• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN PERDA TENTANG PENYANGGA HARGA KARET 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANGAN PERDA TENTANG PENYANGGA HARGA KARET 0"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN

g : a. Bahwa   dalam   rangka   mewujudkan   masyarakat   KepulauanBangka   Belitung  yang  Makmur  Adil   dan  Sejahtera,   salah  satu upaya   yang   dilakukan   adalah   meningkatkan   pendapatan masyarakat petani secara berkelanjutan melalui kepastian harga jual karet yang dihasilkan;

b

. Bahwa   dalam   rangka   menyangga   harga   karet   yang   layak,Pemerintah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan Program Penyangga Hasil Karet Ketika Fluktuasi Harga Turun; c. Bahwa Program  Penyangga  Hasil  Karet ketika  Fluktuasi  Harga

Turun, perlu dilaksanakan secara Efektif, Efisien, Terpadu dan tepat sasaran;

d

. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, dan huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyangga Harga Karet;

Mengingat : 1 .

Pasal   18   ayat   (6)   Undang­Undang   Dasar   Negara   Republik Indonesia Tahun 1945;

2 .

Undang­Undang   Nomor   27   Tahun   2000   tentang   Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

3 .

(2)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG dan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYANGGA HARGA KARET

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2. Pemerintah   Daerah  Provinsi  adalah  Gubernur   sebagai   unsur   penyelenggara Pemerintahan   Daerah   yang   memimpin   pelaksanaan   urusan   pemerintahan   yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

4. Daerah   Kabupaten/Kota   adalah   Daerah   Kabupaten/Kota   di   Daerah   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

5. Perangkat   Daerah   adalah   unsur   pembantu   Gubernur   dan   Dewan   Perwakilan Rakyat   Daerah   dalam   penyelenggaraan   urusan   Pemerintahan   yang   menjadi kewenangan Daerah Provinsi.

6. Karet   adalah   karet   olahan   (slab)   yang   telah   melalui   proses   pencetakan   dan penggulungan yang memenuhi kualitas tertentu hasil produksi petani karet.

7. Petani adalah petani produsen komoditas di wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

8. LPMD atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Koperasi adalah Lembaga Koperasi di daerah produksi komoditas karet   yang di tunjuk sebagai pelaksana pembelian komoditas karet dari petani.

(3)

10. Pelaksana   Penyangga   Komoditas   Karet   (PP­Komoditas   Karet)   adalah Lembaga/Badan yang ditunjuk Pemerintah Propinsi sebagai pelaksana Penyangga Harga Karet asli daerah.

11. Surat   Keterangan   Asal   Komoditas   adalah   surat   yang   dikeluarkan   oleh   Camat Setempat yang menunjukan bahwa komoditas tersebut adalah hasil produksi di wilayahnya.

12. Dinas adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2

Tujuan   program   penyangga   harga   karet   adalah   menjaga   stabilitas   harga   karet masyarakat, meningkatkan pendapatan petani karet dan memberikan kepastian harga melalui jaminan pemasaran.

Pasal 3

Sasaran program ini adalah masyarakat petani di wilayah Propinsi Kepulauan Bangka  Belitung baik petani pekerja maupun petani pemilik perkebunan.

BAB III

PENGORGANISASIAN Pasal 4

Pelaksana program penyangga komoditas terdiri dari Tim Teknis Penyangga Komoditas  (TTPK), Pelaksana penyangga komoditas Karet ( PP­Komoditas Karet ) dan LPMD/  Koperasi.

Pasal 5

Tim Teknis Penyangga Komoditas Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dibentuk melalui Surat Keputusan Gubernur dan di ketuai Asisten Ekonomi dan Pembangunan.

Pasal 6

Anggota Tim Teknis Penyangga Komoditas Karet terdiri dari : 1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2. Badan Pemberdayaan Masyarakat

3. Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 4. Dinas Perkebunan dan Kehutanan

5. Dinas Koperasi dan UKM 6. BAPPEDA

(4)

9. Bagian Ekonomi

10. Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

Pasal 7

Tim teknis Penyangga Komoditas Propinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai  tugas :

1. Melakukan pengendalian dan Pengawasan Program Penyangga karet di tingkat  Propinsi, Kabupaten/Kota;

2. Memantau dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan  penyangga karet;

3. Memantau dan mengevaluasi perkembangan harga karet yang terjadi di tingkat  petani dan pasar luar Propinsi;

4. Menyiapkan pembentukan Pelaksana Penyangga karet;

5. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pencapaian target program  Penyangga Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung;dan

6. Melaporkan pelaksanaan Program Penyangga karet kepada Gubernur Kepulauan  Bangka Belitung.

Pasal 8

Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet) dibentuk oleh Gubernur  dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pasal 9

Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet) ditunjuk untuk 

melaksanakan program penyangga komiditas karet untuk memelihara stabilitas harga  komoditas karet di tingkat petani, melalui kegiatan :

a. Pembelian dan penyanggaan komoditas karet hasil produksi milik petani melalui  Koperasi/LPMD disetiap Kecamatan.

b. Penjualan komoditas karet kepada pengguna di luar wilayah Propinsi Kepulauan  Bangka Belitung

Pasal 10

Koperasi/LPMD   yang   akan   membeli   komoditas   dari   petani   ditunjuk   oleh   Pelaksana Penyangga   Komoditas   Karet   (PP­Komoditas   karet)   setelah   mendapat   pertimbangan rekomendasi dari Camat dan persetujuan Tim Teknis.

BAB IV

(5)

Pasal 11

Pembelian   komoditas   karet   secara   langsung   dari   petani   dilaksanakan   oleh Koperasi/LPMD yang ada ditingkat Kecamatan/Kelurahan/Desa.

Pasal 12

(1) Pembelian komoditas karet dari petani dilakukan oleh Koperasi/LPMD dengan  harga yang telah ditetapkan.

(2) Pembelian komoditas karet yang dilaksanakan oleh Koperasi/LPMD wajib dibayar  secara tunai kepada petani

(3) Koperasi/LPMD mendistribusikan komoditas hasil pembelian dari petani kepada  Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet) berdasarkan harga  dan biaya­biaya operasional yang telah ditetapkan.

(4) Setiap pembelian komoditas karet dari Koperasi/LPMD oleh Pelaksana Penyangga  Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet) harus dilampirkan Surat Keterangan Asal  Komoditas yang dikeluarkan Camat se­tempat.

Pasal 13

(1) Penjualan komoditas yang disangga kepada pihak ketiga atau keluar daerah  dilaksanakan oleh Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet). (2) Koperasi/LPMD yang ditunjuk untuk membeli komoditas karet dari petani tidak 

diperbolehkan menjual komoditas yang disangga kepada pihak lain selain  Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet).

(3) Hasil Penjualan Komoditas Karet ke luar daerah merupakan dana yang tersedia  secara berkelanjutan di Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas  Karet).

(4) Penjualan komoditas karet keluar daerah maupun ke pihak lain dapat dilakukan  setelah mendapat persetujuan Tim Teknis Penyangga Komoditas karet.

BAB V

PENDISTRIBUSIAN KOMODITAS KARET KE PELAKSANA PENYANGGA

Pasal 14

(1) Proses pendistribusian komoditas karet dari Koperasi/LPMD ke Pelaksana  Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet) dilaksanakan oleh Pelaksana  Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet)

(2) Penyerahan komoditas karet dari Koperasi/LPMD harus disertai : a. Surat Keterangan Asal Komoditas dari Camat se­tempat 

(6)

BAB VI

HARGA SANGGA KOMODITAS KARET Pasal 15

Harga sangga hasil karet ditetapkan setiap Kilogram adalah Rp...

BAB VII BIAYA­BIAYA

Pasal 16

(1) Biaya operasional penyangga komoditas karet setiap kilogram ditetapkan Rp....  ( ....)

(2) Biaya operasional sebagaimana pada ayat (1) digunakan sebagai berikut : a. Diterima Koperasi/LPMD sebesar Rp. .../kg digunakan untuk:

1) Sewa Gudang       Rp. ... 2) Biaya Proses Pengadaan       Rp. ... 3) Biaya Pengemasan      Rp. ... 4) Biaya Koperasi/LPMD       Rp. ...

b. Diterima Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­Komoditas Karet)  sebesar : Rp ... /Kg digunakan untuk :

1) Biaya transportasi/Pengangkutan    Rp. ... 2) Biaya susut ...%       Rp. ... 3) Margin       Rp. ... 4) Sewa Gudang       Rp. ... 5) Biaya proses pengadaan      Rp. ... 6) Biaya asuransi       Rp. ...

BAB VII

ANGGARAN PENYANGGA Pasal 17

(1) Anggaran   untuk   menyangga   komoditas   karet   ini   dibebankan   kepada   APBD Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 sebesar Rp. ...,­ ( ... ) 

(2) Biaya­biaya yang ditimbulkan akibat pelaksanaan penyangga sebagaimana pada Pasal 15 dibebankan kepada APBD Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 Ayat (1).

(7)

Pasal 18

Untuk   menjamin   keselamatan   komoditas   karet   yang   disangga   maka   Pelaksana Penyangga   Komoditas   Karet   (PP­Komoditas   Karet)   diwajibkan   mengikuti   program asuransi

BAB IX PELAPORAN

Pasal 19

(1) Koperasi/LPMD wajib melaporkan setiap bulan posisi pembelian komoditas karet dari petani dan pendistribusian kepada Pelaksana Penyangga Komoditas Karet (PP­ Komoditas Karet) dengan tembusan ke Tim Penyangga Komoditas (TTPK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bupati dan Camat setempat.

(2) Laporan   sebagaimana   dimaksud   ayat   1   meliputi   Laporan   Fisik   Pengadaan Komoditas oleh Koperasi/LPMD.

(3) Pelaksanaan   Penyangga   Komoditas   Karet   (PP­Komoditas   Karet)   wajib menyampaikan   laporan   pembelian   dan   penjualan   komoditas   karet   kepada   Tim Teknis Penyangga Komoditas Karet Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

BAB X PENGAWASAN

Pasal 20

(1) Gubernur   menunjuk   Pejabat   yang   akan   mewakili   Pemerintah   Daerah   Propinsi untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan Penyangga Harga Karet.

(2) Pejabat yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memahami wawasan usaha secara profesional dan bertanggungjawab kepada Gubernur.

(3) Penunjukan   Pejabat   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1),   ditetapkan   dengan Keputusan Gubernur.

BAB XII

(8)

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Di Ditetapkan di Pangkal Pinang pada tanggal ...

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

(………..)

Diundangkan di Pangkal Pinang  pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

( ... )

Referensi

Dokumen terkait

Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Rakyat memiliki kedaulatan penuh atas hak politiknya dalam memilih pemimpin mereka semangat pemilihan kepala daerah secara langsung adalah memberikan ruang yang lebih luas

Dari hasil FGD penulis dengan peserta pengajian Al-Hidayah di Lampung Timur, Lampung Tengah, Pesawaran dan Bandar Lampung, dapat disimpulkan bahwa eksistensi pengajian

1) Kearifan lokal petani padi yang pernah ada di Desa Kemuning Muda Kecamatan Bungarayakeseluruhan berjumlah 49 kearifan lokal yang dahulu maupun sekarang masih tetap

Faktor alam berupa gelombang laut yang cukup besar terjadi pada pantai yang terletak di Desa Tanjung Aru, Kecematan Sebatik Timur, Nunukan, Kalimantan Utara

Kondisi geomorfologi tersebut dengan adanyaGelombang yang datang dari arah timur akan pecah dengan tinggi gelombang pecah sebesar 0,81 meter dengan kedalaman

本論文の全体はフ章から構成されている.各章の概要を以下に述べる.

Adanya teknologi yang kreatif dapat membuka kemungkinan terciptanya produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada (Yuliawati 2008), sehingga berkaitan dengan