• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK KADAR ALPHA-1-MICROGLOBULIN SERUM YANG TINGGI MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA PREEKLAMSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK KADAR ALPHA-1-MICROGLOBULIN SERUM YANG TINGGI MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA PREEKLAMSIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KADAR ALPHA-1-MICROGLOBULIN SERUM YANG TINGGI MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA PREEKLAMSIA

Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang menyebabkan sekitar 18 % kematian maternal dan 40 % kematian fetus.Di Indonesia kelainan ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor dua tertinggi (24%), setelah pendarahan.Preeklamsia merupakan sebuah gangguan multisistem pada kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti etiologi dan patogenesis dari preeklamsia, sehingga preeklamsia masih dianggap sebagai ”disease of theories”. Salah satu teori tentang terjadinya preeklamsia adalah teori kelainan vaskularisasi plasenta yang diikuti dengan iskemia plasenta dan disfungsi endotel.Salah satu penanda untuk memprediksi dan mendiagnosis preeklamsia adalah pengukuran kadar serum Alpha-1-Microglobulin, merupakan suatu protein di dalam darah yang bersama-sama dengan HbF(Hb fetal)dapat memprediksi terjadinya preeklamsia.. Peningkatan free cell HbF(Hb fetal) pada darah plasenta ke sirkulasi maternal memicu terjadinya kerusakan endothelial dan gejala-gejala yang terjadi akibat stress oksidatif.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kadar Alpha-1-Microglobulin yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya preeklamsia.

Metode penelitian ini adalah observasional dengan studi kasus kontrol di Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan ruang bersalin IRD Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Sanglah Denpasar yang dilakukan mulai September 2014 sampai dengan bulan Juni 2015dengan sampel sebanyak 50 sampel yang terdiri dari 25 sampel kasus dan 25 sampel kontrol yang diambil secara berurutan (consecutive sampling). Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dengan bantuan SPSS for windows 17.0 version untuk mengetahui hubungan antara kadar Alpha-1-Microglobulin dan preeklamsia.

Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa kadar Alpha-1-Microglobulin yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia sebesar 6,7 kali dengan nilai cut of point 30,4 mg/L.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan kadar Alpha-1-Microglobulin yang tinggi dapat meningkatkan risiko preeklamsia sebesar 6,7 kali.

(2)

ABSTRACT

HIGH ALPHA-1-MICROGLOBULIN SERUM LEVEL AS PREECLAMPSIA RISK FACTORS

Preeclampsia is one of pregnancy complication that causes about 18% of maternal deaths and 40% of fetal death. In Indonesia, it is still on the top two cause of the highest maternal mortality (24%), after haemorrhage.Preeclampsia is a multisystem disorder in pregnancy characterized by increased blood pressure and proteinuria. Until now the etiology and pathogenesis of preeclampsia is still unknown, made preeclampsia is still considered as "disease of theories".A theory about the occurrence of preeclampsia is a placental vascularization disorder theory followed by placental ischemia and endothelial dysfunction. One marker to predict and diagnose preeclampsia is a measurement of Alpha-1-microglobulinserum levels, a protein in the blood which, together with HbF (fetal Hb) can predict preeclampsia. The increasing of HbF free cell (fetal Hb) of placental blood circulated into the maternal circulation stimulate endothelial damage and symptoms caused by oxidative stress. This study was aimed at proved that high levels of Alpha-1-microglobulin as a risk factor for preeclampsia.

This research method was observational case-control study at Outpatient Department of Obstetrics and Gynecology and the delivery room at Emergency Department of Obstetrics and Gynecology, Sanglah General Hospital conducted from September 2014 until June 2015 with 50 samples divided into 25 cases and 25 controls are taken in sequence (consecutive sampling). Data were analyzed by Chi-Square test with SPSS for windows version 17.0 to determine the relationship between Alpha-1-microglobulin level and preeclampsia.

Result of Chi-Square test showed high levels of Alpha-1--microglobulin increase the risk of preeclampsia by 6.7 times with cut of point 30.4 mg/L.

The conclusion was that, that high levels of Alpha-1-microglobulin could increase the risk of preeclampsia as much as 6.7 times.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM... i

PRASYARAT GELAR... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SINGKATAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

(4)

1.3.1 Tujuan umum ... 6

1.3.2 Tujuan khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat akademik ... 6

1.4.2 Manfaat klinis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Preeklamsia ... 8

2.1.1 Definisi Preeklamsia ... 8

2.1.2 Insidensi dan Prevalensi Preeklamsia ... 9

2.1.3 Faktor Risiko ... 9

2.1.4 Komplikasi Preeklamsia ... 10

2.1.4.1 Mortalitas Perinatal ... 10

2.1.4.2 Mortalitas Maternal dan Rekurensi ... 10

2.1.5 Diagnosis Preeklamsia ... 11

2.1.6 Patogenesis Preeklamsia ... 12

2.1.7 Stress Oksidatif pada Preeklamsia ... 14

2.1.8 Mekanisme Terjadinya Stress Oksidatif ... 17

2.2 Alpha-1-Microglobulin ... 19

2.2.1 Alpha-1-Microglobulin dan Preeklamsia... 21

BAB III KERANGKA Berpikir, Konsep, dan Hipotesis Penelitian 3.1 Kerangka Berpikir ... 24

3.2 Konsep Penelitian ... 25

3.3 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 27

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

(5)

4.2.2 Waktu penelitian ... 28

4.3 Populasi Penelitian ... 28

4.3.1 Populasi target ... 28

4.3.2 Populasi terjangkau ... 29

4.4 Sampel penelitian ... 29

4.5 Kriteria inklusi dan eksklusi ... 29

4.5.1 Kriteria inklusi ... 29

4.5.2 Kriteria eksklusi ... 30

4.6 Teknik pengambilan sampel ... 30

4.7 Perhitungan besar sampel ... 30

4.8 Variabel penelitian ... 31

4.8.1 Klasifikasi variabel ... 31

4.9 Definisi operasional variabel ... 31

4.10 Prosedur dan Alur Penelitian ... 32

4.10.1 Prosedur Penelitian ... 32

4.10.2 Alur Penelitian ... 34

4.11 Analisis Data... 35

BAB V Hasil Penelitian 5.1 Distribusi Karakteristik Umur, Umur kehamilan, dan Paritas pada Kelompok Kasus (Preeklampsia) dan Kelompok Kontrol (Tanpa Preeklampsia) ... 37

5.2 Hubungan antara Kadar Alpha-1-Microglobulin dengan Preeklampsia . 38 BAB VI Pembahasan 6.1 Karakteristik Subyek ... 40

(6)

6.2 Kadar Alpha-1-Microglobulin Tinggi Sebagai Faktor Risiko

Terjadinya Preeklampsia... 41

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan……… 45

7.2 Saran ……….. 45

DAFTAR PUSTAKA... 46

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Ethical Clereance... 51

Lampiran 2. Ijin Penelitian... 52

Lampiran 3 Amandemen ... .... 53

Lampiran 4. Penjelasan Penelitian... 54

Lampiran 5. Informed Concent... 57

Lampiran 6. Formulir Penelitian... 59

Lampiran 7. Rancangan biaya Penelitian... 61

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

5.1 Distribusi Karakteristik Umur, Umur kehamilan, dan Paritas pada Kedua

Kelompok... 38 5.2 Hubungan antara Kadar Alpha-1-Microglobulin dengan Preeklampsia... 39

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Gangguan Keseimbangan Tromboksan dan Prostasiklin karena

Stress Oksidatif ... 16

2.2 Peran Alpha-1-Microglobulin akibat terjadinya hipoksia di plasenta ... 22

3.2 Konsep Penelitian ... 25

4.1 Rancangan Penelitian ... 27

(9)

DAFTAR SINGKATAN

HELLP : hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count HbF : fetal hemoglobin

HbA : Adult hemoglobin A1M : Alpha-1-Microglobulin

PJT : Pertumbuhan Janin Terhambat IUGR : Intra Uterine Growth Restriction

HR : Hypoxia-Reoxigenation

PUFA : polyunsaturated fatty acids

DNA : Deoxyribonukleat Nukelotida Acid NO : Nitric Oxide

ROS : Reactive Oxygen Species XDA : Xanthine deyidrogenase

XO : Xanthine Oxidase

ATP : Adenosine Triphosphate

NAD : Nicotinamide Adenine Dinucleotide mRNA : messenger Ribonukleat Nukelotida Acid ROC : receiver operating characteristic

(10)

ml : mililiter

mmHg : milimeter hidrargirum

mg : miligram

dl : desiliter

IRD : Instalasi Rawat Darurat HPHT : hari pertama haid terakhir USG : ultrasonografi

ANC : antenatal care

RO : Rasio odds

LDL : Low Density Lipoprotein HDL : High Density Lipoprotein

SGOT : Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase SGPT : Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

(11)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang menyebabkan sekitar 18 % kematian maternal dan 40 % kematian fetus (Anderson et al, 2012). Di Indonesia kelainan ini masih merupakan penyebab kematian ibu nomor dua tertinggi (24%), setelah pendarahan (Depkes RI, 2001). Prevalensi preeklamsia di dunia berkisar 3-8 % dari seluruh kehamilan (Anderson et al, 2012). Kejadian preeklamsia berbeda pada setiap negara, di Amerika dilaporkan angka kejadian preeklamsia sekitar 5 % dari kehamilan dan sekitar 0,5-2 % berkembang menjadi eklamsia (Duley, 2006).

Angka kejadian preeklamsia di Indonesia bervariasi antara 2,1-8,5% (Angsar, 2009). Pada tahun 2005 angka kematian maternal di Rumah Sakit seluruh Indonesia akibat preeklamsia dan eklamsia sebesar 4,91 % (8.379 dari 170.725). Angka kematian tersebut menempatkan Indonesia pada urutan teratas di antara negara Asia Tenggara.Di Rumah Sakit Sanglah Denpasar Sutopo dan Surya (2011) melaporkan kejadian preeklamsia sebesar 7,31 % dari 3679 persalinan.

.Preeklamsia merupakan sebuah gangguan multisistem pada kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti etiologi dan patogenesis dari preeklamsia, sehingga preeklamsia

(12)

Salah satu teori tentang terjadinya preeklamsia adalah teori kelainan vaskularisasi plasenta yang diikuti dengan iskemia plasenta dan disfungsi endotel(Angsar, 2009). Menurut kelompok peneliti dari Oxford, preeklamsia berawal dari kelainan pada plasenta, yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama meliputi gangguan remodelling arteri spiralis yang berakhir dengan kekurangan aliran darah ibu yang mensuplai plasenta. Tahap ini merupakan tahap preklinik yang bersifat asimtomatik. Tahap kedua merupakan dampak yang muncul pada ibu maupun janin sebagai akibat dari iskemia pada plasenta. Pada tahap ini barulah muncul gejala klinik preeklamsia (Hubel, 2009).

Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya preeklamsia, yang dapat dikelompokkan dalam faktor risiko sebagai berikut: (1) Primigravida, primipaternitas (3-10%); (2) Hiperplasentosis, seperti mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar (13%); (3) Umur kurang dari 20 tahun (38%) atau lebih dari 35 tahun (37,6%); (4) Riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia; (5) Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan; dan (6) Ras (Afrika-Amerika sebanyak 3-10%); (7) Obesitas (13%) (Angsar, 2008).

Sampai saat ini belum dapat dipastikan etiologi dan patogenesis dari preeklamsia, sehingga preeklamsia masih dianggap sebagai ”disease of theories” ( Reynolds, 2003; Habli dan Sibai, 2008 ). Teori – teori tersebut antara lain adalah:(1) teori kelainan vaskularisasi plasenta; (2) teori iskemik, radikal bebas dan disfungsi endotel; (3) teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin; (4) teori adaptasi kardiovaskuler; (6) teori defisiensi genetik; (7) teori defisiensi gizi; (8) teori inflamasi ( Angsar, 2009 ).

(13)

sebagai konsekuensi suatu maladaptasi imun antara maternal dan fetus selama minggu pertama kehamilan, yang menyebabkan terjadi gangguan pada jaringan dan invasi arteri oleh sel–sel trofoblas, sehingga terjadi kegagalan transformasi arteri spiralis dan memperburuk perfusi plasenta. Hipoksia kronis pada ruang intervili memicu stres oksidasi jaringan dan meningkatkan apoptosis serta nekrosis plasenta. Hal tersebut akan berlanjut pada tahap kedua di mana vaskuler maternal dan sistem imun sudah tidak mampu lagi menangani peningkatan pelepasan debris plasenta dan ekspresi menyimpang faktor pro-inflamasi, anti-angiogenik dan angiogenik, yang akan menyebabkan disfungsi sel endotel sistemik dan respon inflamasi berlebihan (Grill dkk, 2009 ).

Salah satu penanda untuk memprediksi dan mendiagnosis preeklamsia adalah pengukuran kadar serum Alpha-1-Microglobulin, merupakan suatu protein di dalam darah yang bersama-sama dengan HbF(Hb fetal)dapat memprediksi terjadinya preeklamsia. Konsentrasi Alpha-1-Microglobulin juga berhubungan dengan konsentrasi plasma HbF(Hb fetal). Peningkatan free cell HbF(Hb fetal) pada darah plasenta ke sirkulasi maternal memicu terjadinya kerusakan endothelial dan gejala-gejala yang terjadi akibat stress oksidatif.

Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Olsson dkk (2010) di Lund University Hospital, Swedia yang dilakukan pada wanita dengan umur kehamilan antara 33-38 minggu menyebutkan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi serum Alpha-1-Microglobulin yang signifikan pada wanita dengan preeklamsia (mean value 17.0 ug/ml,P=0.05) dibandingkan dengan kontrol (mean value 14.5 ug/ml), kadar A1M pada plasenta juga terjadinya peningkatan secara signifikan pada wanita dengan

(14)

ug/ml,P=4.13x10-6). Penelitian yang dilakukan oleh Anderson,dkk(2011) juga didapatkan peningkatan konsentrasi Alpha-1-Microglobulin yang signifikan pada wanita dengan preeklamsia (mean value 24 ug/ml,P=0.0001) dibandingkan dengan kontrol (mean value 21 ug/ml).

Pengukuran kadar serum Alpha-1-Microglobulin sebagai penanda biokimia masih merupakan penelitian yang menarik karena berhubungan dengan risiko dan komplikasi preeklamsia terhadap ibu dan bayi. Penelitian yang menggunakan Alpha-1-Microglobulin sebagai penanda biokimia belum pernah dilakukan di Indonesia maupun di bagian obstetri dan ginekologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.

(15)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tingginya kadar serum Alpha-1-Microglobulin merupakan faktor risiko terjadinya preeklamsia?

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk membuktikan apakah kadar Alpha-1-Microglobulin yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya preeklamsia.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

1. Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan mengenai cut off point kadar Alpha-1-Microglobulin serum untuk kemungkinan terjadinya preeklampsia.

2. Sebagai data dasar untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai teori etiopatogenesis pada kehamilan dan pencegahan terjadinya preeklampsia.

1.4.2 Manfaat Klinis

Sebagai bagian dari suatu rangkaian penelitian mengenai hubungan antara kadar Alpha-1-Microglobulin terhadap kejadian preeklamsia sehingga jika hipotesis terbukti, maka dapat dilanjutkan sebagai dasar penelitian lanjutan dalam upaya meningkatkan pelayanan dan mencegah terjadinya preeklamsia pada ibu ataupun bayi.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dengan alasan tersebut, lebih menguntungkan untuk head sistem yang tinggi digunakan pompa perpindahan positif apabila kapasitas aliran tidak menjadi tujuan utama dari

Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik

Kesulitan- kesulitan yang ada umumnya disebabkan banyak guru-kelas masih belum mengetahui karakteristik dari setiap peserta didiknya, disamping sulitnya menerapkan program

Kombinasi karagenan dengan kitosan, agar dan PVP dapat membentuk suatu kompleks yang tidak larut dalam air namun dapat menyerap cairan tubuh dalam jumlah yang besar dan dapat

Oleh karena itu perlu adanya sistem pengendalian secara otomatis yang dapat dikendalikan secara jarak jauh, aman dan efisien pada proses powder coating sehingga operator

Daya total yang dibutuhkan engine atau dilambangkan dengan Peng dipengaruhhi oleh daya tahan gelinding, daya tahanan kelandaian, daya tahanan aerodinamis, daya hasil dari konversi

Sehubungan dengan hal tersebut prinsip umum yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk mendorong diversifikasi pangan adalah: (1) dari sisi konsumsi, diversifikasi

a Pengasuhan otoritarian adalah gaya yang membatasi dan menghukum dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghormati pekerjaan dan upaya