Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum adsorpsi warna ekstrak cincau hijau menggunakan arang bambu (Gigantochloa verticillata) tercampur bentonit serta karakterisasinya. Arang bambu diaktivasi dengan larutan H3PO4 5%, 10% dan 15% serta pemanasan pada suhu 700oC selama 60 menit. Sedangkan bentonit diaktivasi menggunakan larutan HCl 5 N dengan pemanasan pada suhu 70oC. Preparasi ekstrak cincau hijau dilakukan dengan pelarut air dan metanol. Selanjutnya dilakukan pengontakkan adsorben dengan ekstrak cincau hijau. Adsorben sebelum dan sesudah kontak dikarakterisasi menggunakan instrumentasi FTIR (Fourier Transform Infrared Spectometer) dan analisis SEM (Scanning Electron Microscope). Arang bambu aktif yang diaktivasi dengan larutan H3PO4 5% memiliki daya adsorpsi (96,04%) dan randemen (58,2%) paling tinggi. Perbandingan optimum pada pencampuran arang bambu dan bentonit adalah 3:1. Kondisi optimum pengontakkan ekstrak cincau hijau dengan adsorben adalah pada konsentrasi adsorben 1,5% dan lama waktu kontak 10 menit. Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa adsorben yang telah dikontakkan dengan ekstrak cincau hijau tidak mengalami perubahan secara kimia. Sedangkan berdasarkan analisis SEM, adsorben sebelum dan sesudah pengontakkan tidak mengalami perubahan secara signifikan (pori-pori adsorben masih terbuka).
Kata kunci: Arang bambu, bentonit, ekstrak cincau hijau, adsorpsi
ABSTRACT
Wini Septiani, 2015
PENGGUNAAN ARANG BAMBU (Gigantochloa verticillata) TERCAMPUR BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu