• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TEMPERATUR DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN AWAL BIJI CENTRO Centrosema pubescens

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TEMPERATUR DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN AWAL BIJI CENTRO Centrosema pubescens"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH TEMPERATUR DAN LAMA

PENYIMPANAN TERHADAP PERKECAMBAHAN

DAN PERTUMBUHAN AWAL BIJI CENTRO

Centrosema pubescens

SKRIPSI

OLEH:

AHMAD SYAHRUL

I 111 12 274

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

(2)

ii

PENGARUH TEMPERATUR DAN LAMA

PENYIMPANAN TERHADAP PERKECAMBAHAN

DAN PERTUMBUHAN AWAL BIJI CENTRO

Centrosema pubescens

SKRIPSI

OLEH:

AHMAD SYAHRUL

I 111 12 274

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1 Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Ahmad Syahrul

NIM : I 111 12 274

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa : a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ,terutama dalam Bab Hasil dan Pembahasan ,tidak asli alias plagiasi maka saya bersedia membatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya

Makassar, 7 Agustus 2016

(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.w

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada rasulullah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta keluarganya, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Temperatur dan Lama Penyimpanan terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Centrosema pubescens”. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan s tudi di Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin.

Limpahan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya Ayahanda Prof DR Ir H.Muhammad Rusdy M Agr dan Ibunda dr.Hj.Radhiah MARS serta saudaraku Irma Yulianti .dan Indah Marlina Multazam dan tanteku Dra. Hj Herawaty Muthalib, Hj.Wadjdah Muthalib .DR dr H/ M Syakir SpB serta keluarga besar (Alm) Abd.Muthalib Rego yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran dan dorongan kepada penulis.

Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

(6)

vi

 Ucapan terima kasih disampaikan dengan hormat kepada Prof. Dr. Ir. Muhammad Rusdy. M.Agr selaku pembimbing utama dan Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan .M.Sc selaku pembimbing anggota yang penuh ketulusan dan keikhlasan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, arahan,serta koreksi dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih banyak Kepada Pembimbing Akademik Prof. Dr.Ir.Ismartoyo. M.Agr yang terus memberikan arahan, nasihat dan motivasi selama ini.

Keluarga Besar Angkatan FLOCK MENTALITY 2012 ,SOLANDEVEN 2011. LARFA 2013, dan ANT 2014,MATADOR 2010, kalian merupakan teman, sahabat bahkan saudara, terima kasih atas indahnya kebersamaan dalam bingkai kampus ini.

Buat teman-teman yang selama ini selalu bersama-sama Teman SMA Tripaldi Randa ,Baso Safwan, dan Ahmad Fatanah yang selalu memberi motivasi dan sertas dukungan moril selama Penulis dibangku Kuliah.

Teman-teman yang membantu dalam penyelesaian skripsi saya ,Kanda Sema, Almin Insani yang membantu dalam hal nasehat selama penulis meneliti serta Ibnuhadi Ramadhan, ,Nur Ichwan Husain, Rahmat Burhan,Kurniawan Akbar, Nur Kamal Akbar dan teman-teman anggota SOLKARS (SOLIDARITAS DALAM KERJA TUGAS) yang selama ini membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Buat Teman-teman tim asisten laboratorium TANAMAN MAKANAN

TERNAK ,TATALAKSANAN PADANG PENGGEMBALAAN

(7)

vii

yang telah bersama-sama penulis membimbing mahasiswa dan membantu penulisan skripsi ini

Buat teman-teman KKN TEMATIK ANGKATAN 90 2012 KELURAHAN .KALUKUANG, UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR .

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu masukan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun agar penulisan berikutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih dan menitip harapan semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin ya robbal alamin.

Makassar, 7 Agustus 2016

(8)

viii ABSTRACT

AHMAD SYAHRUL (I 111 12 274). EFFECTS OF TEMPERATURE AND LENGTH OF STORAGE ON GERMINATTION AND EARLY SEEDLING GROWTH OF CENTRO (Centrosema pubescens. (Under Guidance of Muhammad Rusdy As the Main Advisor and Syamsuddin Hasan as Sub-Advisor)

The objective of this study was to determine the effects of temperature and length of storage on germination and early growth of Centrosema pubescens. The sudy used split plot design, with temperature as main plot and length of storage as sub plot. Analysis of variance showed that temperature significantly (P<0.05) affected germination percentage, mean germination time and seedling vigor index, but did not influence length of stem and root of seedling. As increasing of temperature, germination percentage and seedling vigor index increased but mean germination time decreased. Length of storage significantly affected germination percentage; as length of storage increased, germination percentage increased. Interaction between temperature and length of storage significantly affected germination percentage, mean germination time and seedling vogor index. As temperature decreased and length of storage increased, germination percentage and seedling vigor index increased, but mean germination time decreased.

Keywords: Centrosema pubsecens seeds, temperature, length of storage, germination, early seedling growth

(9)

ix RINGKASAN

AHMAD SYAHRUL (I 111 12 274) PENGARUH TEMPERATUR DAN

LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN

PERTUMBUHAN AWAL CENTRO (Centrosema purbescens). (Dibawah bimbingan Muhammad Rusdy sebagai Pembimbing utama dan Syamsuddin Hasan sebagai pembimbing Anggota)

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh temperatur dan lama penyimpanan terhadap perkecambahan biji dan pertumbuhan awal bibit

Centrosema pubescens. Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah dengan temperatur sebagai petak utama dan lama penyimpanan sebagai anak petak. Hasil analisis sidk ragam menujukkan bahwa temperatur berpengaruh nyata (p < 0.05) terhadap persentase perkecambahan, waktu perkecambahan dan indeks vigor bibit tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang batang dan panjang akar. Semakin rendah temperatur, persentase perkecambahan dan indeks vigor bibit semakin tinggi, tetapi waktu perkecambahan semakin singkat. Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan, semakin lama penyimpanan, semakin tinggi persentase perkecambahan. Interaksi temperatur dan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan, waktu perkecambahan dan indeks vigor bibit. Semakin dingin temperatur dan semakin lama penyimpanan, persentase perkecambahan dan indeks vigor bibit semakin tinggi, tetapi waktu perkecambahan semakin singkat. Kata-kata kunci: Biji Centrosema pubescens, temperatur, lama penyimpanan, perkecambahan,

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv KATA PENGANTAR ... v RINGKASAN ... vii ABSTRACT ... viii DAFTAR ISI ... x DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Gambaran Umum Centro ... 4

Produksi Biji ... 6

Pemanfaatan Sentro ... 7

Nilai Nutrisi Sentro ... 7

Skarifikasi pada Tanaman ... 9

Perkecambahan ... 11

Pengaruh temperatur terhadap perkecambahan dan pertumbuhan awal . 13 METODE PENELITIAN ... 15

Waktu dan Tempat ... 15

Alat dan Bahan ... 15

Prosedur Penelitian ... 15

Parameter yang Diukur ... 16

(11)

xi

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

Pengaruh Temperatur ... 19

Pengaruh lama penyimpanan biji ... 21

Pengaruh interaksi temperatur dan lama Penyimpanan ... 23

KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

LAMPIRAN ... 26 RIWAYAT HIDUP ...

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman Teks 1. Dokumentasi ... 30 2. Hasil Analisis SPSS... ... 3

(14)

1 PENDAHULUAN

Latar belakang

Sentro (Centrosema pubescens) merupakan legum pakan yang banyak dijumpai di padang rumput tropis. Keberadaanya belum dimanfaatkan dengan baik dan kadang – kadang dianggap sebagai gulma. Banyak orang memanfaatkan tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah dan sebagai hijauan untuk pakan ternak.

Sentro merupakan salah satu spesies dari famili Fabaceae/Leguminosae (kacang – kacangan). Menurut Sudarsono (1991), Sentro merupakan tanaman yang berumur panjang (perennial) yang bersifat merambat atau menanjat. Batang agak berbulu dan panjang; dapat mencapai 5 m, berdaun tiga, berbentuk elips agak kasar dan bebulu lembut pada kedua permukaanya. Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna violet keputih-putihan, buah polong panjang mencapai 9-17 cm berwarna hijau pada waktu muda dan setelah tua berubah menjadi kecoklat-coklatan dan tiap buah berisi 12-20 biji yang berwarna coklat .

Sentro merupakan tanaman yang dapat bertahan pada lingkungan yang kurang baik. Ibrahim (1995) mengatakan bahwa Sentro merupakan tanaman yang tahan keadaan kering, dapat hidup dibawa naungan serta lahan yang tergenang air. Selain itu, tanaman ini juga dapat berkompetisi dengan baik dengan tumbuhan lainya. Menurut Reksohadiprodjo (1981) bahwa Sentro dapat di tanam secara campurn dengan rumput dan tumbuh dengan baik ketika ditanam bersama dengan Panicum

(15)

2 maximum, Melinis minutiflora atau Cynodon plectostachyon. Lebih lanjut dikatakan oleh Ahmad, (2009) bahwa Sentro juga dapat di gunakan untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan alang-alang.

Meskipun banyak kegunaan dan tinggi nilai gizinya, perbanyakan dan penyebaran sentro agak sulit. Salah satu kendala utama dalam penyebarannya adalah karena tingginya proporsi benih yang keras (Verhoeven, 1958). Observasi lapangan menunjukkan bahwa tanpa perlakuan pada biji, perkecambahan Sentro rendah (Serpa dan Achirar,1970). Proporsi biji keras yang tinggi dapat menyebabkan tertunda atau menurunya perkecambahan dan kemunculan bibit di permukaan tanah. Akibatnya, tegakan tanaman menjadi jarang, sporadis dan kurang kompetitif dengan gulma atau spesies yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penurunan persentase kandungan biji yang keras pada biji Sentro sangat penting. Meningkatnya perkecambahan biji Sentro akibat perendaman dalam asam sulfat pekat (Rusdy, 2015). menunjukkan bahwa rendahnya daya kecamba pada biji Sentro disebabkan oleh dormansi fisik. Di negara-negara temperate, perlakuan yang sering digunakan untuk meningkatkan daya kecambah biji adalah dengan menyimpan biji ditempat yang bertemperatur dingin selama waktu tertentu. Praktek ini telah berhasil meningkatkan perkecambahan biji pada beberapa spesies seperti Papavers pecies (Golmohaammadzadeh et al., 2014),

Hymenocrate platystegius (Teimouri et al., 2013) dan Leucaena lecocephala (Omran, 2013), namun belum diketahui apakah rendahnya daya kecamba sentro juga dipengaruhi oleh temperatur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penyimpanan biji pada temperatur dan waktu yang berbeda didalam kulkas terhadap perkecambahan dan pertumbuhan awal biji Sentro.

(16)

3 Perumusan masalah

Apakah temperatur dan lama penyimpanan yang berbeda berpengaruh secara signifikan terhadap perkecambahan dan pertumbuhan awal biji Sentro ?

Hipotesis

Diduga bahwa temperatur dan waktu penyimpanan yang berbeda berpengaruh terhdap perkecambahan dan pertumbuhan awal tanaman Sentro.

Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi dengan menyimpan biji Sentro pada temperatur dan waktu yang berbeda terhadap daya kecambah biji dan pertumbuhan awal Sentro.

Kegunaannya adalah sebagai sumber informasi kepada petani-peternak untuk meningkatkan daya kecambah dan pertumbuhhan biji yang diskarifikasi dengan suhu dingin dan lama penyimpanan tertentu sehingga biji mudah dibiakkan dengan sehat

(17)

4 TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Sentro

Sentro merupakan legum yang berasal dari Amerika Selatan dan siklus hidupnya bersifat tahunan (perennial). Cirri-ciri legum ini adalah berdaun tiga (trifoliate), lebih runcing dibandingkan dengan Puero atau Calopo (Soemarsono, 2002). Sifat tumbuhnya membelit, menjalar atau memanjat.. Bunganya berbentuk kupu-kupu, besar dan berwarna ungu muda kemerahan (Soegiri dkk., 2002).

Sentro tumbuh dengan baik di daerah tropika, dengan curah hujan lebih dari 1000 mm/tahun. Pertumbuhanya jelek pada daerah dingin. Sentro tahan musim kemarau yang panjang dan toleran terhadap drainase yang jelek dan responsif terhadap pupuk fosfor (Sutopo, 2001). Perkembangbiakan Sentro umumnya menngunakan biji dengan dosis 1-6 kg/ha. Pertumbuhan kecambah tidak baik pada tempat ternaung, tetapi tahan naungan pada fase dewasa. Sentro sering digunakan sebagai penutup tanah bersama Puero dan Calopo. Sentro tahan penggembalaan berat ketika ditanam campur dengan rumput Guinea, rumput gajah, rumput Pangola atau rumput Para (Soegiri dkk, 2002).

Batang Sentro agak berbulu dan panjang, dapat mencapai 5 m, daun berbentuk elips agak kasar dan berbulu lembut pada kedua permukaannya, bunga berbentuk kupu-kupu berwarana violet keputih-putihan, buah polong panjang mencapai 9-17 cm berwarna hijau pada waktu muda dan setelah tua berwarna kecoklat-coklatan tiap buah berisi 12-20 biji yang berwarna coklat (Sudarsono, 1991;

(18)

5

Smith, 1985). Sentro merupakan tanaman yang tahan kering , dan dapat hidup dibawah naungan serta lahan yang terkena air (Ibrahim, 1995). Lebih lanjut Reksohadiprodjo (1981) menyatakan bahwa Sentro dapat ditanam campur dengan rumput dan memperlihatkan pertumbuhan yang baik ketika di tanam bersama dengan

Panicum maximum, Melinis minutiflora dan Cynodon plectostachhyon. Salam dan Nsrullah (1995) menyatakan bahwa penelitian Sentro dengan di tumpangsarikan dengan jambu mete menghasilkan batang dan daun jambu mente yang lebih tinggi /banyak di bandingkan ketika jambu mente ditanam bersama dengan Arachis, Dioclea atau Stylosanthes. Lebih lanjut Bahar dkk, (1992) menunjukkan bahwa ketika Sentro ditanam bersama dengan rumput, berat keringnya lebih tinggi dibandingkan dengan ketika ditanam tunggal. Dengan demikian maka untuk mendapatkan suatu hijauan pakan yang mendukung usaha peternakan harus memanfaatkan hijauan yang mempunyai potensi produksi yang tinggi dan dapat di tanam baik secara tunggal maupun secara campuran.

Sentro merupakan tanaman yang bersifat memanjat atau merambat yang dapat dijumpai seperti dipinggir sungai, pantai, jalan dn perkebunan-perkebunan terutama diperkebunan kelapa dan dapat tumbuh baik padah tanah asam dan agak buruk drainase (Smith, 1985). Lebih lanjut Humphreys (1974) mengatakan bahwa tanaman Sentro dapat tumbuh baik pada berbagai tipe tanah. Centrosema tanaman yang tahan terhadap musim kemarau yang agak panjang dengan curah hujan ratarata 1.000 -1.270 mm/tahun (Sudarsono, 1991). Sedangkan menurut Reksohadiprodjo (1981) tanaman Sentro dapat tumbuh pada daerah-daerah dengan curah hujan 1016 mm/tahun. Dan Witmen et al., (1974), mengatakan bahwa pwrtumbuhan sentro akan

(19)

6

terlambat pada temperatur 18 – 24 oc. Penelitian yang dilakukan oleh Lukiwati dkk, (1991) di Surakarta pada dataran rendah dan dataran tinggi menunjukkan bahwa pertumbuhan Sentro terhambat begitu juga produksi hijauan rendah ketika ditanam pada dataran tinggi. Lebih lanjut Nurjaya dkk, (1983) mengatakan bahwa didataran rendah, pertumbuhan sentro lebih baik. Terhadap hama dan penyakit pada umumnya tanaman ini tahan terhadap penyakit seperti apa yang di katakan oleh Shaw (1967) bahwa tanaman Sentro di Queensland (Australia) merupakan tanaman yang bebas dari hama dan penyakit. Begitu juga yang dikatakan Siregar (1992) yang melakukan penelitian di Citanduy bahwa Sentro tahan terhadap hama dan penyakit.

Produksi biji

Sentro termasuk jenis legum yang potensial untuk menghasilkan banyak biji. Akan tetapi pemasakan biji pada tanaman Sentro tidak seimbang atau tidak serentak bersama-sama sehingga menyulitkan para penangkar benih untuk memanen biji secara serentak. Allen (1958). Verhoven (1958) mengatakan bahwa Sentro termasuk tanaman yang potensial untuk menghasilkan biji yang diperkirakan berkisar 34 – 68 kg/ha/tahun tetapi pemanenan biji serentak sulit dilakukan yang disebabkan oleh pemasakan benih yang tidak merata.

Reksohadiprodjo (1981) mengatakan biji Sentro yang telah dikembangkan untuk tujuan komersial dapat diperoleh dari Malaysia, Papua New Guinea Ceylon seadangkan Indonesia sementara ini belum terlihat dan belum menjadi perhatian dari pemerintah khususnya Deparatemen Pertanian. Siregar dan Fuory (1992) mengatakan

(20)

7

bahwa hasil penelitian di Citanduy menunjukkan bahwa Sentro termasuk penghasil bunga yang sedang tetapi penghasil biji yang baik.

Pemamfaatan Sentro (Centrosema pubescens)

Tanaman sentro selain digunakan sebagai pakan hijauan ternak, juga banyak dipakai sebagai tanaman penutup tanah (cover crop). Seperti yang dikatakan Reksohadiprodjo (1981) bahwa Sentro di Malaysia banyak digunakan sebagai pencegah erosi dan penutup tanah, sedangkan di Indonesia digunakan untuk menekan pertumbuhan alang – alang dan sebagai pakan ternak.

Sentro biasanya ditanam secara campuran dengan tanaman rumput. Hal ini disebabkan karena tanaman legum dapat menyuburkan tanah terutama unsur nitrogen sehingga nitrogen dalam tanah selalu tersedia sehingga dapat dipergunakan oleh tanaman rumput untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksinya. Pada umumnya padang rumput alam di Indonesia masih sangat memprihatinkan dilihat dari segi kualitasnya, untuk meningkatkan kualitas padang alam tersebut dicarikan cara permasalahan yaitu dengan mengintroduksi jenis rumput unggul maupun jenis leguminosa unggul yang dapat meningkatkan dan memenuhi kebutuhan ternak sepanjang tahun..Verhoeven. (1958)

Nilai Nutrisi Sentro

Pada hijauan pakan, selain kuantitas perlu diperhatiakn juga kualitas dari hijauanya. Sentro merupakan hijauan dari famili leguminosa yang mempunyai kandungan protein cukup baik sekitar 21,63% (Reksohadiprodjo, 1981). Oleh karena itu Sentro dapat ditanaman bersama dengan rumput guna meningkatkan kandungan

(21)

8

protein hijauan di padang rumput. Leguminosa dapat menfiksasi nitrogen bebas dari udara dan dapat meningkatkan kesuburan tanah, serta meningkatkan gizi hijauan bila ditanam besama-sama rumput. Dibandingkan dengan rumput yang ditanam tunggal dan diberi pupuk nitrogen, kandungan protein kasar hijauan dari rumput yang ditanam bersama dengan legum lebih tinggi dan lebih lama bertahan dibandingkan dengan tanaman rumput yang ditanam secara tunggal. Menurut Smith (1977) bahwa bila dibandingkan dengan pertanaman tunggal makanpada pertanaman campuran dapat meningkatkan kandungan protein sebagaimana diperkihatkan pada campuran antara rumput Panicum maximum dengan Neonaotonia wightii dan Macroptilium antropurpureum.

Benih

Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman atau simbol dari permulaan kehidupan dialam semesta dengan kegunaan sebagai penyambung dari kehidupan tanaman (Harjadi, 2002). Benih merupakan alat untuk menyebar kehidupan baru dari suatu tempat ketempat lain dengan kekuatanya sendiri atau dengan pertolongan manusia maupum hewan (Kamil, 2002). Menurut strukturnya, benih adalah suatu ovule atau bakal benih yang masak dan mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel generatif (gamet) didalam embrio serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio Pertumbuhan benih dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kedalaman tanah. Kedalaman tanam mempengaruhi perkecambahan benih, jika benih ditanam terlalu dalam maka akan menghambat proses perkecambahan (Sutopo, 2001).

(22)

9

Suatu benih dikatakan sebagai benih dorman apabila benih dari tanaman tersebut masih hidup tetapu tidak berkecambah meskipun ditempatkan pada kondisi optimum. Banyak faktor penyebab dormansi, antara lain yaitu karena kulit benih yang tidak permeabel terhadap air maupun gas, adanya penghambat kimiawi dalam benih dan lain-lain (Sutopo, 2001).

Penggolongan benih dapat dilakukan dengan ayakan atau peralatan mesin sedarhana. Penggolongan tersebut dilaksanakan berdasarkan pada sifat-sifat morfologi benih atau fisologi benih seperti dimensi benih atau berat jenis (Kamil, 2002). Keuntungan pembiakan dengan biji sangat banyak dan biasanya merupakan cara yang paling murah. Kerugian pembiakan dengan benih adalah terjadinya segregasi secara genetik pada tanaman-tanaman yang bersifat heterozigot sehingga kergaman tanaman menjadi sangat tinggi (Setyowati, 2003).

Skarifikasi Benih pada Tanaman

Skarifikasi adalah usaha memecah dormansi benih yang bertujuan untuk menghilangkan dormansi fisik benih terhadap gas dan air sehingga mempercepat perkecambahan (Harjadi, (2002). Skarifikasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu fisik, kimiawi dean mekanik.

1. Perlakuan kimiawi

Skarifikasi secara fisik adalah memecah dormansi benih dengan menggunakan suhu yang tinggi atau rendah sehingga dormansi benih dapat pecah. Beberapa njenis benih kadang diberi perlakuan perendaman dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih (Schmidt, 2002). Biji legum muda

(23)

10

turun daya kecambahnya terutama bila kadar air dalam biji diatas 13% dan disimpan dalam ruangan yang suhunya 25 ᴼ C dan kelembaban diatas 80% (Hasna dan Rusmin 2006).

2. Perlakuan kimiawi

Skarifikasi secara kimiawi adalah pemecahan dormansi menggunakan zat kimia sepaerti H₂SO₄, KNO₃ dan sebagainya. Perendaman menggunakan asam sulfat pekat menyebabkan kulit biji menjadi permeabel terhadap air dan gas-gas sehingga dengan mudah masuk dan keluar biji (Soemarsono, 2002). Skarifikasi dengan menggunakan H₂SO₄ 96% banyak memberikan hasil yang baik pada perkecambahan. Perendaman yang kurang lama dapat menyebabkan kulit biji masih keras dan belum lunak, sedangkan perendaman yang terlalu lama dapat menyebabkan biji menjadi terlalu lunak sehingga penyerapan air dan sirkulasi udara yang terlalu banyak dapat meruasak embrio

3. Perlakuan mekanaik

Skarifikasi secara mekanik adalah pemecahan dormansi benih dengan menggunakan penghalus atau amplas untuk mengikir atau menggosok kulit benih untuk mengurangi impermeabilitas kulit baik terhadap air maupun gas (Sutopo, 2001). Pengamplasan yang menyebabkan biji terlalu tipis dapat menyebabkan kerusakan terhadap bakal biji. sedangkan pengamplasan yang kurang menyebakan kulit biji masih keras sehinggan daya kecambah kurang (Sutopo, 2001

(24)

11 Perkecambahan

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponenya yang memiliki kemampuan untukl tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat dalam biji misalnya radikula dan plumula. Hasil dari perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkambang menjadi batang dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar (Dwidjoseputro, 2004).

Biji Sentro mempunyai kulit biji yang keras, tebal, dan berlilin menyebabkan perkecambahan kurang sempurna sehingga tumbuhnya tidak merata. Peretasan kulit dilakukan guna memecahkan kulit biji, sehingga lembaga mudah tumbuh terbuka menembus kulit biji bibit yang telah retak lalu inti lembaga ini tumbuh menjadi kecambah dengan akar tunggangnya yang langsung mampu menyerap makanan yang tersimpan di dalam tanah sedangkan kuncup lembaga tumbuh menjadi calon batang yang kuat

Menurut Sadjad (1994), tahap awal metabolisme untuk pertumbuhan benih dapat diungkapkan dalam tiga tipe yaitu perobakan bahan cadangan, translokasi nutrien dari bagian benih ke bagian yang lainya dan sintesa bahan-bahan yang baru. Sutopo, (2002) menjelkan tahap proses perkecambahan sebagai berikut:

1. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi oleh protoplasma.

(25)

12

2. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan sel-sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih.

3. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian seperti penguraian karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang dapat larut dan di translokasikan ketitik-titik tumbuh.

4. Tahap keempat yaitu tahap asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai ditraslokasikan ke daerah maristematik untuk menghasilkan energi dari kegiatan pembentuk komponen dalam pertumbuhan sel-sel baru.

5. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan/pembesaran dan diferensiasi sel-sel pada titik-titik tumbuh. Proses penyerapan air oleh biji merupakan proses imbibisi yang disebabkan oleh perbedaan potensi air antara benih dengan media sekitarnya (Sutopo, 2002). sehingga kadar air dalam benih mencapai persentase tertentu yaitu (50 – 60) persen dan akan meningkat lagi saat munculnya radikel. Jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan air 70 – 90 persen. Akibat terjadinya imbibisi, kulit biji akan menjadi lunak dan retak-retak (Suseno, 1974).

Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permiabel terhadap air dengan tekanan osmosis tertentu. Serapan air dan berbagai proses biokimioa yang berlangsung pada benih pada ahirnya akan tercermin pada pertumbuhan dan perkembangan kecambah menjadi tanaman muda (bibit), kecuali jika benih tersebut dalam keadaan dorman (Lakitan, 1996).

(26)

13 Pengaruh temperatur terhadap perkecambahan dan pertumbuhan awal

Suhu merupakan syarat penting bagi perkecambahan benih tetapi suhu tidak bersifat muklak sama seperti kebutuhan air. Pada perkecambahan dikenal ada tiga suhu kritis yang berbeda yang dialami oleh benih. Yang pertama adalah suhu minimum dimana perkecambahan pada umumnya terjadi pada suhu minimum yaitu antara 0 – 5ᴼ C, kedua adalah suhu optimum dimana kecepatan dan persentase biji yang berkecambah berada pada posisi tertinggi selama proses perkecambahan berlangsung. Suhu optimum berlangsung pada temperature 26,5ᴼ C - 35ᴼ C. Ketiga adalah suhu maksimum berkisar antara 30ᴼC - 40ᴼC . Suhu diatas suhu maksimun biasanya mematikan biji karena keadaan tersebut menyebabkan mesin metabolisme biji menjadi tidak aktif sehingga biji menjadi rusak dan mati (Dwidjoseputro, 1994).

Penyimpanan biji pada temperatur dingin sering membantu mempercepat perkecambahan atau sebaliknya dapat memperlambat perkecambahan. Di daerah beriklim dingin, praktek ini sering dilakukan dengan penyimpanan di pot-pot yang berisi biji diluar ruangan selama musim dingin. Di daerah tropis, praktek ini dapat dilakukan dengan menyimpan biji dalam kulkas selama waktu tertentu (Thompson and Morgan, 2016). Pada biji lamtoro yang disimpan pada temperatur 4ᴼC selama 4 minggu dapat meningkatkan perkecambahan sebasar 20% (Orman, 2013). Ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya kadar sitokinin dan gibberelin selama penyimpana pada temperatur dingin ( Golamohammadsadeh et al., 2015). Kulit biji yang disipan dalam temperatur dingin mungkin lebih tipis dari pada yang disimpan diluar. Ini sesuai yang dikemukakan oleh Omrah (2013) bahwa kulit biji yang keras

(27)

14

yang sulit ditembus air atau gas menjadi lebih tipis dibandingkan dengan yang masih segar, ketika disimpan dalam temperatur dingin.

(28)

15 MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2016, bertempat di Laboratorium Tanaman Pakan dan Pastura Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar.

Materi penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulkas, sendok, cawan petri, termometer dan mistar. Bahan-bahan yang digunakan adalah biji sentro, air, kertas saring dan kertas label.

Metode Penelitian

Biji Sentro yang diteliti di dalam kulkas yang ada di Laboratorium Tanaman Pakan dan Pastura, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan Rancangan Dasar Acak Kelompok yang terdiri atas 4 perlakuan temperatur, 3 waktu lama penyimpanan dan 4 kali ulangan. Petak utama yaitu penyimpanan biji sentro dalam ruangan kulkas dengan temperatur yang berbeda, sedangkan Anak Petak yaitu lama penyimpanan. Adapun temperatur dan lama penyimpanan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Temperatur kamar dengan suhu 16 ᴼC-30 ᴼC dengan lama penyimpanan 10, 20 dan 30 hari

(29)

16

2. Temperatur -5ᴼC dengan lama penyimpanan 10, 20 dan 30 hari 3. Temperatur 7ᴼC dengan lama penyimpanan 10, 20 dan 30 hari 4. Temperatur 10ᴼC dengan lama penyimpanan 10, 20 dan 30 hari.

Pelaksanaan penelitian

Biji sentro dipanen dari tumbuhan dewasa yang tumbuh secara liar di Fakultas Peternakan dan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, dua bulan sebelum digunakan penelitian. Biji yang baru dipanen dibersihkan dari kotoran dan biji-biji yang tidak normal. Biji kemudian direndam dalam air ledeng selama lima menit; biji yang mengapung dalam air dibuang dan yang tenggalam digunakan untuk penelitian. Biji kemudian disimpan dalam kulkas dalam waktu tertentu sesuai dengan perlakuan. Setelah biji disimpan dalam temperature dan waktu tertentu, iji kemudian di ambil dan dikecambakan didalam cawan petri yang telah dilapisi kertas saring sebanyak 2 lapis. Tiap cawan petri diisi dengan 20 biji sentro lalu diisi dengan 8 cc aquaest. Jumlah biji yang berkecambah dihitung tiap hari sampai tidak ada lagi biji yang berkecambah. Setelah perkecambahan selesai, dilakukan pengukuran prameter sebagai berikut:

1. Persentase perkecambahan =

× 100 %

2. Rata rata waktu perkecambahan (Elips and Roberts, 1981)

MGT =

(30)

17

Ti : jumlah hari dihitung dari awal perkecambahan Ni: jumlah biji ysng berkecambah pada hari Ti. 3. Panjang batang dan panjang akar diukur dengan mistar 4. Indeks virgon bibit (IVB), yanh dihitung dengan rumus:

IVB=

(Abdul baki dan Anderson, 1973)

Model statistik

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam sesuai rancangan petak terpisah (Gasperz, 1994) dengan 12 perlakuan dan 4 ulang.

Persamaan matematika dari rancangan petak terpisah adalah sebagai berikut:

X =

Pengaruh :

= rata-rata perlakuan

M = Pengaruh perlakuan petak utama D = error petak utama

S = Pengaruh perlakuan anak petak E = error anak petak

Ms = interaksi perlakuan petak utama dengan anak petak F = error interaksi petak utama dan anak petak

(31)

18

Apabila perlakuan berpengaruh nyata, rata rata perbedaan hasil perlakuan dibandingkan dengan beda nyata terkecil . Data diolah dengan bantuan software SPSS versi 16.

(32)

19 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh temperatur

Rata-rata persentase perkecambahan, nilai mean germination time (MGT), panjang akar, panjang batang dan indeks vigor bibit akibat pengaruh temperatur dapat dilihat pada Tabel 1. .

Tabel 1. Persentase Perkacambahan Biji Sentroyang diberi perlakuan berbeda

Perlakuan Perkecam bahan (%) Nilai MGT (Hari) P.Batang (cm) P.Akar (cm) Nilai IVB Petak utama Temperatur 28-32o C 13,00 4,10 6,65 7,80 1.88 10o C 30,3 3,97 8,89 8,65 5,31 7o C -5o C BNT 5% Anak Petak Lama Penyimpanan 10 hari 20 hari 30 hari BNT 5% Interaksi T. kamar x 10 hari T. kamar x 20 hari T. kamar x 30 hari T. 10o C x 10 hari T. 10o C x 20 hari T. 10o C x 30 hari T. 7o C x 10 hari T. 7o C x 20 hari T. 7o C x 30 hari T. -5o x 10 hari T. -5o C x 20 hari T. -5o C x 30 hari BNT 5% 46,3 83,0 26,3 35,5 40,0 48,5 7,30 5,00 10,0 24,0 25,0 33,0 33,0 40,0 45,0 54,0 64,0 72,0 83,0 20,0 3,91 2,00 1,70 3,05 3,00 2,50 2,51 6,02 5,50 5,10 4,25 4,01 3,90 3,00 3,50 2,30 2,8 2,50 2,00 2,5 8,07 5,05 3.42 7,32 8,09 6,94 3,2 5,50 6,25 5,50 7,25 6,25 5,05 7,75 9,28 7,18 5,50 6,25 5,50 4,90 7,76 8,31 2.45 5,97 8,63 9,57 2,81 2,08 2,75 3,25 2,50 2,68 5,10 2,80 2,90 3,58 3,80 2,75 2,80 2,60 5,07 11,8 4.70 3,11 6,69 6,58 2,24 0,37 0,90 2,10 2,43 2,94 3,34 4,22 5,48 6,89 5,42 6,03 6,88 3,2

(33)

20

Hasil sidik ragam memperlihatkan bahwa temperatur berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase perkecambahan, nilai MGT dan IVB, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang batang dan panjang akar. Pada tabel 1 terlihat bahwa semakin rendah temperatur penyimpanan semakin tinggi perkecambahan biji dan nilai IVB, tetapi nilai MGT makin rendah. Pengaruh positif penyimpanan biji pada temperatur rendah juga dilaporkan pada tanaman Indian ricegrass (Orypsopsisi hymenoides) (Jones and Nelson (1992) dan switch grass (Panicum virgatum) (Smith

et al., 2016).

Hal ini menujukkan bahwa penyimpanan biji pada temperatur dingin (- 5o C) sangat baik untuk memperoleh daya kecambah yang tinggi dengan lama berkecambah yang pendek dan ketahanan benih yang tinggi. Tingginya daya kecambah biji sentro pad temperature dingin mungkin disebabkan karena pada kondisi tersebut kulit biji semakin tipis sehingga mudah ditembus air. Hal ini sesuai dengan pendapat Omran (2013) bahwa kulit biji yang keras pada biji lamtoro segar sangat sulit ditembus air atau gas tetapi menjadi tipis dan ketika disimpan didalam temperatur yang sangat dingin (4 0C) selama 4 minggu.

Disamping itu, mungkin juga disebabkan adanya faktor internal yaitu hormon dan nutria dimana hormon yang berpengaruh adalah sitokinin dan asam giberelin. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Golamohammadzadeh, et al

(2015) bahwa meningkatnya perkecambahan ketika biji disimpan pada temperatur dingin disebabkan oleh meningkatnya kadar hormone sitokinin dan asam giberelin yang berpengaruh positif terhadap perkecambahan. Tetapi mereka juga

(34)

21

menambahkan bahwa penyimpanan biji pada temperatur yang dingin dapat membantu mempercepat perkecambahn atau sebaliknya dapat memeperlambat perkecambahan.

Biji yang disimpan dalam temperatur dingin menurunkan nilai MGT (Table 1). Hal ini menunjukkan bahwa temperatur dingin mempercepat perkecambahan dengan lama perkecambahan yang singkat. Sifat-sifat ini sangat baik apabila biji ditanam di lapangan, karena biji cepat berkecambah dan tidak berkecambah dalam waktu lama. Ini memungkinkan tanaman menjadi lebih kompetitif terhadap pertumbuhan tanaman lain seperti gulma.

Temperatur dingin juga meningkatkan nilai IVB (Tabel 1). Ini menujukkan bahwa temperatur dingin sanat baik pengaruhnya terhadap kekuatan bibit. Nilai IVB yang tinggi menujukkan bahwa bibit tersebut sangat baik digunakan karena bibit tersebut berasal dari biji yang mempunyai persentase perkecambahnna tinggi dan akar dan batang yang lebih panjang. Bibit dengan panjang batang yang lebih tinggi memungkinkan tanaman dapat memperoleh cahaya yang lebih banyak untuk berfotositesis dan akar yang lebih dalam memungkinkan tanaman memperoleh lebih banyak air dan unsur hara yanglebih banyak.

B.Pengaruh lama penyimpanan biji

Biji dari keluarga leguminosa seperti Sentro umumnya mempunyai biji yang keras sehingga sulit ditembuas air dan gas-gas yang mengakibatkan biji sulit berkecambah. Penyimpanan biji yang baik merupakan salah satu cara untuk mempertahankan atau meningkatkan perkecambahan biji. Pada penelitian ini,hasil sidik ragam menujukkan

(35)

22

bahwa lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap persentase perkecambahan, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai MGT, panjang akar, panjang batang, nilai IVB. Persentase perkecambahan, tertinggi dijumpai pada biji yang disimpan selama 30 hari. nilai MGT dan IVB paling tinggi dijumpai pada biji yang disimpan selama 30 hari (Tabel 1).

Pengaruh lama penyimpanan biji terhadap daya kecambah dipengeruhi oleh jeni biji dan kondisi penyimpanan. ). Pada umumnya, pada kondisi alamiah, daya kecambah umumnya rendah pada waktu panen, setelah itu meningkat dan mencapai puncaknya pada waktun tertentu dan setelah itu mnurun..Pada biji alfalfa, daya kecambah pada waktu biji turun baru dipanen adalah 69,7%, setelah dua tahun meningkat menjadi 82,9%, setelah empat tahun menjadi 72,2% dan setelah 8 tahun persentase perkecambahan turun menjadi 41,6% (Cupic et al., 2005).

Peningkatan daya kecambah biji Sentro yang disimpan pada temperature dingin pada penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Bower et al., 2015) bahwa pada biji Pinus albicaulis Engelm, perkecambahan setelah disimpan pada temperatur dingin selama 2 bulan adalah 13,4% dan setelah 6 bulan menjadi 76,6%. Demikian pula yang dilaporkan oleh Ghahfarokhi et al. (2007) bahwa pada tanaman Ferula gummosa, biji yang disimpan di tempat dingin selama 20, 30 dan 40 hari, daya kecambahnya meningkat dar 8% menjadi 36,0 dan 69%. Peningkatan perkecambahan dengan lama penyimpanan dalam temperature dingin munngkin disebabkan karena penyimpanan biji pada temperatur dingin dalam waktu lama mengakibatkan kulit biji lebih mudah dimasuki air dan gas-gas dan banyaknya hormone sitokinin dan gibberellin yang dihasilkan.

(36)

23 C.Pengaruh interaksi temperatur dan lama penyimpanan

Pengaruh interaksi temperatur dan lama penyimpanan biji dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa biji yang disimpan temperatur – 5o C dengan mengabaikan lama penyimpan daya kecambah nilai IVB-nya IVB-nyata (P<0,05) lebih tinggi dari pada yang disimpan pada temperatur kamar dengan mengabaikan lama penyimpanan. Hal ini menunjukkann bahwa biji yang disimpan dalam temperatur – 5o C selama 10 – 30 hari sangat baik digunakan untuk memperoleh daya kecambah biji Sentro yang singat dalam waktu yang singkat dan bibit yang kuat.

Penelitian ini agak mudah untuk dipraktekkan oleh petani karena pengaturan temperatur hanya menggunakan mesin pendingin yang pada saat sekarang mudah dijumpai di pedesaan. Dengan menyimpan biji Sentro di dalam frezer kulkas dengan temperatur – 5o C selama satu bulan, dapat meningkatkan daya kecambah dari 5% menjadi 83%. Metode pemecahan dormansi tersebut dapat disejajarkan dengan penggunaan air panas dan asam sulfat, bedanya kalau menggunakan air panas membutuhkan termometer sedanagkan apabila menggunakan asam sulfat dapat membahayakan petani apabila bersentuhan.

(37)

24 PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Temperatur dingin sangat baik pengaruhnya untuk meningkatkan daya kecambahan, kecepatan dan keseragaman perkecambahan dan kekuatan bibitr sentro (centrosema pubescens).

2. Temperature 5 oC dengan lama penyimpanan 30 hari menghasilkan persentase perkecambahan, nilai MGT dan IVB tertinggi, .

Saran

Direkomendasikan bahwa perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh penyimpanan biji pada temperatur yang lebih rendah dan penyimpanan biji yang lebih lama terhadap perkecambahan biji sentro.

(38)

25 DAFTAR FUSTAKA

Abdul Baki, A. and Andreson, J.D. 1973. Vigor determination in soybean seed by multiple criteria. Crop Sci., 13 : 630-633

Ahmad, Z. 2009. Produksi Biomassal Tanaman Leguna Penutup Tanah pada Beberapa Jarak alur tanam dan Bobot Beni Campuran. Jurnal Agroscientiae. 16(3):hal 174

Allen, G. H. 1958. Pasture seed is a cash crop, Queensland Agriculture Journal 84:74 in trovical grasslan vol 10. No 1. 1976

Bahar S, R. Rakhmat, D. Bulo Dan R.Salam. 1992. Pengaruh Pertanaman Campuran Rumput Cenchrus Cilliaris Cv Molopo Dengan Tiga Jenis Leguminosa Herba Terhadap Produksi Dan Kualitas Hijauan Pakan. Proc. Pertemuan Pengolahan Dan Komunikasi Hasil Penelitian Peternakan Di Sulawesi Selatan Sub Balai Penelitian Ternak Gowa. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Deptan.

Bower, A.D., Kolotelo, D. and Aitken, S.N. 2011. Effect of length storage, and scarification on germination of Whitebark Pine Seeds. West J. Appl. For. 26 (1): 25 – 29.

Bulo D ..1992. Introduksi Beberapa Jenis Leguminosa Herba Pada Padang Penggembalaan Alam. Proc. Pertemuan Pengolahan Dan Komunikasi Hasil Penelitian Peternakandi Sulawesi Selatan. Sub Balai Penelitian Ternak, Gowa. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian

Cupic, T., S. Popovic, S. Grljusic, M. Tucack, L. Andric and B. Simic.,2005. J. Central Eur. Agric. 1 (65-68).

Dwidjoseputro, 2004, Pengentar Fisiologi Tanaman, PT Gramedia Pusaka Utama,Jakarta.

E Sutedi, Sajiman,& Prawiradiputra, B. R. (2007). Agronomi Dan Pemampaatan Centrosema Pubescens. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak, 131- 140.

Elis, R.H And E.H Roberts, 1981, The Quantification Of Ageing And Survival In Orthodoks. Seed Sci. Tachnol, 9 373-409.

Gaspersz, V. 1994. Metode Rancangan Percobaan untuk Ilmu-ilmu Pertanian, Teknik dan Biologi. Buku. CV Armico. Bandung. 472 p.

Gardner, F.,R.B.Pearve.,R.L Mitchell., 1991. Physiology Of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya : Terjemahan Herawati Susilo ) Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

(39)

26

Ghahfarokhi.A.R & R T .Afshari 2007 ,Methods who dormancy breaking on germination of Galmanum Seeds (Ferula Gummosa),Asian J.Plant Sci. 6;611-616

Golmohammadzah, Zaefarian, M. Resvani (2015) Effect Of Some Chemical Factors, Pre-Chilling Tratments And Interaction On The Feed Dormancy Breaking Of Two Papever Species, Weed Biolmngmt, 15;11-19.

Hasnah, M. Dan D. Rusmin .2006. Teknologi Pengolahan Benih Beberapa Tanaman Obat Di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik. Jurnal Litbang Pertanian. 25 (2):69-70. Handoko.1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya, Bogor.

Harjadi,S.S.M.M., 2002. Pengantar Agronomi Gramedia Pustaka Utama,Jakarta. Ibrahim. 1995. Daya Adaotasi Rumput Dan Legume Asal Ciat (Colombia) Dan

CSIRO (Australia) Di Kalimantan Timur.Dalam Proseding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Peternakan 1995. Pusat Penelitian Dan Lokakarya Nasional Tanaman Pakan Ternak Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.

Jones, T.A., and D.C. Nelson, 1992. Germination of mechanically scarified and unscarified Indian ricegrass seed. J. Range Manage. 45 : 175 – 179.

Kamil,S. 2002. Teknologi Benih. Angkasa Raya,Bandung.

Kismono, J. 1977. Kontribusi Kacang-Kacangan Di Dalam Satu Sistem Padang Pengembalaan. Bulettin Makanan Ternak.IPB Vol 3. No 10

Lakitan, Benyamin. 1996. Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Radja Grafindo Parsada.

Lukiwati,D.R., Sumarseno Dan Didiek Wisnu W. 1991. Produksi Hijauan Pada Pasture Campuran King Grass Centro Di Upland Dak Lowland Dalam Prosiding Seminar Pengembangan Peternakan Dalam Menunjang Pembangunan Ekonomi Nasional. Purwokerto, 4 Mei 1991.Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.

Manidool, C. 1974. Quality of Forage Crops. Extension Bulletin. No.44 Food and Fertilizer Technology Center.

Nurjaya, O., M. Nitis and E.J.Briteten. 1983. Evaluation of annual and perennial temperature pasture legumes at medium elevation in the tropic at Bali, Indonesia. A Prelimiary Investigation. Tropical Grassland, 17 (3): 122-128. Omran, Z.S., 2013 Effect of mechanical scarification, chilling and gibbereclic acid on

(40)

27

Peter, R.G. dan Fisher, H.M.2002. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Rekshohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Edisi Revisi. BPFE.UGM. Yogyakarta.

Rekshohadiprojo.1981. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropika. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gajahmada, Yogyakarta.

Rusdy, M. 2015. Enhancing seed germination in seeds of Centrosema pubescens. Int. Sadjad S., 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. Grasindo. Jakarta. Hal 1-2J.Sci.

Res. Pub.Sci.5 (10): 1-4.

Sanches, P.A. 1993. Sifat dan pengelolaan tanah tropika jilid 2 (terjemahan) Institut Teknologi Bandung.

Saleh, M.S. 2010. Perubahan anatomi, biokimia dan fisiologi pada berbagai tingkat kemasakan benih aren. J.Agrivigor 8 (3): 207-212.

Salam, R dan Nasrullah. 1995. Pengaruh Sistem Tumpang Sari Beberapa Jenis Leguminosa terhadap Pertumbuhan Tanaman.

Smith, A. C. 1985. Flora Vitensis Nova; A New Flora of Fiji. Lawai, Kauai, Hawai National Tropical Botanical Garden, Vol3, p 232.

Schmidt, l. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis. Buku. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan, Jakarta. 550.

Serpa, A. and Achicar, J. 1970. The influence of maturation on the production of hard seed in Centrosema pubescens. J. Pesquisa Agropecuaria Brasilcia, 5 : 125-128.

Shaw, D.E. 1967. A note on the non transmission of Centrosema mosaic virus through seed. Papua New Guinea Agricultura Journal 19:151.

Smith, A.C. 1977. Flora Vitensis Nova; A. New Flora of Fiji. Lawai, Kauai, Hawai National Tropical Botanical Garden, Vol 3, P 232.

Smith, S.R., Schwer, L., H. Booyd, T. Keene, 2016. Prechilling Sweetgrass seed on farm to break dormancy. www2.ca.uky.edu.aggcomm/pubs/id/id199/id199. pdf..

(41)

28

Soegiri, H. S., Ilyas dan Darmayanti. 1992. Mengenal Beberapa Jenis Makanan Ternak Daerah Tropis. Direktorat Biro Produksi Peternakan Departemen. Setyowati, S. 2003. Pengantar Agronomi. Departemen Agraria Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor, Bogor

Setyowati. N, Nurjanah. Dan D. Haryanti, 2003. Gulma Tusuk Konde (Wedelia trilobat) dan Kirinyu (Chromolaena odorata) sebagai Pupuk Organik pada Sawi. (Brassica chinensis L). Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Siregar, M. E. and D.A. Fuory. 1992. Evaluation Of Herbaceous In The Citanduy Watershed Basin. Dalam: Teknologi Pakan dan Tanaman Pakan. Prosiding Sudarsono,. 1991. Tanaman Makanan Ternak Tropika. Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor.

Soemarsono, 2002. Pengaruh Pupuk TSP, Pupuk Kandang dan Interval Pemotongan terhadap Produksi dan Kualitas Hijauan Pertanaman Campuran Setaria splendid Staff dan Centrosema pubescens benth.Thesis S2 Fakultas Pasca Sarjana IPB., Bogor.

Sutopo, 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta, Sebelas Maret University Press, Pengolahan dan Komunikasi Hasil-Hasil Penelitian. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. CV. Rajawali, Jakarta.

Suseno, H., 1974. Fisiologi Tumbuhan. Metabolisme Dasar, Departemen Botani Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hal. 277.

Teimouri, M.S.,A. Koocheck and M.N. Mahallati. 2013. Seed germination and breaking dormancy techniques for endemic Hymenocrater platstytegus

Rech.f of Khorazan Razavi province, Iran. Int. J. Argic., Crop Sci 6 (12) : 885-889.

Thompson and Morgan, 2016. Seed Germination Guide.

http://www.thompsonmorgan.ca/special_treatment.

Verhoeven, G. 1958. Tropical legume seed can be harvested commercially. Queensland Agricultural Journal 84: 77-82

(42)

29

Whiteman, P. C., L.R. Humpreys, N.H.H. Monteith, E. H. holt, P. M. Bryant and J. E. Slater. 1974. Tropical Pasture Science, Weatson Ferguson dan Co. Ltd Brisben.

(43)

30 DOKUMENTASI

Gambar 1.Suhu -5oC perlakuan ke 4

(44)

31

(45)

32 RIWAYAT HIDUP

Ahmad Syahrul, lahir di Makassar pada tanggal 16 Maret 1993, sebagai anak kedua dari pasangan bapak Muhammad Rusdy dan Radhiah Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah bersekolah di SD INPRES KAMPUS UNHAS tahun 1999-2005 kemudian melajutkan ke SMPN 12 Makassar dari tahun 2005-2008, dan pada tahun 2008-2011 tamat di SMAN 21 Makassar.

Setelah menyelesaikan Tingkat SMA, penulis diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makasssar.Selama menjadi Mahasiswa penulis aktif sebagai Tim Asisten Tatalaksana Padang Penggembalaan Peternakan ,Ilmu Tanaman Pakan ,dan Teknologi Pengolahan Pakan .

Gambar

Tabel 1. Persentase  Perkacambahan Biji Sentro yang diberi perlakuan berbeda
Gambar 1.Suhu -5 o C perlakuan ke 4
Gambar 4 .Perlakuan Suhu Ruangan .perlakuan ke 4

Referensi

Dokumen terkait

Diferensiasi produk yang dilakukan Sensodyne dan tagline dari merek Sensodyne itu sendiri bahwa Sensodyne sebagai pasta gigi yang ampuh mengatasi gigi sensitif dan berbagai

 Zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula... Penyebab

In the research, the researcher applied Taxonomy Strategy to teach the students in mastering vocabulary to get any significant effect to their ability, while the

Penelitian berjudul “ Gaya Bahasa dan Pesan Moral pada Lirik Lagu Pengamen Bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta ” ini bertujuan untuk mengetahui wujud gaya bahasa

50 Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan,ada beberapa hal yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini yaitu pada hasil siklus I,ketuntasan belajar

[r]

Gambar 2. Box Kemasan Lilin.. Lilin berbahan dasar kencur ini akan dijual ke masyarakat dengan harga Rp. Penerapan strategi harga yang cukup terjangkau dengan variasi produk

Pendidikan nonformal perlu ditangani oleh Abstrak : Jurnal ilmiah merupakan media informasi dan promosi tentang hasil karya ilmiah yang diterbitkan secara berkala. Direktorat