25
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah perusahaan
Di daerah Surakarta jawa tengah terdapat salah satu Perusahaan tekstil yang sudah sangat terkenal yaitu perusahaan keluarga yang memproduksi tekstil bercorak batik. Perusahaan tersebut adalah PT. Danarhadi Santosa. Pendiri perusahaan ini adalah Bapak R.H Santosa berdasarkan atas akta Notaris Miriam, SH. Pada tanggal 21 maret 1975 No.22/PPA/1975, PT. Danarhadi Santosa mulai mengalami perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 1980 PT. Danarhadi Santosa mendirikan anak perusahaan yang sudah maju dalam produksi kain garment yaitu PT.Kusumahadi Santosa Akta Notaris Meria Theresia Budi Santosa, SH. Pada tanggal 14 Mei 1980 No. 11/11/1980, perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan bertaraf ekspor yang bergerak di bidang produksi Tekstil dan di dalam produksinya terdapat weaving, finishing, printing, dan Dyeing. Dalam hal tersebut produk yang dihasilkan adalah kain jenis Grey (kain mentah), jenis Cabric (kain putih), dan kain Printing. PT. Kusumahadi Santosa telah disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja RI Bapak Soedomo pada tanggal 21 September 1983, yang bertempatan di Jalan Raya Jaten km 9.4 Jaten, Karanganyar.
Dari tahun 1985 – 1992 PT. Kusumahadi Santosa mengadakan berbagai macam perluasan antara lain :
26 1. Menambah kapasitas produksi kain tenun
2. Mengadakan perluasan di bidang printing dengan penambahan mesin produksi
3. Mengadakan perluasan di bidang Dyeing di daerah Tasikmadu berdasarkan surat keputusan No. 11/II/PMPN/1987 tanggal 1 Desember 1987.
4. Mengadakan perluasan di bidang finishing di desa Mojolaban, Karanganyar berdasarkan surat keputusan No. 27/IV/PMPN/1987 tanggal 1 Desember 1987.
5. Mengadakan perluasan produksi dengan mendirikan anak perusahaan yaitu PT. Kusumaputra Santosa yang bergerak di bidang kapas menjadi benang (spinning). Perusahaan ini didirikan dengan tujuan memenuhi kebutuhan benang terutama untuk bagian produksi di PT. Kusumahadi Santosa, kapas di produksi di bagian departemen Spinning, gudang pemasaran menampung atas permintaan dari pelanggan untuk di pasarkan ke beberapa daerah local sepert Bandung dan Jakarta serta sebagian di ekspor ke Negara bagian asia Jepang (Osaka), Istanbul (Turki) dan Italia. PT. Kusumahadi Santosa telah diresmikan pada tanggal 9 Juli 1990 dan pada bulan November 1990 perusahaan ini mampu mengoperasikan unit produksi permintalan benang dengan produksi sebanyak 33.120 mata pintal.
27 Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh PT. Kusumahadi Santosa, antara lain :
1. Mesin produksi pada departemen weaving I dan weaving II. Jenis mesin pada weaving I yaitu Toyoda GH-9 sedangkan pada weaving II yaitu Tsudakoma Airjet ZA 205i dan Tsudakoma Airjet.
2. Bangunan perumahan karyawan beserta fasilitasnya.
3. Bangunan pabrik, bangunan karyawan seperti gudang pemasaran, gedung produksi, gedung umum atau personalia beserta peralatannya.
4. Sarana dan tempat olahraga 5. Koperasi
6. Bangunan kantin dan pos satpam 7. Masjid atau tempat ibadah
8. Yayasan (sekolah)
9. Bus pabrik (antar jemput gratis)
B. Aspek Strategi Perusahaan
PT. Kusumahadi Santosa terletak di Jalan Raya Jaten km 9.4 Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. Dengan area tanah seluas 47.140 m2 terdiri dari tanah untuk bangunan pabrik, kantor, perumahan, kantin , koperasi, poliklinik, tempat parker dan masjid. PT. Kusumahadi Santosa mempunyai lokasi yang sangat strategis bila dilihat dari :
28 Faktor Geografis yaitu :
a. Faktor Pengadaan Bahan Baku
Dilihat dari lokasi PT. Kusumahadi Santosa dan PT. Kusumaputra Santosa yang berdekatan sehingga kebutuhan akan bahan baku dapat terpenuhi dengan mudah dan cepat.
b. Faktor Tenaga Kerja
Dalam memperoleh tenaga kerja tidak mengalami kesulitan karena dekat dengan daerah pemukiman penduduk warga sekitar.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar dengan adanya kesempatan kerja yang terbuka dapat meningkatkan taraf hidup.
1. Faktor Ekonomi
Terdapat beberapa macam faktor ekonomi yang mempengaruhi : a. Faktor Sumber Daya Alam
Dengan area tanah yang luas disekitar perusahaan dapat di manfaatkan perusahaan dalam memperluas pabrik, sehingga di dalam perolehan bahan baku seperti listrik, air dan kebutuhan lainnya mengalami kemudahan di dalam masalah perijinan.
b. Faktor Pasar/Distribusi
Di dalam mendistribusikan hasil produknya yang berupa tekstil bercorak batik PT. Kusumahadi Santosa melakukannya dengan baik
29 secara efektif dan efisien karena di tunjang letak perusahaannya yang sangat strategis.
c. Faktor Transportasi
Letak perusahaan yang berada di dekat jalan raya memudahkan dalam pengangkutan bahan baku maupun hasil produksi sehingga dapat di jangkau dengan alat transportasi yang di perlukan dan digunakan.
C. Visi dan Misi Perusahaan
PT. Kusumahadi Santosa di dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan selalu memperhatikan pelayanan, mutu/kualitas hasil produksi serta daya saing dengan produk lain agar produk yang di hasilkan tetap lebih unggul dibandingkan dengan produk lain. Visi dan Misi sasaran mutu pada PT. Kusumahadi Santosa yaitu :
1. Visi Perusahaan
a. Meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin pemenuhan pesanan pelanggan sebaik mungkin agar merasa senang dan tidak mengecewakan.
b. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Kusumahadi Santosa bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
c. Meningkatkan Sumber Daya Manusia, disiplin tinggi, mampu bekerja keras dan mampu bersaing dengan produk tekstil dari perusahaan lain.
30 2. Misi Perusahaan
a. Menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi agar dapat memenuhi selera dan permintaan konsumen, di utamakan kepuasan konsumen. b. Melestarikan batik dan pengadaan bahan baku yang dibutukan dalam
pembuatan kain bercorak batik agar tetap berkembang dan berjalan lancer.
c. Membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengurangi pengangguran, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menunjang pembangunan.
3. Sasaran Mutu Perusahaan a. Meningkatkan produktivitas
b. Mencari pelanggan sebanyak mungkin
c. Memperhatikan pelayanan terhadap pelanggan d. Mengurangi jumlah keluhan dari pelanggan e. Mengurangi jumlah tuntutan ganti rugi atau claim
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah gambaran secara sistematis tentanghubungan kerja sama dari orang-orang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kedalam fungsi-fungsi tertentu. Organisasi sangat penting sebab dengan adanya organisasi mekanisme lalu lintas kegiatan menjadi jelas perkerjaan lancar, tujuan perusahaan dapatdicapai secara efisien dan pengawasan terhadap tenaga kerjapun lebih mudah dilakukan.
31 Struktur organisasi pada PT. Kusumahadi Santosa berbentuk garis, sehingga komunikasi ataupun laporan-laporan jalanya bertahap sesuai dengan jenjang kepemimpinannya. Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan disesuaikan tingkatanya dalam struktur organisasi perusahaan yang dapatdijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Pemegang saham
Pemegang saham adalah seseorang yang memiliki hak dalam perusahaandalam kepemilikan perusahaan. Maka dalam kepentingannya pemegang saham mempunyai wewenang penuh dalam pengangkutan dan pemberhentian komisaris melalui rapat umum pemegang saham. Rapat ini dilakukan setiap bulan sekali.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dalah badan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham. Adapun fungsi dan tugas dewan komisaris adalah sebagai berikut :
a. Mengatur dan mengkoordinir kepentingan para pemegang sahamsesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam kebijaksanaan umum perusahaan.
b. Mengusahakan agar tujuan perusahaan seperti yang dicantumkan dalam anggaran dasar dapat tercapai dengan baik.
c. Menguasai dan memprakarsai pelaksanaan dari tujuan perusahaan didasarkan atas kebijaksanaan umum perusahaan yang telah ditetapkan.
32 d. Memberi penilaian dan mewakili para pemegang saham atas pengesahan laporan keuangan dan laporan laba rugi serta laporan lainnya yang disampaikan dewan direksi.
e. Menyempurnakan kembali kebijakan-kebijakan umum dalam perusahaan.
3. Dewan Direksi/Direktur Utama
Dewan direksi adalah dewan yang dipilih dewan komisaris dan ditugaskanuntuk memimpin, mengawasi, serta menilai hasil sasaran perusahaan dalam hal ini pelaksanaan tugasnya dibantu oleh asisten direktur utama.
4. Manajer Direktur
Manajer Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam koordinasi dan pengebangan keputusan, mempunyai keputusan dan tanggung jawab besar yang di bantu oleh asisten manajer direktur.
a. Kepala Divisi Umum dan Keuangan
Dalam menjalankan tugas atau operasionalnya Kepala Divisi Umum dan Keuangan dibantu oleh asisten dan empat manajer yaitu : 1. Manajer Keuangan
2. Manajer Keuangan bertugas mengatur keuangan/mengelola keuangan dan sirkulasi uang dalam perusahaan, dalam operasionalnya manajer keuangan di bantu dua kepala seksi keuangan.
33 5. Manajer Akuntansi
Manajer Akuntansi bertugas menyediakan laporan keuangan dari pihak-pihak perusahaan. Dalam operasionalnya manajer akuntansi di bantu oleh tiga seksi akuntansi.
6. Manajer Logistik
Manajer Logistik adalah manajer yang menangani masalah pengadaan dan penerimaan bahan baku serta bahan-bahan lain demi lancarnya proses produksi. Dalam operasionalnya dibantu oleh tiga kepala seksi yaitu seksi pengadaan, seksi penerimaan dan seksi gudang.
7. Manajer Umum dan Personalia
Manajer Umum dan Personalia merupakan manajer yang bertugas memperlancar perkembangan perusahaan dan bertugas memperlancar perkembangan perusahaan dan kesejahteraan pegawai dan menentukan urusan kepegawaian serta urusan-urusan umum lainnya.
8. Kepala Divisi Produksi I
Dalam menjalankan operasionalnya divisi ini membawahi PPC (Pengendalian dan Pengawasan Control) produksi dan empat manajer bidang produksi antara lain :
34 9. Manajer PPC
Manajer PPC bertugas mengendalikan dan mengawasi terhadap jalannya proses produksi dari empat departemen yaitu spinning, utility,weaving I, weaving II supaya mengahasilkan target yang ditentukan.
Adapun penjelasan dari departemen-departemen tersebut yaitu : a. Manajer Spinning
Departemen ini bertugas dalam pengandaan kapas dan benang, dalam operasionalnya dibantu oleh seksi produksi dan seksi perbaikan peralatan/meant.
b. Manajer Utility
Departemen ini bertugas untuk pengandaan listrik dan diesel untuk kepentingan seluruh perusahaan yang dibantu oleh tiga kepala seksi utility yaitu utility I, utility II, utility III.
c. Manajer Weaving I
Departemen ini memproduksi benang menjadi kain dalam operasionalnya departemen weaving dibantu oleh seksi perbaikan, seksi persiapan yang bertugas mempersiapkan bahan-bahan produksi. d. Manajer Weaving II
Departemen ini memproduksi benang menjadi kain dalam operasionalnya membawahi tiga seksi yaitu seksi perbaikan (meant), seksi persiapan, seksi quality yang bertugas mengawasihasil produksi supaya terjamin dan kualitasnya sesuai dengan pesanan pelanggan.
35 10. Kepala Divisi Produksi II
Kepala Divisi Produksi II dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seseorang asisten yang membawahi tiga manajer dan satu kasie serta kasubsie antara lain :
11. Manajer Produksi Printing
Manajer Produksi Printing bertugas memproduksi kain menjadi barang jadi dalam operasionalnya membawahi tiga kepala seksi yaitu seksi dying printing A, seksi dying printing B, seksi dying printing C dimana
masing-masing kepala seksi tersebut membawahi Kepala Kasubsie. 12. Manajer Persiapan Printing
Manajer persiapan printing bertugas mempersiapkan obat dan bahan - bahan kain, dalam operasionalnya membawahi seksi making up dan seksi strike off laboratorium, serta membawahi dua kepala seksi lagi yaitu seksi persiapan kain print dan sub seksi Envaring Rotary Print dan Flat Print.
13. Manajer Desain Studio
Manajer Desain Studio adalah bertugas mendesain atau merancang desain disesuaikan dengan selera dan pesanan pasar, dalam operasionalnya membawahi dua kepala seksi yaitu seksi tracer (pencari ide) dan seksi desain komposer yang masing-masing kepala sub seksi.
14. Manajer Preatretment
Bertugas mempersiapkan segala proses awal di departemen printing.
36 15. Manajer Maintance Printing
Manajer Maintance Printing bertugas melakukan pemeliharaan alatalat printing, sehingga tidak ada hambatan/gangguan pada saat proses percetakan, kepala seksi ini membawahi dua kepala yaitu work shopprinting dan urusan maintance printing. Manajer Maintance Printing
berkedudukan di bawah manajer tetapi pertanggungjawabannya tidak langsung kepada Divisi produksi II
16. Kepala Sub Seksi Administrasi
Kepala Sub Seksi Administrasi berkedudukan di bawah kepala seksi namun pertanggungjawabannya langsung kepada Kepala Divisi Produksi II dan membawahi dua urusan yaitu urusan administrasi produksi serta urusan logistik dan administrasi personalia.
17. Kepala Divisi Pemasaran
Kepala Divisi Pemasaran membawahi tiga manajer yaitu : a. Manajer Pemasaran
Bertugas mengelola kegiatan pemasaran serta barang-barang di gudang, yang membawahi tiga kepala seksi yaitu seksi pemasaran, seksi gudang dan seksi administrasi.
b. Manajer Penjualan
Bertugas menjual produk perusahaan dengan membawahi seksi penjualan.
37 c. Manajer Ekspor
Manajer Ekspor adalah manajer yang bertugas menjualkan barang khusus pasar luar negeri dengan cara mengikuti pameran-pameran (pameran-pameran dagang).
E. Produksi
PT. Kusumahadi Santosa memproduksi Kain Grey (kain mentah) dari department weaving, cambric (kain putih) dari departemen finishing dan kain berwarna atau bermotif dari department printing. Untuk hasil dari weaving I di pasarkan ke daerah local yaitu Surabaya, Jakarta , Bandung dan Bali.
Department weaving II yang hasil produksinya akan diekspor ke Negara UEA, Turky, Italia, Belanda, Arab Saudi, Korea Selatan, Jerman serta Negara Eropa lainnya. Hasil produksi sebagian juga digunakan untuk pemenuhan kebutuhan produksi pada PT. Danarhadi Santosa.
Hasil produksi tekstil di PT. Kusumahadi Santosa ada berbagai jenis, rayon maupun katun yang di ekspor antara lain :
1. Kain GREY Micro Tancel, 2. Kain GREY 100% Rayon, 3. Kain GREY 100% Cotton, dan 4. Kain CETAK 100% Cotton. a. Spesifikasi Weaving (penenunan)
38 1. Fasilitas weving terdapat 570 alat tenun (termasuk didalamnya 146 alat
tenun Airjet) 2. Weaving 1 3. Weaving 2
Tabel 3.1 Produksi Weaving 1
Tipe Mesin Lebar Shedding Nomor
TOYODA 6H-9 65” DOBBY 65 TOYODA 6H-9 65” TAPPET 95 TOYODA 6H-9 56” DOBBY 144 TOYODA 6H-9 56” TAPPET 120 TOTAL 424 Table 3.2 Produksi Weaving 2
Tipe Mesin Lebar Shedding Nomor
TSUDAKOMA AIRJET 205i 75” CAM 96 TSUDAKOMA AIRJET 205i 75” CAM 32 TSUDAKOMA AIRJET 205i 75” DOBBY 18 TOTAL 570
Sumber : PT. Kusumahadi Santosa 2015
4. Width
a. Alat tenun shuffle (shuffle looms) : spasi 36” – 63”, lebar kain max. 59.50”
b. Alat tenun Airjet (Airjet Looms) : spasi 47” – 75”, lebar kain max. 71”
39 5. Spesifikasi Printing
a. Produksi
1) Fasilitas Persiapan per unit
1. Gas singeing dan Bleaching Range 1
2. Mercerizing 1
3. Sanforizing 1
4. Stenter 1
b. Kapasitas 2.100.000,00 per bulan 2) Fasilitas Printing 2 unit 1. Sueding
2. Flat Print (ICHINOSE 12 colours)
3. Rotary Print (STORK 12 colours tipe R.D.IV/AF/1850/12.12.308 4. Width
Maksimum Lebar Kain 5”
5. Kain Printing Produk :
a. Pigment, Reactive , dan Disperse Print
b. Komputerisasi Grafis untuk tren fashion terbaru dengan menggunakan mesin cetak rotary dan mesin cetak datar.
40
F. Pemasaran
PT. Kusumahadi Santosa dalam memasarkan produknya dengan cara mengikuti Pameran dagang yang baik diadakan didalam negeri maupun ada diluar negeri bertujuan agar produknya dapat dikenal ataupun diminati para calon buyer. Biasanya pameran didalam negeri dilaksanakan di Jakarta, sedangkan pameran diluar negeri yaitu diadakan di Paris. Cara lain untuk mempromosikan produk yang ada di PT. Kusumahadi Santosa yaitu dengan menggunakan katalog, dengan cara ini akan lebih memudahkan konsumen dalam memilih produk yang akan mereka pesan.
41
Tabel 3.3
Volume Penjualan Ekspor Tahun 2014 (dalam ribuan) Semester 1
No. No. HS dan Negara Meter Yard Net weights USD Negara
Tujuan
1. 5208.12.0000
Belanda (Rotterdam)
- 310,350.00 49,931.59 372,117 Belanda
2. 5208.12.0000 Japan (Osaka) 119,163 - 23,349.68 116,184 Japan
3. 5208.12.0000 Jerman (Hambrug) 389,258 - 73,562.13 451,051 Jerman
4. 5208.12.0000 Turki (Gemlik) - 160,000 25,757.50 192,200 Turki
5. 5211.12.0000 Jerman (Hamburg) 7,588 - 3,787.50 12,672 Jerman
6. 5212.15.9000 Saudi Arabia (Jeddah) - 18,996 1,218 35,523 Saudi Arabia
7. 5212.15.9000 U.A.E (Dubai) - 55,042 3,618 85,866 U.A.E
8. 5516.11.0000 Italy (Genova) 265,245 - 40,463.89 206,874 Italy
9. 5516.11.0000 Japan (Osaka) 104,667 - 10,045.37 57,004 Japan
10. 5516.11.0000 Jerman (Hamburg) 603,820 - 109,434.23 458,680 Jerman
11. 5516.11.0000 Taiwan (Keelung) 131,692 - 29,548.80 70,954 Taiwan
12. 5516.11.0000 Turki (Gemlik) 5,290,307 - 726,599.51 3,266.243 Turki
13. 5516.91.0000 Taiwan (Keelung) 22,661 - 3,038.82 14,276 Taiwan
Jumlah 6,934,401.00 544,388.00 1,108,388.00 5,342,683
42
Tabel 3.4
Volume Penjualan Ekspor Tahun 2014 (dalam ribuan)
Semester 2
No. No.HS dan Negara Meter Yard Net Weights USD Negara Tujuan
1. 5208.11.0000 Italy (Genova) - - - 0 Italy
2. 5208.11.0000 Japan (Osaka) - - - 0 Japan
3. 5208.11.0000 Turki (Gemlik) - - - 0 Turki
4. 5208.12.0000 Belanda (Rottherdam) - 480,000 77,278 574,400 Belanda
5. 5208.12.0000 Jerman (Hamburg) 114,992 - 21,078.16 121,640 Jerman
6. 5208.12.0000 Korea (Busan) - - - 0 Korea
7. 5208.12.0000 Turki (Gemlik) 16,335 - 2,644.90 16,008 Turki
8. 5211.12.0000 Jerman (Hamburg) - - - 0 Jerman
9. 5212.15.9000 Saudi Arabia (Jeddah) - - - 0 Saudi Arabia
10. 5212.15.9000 U.A.E (Dubai) 56,235.27 - 6,439 67,651 U.A.E
11. 5212.15.9000 U.A.E (Jebel Ali) - - - 0 U.A.E
12. 5407.72.0000 Pakistan (Karachi) - - - 0 Pakistan
13. 5512.11.0000 Korea (Busan) - - - 0 Korea
14. 5516.11.0000 Jerman (Hamburg) 508,185 - 92,505.96 346,829 Jerman
15. 5516.11.0000 Turki (Gemlik) 2,559,340 - 376,790.07 1,551,209 Turki
16. 5516.14.0000 Pakistan (Karachi) - 124,784 24,427 202,271 Pakistan
Total 3,295,017.
27
604,784 601,183.48 2,880,008
43
A. Pembahasan
1. Persyaratan dan regulasi yang digunakan PT. Kusumahadi Santosa ke Negara Jepang
Perusahaan industri tekstil seperti PT. Kusumahadi Santosa, kegiatan pokok dari perusahaan adalah mengelola bahan baku menjadi produk setengah jadi (kain), dan melakukan pemasaran serta penjualan produk setengah jadi tersebut kembali pembeli. Selain PT. Kusumahadi Santosa menetapkan berbagai produk dan jumlah produk yang akan di jual serta menentukan daerah pemasaran produknya, maka perusahaan juga harus mengevalusi terkait adanya regulasi. Adapun regulasi untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu, memberikan kualitas produk kain yang baik serta memperluas pangsa pasar dan yang paling utama adalah memperoleh laba, maka perusahaan dapat mempertahankan segala kegiatan operasional perusahaan dengan inovasi dan kreasi atas perusahaan. Dengan menerapkan konsep pemasaran diharapkan konsumen selalu puas sehingga laba jangka panjang sebagai konsekuensinya dapat tercapai. Untuk produk benang, dikhususkan bagi perusahaan yang akan memproduksi kain, untuk produk GREY atau kain mentah dikhususkan bagi perusahaan yang akan memproduksi baju, dan untuk produk PRINTING atau kain bercorak dikhususkan bagi perusahaan yang akan membuat baju dengan corak tertentu. Setelah memproduksi baju, tentunya akan dipasok kepada pedagang atau pengusaha konveksi.
Kutipan wawancara dengan bapak Johan Siregar selaku narasumber perusahaan bagian staff ekspor – impor. “bagaimana regulasi yang digunakan
44 PT. Kusumahadi Santosa ke Negara Jepang?”, Tanya penulis. Kemudian beliau menjawab, “pada umumnya ada 2 komponen mas, seperti definisi
regulasi , dan regulasi produk kain, dan didalam nya masih ada aspek-aspek , untuk perusahaan kami sendiri ada private strategy yang tidak bisa kami jelaskan, namun saya akan menjelaskan aspek – aspek yang tadi seperti apa mas di perusahaan kami”.
Adapun persyaratan regulasi yang digunakan PT. Kusumahadi Santosa dalam memasarkan produknya adalah :
1. Definisi regulasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber perusahaan, Bapak Johan Siregar selaku staff bagian ekspor – impor, mengutarakan bahwa yang dimaksud regulasi disini adalah peraturan yang ditetapkan antar eksportir dengan importer. Regulasi adalah “mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau pembatasan”. Regulasi dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk , misalnya : pembatasan hukum diumumkan oleh otoritas pemerintah, regulasi pengaturan diri oleh suatu industri seperti melalui asosiasi perdagangan, Regulasi sosial misalnya norma, co-regulasi dan pasar. Seseorang dapat , mempertimbangkan regulasi dalam tindakan perilaku misalnya menjatuhkan sanksi ( seperti denda ).Beliau juga menjelaskan mengenai unsur terkait aturan penting dalam tatalaksana ekspor produk, yaitu :
45 Konsumen merupakan unsur yang menentukan setiap produk yang di hasilkan perusahaan. Perusahaan melakukan pengiriman barang sesuai dengan kebutuhan dan minat konsumen. Untuk itu perusahaan memproduksi barang ekspor yang seharusnya di produksi dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan perusahaan dan dapat memperoleh laba atas transaksi tersebut.
b. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang di hasilkan
Di awali dengan melakukan pemilihan bahan baku kain, diantaranya kain mentah (grey) yang di produksi di Departemen weaving, kain putih (camric) yang di produksi dari Departemen Finishing, dan kain berwarna atau bermotif yang di produksi dari Departemen Printing, lalu dilakukan proses pengolahnya sampai dengan proses finishing dari produksi, yang perlu dilakukan adalag pengawasan ketat sehingga proses produksi yang dihasilkan dapat terjamin kualitasnya sampai kualitas packing.
c. Regulasi produk kain
Dari hasil wawancara dengan narasumber perusahaan, Bapak Johan Siregar selaku staff bagian ekspor – impor, menyatakan bahwa Kualitas yang diinginkan oleh pihak konsumen adalah memandang kualitas suatu produk berdasarkan pada tiga dimensi yaitu penampilan produk , kegunaan produk dan keandalan atau lamanya waktu produk
46 tersebut, sehingga untuk melihat kualitas suatu produk perlu dilihat sifat – sifat dari produk yang bersangkutan.
Pengendalian kualitas dalam usahanya menciptakan suatu produk yang berkualitas dimulai dengan mengadakan pengawasan terhadap kualitas bahan baku, tenaga kerja dan peralatan produksi yang digunakan selanjutnya dengan pengendalian terhadap pelaksanaan proses produksi, dengan digunakan bahan baku yang berkualitas baik, tenaga kerja yang terampil serta peralatan produksi yang menunjang di harapkan proses produksi dapat dilaksanakan dengan lancar sehingga dapat meghasilkan produk yang berkualitas baik.
d. Modalitas penurunan tarif bea masuk dalam persetujuan antar republik Indonesia dan Jepang mengenai suatu kemitraan ekonomi sebagai berikut :
47
Tabel 4.1
Modal penurunan tarif bea masuk
KATEGORI
BARANG
JADWAL PENURUNAN TARI BEA MASUK
A Tarif bea masuk menjadi 0%pada tanggal implementasi B3 Tarif bea masuk menjadi 0% dalam 4 tahap dengan tingkat
penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi
B5 Tarif bea masuk menjadi 0% dalam 6 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi
B7 Tarif bea masuk menjadi 0% dalam 8 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi
B10 Tarif bea masuk menjadi 0% dalam 11 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi
B15 Tarif bea masuk menjadi 0% dalam 16 tahap dengan tingkat penurunan yang sama setiap tahun. Penurunan tahap pertama dimulai pada tanggal implementasi
X Dikecualikan dari penurunan tariff bea masuk, berlaku tarif MFN
P Tarif bea masuk diturunkan dengan mengikuti catatan-catatan sebagaimana tercantum dalam penjelasan
48 Sales Contract Buyer membuka L/C melalui advising bank Gambar 4.1
Alur transaksi ekspor pada PT. Kusumahadi Santosa Sumber : PT. Kusumahadi Santosa
Membuat PEB
Stuffing Cara Pembayaran
(L/C)
Memuat barang ke kapal dan terima bill of lading
Membuat surat tagihan pembayaran ke buyer Check L/C terms dan conditions gudang kain Terimapembayaran Membuat packing
list dan invoice
Terima pembayaran dari opening bank melalui
bank BCA Menghubungi
Freight Forwading
Membuat shipping instruction
Meminta data Negosiasi dokumen
49 e. Prosedur Ekspor
1. “Sales Contract. Proses berawal dari Sales Contractyang sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Yang dimaksud kedua belah pihak tersebut adalah PT. Kusumahadi Santosa dan Buyer dari Jepang. Sales Contractdi wakili pihak marketing ekspor PT. Kusumahadi Santosa dan Buyer. PT. Kusumahadi Santosa membuat Sales Contractsesuai order Buyer. Dalam Sales Contractterdapat : commodity, amount , shipment, destination,
packing dancondition. Dari pihak PT. Kusumahadi Santosa
tandatangan terlebih dahulu, kemudian dokumen di scan dan dikirim ke email Buyer.Buyer tandatangan dokumen tersebut beserta stamp dan mengirim email kembali ke PT. Kusumahadi Santosa.
2. “cara pembayaran”. Dalam sales contracttelah disetujui bahwa tata cara pembayaran melalui latter of credit (L/C). sambil buyer membuka L/C, marketing ekspor dapat menurunkan order sheet. 3. “buyer membuka L/C” melalui advising bank yang ditunjuk PT.
Kusumahadi Santosa yaitu Bank BCA.
4. “check L/C terms and condition” setelah menerima L/C dari advising bank, PT. Kusumahadi Santosa Mengecheck L/C terms
and condition.
5. “check L/C terms and condition” sesuai dengan persyaratan, maka pihak marketing ekspor PT. Kusumahadi Santosa meminta data
50 hasil produksi sesuai order sheet dari gudang kain yang dibawah naungan divisi Tekstil.
6. “membuat Packing List dan invoice” bagian marketing ekspor menerima data Packing List dari gudang kemudian diteruskan oleh bagian penjualan kain ekspor untuk diinput datanya kedalam computer dan sekaligus menginput invoice.
7. “menghubungi pihak maskapai pelayaran” bagian ekspor kain menghubungi pihak Evergreen cabang semarang untuk memesan container.
8. “membuat shipping instruction” setelah mendapat container, bagian marketing ekspor kain membuat shipping instruction yang ditunjukkan kepada Evergreen.
9. “membuat PEB” setelah membuat PEB yang ditunjukkan kepada Bank Bca dan copy dokumen untuk diajukan ke Disperindag untuk dibuatkan COO (certificate of origin). Untuk pengiriman ekspor ke Jepang akan dibuatkan form A.
10. “Stuffing” karena kontrak pembayaran melalui L/C, maka dapat langsung melakukan stuffing.
11. “memuat barang ke kapal dan terima bill of lading” container dimuat ke kapal oleh maskapai pelayaran Evergreen dan kemudian PT. Kusumahadi Santosa menerima bill of lading dari maskapai pelayaran tersebut.
51 12. “pembayaran L/C” dokumen disiapkan berdasarkan persyaratan yang disebutkan dalam L/C. bagian penjualan ekspor kain membuat surat tagihan untuk buyer sesuai tanggal jatuh tempo kedatangan kapal di Osaka jepang.
13. “negosiasi dokumen ke “negotiation bank” bagian penjualan kain ekspor menegosiasikan dokumen ke Bank Bca yang diteruskan Bank Bca ke opening Bank buyer.
14. “terima pembayaran” buyer meminta opening bank untuk membayarkan tagihan ke PT. Kusumahadi Santosa setelah tidak ada dokumen yang salah.
15. “terima pembayaran dari Buyer Bank” berhubung tidak ada masalah dalam dokumen tersebut, maka opening bank melakukan pembayaran kepada PT. Kusumahadi Santosa melalui negotiating bank yaitu Bank Bca.
Secara garis besarnya, Tatalaksana Ekspor Kain yang dilakukan PT. Kusumahadi Santosa sama seperti apa yang tertulis dalam buku-buku yang berhubungan dengan ekspor, seperti : terdiri dari korespondensi melalui email, pembuatan sales contract, persiapan barang ekspor, pembuatan PEB, pemesanan Container, pemuatan barang ke kapal, pemeriksaan Bea dan Cukai, pencairan L/C dan pengiriman produk kain ke Importir.
52 a. Sales Contract adalah dokumen yang memuat persetujuan antara
PT. Kusumahadi Santosa dan Buyer di Jepang.
Dalam Sales Contract tercantum persetujuan mengenai : 1. Uraian lengkap barang
2. Harga satuan dan harga total 3. Jumlah barang
4. Pelabuhan tujuan 5. Syarat pembayaran
6. Condition (syarat-syarat lain) b. Commercial Invoice
Invoice adalah dokumen ekspor yang berisi tentang nilai barang yang akan di ekspor.
c. Packing List
Packing List adalah dokumen yang memuat daftar informasi mengenai barang (tanpa dicantumkan harga dan nilai barang) yang akan dikirim ke buyer luar negeri.
Informasi packing list meliputi :
1. Description of Good (nama barang) 2. Quantity (jumlah barang)
3. Unit Price (harga per unit) 4. Amount (jumlah nilai)
53 d. Shipping instruction
Shipping instruction adalah dokumen yang ditunjukkan kepada maskapai pelayaran. Biasanya berisi instruksi PT. Kusumahadi Santosa untuk memesan kapal dan memberitahukan kedatangan dan keberangkatan kapal.
e. Bill of Lading
Bill of Lading adalah dokumen yang diterbitkan oleh, shipping company (perusahaan pelayaran) yang berfungsi sebagai bukti tanda terima barang yang akan di ekspor PT. Kusumahadi Santosa. Dalam pengurusan dokumen, PT. Kusumahadi Santosa tidak memakai jasa EMKL (ekspedisi muatan kapal laut)
f. Certificate of Origin
COO yaitu juga surat keterangan asal (SKA) yang merupakan sumber darimana barang tersebut berasal dan sebagai keringanan bea masuk wilayah tertentu.
g. PEB (pemberitahuan ekspor barang)
PEB yaitu dokumen berupa pemberitahuan ekspor barang yang diterbitkan oleh bea dan cukai.
B. Kendala-kendala yang dihadapi PT. KUSUMAHADI dalam melaksanakan tatalaksana ekspor ke Negara jepang :
Dari hasil wawancara dengan narasumber perusahaan, Bapak Johan Siregar selaku staf bagian pemasaran ekspor, Kendala – kendala yang dialami PT. Kusumahadi Santosa. seperti hambatan masuk ke Negara tertentu (entry
54 barrier) dan waktu pengiriman produk kainnya yang relative cepat (1-2 minggu) , sehingga kami dari pihak staff bagian pemasaran ekspor harus cepat juga dalam menangani pengurusan dokumennya. Kalaupun ada kendala ya kemungkinan di peraturannya yang berganti – ganti.
Berikut ini adalah hasil uraian penulis tentang berbagai kendala yang dihadapi PT.kusumahadi santosa .
1. Hambatan masuk ke negera tertentu (entry barrier)
a. Kuota
Kuota adalah pembatasan secara fisik terhadap barang-barang yang diperdagangkan secara Internasional. Kuota impor adalah pembatasan jumlah fisik yang masuk ke dalam negeri dan Kuota ekspor adalah pembatasan jumlah fisik barang-barang yang diekspor ke luar negeri. Sama halnya dengan tarif, Kuota juga di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
b. Absolute atau Unilateral Kuota adalah pembatasan yang hanya di lakukan untuk negara sepihak, tidak melalui persetujuan dengan negara lain.
c. Negotiated atau Bilateral Kuota adalah Kuota yang besar kecilnya ditentukan berdasarkan persetujuan dengan 2 negara atau lebih.
d. Tarif Kuota adalah gabungan antara tarif dan Kuota. Suatu barang yang dimasukkan ke dalam negeri melebihi jumlah yang telah ditargetkan, maka tarifnya akan menjadi lebih mahal.
55 e. Mixing Kuota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang
diimpit pada proporsi tertentu dalam memproduksi barang f. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak (custom duties) terhadap barang-barang yang melewati batas kenegaraan. Tarif dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain :
1. Bea ekspor adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain.
2. Bea transit ialah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah negara lain dengan ketentuan bahwa negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir dari pengiriman.
3. Bea impor adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu negara dengan ketentuan pemungutan pajak tersebut adalah merupakan tujuan akhir dari pengiriman barang.
4. Uang jaminan impor adalah persyaratan bagi importir suatu produk untuk membayar kepada pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat kedatangan produk di pasar domestik sebelum penjualan dilakukan.
56
2. Shipment
Masalah yang dihadapi baik seller maupun buyer adalah adanya kendala eksternal dari kedua belah pihak tersebut. Hal ini dikarenakan oleh faktor cuaca maupun oleh pihak forwarding yang mengalami suatu masalah, seperti badai dan kendala cuaca yang lain selama mendistribusikan barang.