• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ekonomika dan Bisnis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

Journal homepage: https://journal.feb-uniss.ac.id/home ISSN Paper : 2356-2439, ISSN Online : 2685-2446

29

Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Batang

Shofiatul Mila(1), Yunita Lisnaningtyas Utami(2), Feri Tristiawan(3)

(1)

Universitas Selamat Sri, (2)Universitas Selamat Sri, (3)Universitas Selamat Sri

1

millashofiatul@gmail.com, 2nitautami321@gmail.com, 3f3121t@gmail.com

I N F O A R T I K E L Riwayat Artikel:

Diterima pada 4 April 2021 Disetujui pada 19 April 2021 Dipublikasikan pada 24 April 2021

Kata Kunci:

Efektivitas, Kontribusi, Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama.

A B S T R A K

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor serta kontribusi pajak kendaraan bermotor bea balik nama kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Batang pada periode 2014-2018. Penelitian ini bersifat kausalitas dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel Laporan keuangan yang terdapat di badan pengelolaan keuangan, pendapatan, dan aset daerah dari tahun 2014-2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor serta kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Batang. Sementara secara parsial, efektivitas dan kontribusi berpengaruh negatif terhadap pendapatan asli daerah.

PENDAHULUAN

Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah yang menjelaskan bahwa setiap pemerintah daerah memiliki hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dengan begitu pemerintah daerah juga memiliki kewenangan atas pendaparan asli daerah (PAD) untuk belanja daerah dan pembangunan di daerah itu sendiri. PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sumber-sumber pendapatan asli daerah diperoleh dari sektor pajak daerah,

(2)

30 retribusi daerah termasuk dari hasil pelayanan badan layanan umum (BLU) daerah, hasil pengelolaan kekayaan, dan lainplain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Saepurrahman (2012), dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah, Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

Realisasi PKB pada Kabupaten Batang tiap tahunnya mengalami fluktuasi peningkatan dan penurunan. Hal ini terlihat dari persentase capaian dimana tahun 2014 tingkat capaian realisasi anggaran dapat melebihi target yang dianggarkan dengan persentase sebesar 107,73%. Namun persentase capaian PKB mengalami penurunan ditahun 2015 sebesar 17,56% dengan nilai persentase capaian realisasi sebesar 90,17%. Meskipun begitu ditahun 2016-2017 capaian PKB kembali mengalami kenaikan dengan realisasi yang melebihi terget yang dianggarkan. Tahun 2015 capaian realisasi PKB sebesar 140,25% sementara di tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 120,84% begitu juga di tahun 2018 menjadi 110,46% meskipun terjadi penurunan namun realisasi yang diterima masih melebihi target yang dianggarkan.

Pada tahun 2014 capaian realisasi BBNKB sebesar 126,13% persentase yang telah melebihi target anggaran. Sedangkan capaian tahun 2015-2017 mengalami penurunan dengan persentase penurunan sebesar 40,63% dari tahun sebelumnya. Tahun 2015 capaian realisasi BBNKB sebesar 85,50% capaian tersebut kembali menurun di tahun 2016 menjadi 74,53% sementara pada tahun 2017 capaian BBNKB mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 90,56% dan di tahun 2018 BBNKB dapat melebihi target yang telah ditentukan dengan persentase sebesar 120,45%.

Adapun penurunan pendapatan BBNKB yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut dikarenakan kurangnya inovasi yang di lakukan oleh UPPD SAMSAT Kabupaten Batang sehingga minat masyarakat untuk membayar pajak BBNKB menjadi berkurang. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di tempat yang jauh dari kantor SAMSAT hal ini menyulitkan mereka dan membuat mereka enggan untuk membayar ataupun melakukan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Selain itu penurunan pendapatan BBNKB yang tidak sesuai target yang telah ditentukan terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, menurut Kepala Dinas Pendapatan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah karena perumbuhan ekonomi yang sebelumnya ditargetkan enam persen hanya mampu mencapai lima persen menyebabkan terjadinya ketidak stabilan ekonomi masyarakat. Dengan begitu SAMSAT Kabupaten Batang mulai berusaha melakukan inovasi lebih guna meningkatan pendapatan PKB dan BBNKB karena PKB dan BBNKB dinilai memiliki peran yang cukup efektif

(3)

31 dalam pertumbuhan pendapatan asli daerah. Dengan bertambahnya jumlah pemakai kendaraan maka akan menguntungkan pemerintah daerah dalam penerimaan pajak kendaraan bermotor dan pajak bea balik nama kendaraan bermotor.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti efekivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah, namun hasil yang diperoleh berbeda antara satu penelitian dengan penelitian yang lain. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan sampel dan tahun penelitian yang dilakukan selain itu daerah tempat obyek penelitian juga mempengaruhi hasil penelitian tersebut. Beberapa penelitian yang meneliti tentang efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor adalah Septiani Hanipah dan Dudi Pratomo (2015) yang menyatakan bahwa efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah, Penelitian tersebut bertetangan dengan hasil yang diteliti oleh Nurul Karina dan Novi Budiarso (2016) yang sama-sama meneliti efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor namun hasil yang diperoleh bahwa efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah cenderung mengalami penurunan.

Hasil penelitian mengenai kontribusi PKB dan BBNKB terhadap pendapatan asli daerah memiliki hasil yang berbeda dimana menurut Septiani Hanipah dan Dudi Pratomo (2015), Sri Purnama Citra Dewi (2016) yang menyatakan bahwa kontibusi PKB dan BBNKB berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah, namun pada penelitian Ruslinda Agustina, Rina Arliani (2015) membuktikan bahwa kontribusi PKB dan BBNKB mengalami penurunan dan tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Penelitian ini sangat penting untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dan kontribusi yang diberikan oleh pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor terhadap pendapatan asli daerah di kabupaten Batang, mengingat jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat tiap tahunnya.

METODE

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengelola Keuangan, pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) dan SAMSAT Kabupaten Batang.

(4)

32

Tabel 1.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Skala Rumus

Efektivitas Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dapat dikatakan telah berjalan efektif. (Mardiasmo, 2011) Rasio

Kontribusi Menurut kamus ekonomi kontribusi adalah sesuatu yang diberikan

bersamasama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau kerugian tertentu atau bersama. Rasio Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah merupakan pedapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendafaan dalam pelasanaan otonomi daerah sebagai perwujudan atas desentralisasi. Rasio

(5)

33 Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Uji hipotesis menggunakan uji t, uji f dan koefisien determinasi.

HASIL

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menghitung jumlah data (N), nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi pada variabel dependen dan variabel independen. Hasil perhitungan uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 2.

Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 60 -.70 .97 .1320 .40853 EFK 60 .06 .25 .1147 .05736 KTR 60 .10 .48 .3263 .09681 Valid N (listwise) 60

Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa jumlah data N (60) adapun data yang diolah memiliki nilai minimum, maksimim, mean, dan standar deviasinya masing-masing variabel.

Selama kurun waktu 5 tahun, PAD memiliki nilai minimum sebesar -0,70 dan nilai maksimum sebesar 0,97, rata-rata PAD adalah 0,1320 dengan standar deviasi sebesar 0,40853. Besarnya nilai mean yang kurang dari standar deviasi dikarenakan adanya penurunan pendapatan asli daerah di tahun 2016-2017 yang berbanding terbalik dengan kenaikan kontribusi pajak kedaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor di tahun tersebut.

Efektivitas PKB dan BBNKB memiliki nilai minimum sebesar 0,06 dan nilai maksimum sebesar 0,25, rata-rata Efektivitas PKB dan BBNKB 0,1147 dengan standar deviasi sebesar 0,05736.

Kontribusi PKB dan BBNKB memiliki nilai minimum sebesar 0,10 dan nilai maksimum sebesar 0.48 dengan rata-rata sebesar 0,3263 dan standar deviasi sebesar 0,09681.

(6)

34

Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terkait dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji statistik Kolomogorov-Smirnov.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

- Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan (<0,05) secara statistik maka H0 ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.

- Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan (>0,05) secara sattistik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi normal.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation .36526317

Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .134

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z 1.037

Asymp. Sig. (2-tailed) .233

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Asymp significansi (2 – tailed) berada di atas lavel of significance 5% (0,233 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan berditribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas merupakan uji yang ditujukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2006), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factors). Batas tolerance value adalah 0.10 dan VIF adalah 10. Apabila nilai tolerance kurang dari 0.10 atau VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas. Adapun hasilnya sebagai berikut :

(7)

35 Tabel 4. Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) EFK .982 1.018 KTR .982 1.018

Sumber: Data diolah

Uji Heterokedastisitas

Pada uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Berikut hasil pengamatan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot :

Sumber: Data diolah

Dari hasil uji heteroskedastisitas di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pola yang jelas, serta titik – titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 dan sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada regresi.

(8)

36

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Model pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin – Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika d lebih kecil dari D1 atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.

2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

3. jika d terletak antara dl dan du maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.

Tabel 5

Hasil Uji Autokorelasi Coefficientsa Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .448 .201 .173 .37162 2.068

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil uji autokorelasi di dapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi 2,068 sedangkan dari tabel DW signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 60, serta K = 2 (K adalah jumlah variabel independent) diperoleh nilai dl = 1,6162 dan du 2,3838 karena DW (2,0680) berada diantara du dan 4 – du (1,6162 < 2,0680 < 2,3838), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau tidak ada autokorelasi.

Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel terkait (Y) dengan variabel bebas (X) digunakan persamaan regresi linier berganda. Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dan kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor. Sedangkan untuk variabel dependennya adalah pendapatan asli daerah dalam tabel 4.5 berikut:

(9)

37

Tabel 6.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) .768 .186 4.127 .000

EFK -2.300 .851 -.323 -2.703 .009

KTR -1.140 .504 -.270 -2.261 .028

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan analisi regresi linier berganda dengan menggunakan analisis SPSS 16.0, diperoleh hasil persamaan sebagai berikut :

PAD = 0,7680 – 2,300EFK – 1,140KTR + e

Dari persamaan regresi linier berganda, maka dapat dianalisis sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar 0,7680 memberi pengertian jika Efektivitas Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor bernilai nol, maka Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,7680.

2. Koefisien regresi variabel Efektivitas Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar -2,300 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap, maka Pendapatan Asli Daerah (Y) akan mengalami penurunan sebesar -2,300. Koefisien bernilai negatif artinya setiap perubahan pada Efektivitas Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (X2) sebesar 1% akan melibatkan perubahan Pendapatan Asli daerah sebesar -2.300.

3. Koefisien regresi variabel Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar -1,140 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap, maka Pendapatan Asli Daerah (Y) akan mengalami penurunan sebesae -1,140. Koefisien bernilai negatif artinya setiap perubahan pada Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (X2) sebesar 1% akan melibatkan perubahan Pendapatan Asli daerah sebesar -1,140.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen dalam menunjukan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan

(10)

38 dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 7.

Hasil Uji Statistik t (Uji Parsial) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.

Model B Std. Error Beta

1 (Constant) .768 .186 4.127 .000

EFK -2.300 .851 -.323 -2.703 .009

KTR -1.140 .504 -.270 -2.261 .028

Sumber: Data yang diolah

Uji t dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut, mana diantara variabel independen yang berpengaruh terhadap PAD. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, taraf signifikansi 5% : 2 = 2,5 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = N-k-1 = 60-2-1= 57. N adalah jumlah sampel dan K adalah jumlah variabel independen. Dengan pengujian dua sisi ( signifikan = 0,025), maka hasil yang diperoleh untuk tabel t sebesar = 2,002. Sehingga didapat hasil pengujian sebagai berikut :

1. Variabel efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor memiliki t hitung sebesar -2,703 dengan taraf signifikan 0,009 di bawah signifikansi 0,005 (5%). Dengan demikian -t hitung < -t tabel atau -2,703 < -2,002. Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitaspajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) atau dengan kata lain Ho ditolak dan signifikansi H1 diterima, efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

2. Variabel kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor memiliki t hitung sebesar -2,261 dengan taraf signifikan 0,028 di bawah signifikansi 0,005 (5%). Dengan demikian t hitung < t tabel atau 2,261 < -2,002. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD) atau dengan kata lain Ho ditolak dan signifikansi H2 diterima, kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

Uji Statistik F (Uji Simultan)

(11)

39 bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8.

Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan)

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.975 2 .988 7.152 .002a Residual 7.872 57 .138 Total 9.847 59

Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas menunjukkan uji F sebesar 7.152 dengan tingkat signifikansi 0.002. karena nilai probabilitas (0,002) lebih kecil dari 0,05 dapat dikatakan bahwa efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dan kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor secara bersama-sama mempengaruhi variabel pendapatan asli daerah (PAD). Dengan demikian hipotesis H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dan kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Batang.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).

Tabel 9.

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .448a .201 .173 .37162

(12)

40 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil adjusted R Square adalah 20,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah dapat dijelaskan oleh variabel efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dan kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sebesar 20,1 % sedangkan sisanya 79,9 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti, seperti : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Efektivitas Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik t (uji parsial) diperoleh nilai –t hitung < -t tabel yaitu -2,703 < -2,002 dan nilai signifikan 0,009 lebih kecil dari 0,05 (5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Batang.

Pada Kabupaten Batang efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,007 dari tahun 2015. Di tahun 2015 efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor memiliki nilai sebesar 4,52 dan turun di tahun 2016 menjadi 3,39 sementara pendapatan asli daerah mengalami kenaikan sebesar 2,86 dari tahun sebelumnya yang hanya -0,13 menjadi 2,99.

Penurunan yang terjadi pada tahun 2016 disebabkan karena kurangnya inovasi yang di lakukan oleh UPPD SAMSAT Kabupaten Batang sehingga minat masyarakat untuk membayar pajak menjadi berkurang. Nilai efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor yang cenderung fluktuatif disebabkan karena adanya peningkatan target yang membuat keterserapan/realisasi dari pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor menjadi tidak terpenuhi. Sedangkan pendapatan asli daerah menurut Tribun Jateng, mengalami peningkatkan yang disebabkan adanya penerimaan lain dari sektor lain, seperti pajak pariwisata yang mengalami peningkatan di tahun 2016.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budi Kusuma Wijaya, Kharis Raharjo, Rita Andini (2016) menjelaskan bahwa pajak kendaraan bermtor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Penelitian lain milik Zainudin (2016) menyatakan bahwa efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

(13)

41

2. Pengaruh Kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik t (uji parsial) diperoleh nilai –t hitung < -t tabel yaitu -2,261 < -2,002 dan nilai signifikansi 0,028 lebih kecil dari 0,05 (5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Seharusnya, besar kontribusi yang diberikan oleh pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor menjadikan pendapatan asli daerah akan semakin meningkat. Namun dalam kasus yang terjadi di Kabupaten Batang, dalam dua tahun terakhir pendapatan asli daerah justru menurun karena beberapa komponen pendapatan yang belum tercapai target, seperti BLUD dan DAK sedangkan kontribusi yang diberikan oleh pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor terus mengalami peningkatan. Peningkatan kontribusi pajak kendaran bermotor dan bea balik nama kedaraan bermotor di tahun 2016 dikarenakan sudah mulai diberlakukannya inovasi oleh SAMSAT Kabupaten Batang guna meningkatkan pedapatan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor. Inovasi yang di berlakukan berupa adanya samsat keliling yang memudahkan masyarakat untuk membayar pajak ataupun dengan sistem door to door dimana para petugas terjun langsung mendatangi rumah warga.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurul Karina dan Novi Budianto (2016) juga menunjukkan bahwa pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kedaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Penelitian milik Zainudin (2016) juga menerangkan bahwa kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara Parsial (Uji t)

Secara parsial variabel efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Batang yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar -2,703 dengan taraf signifikan 0,009 di bawah signifikansi 0,005 (5%). Sedangkan, untuk kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor juga berpengaruh sigifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Batang dengan nilai –t hitung < -t tabel yaitu - 2,261 < -2,002 dan nilai signifikansi 0,028 lebih kecil dari 0,05 (5%).

(14)

42 2. Secara Simultan (Uji F)

Hasil uji F untuk variabel efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraa bermotor dan kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor memiliki F hitung sebesar 7.515 dengan tingkat signifikansi 0,002 < 0,05. Sehingga secara simultan variabel efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dan kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Batang.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 pada penelitian ini adalah 0,201 atau 20,1% maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli daerah dapat dijelaskan oleh variabel efektivitas pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dan kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sebesar 20,1% sedangkan sisanya 79,9% adalah faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini, seperti Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain.

SARAN

Bagi Pemerintah Kabupaten Batang diharapkan untuk melakukan pendataan secara rutin terhadap objek pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor sehingga dapat diketahui seberapa besar potensi yang dimiliki oleh objek pajak tersebut. Inovasi yang dilakukan seperti hadirnya SAMSAT keliling juga sistem door to door juga diharapkan mampu memotivasi wajib pajak untuk taat membayar pajak kendaraan bermotor ataupun bea balik nama kendaraan bermotor. Selain itu akan lebih baik jika peningkatakan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor di gali lebih optimal karena kontribusi pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor dapat memberikan pengaruh yang besar bagi pendapatan asli daerah. Mengingat besarnya minat masyaratak setempat dalam penggunaan kendaraan bermotor. Bukan hanya itu, adanya sanksi yang diberikan bagi para wajib pajak yang kurang taat dalam melaksanakan kewajibannya, juga diharapkan mampu memberikan efek jera. Sehingga Pemerintah Kabupaten Batang bisa menggali potensi dari pajak kendaraan bermotor dan bea beli nama kendaraan bermotor agar lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat Boivard, Tony dan Loffer. 2013. Understanding Public Management and Governance. New York: Taylor and Fracis Group.

(15)

43 Guritno, T. 1997. Kamus Ekonomi-bisnis-perbankan : Inggris-Indonesia. Gajah

Mada University Press, Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat, Jakarta. Hood, Christoper, 1991, Public Management for All Season?

Public Administration 69 (1) : 3-19

Majdi, Udo Yamin Efendi. (2007). Quranic Quotient. Jakarta: Qultum Media. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Andi, Yogyakarta.

Marihot, Siahaan. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Martoyo, Susilo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 3. BPFE, Yogyakarta.

Masfiqon, 2012, Metodologi Penelitian, Prestasi Pustakaraya, Jakarta.

Peraturan Daerah propinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

Peraturan Gurbenur Jawa Tengah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan BBNKB.

Perda Jawa Tengah No. 3 tahun 2002, Tentang Objek Pajak Kendaraan Bermotor Perda Provinsi Jawa Tengah No. 4 Tahun 2002, Tentang Besaran pokok BBNKB

yang terutang

Pratiwi, Novi. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota di

Indonesia. Skripsi Sarjana (dipublikasikan).Fakultas Ekonomi UII:

Yogyakarta.

Saepurrahman, A.S. 2012. Pengaruh Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan

Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Tungka, Melinda dan Harianto Sabjino.2015. Analisis Perhitungan Dan Pencatatan Pajak Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara.Jurnal EMBA. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Waluyo, B dan Wirawan Ilyas.2005. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. Warsidi, 2000, Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pertumbuhn Pendapatan Asli Daerah. Skripsi, Universitas Diponegoro. Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Kasus KONFIRMASI POSITIF Berdasarkan GEJALA Di kabupaten Ngawi. TIDAK BER GEJALA (TIDAK SAKIT)

Jatuhan hujan secara langsung bukan hanya menjadi input hara nitrogen bagi lahan usahatani di lahan gambut, tetapi karena lahan gambut memiliki porositas yang besar,

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Kejang berkaitan tumor otak ini awalnya berupa kejang fokal (menandakan adanya kerusakan fokal serebri) seperti pada meningioma, kemudian dapat menjadi kejang umum

Konduksi adalah proses perpindahan panas di mana panas mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair atau

Oleh karena itu faktor penting dalam nilai suatu informasi (yaitu: kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan) merupakan faktor yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan

 Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek,

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,