• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pedodonsia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan pedodonsia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 7

PEDODONSIA

PERSISTENSI GIGI SULUNG

Disusun Oleh :

Kelompok Tutorial 1

Pembimbing:

drg. Dyah Setyorini, M. Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

(2)

DAFTAR KELOMPOK 1

Ketua : Bimbi Virgamantya (11-047)

Sekretaris meja : Stefanus Christian (11-051)

Sekretaris papan : Redo Setyawan (11-068)

Anggota : Selvia Magdalena (11-001)

Fathimatuz Zahro F. R. (11-003) Riria Hendarto Putri (11-006)

Lubna (11-008)

Rhanifda Amvitasari (11-009)

Vananda Duanta (11-011)

Danang Dewantara (11-062)

Sariwiwit Intan P. (11-087)

Inneke Andriani Sutanto (11-089) Cindy Uswatun Khasanah (11-095)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya berupa kemampuan berpikir dan analisis sehingga laporan tutorial pedodonsia yang berjudul “Persistensi Gigi Sulung” dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan tutorial ini disusun untuk memenuhi tugas tutorial dengan alasan-alasan penting yang menjadi pendorong untuk pengetahuan berdasarkan referensi-referensi yang mendukung. Laporan ini juga bertujuan untuk mengantisipasi pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi di lingkungan Universitas Jember dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Laporan tutorial ini disusun melalui berbagai tahap baik dari pencarian bahan, text book dan dari beberapa referensi yang penulis dapat lainnya. Laporan ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama yang harmonis diantara para pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. drg. Dyah Setyorini, M. Kes selaku tutor pedodonsia kelompok tutorial 1 2. Teman-teman kelompok tutorial 1

Akhirnya tiada suatu usaha yang besar dapat berhasil tanpa dimulai dari usaha yang kecil. Semoga laporan tutorial ini bermanfaat, terutama bagi mahasiswa Universitas Jember sendiri dan di luar lingkungan Universitas Jember. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan serta penyempurnaan lebih lanjut pada masa yang akan datang.

Jember, April 2013

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gigi susu akan tanggal beberapa saat sebelum gigi permanen pengganti erupsi. Namun sering dijumpai kasus dimana gigi susu tidak tanggal walaupun gigi permanen pengganti sudah erupsi yang disebut persistensi. Persistensi dapat terjadi karena berbagai faktor penyebab. Adanya persistensi dapat menyebabkan gangguan erupsi gigi permanen pengganti, sehingga dapat menimbulkan bermacam-macam anomali, Anomali yang disebabkan persistensi dapat diatasi dengan perawatan ortodonti. Perawatan anomali dilakukan untuk mendapatkan oklusi yang ideal serta estetis yang baik.

Keadaan ini sering dijumpai pada anak usia 6 – 12 tahun. Persistensi pada gigi susu tidak mempunyai penyebab tunggal tetapi merupakan gangguan yang disebabkan oleh multi faktor, yaitu :

1. Gangguan Nutrisi.

2. Arah tumbuhnya gigi dewasa tidak searah dengan arah tumbuhnya gigi susu yang akan digantikannya.

3. Ketidakcukupan tempat bagi gigi yang akan tumbuh untuk menggantikan gigi susu.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara pemeriksaan pada pasien? 2. Apakah diagnosa kelainan pada pasien?

3. Apa rencana perawatan yang dilakukan dokter gigi pada pasien dengan diagnosa tersebut?

4. Bagaimana prognosis pasien pada skenario?

1.3 Tujuan

(5)

2. Mengetahui diagnosa kelainan pada pasien.

3. Mengetahui rencana perawatan yang dilakukan dokter gigi pada pasien. 4. Mengetahui prognosis pasien pada skenario.

1.4 Mapping

Gigi 51 Persistensi

Pemeriksaan

Subjektif Objektif

Anamnesis Intraoral Ekstraoral Penunjang

Diagnosis

Rencana perawatan

Asma Bronchial Konsultasi

(6)

BAB II PEMBAHASAN

1. Cara pemeriksaan pada pasien.

Prosedur yang dianjurkan pada pemeriksaan lengkap dilakukan pada kunjungan pertama (jika mungkin), meliputi:

 Pencatatan riwayat (Anamnesa). o Sosial o Gigi o Medis  Pemeriksaan Klinis o Ekstra Oral o Intra Oral

Pencatatan Riwayat Sosial Pemeriksaan sosial meliputi :

Nama.

Dokter gigi sebaiknya memanggil pasien dengan nama yang disukai anak .

Alamat, sekolah, kelas, saudara laki, perempuan, binatang peliharaan, kegiatan yang disukai dirumah dan sekolah.

Pertanyaan sederhana tentang hal ini merupakan cara umum berkomunikasi dengan pasien anak. Selain itu jawabannya dapat menggali lebih jauh minat anak dan lingkungan rumah pasien.

Pekerjaan ayah dan ibu.

Hal ini penting, karena orang tua terutama ibulah yang sering membawa anak ke dokter gigi. Perlu didiskusikan jumlah

(7)

kunjungan ke dokter gigi, sehingga orang tua dapat mengatur waktu kunjungan.

Pencatatan Riwayat Gigi

Keluhan

Apakah pasien datang dengan keluhan? Jika tidak ada keluhan, mungkin pasien datang untuk pemeriksaan rutin yang dianjurkan. Adalah penting mengetahui alasan kedatangan pasien, karena berdasarkan alasan ini diagnosa dapat ditegakkan dan keluhan dapat diatasi.

Riwayat Keluhan

Jika ada keluhan sakit gigi, carilah keterangan tentang lokasi, kapan dimulai, apakah rasa sakitnya terus menerus atau terputus-putus (jika ya, berapa lama berlangsung, apakah timbul karena rangsangan panas, dingin, manis atau sewaktu makan). Apakah anak sampai tidak bisa tidur, menyebabkan anak gelisah dan menangis terus.

Gejala-gejala sakit gigi memberi indikasi macam kelainan pulpa misalnya rasa sakit yang terputus-putus dengan jangka waktu pendek yang disebabkan panas atau dingin diagnosanya hiperami pulpa. Rasa sakit spontan, berat, membuat anak tidak bisa tidur diagnosanya pulpitis. Sedangkan bila disertai pembengkakan kemungkinan sudah abses akibat gangren pulpa.

Riwayat Kesehatan Gigi

Apakah perawatan gigi yang lalu dilakukan secara teratur atau tidak, apakah pernah mengunjungi dokter gigi lain. Jika ya mengapa diganti, perlu ditanyakan karena bila anak pernah mengalami trauma, kemungkinan untuk menumbuhkan rasa percayanya lebih sulit, sehingga dokter gigi pengganti harus lebih berhati-hati.

(8)

Sikap Anak

Sikap anak terhadap setiap perawatan (untuk anak kecil, pendapat orang tuanya cukup relevan). Setiap sikap yang kurang koperatif selama perawatan harus dipertimbangkan dalam rencana perawatan mendatang.

Sikap Orang Tua

Sikap orang tua terhadap perwatan gigi perlu diketahui. Bila sikap dan harapan orang tua terhadap perawatan gigi sangat berbeda, jangan lakukan perawatan sebelum menjelaskan dan menimbang baik buruknya.

Pencatatan riwayat medis

Beberapa penyakit sistemik yang perlu ditanyakan kepada orang tua pasien, misalnya penyakit jantung kongenital, demam rematik, kelainan darah, penyakit saluran pernafasan, asma, hepatitis, ikhterus, alergi (penisilin, sulfa), epilepsi, kelainan mental dan penyakit lain yang serius.

Pemeriksaan Ekstra Oral Anak

Penampilan Umum

Secara umum tinggi badan seorang anak dapat diamati dengan cepat sewaktu anak memasuki ruang praktek. Untuk memastikannya dapat diukur dan membandingkannya dengan tabel yang memuat perbandingan antara tinggi badan, usia dan berat badan anak. Faktor yang mempengahi keadaan tinggi, berat badan dalam masa perkembangan adalah herediter, lingkungan, penyakit sistemik dan gangguan endokrin

(9)

Adanya perubahan atau kelainan pada kulit di wajah atau tangan dapat dipakai sebagai petunjuk adanya kelainan atau penyakit. Lesi yang primer atau sekunder dapat terjadi pada kulit muka, bila terdapat herpes pada bibir atau muka yang disertai rasa sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya perawatan gigi ditunda atau diberi premedikasi dan pasien dirujuk ke dokter kulit terlebih dulu.

Mata

Infeksi/abses pada gigi rahang atas dapat menyebar ke mata menyebabkan pembengkakan atau conjuctivitis pada mata. Bila perawatan gigi telah selesai dan pembengkakan pada mata belum hilang, sebaiknya pasien dirujuk ke dokter mata.

Bibir

Pemeriksaan bibir dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, warna dan tekstur permukaan. Dipalpasi dengan ibu jari dan telunjuk. Pada bibir sering dijumpai abrasi, fisur, ulserasi atau crust. Trauma sering menyebabkan memar pada bibir, reaksi alergi juga dapat terlihat.

Simetris Wajah

Asimetris wajah dapat terjadi secara fisiologis atau patologis. Secara fisiologis misalnya kebiasaan tidur bayi terutama yang lahir prematur sehingga meyebabkan perubahan bentuk wajah yang permanen. Asimetris wajah patologis dapat disebabkan tekanan abnormal dalam intra uterus, paralise saraf kranial, fibrous displasia atau gangguan perkembangan herediter. Selain itu asimetris wajah patologis pada anak – anak sering juga disebabkan karena infeksi atau trauma.

Pemeriksaan dan riwayat pembengkakan penting diketahui untuk menentukan diagnosa dan etiologi. Bila terdapat asimetris wajah tanpa rasa sakit dan penyebabnya tidak diketahui dengan pasti serta tidak berhubungan dengan gigi lebih baik merujuk pasien ke dokter anak. Pada anak sering ditemui selulitis yaitu infeksi pada jaringan

(10)

lunak yang difus, disebabkan infeksi pulpa gigi susu/tetap. Selulitis dapat menimbulkan pembengkakan pada wajah dan leher. Bila disebabkan gigi atas pembengkakan dapat meluas ke bawah mata dan dalam keadaan akut mata kelihatan merah.

Pemeriksaan Intra Oral Anak

PIPI DAN BIBIR BAGIAN DALAM

Diperiksa dengan menarik pipi dan bibir, akan terlihat mukosa labial, dilanjutkan dengan memeriksa mukosa bukal, apakah terdapat pembengkakan atau perubahan lain.

GINGIVA

Pemeriksaan gingiva meliputi warna, ukuran, bentuk dan konsistensinya. Sewaktu erupsi gigi, gingiva dapat membengkak, sakit (terutama bila terkena trauma gigi antagonisnya) dan meradang. Pada anak-anak gigi yang mengalami gangren pulpa sering disertai fistel pada gingiva karena abses paradontal.

LIDAH DAN TONSIL

Untuk memeriksa lidah, anak diminta menjulurkan lidahnya ke depan. Periksa ukuran, bentuk, warna dan pergerakannya. Daerah di bawah lidah harus diperiksa karena sering terjadi pembengkakan atau ulserasi yang dapat mengganggu bila berbicara dan sewaktu lidah digerakkan. Selain itu frenulum lingualis yang pendek dapat menahan gerakan lidah ke depan, sehingga mengganggu anak berbicara. Dasar lidah diperiksa perlahan-lahan dengan menggunakan kain kasa yang diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Permukaan lidah anak umumnya licin, halus dan papila filiformis relatif pendek. Pada awal penyakit exantematous, lidah berselaput putih keabu-abuan atau putih kecoklatan. Selaput itu berisi sel yang mengalami desquamasi, sisa makanan dan bakteri. Keadaan ini sering juga terlihat pada anak yang sedang demam. Avitaminosis tertentu, anemi atau stress dapat menyebabkan desquamasi papila yang ditandai dengan peru- bahan warna dan

(11)

pembengkakan. Adanya pembesaran lidah yang patologis dapat disebabkan cretinisme, mongolism atau tumor. Kebiasaan jelek pada lidah dapat menimbulkan maloklusi. Untuk memeriksa tonsil, lidah ditekan dengan kaca mulut atau tongue blade, dilihat apakah ada perubahan warna, ulserasi atau pembengkakan.

PALATUM

Untuk melihat langsung bentuk, warna dan lesi pada jaringan lunak dan keras palatum, kepala pasien direbahkan ke belakang. Pembengkakan, kelainan bentuk dan konsistensinya dapat diketahui dengan palpasi.

GIGI

Pengamatan gigi secara menyeluruh dapat dilakukan dengan cepat sebelum masing-masing gigi didiagnosa secara teliti. Pemeriksaan gigi dilakukan dengan memakai kaca mulut, ekskavator dan pinset. Perlu diketahui apakah ada gigi yang dicabut sebelum waktunya (prematur loss), gigi yang sudah waktunya tanggal atau gigi persistensi (gigi penggantinya sudah erupsi tetapi gigi sulung belum tanggal). Gigi persistensi dan gigi yang mengalami prematur loss akan mengganggu susunan gigi dan perkembangan lengkung rahang.

Kelainan akibat pertumbuhan dan perkembangan dicatat, yaitu meliputi kelainan jumlah, waktu erupsi, struktur, warna dan bentuk gigi. Gigi berlebih (supernumerary) dicatat regio dan jenisnya (mesiodens, laterodens atau paramolar). Kondisi pada saat pemeriksaan perlu dipertimbangkan apakah gigi berlebih tersebut perlu segera dicabut, menunggu waktu yang tepat atau tidak perlu dicabut. Pada apel gigi, diberi tanda-tanda untuk memudahkan melihat keberadaan dan perawatan gigi. Gigi yang belum erupsi dilingkari, gigi yang sudah dicabut diberi tanda silang, gigi karies ditandai dengan kedalamannya (superfisialis, media atau profunda), akar gigi diberi tanda juga. Pemeriksaan karies gigi dimulai dengan

(12)

membersihkan kavitas dan periksa kedalamannya, lokasinya (superfisialis, oklusal, proksimal, serviks, dll), vitalitasnya juga diperiksa.

2. Diagnosis Pasien pada Skenario

Pasien Pada skenario didiagnosis bahwa gigi sulungnya mengalami persistensi. Hal ini ditandai dengan tidak tanggalnya gigi sulung pada saat gigi penggantinya talah erupsi. Selain itu pada skenario ditemukan tidak adanya kegoyangan pada gigi sulung tersebut yang menandakan tidak adanya resorpsi akar gigi tersebut.

3. Rencana Perawatan Dokter Gigi

Rencana perawatan yang akan dilakukan dokter gigi pada pasien pada skenario antara lain:

 Pasien dirujuk ke Dokter untuk mengetahui batasan – batasan serta bagaimana perawatan yang seharusnya dilakukan, karena pasien mempunyai kelainan Asma Bronchial.

 Ekstraksi gigi 51 yang persistensi dengan menggunakan obat yang mengandun epinefrin (bronchodilator)

4. Prognosis pasien pada skenario

Pasien pada skenario dinilai memiliki prognosis yang baik ditinjau dari beberapa sisi antara lain :

 Pasien bersifat kooperatif.

 Asma bronchial yang diderita pasien dapat ditangani dengan cara melakukan rujukan.

 Rahang pasien masih dalam masa pertumbuhan sehingga maloklusi yang disebabkan oleh persistensi gigi sulung masih dapat kembali normal.

Sehingga ditinjau dari beberapa hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prognosa pasien BAIK.

(13)

BAB IV KESIMPULAN

 Pemeriksaan dibagi menjadi anamnesa dan pemeriksaan klinis. Anamnesa dilakukan dengan menanyakan riwayat pasien kepada pasien ataupun orang tuanya. Sedangkan pemeriksaan klinis dibagi menjadi pemeriksaan intra oral dan ekstra oral.

Pemeriksaan Intra oral meliputi pemeriksaan gigi, dan jaringan lunak. Jaringan lunak yang diperiksa meliputi gingiva, lidah, tonsil, palatum, mukosa bibir dan pipi.

 Diagnosa pasien pada skenario adalah persistensi gigi sulung. Karena gigi sulung belum tanggal saat gigi permanen telah erupsi.

 Rencana perawatan yang dapat dilakukan adalah konsultasi dan rujukan ke dokter mengenai perawatan asma bronchial, dan ekstraksi gigi sulung yang mengalami persistensi.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. USU Open Course Ware. 2013. Pedodonsia Dasar.

2. Muthu dkk. 2009. Pediatric Denstistry: Principles and Practices. Delhi:Elsevier.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuannya adalah agar droplet-droplet air yang ada dalam botol pasca dibersihkan dengan air mengalir kering, sehingga tidak mempengaruhi perbandingan konsentrasi

Ikan bonti- bonti selain endemik, statusnya tergolong rawan punah (vulnerable species) dan hanya terdapat di Danau Towuti dan Danau Mahalona, Sulawesi Selatan. Masyarakat di

Manakala maksim simpati pula hanya digunakan sekali oleh PG, untuk menunjukkan bahawa dalam wacana kelas ini, guru tidak menonjolkan maksim ini kerana bersikap profesional

Skripsi Damaiana lebih menekankan pada proses keseluruhan pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik di kantor- kantor Notaris, tesis Ida Ayu Made Widyari lebih menekankan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Grebeg Sudiro terbentuk karena adanya kesadaran dan kesengajaan dari warga Sudiroprajan untuk memperlihatkan kerukunan

Tujuan : mengetahui perbedaan ekspresi dari Vascular Endothelial Growth Factor pada karsinoma WHO tipe 3 stadium III dan stadium IV, overekspresi VEGF

Selain itu, analisa P/D ini juga dapat mengetahui berapa sisa daya dari motor induk yang dapat digunakan untuk menggerakkan shaft generator akibat dari variasi kapal yang

8 Kota Madiun Iga Permata Putri Mentari SMAN 1 Madiun 9 Kota Madiun Retno Dewi Pamungkas SMAN 3 Madiun 10 Kota Kediri Very Dwi Vasiani SMAN 1 Kediri 11 Kota