• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Tradisi Merantau Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Tradisi Merantau Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar JURNAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Tradisi Merantau Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat di Jorong Subarang

Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S.1)

NENCY WASRIL

11030163

PROGRAM PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)
(4)

Studi Tradisi Merantau Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat di Jorong Subarang

Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

By:

Nency Wasril*Slamet Rianto, M.Pd**Rika Despica, S.Pd, M.Si**

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRACT

Tradisi merantau ini membuat kehidupan sosial masyarakat di Jorong Subarang menjadi kurang, seperti interaksi sosial yang berkurang dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, menganalisis dan membahas tentang studi tradisi merantau bagi kehidupan sosial masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar ditinjau dari segi jumlah perantau dan penduduk, interaksi sosial, organisasi masyarakat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, informan penelitian diambil dengan teknis Snow Ball, dengan informan kunci yaitu Wali Nagari, Wali Jorong, Pemuka Masyarakat dan Ketua Pemuda, lalu informan utamanya adalah masyarakat yang ditinggal merantau oleh anggota keluarganya. Hasil penelitian yaitu: 1) Jumlah perantau sebanyak 7,9% dari jumlah penduduk di Jorong Subarang. 2) Interaksi Sosial yaitu interaksi sosial tidak langsung para perantau dengan keluarga mereka dikampung berjalan dengan lancar, sering memberi kabar ke kampung. Sedangkan interaksi sosial langsung perantau dengan keluarga yang tinggal di kampung yaitu kurang. 3) Organisasi Masyarakat yaitu kurang berjalan dengan baik karena para anggotanya satu persatu pergi merantau, dan kesibukan masing-masing anggota yang ditinggalkan.

(5)

Going away Tradition Study Society For Social Life in Jorong Subarang Nagari

Batipuh Ateh Batipuh District of Tanah Datar

By:

Nency Wasril*Slamet Rianto, M.Pd**Rika Despica, S.Pd, M.Si** Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*

Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra** ABSTRACT

The tradition migrated make social life in Jorong Subarang be less, such as reduced social interaction in the community. This study aims to get the data, process, analyze and discuss the tradition migrated to study social life in Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Tanah Datar District of Batipuh terms of the number of immigrants and population, social interaction, community organizations. The research is a qualitative, technical research informants taken with the Snow Ball, key informants is Wali Nagari, Wali Jorong, community leaders and youth leader, and his main informants are people who are left to wander by his family members. Results of the study are: 1) The total of immigrants as much as 7.9% of the population in Jorong Subarang. 2) Social Interaction in that social interaction does not directly migrants with their families kampong running smoothly, often give the news to the village. While social interaction directly immigrants with families living in the village is less. 3) Community Organization in is not running well because its members one at a time away from home, and the busyness of each member left.

Key word : the total of immigrants, the total population, social interaction, and community organization

PENDAHULUAN

Menurut Sjarifoedin dalam Nengrum (2013:1) Minangkabau merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam hal keberagaman budaya dan kelompok etnisnya. Etnis yang satu ini merupakan satu kelompok etnis di daerah Sumatera Barat yang banyak orang dari berbagai suku atau etnis yang merantau. Kegiatan merantau memang tidak dapat dipisahkan dari suku bangsa Minangkabau.

Pada awalnya merantau didorong oleh kebutuhan perluasan wilayah karena tempat asal di daerah pedalaman Sumatera Barat atau luhak nan tigo tidak lagi memadai luasnya untuk menunjang kehidupan. Mereka memerlukan tanah garapan baru untuk pertanian, sehingga suku bangsa Minangkabau memperluas

daerah mereka dengan memasukkan pantai Barat ke dalam lingkungan wilayah mereka seperti Pariaman, Padang, Bandar Sepuluh sejak abad ke-6 (Naim dalam Rahma 2007:96).

Tradisi merantau bukan hanya sekedar pergi meninggalkan kampung halaman untuk suatu masa tertentu dengan kemauan sendiri untuk tujuan mencari rezeki, mendapatkan pengalaman hidup dan menimba ilmu pengetahuan untuk memasuki dunia dewasa bagi setiap anak laki-laki. Meratau juga dihasung untuk mempersiapkan kehidupan berumah tangga yang lebih mapan dalam masyarakat matrilineal Minangkabau karena beban sosial yang dipikul oleh laki-laki tidak hanya untuk keluarga batihnya, tetapi juga untuk keluarga kaum

(6)

di rumah suku ibunya. Merantau bagi orang Minang karenanya adalah sebuah tantangan untuk menjadi “orang” (Naim 2013).

Tradisi merantau orang Minang terbangun dari budaya yang dinamis, mandiri dan berjiwa merdeka. Ditambah kemampuan bersilat lidah (berkomunikasi) sebagai salah satu ciri khas mereka yang membuatnya mudah beradaptasi dengan suku bangsa mana saja. Budaya unik ini sering dikaitkan dengan pantun yang berbunyi “karatau madang di hulu babuah babungo balun, marantau bujang dahulu di kampuang baguno balun”.

(https://bujangrantau.wordpress.com/buja ng-rantau/, diakses 2 Mei 2015).

Menurut Naim (2013:5) menjelaskan merantau sebagai migrasi sementara, migrasi kunjungan dan migrasi temporer. Migrasi sementara merupakan suatu migrasi yang pergi merantau dengan jangka waktu beberapa tahun dan bertujuan kembali ke kampung halamannya, di perantauan tidak ada perubahan ekonomi hanya terjadina kesulitan ekonomi. Migrasi kunjungan merupakan migrasi menetap untuk jangka lebih pendek, kegiatan masyarakat Minangkabau yang pergi ke daerah perantauan.

Migrasi khas suku Minangkabau adalah Merantau. Migrasi tersebut sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk. Yang mana migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tujuan menetap dan ini mempengaruhi pertumbuhan penduduk. (Yohadi dalam Efendi 2012: 17)

Menurut teori kependudukan yang diperkenalkan oleh Malthus pada tahun 1948, Pertumbuhan penduduk diibaratkan mengikuti deret ukur, sedangkan laju pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. Jumlah penduduk yang masuk ke kota besar diibaratkan mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan ekonomi serta pembangunan sarana dan prasarana perkotaan diibaratkan mengikuti deret hitung (Efendi 2012:15). Namun daya tarik kota lebih kuat sehingga membuat banyak orang berbondong-bondong untuk merantau dari desa ke kota dengan niat ingin mengadu nasib.

Tradisi merantau ini masih berlanjut sampai saat sekarang ini di Sumatra barat khususnya jorong Subarang nagari Batipuh Ateh kecamatan Batipuh kabupaten Tanah Datar. Tradisi merantau di Jorong Subarang sudah berlangsung sejak lama sekitar tahun 1990an sampai saat sekarang ini. Namun saat sekarang ini fenomena tradisi merantau tidak hanya dilakukan oleh anak laki-laki Jorong Subarang saja namun para perempuan pun juga ikut pergi merantau. Perantau di Jorong Subarang tidak hanya laki-laki namun juga ada yang perempuan yang pergi merantau. Umumnya bagi mereka yang tamat sekolah menengah atas dan kejuruan pergi merantau atau mereka yang putus sekolah juga pergi merantau demi meraih peruntungan di negeri orang, ini sudah terjadi semenjak tahun 1990an namun sekarang diantara mereka ada yang melanjutkan untuk kuliah.

Berbagai alasan melatarbelakangi orang-orang untuk pergi merantau, mulai dari ikut teman berdagang, daya tarik pekerjaan yang lebih menjanjikan,

merubah nasib dan ada juga bagi perempuan yaitu ikut suami kerja.

Banyak orang-orang yang merantau ke daerah lain sehingga suasana menjadi sepi, baik itu yang sudah tercatat

pindah ke daerah tempatnya merantau

maupun yang tidak tercatat pindah ke daerahnya merantau.

(7)

Tradisi merantau membawa perubahan bagi kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan sosial yang ada di masyarakat terdapat interaksi sosial yang didalamnya ada nya kontak sosial dan komunikasi. Interaksi sosial tersebut ada yang terjdi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok (Soekanto 2010: 53-59).

Merantau di jorong Subarang membuat kampung agak sepi. Banyak rumah yang ditinggal penghuninya yang pergi merantau. Jarang sekali ditemui kumpulan ibu-ibu yang sekedar berkumpul untuk bercakap-cakap tampak bahwa jarang terjadinya interaksi diantara masyarakat di jorong Subarang tersebut kecuali ada keperluan atau sesuatu yang mengharuskan mereka untuk berkumpul mungkin diakibatkan oleh orang-orang yang tinggal dirantau sehingga kampung menjadi sepi. Organisasi masyarakat di jorong Subarang pun sering tidak jalan seperti Organisasi pemuda yang dikarenakan sebagian pemuda ada yang merantau, kelompok tani yang sudah tidak tampak berjalan lagi dikarenakan ada

sebagian anggota tani yang ikut tinggal dengan keluarga dirantau.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Studi Tradisi Merantau Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar”. TujuanPenelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi serta menganalisa data secara mendalam tentang:

1. Jumlah perantau dan penduduk di jorong Subarang nagari Batipuh Ateh kecamatan Batipuh kabupaten Tanah Datar

2. Interaksi sosial masyarakat dan tradisi merantau di jorong Subarang nagari Batipuh Ateh kecamatan Batipuh kabupaten Tanah Datar 3. Organisasi masyarakat di jorong

Subarang nagari Batipuh Ateh kecamatan Batipuh

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Wiliam dalam Moleong (2014: 5) penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti tertarik secara alamiah.

Informan Penelitian

Yang menjadi informan penelitian di sini adalah masyarakat jorong Subarang. Pemilihan informan penelitian diambil dengan cara snowball. Snowball adalah informan-informan penelitian diperoleh di lapangan berdasarkan informasi yang diperoleh dari para informan, bukan

berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Makin lama seseorang melakukan penelitian, makin banyak orang yang berhasil diwawancarai, ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama bola menggelinding di atas salju, makin banyak salju yang menempel di bola (Afrizal 2014: 141).

Informan kunci penelitian ini yaitu wali nagari, wali jorong, pemuka masyarakat dan ketua pemuda sedangkan informan utama dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ditinggal merantau oleh anggota keluarganya . Teknik Pengumpulan Data

(8)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi

Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu wawancara dan pewawancara atau orang yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diberi pertanyaan (Moleong 2014: 186). c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan, meneliti dan analisis dokumen mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan dampak merantau bagi kehidupan sosial masyarakat di jorong Subarang. Dokumen ialah setiap bahan yang tertulis ataupun film (Moleong 2014: 216).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Jumlah perantau dan penduduk di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

Berdasarkan hasil wawancara dari 16 informan yang di tinggal merantau oleh anggota keluarganya sebanyak 46 orang perantau dan berdasarkan data dari kantor wali nagari dari tahun 2012-2015

sebanyak 40 orang perantau. Dan jumlah penduduk pada tahun 2015 yaitu 1087 jiwa.

2. Interaksi sosial Masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

Kontak sosial tidak langsung atau interaksi sosial tidak langsung oleh para perantau dengan keluarga mereka dikampung berjalan dengan lancar, baik itu memberi kabar ke kampung atau sebagainya, sedangkan interaksi sosial langsung perantau dengan keluarga termasuk kurang karena jarang pulang ke kampung,lalu interaksi sosial keluarga yang ditinggal merantau dengan warga sekitar di Jorong Subarang kurang karena kesibukan masing-masing.

3.Organisasi masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar

organisasi masyarakat di Jorong Subarang kurang berjalan dengan baik karena para anggotanya yang berpengaruh di organisasi tersebut satu persatu pergi merantau, lalu kesibukan dari anggota yang ditinggalkan membuat kegiatan di organisasi masyarakat sering tidak terlaksana.

Pembahasan

Berdasarkan permasalahan yang telah diajukan dalam penelitian ini, maka peneliti akan mencoba membahas berdasarkan fokus penelitian. Pembahasan ini berguna untuk memberikan informasi dan menerangkan hasil penelitian sesuai dengan hasil yang di peroleh di lapangan.

Pertama, berdasarkan jumlah perantau dan jumlah penduduk di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar yaitu banyak. Penduduk di Jorong Subarang berjumlah 1087 jiwa yang kebanyakan diantara mereka pergi merantau dan menetap di daerah rantau, jadi kampung menjadi sepi.

Hal ini sama dengan pendapat Naim dalam Emita (2013) perantau adalah orang yang meninggalkan kampung halamannya untuk melakukan

(9)

aktifitas sosial dan ekonomi . Jadi jika jumlah perantau semakin banyak maka kampung menjadi sepi.

Kedua, interaksi sosial masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar adalah interaksi tidak langsung antara perantau dengan keluarganya berjalan lancar, interaksi langsung antara perantau dengan keluarganya di kampung tidak lancar karena perantau yang jarang pulang, interaksi sosial antara keluarga yang ditinggal perantau dengan masyarakat di sekitar tidak lancar disebabkan oleh kesibukan masing-masing dan sepinya lingkungan sekitar rumah. Tradisi merantau di Jorong Subarang mengalami perubahan yang mana tidak hanya laki-laki yang pergi merantau namun juga perempuan.

Hal ini sama dengan pendapat Soekanto (2010) interaksi sosial merupakan merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok dengan kelompok dan perorangan dengan kelompok. Dalam interaksi sosial harus ada kontak sosial dan komunikasi baik langsung maupun tidak langsung.

Ketiga, organisasi masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar adalah berjalan tidak lancar. Organisasi masyarakat di Jorong Subarang seperti Ikatan Pemuda Pemudi Subarang (IPPS), Remaja Mesjid yang kegiatannya sering mengalami kendala karena anggota yang sedikit seperti acara bulan ramadhan, khatam al-qur’an dan kegiatan randai yang diadakan oleh para anggota IPPS. Lalu Majelis Ta’alim yang anggotanya kebanyakan ibu-ibu sudah jarang melakukan kegiatan seperti wirid setiap jum’at malam, dan Kelompok Tani

berjalan tidak lancar karena anggota masyarakat sudah banyak yang merantau, lalu kesibukan masing-masing anggota lain dan anggota yang ditinggalkan kurang pandai dalam mengelola organisasi serta di organisasi membutuhkan banyak anggota yang hebat yang dahulu di dalamnya.

Hal ini sama dengan pendapat Robbins (2013) menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang studi tradisi merantau bagi kehidupan sosial masyarakat di Jorong Subarang Nagari Batipuh Ateh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk di Jorong Subarang memang banyak namun sebagian dari mereka banyak di daerah rantau. Berdasarkan hasil penelitian jumlah perantau yaitu 7,9 % dari jumlah penduduk sudah termasuk juga perantau yang menetap atau pindah ke daerah rantau.

2. Interaksi sosial individu dengan individu keluarga yang ditinggal merantau dengan orang sekitarnya yaitu jarang sekali ada interaksi sosial, karena kesibukan mereka masing-masing bekerja, dan sudah sepinya lingkungan sekitar rumah karena tetangga mereka pergi merantau membuat mereka lebih suka di rumah saja.

3. organisasi masyarakat di Jorong Subarang seperti ikatan pemuda pemudi Subarang (IPPS), Remaja

(10)

Mesjid, Majelis Ta’alim dan Kelompok Tani kurang berjalan dengan baik karena para anggotanya yang berpengaruh di organisasi tersebut satu persatu pergi merantau, lalu kesibukan dari anggota yang ditinggalkan membuat kegiatan di organisasi masyarakat sering tidak terlaksana.

Saran

Adapun saran yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Diharapkan para perantau Jorong Subarang lebih memperhatikan kampung halaman mereka.

2. Diharapkan masyarakat Jorong Subarang untuk lebih meningkatkan rasa kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan partisipasinya dalam menjalankan kegiatan organisasi dan memajukan kampung.

3. Diharapkan pemerintah Jorong Subarang untuk memperhatikan dan meningkatkan rasa kebersamaan masyarakat Jorong Subarang dan organisasi masyarakat di Jorong Subarang.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal .2014. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Jakarta:PT Raja

Grafindo Persada

Dewi, Innike Rahma. 2007. Badan Musyawarah Masyarakat Minang

(Bm3) .Jurnal Mahasiswa

Sosiologi FISIP USU.1. Hlm. 96-108

Efendi, Desi. 2012. Dinamika

Kependudukan Di Kecamatan

Pauh Kota Padang. Skripsi

Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar

Emita, Vivi. 2012 .Peran Perantau Terhadap Pembangunan Nagari di Jorong Galogandang Nagari III Koto Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar.Skripsi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar.

(https://bujangrantau.wordpress.com/buja ng-rantau/, diakses 2 Mei 2015).

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Naim, Mochtar. 2013. Merantau. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada

Nengrum, Yuliana .2014. Kondisi Sosial Ekonomi Perempuan Perantau Sebagai Migran Kembali (Return Migrant) di jorong Kapuh nagari

Sumani kecamatan X Koto

Singkarak kabupaten Solok.

Skripsi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar.

Pratama, Annugrah Mujito. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Seseorang Untuk Melakukan Migrasi Ulang–Alik (Studi Kasus Pada Migran Kota Malang Yang Melakukan Migrasi Ulangalik ke Surabaya Dengan Menggunakan Transportasi Bus). Jurnal Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. 2. Hlm 1-14

Setiadi, Elly M., Hakam, Kama H., & Effendi Ridwan. (2012). Ilmu Sosial dan Budaya. Jakarta: Prenada Media Grup.

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

(11)

Sugiyono. 2013. Metodi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D .

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diperkuat dengan dimanfaatkannya lahan – lahan kosong di Surabaya dan sekitarnya untuk pembangunan properti, seperti mal, perkantoran, pusat perdagangan

Tahapan metode yang diusulkan pada penelitian tersebut terdiri dari mendeteksi pulps dengan menggunakan pemindai UV, ekstraksi fitur dari hasil pemindaian UV,

Dalam konteks akuntansi ESG dapat dilogikakan bahwa mahasiswa akuntansi merupakan individu yang telah memiliki modal sosial (bagian dari jejaring sosial bisnis dan akuntansi)

These conclusions were formulated on in vitro studies that established that nicotine slows down A b (1– 42) fibril formation (Moore et al 2000; Salomon et al 1996) and that

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan simpulan di atas maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. Pendidikan dan pelatihan pada masing-masing LPD

Bullying Motivation Among High School and College Student in Three Big Cities in Indonesia) SKRIPSI ANDY HERLAMBANG 0804007011 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

Sehubungan dengan pelaksanaan Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pesawaran Tahun Anggaran 2017 Pada Kegiatan

PERANCANGAN BALAI PELATIHAN PETERNAKAN AYAM PETELUR DI BLITAR DENGAN PENDEKATAN METAFORA KOMBINASI OLEH RIZAL QOMARUZ ZAMAN 13660006... UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK