan akademik berbeda

Peradilalan anak dalam ketentuan undang-undang No.3 Tahun 1997 lahirnya undang-undang No.3 Tahun 1997 adalah merupakan suatu tujuan hukum untuk memberikan