▸ Baca selengkapnya: doa psht pembukaan
(2)(3)Waktu Agenda Penanggung jawab 08.30 09.00 Registrasi Panitia 09.00 – – – 09.30 Doa
Pengantar Puspijak / Keynote Speaker
Sambutan Pembukaan Coffe Break / Press Reliase
Panitia
Kepala Puspijak Kepala Dishut Prov. Sumsel
09.30 12.30 Sesi 1: (FGD: MRV di tingkat global dan nasional)
1. Konsep Sistem MRV dalam REDD+
2. National Forest Monitoring Sistem
3. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
4. Metode Perhitungan REL untuk RAD–GRK Bidang Kehutanan dan Lahan Gambut di Provinsi Sumatera S elatan
Moderator : Niken Sakuntala Dewi
Pokja Perubahan Iklim
Ditjen Planologi Kemenhut Kemenneg LH
Sekretaris Pokja REDD+
12.30 13.30 Ishoma 13.30 –
–
17.00 Sesi 2: (FGD: MRV di tingkat sub nasional)
5. Jejaring Data Spasial Sumatera Selatan
6. Peran Masyarakat dalam REDD+ dan Pelibatan Masyarakat dalam MRV 7. Pembelajaran Pengukuran
Karbon dari Project -Project GIZ terkait dengan Forestry and Climate Change
Moderator:
Pokja REDD+
Wahana Bumi Hijau / WBH
Forclime GIZ
17.00 Tindak Lanjut dan Perumus an Penutupan
K
KONSEP DAN METODE SISTEM
ONSEP DAN METODE SISTEM
MRV DALAM REDD+
MRV DALAM REDD+
MRV DALAM REDD+
MRV DALAM REDD+
I WAYAN SUSI DHARMAWAN I WAYAN SUSI DHARMAWAN Email: salifa03@yahoo.co.id
(Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Litbang Kehutanan Kementerian Kehutanan) Litbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan)
Disampaikan pada acara
Workshop Sistem MRV Perhitungan Karbon untuk REDD+ di Sumatera Selatan
12 Nopember 2012
PENDAHULUAN
KONSEP MRV
KONSEP MRV
METODE SISTEM
MRV
MRV
CONTOH REGULASI
TERKAIT SISTEM
MRV
PENDAHULUAN
M (Monitoring),
R (Reporting)
R (Reporting),
V (Verification)
Salah satu
komponen
penting
Transparan,
konsisten,
pelaksanaan
REDD+
konsisten,
komparabel,
lengkap dan
akurat
BALI ACTION PLAN (1 b ii)
Melakukan Aksi Mitigasi Nasional (NAMA) oleh negara berkembang dalam kontek pembangunan berkelanjutan dan didukung oleh alih teknologi, pendanaan dan
pembangunan kapasitas yang dapatdiukur, dilaporkan
p g p y g p , p
dan diverifikasi
Kebijakan Nasional Kebijakan Nasional
Target nasional untuk menurunkan emisi 26% di bawah emisi baseline pada tahun 2020, yang telah dinyatakan oleh Presiden RI
oleh Presiden RI.
UU32/2009, berkaitan dengan Perlindungan dan Pen elolaan Lin k n an Pemerintah ajib
Pengelolaan Lingkungan ~ Pemerintah wajib mengorganisir inventarisasi nasional
P RAN GRK d P l
Perpres tentang RAN-GRK dan Penyelenggaraan
Apa yang harus dilakukan Indonesia??
AKSI MITIGASI YANG DILAKUKAN OLEH NEGARA NON-ANNEX I, TERMASUK LAPORAN INVENTORI GRK HARUS DIKOMUNIKASIKAN MELALUI LAPORAN HARUS DIKOMUNIKASIKAN MELALUI LAPORAN NASIONAL (NATIONAL COMMUNICATION), SETIAP 2 TAHUN SEKALI BERDASARKAN KEPUTUSAN COP AKSI PENGURANGAN EMISI SUATU NEGARA HARUS:
MEASURABLE (DAPAT DIUKUR), REPORTABLE (DILAPORKAN SECARA TRANSPARAN) DAN VERIFIABLE (DAPAT
SECARA TRANSPARAN) DAN VERIFIABLE (DAPAT DIVERIFIKASI)
ARAHAN PRESIDEN: INDONESIA HARUS SIAP DENGAN
MRV SESUAI STANDAR INTERNASIONAL
KONSEP MRV
• Proses koleksi data, penyediaan data dasar. Data berasal dari pengukuran lapangan data dari
Monito-ring
berasal dari pengukuran lapangan, data dari deteksi dengan remote sensing
Repor-ti
• Proses pelaporan secara formal hasil penilaian kepada UNFCCC (format sesuai dengan standar yang telah dibuat oleh IPCC Guidelines and GPG)
ting GPG).
• Proses verifikasi formal terhadap laporan laporan
Verifi-cation
• Proses verifikasi formal terhadap laporan-laporan hasil.
Monitoring
Reporting
Verification Verification
LIMA CARBON POOLS
Five Carbon pools defined by COP9
Use of parameter Method for measurement Feasibilit y (Cost) Carbon pools ٤ Branc h & Leaf Above d Branch & Leaf Sampling survey & model
Direct measurement ٧ Trunk ٌ Root Below ground bi Leaf ground biomass Soil organic Trunk Dead wood Litter Sampling
survey & model Sampling survey & model
y ٌ Litter ٌ Dead wood biomass Soil organic carbon (0-30cm) Root Sampling
survey & model ٌ
Soil organic carbon
COP9 decision paper
¾ Projects participants shall account for all changes in the following carbon pools: above-ground j p p g g p g biomass, below-ground biomass, litte r, dead wood, and soil o rganic carbon.
¾ Projects participants may choose not to account for a given pool in a commitment period, if
Kategorisasi Penggunaan Lahan Menurut IPCC
Kategorisasi Penggunaan Lahan Menurut IPCC
Hutan Primer LK Hutan Primer Gambut
Lahan Hutan (Forest Land) Terdegradasi Berat Terdegradasi Sedang Terdegradasi Ringan HTI Jati Hutan Primer Gambut Hutan Primer Mangrove Hutan Skunder LK Hutan Skunder Gambut Hutan Skunder Mangrove Lahan Pertanian Sawah Pertanian campuran HTI Lainnya HTI Sengon Pertanian semusim LK Pertanian semusim Gambut HTI lahan Kering (LK) HTI Lahan Gambut (Crop land) Lahan Semak/Alang2 (Grassland) Agroforestri Multitrata Monokultur Kebun Sawit AF berbasis karet AF berbasis Damar AF berbasis buah2an Semak Belukar Belukar rawa gambut d l l Tanaman tahunan LK Tanaman tahunan gambut (Grassland) Lahan Basah (Wetland) Kolam ikan, Embung kecil Kebun Karet Kebun Kopi Kebun Coklat Kebun Teh Padang alang‐alang Danau, badan air sungai, rawa, dam Lahan Pemukiman (Settelement) Lahan Lainnya Pemukiman, perumahan, perkampungan Padang pasir Sampai pada tingkat apa kita dapat mengukur perubahan luas antar kategori lahan dan pengukuran stok karbon, faktor emisi dan serapan oleh berbagai jenis tutupan lahan pada berbagai
Lahan Lainnya
(Other Lands) BebatuanLahan kosong Termasuk pengukuran dan pemantauan
sistem pengelolaan lahan & hutan
oleh berbagai jenis tutupan lahan pada berbagai sistem pengelolaan hutan dan lahan (pemupukan, pengolaan air irigasi, pola tanam, liming, pembukaan lahan dll)???
Penghitungan secara nasional
Penghitungan secara nasional
dengan implementasi
di sub nasional
(provinsi/kabupaten/unit manajemen
dengan penggabungan)
Contoh tabulasi format pelaporan hasil perhitungan emisi dengan menggunakan IPCC GL 2006 dari kehutanan dan perubahan lahan (LULUCF) untuk lahan hutan dan lahan pertanian
Verifikasi
Untuk memastikan berapa besar penurunan emisi sesuai hasil, terukur, transparan, dan konsisten sepanjang waktu.
D t f i i i l l (REL)
Dasar penetapan referensi emisi level (REL).
Metode pengukuran yang digunakan.
Memastikan ada/tidaknya pengalihan emisi (displacement of activities/emissions).
Memastikan konsistensi dengan persyaratan di bawah UNFCCC.
Memastikan tercapainya transparansi dan keadilan dalam pembagian insentif kegiatan REDD+.
BAGAIMANA PELAKSANAAN MRV PENGURANGAN EMISI KEHUTANAN
BADAN
LITBANG BPDAS
(2)
DUKUNGAN TEKNIS SAINTIFIK
BP2HP BPK RLPS PHKA BTN/BK 1A (2) (2) (2) 1A
DUKUNGAN TEKNIS SAINTIFIK
BP2HP BPK
PLANOLOGI
SDA
BPKH (1A) Pengukuran, monitoring dan
pelaporan kegiatan 1B (3) KORNAS BPKH p p g (1B) Pengukuran-monitoring dan pelaporan perubahan tutupan hutan (data remote sensing)
(2) Verifikasi intern dan pelaporan
1B (COP) KORNAS
(KLH) UNFCCCSET (2) Verifikasi intern dan pelaporan
(3) Verifikasi (perubahan tutupan hutan dan stok karbon) dan pelaporan
Kemenhut ke KORNAS (4) (5)
(4) Verifikasi data seluruh sektor dan pelaporan ke SET UNFCCC (5) Review tingkat global
Apa
Apa yang
yang Perlu
Perlu Dilakukan
Dilakukan??
??
y
Penetapan
REL/RL
pada tingkat
Propinsi/Kabupaten/Kota
p
p
y
Penyusunan
PERDA
untuk inventarisasi GRK
y
Penetapan
Lembaga Daerah yang bertanggungjawab
dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan Inventarisasi
dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan Inventarisasi
GRK
y
Pedoman/Panduan
untuk pengumpulan data aktivitas,
f k
i i d
hi
i i d
k b
faktor emisi dan perhitungan emisi dan serapan karbon
y
Pelaksanaan kegiatan
Trainin
g baik dalam pengumpulan
data dan MRV maupun penetapan REL/RL pada tingkat
p
p
p
p
g
tapak dan perhitungan emisi dan serapan karbon
y
Rencana
perbaikan sistem MRV
dan inventarisasi GRK
ke depan
ke depan
METODE SISTEM MRV
Sistem MRV Nasional/Sub Nasional hendaknya
y
dapat menjembatani gap antara ketersediaan
citra satelit remote sensing dengan data
inventori masa lampau
Kombinasi remote sensing
(TUTUPAN HUTAN)
Kombinasi remote sensing
(TUTUPAN HUTAN)
dan inventori lapangan
(DATA BIOMASSA)
Metode yang dipilih dalam Monitoring (M)
tergantung pada “
Biaya dan Akses Kemudahan
dalam Mendapatkan Citra Satelit Resolusi
Tinggi
”.
Menentukan tingkat
Tier/kedetilan monitoring
Tier 3:Metode paling rinci (faktor emisi/serapan lokal, modeling dan
sampling)
C
China Brazil
hina Brazil
Earth
Earth
sampling)Resources
Resources
Satellite/
Satellite/
Tier 2:metoda yang digunakan lebih detail
Di k dikit l bih k l k
C
CBERS
BERS
– Digunakan persamaan yang sedikit lebih kompleks [Sumber: Worksheet IPCC Guidelines, 2006]
– Pengukuran langsung data emisi
– Metode lebih rinci (faktor emisi lokal/serapan lokal)( p )
Tier 1:menggunakan persamaan dasar (basic equation) dan default EF (yang disediakan dalam IPCC Guideline)
Tingkat Tier/kedetilan metode Monitoring (M) akan sangat menentukan bentuk Reporting/Pelaporan (R) dan
Verification/Verifikasi (V)( )
Menentukan tingkat akurasi, reliabilitas dan validitas data pemantauan emisi/serapanp p sektor LULUCF
Beberapa Metode Monitoring yang telah dikembangkang
Tingkat Internasional: IPCC GL 2006
IPCC GL 2006
Voluntary Carbon Standard (VCS)
Tingkat Nasional:
SNI 7645:2010 >> Klasifikasi Penutup Lahan SNI 7724:2011 >> Pengukuran Karbon Lapangan
CONTOH REGULASI TERKAIT SISTEM MRV
MRV DALAM PENGUSAHAAN HUTAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA
PERATURAN DITJEN BPK NO.3/2010 TENTANG PERATURAN DITJEN BPK NO.3/2010 TENTANG SISTEM MRV PADA PENGUSAHAAN HUTAN
Measurement
Measurement Di
Di Hutan
Hutan Tanaman
Tanaman
Inventori Hutan (homogenous, even age):
•
Umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%;
Umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%;
•
Umur setengah daur: sampling intensity 0,5%;
•Umur tebang: samplin g intensity 1%;
Umur tebang: samplin g intensity 1%;
INVENTORIPeta digital
INVENTORI
REMOTE SENSING
Peta digital
•
Forrmat: Shapefile (.shp) geographic
latitude-longitude coordinates
REMOTE SENSING
longitude coordinates
•
a) area dan nomor blok, b) blok dan pusat
koordinat c) jenis tanaman yang ditanam d) tahun
koordinat, c) jenis tanaman yang ditanam d) tahun
penanaman, dan e) persentase tumbuh tanaman
Measurement
Measurement di
di Hutan
Hutan Alam
Alam
Inventori Hutan:
•
Pada umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%;
•
Pada umur setengah daur: sampling intensity 0,5%;
•Pada umur tebang: sampling intensity 1%;
Pada tebang pilih tanam jalur (TPTJ) :
•
Pada umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%;
•
Pada umur setengah daur: sampling intensity 0,5% ;
•Pada umur tebang: timber cruising 100%;
Peta digital
Measurement
Measurement dalam
dalam Pemanenan
Pemanenan
Measurement
Measurement dalam
dalam Pemanenan
Pemanenan
•
Peta dan tabel isian: blok volume kayu dan jenis
•Peta dan tabel isian: blok , volume kayu dan jenis
tanaman
•
Disupervisi oleh lembaga kehutanan bersertifikat
•Disupervisi oleh lembaga kehutanan bersertifikat
dalam perencanaan dan pengelolaan hutan,
pemanenan hutan dan timber cruising
pemanenan hutan dan timber cruising
•
Timber grading dapat diupload dalam
hh d h t
id
www.puhh.dephut.go.id
or
Reporting
Reporting
Reporting
Reporting
•
Up date setiap tahun
•
Data dapat diakses oleh publik
•
Bantuan teknis tersedia untuk para pengusaha
p
p g
pemanfaatan hutan
Verifikasi
Verifikasi
•
Dilakukan oleh lembaga bersertifikat dalam SFM,
perencanaan dan pengelolaan hutan
perencanaan dan pengelolaan hutan
D l
h l l
b
b
ifik
id k d
•
Dalam hal lembaga bersertifikat tidak ada,
verifikasi dapat dilakukan oleh lembaga
i d
d
k di i
independen yang terakreditasi
•
Verifikasi disampaikan kepada Direktorat Jenderal
Terima kasih atas
NATIONAL FOREST MONITORING SYSTEM
Workshop Sistem MRV Perhitungan Karbon untuk REDD+ di Sumatera Selatan Palembang, 12 November 2012 Anna Tosiani anna_tosiani@yahoo.comLatar Belakang
HF/LD HF/LD HF/LD HF/LD HF/LD HF/LD HF/HD HF/HD HF/HD HF/HD HF/HD HF/HD LF/HD LF/HD LF/HD LF/HD LF/HD LF/HD HF/LDHF/LDHF/LDHF/LDHF/LDHF/LD LF/HD LF/HD LF/HD LF/HD LF/HD LF/HD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LD LF/LDHutan Tropis Indonesia (terbesar ketiga Æpotensial utk REDD+)
– Menyimpan dan menyerap (dan mengemisi) karbon
mengemisi) karbon – Angka deforestasi tinggi
Latar Belakang
REDD (+) Æ Mekanisme internasional yang dimaksud‐kan untuk
memberikan insentif positif bagi negara berkembang yang b h il i i i d i d f i d d d i h berhasil mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (konservasi, SFM & peningkatan stok karbon)
REDD (+) memerlukan referensi untuk mengukur upaya
pengurangan emisi yang telah dilakukan
Diperlukan estimasi GRK yang akurat dan dapat diverifikasi Diperlukan estimasi GRK yang akurat dan dapat diverifikasi Harga dan permintaan kredit karbon tergantung kualitas MRV
Decision 4/CP.15 Æ Methodological Guidance REDD+
Mengikuti IPCC guidance & guidelines
Mengikuti IPCC guidance & guidelines
Menyusun NFMS Æ mantap & transparan
C
bi
t
i
&
d b
d f
t
Combine remote sensing & ground‐based forest
inventory Æ estimasi emisi GRK
REDD+ Monitoring System
Cancun Agreements Æ REDD+
Section at Decision 1/CP.16 (I)
Section at Decision 1/CP.16 (I)
Developing Country Parties
p g
y
a)
National strategy/action plan
a)
National strategy/action plan
b)National forest reference emission
level/reference level
level/reference level
c)Develop modalities on robust and transparent
national forest monitoring system (NFMS)
d)System Information Safeguards
Posisi NFMS pada REDD+
Joel Scriven, CTF
NFMS Æ mengetahui dampak kegiatan REDD+
NFMS Æ mengetahui dampak kegiatan REDD
terhadap karbon hutan
Prinsip NFMS :
‐ accuracyy
‐ consistency
‐ completeness
p
‐ transparency
‐ comparability
p
y
Monitoring system for forests NFMS Æ REDD+ Estimasi Σ carbon yang tepat ‐ land cover/use changes ‐ perkembangan produksi kayu y g p pada ekosistem hutan kayu ‐ survei bidiversity ‐ pemantauan kesehatan h Perubahan kandungan karbonhutan (time & space) hutan perhitungan emisi & p g removal CO2 akibat aktivitas manusia konsisten dan akuratMeasurement, Reporting, Verification (MRV)
Joel Scriven, CTF
Measurement
ACTIVITY EMISSION ACTIVITY
DATA EMISSION FACTOR
GHG INVENTORY
X
=
INVENTORY‐ Remote Sensing Data
‐ Land cover/use changes ‐ NFI data‐ Forest Carbon Stock ‐ Carbon stock changesCarbon stock changes
Modifikasi dari: Alberto Sandoval , Rosa Ramon –
Data Aktivitas
Measurement
Data Aktivitas Faktor Emisi Sample Plot National Forest Inventory (NFI) •1990‐1996 ( 2.735 cluster plots) Perubahan Penutup Lahan: Landsat 5, Landsat 7 ETM+ , citra lain yg tersedia (1990 1996 2000 2003 2006 2009 2011) ( p ) •1996‐2000 ( 1.145 cluster plots) •2000‐2006 ( 485 cluster plots) •2006‐2014 (>3.000 cluster plots) (1990, 1996, 2000, 2003, 2006, 2009, 2011) Data Sample Plot di Provinsi selain data NFIReporting
National communication (4 tahun)( ) Laporan (2 tahun)‐ update national GHG inventory Æ RAD‐GRK Æ RAN‐GRK ‐ national inventory ‐ mitigation action LULUCF inventory Inventory compilation QA/QC Emission inventory database UNFCCC
Verification
Verifikasi akurasi inventarisasi GRK (prosedur)
Verifikasi akurasi inventarisasi GRK (prosedur)
oleh pihak independen
Koordinasi dengan UNFCCC sekretariat
g
Metode : interview dengan pemerintah, NGO
nasional, analisis laporan, laporan media, material
,
p
, p
,
training
Sebagai syarat pembayaran REDD+ (fase 3)
g
REDD+ National Forest Monitoring System
Integrasi ground‐based forest inventory & remote
Integrasi ground based forest inventory & remote
sensing approaches
Menggabungkan pengetahuan lokal & tradisional;
gg
g
p g
;
mengikutsertakan penduduk asli & komunitas
lokal
Perbaikan terus menerus
Menentukan skala yang tepat
g
Monitoring safeguards
Sub‐national forest monitoring system
g y
Challenges
Data continuity Æ remote sensing & NFI
Data continuity Æ remote sensing & NFI
Æ
good data (free cloud, no stripping)
Æ
data skala sub nasional
Æ
data skala sub nasional