• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS PERMAINAN EDUKATIF SING TO REMEMBER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD GUGUS LETKOL WISNU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS PERMAINAN EDUKATIF SING TO REMEMBER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD GUGUS LETKOL WISNU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS PERMAINAN

EDUKATIF SING TO REMEMBER TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

SISWA SD GUGUS LETKOL WISNU

Anak Agung Ayu Shinta Dewi

1

, I Wayan Rinda Suardika

2

, Ni Nyoman Ganing

3

,

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: evoletviolet@ymail.com

1

, suardikarinda@yahoo.co.id

2

,

nyoman.ganing@yahoo.com

3

,

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to remember dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tematik konvensional di SD Gugus Letkol Wisnu. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian nonequivalent

control group design. Dengan sampel penelitian adalah SD N 6 Peguyangan sebagai kelas

eksperimen dan SD N 12 Peguyangan sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan tes. Data hasil tes tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji t. Dari hasil analisis dengan menggunakan uji t diperoleh thit = 4,06, sedangkan ttabel pada taraf

signifikansi 5% dengan dk = (30+30) -2 =58 adalah 2,00, sehingga nilai thit > ttabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to remember dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tematik konvensional di SD Gugus Letkol Wisnu.

Kata-kata kunci : pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to remember, hasil

belajar IPS

ABSTRACT

This study aims to determine whether there are significant differences results of social studies between students who take thematic educational games sing to remember learning-based with students who take conventional thematic of learning in SD Gugus Letkol Wisnu. This study uses a nonequivalent control group design research. With a research sample SD N 6 Peguyangan as a experimental class and SD N 12 Peguyangan as the control class. Collecting data in this study by test, after. The test data were analyzed using t tests. From the analysis results obtained by using the t test thit = 4.06, while ttabel at significance level of 5%

with dk = (30 +30) -2 = 58 is 2.00, so the value of thit > ttabel, then Ho is rejected and Ha

accepted. This it can be said that there are significant differences social studies learning outcomes between students who take thematic educational games sing to remember with students who take conventional thematic of learning in SD Gugus Letkol Wisnu.

Keywords : thematic educational games sing to remember learning-based, of social studies

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan sangatlah penting bagi kemajuan suatu bangsa karena pendidikan merupakan awal terciptanya suatu pemikiran dan ide-ide kreatif yang kelak akan membawa bangsa tersebut ke arah yang lebih baik. Untuk itulah dalam dunia pendidikan diperlukan adanya inovasi yang dapat membawa dunia pendidikan ke arah yang lebih baik. Dengan adanya suatu inovasi di dalam dunia pendidikan diharapkan akan menciptakan generasi muda yang berkualitas, karena kualitas dari suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas dari pendidikan itu sendiri. Untuk mendukung kualitas pembelajaran siswa dituntut untuk memahami semua materi pelajaran, termasuk pelajaran IPS.

Di sekolah dasar, khususnya kelas rendah mata pelajaran IPS tergabung dalam suatu pembelajaran model tematik, yaitu pembelajaran yang menggunakan pendekatan tema untuk menghubungkan mata pelajaran IPS dengan mata pelajaran lainnya. Pelajaran IPS di sekolah dasar merupakan mata pelajaran IPS terpadu yang kelak akan membantu siswa dalam memahami gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat karena pelajaran IPS itu sendiri merupakan gabungan dari beberapa cabang ilmu sosial yang dipadukan.

Trianto (2010:171) menyebutkan, ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sehingga mata pelajaran IPS di sekolah dasar akan sangat menentukan pemahaman siswa terhadap sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial di masyarakat yang bersifat global. Mata pelajaran IPS kebanyakan bersifat hafalan karena di dalamnya tidak hanya dibahas mengenai hal yang ada di sekitar kita melainkan membahas hal secara global. Oleh karena itulah siswa dituntun untuk

dapat memahami mengenai mata pelajaran IPS karena pelajaran IPS merupakan bekal bagi siswa untuk melangkah ke kehidupan sosial yang akan membantu mereka untuk melihat gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Karena pelajaran IPS itu sendiri merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial yang akan sangat berguna bagi siswa di masa yang akan datang.

Tujuan utama dari Ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Trianto,2010:176). Oleh karena itulah pelajaran IPS merupakan pelajaran yang sangat penting bagi siswa terutama bagi siswa di sekolah dasar karena jenjang sekolah dasar adalah jenjang awal untuk kesuksesan mereka melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Pentingnya mata pelajaran IPS terpadu di sekolah dasar harus didukung oleh tenaga pendidik yang yang akan membantu siswa dalam proses penyerapan materi pelajaran IPS dengan baik di sekolah.

Di SD pelajaran IPS pada kelas rendah penerapannya menggunakan pembelajaran tematik, guru dituntut dapat membantu siswa dalam mengemas suatu pembelajaran tematik yang inovatif yang kelak akan membantu siswa dalam mempengaruhi hasil belajar IPS siswa agar semakin baik. Dengan pembelajaran tematik yang dikemas dalam bentuk yang lebih menarik dalam hal ini dapat berbentuk variasi metode, teknik, ataupun media yang hendak digunakan. Melihat karakteristik siswa sekolah dasar yang masih suka bermain guru dapat membuat suatu pembelajaran tematik yang disukai oleh siswa sehingga ketika mengajarkan materi IPS di sekolah dasar siswa akan memiliki semangat yang tinggi dalam menerima pelajaran di kelas.

Dalam pelaksanaan di lapangan guru sangat berperan dalam perkembangan

(3)

pendidikan karena guru memiliki tanggung jawab untuk membawa peserta didiknya ke arah yang lebih baik. Apabila seorang guru tidak dapat mengarahkan peserta didiknya ke arah yang lebih baik maka guru tersebut dianggap gagal dalam mendidik dan mengarahkan siswanya. Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya (Rusman, 2010:19)

Tetapi pada kenyataannya yang terjadi di sekolah dasar adalah sebaliknya pelajaran IPS di sekolah dasar dianggap sangat membosankan bagi siswa karena siswa hanya dituntut untuk membaca buku IPS yang memang materinya cukup luas, siswa cenderung merasa bahwa pelajaran IPS hanya bersifat hafalan yang mewajibkan mereka untuk terus membaca buku. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah di SD Gugus Letkol Wisnu, dikatakan bahwa hasil belajar IPS siswa masih ada yang di bawah KKM, jika ditelusuri lebih dalam hal tersebut disebabkan oleh cara mengajar guru yang kurang inovatif sehingga menyebabkan siswa berpikir bahwa pelajaran IPS tersebut membosankan.

Padahal sebenarnya pelajaran IPS bukanlah pelajaran yang membosankan apabila dikemas dalam bentuk pembelajaran yang lebih menarik. Selama ini di sekolah dasar pembelajaran tematik yang diterapkan bagi siswa kelas III masih terfokus pada guru sebagai pemberi informasi. Selain itu siswa yang belum memahami materi dituntut untuk membaca buku agar dapat menguasai materi pelajaran. Sebagai guru yang baik, akan sangat bermanfaat bagi siswa apabila merubah pola belajar dari mengajarkan menjadi membelajarkan, sehingga siswa tidak lagi menunggu informasi dari gurunya untuk memahami materi pelajaran yang

hendak mereka pelajari, posisi seorang guru adalah sebagai pendidik, fasilitator dan mediator.

Bagi siswa penerapan pembelajaran tematik yang dikemas dengan lebih menarik akan membantu siswa dalam memperbaiki hasil belajar mereka karena mereka menganggap belajar bukanlah suatu hal yang terpaksa tetapi merupakan suatu hal yang menyenangkan. Untuk itulah diperlukan kesadaran bagi para pendidik untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran tematik agar tidak lagi berpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa, sehingga anggapan siswa mengenai mata pelajarn IPS yang sangat membosankan berubah menjadi sangat menyenangkan. Karena akan sangat fatal akibatnya apabila hasil belajar IPS siswa kurang memuaskan, mengingat bahwa mata pelajaran IPS begitu penting bagi masa depan mereka kelak. Dari permasalahan tersebut maka diperlukan suatu upaya yang dapat membantu memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang lebih baik sehingga dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menawarkan pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to

remember (menyanyi untuk mengingat).

Pembelajaran yang berbasis permainan edukatif sing to remember ini akan sangat baik apabila dapat diterapkan di kelas rendah, karena anak-anak pada usia ini akan lebih tertarik dengan pembelajaran yang dikemas dengan menyisipkan suatu permainan di dalam pembelajaran tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa permainan edukatif merupakan alat pendidikan yang memberikan rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan. Dengan memberikan kesempatan pralatihan untuk mengenal aturan-aturan (sebelum ke masyarakat), mematuhi norma-norma dan larangan larangan, berlaku jujur dan setia” (Mutiah, 2010:113).

Oleh karena itulah pada usia tersebut anak masih suka bermain dan mengeksplorasi pengetahuan mereka

(4)

melalui kegiatan bermain sehingga pembelajaran tersebut akan lebih bermakna bagi siswa. Belajar bermakna (meaningfull

learning) pada dasarnya merupakan suatu

proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsepp relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Rusman, 2010:252). Oleh karena itulah pembelajaran seperti itu akan sangat baik diterapkan di sekolah dasar. Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan dapat juga mencapai perkembangan kognitif dengan cara yang menyenangkan.

Dalam penerapannya di sekolah siswa tidak lagi merasa bahwa belajar harus dilakukan dengan cara belajar melalui penjelasan guru saja, tetapi pembelajaran kini dapat dilakukan dengan cara bermain yang menyenangkan. Salah satu permainan edukatif yang dapat membantu siswa dalam mempelajari suatu materi dalam pembelajaran adalah dengan permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat). Pembelajaran yang berbasis permainan sing to remember ini akan mengajak siswa belajar sambil bernyanyi, dengan bernyanyi siswa dapat mengurangi tekanan dalam belajar dan menghilangkan kejenuhan akibat kegiatan belajar mengajar yang mereka ikuti di dalam kelas.

Dalam pembelajaran model tematik ini siswa diajarkan suatu materi pelajaran berdasarkan tema, yang dalam pengimplementasiannya pembelajaran tersebut dikemas dalam bentuk permainan edukatif, dalam kegiatan belajar mengajar siswa diajak bermain sambil belajar, guru mengajak siswa bernyanyi untuk mengingat materi pelajaran yang hendak mereka pelajari dengan memanfaatkan suatu media dalam penyampaiannya yaitu musik.

Model pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat)

merupakan suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif di dalam kelas dengan melakukan permainan yang bersifat mendidik yang dalam penerapan siswa diajak untuk mendengarkan sebuah lagu yang sesuai dengan materi pelajaran yang hendak mereka pelajari kemudian

menyanyikannya secara bersama-sama dengan materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan mata pelajaran lain karena bersifat tematik. Dengan penerapan ini pembelajaran akan terasa jauh lebih bermakna. Disamping itu model pembelajaran ini memberikan nilai tambah dalam menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, karena siswa secara tidak langsung dapat mengembangkan kemampuannya dalam bernyanyi dan meningkatkan daya ingatnya terhadap lagu yang mereka dengarkan selain itu musik yang mereka dengarkan akan dapat mempengaruhi kinerja kognitif siswa (Sousa,2012:262).

Dengan pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat)

siswa akan merasa lebih senang belajar di kelas karena dengan pembelajaran tersebut siswa dapat memahami materi pelajaran dengan cara mendengarkan lagu yang dimainkan dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakanlah penelitian yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Model Tematik Berbasis Permainan Edukatif Sing To Remember (Menyanyi untuk Mengingat) terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III di SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara Tahun Ajaran 2012/2013”

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, Sugiyono (2012:107) menjelaskan metode penelitian pendidikan diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain “Nonequivalent Control Group

Design” dalam rancangan ini terdapat dua

kelompok yang kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal untuk melihat adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemberian prates biasanya digunakan untuk mengukur ekuivalensi atau

(5)

penyetaraan kelompok (Dantes,2012:97). Sedangkan post tes dianalisis untuk mengetahui hasil uji hipotesis penelitian. Oleh karena itulah dalam penelitian ini pretes dilakukan hanya untuk mengetahui kemampuan kelompok tersebut setara atau tidak.

Soal pretes yang diberikan merupakan soal pilihan ganda biasa yang diberikan langsung oleh guru kelas. Soal yang sama diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat apakah kedua kelas tersebut memiliki kemampuan yang setara atau tidak. Tempat dilaksanankannya penelitian adalah di SD Gugus Letkol Wisnu. Penentuan sampel dilakukan dengan merandom kelas III yang ada di Gugus Letkol Wisnu, setelah dirandom, dipilih 2 sekolah yang memiliki kemampuan yang setara, yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik random sampling. Sampel penelitian ini dipilih tidak melalui pengacakan individu karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk. Pengambilan sampel secara acak sederhana dapat dilakukan apabila daftar nama populasi sudah ada. Peneliti dapat mengambil sampel dengan cara mengundi semua anggota populasi (Multyaningsih, 2011:13). Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara merandom seluruh kelas III di SD Gugus Letkol Wisnu dan memilih 2 kelompok yang memiliki kemampuan yang setara untuk kemudian dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penelitian ini dipilih sampel dari SD N 6 Peguyangan dan SD 12 Peguyangan sebagai sampel. Pada saat pelaksanaan eksperimen pertemuan diadakan sebanyak 8 kali pertemuan, 6 kali untuk pemberian treatment, 1 kali untuk pretest dan 1 kali untuk posttest. Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang hasil belajar IPS siswa. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan tes, yaitu tes untuk mengukur hasil belajar IPS siswa. Sudaryono (2012:40) menjelaskan tes adalah cara yang dapat

digunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab) atau perintah-perintah yang harus dikerjakan, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa.

Dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda biasa (multiple choice test). Arikunto (2012:183) menyebutkan multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Sebelum dilaksanakan tes, terlebih dahulu dilakukan validasi instrumen yang terdiri dari validitas isi yang terdiri dari kisi-kisi dan expert, kemudian dilakukan validasi butir yang terdiri dari uji validitas, uji daya beda, uji tingkat kesukaran dan uji realibilitas. Dalam penelitian ini analisis data dianalisis dengan menggunakan uji-t. Sebelum dianalisis dengan menggunakan uji-t terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat yaitu: uji normalitas dan uji homogenitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan jenis penelitian ini maka data dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data kelompok eksperimen dan data kelompok kontrol. Data yang diperoleh dari kelompok eksperimen merupakan data siswa yang mengikuti pelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember, sedangkan data yang diperoleh

dari kelompok kontrol merupakan data siswa yang mengikuti pelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran model tematik konvensional. Berikut ini adalah hasil analisis data belajar siswa yang diikhtisarkan pada tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Skor Hasil Belajar IPS

(6)

STATISTIK HASIL BELAJAR IPS Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Rata-rata 65,6 82,3 Standar Deviasi 16,1 15,8

Uji prasyarat dilakukan sebelum dilakukan uji hipotesis. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Jika data telah memenuhi uji prasyarat atau telah berdistribusi normal dan homogen maka data tersebut bisa dilanjutkan diuji hipotesisnya dengan menggunakan uji T. Untuk pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square dengan kriteria pengujian adalah jika X2tabel>

X2hit, maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini

berarti data berdistribusi normal. Sedangkan jika X2tabel<X2hit, maka H0 ditolak

(gagal diterima). Ini berarti data tidak berdistribusi normal. Untuk taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% dan derajat kebebasan (dk)=6-1=5 diperoleh X2tabel=

11,070. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square maka X2hit= 5,3 sedangkan untuk taraf signifikan

5% dan derajat kebebasan (dk)=6-1=5 diperoleh X2tabel= 11,070. Karena X2tabel>

X2hit, maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini

berarti data kelas eksperimen berdistribusi normal. sedangkan pada kelas kontrol diperoleh X2hit= 4,11 , sedangkan untuk taraf

signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk)=6-1=5 diperoleh X2tabel= 11,070.

Karena X2tabel> X2hit, maka H0 diterima

(gagal ditolak). Ini berarti data kelompok kontrol berdistribusi normal.

Berdasarkan pengujian pada kedua kelompok data maka dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil belajar siswa baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen telah berdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan uji prasyarat yang kedua yaitu uji homogenitas. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat dijabarkan nilai Standar Deviasi dan Varian dari kedua kelompok seperti tampak pada tabel 2. . Tabel 2. Tabel Standar Deviasi dan Varian

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Standar Deviasi (SD) 15,8 16,1 Varian (SD2) 249,64 259,21

Dari perhitungan diperoleh Fhit

sebesar 1,03 sedangkan Ftabel pada taraf

signifikan 5% dengan dk pembilang =30 dan dk penyebut=30 adalah 1,84 ini berarti Fhit<Ftabel, Maka H0 diterima (gagal ditolak),

sehingga harga varian homogen. Karena data telah berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen maka data tersebut telah memenuhi uji prasyarat untuk dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian dengan uji-t. Rumus uji-t yang digunakan adalah rumus uji-t separated karena jumlah sampel yang sama, karena pada saat pengujian terdapat siswa yang tidak hadir sehingga menyebabkan jumlah siswa pada kedua kelompok sama.

Dari hasil hitung diperoleh thit = 4,06,

sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5%

atau taraf kepercayaan 95% dengan dk = (30+30) -2 =58 adalah 2,00, sehingga nilai thit > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa kelas III yang mengikuti pembelajaran. model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat)

dengan siswa kelas III yang mengikuti pembelajaran konvensional di SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil uji penyetaraan kelompok yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan menguji nilai ulangan IPS siswa pada semester 1 mata pelajaran IPS siswa kelas III SD N 6 Peguyangan dan SD N 12 Peguyangan yang diuji menggunakan uji t diketahui bahwa kedua sampel memiliki keadaan sampel yang normal dan memiliki varians yang sama atau homogen. Ini menunjukkan sebelum diberikan perlakuan

(7)

kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelas eksperimen bisa diberikan perlakuan berupa pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember, sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran model tematik konvensional. Perlakuan diberikan sebanyak 6 kali pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif kemudian dilanjutkan dengan pemberian post test terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Melalui hasil analisis data hasil post tes dari kedua kelompok maka diketahui terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Nilai rata-rata pada kelompok eksperimen yaitu 82,3 sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol yaitu 65,6. Sebelum dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat meliputi uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan microsoft excel.

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa sebaran data nilai post test pada kedua kelompok telah memenuhi normalitas dan homogenitas. Karena data pada kelompok eksperimen dan kontrol telah memenuhi uji prasyarat maka dilanjutkan dengan uji t separated, uji t separated digunakan karena kedua kelompok memiliki jumlah sampel yang sama dan varians yang homgen dalam penelitian ini uji t separated digunakan karena ketika melakukan posttes salah satu siswa di kelompok kontrol tidak hadir mengikuti tes, sehingga perlu dilakukan mortalitas. Dari hasil pengujian diperoleh thit = 4,06 dan ttabel =2,00 dalam

taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 58. Dengan membandingkan hasil thitung dan

ttabel dapat disimpulkan bahwathit > ttabel maka

Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil perhitungan uji t dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

di SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara tahun ajaran 2012/2013.Perolehan rata-rata yang lebih besar pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol disebabkan karena kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to remember, dalam pembelajaran tersebut siswa dapat lebih mudah mengingat materi pelajaran yang sedang mereka pelajari karena dalam lagu-lagu yang mereka nyanyikan sudah terdapat materi yang hendak mereka pelajari.

Melalui bernyanyi siswa dapat menyanyikan materi-materi pelajaran yang biasanya mereka dapatkan melalui ceramah dari guru mereka atau melalui buku yang mereka baca. Mereka mendapatkan suatu inovasi belajar yang lebih menyenangkan dengan cara bermain sambil belajar melalui pembelajaran yanng berbasis permainan edukatif tersebut. Dalam penerapan. pembelajaran berbasis permainan edukatif

sing to remember, siswa terlihat lebih

bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar karena cara belajar yang menyenangkan juga dapat menarik perhatian siswa untuk ikut dalam proses belajar mengajar, selama proses belajar mengajar berlangsung tidak ada siswa yang pasif di kelas karena selama pembelajaran berlangsung guru selalu mengajak seluruh siswa untuk ikut bernyanyi bersama menyanyikan lagu-lagu yang diberikan, sehingga dengan mudahnya lagu-lagu tersebut diserap oleh ingatan siswa karena lagu tersebut dinyanyikan secara berulang kali. Selain itu interaksi antara guru dengan murid juga terjalin dengan baik, karena guru selalu memancing pengetahuan siswa mengenai materi yang mereka pelajari, kemudian memberikan motivasi bagi siswa agar berani mengemukakan pendapat, sehingga siswa tidak merasa canggung dalam mengemukakan pendapat atau mengajukan pertanyaan kepada guru. adengan pembelajaran seperti ini siswa merasa senang saat kegiatan pembelajaran dan kejenuhan dapat diatasi, sehingga

(8)

proses pembelajaran dan proses pemahaman siswa menjadi lebih maksimal. Model pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat) dan

pembelajaran model tematik konvensional diterapkan untuk materi pembelajaran yang sama namun dengan cara penyampaian yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari cara siswa dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berbeda. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung pada kelas ekperimen dan pada kelas kontrol, jika pada kelas ekperimen, pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to

remember difasilitasi dengan speaker audio

dan MP3 player untuk memutar sebuah lagu yang hendak mereka nyanyikan ketika belajar, tetapi fasilitas tersebut didukung pula oleh adanya media belajar tambahan berupa media gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami maksud dari pembalajaran tersebut. Pembelajaran seperti ini akan menambah semangat siswa dalam belajar sehingga tidak ada lagi siswa yang pasif di dalam kelas karena semua siswa akan dilibatkan dalam pembelajaran berbasis permainan edukatif ini. Pembelajaran tersebut akan sangat menyenangkan bagi siswa sehingga siswa merasa nyaman mengikuti proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut berbeda dengan siswa yang berada di kelas kontrol, siswa yang berada di kelas kontrol mengikuti pembelajaran model tematik konvensional dengan pembelajaran yang didominasi oleh kegiatan ceramah dalam penyampaian materinya, pembelajaran tematik konvensional masih berpusat pada guru sehingga interaksi antara guru dengan siswa kurang, hal tersebut akan berdampak pada kurangnya semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran karena kurang adanya interaksi yang dapat menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurang aktif di dalam kelas, pembelajaran seperti ini menimbulkan kejenuhan bagi siswa karena pembelajaran masih berpusat pada satu arah. Selain itu kurang adanya media

pembelajaran pada kelas kontrol menyebabkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran tersebut, siswa jadi lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan temannya, kurang adanya suatu media pembelajaran menyebabkan kurangnya perhatian siswa terhadap materi pembelajaran yang hendak diajarkan. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga proses pembelajaran dan proses pemahaman siswa menjadi kurang maksimal.

Perbedaan hasil belajar yang tampak antara siswa yang mengikuti pembelajaran IPS dengan pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif

sing to remember (menyanyi untuk mengingat) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran IPS dengan model pembelajaran tematik konvensional dapat dilihat dari rata-rata hasil posttes, dengan perolehan rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Dari perbedaan ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to

remember (menyanyi untuk mengingat)

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa kelas III dibandingkan dengan pembelajaran model tematik konvensional. Berdasarkan pertimbangan dari segi kendala dan secara teoritik maka penerapan penelitian ini harus diimbangi dengan keadaan siswa yang tenang dan nyaman serta kemampuan guru dalam memfasilitasi serta membimbing siswa dan memberikan motivasi, sehingga suasana di dalam kelas terasa lebih nyaman bagi siswa, interaksi antara guru dan siswa dapat menghidupkan suasana di dalam kelas sehingga model pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to

remember terbukti lebih baik penerapannya

dibandingkan penerapan pembelajaran model tematik konvensional sehingga penerapannya dapat memberikan variasi dalam memilih model pembelajaran untuk membuat siswa tidak mudah jenuh dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan

(9)

sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya maka diperoleh hasil dari perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji t yaitu diketahui bahwa thit

= 4,06, sedangkan ttabel pada taraf

signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan dk = (30+30) -2 =58 adalah 2,00, sehingga nilai thit > ttabel, maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat)

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar IPS pada kelas eksperimen dengan penerapan pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember lebih baik jika dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan penerapan pembelajaran model tematik konvensional Dengan demikian maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa terdapat perngaruh yang signifikan hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to remember (menyanyi untuk mengingat) di SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:1) Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif seperti pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif sing to

remember, dengan mengajak siswa menyanyi melalui lagu. Guru dapat pula menggunakan model pembelajaran tematik berbasis permainan edukatif sing to

remember ini pada mata pelajaran lainnya,

sehingga pembelajaran di kelas lebih bervariasi. 2) Bagi kepala sekolah

diharapkan dapat menambah fasilitas seperti media-media pembelajaran di setiap kelas, seperti gambar-gambar atau dapat pula memanfaatkan teknologi seperti proyektor agar menghasilkan media pembelajaran yang lebih bervariasi. Sebaiknya kepala sekolah menyediakan anggaran khusus bagi sekolah sehingga dapat menambah media-media pembelajaran, agar dapat memudahkan guru dalam mengajar di kelas. 3) Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian dapat mencoba pembelajaran model tematik berbasis permainan edukatif

sing to remember di kelas yang lainnya

seperti di kelas 1,2,4,5,dan 6. Dalam penerapannya peneliti dapat mengunakannya pada mata pelajaran lain selain IPS, selain itu peneliti selanjutnya dapat menggunakan media-media yang lebih variatif dalam penyampaian materi di kelas.

UCAPAN TERIMAKASIH

Keberhasilan penyusunan artikel ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. I Wayan Rinda Suardika, S.Pd, M.Si, Selaku Dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, motivasi, kritik, serta saran dengan penuh kesabaran, ketelitian dan kecermatan semenjak awal

penyusunan hingga

terselesaikannya artikel ini.

2. Dra.Ni Nyoman Ganing, M.Hum, Selaku Dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, motivasi, kritik, serta saran dengan penuh kesabaran, ketelitian dan kecermatan semenjak awal

penyusunan hingga

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2012.Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan. Edisi 2.

Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Dantes, N.2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta

Multyaningsih, Endang. 2012. Metode

Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Mutiah, Diah.2010. Psikologi bermain

Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada. Sousa,A.David. 2012. Bagaimana Otak

Belajar.Jakarta: PT Indeks

Sugiyono. 2012a. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Cetakan-15. Cetakan Kelima belas.Bandung:Alfabeta.

Trianto. 2010a. Model Pembelajaran

Terpadu Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Edisi2. Edisi

Referensi

Dokumen terkait

Sahal Mahfudz memberikan penjelasan bahwa obyek dakwah tidak harus. diberikan wacana secara

Kira-kira 30% pasien yang memakai obat ini mengalami pembesaran gusi, dimana Siti Salmiah : Gingivitis Pada Anak (Gingivitis Kronis, Gingivitis Yang Dipengaruhi Obat-Obatan

Bagi banyak spesies, terutama yang tidak dianggap penting atau tidak memiliki nilai komersial yang cukup untuk menarik minat dari lembaga lain, CITES akan terus

Dalam studi perencanaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Desa Gunung Rintih Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang, dihitung potensi potensi tenaga air

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

Instrumensoal penguasaan konsep yang telah di- judgement oleh dosen ahli kemudian direvisi dan dilakukan uji coba pada kelas lain yang bukan kelas penelitian,

Pengendalian biaya yang dimaksud adalah biaya pemasaran yang meliputi biayabiaya yang dapat dikelompokkan kedalam fungsi pemasaran yaitu : biaya menurut fungsi penjualan,

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan oleh suatu proses produksi dan merupakan