1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan
Jenis Usaha : Pelayanan Jasa Penyediaan Air Bersih
Nama Perusahaan : Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Bandung Lokasi : Jl. Badak Singa No.10 Bandung
Telp/Fax : (022) 2509030/250863
1.1.2. Visi, Misi dan Logo PDAM Kota Bandung a. Visi PDAM Kota Bandung
Visi PDAM kota Bandung yaitu: “Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan air minum dan air limbah yang berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan”.
b. Misi PDAM Kota Bandung
Untuk menunjang visi tersebut PDAM kota Bandung memiliki misi sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan dan kemanfaatan umum kepada seluruh masyarakat melalui pelayanan air minum dan air limbah yang berwawasan lingkungan. b. Mewujudkan pengelolaan keuangan perusahaan secara mandiri melalui
pendapatan yang diperoleh dari masyarakat dan dikembalikan lagi kepada masyarakat guna meningkatkan pelayanan dan penyediaan air minum maupun sarana air limbah.
c. Meningkatkan pengolahan kualitas air minum dan air limbah yang sesuai dengan standar kesehatan dan lingkungan.
d. Mewujudkan penambahan cakupan pelayanan air minum dan air limbah yang disesuaikan dengan pertambahan penduduk kota Bandung.
2 c. Logo PDAM Kota Bandung
Gambar 1.1
Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung
TIRTA = Air; WENING, AWENINIG, BENING =Jernih, Bersih (dari bahasa Sunda Kuno).
Makna Semboyan : Secara harafiah tugas mulia PDAM Kota Bandung ialah menyediakan air bersih, air jernih untuk kebutuhan utama mahluk hidup (terutama manusia). Namun pengertian WENING juga bisa diterapkan sebagai landasan etos kerja yang bersih, jujur, ikhlas (”WENING ATI” dalam ungkapan karifan tradisi Sunda bermakna bersih hati, jujur, ikhlas).
Arti dari gambar dan tulisan dalam Logo PDAM Kota Bandung terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. VISUAL RUPA
Dua Tetes Air, warna Biru dan Abu-abu, simbolisasi dari Visi dan Misi PDAM Kota Bandung.
Bidang Irisan dua tetes air, berwarna putih, sebagai inti atau lembaga atau mataholang, simbolisasi dari sinergisitas kerja mewujudkan visi dan misi.
Tetes Air, berwarna Hijau, yang menyatukan keduanya simbolisasi air yang berasal dari lingkungan (ramah lingkungan, berwawasan lingkungan).
3 2. VISUAL WARNA
Warna BIRU simbolisasi dari Air Bersih. Warna ABU-ABU simbolisasi dari Air kotor. Warna PUTIH simbolisasi dari Wening Ati (bening hati) sebagai landasan Etos Kerja. Warna HIJAU simbolisasi dari Ramah Lingkungan (Berwawasan Lingkungan)
3. VISUAL HURUF TYPOGRAFI
Kata TIRTAWENING menggunakan type font BOOK ANTIQUA mencitrakan identitas PDAM Kota Bandung, berkarakter: Formal, Jelas, Teratur. Keterangan PDAM KOTA BANDUNG menggunakan type font ARIAL mencitrakan karakter: Jelas, Kokoh, Terpercaya.
1.1.3. Skala dan Perkembangan Usaha PDAM Kota Bandung
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa dalam kebutuhan hajat hidup orang banyak, baik kebutuhan dalam pelayanan Air Bersih maupun Air Kotor.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung pada mulanya didirikan sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia, pada tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air). PDAM kota Bandung terus berkembang seiring dengan perkembangan organisasi. Nama perusahaannya juga berubah dari tahun ke tahun. Pada saat itu terdapat sumber air sebanyak 9 buah mata air dengan jumlah penduduk + 70.000 jiwa.
Pada tahun 1940 terdapat sembilan mata air dan sebelas buah sumur antesis dengan jumlah penduduk saat itu mencapai +240.000 jiwa. Kemudian pada tahun 1954 terjadi perubahan dalam kedudukan perusahaan dimana perusahaan air berada di bawah Dinas Perusahaan dan di sebut Dinas perusahaan bagian B (DPB). Terdapat sepuluh buah mata air pam sebelas buah sumur artesis dengan jumlah penduduk +950.000 jiwa. Pada saat itu sudah terasa bahwa pelayanan air minum untuk Kota Bandung perlu ditingkatkan sejalan dengan adanya perluasan Kota Bandung dan pertambahan penduduk yang cukup pesat. Oleh Karena itu pada tahun 1958 mulai dibangun Pengolahan Air Minum yang
4
berlokasi di Jalan Badak Singa dengan sumber air baku diambil dari Sungai Cisangkuy yang mulai berfungsi pada tahun 1960.
Pada tahun 1960 Pengolahan Air Minum dengan sumber air baku yang sudah diambil dari Sungai Cisangkuy mulai berfungsi sehingga sumber air yang ada yaitu sepuluh buah mata air, sebelas buah sumur artesis dan pengolahan air Sungai Cisangkuy, namun karena tingkat kenaikan junlah penduduk yang cukup pesat, maka masih dirasakan kurangnya pelayanan air minum. Wilayah Kota Bandung dengan jumlah penduduk sebanyak +960.000 jiwa, prosentase pelayanan yang dicapai baru sekitar + 25 % dari jumlah penduduk.
Pada tahun 1967 perusahaan mengalami perubahan organisasi lagi, dimana perusahaan air minum kemudian berdiri sendiri dan disebut Dinas Teknik Penyehatan. Tahun 1972 Dinas Teknik Penyehatan mengalami penyempurnaan pokok, yaitu penyediaan air minum dan membantu pemerintah daerah. Karena dirasakan masih kurangnya pelayanan air minum, maka pada tahun 1972/1973 mulai diadakan studi kelayakan untuk peningkatan pelayanan air minum Kota Bandung yang dilaksanakan oleh konsultan dari Denmark (Nielsen Rus henberger Cowioonsult-NCR) yang kemudian dilanjutkan dengan perencanaan detail yang dilaksanakan oleh Konsultan German Water Engineering GmbH-GWE dari Jerman Barat.
Pada tahun 1974 Dinas Teknik Penyehatan berubah status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Didirikannya Perusahaan Daerah Air Minum ini disebabkan pengelolaan air bersih di Kota Bandung dipandang sudah waktunya diselenggarakan oleh suatu badan hukum otonom yaitu dengan status perusahaan daerah. Dengan demikian Perusahaan Daerah Air Minum sudah dapat mengurus kepentingannya sendiri keluar maupun kedalam terlepas dari organisasi pemerintah daerah.
Pada tahun 1980 telah selesai studi kelayakan dan perencanaan detail pengembangan air Kota Bandung. Pada saat itu kondisi air minum Kota Bandung terdapat sumber air sepuluh buah mata air, Prioritas pelayanan +23,5 % dengan jumlah pelanggan 47.000.
5
Hasil yang dicapai pada Proyek Tahap I yang dapat diselesaikan pada awal tahun 1982 meliputi :
a. Pembuatan 22 buah sumur produksi
b. Pembuatan 44 buah sumur observasi dan sumur pengetesan c. Pembuatan tiga buah bak penampungan air, yaitu :
1) Cikutra, melayani daerah Bandung Timur 2) Cipedes, melayani daerah Bandung Utara 3) Ledeng, melayani daerah Bandung Barat
d. Pengadaan dan pemasangan pipa trasmisi dan distribusi di seluruh daerah pelayanan ( Bandung Utara, Timur, Tengah/Selatan dan Barat ).
e. Pemasangan kran umum di daerah-daerah yang diperkirakan kurang mampu berlangganan dan/atau daerah yang belum memungkinkan untuk diberikan pelayanan langsung ke rumah-rumah.
f. Pengadaan 13.000 buah mata air.
Secara umum Proyek Tahap I berhasil baik dalam sasaran peningkatan pelayanan air minum Kota Bandung maupun dalam pengembangannya. Jumlah langganan yang dilayani oleh PDAM Kota Bandung meningkat dengan pencapaian +76.000 langganan aktif. Namun dari target prosentase pelayanan +61% hanya bisa terlayani sebesar +42%, hal ini disebabkan oleh peningkatan penduduk yang bertambah dengan pesat dan pemukiman yang harus dilayani air bersihnya terus berkembang.
Pada periode transisi ini, PDAM kota Bandung terus meningkatkan pelayanan air minum untuk masyarakat Kota Bandung dengan melakukan rencana Proyek Air Minum Tahap II yang meliputi:
1. Penambahan sumber air; air tanah dalam/mata air/sungai Cikandung/sungai Cigulung dan pengembangan pengolahan sungai Cisangkuy.
2. Penambahan pelayanan.
3. Penambahan pelanggan: 1.286.000 orang.
4. Penambahan distribusi: Permintaan Air Bersih dari daerah diluar Wilayah Kota Bandung (+550.000 orang).
6
Pada saat ini dengan jumlah penduduk Kota Bandung sebanyak + 2.058.112 jiwa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung mempunyai jumlah pelanggan sebanyak 124.484. Dengan jumlah tersebut penduduk yang dapat dilayani sarana air bersih baru mencapai +60% dari seluruh jumlah penduduk Kota Bandung. Kebutuhan air minumnya diperoleh dari penjernihan air Sungai Cisangkuy dan Sungai Cikapundung serta beberapa mata air dan sumur bor. Kemudian pada tahun 2009 PDAM Kota Bandung diubah untuk terakhir kalinya dan berganti nama menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung.
1.1.4. Produk Dan Layanan
Unit usaha yang dijalankan dalam PDAM Tirtawening Kota Bandung berfokus pada tiga bisnis utama yang dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1 Unit Usaha
No Bidang Usaha Jenis Usaha
1 Air Bersih a. Sistem Distribusi Jaringan Pipa
b. Sistem Distribusi Pelayanan Air Tangki
c. Sistem Distribusi Kran Umum dan Terminal Air 2 Air Kotor Non
Bersih
Area pelayanan berupa saluran perpipaan meliputi seluruh wilayah bagian Kota Bandung
3 Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
a. Direct Selling : Pemasaran dengan sistem menggerakan tenaga sales force.
b. In Direct Selling : Pemasaran dilakukan dengan sistem seleksi dan penunjkan penyalur, dimana sarana dan prasana diadakan oleh penyalur.
7 1.1.5. Pengelolaan Sumber Daya
Sumber daya yang dimiliki PDAM Kota Bandung berikutnya adalah SDM. Pengelolaan SDM pada PDAM Kota Bandung tidak berbeda jauh dengan perusahaan yang lainnya. PDAM Kota Bandung membuka recruitment hanya jika mengalami kekurangan tenaga. Recruitment yang dilakukan dengan cara membuka lowongan kerja baru. Setelah dilakukan recruitment, calon pegawai akan diberikan masa training selama waktu yang ditentukan hingga calon pegawai dirasa layak untuk menjadi pegawai tetap PDAM Kota Bandung.
Sumber daya manusia yang bermutu semakin dibutuhkan setiap perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan. Pengelolaan jenjang karir pada PDAM Kota Bandung ditentukan oleh bagian SDM dan dengan persetujuan Direktur PDAM Kota Bandung. Pegawai yang akan menerima kenaikan jabatan dilihat melalui kelayakan berdasarkan hasil uji yang diberikan oleh bagian SDM.
1.1.6. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 1.2
Struktur Organisasi PDAM Tirtawening Kota Bandung
8 1.2 Latar Belakang Penelitian
Sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didirikan dengan maksud, profit motif untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang disetorkan ke kas daerah, sekaligus sebagai badan usaha yang memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat (Pratama, 2015).
Ketersediaan air bersih mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dalam mewujudkan pelayanan air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hadir yang memiliki fungsi strategis yakni menyediakan air minum atau setidaknya air bersih untuk masyarakat. Namun penyediaan air untuk masyarakat Indonesia masih dihadapkan pada masalah yang sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Permasalahan tersebut adalah masih rendahnya tingkat kualitas dan kuantitas pelayanan air bersih untuk masyarakat Indonesia (Murti, 2013).
Di era yang diliputi oleh persaingan yang semakin ketat, sumber daya manusia merupakan suatu hal yang penting harus diperhatikan secara ketat oleh setiap organisasi. Setiap perusahaan yang memiliki sumber daya manusia dengan kinerja yang baik akan berhasil menguasai pasar yang dibidiknya (Pratama, 2015). Kinerja merupakan tingkat keberhasilan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, kinerja juga merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan pekerjaan yang berasal dari organisasi. (Priansa, 2014: 269). Oleh karena itu, setiap perusahaan harus bisa menjaga, memelihara dan meningkatkan kualitas kinerja SDM yang dimiliki (Prasetio, 2016). Karyawan sebagai sumber daya manusia merupakan asset yang utama dari setiap organisasi, karena karyawan sangat menentukan berhasil tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan. Untuk dapat tercapainya tujuan suatu organisasi maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kinerja sesuai standar yang ditentukan perusahaan tersebut (Linsensia, 2015).
9
Setiap perusahaan pasti memiliki masalah didalamnya, salah satunya yaitu pada Perusahaan PDAM. Perusahaan PDAM kota Bandung mengalami penurunan pencapaian kinerja.
Berikut ini disajikan pencapaian kinerja PDAM kota Bandung. Tabel 1.2
Pencapaian Kinerja PDAM kota Bandung
Tahun Pencapaian Kinerja
2014 37.10%
2013 37.89%
2012 42.20%
Sumber: www.pambdg.co.id
Pada tahun 2012 presentase pencapaian kinerja PDAM kota Bandung yaitu 42.20% menurun menjadi 37.89% pada tahun 2013, sedangkan tahun 2014 pencapaian kinerja nya semakin menurun menjadi 37.10%. Selain itu masih terdapat masalah lain yang terjadi, yaitu masih banyak warga yang mengeluhkan tentang pelayanan PDAM yang dinilai belum maksimal.
Berikut ini beberapa fenomena PDAM yang terjadi, yaitu:
1. Sebanyak 30.000 pelanggan PDAM Tirtawening kota Bandung mengalami gangguan pasokan air bersih.
2. PDAM kota Bandung belum bisa melayani seluruh pelanggannya dengan baik. Ada 151.000 pelanggan yang berharap bisa menikmati layanan dengan maksimal.
3. Kurangnya pelayanan publik.
4. Kurangnya disiplin dan semangat kerja pegawai.
Permasalahan di atas disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu karena menurunnya tingkat motivasi pegawai.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas kinerja adalah dengan memberikan perhatian berupa motivasi kerja kepada karyawannya. Selain itu, hal terpenting yang harus dilakukan oleh
10
perusahaan adalah bagaimana karyawan dapat menikmati pekerjaannya sehingga karyawan dapat mengerjakan pekerjaannya tanpa ada tekanan (Prasetio, 2016).
Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah memberikan motivasi. Jadi motivasi merupakan salah satu elemen penting yang bisa mempengaruhi kinerja. Berikut ini adalah daftar kehadiran atau absensi karyawan PDAM kota Bandung:
Gambar 1.3
Grafik Data Absensi Karyawan PDAM kota Bandung
Sumber: www.pambdg.co.id
Pada data grafik di atas terlihat bahwa ketidak hadiran pegawai PDAM kota Bandung masih tinggi dan mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah kurangnya motivasi kinerja pegawai.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai PDAM Kota Bandung”.
11 1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi kerja pegawai PDAM Kota Bandung? 2. Bagaimana kinerja pegawai PDAM Kota Bandung?
3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai PDAM Kota Bandung?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui motivasi kerja pegawai PDAM Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui kinerja pegawai PDAM Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai PDAM Kota Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi bahan penelitian selanjutnya sehingga berguna untuk pengembangan ilmu.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kesesuaian antara teori dan implementasi yang terjadi di kehidupan nyata. Serta, sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi perusahaan untuk menyusun strategi perusahaan di masa mendatang.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak PDAM kota Bandung dalam memberikan motivasi terhadap kinerja karyawan sehingga berpengaruh untuk meningkatkan pelayanan pelanggan menjadi maksimal.
12 1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Disusun dengan urutan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJUAN PUSTAKAN DAN LINGKUP PENELITIAN
Pada bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topic dan variable peneltian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian, meliputi uraian tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menceritakan tentang hasil dan pembahasan penelitian secara sistematis kemudian di analisis dengan metode analisis data yang ditetapkan, membahas dan menjawab rumusan masalah serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil analisis serta saran yang dapat diberikan kepada perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya.