• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terjemahan Buku Taisir Mustolah Hadis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Terjemahan Buku Taisir Mustolah Hadis"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Al-Qadhi Muhammad Al-Hassan Bin Abdul Rahman Bin Khallad Al-Ramahurmuzi
    • Abu Abdullah Al Hakim Al-Nisaburi
    • Abu Nu'aim Ahmad Bin Abdullah Al-Asfahani
    • Abu Bakar Ahmad Bin Ali Bin Thabit Al-Khatib Al-Baghdadi
    • Muhyi Al-Din Yahya Bin Syaraf Al-Nawawi
    • Jalaluddin Abdul Rahman Bin Abi Bakr Al-Suyuti
    • Zainuddin Abdul Rahim Bin Al-Husain Al-Iraqi
    • Muhammad Bin Abdul Rahman
    • Al-Hafiz Ibn Hajar Al-Asqalani
    • Umar Bin Muhammad Al-Bayquni
    • Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi
  • Sekolah: Universitas
  • Mata Pelajaran: Ilmu Mustalah Hadis
  • Topik: Terjemahan Buku Taisir Mustolah Hadis
  • Tipe: Essay
  • Tahun: 2023
  • Kota: Kota

I. Karangan-Karangan Yang Terkenal Di Dalam Ilmu Mustalah

Bagian ini membahas berbagai karya terkenal dalam ilmu mustalah hadis yang ditulis oleh para ulama terkemuka. Karya-karya ini mencakup berbagai aspek penting dalam pemahaman dan pengajaran hadis. Misalnya, 'Al-Kifayah Fi ilm Al-Riwayah' oleh Abu Bakar Ahmad Bin Ali menjelaskan kaedah-kaedah periwayatan dan menjadi sumber utama dalam ilmu ini. Selain itu, 'Ulum al-Hadith' oleh Ibn al-Salah mengumpulkan perbahasan dari berbagai sumber, meskipun tidak tersusun rapi. Karya-karya ini memiliki nilai akademik tinggi dan sangat relevan untuk tujuan pendidikan, membantu mahasiswa memahami prinsip-prinsip dasar dalam studi hadis.

2.2.1 Al-Muhaddith al-Fasil

Ditulis oleh al-Qadhi Muhammad al-Hassan, buku ini merupakan salah satu karya awal dalam ilmu mustalah hadis. Meskipun tidak mencakup semua perbahasan, ia memberikan dasar penting bagi pemahaman awal tentang hadis. Karya ini relevan untuk tujuan pendidikan karena memperkenalkan mahasiswa pada konsep-konsep dasar dalam studi hadis.

2.2.2 Ma’rifah ‘Ulum al-Hadith

Karya ini oleh Abu Abdullah al-Hakim mencakup 52 jenis ilmu hadis, meskipun tidak tersusun dengan rapi. Buku ini sangat penting untuk mahasiswa karena memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek ilmu hadis yang harus dikuasai.

2.2.3 Al-Kifayah Fi ilm Al-Riwayah

Ditulis oleh Al-Khatib Al-Baghdadi, buku ini menyajikan permasalahan ilmu mustalah secara komprehensif. Karya ini diakui sebagai sumber utama dan menjadi rujukan penting dalam pengajaran, memberikan mahasiswa pemahaman yang kuat tentang kaedah periwayatan.

2.2.4 Al-Jami’ Li Akhlaq Al-Rawi Wa Adab Al-Sami’

Karya ini membahas etika dalam periwayatan hadis, menjadikannya rujukan unik dalam studi ini. Karya ini berperan penting dalam pendidikan dengan menekankan pentingnya akhlak dalam penyampaian ilmu.

II. Definisi-Definisi Asas

Bagian ini menjelaskan berbagai definisi dasar dalam ilmu mustalah, termasuk istilah-istilah seperti al-Hadith, al-Khabar, dan al-Isnad. Pemahaman yang jelas tentang istilah-istilah ini sangat penting bagi mahasiswa agar dapat menganalisis dan memahami hadis dengan tepat. Misalnya, definisi al-Hadith sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah s.a.w. memberikan konteks yang kuat bagi studi hadis. Dengan memahami definisi ini, mahasiswa akan lebih siap untuk mengeksplorasi lebih lanjut aspek-aspek kompleks dalam ilmu hadis.

2.3.1 Ilmu al-Mustalah

Ilmu ini membahas prinsip-prinsip dan kaedah untuk memahami sanad dan matan hadis. Pemahaman ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat membedakan antara hadis yang sahih dan yang bermasalah.

2.3.2 Al-Hadith

Definisi al-Hadith mencakup segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah s.a.w. dalam bentuk ucapan, perbuatan, atau sifat. Ini memberikan dasar yang kuat untuk memahami konteks hadis dalam pengajaran.

2.3.3 Al-Khabar

Al-Khabar dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sumbernya. Memahami kategori ini membantu mahasiswa dalam menganalisis dan mengklasifikasikan hadis secara efektif.

2.3.4 Al-Isnad

Al-Isnad merujuk pada jalur periwayatan hadis. Memahami konsep ini penting bagi mahasiswa untuk menilai keabsahan hadis melalui jalur periwayatan yang diterima.

III. Bab Pertama : Al-Khabar

Bab ini menjelaskan pembagian al-Khabar berdasarkan sumber dan cara penyampaian. Klasifikasi ini penting untuk membedakan antara hadis yang diterima dan yang ditolak. Misalnya, al-Khabar Al-Maqbul dan Al-Khabar Al-Mardud memberikan mahasiswa alat untuk menilai kualitas dan keabsahan hadis. Dengan pemahaman ini, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dalam menganalisis hadis dan aplikasinya dalam konteks pendidikan.

3.1 FASAL PERTAMA : Pembahagian Al-Khabar

Pembahagian ini mengklasifikasikan al-Khabar menjadi Al-Mutawatir dan Al-Ahad. Pemahaman tentang jenis-jenis ini membantu mahasiswa dalam menentukan kekuatan dan kelemahan hadis serta relevansinya dalam pengajaran.

3.2 Fasal Kedua : Klasifikasi Khabar Ahad

Khabar Ahad dibagi menjadi Maqbul dan Mardud. Memahami klasifikasi ini sangat penting bagi mahasiswa untuk dapat menggunakan hadis secara tepat dalam konteks hukum dan etika.

Referensi Dokumen

  • al-Kuna Wa al-Asma` ( al-Daulabi Abu Bisyr Muhammad bin Ahmad )
  • Nuzhah al-Albab ( Hafiz Ibn Hajar )
  • Kitab al-Ansab ( al-Sam‟ani )
  • al-Lubab Fi Tahzib al-Ansab ( Ibn al-Athir )
  • Lubb al-Lubab ( Al-Suyuti )

Referensi

Dokumen terkait

Pada teks terjemahan Quran, khususnya Al Baqarah (2): 70, terdapat strategi untuk menghindari perintah dengan cara menanyakan sesuatu yang lebih detail, yang

33 Ida Bagus Purtayasa, Aplikasi Bahasa Indonesia, (Singaraja: IKIP Singaraja, 2005) h.. memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya. - Membedakan

"Al-Kulaini meriwayatkan dalam al-Ushul min al-Kitab al-Kafi : “Sesungguhnya Jibril turun kepada Nabi Muhammad s.a.w seraya berkata : Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah

Setidaknya ada tiga pengertian yang diuraikan al-Tahhan, yaitu: pertama, mengeluarkan dan meriwayatkan hadis dari beberapa kitab; kedua, menunjukkan sumber-sumber

Dhabt : kecerdasan, ketangkasan, kecermatan, atau suatu kemampuan untuk memahami hadith, mampu untuk meriwayatkan seperti apa yang diriwayatkan oleh gurunya ,

Menurut Ibnu Hajar al-‘Asqalani perkara yang dapat merusak ke -d}a>bit-an seorang rawi ialah dalam meriwayatkan hadis, lebih banyak kesalahan dari pada benarnya, lebih

b. Abdullah bin Buraidah banyak meriwayatkan hadits dari ayah kandungnya, dari Imran bin Hushain, dari Abdullah bin Mughaffal al- Muzani, dari Abu Musa, dari Aisyah,

Hadis tersebut adalah dhaif, karena al Hakam bin Abdul Malik sesorang dhaif, tetapi dalam sanad lain, riwayat Ibn Khuzaimah terdapat perawi berbeda, bahwa yang meriwayatkan hadis