B A B I
PE ND A H UL UA N
1.1. L atar B elak ang
K anker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel
duktus atau lobulus. 1
D i Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai
kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut
rahim. 2
B erdasarkan K omite Nasional Penanganan K anker tahun 2015 angka kejadian
kanker payudara di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di A merika adalah
sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas 27/100.000 atau 18% dari kematian yang
dijumpai pada wanita. F rekuensi kanker payudara pada laki-laki sekitar 1%. L ebih dari
80% kasus ditemukan pada stadium yang lanjut yang berakibat upaya pengobatan sulit
dilakukan. 1,2
B anyak faktor yang dapat berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
D iantaranya adalah usia, menarch di usia < 12 tahun, menopause yang terlambat pada
usia > 55 tahun. Peningkatan faktor risiko tersebut berkaitan dengan waktu lamanya
terpapar hormon reproduksi. 3
Insidensi kanker payudara meningkat seiring dengan
pertambahan usia. 4
D ari hasil penelitian di R S UP H. A dam Malik Medan tahun 2009,
bahwa usia merupakan faktor resiko terjadinya kanker payudara pada wanita, wanita
diatas usia 35 tahun yang memiliki resiko lebih tinggi terjadinya kanker payudara.
S emakin tinggi usia, semakin tinggi resiko terjadinya kanker payudara. S elain itu, pada
wanita yang berumur di atas 40 tahun terutama yang masih mengalami masa
reproduksi, setiap bulan akan mengalami menstruasi, namun tidak mengalami ovulasi,
sehingga hormon progesteron yang dihasilkan tidak cukup menangkal hormon estrogen
yang merupakan pemicu terjadinya kanker payudara. 3-5
Prognosis kanker payudara dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat
diferensiasi, dan jenis histopatologi. 6
D erajat diferensiasi kanker payudara dibagi
menjadi derajat diferensiasi baik, sedang, dan buruk. B eberapa faktor yang
mempengaruhi penilaian derajat diferensiasi adalah formasi tubulus, nukleus, dan
mitosis. D erajat diferensiasi kanker payudara berpengaruh terhadap prognosis. 7
D itinjau dari subtipe histologi dan stadium, angka harapan hidup ( survival rate) kanker
payudara pada wanita berusia < 40 tahun relatif rendah dibandingkan dengan wanita
berusia ≥ 40 8
tahun. 6-9
K anker payudara dengan E strogen R eseptor (E R ) negatif cenderung memiliki
derajat diferensiasi buruk. S ecara umum konsentrasi E R lebih rendah pada wanita
premenopause daripada post menopause. E R positif secara signifikan berhubungan
dengan derajat diferensiasi yang rendah, tidak adanya nekrosis, dan usia yang tua.
Overekspresi Human E pidermal Growth F actor Receptor 2 ( HE R -2/neu) ditemukan
hampir pada semua kasus dengan derajat diferensiasi tinggi comedo-type D uctal
C arcinoma Insitu (D C IS ), pada 20-30% Invasive D uctal C arcinoma ( ID C ), dan
persentase yang lebih rendah pada Invasi ve L obular C arcinoma ( IL C ). Insidensi
ekspresi HE R -2 lebih tinggi pada wanita berusia muda. 10,11
B erdasarkan data di atas, kanker payudara memiliki angka kejadian yang tinggi,
laki-laki, adanya hubungan antara usia dengan status E R , PR , HE R -2, angka harapan
hidup, dan adanya hubungan antara E R , PR , dan HE R -2 terhadap derajat diferensiasi
kanker payudara. Namun belum ada penelitian yang mendeskripsikan hubungan usia
dengan derajat diferensiasi kanker payudara wanita pada usia < 40 tahun dan ≥ 40
tahun. 8,9
1.2. Per masalahan Penelitian
A pakah terdapat hubungan antara usia dengan derajat diferensi kanker payudara pada
wanita?
1.3. T uj uan Penelitian
1.3.1. T uj uan Umum
Mengetahui karakteristi k pasien kanker payudara wanita menurut
golongan usia.
1.3.2. T uj uan K husus
1. Mengetahui hubungan derajat diferensiasi kanker payudara
wanita pada usia < 40 tahun dan ≥ 40 tahun di L aboratorium
Patologi A natomi R S UP dr. K ariadi S emarang.
2. Membuktikan teori sebelumnya bahwa dilihat dari derajat
diferensiasinya, kanker payudara pada usia muda memiliki
1.4. M anfaat Penelitian
1.4.1. M anfaat untuk Pengetahuan
Memberikan informasi mengenai hubungan usia terhadap derajat
diferensiasi kanker payudara wanita pada golongan usia.
1.4.2. M anfaat untuk M asyar ak at
Meningkatkan kewaspadaan dan pemantauan pada golongan
pasien dengan kecenderungan memiliki kanker payudara.
1.4.3. M anfaat untuk Penelitian
Memberikan informasi dan data yang dapat digunakan sebagai
dasar penelitian selanjutnya mengenai kanker payudara.
1.5. K easlian Peneliti
T abel 1. K easlian Peneliti
Orisinalitas Metode Penelitian Hasil
Gandeng, A ., dkk. 2012
Hubungan E kspresi
GATA -3 D engan Derajat
Histopatologi K arsinoma
Payudara Invasif D uktal,
tahun 2012. J ST
K esehatan. V ol 2, No.4.
Uji C hi-square
untuk melihat hubungan ekspresi
GATA -3 berdasarkan derajat
diferensiasi karstinoma payudara
invasif duktal. Nilai
p < 0,05 dianggap signifikan.
S ampel
diferensiasi baik
lebih banyak
ditemukan
ekspresi GATA -3
positif
sedangkan pada
sampel
diferensiasi
buruk lebih
banyak yang tidak
mengekspresikan
T abel 1. K easlian Peneliti (lanjutan)
B erdasarkan keaslian penelitian tersebut, penelitian ini dikatakan berbeda dari
penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik
Orisinalitas Metode Penelitian Hasil
Maru, D ., dkk. 2005.
HE R -2/neu and p53
Overexpression A s
B iomarkers of B reast
C arcinoma in Women A ge
30 Y ears and Y ounger.
A merican C ancer Society.
Mengidentifikasi wanita muda (
23-30 tahun) dengan kanker payudara.
A nalisis imunohistokimia
menentukan overekspresi E R dan
klinik tumor agresif
pada wanita usia ≤
30
K artika E P, Ika dkk. 2009.
E kspresi Protein HE R
-2/neu, Status R eseptor
E strogen dan Progesteron
Pada B erbagai D erajat
K eganasan K arsinoma
Payudara D uktal Invasif
W anita Usia Muda.
D epartemen Patologi
A natomi Universitas
S riwijaya V ol 18, No.1.
Menggunakan arsip patologi
anatomi 31 wanita
penderita karsinoma payudara
duktal invasif berusia ≤ 40
tahun yang telah diteliti ulang
progesteron. S elanjutnya dicari
hubungan antara derajat
keganasan dengan ekspresi HE R
-2/neu dan status reseptor
estrogen dan progesteron.
Overekspresi HE R
-2/neu umumnya
dij umpai pada
derajat keganasan
III, reseptor estrogen
dan progesteron
positif lebih sering
dij umpai pada
derajat keganasan II.
V oduc, D avid dkk. 2008.
GA T A -3 E xpression in
B reast C ancer Has a
S trong A ssociation
with E strogen R eceptor
but L acks Independent
Prognostic V alue.
A merican A ssociation F or
C ancer. V ol 17, No.2.
S eri kasus terdiri atas 3.119 kanker
payudara invasif dengan ekspresi
GA T A -3 dinilai dengan
imunohistokimia pada jaringan
komparatif kategorik tidak berpasangan dengan pendekatan cross sectional,
menggunakan variabel bebas usia yang terbagi menjadi < 40 tahun dan ≥ 40 tahun,
variabel perancu adalah E R , PR , dan HE R -2, serta variabel terikat adalah derajat