• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Distribusi Daya (Panel Daya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DASAR TEORI. 3.1 Distribusi Daya (Panel Daya)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Distribusi Daya (Panel Daya)

Catu daya atau energi listrik mutlak diperlukan untuk mengoprasikan gedung bertingkat. Energy listrik yg digunakan untuk perangkat tersebut meliputi : Listrik Arus bolak–balik (AC) dan arus searah (DC).

Sebagian sumber arus bolak balik bias diperileh dari PLN sebagai sumber daya utamanya, sebab hal ini diperhitungkan sangat ekonomis, dapat dipercaya dan merupakan sumber energy yang mudah di dalam pemeliharaannya. Sedangkan untuk catuan arus searah diperoleh

Gambar 3.1 Blok Diagram Instalasi Catu Daya MDP MVMDP PLN BEBAN PD LPMDP

(2)

Cara kerja :

Cara kerja secara umum dan dalam posisi normal power listrik di suplai oleh PLN kemudian di alirkan ke MVMDP (Medium Voltage Medium Distribution Panel), kemudian mengalir ke PDM (Panel Distribusi Panel), kemudian di alirkan kembali ke PD (Panel Distribusi) langsung ke beban.

Trafo Input : Untuk mengubah catuan tegangan tinggi dari PLN menjadi tegangan menengah yang sesuai dengan kebutuhan.

MVMDP : MVMDP (Medium Voltage Medium Distribution Panel) ini

adalah panel listrik tegangan menengah.

LVMDP : LVMDP (Low Voltage Medium Distribution Panel) ini adalah panel listrik tegangan rendah, dengan tegangan 220 V / 380 V.

ACB : ACB (Air Circuit Breaker) untuk pembatas tegangan.

Disel Genset : Sumber catuan Cadangan.

Distribusi : Untuk mendistribusikan catuan input AC ke masing-masing beban yang juga dilengkapi dengan MCB atau sekring pembatas arus, lampu indikasi, alat ukur listrik dan juga saklar / switch untuk pelaksanaan pemeliharaan.

CPGS : (Control Panel Genset) yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan satuan AC yang dari PLN, dan apabila genset menyala maka bay-pass switch atau interlock akan beroperasi secara otomatis (kontaknya menutup).

ATS : (Automatic Transfer Switch), perangkat yang berfungsi sebagai pemindah / pengalih sumber catuan arus bolak-balik secara otomatis.

MDP : (Main Distribution Panel), perangkat pendistribusi sumber catuan /energi arus bolak-balik (PLN / DEG).

SDP : (Sub Distribusi Panel), perangkat pengaman sumber catuan / energy arus bolak-balik (PLN / DEG).

(3)

Rectifier : Berfungsi mengubah catuan input AC menjadi catuan output DC yang sesuai dengan kondisi oprasi normal.

Inverter : Berfungsi untuk merubah catuan tegangan DC menjadi catuan tegangan AC untuk catuan AC non-break.

Batterai Batterai : Cadangan energi jika rectifiermati baik karena mains failure atau yang sangat baik. Berfungsi sebagai catuan DC karena ada gangguan dan juga befungsi sebagai filter DC.

3.2 Maksud dan Persyaratan Catu Daya 1. Voltage Regulator (pengaturan tegangan)

Tegangan yg didapat dari jaringan listrik sangat tidak stabil sehingga tidak mungkin disambung langsung dengan perangkat yang memerlukanya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut disambungkan dengan perangkat, terlebih dahulu diusahakan untuk menstabilkanya yaitu dengan alat pengatur tegangan (perangkat AVR).

2. Convertion (pengubahan)

Tiap perangkat elektronika membutuhkan catu daya, yaitu tegangan dan arus yang berbeda

sesuai dengan system yang digunakan. Untuk menyesuaikanya maka tegangan yang didapat dari sumber catu daya (PLN atau Genset) harus diadakan perubahan terlebih dahulu, baik teganan AC-DC (converter AC-DC) dan tegangan (converter DC-AC).

3. Accumulator (cadangan catuan AC)

Untuk menjaga pemutusan pada saat pemindahan daya dari sumber catuan tegangan utama ke sumber catuan cadangan, maka diperlukan cadangan tersendiri yang dapat digunakan pada masa transisi tersebut.

(4)

Untuk mengatasi pemutusan bila terjadi gangguan, maka diperlukan sumber catuan cadangan yaitu Genset untuk mengatasi bila PLN padam dan baterai bila rectifier tidak berfungsi. System catuan pada elektronika tersebut diatas disebut dengan no break system yaitu sistem catuan tanpa adanya pemutusan.

Panel listrik atau beban listrik pada gedung ini dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:

a) Panel listrik untuk lampu penerangan.

Yaitu panel listrik hanya untuk mensuplay lampu penerangan saja pada setiap lantainya.

b) Panel listrik untuk tenaga atau beban yang besar.

Yang termasuk dalam kategori ini seperti lift barang maupun penumpang, Chiler, Transfer pam, Pompa-pompa STP dan Colling tower.

c) Beban AC yang tidak boleh terputus (No Break Sistem).

Yaitu bila teputusnya catuan AC ini, maka akan berakibat serius terhadap fasilitas gedung, seperti Server, Computer, Chiler, Lift Executif, Lift penumpang, Pompa pemadam dan Lampu penerangan didalam kantor. 3.3 Pembagi Daya Listrik (panel distribusi)

Daya listruk dari sumber utama harus dibagi dalam kelompok-kelompok terpisah (sub panel). Banyak kelompok tersebut tergantung dari klasifikasi beban (pembagian beban).

Keuntungan pengelompokan beben terpisah antara lain untuk mengurangi ukuran kapasitas dari pembangkit tegangan cadangan dan untuk mempermudah perbaikan jika diperlukan. Dengan demikian panel ini berfungsi untuk mendistribusikan day listrik dan sumbernya ke dalam kelompok-kelompok beban dan ke masing-masing perangkat yang membutuhkanya. Selain kabel-kabel rel pembagi, juga terdapat alat pengaman atau pembatas arus seperti MCB atau fuse (sekering) untuk mengatasi hubungan singkat atau kelebihan arus pemakaian, instrument

(5)

pengukur seperti volt meter, amper meter, cos phi meter, frequesi meter, watt meter, lampu-lampu indicator dan saklar pemutus (selector switch).

Berdasarkan jenisnya panel ini terdapat panel daya AC dan panel DC, sedangkan berdasarkan system perkawatanya panel tersebut terdapat dua macam antara lain : 1. Beban-beban yang mendapat suplay daya listrik dari sub panel induk, kemudian

mendistribusikan ke sub-sub panel untuk mensuplay beban. System ini digunakan bila beban-bebanya tersebar ke dalam beberapa ruangan yang berbeda dan berjauhan.

2. Beban-beban yang mendapat suplay daya listrik yang langsung dari rel-rel panel induk. Dimana hantaranpengisi utama ini mensuplay panel dan dari panel ini, daya listrik disalurkan melelui rel-rel pembagi. Beban-beban disambungkan pada rel-rel tersebut. System ini dipakai apabila beban-bebanya berkelompok dalam satu ruangan.

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa panel berfungsi untuk mendistribusikan daya listrik, sebagai catuan inputnya adalah PLN Genset. Panel dapat disambungkan pada system tegangan rendah maupun system tegangan tinggi sebagai berikut :

1. Sambungan tegangan rendah.

Untuk kebutuhan daya mulai dari 450 VA sampai 4400 VA digunakan sambungan AC satu phasa 220 Volt. Sedangkan daya diatas 4400 VA sampai dengan 50 KVA digunakan tegangan sambungan AC tiga phasa 220/380 Volt. 2. Sambungan tegangan medium atau tinggi.

Untuk kebutuhan daya diatas 50 KVA digunakan sambungan AC tegangan tinggi 20 KV. Untuk system tegangan ini maka harus disediakan trafo distribusi penurun tegangan 20 KV ke tegangan 220/380 V.

(6)

Gambar 3.2 Instalasi Daya Sambungan Tegangan Rendah

(7)

3.4 Instalasi Listrik

Yang dimaksud instalasi listrik adalah penyaluran daya listrik dari panel sampai dengan beban. Berdasarkan jenis bebanya instalasi listrik ini terjadi dari instalasi penerangan lampu dan stop kontak dan instalasi daya (beban-beban berdaya besar seperti lift, chiler, motor listrik, dsb).

3.5 Instalasi Grounding

Agar perangkat elektronoka dan sebagainya terpasang dapat terhindar dari pengaruh arus bocor dan tegangan asing lainya serta dapat beroprasi sesuai dengan ketentuanteknis yang berlaku, maka diperlukan instalasi grouding atau system pentanahan.

System pentanahan yang dimaksud adalah penanaman elektroda untuk menyalurkan arus lebih ke tanah. Bila dalam satu lokasi terdapat beberapa elektroda, maka elektroda yang satu dengan yang lainya harus disatukan atau diintegrasikan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pentanahan yang sama. System ini bertujuan untuk memperolehtegangan yang sama (tidak terjadi adanya beda potensial) dalam semua bagis struktur, dan peralatan, serta untuk menjaga operator yang berbeda didaerah instalasitersebut pada pada potensial yang sama untuk setiap waktu.

Dengan dicapainya potensial yang sama pada semua titik,kemungkinan terjadinya perbedaan potensial yang besar pada jarak yang dicapai oleh manusia menjadi kecil, sehingga apabila ada kontak yang tidak disengajaantara bagian-bagian yang dilalui oleh arus dengan body perangkat mempunyai tegangan yang sama dengan perangkat tersebut. Untuk mencegah tegangan kejut yang berbahaya dengan perangkat, maka perangkat ini harus dihubungkan ke tanah melalui tahan yang rendah.

3.6 Pengoprasian Instalasi dan Distribusi Daya

Instalasi daya terdiri dari instalasi AC dan instalasi DC. Sedangkan panel distribusi terdiri dari : panel utama (MVMDP), panel distribusi (LVMDP), sub panel (SDP), dan panel DC. Pada prinsipnya untuk mengoprasikan instalasi dan panel-panel

(8)

tersebut tidak terlalu sulit, karena sudah terpasang pada posisi operasi (ON). Yg diperlukan agar instalasi dan panel dapat bekarja semestinya yaitu pada waktu perencanaan dan pemasangan komponen-komponenya sesuai dengan arus dan tegangan yang digunakan antara lain :

1. Luas penampang kabel.

Besar ukuran luas penampang kabel ditentukan oleh : a. Kuat arus yang mengalir pada kabel tersebut. b. Besarnya tahanan dari kabel tersebut.

c. Kerugian tegangan yang diizinkan (instalasi penerangan 2%, instalasi daya 5%)

2. Ukuran besar pengaman.

Besar ukuran sekering dapat ditentukan sebagai berikut :

a. Arus nominal sekering cabang sama dengan kuat arus beban. b. Berdasarkan table penghantar dan pengaman.

3. Sakelar atau pemisah

Untuk sakelar atu pemisah adalah 125% dari arus nominal. Demikian pula untuk instrument pengukur dan indicator harus sesuai dengan system tegangab arus yang mengalir.

4. Untuk penempatan panel dan komponrn-komponen lainya yang harus diperhatikan antara lain :

a. Panel yang berdiri sendiri.

b. SDP tanpa sakelar input dan output. c. SDP dengan sakelar input dan output.

d. Panel dengan input/output yang dilengkapi saklar dan pengaman.

Khusus untuk MDP yang dilengkapi dengan COS (Change Over Switch), ada tambahan pengoperasian pada COS yaitu dapat dipilih operasi dengan otomatis atau manual. COS secara garis besarnya berfungsi untuk memilih masukan/input

(9)

pada LVMDP yaitu input dari PLN atu Genset. Pemilihan ini dapat dilakukan dengan memutar switch auto/manual.

3.7 Pemeliharaan Panel

pemeliharaan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkanbahwa peralatan dapat berfungsi sebagai mana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.

Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinuitas penyaluran energy listrik dan menjamin keandalan antara lain :

a. Untuk meningkatkan reability, availability, dan efficiency. b. Untuk memperpanjang umur peralatan.

c. Mengurangi resiko adanya terjadi kegagalan atau kerusakan peralatan. d. Meningkatkan safety peralatan.

e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.

Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik adalah pada system isolasi, isolasi disini meliputi isolasi keras (padat), dan isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat bagus. Dengan demikian isolasi menjadi bagian yang terpenting dan sangat menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatiakan/memelihara system isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun penyebab kerusakan isolasi.

Dalam pemeliharaan peralatan listrik kita membedakan anatara pemeriksaan/monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar) dalam keadaaan operasi dan memelihara (kalibrasi/membersihkan) dalam keadaan padam.

Pemeriksaan atau monitoring dapat dilaksanakan oleh operator setiap haridengan system check list atau catatan saja. Sedangkan pemeliharaan harus dilaksanakan oleh regu pemeliharaan.

(10)

3.8 Jenis-Jenis Pemeliharaan

Jenis-jenis pemeliharaan adalah sebagai berikut :

1. Predictive maintenance (conditional maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi peralatan listrik, kapan kemungkinan peralatan tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala secara dini.cara yang biasa dipakai adalahmemonitor kondisi secara online baik pada peralatan beroperasi atau tidak beroperasi.untuk itu diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini juaga biasa disebut (Condition Base Maintenance).

2. Preventive Maintenance (Time Basa Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan berpedoman kepada : instruction manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll) dan pengalaman operasi dilapangan. Pemeliharaan ini juga disebut dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Best Maintenance).

3. Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atu bekerja rendah pada saat menjalankan fungsinyadengan tujuan mengembalikan pada kondisi semula diserati perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Perbaikan ini juga sering disebut Curative Maintenance, yang bias berupa trouble shooting atau pembagian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana.

4. Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak menentu dan sifatnya darurat.

(11)

Peralatan pemeliharaan peralatan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator.

b. Pemeliharaan berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukanoleh petugas pemeliharaan.

3.9 Pemeliharaan pada Trafo

Trasformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi electromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam system tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluanya misalkan kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Dalam pemeliharaan trafo biasanya dilakukan dengan cara Predictive Maintenance yaitu dengan cara memprediksi keadaan trafo, kapan kemungkinan peralatan tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui secara dini.

Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaiyu : kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

(12)

3.10 klasifikasi Trafo Tenaga

Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut : a. pasangan :

 pasangan dalam  pasangan luar

b. Cara pendinginan, menurut cara pendinginanya dapat dibedakan sebagi berikut :

 Pendinginan Udara Secara Alami  Pendinginan udara dengan paksaan  Pendinginan minyak alami

 Pendinginan minyak dengan paksaan c. Funsi/Pemakaian :

 Tranformator mesin  Tranformator Gardu induk  Tranformator Distribusi

d. Kapasitas dan Tegangan, untuk mempermudah pengawasan dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi :

 Trafo besar  Trafo sedang  Trafo kecil

3.11 dasar prinsip kerja trafo

Prinsip kerja berdasarkan induksi electromagnet antara bagian primer dan bagian skunder. Antara bagian primer dan skunder tidak ada sambungan pengawatan (wiring)secara langsung. Hubungan antara primer dan skunder adalah menggunakan prinsip gandengan magnet dengan menggunakan inti besi.

3.11.1 Cara Kerja dan Fungsi Tiap-tiap Pad Abagian Trafo Tenaga :

Suatu transformator tenaga terdiri atas beberapa bagian yg mempunyai funsi masing-masing :

(13)

1) Bagian Utama terdiri dari : a. Inti besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas.

b. Kumparan trafo

Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi ataupun terhadap kumparan lain denga isolasi padat seperti karton. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan skunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian skunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

c. Kumparan tertier

Kumparan tertier diperlukan untuk memperolah tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubung delta. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier

d. Minyak trafo

sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi, sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 Kekuatan isolasi tinggi  Penyalur panas yang baik

 Berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat

(14)

 Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik

 Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan  Tidak merusak bahan isolasi padat

 Sifat kimia yang stabil e. Bushing

Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo.

f. Tangki dan Konservator

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

2) Bagian peralatan bantu terdiri dari : a. Pendingin

Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan rusak isolasi di dalam trafo, maka untuk menguragi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan system pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media yang digunakan pada system pendingin dapat berupa udara/gas minyak dan air.

(15)

Gambar 3.5 diagram umum system pendinginan dengan bahan cair (minyak dan air)

Pengaliranya (sirkulasi) dapat dengan cara :  Alamiah (natural)

 Tekanan/paksaan (forced) b. Tap Changer (perubah tap)

Tap Changer adalah perubah pendinginan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi skunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tidak berbeban (off-load), tergantung dari jenisnya.

c. Alat pernapasan

Karena pengaruh naik turunya beban trafo mauoun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah mengukuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas

(16)

permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki.

Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghujung udara luar dilengkapi tabung berisi Kristal zat hygroskopis. d. Indicator

Untuk mengatasi selama trafo sedang beroperasi, maka perlu adanya indicator pada trafo sebagai berikut :

 Indicator suhu minyak  Indicator permukaan minyak  Indicator system pendingin  Indicator kedudukan tap 3) Peralatan proteksi terdiri dari :

a. Rele Bucholz

Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan didalam trafo yang menimbulkan gas. Dan gas yang timbul diakibatkan oleh :

 Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa  Hubung singkat antar phasa

 Hubung singkat antar phasa ke tanah  Busur api listrik antar laminasi

(17)

b. Pengaman tekanan lebih

Alat ini berupa membrane yang terbuat dari kaca, plastic, tembaga atau atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadat kenaikan tekanan gas yang timbul didalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatanya lebih rendah dari kekuatan tangki trafo. c. Rele tekanan lebih

Rele ini berfungsi hamper sama dengan Rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Budaya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan P.M.T.

d. Rele diferensial

Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumpara dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan atau beda kumparan. e. Rele arus lebih

Berfungsi mengamankan trafo yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

f. Rele tangki tanah

Berfungsi untuk mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yag tidak bertegangan pada trafo.

g. Rele hubung tanah

Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung singkat satu phasa ke tanah.

(18)

h. Rele termis

Berfungsi untuk mencegah trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yg diukur dalam rele ini adalah kenaikan temperature.

3.12 Rectifier

Rectifier adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Rectifier sebenarnya adalah rangkaian dari beberapa dioda dan komponen lainya. Salah satu contoh aplikasi dari rectifier adalah catu daya.

3.12.1 Fungsi Rectifier

Fungsi dasar dari Rectifier pada suatu instalasi catu daya elektronika adalah : 1. Mengubah tegangan input arus bolak-balik (AC) menjadi tegangan arus

searah (DC) yang sesuai dengan karakteristik beban (perangkat telekomunikasi) yang dicatunya.

2. Mengisi, menormalisasikan kapasitas battrai dan menjaga kondisi kapasitas penuh (Full Charge) dalam kondisi kerja normal.

3.12.2 Prinsip Dasar Rectifier

(19)

a. Prinsip Kerja

Rangkaian penyearah yang sederhana ini akan mengubah catuan input tegangan AC menjadi output tegangan DC melalui proses perubahan tegangan pada trafo input kemudian diserahkan pada rangkaian rectifier yang selanjutnya akan di filter untuk menghilangkan ripple pada output DC sehingga dihasilkan tegangan DC yang dikehendaki.

Pada rangkaian di atas merupakan bagan suatu rangkaian penyearah sederhana tanpa dilengkapi dengan stabilisator. Rangkaian penyearah ini kurang cocok dipakai untuk mencatu daya pada perangkat telekomunikasi. Terutama untuk beban yang berubah-ubah sepanjang hari. Rangkaian penyearah di atas biasanya hanya digunakan untuk mengisi battrai starter mobil dan sebagainya.

b. Fungsi Lain Rectifier

 Mencatu beban dengan tegangan nominal yang stabil pada toleransi ± 0.5% sampai dengan 2%. Dengan demikian penyearah harus dilengkapi dengan rangkaian stabilisator.

 Menjamin keamanan tegangan kerja untuk perangkat telekonikasi (limit tegangan beban). Mungkin terjadi disebabkan oleh suatu gangguan, unit regulator tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga berakibat tegangan output naik atau turun dari batas tegangan kerjanya. Bila tegangan naik jauh dari batas normal maka dapat merusak perangkat-perangkat telekomunikasi yang dicatunya. Demikian bila tegangan output turun jauh di bawah tegangan normal, maka perangkat-perangkat telekomunikasi tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya dan mengakibatkan pelayangan telekomunikasi terganggu.

 Dilengkapi dengan system pengamanan seperti thermo relay, circuit breaker, sekring yang menjamin keamanan-keamanan bagian dari rectifier itu sendiri dari arus dan tegangan yang lebih besar.

(20)

 Dilengkapi dengan fasilitas pengaturan tegangan manual apabila fungsi otomatis tidak bekerja.

 Mampu menyediakan arus beban yang dibutuhkan.

 Menpunyai fasilitas untuk melayani kebutuhann pengisian battrai dan berbagai tegangan.

 Dilengkapi dengan fasa pengontrol tegangan. Apabila system mengalami gagal fasa, maka system control tersebut akan secara otomatis mematikan rectifier dan mangalihkan catuan teganagan AC dari battrai sampai rectifier dapat bekerja normal kembali.

 Dilengkapi dengan unit pembatas arus. Apabila arus yang mengalir melebihi kemampuan rectifier, maka unit ini akan menurunkan output secara otomatis. Dengan demikian arus pengisian battrai akan dikurangi untuk memenuhi catuan beban. Sehingga kenaikan arus yang melebihi kemampuan rectifier dapat dihindari.

Dilengkapi dengan system siyal baik itu sinyal lampu atau sinyal alarm yang dapat memberitahu operator tentang kinerja rectifier saat itu.

Gambar

Gambar 3.2  Instalasi Daya Sambungan Tegangan Rendah
Gambar 3.4  Bagian-Bagian Transformator
Gambar 3.5  diagram umum system pendinginan dengan bahan cair (minyak  dan air)
Gambar 3.5  Skema Dasar Rectifier

Referensi

Dokumen terkait

Pengarang-pengarang Mustakhraj tidak beriltizam untuk mengemukakan lafaz yang sama dengan al-Sahihain kerana mereka hanya meriwayatkan lafaz-lafaz yang sampai kepada mereka

Sedangkan pada sisi barat menggunakan wall pada bagian tengah bangunan yang terdiri dari commercial area dan staff area, curtain wall hanya terletak sepanjang hold room pada lantai

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Topeng Malangan memiliki kekuatan serta peluang yang dapat digunakan dan dikembangkan untuk

Harapan bagi penulis setelah karya terwujud adalah dengan membuat perancangan Desain Grafis Lingkungan Obyek Wisata Baturraden ini ada pengembangan wawasan

Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan pesanan pelanggan dan pesanan tersebut telah sampai kepada pelanggan, maka pelanggan akan menginformasikan terkait nomor

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interkalasi surfaktan ke dalam antar lapis lempung bentonit menghasilkan peningkatan d­spacing dari 4,5532 menjadi 5,1702 Å dan munculnya serapan

Selain itu keluhan pelanggan terhadap kompetensi dokter, keramahan perawat, fasilitas medis, kebersihan rumah sakit, penyampaian informasi dan stigma negatif tentang

Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya.. Beban berat sebagai orang sukses