• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIERARCHY PROCESS) PADA PT MADA WIKRI TUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIERARCHY PROCESS) PADA PT MADA WIKRI TUNGGAL"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

AHP (ANALITICAL HIERARCHY PROCESS) PADA

PT MADA WIKRI TUNGGAL

SKRIPSI

Oleh:

HARLY ANDANI ARPIANA

311510796

PROGRAM STUDY TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI

(2)

AHP (ANALITICAL HIERARCHY PROCESS) PADA

PT MADA WIKRI TUNGGAL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan program Strata Satu (S-1) pada program studi Teknik Informatika

Disususn Oleh:

Nama : Harly Andani Arpiana NIM : 311510796

PROGRAM STUDY TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

BEKASI

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

ix Lembar Judul

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan Keaslian Penelitian ... iii

Pernyataan Publikasi Karya Ilmiah ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel...xiii

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 2

1.2.2 Batasan Masalah... 3

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1. Tujuan Penelitian ... 4

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI ... 7

2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1. Penelitian yang Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Sistem Pendukung Keputusan ... 10

2.2.1.1. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ... 12

2.2.1.2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 13

2.2.1.3. Jenis Sistem Pendukung Keputusan ... 14

2.2.2. Definisi Penilaian Kinerja Karyawan ... 15

2.2.3. AHP (Analitycal Hierarchy Process) ... 16

2.2.3.1. Prinsip Dasar AHP ... 16

2.2.3.2. Prosedur AHP ... 18

2.2.4. Metode Pengembangan Sistem Informasi ... 20

2.2.4.1. Metode SDLC (Software Development Life Cycle) 20 2.2.4.2. Model SDLC Air terjun (Waterfall) ... 21

2.2.5. Metode Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek ... 23

2.2.5.1. Metode Analisis Berorientasi Objek ... 23

2.2.5.2. Metode Perancangan Berorientasi Objek ... 23

2.2.5.3. UML (Unified Modelling Language) ... 23

(12)

x 2.2.6.5. Ekstranet ... 33 2.2.6.6. Database ... 34 2.2.6.7. PHP (Hypertext Preprocessor) ... 34 2.2.6.8. MySql ... 35 2.2.6.9. Xampp ... 36 2.2.6.10. Adobe Dreamweaver ... 37 2.2.6.11. Star Uml ... 37 2.2.7. Kerangka Pemikiran ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

3.1. Objek Penelitian ... 39

3.1.1. Sejarah Perusahaan... 39

3.1.2. Struktur Organisasi ... 40

3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 41

3.3. Analisa ... 41

3.3.1. Analisa Kebutuhan Sistem ... 42

3.3.2. Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak ... 42

3.3.3. Analisa Kebutuhan Perangkat Keras ... 43

3.3.4. Analisa Masalah ... 43

3.3.5. Analisa Sistem ... 43

3.3.6. Analisa Sistem yang diusulkan ... 45

3.3.7. Metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) ... 47

3.3.8. Analisa Perhitungan dalam AHP ... 48

3.4. Perancangan Sistem... 53

3.4.1. Perancangan UML ... 53

3.4.2. Perancangan Database ... 70

3.4.3. Perancangan Antarmuka ... 74

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1. Implementasi ... 79

4.1.1. Implementasi User Interface ... 79

4.1.2. Implementasi Database ... 88

4.2. Pengujian ... 91

4.2.1. Hasil Pengujian ... 91

4.2.2. Spesifikasi Perangkat Lunak ... 93

4.2.3. Spesifikasi Perangkat Keras ... 93

BAB V PENUTUP... ... 94

5.1. Kesimpulan... 94

5.2.Saran... 95

(13)

xi

3. Gambar 2.3. Class Diagram ... 26

4. Gambar 2.4. Sequence Diagram ... 27

5. Gambar 2.5. Activity Diagram ... 28

6. Gambar 2.6. Xampp ... 36

7. Gambar 2.7. Adobe Dreamweaver ... 37

8. Gambar 2.8 Star UML ... 38

9. Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Mada Wikri Tunggal ... 40

10. Gambar 3.2. Flowmap Sistem Yang Berjalan ... 44

11. Gambar 3.3. Flowmap Sistem Yang Diusulkan ... 46

12. Gambar 3.4. Model Struktur Hirarki pada Sistem Yang Diusulkan ... 47

13. Gambar 3.5. Skala Prioritas dalam AHP ... 47

14. Gambar 3.6. Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan ... 54

15. Gambar 3.7. Activity Diagram login ... 56

16. Gambar 3.8. Activity Diagram Data Pengguna ... 57

17. Gambar 3.9. Activity Diagram Data Karyawan ... 58

18. Gambar 3.10. Activity Diagram Data Kriteria ... 58

19. Gambar 3.11. Activity Diagram Data Nilai Awal ... 59

20. Gambar 3.12. Activity Diagram Data Matriks Perbandingan ... 60

21. Gambar 3.13. Activity Diagram Laporan ... 60

22. Gambar 3.14. Sequence DiagramLogin ... 61

23. Gambar 3.15. Sequence Diagram Logout ... 62

24. Gambar 3.16. Sequence Diagram Data Pengguna ... 63

25. Gambar 3.17. Sequence Diagram Data Kriteria ... 64

26. Gambar 3.18. Sequence Diagram Data Karyawan ... 65

27. Gambar 3.19. Sequence Diagram Nilai Awal ... 66

28. Gambar 3.20. Sequence Diagram Matriks Perbandingan ... 67

29. Gambar 3.21. Sequence Diagram Laporan ... 68

30. Gambar 3.22. Class Diagram Sistem Usulan ... 69

31. Gambar 3.23. Rancangan Form Login ... 74

32. Gambar 3.24. Rancangan Form Menu Utama ... 75

33. Gambar 3.25. Rancangan Form Data Pengguna... 75

34. Gambar 3.26. Rancangan Form Data Karyawan ... 76

35. Gambar 3.27. Rancangan Form Data Kriteria ... 76

36. Gambar 3.28. Rancangan Form Data Nilai Referensi ... 77

37. Gambar 3.29. Rancangan Form Data Nilai ... 77

38. Gambar 3.30. Rancangan Form Laporan ... 78

39. Gambar 4.1. Halaman login ... 80

40. Gambar 4.2. Halaman Menu Utama Admin ... 81

41. Gambar 4.3. Halaman Tambah Data ... 81

42. Gambar 4.4. Halaman Data Pengguna... 82

43. Gambar 4.5. Halaman Tambah Karyawan ... 84

44. Gambar 4.6. Halaman List Karyawan ... 84

(14)

xii

51. Gambar 4.13. Halaman Tabel Pengguna ... 88

52. Gambar 4.14. Halaman Tabel Data Alternative ... 89

53. Gambar 4.15. Halaman Tabel Data Kriteria ... 89

54. Gambar 4.16. Halaman Tabel Nilai Awal ... 90

55. Gambar 4.17. Halaman Tabel Ranking ... 90

(15)

xiii

1. Tabel 2.1. Perbedaan hasil penelitian terdahulu dan penelitian sekarang . 10

2. Tabel 2.2. Skala penilaian perbandingan pasangan ... 17

3. Tabel 2.3. Daftar Index Random konsistensi ... 20

4. Tabel 2.4. Attribut UML (Unified Modelling Language) ... 29

5. Tabel 3.1. Penilaian Kriteria Kejujuran ... 48

6. Tabel 3.2. Penilaian Nilai Awal ... 48

7. Tabel 3.3. Penilaian Kriteria ... 48

8. Tabel 3.4. Normalisasi Kriteria ... 49

9. Tabel 3.5. Penilaian Kejujuran ... 50

10. Tabel 3.6. Normalisasi Kejujuran ... 50

11. Tabel 3.7. Loyalitas Karyawan ... 50

12. Tabel 3.8. Normalisasi Loyalitas ... 50

13. Tabel 3.9. Komitmen Karyawan ... 51

14. Tabel 3.10. Normalisasi Komitmen ... 51

15. Tabel 3.11. Kedisiplinan Karyawan ... 52

16. Tabel 3.12. Normalisasi Kedisiplinan ... 51

17. Tabel 3.13. Kerjasama Karyawan ... 53

18. Tabel 3.14. Normalisasi Kerjasama ... 52

19. Tabel 3.15. Decision Priority hasil akhir dari proses AHP ... 52

20. Tabel 3.16. Tabel Definisi Use Case yang diusulkan ... 55

21. Tabel 3.17. Tabel Pengguna ... 70

22. Tabel 3.18. Tabel Alternatif ... 71

23. Tabel 3.19. Tabel Kriteria ... 72

24. Tabel 3.20. Tabel Nilai Aawal ... 72

25. Tabel 3.21. Tabel Ranking ... 73

26. Tabel 3.22. Tabel Tabel Analisa Kriteria ... 73

27. Tabel 3.23. Tabel Analisa Alternatif ... 74

(16)

1

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan teknologi semakin meningkat dengan informasi dan sistem komputerisasi maju dengan sangat cepat dan pesat, dengan sistem informasi yang terkomputerisasi menimbulkan perubahan di segala bidang salah satunya ialah munculnya informasi yang dapat dengan mudah untuk diakses dengan segala kebutuhan secara praktis,efisien serta akurat dalam mengambil keputusan.

Sebelumnya pada perusahaan atau organisasi masih sangat sedikit untuk mengerjakan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi dengan media online, maka dari itu salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu perusahaan atau organisasi dalam mengelola data ialah dapat menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan secara cepat, akurat dengan skala yang besar atau kecil dengan cara yang lebih praktis sebagai salah satu pendukung dalam mencapai tujuan perusahaan ataupun organisasi.

PT. Mada Wikri Tunggal adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Industri dimana perusahaan ini memperoduksi part otomotif roda 2 dan roda 4. PT Mada Wikri Tunggal berlokasi di 3 tempat yaitu 2 plant yang berada di Cikarang dan 1 plant berada di Bandung. Penilaian Kinerja karyawan merupakan hal yang penting untuk kemajuan Perusahaan. Dalam hal ini PT. Mada Wikri Tunggal masih melakukan Penilaian Kinerja Karyawan tersebut dengan cara yang manual dan belum ada sistem khusus yang terintegrasi untuk digunakan di semua Plant. Adapun permasalahan dalam

(17)

penilaian kinerja karyawan ini seperti, proses penilaian kinerja karyawan pada PT Mada Wikri Tunggal yang sedang berjalan membutuhkan waktu yang lama sehingga sering terjadi keterlambatan pengiriman laporan kepada manajemen, dan juga mengatur serta menyimpan data kontrol penilaian kinerja karyawan yang tidak terintergrasi di semua plant, mengakibatkan terhambatnya proses pengambilan keputusan penilaian kinerja karyawan untuk menentukan karyawan terbaik.

Melalui sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan pada PT. Mada Wikri Tunggal yang penulis ajukan diharapkan dapat meningkatkan kinerja departemen Human Resources Developmen dalam penilaian kinerja karyawan di perusahaan, Berdasarkan hal tersebut maka akan dirancang sebuah sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan berbasis web yang diharapkan mampu membantu dalam mengolah data penilaian yang ada sehingga kedepannya sistem dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas maka pada skripsi ini penulis melakukan penelitian yang disusun dengan judul “Sistem Pendukung

Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode AHP (ANALITICAL HIERARCHY PROCESS) pada PT. Mada Wikri Tunggal “.

1.2 Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas permasalahan yang akan di bahas, maka penulis akan mengidentifikasi permasalahan yang akan di teliti diantaranya;

(18)

1. Proses penilaian kinerja karyawan pada PT Mada Wikri Tunggal yang sedang berjalan masi bersifat manual dan membutuhkan waktu yang lama sehingga sering terjadi keterlambatan pengiriman laporan kepada manajemen,

2. Proses pengambilan keputusan penilaian kinerja karyawan membutuhkan waktu cukup lama untuk menentukan karyawan terbaik.

3. Seringkali terjadi kecurangan dalam proses pengambilan dan perekapan data penilaian kinerja karyawan dari pihak-pihak terkait,

4. Banyaknya kesalahan input data dalam proses perekapan penilaian kinerja karyawan,

5. Pengiriman dokumen dari Perusahaan cabang ke pusat di kirim dengan format .xls

melalui email sehingga pengerjaan kurang efisien,

6. Pengarsipan dokumen penilaian kinerja karyawan belum terintegrasi dan terorganisir dengan baik.

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah yang dibuat bertujuan untuk membatasi permasalahan yang akan diselesaikan. Penulis membatasi masalah hanya pada aspek sistem pengambilan keputusan progressifitas untuk pencarian dan atau pemilihan karyawan terbaik.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin dipecahkan oleh penulis adalah bagaimana merancang sistem pengambilan keputusan yang dapat mempermudah dan

(19)

mempercepat pengolahan data serta pengambilan keputusan penilaian kinerja karyawan pada PT Mada Wikri Tunggal yang baik dan objektif menggunakan metode AHP ?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai oleh penulis adalah mendapatkan penilaian kriteria kinerja karyawan yang baik dan objektif pada PT Mada Wikri Tunggal dengan cepat.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

a. Mampu memahami konsep dan rancangan sistem informasi penilaian kinerja Karyawan PT. Mada Wikri Tunggal.

b. Sebagai salah satu syarat kelulusan program S1 (Strata-1) Fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika di Universitas Pelita Bangsa Cikarang.

2. Bagi Akademik

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ide pemikiran bagi masyarakat pada umumnya dan akademik Universitas Pelita Bangsa Cikarang sebagai salah satu sumber informasi dan referensi serta bahan untuk penelitian selanjutnya.

(20)

3. Bagi Perusahaan

a. Sistem komputerisasi yang berjalan sebelumnya menjadi sistem informasi penilaian Kinerja karyawan berbasis Web Application yang dapat meningkatkan kinerja Human Resources Development dalam perusahaan. b. Memudahkan Human Resources Development dalam mengolah data serta

informasi terkait penilaian kinerja karyawan pada PT. Mada Wikri Tunggal sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar Penyajian laporan lebih mudah dimengerti dan terstruktur, maka sistematika penulisan tugas akhir ini akan disajikan dalam bentuk yang terdiri dari 5 bab yaitu, Pendahuluan, Landasan Teori, Hasil dan Pembahasan, Penutup dan Saran. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Menjelaskan pustaka atau penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis serta teori yang menjelaskan hal-hal yang melandasi penelitian ini.

(21)

BAB III METODE PENELETIAN

Bab ini berisikan tentang proses pembuatan website yang meliputi perancangan sistem, dimana dalam perancangan sistem tersebut membahas mengenai desain basis data, relasi antar tabel, diagram alir data, dan bagan alir sistem, juga terdapat rancangan tampilan website yang akan dikembangkan.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan hasil pengujian sistem yang didapat dalam pembuatan program dan pembahasan tugas akhir secara keseluruhan.

BAB V PENUTUP

Menjelaskan kesimpulan dalam pembuatan program dan saran dari pembahasan tugas akhir secara keseluruhan.

(22)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penelitian yang terdahulu

1) Kamalia Safitri, Fince Tinus Waruwu dan Mesran

Judul penelitian yang diambil oleh Kamalia Safitri, Fince Tinus

Waruwu dan Mesran (2017) dengan judul “Sistem pendukung keputusan

pemilihan karyawan berprestasi dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (Studi pada karyawan PT. Capella Dinamik

Nusantara Takengon)”. Penelitian ini dibangun untuk memudahkan

dalam pengambilan keputusan karyawan berprestasi dengan cepat dan lebih baik berdasarkan data yang telah di proses, guna dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pemilihan karyawan berprestasi di Perusahaan, sehingga Perusahaan dapat mengetahui nilai bobot karyawan berprestasi dan dapat memberikan hasil penilaian dengan cepat. [1]

2) Frieyadie

Judul penelitian yang diambil oleh Frieyadie (2018) dengan judul

“Metode AHP sebagai penunjang keputusan untuk penilaian kinerja

karyawan SPBU (Studi pada karyawan SPBU Tangerang)”. Penelitian

ini bertujuan untuk memberikan alternatif keputusan yang dapat memecahkan masalah yang ada, sehingga keputusan yang dibuat menjadi lebih baik. Kesimpulan dari hasil Analytical Hierarchy Process

(23)

menyatakan bahwa alternatif yang terpilih dan paling sesuai dengan kriteria adalah karyawan A dengan hasil AHP yang diperoleh dari kuesioner dari 5 responden yang memberikan jawabannya dihitung dan didapat hasil akhir bahwa karyawan A unggul dengan presentase nilai sebesar 23% berbanding dengan karyawan E sebesar 22%, karyawan C sebesar 20%, karyawan B sebesar 18%, dan karyawan D sebesar 17%. Secara global factor utama yang paling diprioritaskan dalam penilaian kinerja karyawan adalah tanggung jawab dengan nilai bobot 0,349 atau 35% dan karyawan yang paling diprioritaskan adalah karyawan A dengan nilai 23%. Metode Analytical Hierarchy Process dapat membantu perusahaan khususnya untuk menentukan beberapa persoalan mengenai tenaga kerja, salah satunya penilaian kinerja karyawan. [2] 3) Hendra Gunawan

Judul penelitian yang diambil oleh Hendra Gunawan (2019)

dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Memilih Jurusan Di

Perguruan Tinggi Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process

(AHP) (Studi pada Perguruan Tinggi di Bandung)”. Tujuan penelitian ini

adalah bagaimana cara membuat sistem pendukung keputusan untuk memilih jurusan di perguruan tinggi, menjelaskan faktor-faktor dan kriteria yang mempengaruhi proses pemilihna jurusan dan untuk menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang digunakan sebagai proses penentuan jurusan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Proses pemilihan jurusan di perguruan tinggi

(24)

mempertimbangkan beberapa hal seperti biaya dan prospek lulusan, penerapan metode AHP dalam proses memilih jurusan di perguruan tinggi danmelakukan proses penilaian brdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, aplikasi sistem pendukung keputusan memilih jurusan di perguruan tinggi menggunakan bahasa pemrograman berbasis PHP, membuat database sebagai media penyimpanan dana data yang diproses dan membuat output berupa hasil perangkingan dan dengan adanya SPK memilih jurusan diperguruan tinggi ini memberikan jawaban yang cepat dalam memilih jurusan yang tepat. [3]

(25)

Berikut adalah perbedaan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang :

Tabel 2.1 Perbedaan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang

Aspek beda/ Sama Aspek beda/sama Penelitian terdahulu oleh Kamalia Safitri, Fince Tinus Waruwu dan Mesran Penelitian terdahulu oleh Frieyadie Penelitian terdahulu oleh Hendra Gunawan Penelitian sekarang 1 Judul Sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan berprestasi dengan menggunak an metode Analytical Hierarchy Process Metode AHP sebagai penunjang keputusan untuk penilaian kinerja karyawan SPBU Sistem Pendukung Keputusan Memilih Jurusan Di Perguruan Tinggi Menggunak an Metode Analytical Hierarchy Process Sistem Pendukung Keputusan penilaian kinerja karyawan menggunaa kan metode AHP pada PT. Mada Wikri Tunggal 2 Lokasi Penelitian PT. Capella Dinamik Nusantara Takengo karyawan SPBU Tangerang Perguruan Tinggi di Bandung PT. Mada Wikri Tunggal 3 Variabel bebas Bobot dan prestasi Karyawan Bobot dan prestasi Karyawan Grade jurusan dan prospek jurusan Bobot dan prestasi Karyawan 4 Variabel Terkait Kinerja Karyawan (Y) Kinerja Karyawan (Y) Biaya dan prospek jurusan (Y) Kinerja Karyawan (Y) 5 Metode Penelitian Explantory Research Explantory Research Explantory Research Explantory Research 2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Definisi sistem menurut Mulyadi adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. [4]

(26)

Pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. [5]

Berdasarkan dua definisi tersebut penulis menyimpulkan sistem merupakan sekumpulan elemen atas objek-objek, unsur-unsur atau komponen-komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.

Menurut Lita Asyriati Latif, Mohamad Jamil dan Said HI, Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang dirancang yang digunakan untuk mendukung manajemen di dalam pengambilan keputusan.[6]

Menurut Dicky Nofriansyah dan Sarjon Defit, Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur. [7]

Berdasarkan definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa Sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi, pemodelan dan manipulasi data yang digunakan untuk membantu tahap pengambilan keputusan.

(27)

2.2.1.1Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Adapun karakteristik sistem pendukung keputusan yang efektif menurut Suryadi Kadarsah dan Ali Ramdhani sebagai berikut :

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada

management by perception.

2. Adanya interface manusia/mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses pengambilan keputusan.

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

4. Menggunakan model-model matematis dan statistik yang sesuai.

5. Memiliki kapabilitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan-model nteraktif.

6. Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.

7. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.

8. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.

9. Pendekatan easy to use. Ciri suatu SPK yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasan pemakai untuk memilih atau mengambangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas masalah yang dihadapi.

10.Kemampuan sistem beradaptasi scera cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat

(28)

menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi. [8]

2.2.1.2Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Suryadi Kadarsah dan Ali Ramdhani suatu SPK memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, yaitu subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model, dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog .

1. Subsistem manajemen basis data.

Ada beberapa perbedaan antara database untuk SPK dan non-SPK.

Pertama, sumber data untuk SPK lebih “kaya” dari pada non-SPK dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan, terutama dalam level menejemen puncak, sangat bergantung pada sumber data dari luar, seperti data ekonomi.

2. Subsistem manajemen basis model

Salah satu keunggulan SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan kedalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model.

3. Subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog

Fleksisbilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog.

(29)

Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. [8]

2.2.1.3 Jenis Sistem Pengambilan Keputusan SPK dapat diklasifikasikan menjadi :

1. SPK Berorientasi teks (Text Oriented DSS), Menyimpan informasi (data pengetahuan) dalam bentuk teks.

2. SPK Berorientasi basisdata (Database Oriented DSS, menggunakan basis data untuk menangani informasi.

3. SPK Berorientasi spreadsheet (Spreadsheet Oriented DSS), menggunakan pemodelan SPK untuk pemodelan dan analisis SPK.

4. SPK Berorientasi pemecahan (Solver Oriented DS), menggunakan program komputer dengan algoritma perhitungan untuk memecahkan masalah.

5. SPK Berorientasi Aturan (Rule Oriented DSS), mneggunakan komponen pengetahuan berupa aturan procedural dan inferensial seperti pada sistem pakar.

6. SPK Gabungan (Compound DSS), gabungan dari dua jenis atau lebih SPK.

7. SPK Cerdas (Intelligent DSS), merupakan SPK yang teknik dan alat pada kecerdasan buatan, terutama sistem pakar.

8. SPK Institusional (Institutional DSS), untuk menangani keputusan yang bersifat berulang pada sebuah lembaga.

(30)

9. SPK Ad Hoc (Ad Hoc DSS), untuk menangani masalah yang tidak berulang pada sebuah lembaga.

10.SPK pribadi (Personal DSS), Fokus pada pengambilan keputusan aktifitas perseorangan.

11.SPK Kelompok (Group DSS), Fokus pada tugas kelompok.

12.SPK Organisasi (Organizational DSS), fokus pada tugas atau aktifitas organisasi.

2.2.2 Definisi Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Elbadiansyah Penilaian Kinerja Karyawan merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajemen SDM yang lain, seperti perencanaan, pengembangan karier, program-program, pemberhentian karyawan atau PHK. [9]

Menurut Budiharjo Penilaian kinerja karyawan merupakan upaya penilaian terhadap kinerja karyawan guna mengadakan pengukuran atas kinerja dari setiap karyawan di dalam perusahaan. [10]

Berdasarkan dua definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa Penilaian kinerja karyawan merupakan penentuan secara periodik efektivitas operasi suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dankriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

(31)

2.2.3 Analytic Hierarchy Process (AHP)

Menurut Apip Supriadi dkk Analityc Hierarchy Process (AHP)

merupakan suatu model pendukung keputusan yang menguraikan masalah

multi factor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. [11] Menurut Ditdit Nugeraha Utama mengemukakaan bahwa AHP adalah sebuah konsep untuk pembuatan keputusan berbasis multicriteria (kriteria yang banyak). [12]

Berdasarkan dua definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa

Analityc Hierarchy Process (AHP) adalah metode pengambilan keputusan dengan mengembangkan sistem hierarki dari berbagai faktor yang dianggap perlu untuk diperhitungkan.

2.2.3.1 Prinsip Dasar AHP

Menurut Edianto Berutu, dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Membuat Hierarki

Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hieraki dan menggabungkannya atau mensintesisnya.

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif

Kriteria dan Alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat.

(32)

Nilai dan defenisi pendapat kualitatif dan skala perbandingannya bisa diukur menggunakan sebagai berikut :

Tabel 2.2 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan Intensitas

Kepentingan

Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen

lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Kebalikan

Jika elemen i memiliki salah satu angka dari skala perbandingan 1 sampai 9 yang telah ditetapkan oleh Saaty ketika dibandingkan dengan elemen j, maka j memiliki kebalikannya ketika dibandingkan dengan elemen i

3. Synthesis Of Priority (Menentukan Prioritas)

Untuk setiap kriteria dan alternative perlu dilakukan perbandingan berpasangan (Pair wise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relative

dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian permasalahan matematika.

4. Logical Consistency (Konsistensi Logis)

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.

Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. [13]

(33)

2.2.3.2 Prosedur AHP

Pada dasarnya, prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP menurut Edianto Berutu adalah sebagai berikut:

1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan sasaran sistem secara keseluruhan pada level atas.

2. Menentukan prioritas elemen.

a. Langkah pertama adalah membuat perbandingan pasangan yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai dengan kriteria yang diberikan.

b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya.

3. Sintesis hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.

b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

(34)

5. Mengukur konsistensi

Dalam pembuatan keputusan penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :

a. Mengalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.

b. Menjumlahkan setiap baris.

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.

d. Menjumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada

hasilnya disebut λ maks.

5. Menghitung Consistency Index (CI) dengan rumus :

CI = (λmaks-n)/n …….. ( Rumus I )

Dimana n = banyaknya elemen

6. Menghitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus :

CR = CI / RC …………. ( Rumus II )

Dimana : CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index

IR = Index Random Consistency

Keterangan : λ maks = Maximum Eigen Value

(35)

CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index

IR = Index Random Consistency

7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian dari data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Penentuan indeks random konsistensi mengacu pada tabel dibawah ini. [13]

Tabel 2.3 Daftar Indeks Random Konsistensi

Ukuran Matriks Nilai IR

1,2 0,00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59

2.2.4 Metode Pengembangan Sistem Informasi

2.2.4.1 Metode SDLC (Software Development Life Cycle)

Menurut Rosa AS dan M. Shalahudin, menyimpulkan bahwa SDLC atau software development life cycle atau sering disebut system development life cycle adalah poses mengembangkan atau mengubah suatu sistem Perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang

(36)

digunakan orang untuk mengembangkan sistem perangkat lunak sebelumnya.[14]

2.2.4.2 Model SDLC Air Terjun (Waterfall)

Model SDLC Air Terjun (Waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (Sequencial Linear) atau alur hidup klasik (Classic Life Cycle).

Gambar 2.1 Model Waterfall

Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari :

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka dan prosedur

(37)

pengodean. Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya.

3. Pembuatan Kode Program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung (Support) atau Pemeliharaan (Maintenance)

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

(38)

2.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek 2.2.5.1 Metode Analisis Berorientasi Objek

Analisis berorientasi objek atau Object Oriented Analysis (OOA) adalah tahapan untuk menganalisis spesifikasi atau keutuhan akan sistem yang akan dbangun dengan konsep berorientasi objek, apakah benar keutuhan yang ada dapat diimplementasikan menjadi sebuah sistem berorientasi objek. OOA biasanya menggunakan UML (Unified Modeling Language) pada bagian diagram use case dan diagram kelas. [14]

2.2.5.2 Metode Perancangan Berorientasi Objek

Perancangan berorientasi objek atau Object Oriented Design (OOD) adalah tahapan perantara untuk memetakan spesifikasi atau kebutuhan sistem yang akan dibangun dengan konsep berorientasi objek ke desain pemodelan agar lebih mudah diimplementasikan dengan pemrograman berorientasi objek.

Perancangan berorientasi objek biasanya dituangkan dalam dokumentasi perangkat lunak dengan menggunakan perangkat pemodelan berorientasi objek, diantaranya adalah UML (Unified Modeling Language). 2.2.5.3 UML (Unified Modeling Language)

Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin, UML (Unified Modeling Language) adalah salah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desan, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. [14]

(39)

Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, mengatakan UML (Unified Modeling Language) adalah Sebuah teknik pengembangan sistem yang menggunakan bahasa grafis sebagai alat untuk pendokumentasian dan melakukan spesifikasi pada sistem. [15]

Berdasarkan pendapat yang di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa UML (Unified Modelling Language), adalah standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan kebutuhan, membuat analisis dan desan, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi, penggunaan UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UML paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek.

Berikut ini adalah komponen diagram UML menurut Rosa A.S dan M. Salahuddin,:

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram, merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang dibuat. Use Case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Use Case Diagram secara grafis menggambarkan, interaksi secara sistem, sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa pengguna (user) mengharapkan interaksi

(40)

dengan sistem itu. Use case secara naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi langkah-langkah dari tiap interaksi.

Gambar 2.2 Use case Diagram

2. Class Diagram

Menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Diagram ini menunjukan class diagram yang menyusun sistem dan hubungan antara class objek tersebut.

(41)

Gambar 2.3 Class Diagram

3. Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dkirimkan atau diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sequence maka harus diketahui objek-objek yang terlihat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas dan menjadi objek itu.

(42)

Gambar 2.4 Sequence Diagram

4. Activity Diagram

Activity Diagram atau Diagram aktivitas menggambarkan workflow

(aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat Lunak. Activity diagram menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dlakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

(43)

Berikut adalah gambar activity diagram :

Gambar 2.5 Activity Diagram

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa : UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa pemodelan yang digunakan untuk merancang, mendokumentasikan sebuh sistem perangkat lunak. [14]

(44)

Tabel 2. 4Atribut UML (Unified Modeling Language)

Gambar Nama Keterangan

Aktor/actor

Aktor adalah seseorang atau sesuatu diluar sistem yang berinteraksi dengan sistem.

Use case

Use case menggambarkan

bagaimana seseorang

menggunakan sistem.

Entity

Entity yaitu objek yang menyimpan seluruh data pada aplikasi.

Boundary

Boundary yaitu elemen yang digunakan actor untuk berinteraksi dengan sistem contoh : form, menu, dialog

box.

Control

Control digunakan untuk mengatur seluruh kegiatan dan menjelaskan adanya suatu proses yang terjadi antara objek boundary dengan objek

entity.

Class

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika

diinstansiasi akan

menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek.

Activity

Activity menggambarkan sebuah pekerjaan/tugas dalam

workflow.

Start State

Start state dengan menunjukkan dimulainya suatu workflow pada sebuah

(45)

End State

End state menggambarkan akhir atau terminal dari pada sebuah activitydiagram.

Decision

Decision adalah suatu titik/point pada activity

diagram yang

mengindikasikan suatu kondisi dimana ada kemungkinan perbedaan transisi.

State Transition

State transition menunjukkan kegiatan apa berikutnya setelah suatu kegiatan sebelumnya. 2.2.5.4 Flow Map

Menurut Al Bahra Bin Ladjamudin, Flow map adalah bagan- bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flow map merupakan cara penyajian dari suatu algoritma. Ada dua macam Flow map yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu:

1. Sistem Flow map Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dakam proses pengolahan data.

2. Program Flow map bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memcahkan masalah dalam suatu program. [16]

(46)

Menurut Jogiyanto, Flow Map adalah campuran peta dan flow chart

yang menunjukkan pergerakan benda dari suatu lokasi ke lokasi lain, seperti jumlah orang dalam migrasi, jumlah barang yang diperdagangkan, atau jumlah paket dalam jaringan. Flow Map menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah ke dalam segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternative lain dalam pengoperasian. [17]

Berdasarkan pengertian tersebut diatas penulis menyimpulkan bahwa

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program.

2.2.6 Definisi Terkait Sistem Yang Di Buat 2.2.6.1 Website

Menurut Abdullah Rohi, Website dapat diartikan sekumpulan halaman yang terdiri dari beberapa laman yang berisi informasi dalam bentuk data digital baik berupa text, gambar, video, audio, dan animasi lainnya yang disediakan melalui jalur koneksi internet. [18]

Menurut Bintu Humairah Bekti, Website merupakan kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing- masing masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. [19]

Jadi dapat dikatakan bahwa pengertian website adalah kumpulan halaman-halaman. yang digunakan untuk menampilkani informasi teks,

(47)

gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Hubungan antara satu halaman website dengan halaman website lainnya disebut dengan hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext.

2.2.6.2 World Wide Web (WWW)

Menurut Yeni Kustiyahningsih dan Devie Rosa Anamisa dalam Fridayanthie & Mahdiati, mengatakan bahwa Word Wide Web (WWW) adalah Informasi yang disimpan pada web server untuk dapat diakses dari jaringan browser terlebih dahulu, seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox. [20]

Berdasarkan pengertian tersebut World Wide Web (WWW) adalah suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal global untuk mengidentifikasi sumber-sumber daya yang berguna.

2.2.6.3 Internet

Menurut Alexander Fk Sibero, Internet adalah jaringan komputer yang menghubungkan antar jaringan secara global. Berdasarkan penjelasan dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa Internet adalah jaringan komputer yang terkoneksi dengan jaringan lain yang mempunyai cangkupan luas untuk mendapatkan informasi dari jaringan tersebut. [21]

Menurut Simarmata menjelaskan bahwa Internet adalah kelompok atau kumpulan dari jutaan komputer untuk 10 mendapatkan informasi dari

(48)

komputer yang ada didalamm kelompok tersebut dengan asumsi bahwa pemilik komputer memberikan izin akses. [22]

Berdasarkan pengertian tersebut Internet adalah suatu konsep jaringan yang sangat luas dan berlaku secara internasional sehingga setiap komputer yang ada di dunia ini memiliki hak yang sama untuk saling terhubung melalui jaringan tersebut.

2.2.6.4 Intranet

Menurut Abdul kadir, Intranet adalah jaringan komputer dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi internet sehingga terbentuk lingkungan yang seperti internet tetapi bersifat privat bagi perusahaan bersangkutan. [23]

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Intranet adalah sebuah jaringan pribadi yang memungkinkan perusahaan melakukan penyimpanan, perpindahan data dengan perangkat internet yang tidak bisa diakses semua orang.

2.2.6.5 Ekstranet

Menurut Abdul kadir, Extranet adalah jaingan privat yang menggunakan teknologi internet dan sistem telekomunikasi public untuk membentuk hubungan yang aman antaara pemasok, vendor, mitra kerja, pelanggan, dan pihak bisnis lain nya dalam rangka mendukung bisnis atau pengaksesan informasi bisnis. [23]

Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa Ekstranet adalah sebuah fasilitas internet yang memungkinkan beberapa

(49)

jaringan intranet tergabung dalam jaringan internet yang luas diluar organisasi atau perusahaan untuk supplier, customer.

2.2.6.6 Database

Menurut Budi Raharjo, Database merupakan kumpulan data yang terintegrasi dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat. [24]

Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg, Database merupakan sekumpulan data yang berhubungan secara logical dan dideskripsikan serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. [25]

Berdasarkan pengertian tersebut Database adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi.

2.2.6.7 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

Menurut Firmansyah, PHP (Hypertext Preprocessor) adalah PHP mengijinkan pengembang untuk menempelkan kode didalam HTML dengan menggunakan bahasa yang sama seperti perl dan UNIX shells.

Semua sintax yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada server

(50)

Berikut adalah contoh penulisan script PHP : <?php

Echo “ <b> Selamat Mengerjakan Skripsi </b>”;

?>

Script diatas akan menampilkan kata “Selamat Mengerjakan Skripsi”

pada browser. [26]

Berdasarkan pengertian tersebut PHP (Hypertxt Preprocessor) adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan dengan HTML.

2.2.6.8 MySQL

Menurut Kurniawan, MySQL adalah satu jenis database server yang sangat terkenal. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). MySQL ini mendukung bahasa pemrograman PHP. MySQL juga mempunyai query atau bahasa SQL (Structured Query Language) yang simple dan menggunakan escape character yang sama dengan PHP. [27]

Berdasarkan pengertian diatas My Sql adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengolahan datanya.

(51)

2.2.6.9 Xampp

Menurut Riyanto, XAMPP merupakan paket PHP dan MySQL

berbasis open source, yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP. [28]

Menurut Yenda Purbadian, XAMPP merupakan suatu software yang bersifat open source yang merupakan pengembangan dari LAMP (Linux, Apache, MySQL, PHP dan Perl). [29]

Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa Xampp adalah tool pembantu pengembangan paket perangkat lunak berbasis open source yang 19 menggabungkan Apache web server, MySQL, PHP dan beberpa modul lainnya di dalam satu paket aplikasi.

(52)

2.2.6.10 Adobe Dreamweaver

Menurut Alexander Fk Sibero Adobe Dreamweaver adalah suatu produk Web Developer yang dikembangkan oleh Adobe System Inc.,

sebelumnya produk Dreamweaver dikembangkan oleh Macromedia Inc. [21] Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa Adobe Dreamweaver adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk membangun atau membuat sebuah web oleh kalangan professional atau pemula.

Gambar 2.7 Contoh Adobe Dreamweaver CS6

2.2.6.11 Star UML

Menurut Evi Triandini dan I Gede Suardika, Star UML adalah

platform pemodelan perangkat lunak yang mendukung UML (Unified Modeling Language). [30]

(53)

Metode

*Pengambilan Keputusan : Analytical Hierarchy Process (AHP) *Perancangan Sistem : SDLC

Pengujian Blackbox testing

Hasil

“Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode AHP (ANALITICAL HIERARCHY PROCESS)

pada PT. Mada Wikri Tunggal Permasalahan

Pengambilan keputusan penilaian kinerja terbaik karyawan pada PT Mada Wikri Tunggal yang baik , cepat dan objektif

Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa Star UML adalah sebuah proyek open source untuk mengembangkan cepat,

fleksible, ekstensible, featurefull, dan bebas. Berikut adalah contoh gambar Star Uml :

Gambar 2.8 Contoh Star UML

(54)

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek penelitian yang akan diteliti. Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari pemecahannya.

Objek penelitian ini adalah mengenai pengarsipan penilaian kinerja karyawan yang ada pada PT. Mada Wikri Tunggal. Alasan memilih objek penelitian pada perusahaan ini karena penulis merupakan salah satu dari beberapa orang di PT. Mada Wikri Tunggal yang mengelola pengarsipan dan control penilaian kinerja karyawan tersebut.

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Pada awalnya, PT Mada Wikri Tunggal merupakan perusahaan skala kecil yang berdiri sebagai penghasil automotive parts berbahan dasar plastic, berawal dari pabrik kecil yang berlokasi di Kampung Sukawangi Desa Jelegong, Kabupaten Bandung, Pada tahun 1984 Mr. Achmad Sarbini berhasil mendirikan sebuah pabrik otomotif penghasil plastic parts untuk kendaraaan roda dua. Pabrik ini yang menjadi plant pertama PT Mada Wikri Tunggal di Bandung.

Pada tahun 1985, PT Federal Motor (sekarang lebih dikenal sebagai PT Astra Honda Motor) melakukan investasi pada PT Mada Wikri Tunggal, dan menjadikannya sebagai supplier untuk beberapa produk berbahan baku plastik.

PT Mada Wikri Tunggal terdaftar dalam Astra Green Company program pada 2004. Di pertengahan 2005, perusahaan mampu memperoleh ISO 9001:2008

(55)

dari B4T. Dan memperluas bidang usaha dengan membangun plant II Cikarang sebagai penghasil metal parts.

Atas prestasi dan kinerja yang gigih, pada tahun 2012 PT Mada Wikri

Tunggal dinobatkan sebagai “Best Supplier of PT Astra Honda Motor”.

Perkembangan usaha yang luar biasa membuat citra PT Mada Wikri Tunggal semakin baik di mata industri otomotif. Sehingga perusahaan mendapat

penghargaan “UKM Lifetime Achievment of YDBA Award 2013”.

Memasuki tahun 2014, PT Mada Wikri Tunggal kembali membangun plant nya yang ke III Cikarang sebagai penghasil plastic parts dengan PT Astra Honda Motor sebagai satu-satunya customer. Pada awal 2016, plant III berhasil ;melakukan kerjasama mutualisme dengan beberapa perusahaan otomotif sebagai

customer barunya. Seperti PT Nanbu Plastic Indonesia dan PT Kasai Teck See Indonesia.

3.1.2 Struktur Organisasi

Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi Management PT. Mada Wikri Tunggal :

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi PT. Mada Wikri Tunggal

General Affair

General Manager

Accounting Personalia Marketing Purchasing

(56)

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode Pengembangan sistem yang digunakan dalam pengembangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Menggunakan Metode AHP (Analitical Hierarchy Process) pada PT. Mada Wikri Tunggal ialah menggunakan Teori SDLC (System Development Life Cycle) dengan model

waterfall.

Menurut Rossa A.S dan M. Shalahuddin SDLC atau Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan

best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik). [31] Menurut Jogiyanto

H.M dalam bukunya Analisis & Desain, menjelaskan bahwa: “Metodologi

pengembangan sistem adalah metode prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan

yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi”. [32]

Dalam pengembangan sistem yang menggunakan SDLC (System Development Life Cycle) ini penulis memilih menggunakan Model SDLC Air terjun

(Waterfall) atau sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau alur hidup klasik (classic life cycle).

3.3 Analisa

Analisa yang di lakukan adalah terdiri dari analisa kebutuhan sistem, analisa kebutuhan perangkat lunak, analisa kebutuhan perangkat keras, analisa masalah, analisa sistem yang berjalan dan analisa sitem usulan.

(57)

Tujuan dari fase analisa kebutuhan sistem adalah memahami dengan

sebenar-benarnya kebutuhan dari sistem baru dengan mengembangkan

sebuah sistem yang mewadahi kebutuhan tersebut, baik untuk kebutuhan

sistem maupun dilihat dari segi pengguna. Jenis kebutuhan berisi proses-proses apa

saja yang nantinya dilakukan oleh sistem. kebutuhan-kebutuhan untuk

pengembangan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan ini sebagai

berikut :

1 Perangkat harus mampu memampilkan data penilaian karyawan, proses

pemasukan data, perubahan data penghapusan data.

2 Sistem informasi yang akan dibangun harus mempunyai tampilan-tampilan

yang familiar bagi pemakai.

3 Sistem informasi yang akan dibangun harus mampu menyimpan data yang

dimasukan oleh operator ke dalam storage.

3.3.2 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak

Aplikasi sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan ini membutuhkan Software (perangkat lunak) pendukung untuk dapat digunakan, adapun spesifikasi perangkat lunak minimum yang dibutuhkan yaitu Microsoft Windows 7 Profesional. Windows 7 Profesional merupakan salah satu sistem operasi dari Microsoft. Sistem operasi ini berfungsi sebagai pengelola sumber daya yang ada pada perangkat keras dan memberikan layanan bagi program komputer. Selain itu Software yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi ini adalah

(58)

text editor sebagai editor PHP, Star UML untuk membuat notasi UML, Code Igniter

sebagai kerangka kerja PHP.

3.3.3 Analisa Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras yang akan digunakan sebagai implementasi sistem pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan adalah perangkat keras dengan spesifikasi berikut :

1. Processor Intel Core i3

2. RAM (Random Acces Memory) 4GB

3. Hardisk 500 GB

4. Monitor 14 inch 5. Keyboard 6. Mouse

7. Printer

8. dan switch hub untuk koneksi internet.

3.3.4 Analisa Masalah

Permasalahan yang ditemui di bagian Human Resources Development pada PT Mada Wikri Tunggal adalah belum adanya sistem yang secara utuh mengelola data penilaian kinerja karyawan dan pendukung keputusan penilaian kinerja karyawan.

3.3.5 Analisa Sistem

Analisa sistem berjalan adalah analisa untuk mengetahui flow process suatu sistem dalam organisasi atau perusahaan. Untuk dapat menggambarkan aliran kerja dari sistem berjalan kita dapat membuat activity diagram. Diagram aktivitas atau

(59)

activity diagram menggambarkan aliran kerja atau aktivitas dari suatu sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Activity diagram juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:

1. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan merupakan proses bisnis sistem yang didefiinisikan

2. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem atau user interface dimana setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan 3. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah

pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya

4. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak

Flowmap untuk sistem yang berjalan pada PT. Mada Wikri Tunggal adalah sebagai berikut :

(60)

Penjelasan dari Activity Diagram diatas adalah sebagai berikut :

Staff HR menyiapkan form penilaian karyawan menggunakan Microsoft Office Excel, kemudian Staff HR menyebarkan form penilaian ke seluruh bagian sesuai kebutuhan penilaian yang berlaku saat itu, lalu atasan seetiap bagian akan menilai karyawan sesuai dengan kinerjanya. Setelah dokumen penilian selesai terisi semua, atasan melakukan pengecekan keseluruhan data penilian untuk validasi lanjutan , setelah itu dokumen peniliain akan masuk ke staff HR untuk perkapan hasil penilaiaan mengguankan Microsoft Office Excel. Setelah proses perakepan selesai lalu laporan hasil penilaia akan di tembuskan ke atasan dan manajer untuk di evaluasi kembali .

3.3.6 Analisis Sistem yang diusulkan

Usulan Sistem yang di ajukan penulis ialah suatu sistem yang bertujuan untuk mempermudah, menyederhanakan dan mempercepat pengambilan keputusan penilaian kinerja karyawan terbaik pada PT. Mada Wikri Tunggal. Sistem yang diusulkan tersebut memberikan kemudahan pada pihak terkait yang sering menggunakan data dan melakukan berbagai proses penilian kinerja karuawan tersebut diantaranya Admin Human Resources Development, Manager serta user

serta untuk kemudahan pengarsipan data penilaian, membuat laporan penilaian, melakukan pengambilan keputusan penilaian karyawan terbaik yang objektif.

Flowmap untuk sistem yang disusulkan pada PT. Mada Wikri Tunggal adalah sebagai berikut :

(61)

Gambar 3.3 Flowmap sistem yang diusulkan

3.3.7 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

(62)

Berikut adalah Model Struktur Hirarki pada sistem yang diusulkan.

Gambar 3.4 Model Struktur Hirarki pada sistem yang diusulkan

2. Skala prioritas dalam AHP

Gambar 3.5 Skala prioritas dalam AHP

3. Teknik Penilaian Nilai Awal

(63)

Berikut adalah contoh pengambilan penilaian untuk skoring kriteria kejujuran, indikator penilaian kriteria lainnya di berlakukan sama, setelah ini maka akan di input ke dalam sistem untuk di hitung dengan nilai ahp nya.

Tabel 3.2 Tabel Penilaian Nilai Awal

3.3.8 Analisa Perhitungan dalam AHP 1. Matrik perbandingan berpasangan

Tabel 3.3 Tabel Penilaian Kriteria

Kriteria Kejujuran Loyalitas Komitmen Kedisiplinan Kerjasama

Kejujuran 1,000 7,000 5,000 0,500 1,000 Loyalitas 0,143 1,000 0,167 2,000 0,125 Komitmen 0,200 6,000 1,000 3,000 1,000 Kedisiplinan 2,000 0,500 0,333 1,000 2,000 Kerjasama 1,000 8,000 1,000 0,500 1,000 Total 4,343 22,500 7,500 7,000 5,125 Kriteria Skor Range Indikator

Sangat Baik (SB) 81 - 100 Selalu jujur dalam bersikap dan bertutur kata baik kepada atasan dan rekan kerja Baik (B) 61 – 80 Sering jujur dalam bersikap dan bertutur

kata baik kepada atasan dan rekan kerja

Cukup (C) 41 – 60

Kadang-kadang jujur dalam bersikap dan bertutur baik kata kepada atasan dan rekan kerja

Kurang (K) 0 – 40

Tidak pernah jujur dalam bersikap dan bertutur kata kurang baik kepada atasan maupun rekan kerja

Kriteria alternatif Kejujuran Loyalitas KomitmenKedisiplinan Kerjasama Rata-Rata

Suci Septiani 80 85 75 70 80 78

Adib Alif Nugroho 75 60 80 70 80 73

Buntoro Nawa 70 75 65 70 70 70

M Taufik 75 60 65 65 80 69

(64)

Setiap data yang sama nilainya 1, contoh seperti tabel diatas hasil kejujuran dengan hasil kejujuran nilainya 1 karena kedua elemen sama pentingnya. Sedangkan hasil kejujuran dengan loyalitas nilainya? Kita beri nilai 7, artinya hasil kejujuran lebih penting dibandingkan loyalitas. Sehingga angka 7 ini artinya, yang berada di baris tabel diatas nilainya lebih penting dibandingkan nilai yang berada di kolom tabel. Dan untuk mengisi nilai loyalitas dibandingkan kejujuran maka kebalikannya jadi cara hitungnya 1 dibagi nilai kejujuran. Contoh nilai kejujuran 7 maka nilai jam kerja 1 dibagi 7 hasilnya 0,143 jadi nilai loyalitas 0,143 dan seterusnya seperti itu untuk mencari nilai kriteria.

Setelah kriteria diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP kemudian nilai kriteria di Normalisasi, untuk melakukan normalisasi kita jumlah dulu setiap kolom yang ada, dan untuk menentukan nilai normalisasi adalah rumusnya nilai kolom dibagi jumlah kolom, contoh nilai kolom hasil kejujuran 1 dibagi 4,343 (jumlah kolom) maka hasilnya 0,230 normalisasi ini membuat nilai minimum 0 maksimum 1 dan tujuan normalisasi untuk mencari priority vector. Berikut ini adalah tabel normalisasi kriteria :

Tabel 3.4 Normalisasi kriteria

Kriteria Kejujuran Loyalitas Komitmen Kedisiplinan Kerjasama Bobot Kriteria

Kejujuran 0,230 0,311 0,667 0,071 0,195 0,295 Loyalitas 0,033 0,044 0,022 0,286 0,024 0,082 Komitmen 0,046 0,267 0,133 0,429 0,195 0,214 Kedisiplinan 0,461 0,022 0,044 0,143 0,390 0,212 Kerjasama 0,230 0,356 0,133 0,071 0,195 0,197 Jumlah 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

(65)

2. Penilaian Setiap Kriteria Karyawan Penilaian Kejujuran Karyawan

Tabel 3.5 Penilaian Kejujuran

Setelah kejujuran karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai kejujuran di Normalisasi untuk mencari priority vector.

Tabel 3.6 Normalisasi kejujuran

Penilaian Loyalitas Karyawan

Tabel 3.7 loyalitas Karyawan

Setelah loyalitas karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai loyalitas di Normalisasi untuk mencari priority vector.

Alternatif Suci Septiani Adib Alif Nugroho Buntoro Nawa M Taufik Elza Devi Laks

Suci Septiani 1,000 9,000 1,000 3,000 0,500

Adib Alif Nugroho 2,000 0,125 2,000 0,500 0,125

Buntoro Nawa 1,000 1,000 0,333 1,000 2,000

M Taufik 0,500 0,333 2,000 0,125 2,000

Elza Devi Laks 0,167 2,000 0,125 1,000 0,125

Total 4,667 12,458 5,458 5,625 4,750

Alternatif Suci Septiani Adib Alif Nugroho Buntoro Nawa M Taufik Elza Devi Laks

Suci Septiani 1,000 6,000 0,333 0,500 1,000

Adib Alif Nugroho 0,500 0,333 1,000 2,000 0,143

Buntoro Nawa 0,167 2,000 0,125 2,000 0,500

M Taufik 1,000 1,000 3,000 0,143 1,000

Elza Devi Laks 0,333 0,125 2,000 0,500 0,333

Total 3,000 9,458 6,458 5,143 2,976

Alternatif Suci Septiani Adib Alif Nugroho Buntoro Nawa M Taufik Elza Devi Laks Nilai agen

Suci Septiani 0,333 0,634 0,052 0,097 0,336 0,291

Adib Alif Nugroho 0,167 0,035 0,155 0,389 0,048 0,159

Buntoro Nawa 0,056 0,211 0,019 0,389 0,168 0,169

M Taufik 0,333 0,106 0,465 0,028 0,336 0,253

Elza Devi Laks 0,111 0,013 0,310 0,097 0,112 0,129

(66)

Tabel 3.8 Normalisasi loyalitas

Penilaian Komitmen Karyawan

Tabel 3.9 Komitmen Karyawan

Setelah komitmen karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai komitmen di Normalisasi untuk mencari priority vector.

Tabel 3.10 Normalisasi komitmen

Penilaian Kedisiplinan Karyawan

Tabel 3.11 Kedisiplinan Karyawan

Setelah kedisiplinan karyawan diberi nilai sesuai dengan skala prioritas dalam AHP lalu nilai kedisiplinan di Normalisasi untuk mencari priority vector.

Alternatif Suci Septiani Adib Alif Nugroho Buntoro Nawa M Taufik Elza Devi Laks Nilai agen

Suci Septiani 0,214 0,722 0,183 0,533 0,105 0,352

Adib Alif Nugroho 0,429 0,010 0,366 0,089 0,026 0,184

Buntoro Nawa 0,214 0,080 0,061 0,178 0,421 0,191

M Taufik 0,107 0,027 0,366 0,022 0,421 0,189

Elza Devi Laks 0,036 0,161 0,023 0,178 0,026 0,085

Jumlah 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Alternatif Suci Septiani Adib Alif Nugroho Buntoro Nawa M Taufik Elza Devi Laks Nilai agen

Suci Septiani 0,308 0,048 0,155 0,686 0,105 0,260

Adib Alif Nugroho 0,308 0,048 0,310 0,029 0,026 0,144

Buntoro Nawa 0,154 0,387 0,052 0,029 0,421 0,208

M Taufik 0,077 0,387 0,465 0,029 0,421 0,276

Elza Devi Laks 0,154 0,129 0,019 0,229 0,026 0,111

Jumlah 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

Alternatif Suci Septiani Adib Alif Nugroho Buntoro Nawa M Taufik Elza Devi Laks

Suci Septiani 2,000 0,125 1,000 3,000 0,500

Adib Alif Nugroho 2,000 0,125 2,000 0,125 0,125

Buntoro Nawa 1,000 1,000 0,333 0,125 2,000

M Taufik 0,500 1,000 3,000 0,125 2,000

Elza Devi Laks 1,000 0,333 0,125 1,000 0,125

Total 6,500 2,583 6,458 4,375 4,750

Alternatif Suci Septiani Adib Alif Nugroho Buntoro Nawa M Taufik Elza Devi Laks

Suci Septiani 0,125 1,000 1,000 3,000 0,500

Adib Alif Nugroho 0,333 0,125 2,000 0,125 0,125

Buntoro Nawa 0,125 0,125 0,333 0,125 2,000

M Taufik 0,500 1,000 0,125 0,125 2,000

Elza Devi Laks 1,000 0,333 0,125 1,000 0,125

Gambar

Tabel 2.3 Daftar Indeks Random Konsistensi
Gambar 2.1 Model Waterfall
Gambar 2.3 Class Diagram  3.  Sequence Diagram
Gambar 2.4 Sequence Diagram  4.  Activity Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

disimpan pada database 7 Muncul matriks local priority perhitungan AHP 2 Memastikan untuk melanjutkan kepertanyan selanjut nya Memasukkan data kriteria rumah yang

Dari kelima kriteria yang mempengaruhi pemilihan notebook oleh mahasiswa Sistem Informasi ITHB, dengan menggunakan perhitungan metode AHP untuk mengolah kelima kriteria

Input Data Karyawan Proses SPK Penialain Kinerja Karyawan Data Kriteria Data Alternatif Nilai Perbandingan Lap Hasil Pemilihan Selesai Data Hasil Pemilihan Mulai Db

Tampilan Data Prodi merupakan tampilan untuk mengisi data fakultas dan prodi yang tujuannya untuk menentukan level UKT yang berlaku pada prodi di setiap fakultas, karena harga

Gambar 4.1 Halaman AHP Pemilihan Form Input Krieria Setelah pemilihan kriteria dilakukan, kemudian gunakan tombol lanjut untuk menuju halaman berikutnya yaitu halaman

Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki

Tampilan Data Prodi merupakan tampilan untuk mengisi data fakultas dan prodi yang tujuannya untuk menentukan level UKT yang berlaku pada prodi di setiap fakultas, karena harga

Hasil yang di harapkan penelitian ini adalah berupa sistem pendukung keputusan pemilihan bidan delima pada wilayah cileungsi untuk memudahkan user di wilayah cileungsi