• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN

LISTRIK SISWA KELAS X TIPTL2 SMKN 3 SINGARAJA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1

Gede Ariawan, 2I Gede Nurhayata, 3I Wayan Sutaya Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Email: {ariawangede14@yahoo.com, gede_nur@yahoo.co.id,

wsutaya@undiksha.ac.id}

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik pada siswa kelas X TIPTL 2 di SMK Negeri 3 Singaraja, dilihat dari hasil belajar mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik, ada 3orang (8,33%) siswa yang termasuk dalam kategori sangat aktif, 11 orang siswa (30,56%) kategori aktif, 14 orang siswa (38.89%) kategori cukup aktif, 8 orang siswa (22,22%) kategori kurang aktif, dan tidak ada siswa yang tergolong sangat kurang aktif. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 38.89%, dari 36 siswa ketuntasan klasikal siswa 16 orang siswa tuntas (44,44%), dan 20 orang siswa tidak tuntas (55,55%). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, satu siklus terdiri dari 4 tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015, sebanyak 36 siswa yang semuanya terdiri atas siswa laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan klasikal hasil belajar, pada siklus I sebesar 75% dengan rata-rata hasil belajar sebesar 74,1 meningkat pada siklus II ketuntasan klasikal menjadi sebesar 88,88% dengan rata-rata hasil belajar sebesar 81,17. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar dasar dan pengukuran listrik pada siswa kelas X TIPTL 3 SMK Negeri 3 Singaraja.

Kata kunci: Kooperatif, Dasar dan Pengukuran Listrik, STAD, hasil belajar. Abstract

This study aims to implement cooperative learning model of STAD type in improving basic subjects learning outcomes and electrical measurements on the tenth grade TIPTL 2 in SMK Negeri 3 Singaraja, seen from the results of basic subjects learning and electrical measurements, there are 3 students (8,33 %) included into this category are very active, 11 students (30.56%) active category, 14 students (38.89%) categories is quite active, 8 students (22.22%) categories were less active, and no student that is classified as very less active. The average percentage of students in classical learning activity is 38.89%, from 36 students’ classical completeness there were 16 students completed (44.44%), and 20 students are not completed (55.55%). This research is a classroom action research conducted in two cycles, that one cycle consists of four stages namely planning, implementation, observation and reflection. The subjects of this study were students in tenth grade TIPTL 2 of SMK 3 Singaraja in academic year 2014/2015, amount of 36 students who all made up of boys. These results indicate that an increase in classical completeness learning outcomes, 75% in the first cycle with 74.1 average increased learning outcomes in the second cycle classical completeness 88.88% improved to an 81.17 average learning outcomes , Based on these results it can be concluded that the implementation of cooperative learning model type STAD can improve learning outcomes and electrical measurements in the tenth grade of SMK TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja. Key words: Cooperative, Basic and Electrical Measurements, STAD, learning outcomes.

(2)

e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)

PENDAHULUAN

Maju mundurnya kualitas kehidupan dalam suatu bangsa ditentukan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh sumber daya manusia itu sendiri (Nurhadi dan Senduk, 2003:1). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, model pembelajaran dan cara pengelola sistem pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan adanya perubahan. Hal ini disebabkan pemahaman intelektual, cara belajar, motivasi, minat, serta lingkungan siswa sekarang telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Oleh karena itu, secara kualitatif seorang guru Pendidikan Teknik Elektro perlu mempersiapkan diri kearah profesionalisme yang memadai. Untuk dapat menjadi guru yang professional dibidangnya, maka seorang guru Pendidikan Teknik Elektro dituntut memiliki kompetensi yang memadai, terutama dalam hal yang menentukan strategi pembelajaran serta model pembelajaran Pendidikan Teknik Elektro yang tepat.

Rendahnya prestasi belajar siswa cenderung dipengaruhi oleh model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran Dasar dan Pengukuran Lisrik akan menciptakan suatu rutinitas belajar yang sangat menjemukan bagi siswa dan juga guru. Hal ini akan mengakibatkan kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran. Kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran akan sangat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa.

Dari observasi awal yang dilakukan tentang proses pembelajaran dasar dan

pengukuran listrik di SMKN3 Singaraja,

aktivitas dan hasil belajar siswa masih belum maksimal. Dilihat dari aktivitas belajar dasar dan pengukuran listrik, ada 3 orang (8,33%) siswa yang termasuk dalam kategori sangat aktif, 11 orang siswa (30,56%) kategori aktif, 14 orang siswa (38.89%) kategori cukup aktif, 8 orang siswa (22,22%) kategori kurang aktif, dan tidak ada siswa yang tergolong sangat kurang aktif. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal

adalah 38.89%. Dengan persentase yang seperti itu, maka dapat dikatakan aktivitas belajar siswa secara klasikal pada dasar

dan pengukuran listrik adalah cukup aktif.

Oleh karena itu, perlu ditingkatkan dan perlu perbaikan di dalam penggunaan model pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa akan lebih meningkat, jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar dasar dan pengukuran listrik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Observasi awal dasar dan pengukuran listrik di SMKN3 Singaraja

Materi Pokok Tuntas Belum Tuntas Jumlah Siswa Rangk aian Resisti f Arus Seara h 16 Siswa (44.44%) 20 Siswa (55.55%) 36 Jenis Alat Ukur 14 Siswa (38.88%) 22 Siswa (61.11%) 36 Menurut Rusman (2013:202) pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam

cooperative learning karena mereka

beranggapan telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dikatakan cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak (2001:19-20) bahwa “pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri.”

Menurut Rusman (2013:213) dalam STAD, siswa dibagi menjadi

(3)

kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa didalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah yang lainnya.

Menurut Rusman (2013:215-216), langkah-langkah pembelajaran model

Student Teams Achievement Division

(STAD) adalah sebagai berikut. 1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Pembagian Kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.

3) Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang ketrampilan dan kemampuan

yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya. 4) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja

Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

5) Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

6) Penghargaan Prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Menghitung Skor Individu Menurut Slavin (Trianto, 2007:55), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu

(4)

e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)

No. Nilai Tes Skor

perkembangan 1. 2. 3. 4. 5.

Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 10 sampai 1 poin dibawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan Sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar) 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

b) Menghitung Skor Kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok. c) Pemberian Hadiah dan

Pengakuan Skor Kelompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).

STAD merupakan suatu model generik tentang pengaturan kelas dan bukan model pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti materi-materi ini.

Memahami pengertian hasil belajar harus bertitik tolak pada pengertian belajar

itu sendiri. Ada beberapa sumber yang memberikan definisi tentang belajar, salah satunya yang dikemukakan oleh ahli psikologi pendididkan, menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu belajar adalah “suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya” (Slameto, 2003:2). Perubahan yang terjadi tersebut mempunyai banyak sifat dan jenisnya sehingga tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik merupakan salah satu program kompetensi kejuruan yang wajib diikuti oleh siswa kelas X TIPTL di SMK Negeri 3 Singaraja,.

Gambaran materi atau silabus mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik yaitu: (a) dasar dan pengukuran listrik arus bolak-balik. (b) Rangkaian seri RL, RC, dan RLC. Pokok bahasan yang diambil: (a). Daya dan Faktor Daya (b) Sistem Tiga Fasa.

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik pada siswa kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2014/2015?

Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Penelitian ini terbatas pada siswa kelas X TIPTL 2 di SMK Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Penelitian ini terbatas pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik.

(5)

3. Model pembelajaran yang digunakan hanya model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik.

Berdasarkan uraian di atas peneliti berkeinginan mengangkat dalam suatu penelitan dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015”.

Manfaat penelitian adalah dapat memberikan masukan kepada institusi pendidikan, khususnya tenaga pengajar atau guru, guna meningkatkan mutu pembelajaran salah satunya dengan penerapan model yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi kelas maupun sekolah. sehingga dapat tercapai prestasi belajar yang baik sesuai dengan harapan kita bersama.

METODE

Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMK Negeri 3 Singaraja, khususnya kelas X TIPTL2 semester II Kota Singaraja Kabupaten Buleleng, deng

subyek sebanyak 36 orang yang semua terdiri siswa laki-laki.

Sedangkan obyek penelitiannya adalah model pembelajaran kooperatif tipe

student teams achievement division

(STAD) untuk meningkatkan

Model pembelajaran yang digunakan hanya model pembelajaran kooperatif tipe Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student sion (STAD) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Dasar dan Pengukuran di atas peneliti berkeinginan mengangkat dalam suatu ngan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik Pada Siswa Kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2014/2015”.

at penelitian adalah dapat memberikan masukan kepada institusi pendidikan, khususnya tenaga pengajar atau guru, guna meningkatkan mutu pembelajaran salah satunya dengan penerapan model yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi kelas hingga dapat tercapai prestasi belajar yang baik sesuai dengan

Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam dua siklus. masing siklus terdiri dari empat perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SMK , khususnya kelas X Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, dengan jumlah subyek sebanyak 36 orang yang semua Sedangkan obyek penelitiannya model pembelajaran kooperatif tipe

student teams achievement division

untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada pelajaran dasar dan pengukuran listrik.

Gambar 1. Alur penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus I meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Siklus II, sama dengan siklus I, namun pelaksanaannya meninjau dari hasil refleksi pada siklus I. Alur penelitian sesuai pada Gambar

Metode pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian. Tujuan dari penggunaan metode pengumpulan data ini adalah mendapatkan data yang tepat. Metode pengumpulan yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pilihan ganda, observasi penilaian sikap dan penilaian keterampilan.

Pada penelitian ini

dikumpulkan untuk dianalisis adalah data hasil belajar dasar dan pengukuran listrik dengan materi tentang daya dan faktor daya. Berdasarkan Permendikbud no. tahun 2013 tentang standar penilaian, maka pada penilaian kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik pada proses dan hasil yang mencakup 3 aspek penilaian, yaitu pengetahuan (kognitif) sikap (afektif) dan

(psikomotor). Data terkait pengetahuan siswa dikumpulkan dengan instrumen berupa tes yang diberikan disetiap akhir siklus, data dari sikap

dengan instrumen berupa

penilaian sikap dan data keterampilan siswa dikumpulkan dengan instrumen pada pelajaran dasar dan

Alur penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus I meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi. Siklus II, sama dengan siklus I, namun pelaksanaannya meninjau eksi pada siklus I. Alur penelitian sesuai pada Gambar 1.

Metode pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian. Tujuan dari penggunaan metode pengumpulan data ini adalah mendapatkan data yang tepat. Metode mpulan yang digunakan pada penelitian ini adalah tes pilihan ganda, observasi penilaian sikap dan penilaian Pada penelitian ini data yang dikumpulkan untuk dianalisis adalah data hasil belajar dasar dan pengukuran listrik

ang daya dan faktor daya. Berdasarkan Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian, maka pada penilaian kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik pada proses dan hasil yang mencakup 3 aspek pengetahuan (kognitif), dan keterampilan terkait pengetahuan siswa dikumpulkan dengan instrumen berupa tes yang diberikan disetiap akhir siswa dikumpulkan dengan instrumen berupa observasi dan data keterampilan lkan dengan instrumen

(6)

e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)

berupa observasi (pengamatan) unjuk kerja.

Dalam penelitian ini, untuk menganalisis data menggunakan metode analisis statistik deskriptif baik deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Agung (2010:8) analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai suatu objek yang diteliti, sedangkan analisis kualitatif adalah suatu cara analisis/pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk narasi atau kalimat/kata-kata mengenai suatu objek

Hasil belajar siswa dianalisis secara deskriftif pada akhir siklus.skor mentah hasil belajar siswa tersebut, selanjutnya dikonversi ke dalam skor berstandar 100 dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.

Xi =

100

Nilai akhir hasil belajar siswa kemudian dikategorikan dengan Nilai Akhir

Untuk mencari nilai akhir hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

= ! + #$%& ! + '( $)$ $

3

(dimodifikasi dari Paizaluddin dan Ermalinda, 2014:250)

Untuk mencari nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut :

+ −

= -.) ℎ & ℎ ( (/

0.) ℎ ( (/ 1 &% ) &% . ( (Agung, 2010:16)

Untuk mencari Ketuntasan Klasikal hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut :

# .& ( & # ( =

2 3 4 4 ( 667)

9 3 4 4 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas perlu dilakukan tes pengetahuan awal (pre test) untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Pemberian pre test dilakukan sebelum tindakan siklus I pada tanggal 12 Februari 2015 yang berisikan tentang rangkuman umum terkait materi pelajaran dasar dan pengukuran listrik

Dari 36 siswa yang mengikuti tes pengetahuan awal (pre test) diperoleh jumlah skor seluruh siswa adalah 2295 dan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 63,75 dengan ketuntasan klasikal mencapai 61,11%, dari data tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal hasil tes pengetahuan awal siswa (pre

test) belum mencapai 85%, dimana hanya

22 orang siswa yang tuntas sedangkan 14 orang siswa tidak tuntas. Sehingga perlu dilakukan tindakan siklus I yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TIPTL 2 di SMK Negeri 3 Singaraja.

Dari pelaksanaan Siklus I didapat rata nilai afektif sebesar 72,61, rata-rata nilai kognitiif sebesar 73,61, rata-rata-rata-rata nilai psikomotor sebesar 75,79. Dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus I diperoleh 27 siswa yang tuntas dan 9 siswa tidak tuntas dengan jumlah skor seluruh siswa adalah 2667,86 dan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 74,1 serta ketuntasan klasikal mencapai 75%. Untuk mengetahui kategori hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 3. Kategori hasil belajar siswa pada siklus I

No Interval Kategori Freku ensi 1 90 – 100 Sangat Tinggi 0 2 80 – 89 Tinggi 6 3 65 – 79 Sedang 24 4 55 – 64 Rendah 6 5 0 – 54 Sangat Rendah 0 Jumlah 36

(7)

Dari 36 orang siswa, 6 siswa meraih kategori tinggi, 24 siswa meraih kategori sedang, dan 6 siswa meraih kategori rendah. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 74,1 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 75%. Hanya saja ketuntasan belajar yang ada belum mencapai 85% karena baru 27 siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM.

Predikat masing-masing kelompok dalam siklus I, yakni untuk kelompok I mendapat predikat tim yang baik sekali (great team), kelompok II mendapat predikat tim baik (good team), kelompok III mendapat predikat tim baik sekali (great

team), kelompok IV mendapat predikat tim

baik sekali (great team), kelompok V mendapat predikat tim yang baik sekali (great team), dan kelompok VI mendapat predikat tim yang baik (good team).

Gambar 2. Proses pembelajaran Dari pelaksanaan Siklus II didapat rata nilai afektif sebesar 76,68, rata-rata nilai kognitiif sebesar 81,38, rata-rata-rata-rata nilai psikomotor sebesar 82,46. Dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus II diperoleh 32 siswa yang tuntas dan 4 siswa tidak tuntas dengan jumlah skor seluruh siswa adalah 2922,44 dan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 81,17 serta ketuntasan klasikal mencapai 88,88%. Hasil belajar siklus II secara lebih lengkap disajikan dalam lampiran 11. Untuk mengetahui kategori hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4. Kategori Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Interval Kategori Freku ensi 1 90 – 100 Sangat Tinggi 4 2 80 – 89 Tinggi 23 3 65 – 79 Sedang 8 4 55 – 64 Rendah 1 5 0 – 54 Sangat Rendah 0 Jumlah 36

Dari 36 orang siswa, 4 siswa meraih kategori sangat tinggi, 23 siswa meraih kategori tinggi, 8 siswa meraih kategori sedang, dan 1 siswa meraih kategori rendah. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 81,17 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,88%. Ketuntasan belajar di siklus II yang ada sudah melebihi 85%, yakni 88,88% dengan 32 orang siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM dan hanya 4 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan nilai KKM.

Predikat masing-masing kelompok dalam siklus II, yakni untuk kelompok I mendapat predikat tim yang istimewa (super team), kelompok II mendapat predikat tim yang baik sekali (great team), kelompok III mendapat predikat tim yang baik sekali (great team), kelompok IV mendapat predikat tim yang istimewa (super team), kelompok V mendapat predikat tim yang istimewa (super team), dan kelompok VI mendapat predikat tim yang baik sekali (great team).

(8)

Jurusan

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 3 Singaraja pada siswa kelas X TIPTL 2 semester genap tahun ajaran 2014/2015. Banyak siswa di kelas X TIPTL 2 adalah 36 orang siswa yang semua siswa terdiri dari siswa laki Pada penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar dasar dan pengukuran listrik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement

division (STAD).

Penelitian ini dirancang melalui dua siklus yang terdiri dari siklus I dan Siklus II. Pada siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi siklus I. Apabila pada siklus I belum mencapai kreteria ketuntasan yang ditetapkan maka akan dilanjutkan ke siklus II yang juga terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi siklus II.

Sebelum pelaksanaan sik dilakukan tes pengetahuan awal (

untuk mengetahui sejauh mana penilaian psikomotor) dan satu kali pertemuan untuk evaluasi (penilaian kognitif) sedangkan pada siklus II terdapat tiga kali pertemuan dimana satu kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran dan penilaian afektif, kali pertemuan untuk praktek unjuk kerja (penilaian psikomotor) dan satu kali pertemuan untuk evaluasi (penilaian kognitif).

Dalam tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada saat penelitian. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan meliputi: menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I, menentukan materi pelajaran yang akan digunakan, merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok belajar kecil yang terdiri dari 6 orang siswa dalam 1 kelompok, mempersiapkan soal

siklus II, mempersiapkan lembar observasi penilaian afektif dan penilaian psikomotor siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran dasar dan pengukuran listrik selama dua siklus telah berlangsung dengan baik sesuai yang

e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1

anakan di SMK Negeri 3 Singaraja pada siswa kelas X TIPTL 2 semester genap tahun ajaran 2014/2015. Banyak siswa di kelas X orang siswa yang siswa laki-laki. Pada penelitian ini yang diukur adalah ar dan pengukuran listrik melalui penerapan model pembelajaran

student teams achievement

Penelitian ini dirancang melalui dua siklus yang terdiri dari siklus I dan Siklus II. Pada siklus I terdiri dari perencanaan, naan, pengamatan dan refleksi siklus I. Apabila pada siklus I belum mencapai kreteria ketuntasan yang ditetapkan maka akan dilanjutkan ke siklus II yang juga terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi Sebelum pelaksanaan siklus I dilakukan tes pengetahuan awal (pre test) untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Pemberian

pre test dilakukan sebelum tindakan siklus

I berisikan tentang rangkuman umum terkait materi pelajaran

pengukuran listrik. Dari 3 mengikuti tes pengetahuan awal (

diperoleh jumlah skor seluruh siswa adalah 2295 dan nilai rata

belajarnya adalah

ketuntasan klasikal mencapai

data tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal hasil tes pengetahuan awal siswa (pre test) belum mencapai 85%, dimana hanya 22

tuntas sedangkan 14 orang siswa tidak tuntas. Sehingga perlu dilakukan tindakan siklus I yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada pelaksanaan siklus I terdapat tiga kali pertemuan dimana satu kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran dan penilaian afektif, kali pertemuan untuk praktek unjuk kerja penilaian psikomotor) dan satu kali

untuk evaluasi (penilaian kognitif) sedangkan pada siklus II terdapat kali pertemuan dimana satu kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran dan penilaian afektif, satu kali pertemuan untuk praktek unjuk kerja (penilaian psikomotor) dan satu kali rtemuan untuk evaluasi (penilaian Dalam tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada saat penelitian. Adapun hal yang perlu dipersiapkan meliputi: menyusun perencanaan pembelajaran asarkan hasil refleksi siklus I, menentukan materi pelajaran yang akan digunakan, merancang kembali pembelajaran dengan kelompok belajar kecil yang terdiri dari 6 orang siswa dalam 1 kelompok, mempersiapkan soal post test ersiapkan lembar observasi penilaian afektif dan penilaian psikomotor

Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pembelajaran dasar dan pengukuran listrik selama dua siklus telah berlangsung dengan baik sesuai yang

telah direncanakan sebelumnya. Ad peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan klasikal siswa digambarkan dalam bentuk grafik, dapat dilihat pada gambar 4 dan

Gambar 4. Grafik Peningkatan Rata Hasil Belajar

Gambar 5. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Klasikal

Universitas Pendidikan Ganesha (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)

kemampuan siswa dalam mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Pemberian dilakukan sebelum tindakan siklus I berisikan tentang rangkuman umum terkait materi pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Dari 36 siswa yang mengikuti tes pengetahuan awal (pre test) diperoleh jumlah skor seluruh siswa dan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 63,75 dengan ketuntasan klasikal mencapai 61,11%, dari at diketahui bahwa ketuntasan klasikal hasil tes pengetahuan ) belum mencapai 22 orang siswa yang tuntas sedangkan 14 orang siswa tidak tuntas. Sehingga perlu dilakukan tindakan siklus I yang diharapkan dapat

kan hasil belajar siswa.

Pada pelaksanaan siklus I terdapat kali pertemuan dimana satu kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran dan penilaian afektif, satu kali pertemuan untuk praktek unjuk kerja telah direncanakan sebelumnya. Adapun rata hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan klasikal siswa digambarkan dalam bentuk grafik, dapat

dan 5 dibawah ini.

Grafik Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar

eningkatan Persentase Ketuntasan Klasikal

(9)

Pembahasan

Temuan pada saat penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dalam

pembelajaran dasar dan pengukuran listrik dapat meningkatkan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil analisis data, terjadi peningkatan rata-rata

hasil belajar siswa sebesar 7,07 dari 74,1 menjadi 81,17 dengan kategori tinggi dan peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 13,88% dari 75% menjadi 88,88%. Selanjutnya berdasarkan penghargaan prestasi tim/kelompok pada siklus I, yakni untuk kelompok II dan VI mendapat predikat tim yang baik (good team)

serta kelompok I, III, IV dan V mendapat predikat tim baik sekali (great team). Kemudian untuk siklus II untuk kelompok I,

IV, dan V mendapat predikat tim yang istimewa (super team) dan untuk kelompok II, III, dan VI mendapat predikat tim yang baik sekali (great team).

Penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja karena sudah meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa menjadi 81,17 pada akhir

siklus II dan memenuhi kriteria keberhasilan penelitian (85%), yaitu persentase ketuntasan klasikal sudah mencapai 88,88% pada akhir siklus II.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TIPTL 2 SMK Negeri 3 Singaraja Tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Hal ini terlihat dari rata-rata dan ketuntasan klasikal yang diperoleh yaitu, rata-rata pada tes awal sebesar 63,75 dan ketuntasan klasikalnya sebesar 61,11%.

Siklus I, rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,1 dan ketuntasan klasikalnya hanya mencapai 75%. Sementara, pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 81,17 dan ketuntasan klasikalnya mampu mencapai 88,88%. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan ketuntasan klasikal hasil belajar sebesar 11,11% dari prasiklus ke siklus I dan 16,66% dari siklus I ke siklus II.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha, Bapak I Gede Nurhayata selaku Pembimbing I yang telah memberikan bantuan, arahan, bimbingan dalam proses penyelesaian artikel ini, Bapak Wayan Sutaya selaku Pembimbing II yang telah memberikan bantuan, arahan, bimbingan dalam proses penyelesaian artikel ini,

serta terima kasih kepada teman-teman jurusan Pendidikan Teknik Elektro atas kebersamaanya dan semua pihak yang telah membantu serta memberikan informasi dalam menyelesaikan artikel ini. Penulis menyadari artikel ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan artikel ini. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Debie Aprilyawan, Kadek. 2014.

Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Tolak Peluru Gaya Ortodoks

pada Siswa Kelas VII B-7 SMP

Negeri 6 Singaraja Tahun

Pelajaran 2013/2014. Jurusan

PENJASKESREK, FOK Undiksha. Singaraja.

(10)

e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)

Kartika, I Komang. 2014. Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Stad Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Passing Bola Voli”. Di

dalamnya berisi tentang hasil penelitian yang menyebutkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas X-B SMA Negeri 1 Kubutambahan tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan Aktivitas belajar teknik dasar passing (passing atas dan passing atas) bola. Jurusan PENJASKESREK, FOK Undiksha. Singaraja.

Anonim. Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Available: https://doc-0o-34docs.googleusercontent.com/docs /securesc/ha0ro937gcuc7l7deffksulh g5h7mbp1 /icu5f4iqo9648t1nph5vaea21d625ug a/1430215200000/09304581819309 466231/*/0Bw01x9JMm6NOVkVKdX VHMnBhRnlSalZOMmRhTDBzVlo5a Hlz?e=download (diunduh pada tanggal 5 Mei 2015).

Anonim. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan. Available: http://www.kemenag.go.id/file/dokum en/UU2003.pdf (diunduh tanggal 7 September 2014).

Paizaluddin, dan Ermalinda. 2014.

Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research)

Panduan Teoritis dan Praktis.

Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2013. Model-model

Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru, Edisi Kedua.

Depok: PT Rajagrafindo Persada. Edisi 2.

Waluyanti, Sri. 2009. Alat Ukur Dan Teknik

Pengukuran. Jakarta : PT. Macanan

Jaya Cemerlang.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Suharsimi, Arikunto. 2013. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta :

Bumi Aksara

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sunarti dan Selly Rahmawati. 2014.

Penilaian Kurikulum 2013.

Gambar

Tabel  1.  Observasi  awal  dasar  dan  pengukuran listrik di SMKN3 Singaraja
Gambar 1. Alur penelitian
Tabel 3. Kategori hasil belajar siswa pada  siklus I
Tabel 4. Kategori Hasil Belajar Siswa pada  Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sumber dana yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir berasal dari APBN dan sumber-sumber lain yang diperoleh dengan cara

Pertan tanya yaan- an-pe perta rtany nyaan aan yan yang g kit kita a aju ajukan kan dal dalam am waw wawanc ancara ara san sangat gat penting artinya bagi

Harahap, (3) Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah -2005, (4) Business Syariah - 2007 bersama Muhamad Yusuf (5) Produk Perbankan Syariah -2009, (6)

memunculkan prilaku seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik.

Abstrak – Aktivitas penelusuran goa sangat di gemari oleh para penggiat alam seperti explore dan pemetaan goa serta teknik penelusuran goa vertical maupun horizontal, maka dari

c.. Setelah dilakukan, maka semua report dan logs dicatat untuk digunakan sebagai bahan analisa.. Pada pengujain IF, masih diperlukan interaksi manual dalam men9generate

Menimbang, bahwa terhadap saksi-saksi yang dihadirkan Penggugat adalah dari pihak keluarga dekat Penggugat, dan dari keterangan yang disampaikan oleh

Saat ini umumnya pada bioskop mengandalkan penjualan tiket yang bersifat manual dimana satu loket hanya melayani pembelian tiket untuk satu film, hal ini menyebabkan antrian