RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sekolah : SMA NEGERI 8JAKARTA
Mata Pelajaran : GEOGRAFI Kelas / Semester : XI / Dua
Program : Ilmu Sosial ( Peminatan )
Materi pokok : Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran ( 4 X Pertemuan )
A. Kompetensi Inti : KI
1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI
2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI
3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI
4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya
1.1.1. Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya
1.2. Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara turut memeliharanya
1.1.2. Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara turut memeliharanya
1.3. Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin
1.1.3. Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin
1.4. Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa
1.1.4. Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa
2.4. Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam
3.7. Menganalisis mitigasi dan adaptasi
bencana alam dengan kajian geografi 3.7.1. Mengidentifikasi jenis dankarakteristik bencana alam, 3.7.2. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia.
3.7.3. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan penanggulangan bencana alam.
3.7.4. Mengidentifikasi manfaat mitigasi dan adaptasi bencana 3.7.5. Merancang dan membuat
hipotesis tentang mitigasi bencana
3.7.6. Mengidentifikasi langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam
3.7.7. Membuat model langkah-langkah evakuasi
3.7.8. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya
3.7.9. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 3.7.10. Memberi contoh kasus
untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar 4.7. Menyajikan hasil analisis hubungan
antara manusia dengan lingkungannya sebagai pengaruh dinamika litosfera dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan atau peta konsep
4.7.1. Mengomunikasikan hasil analisis mitigasi dan adaptasi bencana dalam bentuk tulisan mapun lisan yang dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi. 4.7.2. Mengomunikasikan model
langkah-langkah evakuasi dan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya. 4.7.3. Peserta didik membuat
simulasi mitigasi bencana alam di lingkungan sekolah
C. Materi Pembelajaran Fakta:
Bencana alam Bencana sosial Konsep:
Prinsip:
Keseimbangan alam dan lingkungan
Faktor penyebab bencana alam dan bencana sosial. Prosedur:
D. Langkah-Langkah Pembelajaran PERTEMUAN : 1
Materi : Jenis dan karakteristik bencana alam
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahulu
an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran
SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi
menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan jenis dan karakteristik bencana alam
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memberikan soal pretest secara lisan
Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen Menyimak dan menjawab
pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan
kaitan hubungan jenis dan karakteristik bencana alam
Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran Menjawab soal pretes
15 Menit
Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian
rangsangan) Menit105
Memberikan stimulus dengan cara
Menanya tentang jenis dan karakteristik bencana alam
Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru
Menanya Fase 2: Problem
statement(pertanyaan/identifikasi masalah) Guru membimbing peserta
didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :
1.Mengidentifikasi jenis dan karakteristik bencana alam
Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti: Bagaimana cara
mengidentifikasi jenis dan karakteristik bencana alam
Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)
Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan
informasi yang
berhubungan dengan permasalahan
mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan
permasalahan.
Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta
didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet
Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap
Melakukan diskusi kelompok
Berperan aktif dalam diskusi kelas
Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,
1. Jelaskan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik
gempa bumi,
karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado )
Melakukan pembuktian data melalui diskusi
Mengkomunikasi Fase 6 : Generalization(Menarik
kesimpulan/generalisasi) Guru membimbing peserta
didik menulis laporan diskusi
Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak Guru mengarahkan
peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan. Guru memberikan
penguatan tentang
1.Jelaskan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik
gempa bumi,
karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado )
Guru merefleksi proses pembelajaran dengan meninjau permasalahan awal melalui pertanyaan Melaksanakan penilaian
menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian otentik
Menulis laporan diskusi
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.
berperan aktif dalam diskusi kelas
Menyimak penguatan tentang
1. Bagaimana
mengidentifikasi jenis dan karakteristik
bencana alam
( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan
gunung api,
karakteristik tanah longsor, karakteristik
gempa bumi,
karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado )
Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik gempa bumi, karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado ). Memberikan PR
Melaksanakan postes Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil belajar
Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas secara lisan untuk merangkum di buku catatan tentang
1. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
Bersama guru
menyimpulkan jenis dan karakteristik bencana alam ( Bencana alam litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Karakteristik letusan gunung api, karakteristik tanah longsor, karakteristik gempa bumi, karakteristik banjir, karakteristik tsunami, karakteristik badai tropis dan karakteristik tornado ).
Menyimak PR yang diberikan
Mengikuti Postest
Menerima informasi tentang:
- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
15 Menit
PERTEMUAN : 2
Materi : Sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahulu
an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran
SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi
menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan sebaran daerah rawan bencana alam di indonesia Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memberikan soal pretest secara lisan
Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen Menyimak dan menjawab
pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan
kaitan hubungan sebaran daerah rawan bencana alam di indonesia
Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran Menjawab soal pretes
15 Menit
Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian
rangsangan) Menit105
Memberikan stimulus dengan cara
Menanya tentang sebaran daerah rawan bencana alam di indonesia
Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru
Menanya Fase 2: Problem
Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :
1. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti: Bagaimana cara
menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)
Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan
informasi yang
berhubungan dengan permasalahan
mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan
permasalahan.
Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta
didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet
Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap
Melakukan diskusi kelompok
Berperan aktif dalam diskusi kelas
Mengasosiasi Fase 5 : Verification(Pembuktian)
Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,
1. Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan
daerah rawan
gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal)
Melakukan pembuktian data melalui diskusi
Mengkomunikasi Fase 6 : Generalization(Menarik
Guru membimbing peserta didik menulis laporan diskusi
Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak Guru mengarahkan
peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan.
Guru memberikan penguatan tentang
1.Menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan
daerah rawan
gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal)
Guru merefleksi proses pembelajaran dengan meninjau permasalahan awal melalui pertanyaan Melaksanakan penilaian
menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian otentik
Menulis laporan diskusi
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.
berperan aktif dalam diskusi kelas
Menyimak penguatan tentang
1. Bagaimana
menunjukkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia
bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal) Menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru
Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng
Bersama guru
menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng
Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).
Memberikan PR Melaksanakan postes
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar
Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas secara lisan untuk merangkum di buku catatan tentang:
1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan
penanggulangan bencana alam. 2. Mengidentifikasi
manfaat mitigasi dan adaptasi bencana
Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).
Menyimak PR yang diberikan
Mengikuti Postest
Menerima informasi tentang:
- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
PERTEMUAN : 3
Materi : Usaha pengurangan resiko bencana alam
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahulu
an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran
SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi
menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan usaha pengurangan resiko bencana alam
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memberikan soal pretest secara lisan
Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen Menyimak dan menjawab
pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan
kaitan hubungan usaha pengurangan resiko bencana alam
Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran Menjawab soal pretes
15 Menit
Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian
Memberikan stimulus dengan cara
Menanya tentang usaha pengurangan resiko bencana alam
Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru
Menanya Fase 2: Problem
statement(pertanyaan/identifikasi masalah) Guru membimbing peserta
didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :
1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan
penanggulangan bencana alam. 2. Mengidentifikasi
manfaat mitigasi dan adaptasi bencana
Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti: 1. Bagaimana upaya
pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan
penanggulangan bencana alam.
2. Bagaimana cara mengetahui manfaat mitigasi dan adaptasi bencana
Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)
Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan
informasi yang
berhubungan dengan permasalahan
mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan
permasalahan.
Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta
didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet
Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap
Melakukan diskusi kelompok
Berperan aktif dalam diskusi kelas
Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,
1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan
penanggulangan
bencana alam (Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan
menghadapi ancaman bencana)
2. Mengidentifikasi
manfaat mitigasi dan adaptasi bencana (UNISDR mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan
informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya atau kerugian)
Melakukan pembuktian data melalui diskusi
Mengkomunikasi Fase 6 : Generalization(Menarik
Guru membimbing peserta didik menulis laporan diskusi
Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak Guru mengarahkan
peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan.
Guru memberikan penguatan tentang
1. Menjelaskan upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan
penanggulangan
bencana alam (Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun
penyadaran dan peningkatan
kemampuan
menghadapi ancaman bencana)
2. Mengidentifikasi
manfaat mitigasi dan adaptasi bencana (UNISDR
mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan
informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan
individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang
cukup untuk
mengurangi
kemungkinan bahaya atau kerugian)
Guru merefleksi proses pembelajaran dengan meninjau permasalahan
Menulis laporan diskusi
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.
berperan aktif dalam diskusi kelas
Menyimak penguatan tentang
1. Bagaimana upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan
penanggulangan
bencana alam (Dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian
upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana)
2. Bagaimana cara mengidentifikasi
manfaat mitigasi dan adaptasi bencana (UNISDR
mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan
individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi
kemungkinan bahaya atau kerugian)
Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).
Memberikan PR Melaksanakan postes
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil belajar
Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberikan tugas secara lisan untuk merangkum di buku catatan tentang:
1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana
2. Mengidentifikasi
langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model
langkah-langkah evakuasi
4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya
5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan
kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus
untuk memperjelas
Bersama guru
menyimpulkan sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia. (Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal).
Menyimak PR yang diberikan
Mengikuti Postest
Menerima informasi tentang:
- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar PERTEMUAN : 4
Materi : Kelembagaan penanggulangan bencana alam
Kegiatan Deskripsi Alokas
i Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Pendahulu
an Mengucapkanmengajak peserta didiksalam, berdoa dan mengabsen. Merefleksi pembelajaran
SMP tentang hidrosfer. Pemberian motivasi
menggunakan berbagai tayangan dan pertanyaan yang berhubungan dengan kelembagaan
penanggulangan bencana alam
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memberikan soal pretest secara lisan
Menjawab salam, berdoa dan menjawab absen
Menyimak dan menjawab pertanyaan yang muncul Menyimak penjelasan
kaitan hubungan kelembagaan
penanggulangan bencana alam
Menyimak penyampaian tujuan pembelajaran
Menjawab soal pretes
15 Menit
Inti Mengamati Fase 1. Stimulation(stimulasi/pemberian
rangsangan) Menit105
Memberikan stimulus dengan cara
Menanya tentang kelembagaan
penanggulangan bencana alam
Menyimak pertanyaan yang diberikan oleh guru
Menanya Fase 2: Problem
Guru membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan :
1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana
2. Mengidentifikasi
langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model
langkah-langkah evakuasi
4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya
5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus
untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar
Diharapkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik seperti: 1. Bagaimana cara
merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana
2. Bagaimana cara mengidentifikasi
langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Bagaimana cara
membuat model langkah-langkah
evakuasi
4. Bagaimana cara menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya
5. Bagaimana cara menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Bagaimana cara
memberi contoh kasus untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar
Eksplorasi/Mengumpulkan Informasi Fase 3 : Data collection(Pengumpulan Data)
Membimbing dan memotivasi masing-masing individu dalam kelompok untuk mengumpulkan
informasi yang
berhubungan dengan permasalahan
mencari informasi dengan diskusi dan kajian literature untuk memecahkan permasalahan.
Fase 4 : Data Processing(Pengolahan Data) Mempersilahkan peserta
didikberdiskusi dengan bantuan buku dan sumber-sumber dari internet
Melakukan penilaian otentik sikap (observasi) menggunakan format penilaian yang ada pada instrumen penilaian sikap
Melakukan diskusi kelompok
Berperan aktif dalam diskusi kelas
Guru membimbing peserta didik melakukan pembuktian terhadap jawaban permasalahan Melalui diskusi di dalam kelompokmu,
1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana
2. Mengidentifikasi
langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model
langkah-langkah evakuasi
4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya
5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus
untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar
Penjabaran materi
(Kelembagaan
Penanggulangan Bencana Alam)
Lembaga
penanggulangan bencana alam
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPN)
BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam
mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat
Guru membimbing peserta didik menulis laporan diskusi
Membimbing Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak Guru mengarahkan
peserta didik untuk melakukan diskusi kelas dan tanya jawab mengenai pembahasan jawaban pertanyaan. Guru memberikan
penguatan tentang
1. Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana
2. Mengidentifikasi
langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam 3. Membuat model
langkah-langkah evakuasi
4. Menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya
5. Menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan
kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam, atau 6. Memberi contoh kasus
untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar Penjabaran materi (Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam) Lembaga penanggulangan bencana alam
a. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPN)
BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan
Menulis laporan diskusi
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh satu kelompok yang bersedia atau dipilh secara acak, sementara peserta didik lain menanggapi dengan memberikan pertanyaan atau pendapat.
berperan aktif dalam diskusi kelas
Menyimak penguatan tentang
1. Bagaimana Merancang dan membuat hipotesis tentang mitigasi bencana?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi
langkah mitigasi dan adaptasi bencana alam? 3. Bagaimana cara
membuat model langkah-langkah
evakuasi?
4. Bagaimana cara menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya?
5. Bagaimana cara menganalisis informasi dan data yang diperoleh baik dari bacaan maupun sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan mitigasi bencana alam?
6. Bagaimana cara memberi contoh kasus untuk memperjelas konsep mitigasi dan adaptasi bencana yang telah dipelajarinya dengan gejala dan fenomena nyata di lingkungan sekitar? Penjabaran materi (Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam) Lembaga penanggulangan bencana alam
a. Badan Nasional Penanggulangan
Penutup Bersama peserta didik menyimpulkan Lembaga penanggulangan
bencana alam
a. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPN)
BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam
mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana. b. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di
Bandung dan
mempunyai tugas melaksanakan
penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.
Hubungan antara bencana alam dengan kelembagaan
penanggulangan bencana alam
a. Apabila di suatu daerah terjadi
kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat melalui pemerintah daerah
dapat segera
menghubungi PVMPG yang berkantor pusat di
Bersama guru
menyimpulkan Lembaga penanggulangan
bencana alam
a. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPN)
BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam
mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana. b. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di
Bandung dan
mempunyai tugas melaksanakan
penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.
Hubungan antara bencana alam dengan kelembagaan
penanggulangan bencana alam
a. Apabila di suatu daerah terjadi
kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat melalui pemerintah daerah
dapat segera
menghubungi PVMPG yang berkantor pusat di
Bandung untuk diteliti keadaannya
b. Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian tersebut ke PNPB dan PVMPB
c. PNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.
Memberikan PR Melaksanakan postes Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil belajar
Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Bandung untuk diteliti keadaannya
b. Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian tersebut ke PNPB dan PVMPB
c. PNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.
Menyimak PR yang diberikan
Mengikuti Postest
Menerima informasi tentang:
- rencana kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, konseling, dan/atau tugas)
- rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
F. Penilaian
1 Jenis dan Teknik Penilaian Proyek:
Peserta didik diberi tugas membuat model langkah-langkah evakuasi dan menentukan jalur evakuasi ketika bencana alam terjadi di daerahnya.
Observasi:
Peserta didik mengamati buku teks pelajaran dan sumber lainnya yang memuat ulasan, gambar, ilustrasi, dan animasi tentang jenis dan karakteristik bencana alam, sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia, upaya pengurangan resiko bencana alam dan kelembagaan penanggulangan bencana alam, atau
Tes:
Menilai pemahaman peserta didik dalam penguasaan materi tentang Jenis dan karakteristik, sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia
Menilai pemahaman peserta didik dalam penguasaan materi tentang usaha pengurangan resiko bencana alam serta kelembagaan penanggulanganbencanaalam
F.2 Bentuk Penilaian dan Penskoran. ( terlampir )
LAMPIRAN :
PENILAIAN KOMPETENSI KETRAMPILAN 1. Tes Praktek (Penilaian Kinerja ) Mata Pelajaran : Geografi
Nama Kinerja : jenis jenis tanah , manfaat dan daerah persebarannya
Alokasi Waktu : 2 minggu
Nama :
Kelas :
No. Aspek Yang Dinilai 1 2Penilaian3 4
1 Pengamatan
2. Data yang diperoleh
3. Kesimpulan
Aspek yang
dinilai 1 2 Penilaian3 4
sangat tidak
cermat tidak cermat
cermat, tetapi mengandung
interpretasi
cermat dan bebas interpretasi
Data yang diperoleh
Data sangat tidak lengkap
Data tidak lengkap
Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada yang
salah tulis
Data lengkap, terorganisir,
dan ditulis dengan benar
Kesimpulan
Sangat Tidak benar
atau tidak sesuai tujuan
Tidak benar atau tidak sesuai tujuan
Sebagian kesimpulan ada yang salah atau
tidak sesuai tujuan
Semua benar atau sesuai
tujuan
Rekapitulasi Hasil Penilaian :
No. Nama Siswa Skor Aspek yang dinilai Jumlah
Skor NilaiSikap Predikat
1 2 3 4
1. 2. 3. 4. 5.
1. Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. 2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai
SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100
B (Baik) 3 Sering 75 – 90
C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74
K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59
2. Tes Praktek (Unjuk Kerja) Mata Pelajaran : Geografi
Nama Unjuk Kerja : siklus batuan klasifikasi jenis jenis batuan Alokasi Waktu : 1 minggu
Nama :
Kelas :
No
. Langkah-langkah Kinerja
Penilaian
1 2 3 4
1. 2. 3. 4.
Aspek yang
Rekapitulasi Hasil Penilaian : No
. Nama Siswa Skor Aspek yang dinilai1 2 3 4 SkorJum SikapNilai Predikat 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. 2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai
SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100
B (Baik) 3 Sering 75 – 90
C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74
K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59
3. Tes Praktek (Presentasi) Mata Pelajaran : Geografi
Nama Produk : Diskusi
Alokasi Waktu : 30 Menit Nama /Anggota Kel :
Kelas :
No. Komponen Skor (1-4)
1. Penguasaan Materi
a. Kemampuan konseptualisasi b. Kemampuan menjelaskan c. Kemampuan berargumentasi 2. Penyajian
a. Sistematika Penyajian b. Visualisasi
3 Komunikasi Verbal a. Penggunaan Verbal b. Intonasi dan Tempo Total Skor
Aspek yang dinilai
Penilaian
1 2 3 4
Penguasaa
si,
menjelaskan dan
berargument asi sangat tidak menguasai si, menjelaskan dan berargument asi tidak menguasai kemampuan konseptualisasi, menjelasan dan berargumentasi bagus tapi belum terarah
kemampuan konseptualisasi, menjelasan dan berargumentasi bagus dan sudah terarah
Penyajian Sistematika penyajian dan
visualisasi sangat tidak tersaji Sistematika penyajian dan visualisasi sangat tersaji Penyajian materi yang tersistematis dan visualisasi bagus tetapi belum
menemukan konsep yang jelas
Penyajian materi yang
tersistematis dan visualisasi
bagus dan
konsepnya jelas
Komunikas
i Verbal Penggunaanbahasa verbal,
intonasi dan temponya sangat tidak baik
Penggunaan bahasa verbal,
intonasi dan temponya tidak baik
Penggunaan bahasa verbal, intonasi dan temponya sudah baik tapi belum menggunakan ejaan yang benar
Penggunaan bahasa verbal, intonasi dan temponya sudah
baik dan
menggunakan ejaan yang benar
Rekapitulasi Hasil Penilaian :
No. Nama Siswa Skor Aspek yang dinilai1 2 3 4 SkorJulh SikapNilai Predikat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. 2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai
SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100
B (Baik) 3 Sering 75 – 90
C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74
K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59
PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN
1. Tes Tulis (Pilihan Ganda/Benar Salah/Menjodohkan)
N
o. NamaSiswa
Nomor Soal ∑ S k o r 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 41 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 52 26 27 28 29 30
7. 8. 9. 1 0
Keterangan :
Nilai = (Skor Perolehan : skor maksimal) x 100 2. Tes Tulis (Uraian/Isian/Jawaban Singkat)
N
o Nama Siswa
Nomor Soal Uraian ∑
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 2. 3. 4.
Pedoman Penskoran
No. Jawaban maksimumSkor
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Skor Maksimal 100
3) Penugasan
Mata Pelajaran :
Nama Tugas :
KD/Indikator :
No .
Pelaksanaa Tugas
Materi Penugasan
Jenis Tugas Rentang Waktu Penugasa
n Selama
Proses Pembelajaran
Pembelajaran
Mandiri Individu Kelompok
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP 1. Observasi
No .
Nam a Sisw
a
Skor untuk Sikap
∑ Sk or
Nila
i Predikat Juju
r
Disipli n
Tanggu ng Jawab
Pedu li
Sant un
Respon sif
Praok tif 1.
6. 7. 8. 9. 10 .
Skor Maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah criteria. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut :
Kriteria Skor Indikator Rentang Nilai
SB (Sangat Baik) 4 Selalu 91 – 100
B (Baik) 3 Sering 75 – 90
C (Cukup) 2 Kadang-Kadang 60 – 74
K (Kurang) 1 Tidak Pernah ≤ 59
2. Penilaian Diri Nama Sekolah
Mata Ajar :
Nama :
Kelas :
No. Pernyataan YaAlternatifTidak
1. Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mendapat ridho-Nya dalam belajar 2. Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
3. Saya optimis bisa meraih prestasi
4. Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
5. Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat
6. Saya suka membahas masalah politik, hukum dan pemerintahan 7. Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku
8. Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan
9. Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara 10. Saya berusaha menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab
Jumlah Skor Rekapitulasi Nilai Penilaian Diri
1. Jumlah Skor maksimal = Jumlah pernyataan x 2
2. Nilai Sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 3. Pemberian skor : YA = 2, TIDAK = 1
4. Nilai sikap penilaian diri dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut : Kriteria Rentang Nilai
SB (Sangat Baik) 91 – 100
B (Baik) 75 – 90
C (Cukup) 60 – 74
K (Kurang) ≤ 59
No
. Nama Siswa
Skor untuk pernyataan nomor ∑ Sko
r
Nilai Sika
p
Predika t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LAMPIRAN: SOAL SOAL
I. Lembar Kegiatan Siswa Mitigasi Bencana di Sekitar
1. Amati daerah sekitar rumah dan sekolah anda yang rawan terhadap bencana, seperti gempa, banjir, tanah longsor
2. Buatlah Peta Mitigasi Bencana (Peta Resiko didaerahmu) yang mengidentifikasi lokasi rawan bencana dan Peta jalur Evakuasi !
3. Cari Informasi langkah- langkah yang akan di lakukan bagi pemangku jabatan/kapasitas daerah setempat jika bencana tersebut terjadi !
4. Buatlah Iklan layanan masyarakat yang digunakan untuk lingkungan tempat tinggalmu !
II. Carilah padanan kata yang sesuai dengan kata- kata yang terdapat dalam kotak.
1. Awan yang menyebabkan angin putting beliung (………..) 2. Udara yang dirasakan sebelum angin putting beliung (………..) 3. Lamanya angin putting beliung berlangsung (………..)
4. Angin putting beliung dapat menyebabkan pohon, tiang listrik (………) 5. Angin ini disertai oleh ……….dan ………..
6. Segera berlindung ke ………..yang kokoh jika kamu merasakan angin puting beliung datang.
7. Tutuplah ………dan ……….jika rumahmu dilanda angin putting beliung
8. Hindari daerah ………yang mengundang sambaran petir
9. salah satu usaha pencegahan dari kerusakan angin putting beliung.Tebanglah……….yang
rimbun
SOAL PENGAYAAN
III. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING BENAR !
1. Upaya yang dilakukan sebelum terjadinya bencana untuk mengurangi besarnya (dampak) bencana yang mungkin terjadi adalah ……
a. Bencana Alam b. Mitigasi Bencana c. Bahaya Bencana d. Kerentanan Bencana e. Resiko Bencana
2.Upaya Mitigasi secara fisik structural yakni dengan cara … a. membangun jalan tol
b. membangun tanggul banjir c. sosialisasi mitigasi
d. membangun jalur evakuasi e. dana sumbangan penduduk
3.Korban bencana alam sering terjadi cukup besar di Indonesia khususnya peristiwa Tsunami akibat adanya…..
a. Kurangnya informasi bencana
b. Sistem Peringatan Dini belum berjalan secara semestinya c. Tingkat Pendidikan rendah
d. Tidak adanya jalur evakuasi
e. Mitigasi berbasis masyarakat belum berjalan secara semestinya
4. Jalur yang akan di gunakan untuk membawa kita sampai pada titik aman/ tempat aman dari bencana adalah …
a. Jalur pengaman bencana b. Jalur aman bencana c. Jalur evakuasi
d. Jalur evaluasi e. Jalur bencana
5. Tas yang harus di siapkan pada saat sebelum terjadi bencana adalah …. a. Tas bencana
b. Tas dokumen c. Tas Siaga
d. Tas pengaman bencana e. Tas mitigasi
6. Posisi pengamanan kepala pada saat terjadi gempa di dalam ruangan adalah …. a. Posisi Jongkok , siap berdiri satu kaki untuk menjaga keseimbangan, condongkan badan ke depan untuk melindungi organ vital , Kedua tangan dan lengan
melindungi kepala dan tengkuk leher. b. Posisi setengah tegak berdiri
c. Berdiri di samping dinding yang akan roboh
d. Posisi jongkok setengah berlari dan tangan di leher e. Posisi melindungi kepala dan leher
7. Gejala- yang harus di waspadai antara lain : - Pohon dan bangunan menjadi miring
- timbul retakan memanjang pada lengkungan tanah - Lereng atau tembok menggelembung
- muncul rembesan air di lereng warnanya keruh
- ada aliran butiran tanah/kerikil/ batu yang berjatuhan
- terdengar suara gemuruh atau ledakan dari atas lereng. Hal ini merupakan tanda akan terjadinya …..
8. Upaya mitigasi bencana alam untuk mengantisipasi angin beliung berikut ini ,kecuali :
a. Tebang pohon rimbun yang tinggi dan rapuh
b. Perkuat atap rumah deringan bahan yang permanen c. Hindari awan yang tiba- tiba gelap
d. Gantilah pohon di tepi jalan yang akarnya kuat seperti seperti pohon beringin e. Segera mencari tempat berlindung pada bangunan yang semi permanen
G.. Alat (Bahan) / Sumber Belajar: a. Alat / Bahan : Peta Konsep
Power point, Video, LCD, Laptop b. Sumber Belajar : - Buku paket geografi kelas X
- Peta konbsep
- Gambar bencana alam ( banjir, gunung meletus, gempa bumi dsb )
- Peta daerah rawan bencana
- Berita dan kasus yang dimuat oleh media masa (koran dan majalah)
- Sumber informasi lain yang dimuat dalam situs terkait di internet dan lain-lain
H. Pendekatan/Strategi/Model Pembelajaran : 1. Saintifik
2. Inquiri
Langkah-langkah pembelajaran a. Penyajian fenomena b. Melakukan observasi c. Merumuskan masalah d. Mengajuka n hipotesis e. Mengumpulkan data f. Menganlisis data g. Menyimpulkan I. Metode Pembelajaran
1. Kontekstual 2. Konstruktivisme 3. Diskusi
Mengetahui, Jakarta, Juli 2016
Kepala SMA Negeri 8 Jakarta Guru Mata Pelajaran
Drs. Agusman Anwar Wangsa Jaya, M.Si
NIP. 195908171986021005 NIP. 196804222014121002
Lampiran
A. Pengertian Bencana
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana menjadi bencana alam, bencana nonalam, bencana sosial. Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Bencana nonalam merupakan bencana yang diakibatkan oleh fenomena nonalam antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi dan epidemi atau wabah penyakit.
Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh interaksi antarmanusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau konflik antarkomunitas masyarakat dan terorisme.
B. Jenis-Jenis Bencana Alam
1. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Litosfer a. Letusan gunung api
Letusan gunung api merupakan proses keluarnya magma yang berada di perut bumi ke permukaan bumi berupa material padat berupa bom, lavili dan deb vulkanik, material cair berupa lahar dan material gas berupa awan panas
b. Tanah longsor
Tanah longsor merupakan gerakan masa batuan atau tanah menuruni lereng atau tebing
c. Gempa bumi
Gempa bumi merupakan getaran pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh pergerakan dan/atau interaksi lempeng tektonik serta aktivitas vulkanik
2. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Hidrosfer a. Banjir
Fenomena banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi wilayah daratan yang normalnya kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.
b. Tsunami
Fenomena tsunami merupakan gelombang pasang yang terjadi akibat akibat aktivitas tektonik dan letusan gunung api yang terdapat di dasar laut 3. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Atmosfer
a. Badai tropis
Dalam meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan pusaran angin tertutup pada suatu wilayah bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari satu minggu
b. Tornado
Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentukcorong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing. Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.
C. Karakteristik Bencana Alam
1. Karakteristik letusan gunung api
extrusion of rock yang cenderung membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui tempoh masa.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:
Suhu di sekitar gunung naik. Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa) Tumbuhan di sekitar gunung layu
Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain : a. Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
b. Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
c. Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
d. Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan. e. Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
2. Karakteristik tanah longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Faktor-faktor yang menyebabkan longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:
a. Faktor alam
Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
Iklim : curah hujan yang tinggi.
Keadaan topografi : lereng yang curam.
Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.
b. Faktor manusia
Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal. Penimbunan tanah urugan di daerah lereng
Budidaya kolam ikan diatas lereng.
Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut :
Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.
Munculnya mata air baru secara tiba-tiba. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.
Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar. Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.
Ada enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
3. Karakteristik gempa bumi
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Karakteristik Gempabumi
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi Tipe gempa bumi
a. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
b. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
c. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi.
d. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal. e. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan
oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi
4. Karakteristik banjir
Berdasarkan penyebabnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu: a. Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran
sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia
b. Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai.
c. Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, bendung, tanggul dan bangunan pengendalian banjir.
d. Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai.
Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat merusak. Aliran arus air yang cepat dan bergolak dapat mengakibatkan korban jiwa karena aliran air yang sangat deras dan besar dapat membuat orang hanyut atau tenggelam. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu manyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan lebih tinggi. Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi jembatan dan lainnya yang dilewati sehingga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut bahkan mampu merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.
5. Karakteristik tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti pelabuhan, “nami” berarti gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.
Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:
Bempabumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau).
Tanah longsor di bawah tubuh air/laut
Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pulau
Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang memicunya. Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pada bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area.
Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain :
Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari permukaan laut.
Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung lebih lama 12-24 jam.
Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya.
6. Karakteristik badai tropis
Badai tropis terbentuk di atas samudera yang umumnya bersuhu permukaan hangat atau lebih dari 26,50C.
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 2600C.
Karakter badai tropis:
Sebagai tiupan angin yang merusak
Rata-rata durasi badai tropis 6 hari, tetapi dapat terjadi < 24 jam namun ada pula yang durasinya sampai 3 minggu
Dalam citra satelit tampak sebagai kumpulan awan melingkar dengan radius hingga 300 km
Dampak siklon tropis bisa berupa angin kencang, hujan deras selama berjam-jam hingga berhari-hari, banjir, gelombang tinggi dan gelombang badai
7. Karakteristik tornado
Tornado merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Tornado umumnya berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai. Kecepatan tornado berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400 km per jam.
Ciri ciri datangnya Tornado:
Langit terlihat hitam atau mendung.
Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25mnt)
Setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit semakin hitam gelap
Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita
Kemunculan Tornado bisa didengar. Awalnya suara nya seperti air terjun, namun lama lama berubah menjadi seperti suara jet yang sangat keras
Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar cerobong antara 15 -365 meter.
Proses terjadinya badai tornado:
Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah meningkat. Dan ketika suhu panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik dan semakin naik.
Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas. Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta.
Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk sebuah pusaran.
Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
D. Sebaran Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Beberapa daerah sebaran rawan bencan alam di Indonesia yaitu: 1. Gempa bumi
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal
2. Gunung meletus
Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.
Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak) Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya) Gunung Puncak Carstenz
Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia. Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl) Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl) Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl) Gunung Derabaro (4,150 m.dpl) Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl) Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl) Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl) Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m) Gunung Argapura (3.088 m) Gunung Arjuno (3.339 m) Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m) Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m) Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m) Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m) Gunung Kembar II (3.126 m) Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m) Gunung Merapi (2.911 m) Gunung Merbabu (3.145 m) Gunung Muria (1.602 m) Gunung Pangrango (3.019 m) Gunung Papandayan (2.665 m) Gunung Patuha (2.386 m)
Gunung Penanggungan (1.653 m) Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m) Gunung Slamet (3.432 m) Gunung Sumbing (3.336 m) Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m) Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m) Gunung Welirang (3.156 m) Gunung Wilis (2.552 m) Gunung Kelud (1.350 m)
Gunung di Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di Sulawesi (10 buah) Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m) Gunung Klabat(1995 mdpl) Gunung Mekongga (2.620 m) Gunung Mahawu (1311 mdpl) Gunung Bawakaraeng (2.705 m) Gunung Latimojong (3.478 m) Gunung Lokon (1580 mdpl) Gunung Lompobattang (2871 m) Gunung Soputan (1783 m)
Gunung di Sumatra (13 buah) Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di
Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali Gunung Ebulolobo (2,123) Gunung Inielika (1,559) Gunung Kondo (2,947) Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123) Gunung Egon (1,703) Gunung Iliboleng (1,659) Gunung Iliwerung (1,486) Gunung Inerie (2,230) Gunung Keknemo (2,070) Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584) Gunung Lewotobi Perempuan (1,703) Gunung Lewotolo (1,319)
3. Tanah longsor 4. Banjir
5. Arus laut dan ombak besar 6. Tsunami
7. Kekeringan 8. Kebakaran hutan
9. Bencana angin: badai tropis dan puting bluing 10.Gas beracun
E. Dampak Positif Bencana Alam 1. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Berikut uraiannya:
a. Tanah yang dilalui oleh hasil abulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menj