• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK KERJA AMPL KOTA MATARAM BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA. Program dan Kegiatan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELOMPOK KERJA AMPL KOTA MATARAM BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA. Program dan Kegiatan Kota"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2011

2011

[Pick the date]

BAB V PROGRAM DAN

KEGIATAN KOTA

(2)

5.1. Aspek Teknis Program dan Kegiatan

Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja sasaran yang menjadi acuan penyusunan program pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan. Melalui kebijakan umum diperoleh gambaran strategi melalui program-program yang saling terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan target sasaran yang ditetapkan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Mataram Tahun 2010-2015 diimplementasikan melalui berbagai bentuk program yang mencerminkan kebutuhan pembangunan yang mendesak. Sejumlah program tersebut tidak seluruhnya dapat terpenuhi secara optimal, mengingat keterbatasan potensi, sumber daya seperti dana, tenaga, dan kemampuan manajerial.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilahan program-program pembangunan guna tersusunnya program-program prioritas yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat serta pencapaian keadilan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

(3)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2010-2015 memuat tiga program unggulan sebagai bahasa implementasi dalam rangka pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan, yang terkelompokkan dalam empat sorotan aspek dengan rencana program-program prioritas yang diindikasikan sebagai solusi dalam rangka pencapaian tujuan melalui sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Tiga program yang diunggulkan dalam periode lima tahun mendatang terdiri dari : (1) peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka peningkatan daya saing daerah, (2) pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis potensi ekonomi lokal, serta (3) peningkatan daya dukung infrastruktur perkotaan dalam rangka pencapaian peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Sedangkan empat aspek yang disepakati sebagai pemetaan atas kondisi kekinian meliputi aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan, serta aspek daya saing.

Program-program yang bersentuhan langsung dengan urusan kesehatan masyarakat dengan fokus pada program sanitasi lingkungan, secara umum diantaranya adalah program pengembangan lingkungan sehat, program kemitraan peningkatan

pelayanan kesehatan, program promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat merupakan beberapa program prioritas yang diharapkan mampu berperan sebagai solusi atas permasalahan dan isu strategis yang harus dientaskan dalam periode 5 tahun mendatang.

Terkait dengan bidang sanitasi maka penyusunan rencana program dan kegiatan sanitasi kota pada masing-masing sub-sektor yang meliputi air limbah, persampahan, drainase, air bersih dan PHBS disusun dengan berorientasi pada kebijakan yang lebih

(4)

tinggi, selanjutnya dituangakan sebagai rencana strategis prioritas program dari SKPD terkait sanitasi. Dari penyajian program dan kegiatan dibawah ini memang belum tercermin adanya suatu program dan kegiatan Sanitasi Kota yang bersifat komprehensif dan terintegrasi, namun harapannya dari program kegiatan ini akan dapat memenuhi capaian target sesuai dengan kebijakan yang berjenjang. Melalui rencana program dan kegiatan ini optimis pada tahun 2015, target MDGs dapat tercapai.

Pembahasan selanjutnya, dalam penyajian rencana dan kegiatan dari masing-masing sub-sektor bersifat umum, namun dibedakan atas program jangka pendek dan menengah serta kegiatan fisik dan non fisik.

5.1.1. Sub-sektor Air Limbah

Sektor sanitasi Air Limbah diprioritaskan untuk

membangunan percontohan sanitasi lingkungan pada kawasan permukiman pada sub-sektor Air limbah dengan sistem off site serta lebih mengutamakan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

Program Jangka Menengah dan Jangka Panjang

1. Pengelolaan limbah medis terpadu dengan sarana incenerator dan mobil khusus limbah medis.

2. Pilot project penerapan pengelolaan limbah secara terpadu. 3. Mempersyaratkan secara ketat teknis pengelolaan air

limpasan di permukaan dan penghijauan dalam siteplan IMB.

(5)

Kegiatan Sub-Sektor Air Limbah

I. Kegiatan Fisik

1. Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah Komunal Kawasan Kumuh (RPIJM)

2. Pembelian Mobil Tinja 6 Kecamatan (Renstra) 3. Pembelian Toilet Mobil (Renstra)

4. Pembangunan Sanimas (Renstra)

5. Penyediaan Tanah Pembangunan Sanimas 6. Optimalisasi IPAL Mataram (RPIJM)

II. Kegiatan Non Fisik

1. Perencanaan DED IPAL Komunal Kawasan Kumuh 2. Penguatan Kelembagaan

3. Penguatan Kelembagaan

4. Penyuluhan Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan 5. Pembentukan Kelembagaan IPAL Mataram (SSK)

5.1.2. Sub-Sektor Persampahan

Sektor persampahan diprioritaskan untuk dapat menangani paling tidak 60 % sampah kota mataram dapat diangkut ke TPA serta mengurangi volume sampah yang ada paling kurang 25 %, serta merevitalisasi serta memperluas TPA yang ada agar sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Program Jangka Menengah dan Jangka Panjang

1. Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) melaalui pembuatan rumah kompos skala kota dan kawasan.

(6)

3. Peningkatan sarana dan prasarana kebersihan dengan pemilahan sampah.

4. Pengadaan container sampah, minibin container, gerobak sampah, Dump Truck dan Mobil Amroll

Kegiatan Sub-Sektor Persampahan

I. Kegiatan Fisik

1. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan operasional kebersihan

2. Pemeliharaan container dan landasan container

3. Optimalisasi Prasarana dan Sarana Sampah Terpadu 3 R 4. Pengadaan Alat-alat Berat TPA Regional (Wheel loader) 5. Pengadaan Truck Sampah

6. Pengadaan Sepeda Motor Sampah II. Kegiatan Non Fisik

1. Melaksanakan kebijakan kerja tambahan/sweeping pada titik rawan sampah.

2. Monitoring jalur pelayanan pengangkutan sampah dan penyapuan secara rutin

3. Koordinasi dengan Camat se Kota Mataram untuk penempatan TPS/container sampah

4. Pelatihan Manajemen Persampahan bagi operator 5. Pelatihan 3 R di Kelurahan dan Sekolah

5.1.3. Sub-Sektor Drainase

Sektor drainase diutamakan untuk menanggulangi outlet drainase utama (4 sungai yang melintas Kota Mataram) yaitu pada muara sungai, hal ini dimaksudkan agar pada saat terjadi pasang

(7)

maksimum dan kondisi hujan air yang ada di sungai dapat mengalir kelaut dan beberapa kawasan tidak tergenang (banjir).

Disamping itu saluran drainase yang ada diKota Mataram perlu dilakukan normalisasi saluran, baik itu saluran primer sekunder maupun tersier. Selajutnya pembangunan sektor drainase tentunyan untuk mengatasi wilayah wilayah yang tergenanhg air pada saat musim hujan.

Program Jangka Menengah dan Jangka Panjang

1. Pembongkaran Plat Beton Penutup Saluran oleh Pembangunan Ruko

2. Pembongkaran gorong-gorong yang mempersempit alur saluran

3. Pengurasan/pengangkatan sedimen dan sampah yang berada dalam saluran secara rutin

4. Penertiban batas-batas kepemilikan lahan yang berbatasan dengan saluran, sungai, pantai dan jalan

5. Normalisasi alur dan pembangunan talud drainase 6. Perbaikan dan pembangunan tanggul pengaman pantai

Kegiatan Sub-Sektor Drainase

I. Kegiatan Fisik

1. Pembangunan Saluran Drainase 2. Pemeliharaan Saluran Drainase

3. Pengadaan Alat Berat (Wheell Middle Eksavator, Dozer kecil)

4. Pengadaan Dump Truck 5. Pengadaan Mobil Kreen 6. Pengadaan Mesin Cutter

(8)

II. Kegiatan Non Fisik

1. Penyusunan DED Drainase

2. Pengadaan Mesin Pompa Pengendali Banjir

5.1.4. Sub-Sektor Air Bersih/Minum

Sektor pengembangan air minum untuk Kota Mataram di utamakan untuk menambah debit sumber air baku untuk menambah jumlah cakupan sambungan rumah. Tingkat pelayanan yang diharapkan sampai dengan lima tahun kedepan adalah ± 60% pelayanan.

Disamping itu mengingat umur jaringan pipa iar minum di Koata Mataram, diprioritaskan untuk melakukan reviltalisasi terhadap sistem yang ada , untuk dapat maningkatkan jumlah sambungan rumah / cakupan pelayanan.

1. Tercapainya pola pengelolaan sumber daya air yang lebih efektif, efisien dan terpadu

2. Meningkatnya kemampuan kebutuhan air bagi rumah tangga, permukiman dan industri

3. Meningkatnya pemenuhan dan pemerataan distribusi pelayanan air bersih diwilayah perkotaan

(9)

5.1.5. Aspek PHBS

Oleh karena itu tujuan yang ditetapkan adalah

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat; yang dalam hal ini ditempuh melalui penetapan sasaran dengan memberikan penyuluhan, pembinaan, pelatihan serta penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat.

Program dan Kegiatan Aspek PHBS

I. Kegiatan Fisik II. Kegiatan Non Fisik

1. Kampanye PHBS

2. Edukasi Sanitasi dan PHBS di SD, SMP dan SMA 3. Lomba Kebersihan Lingkungan

5.2. Aspek Non Teknis Program dan Kegiatan

Terkait dengan aspek non-teknis Program dan Kegiatan Sanitasi Kota Mataram maka tidak terlepas karena gambaran kondisi dan situasi pemerintah daerah sebagaimana telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Masing-masing sub-sektor memiliki kekuatan dan peluang yang berbeda, sehingga perlu mencermati hasil analisis tersebut untuk menetapkan strategi yang tepat dalam melaksanakan program dan kegiatan bidang sanitasi di masa mendatang.

(10)

Rekomendasi strategi tersebut memiliki indikator yang dapat berpengaruh terhadap upaya perbaikan dalam penanganan dan pengelolaan bidang sanitasi. Sehingga sangat beralasan menjadi bahan pertimbangan serta mengkoreksi program dan kegiatan yang telah direncanakan.

5.2.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Terhadap aspek non-teknis kebijakan daerah dan kelembagaan adalah sangat penting dalam menjembatani kesenjangan program yang belum dilandasi dengan suatu regulasi. Sehingga memiliki aparat memiliki dasar hukum yang pasti dalam pelaksanaan, penindakan dan pencegahan bidang sanitasi.

Program dan Kegiatan Jangka Panjang Lima Tahunan

1. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk tiap-tiap sub-sektor sanitasi, utamanya kebersihan, air limbah, drainase dan bidang sanitasi lainnya.

2. Kebijakan tentang upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (PNS) pada masing-masing SKPD terkait sanitasi melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan pemagangan dalam lingkup bidang sanitasi.

3. Penyusunan Perda Sempadan Saluran

4. Penyusunan Perda Ketertiban Umum yang menyangkut larangan membuang sampah di saluran dan sungai

5. Penyusunan Perda Eco-Drainage System

6. Pembuatan regulasi pengaturan konversi lahan pertanian 7. Menyampaikan Surat Edaran dan Himbauan tentang

(11)

8. Penyusunan Kebijakan tentang kerja tambahan/sweeping pada titik rawan sampah.

9. Kebijakan tentang Pengawasan dan penertiban secara terpadu pelaksanaan kegiatan pembangunan

10. Penyusunan Master Plan Persampahan.

5.2.2. Keuangan

Terkait dengan aspek non teknis keuangan disadari bahwa kondisi keuangan pemerintah daerah Kota Mataram yang masih tergantung dengan dana alokasi umum dan khusus, maka perlu diupayakan melakukan suatu terobosan dalam suatu program sanitasi yang berorientasi pada peningkatan pendapatan daerah.

Hal ini didasari oleh hasil analisis dan kajian yang telah dikemukan pada bab IV, bahwa terkait dengan bidang sanitasi, salah satu contohnya adalah sub-sektor persampahan memiliki potensi nilai ekonomis dan berpeluang untuk dikembangkan secara profesional dalam kegiatan tertentu yang akan menjadi sumber pendapatan baru diluar sumber PAD dari retribusi sampah yang diperoleh selama ini. Bila mencermati komposisi sumber PAD adalah retribusi merupakan sumber PAD kedua terbesar, sementara alokasi anggaran yang diterima kembali masih belum proporsional untuk dapat menggenjot sumber lain dari SKPD terkait diluar retribusi.

Untuk pembiayaan program dan kegiatan khsuus terkait bidang sanitasi Kota untuk jangka pendek dan menengah, berdasarkan perhitungan kasar untuk tahun 2011, diproyeksikan sebesar Rp. 8.875.000.000, namun akan meningkat tajam pada

tahun 2012 dan 2013, yakni masing-masing sebesar

(12)

tahun 2014, mengalami penurunan menjadi sebesar Rp.23.275.000.000, sedangkan di tahun 2015 belum ada angka. Sehingga total keseluruhan Indikasi Biaya dan Rencana Implementasi Bidang Sanitasi Kota Mataram adalah sebesar Rp.95.050.000.000, kurang sedikit dari 1 triliun rupiah.

Indikasi Biaya dan Rencana Implementasi tersebut belum termasuk belanja rutin masing-masing SKPD serta tidak termasuk dengan program lain dalam penyusunan kebijakan-kebijakan produk hukum bidang sanitasi.

5.2.3. Komunikasi

Program komunikasi terkait bidang sanitasi Kota dalam tahun 2011, masih menggunakan saluran komunikasi melalui media cetak dan eletktronik dalam rangka mensosialisasikan program-programnya meliputi sektor kesehatan, kebersihan dan lingkungan. Dengan kunci pesannya merupakan Promosi kesehatan antara lain Stop BABs, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pola Hidup Bersih dan Sehat, Persampahan, limbah dan lingkungan. Basis sasaranya adalah kelompok-kelompok tertentu pada tingkat lingkungan atau kelurahan.

5.2.4. Keterlibatan Pelaku Bisnis

Pelaku bisnis atau pengusaha hanyalah salah satu bagian dari komponen pembangunan yang belum dilibatkan secara optimal dalam suatu program kemitraan terkait bidang sanitasi.

Untuk skala lokal sudah ada beberapa pelaku bisnis yang terlibat dengan program sanitasi dan masih perlu dicarikan peluang kemitraan program yang bersifat saling menguntungkan.

(13)

Sementara dalam skala yang lebih besar tidak sedikit terdapat pelaku bisnis multi nasional dimana perusahaan beroperasi di Kota Mataram, umumnya perusahanan multi nasional ini memiliki dan menyiapkan dana Corporate Social Resposibolity (CSR) untuk kegiatan pemeberdayaan masyarakat dan sejauh ini belum terserap untuk kegiatan di bidang sanitasi.

5.2.5. Pemberdayaan masyarakat, Jender dan Kemiskinan

Program yang direncanakan untuk Pemberdayaan

masyarakat, jender dan pengentasan kemiskinan yakni: (1). Pemberdayaan masyarakat dan pembentukan kelembagaan pengelolaan kebersihan di tingkat lingkungan; dan (2). Program Pelatihan 3 R di Kelurahan dan Sekolah; (3). Gotong- royong terpadu dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah.

Upaya melibatkan partisipasi masyarakat dan jender dalam bidang sanitasi diharapkan dapat diakomodir dari beberapa program yang telah direncanakan, selanjutnya dapat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.

(14)

Tabel 5.1. Rekapitulasi Rencana Program Investasi Sektor Sanitasi No. Program dan Kegiatan Volume

Indikasi Biaya dan Rencana Implementasi (Rp. 000) Total Biaya Rp. 2011 2012 2013 2014

A Program dan Kegiatan Sub-Sektor Air Limbah

I. Kegiatan Fisik

1 Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah Komunal Kawasan Kumuh (RPIJM) 18 Kel 1.500.000 1.500.000 1.500.000 4.500.000 2 Pembelian Mobil Tinja 6 Kecamatan (Renstra) 6 Unit 600.000 600.000 600.000 1.800.000

3 Pembelian Toilet Mobil (Renstra) 3 Unit 600.000 300.000 900.000

4 Pembangunan Sanimas (Renstra) 6 Kec 400.000 400.000 400.000 400.000 1.600.000

5 Penyediaan Tanah Pembangunan Sanimas 1 Kgt 100.000 100.000 100.000 100.000 400.000

6 Optimalisasi IPAL Mataram (RPIJM) 1 Pkt 9.000.000 9.000.000 18.000.000

Sub Total - Kegiatan Fisik

II. Kegiatan Non Fisik

1 Perencanaan DED IPAL Komunal Kawasan Kumuh 18 Kel 900.000 900.000 1.800.000

2 Penguatan Kelembagaan 18 Kel 450.000 450.000 900.000

3 Penyuluhan Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan 1 Kgt 25.000 25.000 25.000 25.000 100.000

4 Pembentukan Kelembagaan IPAL Mataram (SSK) 1 Kgt 200.000 200.000

(15)

Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Air Limbah

B Program dan Kegiatan Sub-Sektor Persampahan

I. Kegiatan Fisik

1 Optimalisasi Prasarana dan Sarana Sampah Terpadu 3 R 1 Pkt 300.000 300.000 600.000

2 Pengadaan Alat-alat Berat TPA Regional (Wheelloader) 1 Unit 4.000.000 4.000.000

3 Pengadaan Truck Sampah 4 Unit 250.000 250.000 250.000 250.000 1.000.000 4 Pengadaan Sepeda Motor Sampah 50 Unit 250.000 250.000 250.000 250.000 1.000.000

Sub Total - Kegiatan Fisik

II. Kegiatan Non Fisik

1 Penyusunan Master Plan Persampahan 1 Kgt 700.000 700.000

2 Pelatihan Manajemen Persampahan bagi operator 1 Kgt 50.000 50.000 50.000 50.000 200.000

3 Pelatihan 3 R di Kelurahan dan Sekolah 1 Kgt 100.000 100.000

Sub Total Kegiatan - Non Fisik

Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Persampahan

C Program dan Kegiatan Sub-Sektor Drainase

I. Kegiatan Fisik

1 Pembangunan Saluran Drainase 1 Kgt 12.500.000 12.500.000 12.500.000 37.500.000 2 Pemeliharaan Saluran Drainase 1 Kgt 3.200.000 3.500.000 3.500.000 3.500.000 13.700.000 3 Pengadaan Alat Berat (Wheell Middle Eksavator, 2 Unit 2.000.000

(16)

Dozer kecil) 1.000.000 1.000.000 4 Pengadaan Dump Truck 4 Unit

250.000 250.000 250.000 250.000 1.000.000 5 Mobil Kreen 1 Unit 300.000 300.000

6 Mesin Cutter 1 Unit 200.000 200.000

Sub Total - Kegiatan Fisik

II. Kegiatan Non Fisik

1 Penyusunan DED Drainase 1 Kgt 250.000 250.000 250.000 250.000 1.000.000 2 Pengadaan Mesin Pompa Pengendali Banjir 3 Unit 250.000 250.000 250.000 750.000

Sub Total Kegiatan - Non Fisik

Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Drainase

D Program dan Kegiatan Aspek PHBS

I. Kegiatan Fisik

Sub Total - Kegiatan Fisik

II. Kegiatan Non Fisik

1 Kampanye PHBS 1 Kgt 50.000 50.000 50.000 50.000 200.000

2 Edukasi Sanitasi dan PHBS SD, SMP dan SMA 1 Kgt 100.000 100.000 100.000 100.000 400.000

3 Lomba Kebersihan Lingkungan 1 Kgt 50.000 50.000 50.000 50.000 200.000

Sub Total Kegiatan - Non Fisik

Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Aspek PHBS

(17)

Gambar

Tabel 5.1. Rekapitulasi Rencana Program Investasi Sektor Sanitasi

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti memilih Harian Jawa Pos sebagai subjek penelitian karena selama periode peristiwa konflik antara Wali Kota dengan DPRD Surabaya, hanya Jawa Pos, media massa

Desa Sebelet Ulu dan air kopras tidak jatuh ke kategori sangat rentan dan rentan terhadap perubahan iklim karena kedua desa ini memiliki indeks kemampuan

a) Variabel Harga Properti di Indonesia selama kuartalan pertama tahun 2010 sampai kuartalan keempat 2016 terus mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan sektor

Berdasarkan nilai variabel amplitudo, frekuensi sudut, pergeseran horizontal dan pergeseran vertikal yang diperoleh maka hasil ekeperimen dengan Cassy-E 524000 bermassa

Dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Kelompok

Pertama sekali, marilah kita sampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk melaksanakan kegiatan yang penting

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak PB di atas dapat diketahui bahwa status kepemilikan adalah milik bersama, pembiayaan untuk pembelian rumah dan apapun

Pertimbangan ini mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi salah saji yang kemungkinan tidak material secara individual, namun, jika digabungkan