• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konseling Islam dengan terapi Rasional Emotif Behavior dalam mengatasi stres ibu muda di Desa Boteng Menganti Gresik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konseling Islam dengan terapi Rasional Emotif Behavior dalam mengatasi stres ibu muda di Desa Boteng Menganti Gresik"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF BEHAVIOR DALAM MENGATASI STRES IBU MUDA DI DESA

BOTENG MENGANTI GRESIK

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Strata

Satu Pada Program Bimbingan dan Konseling Islam (S.Sos)

Oleh:

Hariyati Mustika Dewi NIM. B93215102

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id ABSTRAK

Hariyati Mustika Dewi, (B93215102), Konseling Islam Dengan Terapi Rasional

Emotif Behavior Dalam Mengatasi Stres Ibu Muda Di Desa Boteng Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.

Fokus penelitian adalah 1. Bagaimana proses konseling Islam dengan terapi rasional emotif behavior dalam mengatasi stres ibu muda 2. Bagaimana hasil dari konseling Islam dengan terapi rasional emotif behavior dalam mengatasi stres ibu muda. Dalam menjawab penelitian di atas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi khasus.

Dengan pendekatan ini peneliti melakukan metode kualitatif yang secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Metode penelitian kualitatif itu sendiri merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Dengan membandingkan klien sebelum dan sesudah diberi terapi.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwasannya proses pelaksanaan konseling Islam dengan terapi rasional emotif behavior dalam mengatasi stres ibu muda. Terapi ini dilakukan untuk menghilangkan pikiran irasional seorang ibu muda yang stres karena takut berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Karena memiliki trauma akan masa lalunya karena hamil di luar nikah, sehingga permasalahan ini membuat klien stres. Dengan ini konselor menggunakan konseling Islam dengan ayat al-Quran. Juga dengan diberikan terapi rasional emotif behavior dengan tiga terapi yaitu; terapi kognitif, teknik prilaku dan humor

dengan cara mengubah pola pikir irasional menjadi rasional kembali dan tahap terakir memberi homework. Hasil dari metode ini dapat dikatakan berhasil karena terdapat perubahan terhadap diri klien sebelum dan sesudah diterapi. Awalnya ada 7 gejala stres yang sering dilakukan, sekarang sudah berkurang menjadi 3 gejala. Klien sekarang lebih optimis dalam menjalan hibup.

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTIAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... xi DAFTAR TABEL... xv BAGIAN INTI BAB I: PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Konsep ... 5

F. Metode Penelitian ... 10

1. Pendekatan dan Jenis Penelitan ... 10

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian ... 11

3. Subjek Penelitian ... 12

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5. Teknik Pengumpulan Data ... 15

6. Jenis-Jenis Sumber Data ... 18

7. Teknik Analisis Data ... 19

G.Sistematika Pembahasan ... 20

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A.Kajian Teoritik 1. Konseling Islam ... 21

a. Pengertian Konseling Islam ... 21

b. Tujuan Konseling Islam ... 23

c. Fungsi Konseling Islam ... 25

d. Asas-Asas Konseling Islam ... 27

e. Unsur-Unsur Konseling Islam ... 30

f. Langkah-Langkah Konseling Islam ... 32

2. Terapi rasional Emotif Behavior a. Pengertian Terapi rasional Emotif Behavior ... 34

b. Teori Kepribadian ... 35

c. Tujuan Terapi Rasional Emotif Behavior ... 36

d. Peran Dan Fungsi Konselor ... 38

e. Teknik dan Terapi Rasional Emotif Behavior ... 40

f. Proses Terapeutik ... 43

3. Stres a. Pengertian Stres ... 44

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

c. Faktor-Faktor Penyebab Stres ... 47 d. Menejemen Stres ... 49 B.Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 51

BAB III: PENYAJIAN DATA

A.Deskripsi Umum Objek Penelitian

1. Deksripsi Lokasi Penelitian ... 55 2. Deskripsi Obyek Penelitian

a. Deskripsi Konselor ... 60 b. Deskripsi Klien ... 61 c. Deskripsi Masalah ... 64 B.Deskripsi hasil Penelitian

1. Deskripsi proses pelaksanaan Konseling Islam Dengan Terapi RasIonal Emotif Behavior Untuk Mengatasi stres Ibu Muda Di Desa Boteng Menganti Gresik ... 68 2. Deskripsi Hasil Akhir pelaksanaan Konseling Islam Dengan Terapi

Rasional Emotif Behavior Untuk Mengatasi stres Ibu Muda Di Desa Boteng Menganti Gresik ... 80

BAB IV: ANALISIS DATA

A. Analisis Data Tentang Proses Konseling Islam Dengan Terapi

Rasional Emotif Behavior Dalam Mengatasi Stres Seorang Ibu Muda Di Desa Boteng Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Analisis Data Tentang Proses Konseling Islam Dengan Terapi

Rasional Emotif Behavior Dalam Mengatasi Stres Seorang Ibu Muda

Di Desa Boteng Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.

... 94 BAB V: PENUTUP A.Kesimpulan... 98 B.Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pekerjaan Penduduk Desa Boteng ... 57

Tabel 3.2. Sarana Pendidikan Desa Boteng ... 58

Tabel 3.3. Sarana Peribadatan Di Desa Boteng ... 59

Tabel 3.4. Kondisi Klien Sebelum Pelaksaan Konseling ... 68

Tabel 3.5. Kondisi klien Setelah Pelaksaan Konseling ... 82

Tabel 4.1. Perbandingan Kondisi Klien Sebelum Pelaksaan Konseling ... 94

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan. Stres adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada pada dirinya. Sebagian besar orang merasakan stres bukan hanya sebagai faktor negatif, melainkan bahkan mereka juga mengelola stres dengan cara yang negatif.1

Stres adalah respon organisme untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan yang berlangsung. Tuntutan-tuntutan-tuntutan ini bisa jadi hal-hal yang faktual saat itu, bisa jadi juga hal-hal yang baru mungkin akan terjadi, tetapi dipersepsikan secara aktual.2 Orang yang stres tidak bisa berpikir panjang dan berusaha mencari solusi pengobatanya. Akibatnya ia akan cenderung bertindak gila, seperti bunuh diri atau melakukan tindakan asusila. Stres ini tidak terbatas usia dan jenis kelamin. Siapa pun bisa mengalami stres. Saat seseorang mengalami tekanan atau kecemasan yang menyebabkan ketegangan syaraf, berarti ia mengalami stres. Stres dapat berpengaruh buruk terhadap otak. Gangguan ini menyebabkan ketidakseimbangan dan bisa menimbulkan berbagai penyakit. Stres ini biasanya cenderung membuat orang tidak tenang dalam keberadaannya.3

1

Peter G. Hanson, Nikmatnya Stres, (Jakarta: Arcan, 1987), hal. 3-4.

2 Sutarjo A. Wiramihardjo, Pengantar Psikologi Abnormal. (Bandung: Refika aditama.2005) hal.

44.

3 Rizem Aizid, Melawan Stres & Depresi, (Yogjakarta: Saufa, 2015), hal. 19-20.

1

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Menurut Suroto, stres dapat menimbulkan penyakit psikis dan merangsang timbulnya berbagai penyakit jasmani. Pada zaman modern seperti ini, tidak mungkin seseorang tidak mengalami stres, akan semakin banyak seorang penderita stres atau penyakit psikogenetik. Untuk itu diperlukan pemahaman, kesadaran mengenai hakikat stres dan cara menangani stres.4

Mawar merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ia merupakan mahasiswi yang mengambil jurusan pendidikan matematika. Kegiatannya di rumah ialah membuka LBB untuk tingkat SD. Mawar merupakan seorang ibu muda yang memiliki satu anak laki-laki berusia 7 bulan. Mawar senang mengikuti kegiatan desa seperti diba’an, karang taruna, remaja musala dan juga mengikuti arisan kampung. Keaktifan Mawar dalam mengikuti kegiatan di desanya yang menjadikan Mawar terkenal sebagai remaja yang licah dan aktif.

Masalah stres yang dialami Mawar adalah ketika Mawar terlihat pendiam tidak seperti biasanya, dulunya Mawar adalah seorang aktivis dalam segala kegiatan yang ada di desanya. Tetapi sekarang Mawar tidak pernah aktif lagi dan mengurung diri di rumah. Dulu Mawar senang bersosialisasi, seperti bersosialisasi dengan tetangganya dan mengikuti arisan kampung. Sekarang Mawar menjadi seseorang yang sangat pendiam dan pasif dalam kegiatan apa pun.

Faktor yang menyebabkan Mawar stres adalah selalu teringat akan cemoohan tetangganya. Dulu Mawar seorang remaja yang bisa dibilang terjerumus dalam pergaulan bebas. Mawar berpikir dirinya hina dan banyak masyarakat yang membicarakannya dan berpikir semua temannya menjauhinya.

4 Suroto, Stres, Cara Mengendalikan Pengalaman Pribadi Berbagai Pasien (Yogyakarta: Gadjah

Mada Press, 2001), hal. 5.

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Akhirnya sekarang Mawar hanya beriam diri di dalam rumah tanpa ada kegiatan apa pun. Ia hanya merawat anaknya dan sekarang Mawar juga tidak mau melanjutkan kuliahnya. Mawar benar-benar menarik diri dari lingkungan dengan kenyataan itulah peneliti mencoba memulihkan kondisi klien dengan terapi rasional emotif behavior sebagai suatu upaya memulihkan dan membantu klien untuk merubah pikiran irasionalnya menjadi rasional.

Terapi rasional emotif adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Terapi rasional emotif berasumsi bahwa karena keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai irasional seseorang berhubungan secara kausal dengan gangguan emosional dan behavioralnya, maka cara yang paling efisien untuk membantu orang-orang itu dalam membuat perubahan-perubahan kepribadiannya adalah mempertemukan mereka secara langsung dengan falsafah hidup mereka sendiri.5

Tujuan terapi rasional emotif ini memfokuskan diri dari cara berpikir manusia. Hal ini yang dijadikan acuan konselor dalam merubah tingkah lakunya. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam rasional emotif adalah memperbaiki dan merubah sikap individu dengan cara merubah cara berpikir dan keyakinan klien yang irasional menuju cara berpikir yang rasional, sehingga klien dapat meningkatkan kualitas dirinya.6

5

Gerald Corey. Teori dan Peraktik Klienng & Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 244.

6 Namora Lumongga Lubis. Memahami Dasar-Dasar Klienng Dalam Teori dan Peraktik, (Jakarta:

Kencana, 2013), hal.180.

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai konseling dalam menangani stres seorang ibu muda Di Desa Boteng, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Peneliti menggunakan terapi rasional emotif behavior untuk membantu klien agar dapat memulihkan dan membantu klien untuk merubah pikiran irasionalnya menjadi rasional lalu merubah sikap klien dengan cara merubah pola berpikir dan keyakinan klien sehingga klien dapat meningkatkan kualitas dirinya untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses konseling Islam dengan terapi rasional emotif behavior

dalam mengatasi stres ibu muda di Desa Boteng Menganti Gresik?

2. Bagaimana hasil konseling Islam dengan rasional emotif behavior dalam

mengatasi stres ibu muda di Desa Boteng Menganti Gresik?

C.Tujuan Penelitian

Bertitik tolak pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan proses konseling Islam dengan terapi rasional emotif behavior dalam mengatasi stres ibu muda.

2. Untuk menjelaskan hasil konseling Islam dengan terapi rasional emotif

(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

D.Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, untuk dapat menjadi catatan akademis yang ilmiah maka peneliti akan memunculkan manfaat dari hasil penelitian ini secara teoritis dan praktis bagi para pembacanya, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi bagi peneliti lain tentang terapi rasional emotif behavior dalam menangani stres seorang ibu muda. Sebagai sebuah penelitian, kasus ini belum ada yang mengangkatnya, karena pendekatan yang peneliti pilih adalah pendekatan terapi rasional emotif behavior sebagai sebuah konseling dalam mengatasi masalah hamil di luar nikah yang berkonsekuensi pada stresnya subjek yang tertimpa. Akan menjadi sebuah referensi bagi peneliti selanjutnya secara akademis.

2. Manfaat praktis

a. Adanya manfaat bagi peneliti dan pembaca.

b. Diharapkan dapat membantu klien dalam menyelesaikan permasalahan

dengan menggunakan terapi rasional emotif behavior.

c. Dapat menjadi informasi bagi para remaja tentang bahayanya pergaulan

bebas yang berdampak kehamilan di luar nikah.

d. Memberikan wawasan bagi peneliti lain dan juga dapat menjadi referensi

praktis dalam menangani kasus remaja yang hamil di luar nikah.

E.Definisi Konsep

Pembahasan skripsi ini yang berjudul “Konseling Islam dengan Terapi

(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik”, maka sebelumnya perlu adanya

penjelasan mengenai istilah yang ada pada judul tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami skripsi ini.

Adapun dfinisi konsep dari penelitian adalah: 1. Konseling Islam

Menurut Achamad Mubarok, konseling Islam dalam sejarah dikenal

dengan istilah hisbah, artinya menyuruh orang (klien) untuk melakukan

perbuatan yang baik yang telah diperintahkan dan meninggalkan perbuatan mungkar yang ia lakukan, serta mendamaikan klien yang bermusuhan. Dengan demikian konseling Islam telah memiliki landasan yang kukuh untuk terus dikembangkan dan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupanya. Di samping itu pembentukan keilmuan konseling Islam perlu diarahkan pada misi awal manusia yang diciptakan oleh Allah, yakni sebagai hamba Allah dan khalifatullah di muka bumi ini. 7

Menurut Yusuf dan Nurishin, konseling Islam adalah proses motivasional

kepada individu (manusia) agar memiliki kesadaran untuk “come back to

religion” karena agama akan memberikan pencerahan terhadap pola sikap,

pikir dan perilakunya ke arah kehidupan personal dan sosial yang sakinah, mawadah, rahmah, dan ukhuwah. Sehingga manusia akan terhindar dari mental yang tidak sehat atau sifat individualistik.8

Konseling Islam dalam penelitian ini yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memberikan wawasan tentang keislaman dan memberikan bantuan

7 Abdul Basyid, Klienng Islam, (Cimanggis: Kencana, 2017), hal. 10-11.

8 Syaiful Akhyar Lubis, Klienng Islam Kyai dan Pesantren, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2007), hal. 97-98.

(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

kepada klien untuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ddialami klien. Karena dalam konseling Islam ini konselor bisa memberikan terapi keislaman dalam menyelesaikan masalah klien agar klien lebih dekat kepada Allah. Bahwa sebenarnya dalam keseharian klien sebelum mengalami permasalahan tersebut, klien merupakan remaja yang aktif mengikuti kegiatan yang berbau keagamaan seperti diba’an, mengaji kitab, dan juga mengikuti yasinan. Tetapi mengapa klien masih terjerumus dalam pergaulan bebas yang berakibat kehamilan yang tidak diinginkan. Dengan ini peneliti ingin membantu klien dalam menyelesaikan permasalahanya.

2. Terapi rasional Emotif Behavior

Ellis berpandangan bahwa REBT merupakan terapi yang komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi dan prilaku.9

Terapi rasional emotif adalah aliran psikoterapi yang berlandasan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Terapi rasional emotif berasumsi bahwa keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai irasional seseorang berhubungan secara kausal dengan ganguan emosional dan behavioralnya, maka cara yang paling efisien untuk membantu orang-orang itu dalam membuat perubahan-perubahan kepribaiannya adalah mengonfrontasikan mereka secara langsung dengan falsafah hidup mereka sendiri.10

9 Latipun, Psikologi Klienng, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2003), hal. 92. 10 Gerald Corey, Teori dan Peraktik Klienng & Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 244.

(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pandangan yang penting dari teori rasional emotif behavior konsep bahwa banyak perilaku emosional individu yang berpangkal pada “stalftalk” atau “omongan diri” atau internalisasi kalimat-kalimat, yaitu yang menyatakan pada dirinya sendiri tentang pikiran dan emosi yang bersifat negatif. Adanya orang-orang yang seperti itu, menurut Elis adalah terlalu bodoh untuk berpikir secara jelas, orangnya cerdas tetapi tidak tahu bagaimana berpikir secara cerdas dan tidak tahu bagaimana berpikir secara jelas dalam hubungannya dengan keadaan emosi, orangnya cerdas dan cukup berpengetahuan tetapi terlalu

neoritik untuk menggunakan kecerdasan dan pengetahuan secara memadai.11

Dalam pengertian terapi rasional emotif behavior tersebut, peneliti mengaplikaskan teori tersebut dalam masalah yang dialami Mawar. Mawar yang beranggapan dirinya hina dirinya merasa menjadi bahan omongan di desa, cemas takut dijauhi oleh teman-temanya, takut dirinya dicemooh. Anggapan seperti inilah yang dimaksud pola pikir irasional, bawasannya semua pikiran buruk Mawar tidak selalu benar. Dengan mengajukan pertanyaan yang mengharuskan klien untuk berefleksi dan memberikan contoh berpikir secara rasional. Sesekali peneliti mengajak klien untuk refresing keluar rumah dan memberikan motivasi kepada klien bawasanya di luar rumah tidaklah menakutkan seperti yang klien bayangkan.

3. Stres

Stres adalah suatu kekuatan yang memaksa seseorang untuk berubah, berjuang, beradaptasi atau menempatkan keuntungan. Semua kejadian dalam

11 Mohamad Surya, Teori-Teori Klienng, (Bandung: Pustaka Bani Quraya, 2003), hal. 12.

(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

kehidupan, bahkan yang bersifat positif yang menyebabkan stres. Stres merupakan bagian kehidupan. Kejadian sehari-hari merupakan tantangan yang membutuhkan peranan pikiran, tubuh, dan emosi. Individu beradaptasi terhadap stres dan belajar menggunakannya demi keuntungannya. Demikian stres yang berlebihan akan mempengaruhi kualitas hidup.12

Menurut Suroto, stres dapat menimbukan penayakit psikis dan merangsang timbulnya berbagai penyakit jasmani. Pada zaman modern seperti ini tidak mungkin seseorang tidak mengalami stres, akan semakin banyak seorang penderita stres atau penyakit psikogenetik. Untuk itu diperlukan pemahaman, kesadaran mengenai hakikat stres dan cara menangani stres.13

Banyak orang yang salah tentang cara menghadapi stres. Pendapat umum mengatakan bahwa satu-satunya cara agar berhasil menangani stres dan memperpanjang hidup adalah menjalani hidup dengan membosankan, menolak diri dan menerapkan peraturan yang kaku terhadap dirinya sendiri. Pandangan ini sangatlah salah. Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan. Stres adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada pada dirinya. Sebagian besar orang merasakan stres bukan hanya sebagai faktor negatif, mereka juga memersepsikan pengelolaan stres dengan cara yang negatif.14

12

Judith Swarth, Stres dan Nutrisi, (Jakarta: Aksara, 1993), hal. 1-2.

13 Suroto, Stres, Cara Mengendalikan Pengalaman Pribadi Berbagai Pasien (Yogyakarta: Gadjah

Mada Press, 2001), hal. 5.

14 Hanson, Nikmatnya Stres, hal. 3-4.

(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Stres adalah respon organisme untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan yang berlangsung. Tuntutan-tuntutan-tuntutan ini bisa jadi hal-hal yang faktual saat itu, bisa jadi juga hal-hal yang baru mungkin akan terjadi, tetapi di persepsikan secara aktual. Misalnya seperti kasus klien dalam penelitian ini, klien takut keluar rumah karena jika keluar rumah nanti akan dicemooh oleh tetangga dan tidak jadi keluar rumah. Hal tersebut belum terjadi, bisa jadi saat ia keluar rumah sudah tidak ada lagi yang mencemooh.15

Masalah stres yang dialami Mawar inilah yang membuat konselor berkiat untuk membantu dalam mengatasi masalah stres yang dialaminya. Seorang Mawar yang sangat aktif dan sekarang sudah tak lagi aktif, seorang Mawar yang dulunya ceria sekarang menjadi pendiam. Karena stres inilah yang mengubah gaya hidup seseorang, yang dikuasai oleh pikiran irasionalnya.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Dengan penelitian kualitatif, “masalah” yang dibawa oleh penelitian masih remang-remang, bahkan gelap, kompleks, dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah’’ dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, dan akan berkembang atau berganti selama melakukan penelitian yang berada di lapangan. yang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, Kedua, “masalah” yang dibawa penelitian setelah memasuki penelitian berkembang.

15 Wiramihardjo, Pengantar Psikologi, hal. 44.

(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Ketiga, “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total.

Peneliti menggunakan metode kualitatif karena objek penelitiannya untuk menyelesaikan studi kasus individual. Metode penelitian kualitatif itu sendiri merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Metode penelitian kualitatif juga sering disebut metode baru, karena popularitasnya belum lama dan proses penelitiannya lebih bersifat seni (kurang terpola).16

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dari objek, yang artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintergrasi. Tujuan studi kasus adalah untuk mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus sebagai suatu penelitian yang eksploratif dan deskriptif.17

2. Sasaran Dan Lokasi Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Mawar seorang ibu muda yang stres karena berasumsi semua orang di sekitarnya membencinya, karena Mawar dulu hamil di luar nikah. Sehingga permasalahan ini membuat Mawar menjadi

stres.18 Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengambil wilayah yang

16 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 205-206.

17 Ismail Nawani, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), hal. 83.

18Suroto, Stres, Cara Mengendalikan Pengalaman Pribadi Berbagai Pasien (Yogyakarta: Gadjah

Mada Press, 2001), hal. 15.

(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

merupakan tempat tinggal Mawar yang bertepatan di Desa Boteng, RT 10 RW 04, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.

3. Subjek Penelitian a. Klien

Klien adalah seorang wanita yang bernama Mawar, berusia 21 Tahun, seorang ibu muda yang baru menikah dan memiliki satu orang anak yang berusia 7 bulan. Mawar merupakan remaja yang hamil di luar nikah dan melahirkan anaknya sebelum pernikahan. Mawar stres dan malu atas perbuatannya. Sebagai dampaknya, Mawar sekarang menjadi seorang yang sangat peniam dan menarik diri dari lingkungan, ia merasa jika keluar rumah semua orang akan membicarakan dan mencemoohnya.

b. Konselor/peneliti

Konselor adalah seorang mahasiswi Universitas Negeri Sunan Ampel, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam. Berusia 21 tahun dan bertempat tinggal di Desa Boteng Menganti Gresik. Sekarang menempuh semester 7 dijurusan bimbingan dan konseling Islam. Telah memiliki pengalaman, PPL di RSI. A. Yani Surabaya, di sana diajarkan bagaimana cara berkomunikasi dengan baik terhadap pasien yang sakit dan cara menyampaikan motivasi serta memberi doa kepada pasien.

c. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah keluarga terdekat klien atau tetangga-tetangga klien. Seperti orang tua, saudara dan teman terdekat. Hal

(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

ini bisa menjadi sumber informasi yang bisa membantu jalannya penelitian dan penggalian data tentang klien. Penelitian ini dilakukan di Desa Boteng RT 10 RW 04, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.

d. Tahap-Tahap Penelitian 1) Tahap Pra Lapangan

a) Menyusun Rancangan Penelitian

Peneliti menyusun rancangan penelitian, maka terlebih dahulu peneliti memahami fenomena stres yang dialami oleh Mawar, karena masa lalunya yang hamil di luar nikah dan memberi dampak sekarang yang menarik diri dari lingkungan. Setelah paham akan fenomena yang ada, maka peneliti membuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan membuat rancangan data yang diperlukan saat penelitian.

b) Memilih Lapangan Penelitian

Setelah menemukan fenomena yang ada di masyarakat menyangkut stres seorang Mawar yang menjadi akibat dari masa lalunya yaitu hamil di luar nikah. Peneliti menentukan lokasi penelitian. Yaitu di alamat tempat tinggal klien, di Desa Boteng Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik.

c) Mengurus Perizinan

Setelah menentukan lokasi penelitian, peneliti mencari siapa yang berwewenang memberi perizinan. Lalu mengurus perizinan terkait

(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

penelitian yang akan dilakukan di Desa Boteng tersebut, dan menilai Keadaan Lapangan.

d) Memilih Informan

Setelah mendapatkan perizinan peneliti mencari sasaran informan yang bisa dimanfaatkan menjadi bagian dari sumber informasi terkait permasalahan Mawar, seperti saudara-saudara atau tetangga klien. e) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti menyiapkan pedoman wawancara untuk klien, membuat jadwal penelitian, menyiapkan alat dan bahan, seperti alat tulis, buku, atau map dan tidak lupa menyiapkan surat izin penelitian. menyiapkan keperluan apapun yang akan dibutuhkan saat penggalian data dan kebutuhan dokumentasi.

2) Tahap Pekerjaan Lapangan

a) Memasuki Lapangan

Peneliti untuk memasuki lapangan, harus mempersiapkan diri secara fisik maupun secara mental. Peneliti harus memahami budaya dan etika bersosialisasi yang baik. Menjalani keakraban dengan warga sekitar dan keluarga klien. Bertujuan agar peneliti diterima, sehinga dapat membantu peneliti mendapatkan data.

b) Berperan serta Dalam Pengumpulan Data

Tahapan ini dilakukan dengan pengarahan batas studi dan memulai untuk kontrak memperhitungkan biaya dan waktu penelitian.

(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Disamping itu mencatat semua data yang didapat lalu melakukan analisis terhadap data tersebut.

4. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk data yang non-statistik. Di mana data yang diperoleh nantinya berbentuk deskripsi bukan berupa angka. Adapun jenis data pada penelitian ini ada dua, yaitu berupa kata-kata tindakan dan data tertulis.

a. Kata-kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan orang yang diteliti merupakan sumber informasi yang utama, dimana peneliti melakukan komunikasi langsung terhadap orang yang diteliti dan melakukan observasi terhadap orang yang diteliti. Memperhatikan setiap ucapan dan tingkah orang yang diteliti. Dalam menggali informasi. Peneliti mencatat semua kata-kata dan tindakan orang yang diteliti secara detail mencari informasi dari kehidupan sehari-hari di sekitar klien yang kemuian diproses menjadi data yang akurat. b. Data tertulis

Data tertulis merupakan salah satunya sumber data yang akurat yang berupa catatan-catatan peneliti tentang wawancara, dokumensi dan observasinya terhadap seorang yang diteliti. Seperti berupa tulisan atau foto-foto yang didapatkan peneliti saat meneliti klien yang bersangkutan.

(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

c. Sumber data

1) Sumber data primer adalah sumber data yang didapatkan langsung oleh

peneliti dari klien yang bermasalah stres dan peneliti melakukan sesi konseling langsung kepada klien yang bersangkutan.

2) Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain guna

untuk melengkapi data agar lebih valid. Peneliti mendapatkan informasi melalui, tetangga, tante dan saudara klien.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan sebagai berikut: a. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Menurut Sutrisno Hadi, mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun. Dua di antaranya yang penting adalah proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam.19

Observasi lapangan atau pengamatan lapangan adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki. Observasi merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan. Agar observasi memenuhi target dalam penelitian sebaiknya observasi digunakan dalam penelitian yang telah direncanakan secara sistematik.

19 Sugiono, Metode Penelitian,hal. 145.

(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Observasi harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis, validitas, dan reliabilitasnya dapat dicek dan dikontrol.20

Fungsi dari observasi itu sendiri adalah untuk mengetahui atau melihat gerak-geri, ekspresi, ataupun emosi yang muncul pada diri klien saat proses wawancara berlangsung. Observasi ini hanya untuk memperkuat data penelitian juga dapat dijadikan sumber data yang akurat.

b. Wawancara

Wawancara digunakan untuk teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Dalam wawancara peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.21

Wawancara mendalam adalah Teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara betatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Biasanya wawancara mendalam menjadi alat utama untuk penelitian kualitatif yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi.22

20

Elvinaro Arianto, Metode Penelitian untuk Public Relations Kualitatif dan Kuantitatif,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 179-180. 21 Sugiono, Metode Penelitian, hal.141.

22 Arianto, Metode Penelitian, hal.178.

(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Fungsi dari wawancara adalah, untuk proses pengalian data mengenai apapun yang di butuhkan dalam penelitian, wawancara adalah sebuah tanya jawab, antara konselor dengan klien secara langsung bertatap muka, wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang mendalam agar konselor mengetahui masalah apa yang dialami diri klien. Agar data yang diperoleh lebih akurat.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan, transkrip, buku kabar, dan lain sebagainya.23 Dokumentasi ini digunakan untuk pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian observasi atau wawancara akan lebih dipercaya kalau didukung oleh sejarah berbagai kehidupan di masa kecil, dan juga akan semakin kredibel apabila didukung dengan foto-foto yang ada.24

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan bukti-bukti apa saja yang ditemukan konselor di lapangan, dokumentasi juga dimanfaatkan untuk memperkuat penelitian karena di dalam dokumentasi dilengkapi dengan bukti sebuah catatan ataupun foto.

6. Tahap-Tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan menurut buku metode penelitian praktis adalah:

23 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK,(Jakarta: Rineka Cipta, 2007),

hal, 23.

24 Sugiono, Metode Penelitian, hal.240.

(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

a. Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang dicapai oleh suatu penelitian dan merencanakan strategi untuk memperoleh dan menganalisis data bagi peneliti. Hal ini dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan hipotesis yang akan mengarahkan penelitian yang bersangkutan dan menelaah kembali terhadap literatur, termasuk penelitian yang pernah diadakan sebelumnya, yang berhubungan dengan judul dan masalah penelitian yang bersangkutan.

b. Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian, tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Di sini disajikan latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, serta metode atau prosedur analisis, dan pengumpulan data.

c. Analisis dan laporan, hal ini merupakan tugas terpenting dalam suatu proses penelitian.25

7. Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menurut Patton, analisis data adalah proses yang mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data ini digunakan melakukan proses merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide), juga dapat memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut. Jadi analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

25 M. Suparmoko, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta: BPFE, 1995), hal. 3.

(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

uraian dasar sehingga tema dapat ditemukan dan hipotesis kerja dapat dirumuskan seperti yang di sarankan oleh data.26

G.Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini, maka penulis akan akan menyajikan pembahasan ke dalam beberapa bab yang sistematika pembahasannya sebagai berikut:

Bab pertama Pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua Kajian Teoritik. Dalam bab ini membahas tentang kajian teoritik yang dijelaskan dari beberapa referensi untuk menelaah masalah yang dikaji, pada bab ini terdiri dari dua sub-bab. Sub-bab pertama yaitu pembahasan teori dan sub-bab kedua yakni hasil penelitian yang relevan.

Bab ketiga Penyajian Data. Yakni terdiri dari dua sub-bab yakni yang pertama deskripsi umum objek penelitin dan sub-bab kedua hasil penelitian.

Bab keempat Analisis Data. Terdiri dari dua sub-bab, yang pertama sub-bab yang menerangkan tentang analisis proses konseling Islam dan sub-bab kedua berisi tentang analisis hasil dari proses konseling Islam.

Bab kelima Penutup. Terdiri dari kesimpulan yang ditutup dengan saran.

26 Arianto, Metode Penelitian, hal. 217.

(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II

KAJIAN TEORITIK

A.KONSELING ISLAM, RASIONAL EMOTIF BEHAVIOR TERAPI, STRES

1. Konseling Islam

a. Pengertian Konseling Islam

Bimbingan dan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, terus-menerus dan sistematis, bertujuan agar setiap individu dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dengan cara memasukkan nilai-nilai

yang terkandung dalam Al-Quran dan ajaran Allah SWT.27 Makna

konseling dalam Islam sejalan dengan tujuan yang sangat mendasar dari ajaran Islam yang membimbing dan mengajak manusia kepada jalan yang benar yaitu “jalan Allah” dengan jalan tersebut manusia akan bahagia hidup selamat di dunia maupun di akhirat. Konseling dalam Islam adalah suatu aktivitas memberikan bantuan, bimbingan, pelajaran atau pedoman kepada individu yang bermasalah. Dengan ini seorang klien dapat mengembangkan potensi akalnya, kejiwaannya, keimanannya dan keyakinannya, serta dapat menghadapi atau menyelesaikan problematika kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri dan berparadigma kepada al-Quran dan hadis. 28

Menurut Achmad Mubarok, konseling Islam dikenal dengan istilah

hisbah, artinya menyuruh individu yang bermasalah atau klien, untuk

melakukan perbuatan baik (amar ma’ruf nahi munkar) serta mendamaikan

27 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Klienng Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 23. 28 Lilis Satriah, Bimbingan dan Klienng Kelompok, (Bandung: Fokusmedia, 2017), hal. 65.

21

(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

klien yang bermusuhan.29Dengan demikian konseling Islam telah memiliki landasan yang kukuh untuk terus dikembangkan dan disesuaikan dengan tingkatan kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupannya.30

Adapun pengertian agama secara psikologis adalah perilaku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan getaran batin yang dapat mengatur dan mengendalikan perilaku manusia, baik hubungannya dengan Tuhan (ibadah) maupun dengan sesama manusia, diri sendiri dan terhadap realitas yang ada.31 Dari uraian di atas, bimbingan konseling Islam adalah upaya bagaimana membangkitkan daya rohani manusia melalui iman dan tawakal kepada Allah untuk mengatasi segala kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya. Kesulitan hidup pekerjaan, kehidupan berkeluarga, masalah sosial dan bisa juga masalah yang berhubungan dengan keyakinan agamanya sendiri.32

Dari penjabaran pengertian konseling Islam di atas dapat dirumuskan konseling Islam adalah upaya dalam membantu individu untuk dapat meninggalkan perkara yang mungkar dan dapat menyelesaikan permasalahan yang disebabkan dari berbagai faktor, dengan cara membangun keimanan dalam diri manusia yang bermasalah agar lebih dekat dengan Tuhan. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk Allah yang penuh dosa dan masalah. Bimbingan Islam itu sendiri merupakan proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dan damai

29 Achmad Mubarok, Al-Irsyad an-Nafsy klienng agama teori dan khasus, (Jakarta: Bina Rena

Pariwara, 2000), hal. 79.

30 Abdul Basyid, Klienng Islam, (Cimanggis: Kencana, 2016), hal. 10-11. 31 Mubarok, Al-Irsyad an-Nafsy, hal. 4.

32 Ibid., hal. 5.

(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

dengan petunjuk Allah, bertujuan agar dapat mencapai kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

b. Tujuan Konseling Islam

Secara umum konseling Islam ini mempunyai tujuan yang

dikemukakan oleh George dan Cristiani yaitu, agar klien memiliki perubahan dalam menjalani hidup, agar lebih produktif dengan batasan-batasan yang ada di masyarakat. Membantu klien agar dapat menghadapi permasalahan dan menyelesaikanya. Untuk membantu klien agar memperoleh informasi dan kejelasan ciri kepribadiannya yang mungkin mengganggu dalam mengambil keputusan. Konseling juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan seseorang sehingga klien terampil dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya.33

Konseling Islam ini mempunyai tujuan ingin merubah individu agar hidup tenang di dunia maupun di akhirat dan membantu individun mengahadapi masalah. Dengan kata lain membantu individu mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. Karena mayoritas individu mendapat masalah tetapi kerap kali tidak mampu untuk menyelesaikanya. Maka bimbingan konseling Islam ini membantu individu dalam mencegah adanya permasalahan.34

33 Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan & Klienng, (Surabaya: Revika Petra Media, 2012), hal. 53-55.

34 Aunur Rahim Faqih. Bimbingan dan klienng dalam Islam, (Jogjakarta: UII pres, 2001), hal. 36

(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Achmad Mubarok menitik beratkan tujuan konseling Islam ini pada proses pemecahan masalah. Tujuan konseling Islam adalah untuk membantu individu agar memiliki sikap, prilaku, kesadaran tentang dirinya.35

Tujuan bimbimgan konseling Islam menurut Mahmud adalah, secara umum bimbingan dan konseling Islam ini bertujuan untuk merubah individu agar dirinya dapat menjadi manusia seutuhnya dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Mahmud juga mengemukakan tujuan bimbingan dan konseling Islam secra khusus, yaitu:

1) Membantu individu agar tidak terjadi permasalahan terhadap dirinya.

2) Membantu agar individu dapat mengahapi dan menyelesaikan

permasalhan.

3) Membantu individu dapat mengembangkan situasi yang tidak baik

menjadi baik dan kondisi yang baik menjadi lebih baik. 36

Sesuai dengan tujuan konseling Islam diatas peneliti ingin mengaplikasikan konseling Islam ini kepada diri klien agar klien bisa menghadapi permasalah-permasalahan yang di hadapinya dengan tetap menganggap Allah akan selalu ada untuk menyelesaikan permasalahanya, agar klien lebih tenang hidup di masyarakatnya. Tanpa berfikir yang negatif tentang dirinya sendiri maupun masyarakat sekitar. Agar klien memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat dan membuat klien lebih dekat dengan Allah SAW. Pemberian konseling Islam ini terhadap klien karena klien merasa dirinya hina dan berdosa, Pemberian konseling Islam ini bertujuan agar klien dapat berpikir rasional kembali memandang bahwa

35 Abdul Basyid. Klienng Islam. (Cimangis: Kencana, 2017), hal.11

36 Lilis Satriah, Bimbingan Dan Klienng Kelompok, (Bandung: Fokus Media, 2017), hal.72.

(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

dirinya tidak seburuk yang ia yakini. sebab itu peneliti memberikan dalih-dalih dari ayat al-Quran yaitu:

Artinya:

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat

Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.

Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

(Surah Az Zumar:53)

Artinya:

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Surah Al-asr: 3)

c. Fungsi Konseling Islam

Dibawah ini banyak pengertian fungsi konseling Islam menurut para ahli, yaitu:

1) Fungsi Preventif menurut Thohari Musnamar adalah membantu individu

menjaga dirinya untuk mencegah agar permasalahan yang sudah selesai tidak terulang kembali dan juga mencegah datanya masalah baru terhadap diri individu.37

37 Lilis Satriah, Bimbingan Dan Klienng Islam, (Bandung: Fokus Media. 2017), hal.73

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2) Fungsi kuratif bisa juga disebut fungsi penyembuhan. Mengobati para

individu yang bermasalah. Untuk membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi individu.38

3) Fungsi preservasi fungsi ini diajukan untuk individu yang sudah sembuh untuk menjaganya agar tetap sehat, agar tidak menghadapi problem lagi dalam kedepanya. Melakukan perlindungan bagi klien yang sudah sembuh.39

4) Fungsi Developmental fungsi untuk klien yang sudah sembuh dan fungsi

ini berupaya dalam mengembangkan potensi dan kepribadian pada diri klien. Dalam pelaksanaanya pelayanan diarahkan kepada hal-hal yang dipandang positif agar klien mencapai taraf optimal.40

Dengan penjabaran fungsi konseling Islam diatas, peneliti mengupayakan agar fungsi konseling Islam tersebut terlaksana sesuai tahapanya. Bertujuan agar peneliti dapat membantu klien agar dapat mencegah timbulnya permasalahan untuk kedepanya dan dapat menyelesaikannya. Klien dapat mengembangakan potensi dirinya lagi. Agar lebih bisa mengahadapi permasalah yang ada pada dirinya dan juga dapat mengaktualisasikan potensi dirinya di masyarakat.

38 Aunur Rahmi Faqih, Bimbingan Dan Klienng Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Pres, 2001),

hal.37 39

Achmad Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy Klienng Agama Teori Dna Kasus. (Jakarta: Bina Rena

Pariwara, 2000), hal,92

40 Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan & Klienng. (Surabaya: Revika Petra Media. 2012), hal. 61

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

d. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islam

Karena bimbingan konseling Islam ini berlandaskan Al-Quran dan Hadis atau sunah Nabi berdasarkan landasan-landasan tersebut maka bimbingan konseling dijabarkan beberapa asas-asas dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam sebagai berikut:

1) Asas-asas kebahagiaan dunia dan akhirat. Asas ini digunakan untuk

membantu klien agar mencapai kebahagian dunia maupun di akhirat. Dengan ini manusia dianjurkan selalu menggingat Allah. Oleh karena itulah Islam mengajarkan hidup dalam keseimbangan antara kehidupan dunia maupun di akhirat.

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya

Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (Al-Baqarah, 2:201)

2) Asas fitrah. Asas ini bertujuan untuk membuat klien mengenal,

memahami dan menghayati fitrah dalam dirinya. Sehingga prilaku dan tindakanya sesuai fitrahnya. Fitrah itu sendiri adalah kemampuan atau potensi bawaan yang memiliki kecenderungan sebagai muslim yang beragama Islam. Lebih jelasnya konselor mengajarkan klien menemukan fitrahnya agar sejalan lagi tidak tersesat antara prilaku dan tindakanya dengan fitrahnya.

(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3) Asas lillahi Ta’ala. Adalah asas yang menjelaskan tentang pembimbing

melakukan tugasnya tanpa pamrih dan penuh keikhlasan. Sementara yang dibimbing juga menerima dan meminta bimbingan dengan ikhlas dan rela.

4) Asas bimbingan seumur hidup. Dalam kehidupan mungkin saja manusia

menemukan kesulitan dalam menjalani hidup seperti permasalahan yang dihadapinya. Karena itulah bimbingaan dan konseling Islam masih diperlukan.

5) Asas kesatuan jasmani dan rohani seperti yang dijelaskan citra manusia menurut Islam. Manusia dalam dunia merupakann kesatuan jasmaniah-rohaniah. Bimbingan dan konseling Islam membantu individu untuk hidup seimbang antara jasmaniah dan rohaniahnya.

6) Asas keseimbangan rohaniah. Rohania manusia memiliki unsur daya

kemampuan berpikir, merasakan atau menghayati, kehendak hawa nafsu dan juga akal. Bimbingan dan konseling Islam menyadari keadaan kodrat

tersebut, bertujuan untuk membantu klien agar memperoleh

keseimbangan diri dari segi mental maupun rohaniah.41

7) Asas kemaujudan individu bimbingan dan konseling Islam ini

berlangsung pada citra manusia menurut Islam, memandang bahwa manusia adalah suatu yang maujud (eksistensi) tersendiri. Individu mempunyai perbedaan degan yang lainya, dan memiliki kemerdekaan dalam pribadinya

41 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Klienng dalam Islam, (Yogyakarta: UII Pres, 2001),

hal.24-27

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

8) Asas sosialitas manusia manusia merupakan makhaluk sosial yang

membutuhkan orang lain. Pergaulan, cinta, kasih, rasa aman manusia memiliki rasa ingin memiliki dan dimiliki. Semuanya adalah aspek yang perlu diperhatikan dalam bimbingan dan konseling Islam, karena merupakan ciri hakiki manusia

9) Asas kekhalifahan manusia menurut pandangan Islam memiliki derajat

yang tinggi sekaligus juga tanggung jawaab yang besar juga. Manusia harus memelihara ekosistem, sebab problem-problem kehidupan sering muncul dari ketidak seimbangan ekosistemnya. Bimbingan dan konseling Islam berfungsi untuk kebahagiaan dirinya dan umat manusia.

10) Asas keselarasan dan keadilan Islam sangat menghendaki keselarasa

serta keadilan, dengan kata lain Islam kemanusiaan berlaku adil terhadap hak dirinya maupun orang lain.

11) Asas pembinaan Akhlaqul-karimah manusia dalam hakikatnya memiliki

sifat-sifat yang baik sekaligus juga mempunyai sifat yang lemah. Dalam bimbingan dan konseling Islam ini akan mengembangakan sifat-sifat manusia yang baik. Bimbingan konseling Islam membantu klien untuk menyempurnakan sifat yang baik tersebut.

12) Asas kasih sayang bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan

berlandaskan kasih sayang. Karena manusia memiliki citra kasih dan sayang yang di dapat dan diberikan kepada orang lain.

13) Asas saling menghargai dan menghormati bawasanya kedudukan umat

(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dibawah. Begitu juga dengan konselor dan klien mereka memiliki derajat yang sama, maka dari itu harus saling menghormati dan menghargai sesama makhluk Allah.

14) Asas musyawarah bimbingaan dan konseling Islam ini dilakukan dengan

musyawarah artinya adalah konselor dengan klien melakukan interaksi atau dialog yang baik satu sama lain tidak memiliki rasa tertekan tidak saling mendiktikan.

15) Asas keahlian bimbingan dan konseling Islam dilakukan oleh

orang-orang yang memiliki keahlian. Baik keahlian dalam metodologi maupun teknik yang digunakanya dalam membantu klien.42

e. Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam

Dalam bimbingan dan konseling Islam mempunyai unsur-unsur yang saling keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan karena dengan 3 unsur ini konseling akan berjalan. Unsur-unsur tersebut yaitu:

1) Konselor

Konselor dari pandangan Islam adalah seorang muslim yang memiliki keahlian dalam melakukan proses bantuan konseling Islam terhadap seseorang yang bermasalah atau klien dan konselor yang baik adalah konselor yang memiliki sifat mulia yang bersumber dari ajaran Islam.43

42 Lilis Satriah, Bimbingan dan Klienng Kelompok, (Bandung: Fokus media, 2017), hal.74 43 Abdul Basyid, klienng Islam, (Cimangis: Kencana, 2017), hal. 193.

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Pengertian konselor secara umum adalah orang yang memberikan bantuan atau pelayanan kepada seseorang yang bermasalah. Dari penjabaran pengertian konselor diatas dapat disimpulkan bawasanya konselor adalah seseorang yang menolong klien dalam memecahkan permasalahannya. Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang telah menyelesaikan program pendidikanya di bidang bimbingan dan konseling.44

2) Klien

Willis mendefinisikan klien atau klien adalah seseorang yang bermasalah yang membutuhkan bantuan dari konselor. Pengertian ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Rogers, klien adalah individu yang datang kepada konselor dalam keadaan cemas atau

bermasalah yang membutuhkan bantuan konselor.45

Klien adalah individu yang mendapat pelayanan konseling atau sekelompok orang yang bermasalah lalu diberikan bimbingan atau pelayanan konseling. Klien bisa bersetatus sebagai peserta didik, remaja, orangtua, dewasa. Secara sadar mereka membutukan pelayanan konseling karena mereka bermasalah.46

44 Sri astutik, Ppengantar Bimbingan dan Klienng ( Surabaya: UINSA Press, 2014), hal.43-44. 45 Sri astutik, Pengantar Bimbingan...Ibid 45

46 Hartono dan Boy Soedarmadji, Psikologi Klienng, (Jakarta: Kencana. 2012), hal. 76.

(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3) Masalah

Masalah dari pandangan Islam adalah penyakit rohani yang dikarenakan jiwanya tidak mengakui kebenaran secara penuh, ia dikuasai oleh hawa nafsu. Penyakit rohani ini tidak kalah bahayanya dibandingkan dengan penyakit fisik. Penyembuhanya perlu menengok hati atau jiwa karena penyakit ini berkaitan dengan perasaan yang tidak dirasakan, tidak dapat dilihat. Oleh karena itu butuh intropeksi untuk kembali kejalan yang benar yaitu jalan Allah SWT.47

Masalah terjadi karena suatu keadaan yang tidak sesuai dengan harapan, bertolak belakang antara harapan dan kenyataan. Beberapa masalah dapat dipecahkan sendiri dan juga ada masalah yang membutuhkan bantuan orang lain seperti konselor untuk membantu menyelesaikanya.48 Dari penjabaran pengertian diatas definisi masalah adalah adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan.49

f. Langkah -Langkah Bimbingan Dan Konseling Islam

1) Identifikasi

Suatu proses penelitian yang menjadi bagian terpenting, karena dengan mengidentifikasi peneliti dapat mengetahui masalah apa yang akan ditanganinya. Dengan cara pengalian data seperti observasi, wawancara ataupun survei terhadap klien

47 Abdul basyid, Klienng Islam, (Cimangis: Kencana, 1017), hal.45

48 Hartono dan Soedarmaji, Psikologi Klienng, (Jakarta: Kencana, 2012), hal.83.

49 Sri Astutik, Pengantar Bimbingan dan Klienng, ( Surabaya: UINSA Press, 2014), hal.66.

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

2) Diagnosis

Merupakan langkah dimana peneliti menetapkan masalah yang dialami klien, dengan melihat dari latar belakang klien. Diagnosis peneliti dapat mengetahui permasalahan, dengan cara mengidentifikasi gejala-gejala yang dialami klien. Agar peneliti dapat menyimpulkan diagnosis permasalahan klien dangan berbagai teknik pengumpulaan data. Setelah data dikumpulakan konselor menetapkan masakah yang terjadi pada klien.

3) Prognosis

Langkah ini bertujuan untuk menentukan dengan bantuan apakah yang akan digunakan untuk membantu klien dalam menyelesaikan masalahnya. Prognosis ditetapkan setelah mengetahui hasil diagnosa masalah klien.

4) Treatmen

Langkah ini merupakan proses pelaksanaan terapi yang bertujuan dalam membantu klien.

5) Evaluasi/Follow Up

Langkah ini dilakukan untuk menilai sejauh mana konseling yang peneliti terhadap klien yang dilakukan dalam mencapai hasil. Dalam langkah ini untuk melihat perkembangan dalam jangka panjang.50

50 Sri Astutik, Pengabtar Bimbingan Dan Klienng, (Surabaya: Uin Sunan Ampel, 2014). Hal,

77-78

(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Rasional Emotif Behavior

a. Pengertian Rasional Emotif Behavior Terapi

Terapi rasional emotif diperkenalkan pertama kalinya oleh seorang klinis yang bernama Albert Ellis pada tahun 1955. Rasional emotif menolak pandangan psikoanalisa yang mengatakan pengalaman masa lalu adalah penuyebab gangguan emosional individu. Menurut Ellis, penyebab gangguan emosional individu disebabkan oleh pikiran irasional dalam menyikapi peristiwa dan pengalaman yang dimulainya.51

Rasional terapi behavior adalah aliran psikoterapi yang berlandasan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Terapi Rasional Emotif berasumsi bawa karena keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai irasional seseorang berhubungan secara kausal dengan ganguan emosional dan behavioralnya, maka cara yang paling efisien untuk membantu orang-orang itu dalam membuat perubahan-perubahan kepribadianya adalah mengonfrontasikan mereka secara langsung degan filsafat hidup mereka sendiri.52

Pendekatan terapi rasional emotif behavior menganggap bahwa manusia pada hakikatnya adalah korban dari pola berpikirnya sendiri yang tidak rasional. Karena itulah terapi dalam pendekatan ini berusaha

51

Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Klienng Dalam Teori dan Peraktik,

(Jakarta: Kecana, 2013), hal.176

52 Gerald Corey. Teori dan Peraktik Klienng & Psikoterapi, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 244

(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

memperbaiki melalui pola berpikirnya dan menghilangkan polapikir yang irasional.53

Beberapa pengertian diatas menyimpulkan bawasanya terapi rasional emotif behavior ini, metode untuk membatu individu yang bermasalah dengan cara berfikirnya yang irasional yang harus dirubah dengan pikiran-pikiran rasional dengan cara mengonfrontasikan klien terhadap pikiran-pikiran irasionalnya dengan mengangganti, menyerang dan menghilangkan, dengan keyakinan-keyakinan rasional yang ada. Sehingga klien bisa lebih muda menerima dirinya.

b. Teori Kepribadian

Pandangan Ellis, terhadap konsep manusia adalah sebagai berikut:

1) Manusia mengadaptasi dirinya terhadap perasaan yang menggangu

peribadinya.

2) Kecenderungan biologisnya sama dengan kecenderungan kulturalnya

yang berpikir salah dan tidak ada gunanya hanya akan mengecewakan dirinya.

3) Memiliki kemampuan untuk memilih reaksi yang berbeda dengan yang

biasanya ia lakukan.

4) Menolak mengecewakan diri sendiri terhadap hal-hal yang akan terjadi. 5) Melatih diri sendiri agar mempertahankan diri dari gangguan.54

Ellis mengemukakan sebab-sebab individu tidak mampu berpikir rasional karena hal-hal berikut:

53 Singgih. Gurnasa, Klienng dan Psikoterapi, (Jakarta: Libri, 2010), hal. 236

54 Namora Lumangga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Klienng Dalam Teori dan Peraktik,

(Jakarta: Kecana, 2013), hal.177.

(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1) Anak tidak berpikir secara jelas tentang yang terjadi saat ini dan yang akan datang, antara kenyataan dan imajinasi tidak singkron.

2) Anak tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain.

3) Orang tua dan masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional dan diajarkan kepada anak melalui berbagai media.

Ellis beranggapan bahwa berbagai system keyakinan yang ada di masyarakat termasuk agama banyak yang tidak membantu orang menjadi sehat, tetapi sebaliknya seringkali membahayakan dan menghentikan terbentunya kehidupan yang sehat secara psikologis. 55

Dari penjabaran teori kepribadian di atas, bahwasanya manusia seringkali salah dalam menetukan keputusan, dimana tindakan yang dilakukan sekarang adalah sebagai akibat dari masa lalunya yang dikontrol oleh pikiran-pikikan irasional sehingga menjadikan prilaku atau keputusan yang salah dalam menjalani kehidupan.

c. Tujuan Terapi Rasional Emotif behavior

Tujuan konseling dalam terapi rasional emotif behavior adalah sebagai berikut:

1) Mendemostrasikan kepada klien bahwa verbalisasi dari (

self-verbalization) merupakan sumber gangguan emosi.

2) Menunjukan kepada klien bahwa vebalisasi diri adalah tidak logis dan tidak rasional.

55 Latipun, Psikologi Klienng, (Malang: Universitas Muhammadia Malang. 2003), hal.94.

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

3) Mengeluarkan pemikiran sehingga verbalisasi diri dapat lebih logis dan efisien dan tidak berhubungan dengan emosi negatif dan prilaku kekalahan diri.

Dalam melaksanalkan terapi REBT, Ellis berpendapat bahwa terapi dapat dilihat sebagaimana dunia Pendidikan. Yang diibaratkan segabai guru dan klien sebagi pelajarnya. Bahwa pendekatan ini lebih menekankan prilaku konselor untuk konmonstrasikan ide-ide yang irasional yang menjadi dasar prikalu klien, sehingga nantinya akan menghilangkan stres atau tekanan pada dirinya.56

Untuk mencapai tujuan-tujuan konseling itu maka perlu pemahaman klien tentang sistem cara berpikirnya. Ada tiga tingkatan insight yang perlu dicapai dalam REBT yaitu:

1) Pemahaman dicapai ketika klien memahami tentang prilaku penolakan

diri yang dihubungkan pada penyebab sebelumnya yang sebagai besar sesuai dengan keyakinannya tetang peristiwa yang diterima (antecedent event) yang dulu dan saat ini.

2) Pemahaman terjadi ketika konselor/peneliti membantu klien untuk

memahami bahwa yang menganggu klien saat ini adalah keyakinan irasional yang diperoleh sebelumnya.

56 Hartono & Boy Soedarmoji, Psikologi Klienng, (Jakarta: Kencana, 2012), hal.137-138

(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3) Pemahaman dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai

pemahaman bahwa tidak ada jalan keluar lagi kecuali melawan pikiran irasionalnya dan mengubah menjadi pikiran rasional.57

Ringkasnya, tujuan terapi rasional emotif behavior adalah terdiri atas penyembuhan irasionalitas dengan rasionalitas. Karena individu pada dasarnya adalah makhluk rasional dan karena sumber ketidakbahagiaannya adalah irasionalitasas, maka individu bisa mencapai kebahagiaan dengan belajar berpikir rasional. Proses terapi, karenanya, sebagian besar adalah proses belajar mengajar.58

Dari penjabaran tujuan terapi rasional emotif behavior diatas adalah bahaimana cara konselor atau terapi daam meruba asumsi pikiran irasional klien atau klien yang dimana pikiran tersebut dapat memicu timbulnya stres pada diri individu. Tujuannya adalah bagaimana konselor bisa merubah pikiran irasionalnya menjadi rasional yaitu pikiran yang jujur dan benar. d. Peran dan Fungsi Konselor

Untuk tercapainya keberhasilan dalam terapi rasional emotif behavior, konselor atau terapis memiliki peran yang penting. Menurut REBT peran konselor adalah sebagai berikut:

1) Konselor lebih edukatif terhadap klien yaitu dengan banyak memberi

cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal. 2) Mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung.

57 Latipun, Psikologi Klienng, (Malang: Universitas Muhammadia Malang. 2003), hal. 101-102. 58 Gerald Corey, Teori dan Peraktik Klienng & Psikoterapi, (Bandung: Aditama, 2009), hal.245.

(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

3) Menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan

memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka agar dapat mendidik dirinya sendiri.

4) Gigih dan berulang-ulang dalam menekankan bahwasanya ide-ide

irasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien.

5) Menyeruhkan klien menggunakan kemampuan rasionalnya dari pada

emosinya.

6) Menggunakan humor sebagai jalan mengkonfrontasikan pikiran secara

irasional.59

Tugas utama seorang terapis adalah mengajari klien cara memahami dan merubah diri sehingga konselor harus bertindak aktif. Untuk itu seorang konselor harus mendengarkan pernyataan klien dengan sungguh-sungguh dan menunjukan empatinya. Konselor perlu memahami keadaan klien sehingga memungkinkan untuk mengubah cara berpikir klien yang irasional. Dengan ini Ellis memberikan gambaran tentang tugas konselor yaitu: 1) Mengajak klien untuk berpikir tentang bentuk-bentuk keyakinan irasional

yang mempengaruhi tingkah laku.

2) Menentang klien untuk menguji gagasan irasionalnya. 3) Menunjukan bahwa pikiran yang dibuat klien itu tidak logis.

4) Menunjukan kepada klien bahawa keyakinan irasionalnya adalah

menyebab gangguan emosional dan tingkah laku.

5) Menggunakan humor untuk menghadapi keyakinan irasional klien.

59 Latipun, psikologi klienng, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2003), hal.103-104

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan Kurikulum Permata Negara berdasarkan yang tercantum dalam panduan kurikulum permata negara tahun 2012 ialah untuk menyediakan program

Siswa dengan gaya belajar auditori memiliki tingkat kecepatan yang rendah dalam memahami, dan memaknai materi-materi esensial pelajaran Al- Qur’an dan Hadist,

Tugas akhir dengan judul “ pembuatan film animasi edukasi MENJAGA LINGKUNGAN KITA dengan Adobe Flash CS 3” dibuat dengan tujuan membuat film animasi yang mampu di terima

Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode talking stick untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat dari dua grafik diatas bahwa kedua skenario simulasi menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, namun grafik pada skenario saat kedua

Dengan mengetahui algoritma kriptografi yang akan diserang serta waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan satu operasi (operasi penjumlahan, atau perkalian misalnya) maka

Pidana mati hanya bisa dilaksanaan apabila terhadap tindak pidana tersebut sudah dijatuhi putusan in kracht atau sudah tidak ada upaya hukum yang dilakukan oleh

Skripsi berjudul: Analisis Perilaku Konsumen Agroindustri Tempe dalam Mengkonsumsi Kedelai di Kabupaten Jember , telah diuji dan disahkan oleh Fakultas