• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengenali Foto Thorax Normal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengenali Foto Thorax Normal"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

Mengenali Foto Thorax

Normal

(2)

Foto thorax PA normal

• Pembuluh darah dan bronkus

– Pembuluh darah: garis putih, tebal di hilus,

semakin pinggir semakin tipis

– Bronkus: tidak tampak karena dinding tipis

• Pleura

– 2lapis, parietal dan visceral dengan pleural

space di antaranya

– Normal terdapat sedikit cairan , tidak ada

udara

(3)

Foto thorax lateral

• Left lateral view: sisi kiri pasien dekat

dengan film

• Keuntungan:

– Menentukan lokasi

– Konfirmasi

– Menemukan kelainan yang tidak tampak

pada foto PA

(4)

5 area penting pada foto

thorax lateral

• Retrosternal clear space

• Hilus

• Fisura

• Vertebra thoracalis

• Diafragma dan sulcus

(5)

Retrosternal clear space

• Tampak bentukan radiolusen di

belakang sternum, di depan

(6)

Hilus

• Sulit untuk dideteksi dengan foto PA

apabila ada pembesaran

• Sebagian besar dibentuk oleh

A.pulmonalis, jarang terdapat mass

dikret

• Jika ada mass hilar, akan tampak

pembesaran lymph node hilar, hilus

tampak lobulated mass like

(7)

fisura

• Fisura mayor dan minor tampak seperti

garis putih

– Fisura mayor : oblique, setinggi vertebra

thoracal 5-permukaan diafragmatika pleura (beberapa cm di belakang sternum)

– Fisura minor: horizontal, setinggi costa 4 anterior

• PA: fisura minor

• Lateral: tampak keduanya

• Fisura tampak menebal pada efusi pleura,

fibrosis

(8)

Vertebra thoracal

• Bentuk: persegi panjang, tersusun paralel

dengan vertebra di bawahnya

• Discus intervertebralis semakin ke bawah

semakin lebar

• Degenerasi diskus intervertebralis

mengakibatkan celah menyempit dan

tampak spur.

• Fraktur kompresi: bentuk corpus akan

berubah (mengecil), depresi sering pada

bagian anterior.

(9)

Diafragma dan sinus

costophrenicus

• Diafragma pada foto radiologi tampak

sebagai 2 bagian: diafragma kanan dan kiri.

• Cara membedakan diafragma kanan kiri

pada foto lateral:

– Hemidiafragma kanan lebih tinggi dari kiri,

tampak sebagai garis utuh dari depan-belakang. – Hemidiafragma kiri tampak di posterior tapi

tertutup oleh otot jantung di bagian depannya, tampak udara pada gaster di bawahnya

(10)

Faktor yang perlu

diperhatikan

• Penetrasi

• Inspirasi

• Rotasi

• Magnifikasi

• Angulasi

(11)

Penetrasi

• Vertebra thoracalis masih dapat

terlihat di balik cor

(12)

Kesalahan penetrasi kurang

• Hemidiafragma kiri (dan basis paru

kiri) tidak tampak

(13)

Kesalahan over penetrasi

• Marking paru berkurang- hilang

• Misdiagnosa : emfisema,

(14)

Inspirasi

• Terlihat 10 costa posterior (pasien

rawat inap 9 costa)

(15)

Costa anterior vs posterior

Posterior: tampak lebih jelas,

horizontal (huruf A)

Anterior: lebih kabur, membentuk

sudut 45derajat ke arah ekstremitas

inferior (huruf V)

(16)

Inspirasi kurang

• Inspirasi kurang menyebabkan

marking paru lebih padat (terutama

pada basis paru) --- pneumonia

(17)

Rotasi

• Jika jarak antara proc.spinosus corpus

vertebra dengan clavicula medial

dextra sinistra sama, maka tidak ada

rotasi.

• Jika jarak antara proc.spinosus lebih

dekat ke clavicula dextra, maka pasien

rotasi ke kiri (dari pasien)

• Jika jarak antara proc.spinosus lebih

dekat ke clavicula sinistra, maka

(18)
(19)
(20)

Kesalahan rotasi

• Cor dan trachea tampak bergeser ke

dextra

(21)

Magnifikasi

• Pada foto PA, cor lebih dekat dengan

film – magnifikasi rendah

• Pada foto AP, cor lebih jauh dengan

film –magnifikasi lebih besar

(22)
(23)

Angulasi

• Pada apical lordotic view, dimana

sinar X membentuk sudut terhadap

kepala, struktur-stuktur di bagian

anterior (seperti clavivula) akan

terproyeksi lebih jelas pada film

dibanding struktur posterior

(24)
(25)

Kesalahan pada angulasi

• Pada apical lordotic view, bentuk cor

akan tampak berubah, sudut

diafragma kiri yang tajam akan

hilang.

(26)

MENGENALI PENYAKIT INTERSTITIAL DI

BANDING PENYAKIT ALVEOLAR

(27)

Penyakit Paru Parenkimal

• Ada 2 tipe Utama : – Alveolar (airspace) – Interstitial

(28)

Karakteristik dari penyakit

alveolar

• Penyakit rongga udara (alveolar) di

deskripsikan seperti kabut, halus dan kabur. • Kabut yang keruh muncul menjadi konfluen. – Batas tepi tidak jelas/kabur, sulit dibedakan

antara yang normal dengan penyakit.

– Penyakit rongga udara(alveolar) mungkin

mengenai seluruh paru seperti odem paru, atau tampak terlokalisir seperti pneumonia lobus

(29)

• Bronkus biasa nya tidak terlihat

– Dinding tipis, berisi udara, dan dikelilingi oleh udara

• Ketika di dapatkan seperti cairan, menggantikan udara yang biasanya mengelilingi bronkus, lalu udara di dalam bronkus menjadi nampak seperti rangkaian cabang hitam yang menyerupai pipa disebut udara bronkogram.

(30)

• Yang dapat mengisi alveolar selain udara : • Cairan , seperti terjadi odem paru

• Darah, yang disebabkan perdarahan paru

• Gastric juices yang disebabkan karena aspirasi • Peradangan eksudat karena pneumonia

(31)

• Penyakit alveolar menunjukan tanda sileut.

• Tanda siluet terjadi ketika dua objek yang sama dengan kepadatan radiografi (lemak, air dll) bersentuhan satu sama lain, jadi batas tepi tidak nampak atau menghilang.

(32)

UDARA BRONKOGRAM

• Kenampakan dari udara bronkus karena di sekitar penyakit alveoli disebut “udara

bronkogram”.

• Udara yang berada di dalam percabangan

bronkus, yang dikelilingi oleh bayangan opaq rongga udara.

(33)

Beberapa penyebab penyakit

alveolar

• Pneumonia – inflamasi eksudat

– Sekitar 90 % penumonia komuniti dan segmental / lobular disebabkan oleh streptococus pneumonia.

– Pneumia biasanya segmental atau penyakit alveolar lobular.

– Pneumonia mungkin berisi udara dalam percabangan bronkus.

– Menghilang kurang dari 10 hari (pneumonia cocal menghilang sekitar 48 jam).

(34)

• Struktur percabangan hitam dihasilkan oleh udara di dalam

bronkus, sekarang

terlihat karena bahan padat yang lain, selain udara disekitarnya

( dalam hal ini

inflamasi eksudat dari pneumonia)

(35)

• Oedem pulmonal – cairan oedem

– Odem paru akut alveolar menunjukan bilateral, penyakit alveolar parahiler menunjukan seolah memiliki sayap kalelawar / sayap malaikat.

– Tidak simetris tapi biasanya tidak unilateral.

– Odem paru yang berhubungan dengan organ jantung seringkali dihubungkan dengan efusi pleura dan cairan paling kental pada fisura mayor dan minor.

(36)

– Karena cairan tidak hanya memenuhi alveolar tetapi juga memenuhi bronkus itu sendiri, biasanya tidak didapatkan air bronkogram pada odem alveolar paru.

– Odem paru hilang dengan cepat setelah terapi dalam waktu kurang dari 48 jam.

• Aspirasi

– Aspirasi mempengaruhi bagian manapun

– Untuk pasien yang berbaring, biasanya di antara lobus bawah dan bagian belakang lobus atas

– Sering terjadi pada lobus bawah kanan dari pada lobus bawah kiri.

(37)

Edema Paru Alveolar Gambaran putih seluruh kedua paru lobus atas, dideskripsikan seperti kabut, halus, kabur, dan batas tidak jelas.

(38)

Aspirasi, lobus kanan dan kiri bawah.

Panah Hitam : Peningkatan kekeruhan pda

paru kanan bagian tengah.

Panah Putih : memiliki batas garis tepi.

Panah hitam putus-putus : Fissura minor terlihat membagi 2 penyakit, pneumonia terletak di lobus kanan bawah atau bagian atas.

(39)

Aspirasi

pneumonia di kedua dasar paru paru

(40)

Penyakit paru Interstitial

• Saat ini dikenal sebagai penyakit paru infiltrat • Tidak homogen

• Tidak membentuk batas lobus

• Biasanya tidak ada udara bronkogram

• Terdiri dari garis garis (retikular) atau bintik (nodul) atau keduanya (retikulonodular).

(41)

A B C

A. Reticular terdiri dari garis – garis saling silang (pasien Sarcoidosis).

B. Nodul yang tidak banyak pada pasien ca tiroid. C.Retikulonodular, kebanyakan penyakit interstitial

memiliki perpaduan bentuk retikular dan nodular, jika di lihat dari dekat bagian lobus kanan bawah. Pada pasien lain dengan sarkoidosis, terdiri dari persilangan garis garis dan bintik kecil.

(42)

Penyakit alveolar – Halus, Kabur,

Homogen dan berisi udara bronkogram. Penyakit Interstitial –

miliki ciri khusus, tidak homogen, tidak ada udara bronkogram.

(43)

Beberapa penyebab penyakit Paru

Interstitial

A. Penyakit paru interstitial retikular yang dominan

– Odem paru interstitialterjadi karena gagal jantung, reaksi alergi, atau menurunnya penyerapan cairan.

•Idiopatik fibrosis paru

– Penyakit tidak diketahui penyebabnya, biasanya terjadi pada laki laki yang lebih tua yang mengalami batuk dan sesak.

– Pada tahap awal diketahui sebagai desquamatif

interstitial pneumonia (DIP)

– Tahap berikutnya, disebut usual interstitial pneumonia

(UIP) dan ditandai penipisan interstium, bronkiektasis dan pergantian bentuk kista yang disebut honeycombing

(44)

A B

A. Fibrosis paru ditandai

dengan adanya retikular yang kasar di paru bawah (lingkaran hitam).

B. CT scan torak

menunjukan paru bawah yang tidak normal di dalam subpleura.

Terdapat banyak ruangan kista yang disebut

honeycombing (lingkaran hitam) dengan dasar

berkabut disebut ground glass opacity (tanda panah putih).

(45)

• Penyakit infiltrat yang menyebar (Interstitial) yang dibentuk oleh

garis utama (penyakit reticular). • contoh dari kebanyakan penyakit retikular meliputi idiopatik fibrosis pulmonal dan

(46)

• Rheumatoid Lung

– Penyakit ini ditemukan bersamaan dengan rheumatid artritis.

– Ada 3 manifestasi yaitu efusi pleura, penyakit paru interstitial dan necrobiotik nodul.

– Efusi pleura biasanya unilateral, retikular dapat di lihat menyebar di paru paru, tetapi

(47)

B. Penyakit paru interstitial nodul yang dominan – Ca bronkogenik

– Ada 4 tipe sel mayor : adenocarcinoma,

squamous cell carcinoma, small cell carcinoma dan large cell carcinoma.

– Adenocarcinoma, di dalam particular,

(48)

Paru Rhematoid. Ditandai pada

kedua dasar paru nampak retikular yang dominan (panah putih).

(49)

Adenocarcinoma, lobus kanan atas.

sebuah massa pada lobus kanan atas

(tanda panah putih). Batasan sedikit tidak jelas sepanjang

superolateral (tanda panah hitam).

(50)

• Masa pada lobus kanan atas adalah Ca bronkus.

• Batas tepi jelas, cenderung kabur, tidak berisi udara bronkogram. • Mulai dari dalam paru interstitial

(51)

• Metastase ke paru

– Dapat di bagi menjadi 3 tipe : Hematogen, limfangitis dan langsung meluas.

– Hematogen : terdapat dua atau lebih nodul paru yang disebut cannon ball , karena

berbentuk bulat dan besar.

– Meluas secara langsung keparu didapatkan gambaran massa subpleura yang terlokalisir dengan destruksi tulang dada.

(52)

C. Reticulonodular •Sarcoidosis

– Radang yang ditandai terbentuknya granuloma pada kelenjar limfe, paru, hati, mata, kulit dan jaringan lain. Yang pada akhirnya berkembang menjadi jaringan parut.

– Hilus bilateral dan adenopaty paratrakeal kanan merupakan karakter dari penyakit ini, setengah dari jumlah pasien dengan sarcoid thorakal juga menunjukan penyakit paru interstitial.

(53)

– Didapatkan retikular dan nodul yang bergabung.

– Terdiri dari 3 stage :

• Stage 1 : diawali dengan adenopathy • Stage 2 : Proses penggabungan antara

penyakit paru interstitial dan adenopathy

• Stage 3 : Adenopathy berkurang dan tersisa penyakit paru interstitial.

(54)

Sarcoidosis. Foto PA menunjukan penebalan hilus bilateral (panah hitam) dan adenopathy paratrakeal kanan (panah hitam putus-putus), penyebaran untuk adenopathy dalam sarcoidosis. Pada lingkaran hitam, ada reticulonodular

tanda dari penyakit paru interstitial.

(55)

MEMBEDAKAN PENYEBAB

OPASITAS PADA

(56)

PENYEBAB UTAMA

• Atelektasis di seluruh lapang paru

• Efusi pleura yang luas

• Pneumoni diseluruh lapang paru

• Post pneumonectomy

(57)

ATELEKTASIS

• Atelektasis dari seluruh paru =

hilangnya volume paru-paru yang

terkena

• Pleura viseral dan parietal tidak

terpisah satu sama lain

• Ada pergeseran jantung dan trakea

ke sisi yang opaque

(58)

Atelektasis paru dextra

• Tampak gambaran radiopaque pada paru kanan

• Ada pergeseran

jantung dan trakea kesisi yang opaque

(59)

EFUSI PLEURA

• Jika efusi (cairan apapun) mengisi

hemithorax

• Jantung dan tracea terdorong

menjauhi sisi yang opaque

(60)

• Tampak gambaran radiopaque pada paru kanan

• Jantung dan tracea terdorong menjauhi sisi yang opaque

(61)

PNEUMONIA

• Gambaran radiopaque di hemithorax

dan tidak ada pergeseran jantung

atau tracea

• Bisa juga terdapat tanda air

bronchogram

(62)

• Gambaran radiopaque pada hemithorax kiri

• Tidak ada pergeseran jantung atau tracea

• Gambaran radiopaque pada hemithorax

berisi air bronchogram

(63)

POST-PNEUMONECTOMY

• Ketika seluruh paru diambil, ada

volume paru yang hilang pada sisi

tersebut

• Hemithorax akhirnya fibrosis dan

menjadi opaque

• Khas : sering pada costa ke5 telah

direseksi (diambil)

(64)

Pneumonectomy sinistra

• Gambaran radiopaque pada hemithorax

sinistra

• Ada pergeseran

jantung dan trakea ke sisi yang menunjukkan kehilangan volume

• Costa 5 sinistra telah direseksi (diambil)

(65)

Point

• Pada atelektasis, ada prgeseran

jantung ke sisi yang opaque

• Pada efusi pleura, jantung dan tracea

terdorong menjauhi sisi yang opaque

• Pada pneumonia, tidak ada

pergeseran jantung dan trakea

• Pada pneumonectomy, costa 5

(66)
(67)

APAKAH ITU ATELEKTASIS

• Atelektasis adalah hilangnya

sebagian atau seluruh volume paru,

biasanya mengarah kepada

peningkatan kepadatan paru.

– Paru normal: tampak “hitam” pada foto

thorax karena mengandung udara. Jika

terdapat caira atau soft tissue menjadi

lebih putih.

(68)

TANDA-TANDA ATELEKTASIS

• Perpindahan fisura interlobaris

• Peningkatan densitas paru yang terkena

– Trakea

Normal : terletak pada midline di tengah

processus spinosus. Bergesernya trakea ke

kanan selalu sedikit ke sebelah kiri dari

aorta.

Atelektasis : terutama pada lobus atas,

trakea bergeser ke daerah yang kehilangan

volume.

(69)

– Jantung

normal : batas kanan jantung berada

sekitar 1cm pada sisi kanan tulang

belakang

atelektasis

: terutama pada lobus

bawah , jantung bergeser ke salah satu

sisi. Kalau bergeser ke kiri akan melebihi

garis tulang belakang, kalau bergeser ke

kiri akan berada pada midline.

(70)

– Diafragma

Normal : kanan lebih tinggi daripada

kiri. Pada 10% orang diafragma kiri lebih

tinggi daripada kanan.

atelektasis : terutama pada lobus

bawah, diafragma pada sisi yang

terkena akan naik ke atas.

(71)

• Pergeseran struktur thorax (jantung,

trakea, dan/atau hemidiafragma)

• Hiperinflasi paru yang tidak terkena

atau paru sisi kontralateral

– Semakin banyak volume yang hilang

dan semakin lama terjadi atelektasis,

paru ipsilateral akan semakin hiperinflasi

untuk kompensasi volume yang hilang.

– Tampak peningkatan ukuran ruang

bebas retrosternal.

(72)

Atelektasis lobus medius kanan

• A : foto thorax AP B: foto thorax lateral

• Panah putih menunjukkan densitas thorax yang meningkat, menutupi batas kanan jantung (panah hitam), mengindikasi letaknya pada sisi anterior dari lobus medius paru. Pada

foto lateral fissura minor menggeser ke bawah (panah

(73)

Atelektasis lobus kanan atas

• A : foto thorax AP B: foto thorax lateral

• “fan-shaped area” karena peningkatan densitas terlihat pada foto AP, menunjukkan tidak adanya udara pada lobus atas. Fissura minor

menggeser ke atas (panah putih). Trakea bergeser ke kanan (panah hitam).

• Foto lateral B menunjukkan “wedge-shaped” densitas dekat dengan apex paru. Fissura minor (panah putih) mendorong ke atas dan fissura mayor mendorong maju (panah hitam).

(74)

Atelectasis paru kiri

• Opasitas pada hemithorax kiri dengan pendorongan trakea dan esofagus(panah hitam) ke sisi yang terkena atelektasis. Batas kanan jantung seharusnya 1cm di sebelah kanan tulang belakang, tertarik ke kiri dan tidak tampak. Pasien ini mengidap karsinoma obstruktif bronkogenik pada bronkus utama kiri.

Atelectasis paru

kanan

• Opasitas pada hemithorax kanan dengan pendorongan trakea dan esofagus(panah hitam) ke sisi yang terkena atelektasis. Batas kiri jantung bergeser jauh ke kanan hampir melewati tulang belakang

(panah putih).pasien ini mengidap endobronchial metastasis pada bronkus

utama kanan dari Ca mammae kiri.

(75)

Atelektasis lobus kiri atas

• A : foto thorax AP B: foto thorax lateral

• Pada foto thorax AP tampak densitas samar-samar yang mengelilingi hilus kiri (panah putih). Dan ada soft tissue mass di hilus kiri (panah hitam). Perhatikan hemidiafragma kiri terangkat seperti sisi kanan.

• Pada foto lateral tampak “bandlike zone” dari peningkatan densitas (panah putih). Ini menunjukkan atelectasis pada apex lobus kiri. Terbentuk garis demarkasi tajam dari fissura mayor yang telah tertarik ke anterior. Pasien ini mengidap SCC pada bronkus kiri atas yang telah menyebabkan obstruksi total bronkus.

(76)

TIPE-TIPE ATELEKTASIS

TIPE BERHUBUNGAN DENGAN TANDA

SUBSEGMENT AL

ATELECTASIS

khususnya pada pasien pasca operasi dan orang-orang dengan nyeri dada pleuritik

mungkin terkait dengan inaktivasi surfaktan; biasanya tidak menyebabkan hilangnya volume; hilang dalam beberapa hari COMPRESSIVE ATELECTASIS

kompresi eksternal pasif dari paru-paru dari inspirasi yang buruk, pneumotoraks atau efusi pleura kehilangan volume compressive atelectasis dapat menyeimbangkan meningkatnya volume dari efusi atau

pneumotoraks

sehingga tidak ada pergeseran; round atelectasis adalah bentuk compressive atelectasis

(77)

OBSTRUCTIV E

ATELECTASIS

obstruksi bronkus dari keganasan atau mukus plugging

pleura visceral dan parietal

mempertahankan

kontak; struktur dada ditarik ke arah

(78)

Subsegmental atelectasis

• Gambaran tampak dekat dari dasar paru, tampak

banyak garis densitas menyebar menyebrangi semua segmen dari lobus bawah. Membentuk paralel dengan diafragma (panah hitam). Ini merupakan karakteristik yang tampak pada segmental atelektasis. Biasanya juga disebut diskoid atelectasis atau plate like atelectasis.

(79)

Compressive atelectasis

• Kompresi pasif pada paru dapat disebabkan dari kemampuan inspirasi yang tidak baik. Yang

bermanifestasi dengan meningkatnya densitas pada basal paru (panah putih) atau bisa juga disebabkan dari efusi pleura luas atau

(80)

POLA KOLAPS LOBUS

ATELEKTASIS

• Obstructive atelectasis membentuk

pola kolaps yang konsisten.

• Biasanya lobus yang kolaps

membentuk bentukan “fanlike

configuration” dengan dasar

“Fan-shaped triangle” menempel pada

permukaan pleura dan apex dari

segitiga tersebut menempel pada

hilus.

(81)

Atelektasis lobus kanan atas dan

mass hilus

• Tampak soft tissue mass pada hilus kanan (panah putih). Tampak opasitas pada lobus kanan atas dari atelektasis. Fisura minor menggeser ke atas area yang densitasnya meningkat (panah putih) mengindikasi volume loss pada lobus kanan atas. Bentukan sudut terbentuk dari mass dan elevasi fisurra minor disebut S sign of golden. Pasien

(82)

Atelektasis lobus kiri bawah dan lobus kanan

bawah

A. Fan-shaped area karena peningkatan insitas dibelakang jantung berdemarkasi tajam oleh pergeseran fissura mayor (panah hitam) menunjukkan gambaran karakteristik pada atelektasis lobus kiri bawah.

B. Pada foto lateral fissura mayor (garis putih) menggeser kearah posterior. Segitiga densitas kecil pada sinus costophenicus posterior pada atelektasis lobus kiri

bawah.

C. Pada pasien yang berbeda tampak fan-shaped triangular density pada lobus kanan bawah dibatasi atas oleh fissura mayor (panah putih). Penting untuk mengetahui unaerated lobus bawah menutupi hemidiafragma kanan ( panah hitam)

(83)

Atelektasi lobus kanan atas dan paru kiri

dari ETT

A. Ujung dari ETT memanjang diluar carina masuk sampai broncus intermedius, yang mengisi udara hanya pada lobus tengah dan lobus bawah kanan. Lobus kanan atas dan seluruh paru kiri

tampak opaque karena atelektasis. Fissura minor terangkat (panah putih).

B. Satu jam kemudian ujung ETT ditarik/dicabut diatas carina (panah hitam) dan lobus kanan atas dan sebagian lobus kiri bawah terisi udara kembali (lingkaran putih)

(84)

PENYEBAB TERSERING

OBSTRUKTIF ATELEKTASIS

PENYEBAB KETERANGAN

Tumor Termasuk kanker bronkogenik, metastase endobronkial, dan tumor carcinoid

Mucous plug Terutama pada individu yang sakit,pasien post operasi, pasien asma, dan kistik fibrosis

Aspirasi benda asing Terutama kacang, mainan, termasuk trauma intubasi

(85)

PENYEMBUHAN

ATELEKTASIS

• Atelektasis sebaiknya cepat

disembuhkan bila terjadi serangan akut,

semakin kronik prosesnya semakin lama

penyembuhannya.

• Penyembuhan lobus yang lama atau

atelektasis yang mengenai seluruh paru

dapat membentuk patchy area pada

airspace disease yang dikelilingi oleh

aerated lung yang semakin meningkat

sampai atelektasis bersih sempurna

(86)
(87)

ANATOMI NORMAL

Pleura viseral adalah selaput yang

menyelimuti atau membungkus paru

Ruang antara pleura viseral dan pleura

perietal merupakan sebuah ruang yang

potensial

(88)

FISIOLOGI NORMAL

• Cairan normal di dalam ruang pleura adalah 2 – 10 cc

• Setiap jamnya menghasilkan sebanyak 100 cc cairan. Sebagian besar berada pada pleura

perietal

• Sebagian besar cairan ini mengalir ke pleura visceral dan saluran limfatik

(89)

FISIOLOGI ABNORMAL

• Efusi pleura terjadi dari beberapa kondisi,

diantaranya :

- Tekanan hidrostatik

- Tekanan osmotik koloid - Permeabilitas capilar

- Absorpsi cairan dari limfatik - Tekanan pada ruang pleura

- Transport aliran cairan peritoneal diafragma atau limfatik

(90)

JENIS CAIRAN EFUSI PLEURA

• Transudat :

- CHF (Chronic Heart Failure) - Hipoalbumin - Sirosis - Syndrom Nefrotik • Eksudat : - Empyema - Hemothorax - Chylothorax

(91)

EKSUDAT

• Perbandingan cairan protein dan serum protein > 0,5

• Perbandingan LDH dan serum LDH > 0,6 • Cairan LDH > 2/3 lebih tinggi dari normal

(92)

SEBAB SPESIFIK EFUSI

PLEURA

• Hemothorax

- Cairan hematokrit > 50 % dari darah • Empyema

- Eksudat yang mengandung pus Chylothorax

- Obstruksi pembuluh limfatik karena trigliserida atau kolesterol

(93)

SISI SPESIFIK EFUSI PLEURA

• Sebagian besar pada sisi kiri, disebabkan oleh :

- Pankreatitis

- Dressler’s syndrome

- Obstruksi kelenjar thorax distal

Sebagian besar pada sisi kanan, disebabkan oleh: - Gagal jantung

- Penyakit abnormal yang berhubungan dengan ovarium

(94)

TAMPILAN EFUSI PLEURA

• Subpulmonic effusion

• Blunting of costophrenic angle • Meniscus sign

• Loculated

• Laminar efusion

• Opacified hemithorax • Hydropneumothorax

(95)

SUBPULMONIC EFFUSIONS

• Hampir semua efusi pleura berkumpul di ruang

subpulmonic yaitu antara pleura parietal yang

membatasi diafragma bagian superior dan pleura parietal lobus inferior paru

• Jika efusi pleura tetap tejadi pada ruang

subpulmonic maka akan sukar terdeteksi dengan foto polos biasa

(96)

• Cairan yang berada pada ruang subpulmonic ini tidak terlokalisir artinya cairan subpulmonic akan mengikuti pergerakan posisi pasien

(97)

Right-sided Subpulmonic Effusions Gambar A : Foto thorax PA

(98)

Left-sided Subpulmonic Effusions Gambar A : Foto Thorax PA Gambar B : Foto Thorax Lateral

(99)

BLUNTING OF THE

COSTOPHRENIC ANGLE

• Terjadi pada sudut costophrenicus yang terisi cairan

• Ketika cairan terakumulasi > 75 cc berkumpul pada sudut costophreinus akan terbentuk sudut yang blunted (tumpul) dan akan terlihat pada foto lateral

• Ketika cairan terakumulasi > 300cc, maka akan terkumpul pada sudut costophrenicus yang

terlihat tumpul pada tepi sudut dan akan terlihat foto frontal

(100)

• Penebalan pada fibrosis dapat pula menyebabkan atau menghasilkan gambaran radiologi yang

menyerupai efusi pleura tipe ini. Untuk bisa menentukan gambaran fibrosis, terdapat karakteristik khusus yaitu “ski-lope

(101)

Foto Thorax Lateral

Blunting of the right posterior costophrenic sulcus

(102)

Foto Thorax PA

“Ski-lope Apperiance” ditunjuk oleh tanda panah sebagai karakteristik pada fibrosis

(103)

MENISCUS SIGN

• Karena paru mempunyai daya

elastisitas untuk mengembang-kempis,

cairan pleura akan tampak lebih tinggi

pada posisi lateral daripada posisi

medial pada foto frontal. Keadaan ini

akan menghasilkan karakteristik

berbentuk “meniskus”

• Pada foto lateral akan tampak seperti

huruf “U” shape dengan tinggi

(104)

• Posisi pasien akan mempengaruhi cairan pleura , seperti :

- Posisi berdiri : cairan akan jatuh ke basal paru - Posisi supine : cairan akan menempati

hemithorax

- Posisi oblique : cairan akan membentuk gambaran seperti segitiga

(105)

Gambaran Foto Thorax pada beberapa

posisi pasien

(106)

OPACIFIED HEMITHORAX

• Ketika cairan terakumulasi kurang lebih 2 L

mengisi hemithorax maka akan terjadi bentuk opacified (putih)

• Apabila cairan mengisi ruang pleura maka paru akan tampak kolaps

• Pada efusi yang luas terjadi gambaran sangat opaque (putih) sehingga dapat menutupi semua gambaran kelainan di paru

(107)

Foto thorax AP

(108)

LOCULATED EFFUSIONS

• Perlekatan pada ruang pleura sering terjadi pada penyakit empyema atau hemothorax, sehingga akan membatasi gerakan dari cairan pleura

• Gambaran yang ditemukan :

- Dapat diduga (suspect) jika terdapat efusi dengan bentuk yang tidak biasa atau teletak pada thorax

(109)

Loculated pleural effusions Gambar A : Foto thorax PA Gambar B : Foto thorax Lateral

(110)

FISSURAL PSEUDOTUMOR

• Disebut juga bentukan pleura yang tajam karena

cairan pada fissura interlobus paru

• Cairan transudat sering muncul pada pasien CHF (Congestive Heart Desease)

(111)

Pseudotumor pada fissura minor Gambar A : Foto Thorax PA

(112)

LAMINAR EFFUSIONS

• Laminar effusions adalah sebuah bentuk dari

efusi pleura dimana cairan tampak tipis terdapat band-like density sepanjang dinding dada lateral terutama yang dekat pada sudut costophrenicus. • Laminar efusi biasanya selalu merupakan

peningkatan tekanan atrium kiri seperti pada CHF atau penyebaran sekunder dan keganasan

(113)

• Keadaan ini bisa dikenali dari peningkatan

sekumpulan densitas yang memisahkan paru yang terisi udara dari garis medial costa pada basal paru

(114)

Gambar A : Foto Thorax PA Efusi pleura Laminar pada pasien normal

Gambar B : Foto Thorax PA Efusi pleura Laminar

(115)

HYDROPNEUMOTHORAX

• Terjadi apabila pneumothorax dan

effusi pleura terjadi secara

bersamaan

• Hydropneumothorax biasanya terjadi

karena trauma, pembedahan dan

bronchopleural fistula

• Terdapat

gambaran karakteristik berupa

(116)

Hydropneumothorax

Gambar A : Foto Thorax PA Gambar B : Foto Thorax Lateral

(117)
(118)

• Pneumonia merupakan konsolidasi paru-paru yang dihasilkan oleh inflamasi yang eksudat, biasanya sebagai akibat dari agen infeksi

• Sebagian besar pneumonia terdapat airspace disease baik pneumonia lobaris atau segmental. • Kebanyakan mikroorganisme yang menyebabkan

pneumonia tersebar ke paru-paru melalui trakeobronkial, baik melalui inhalasi atau aspirasi dari organisme.

(119)
(120)

Air space disease tampak pada lobus superior kanan dan

menempati semua

lobus. Karena lobus dibatasi interlobular fisura. Pada kasus ini fisura minor (panah putih) atau horisontal sehingga gambaran konsolidasi terlihat jelas. Garis aorta ditutupi cairan densitas oleh

pneumoni (panah

hitam )

1. Pneumonia Lobaris

Pneumonia lobaris adalah pneumokokus pneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae

(121)

Bronkopneumonia streptokokus

2. Pneumonia Segmental (bronkopneumonia)

Bronkopneumoni disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus.

Pada bronkopneumoni terdapat gambaran konsolidasi multiple (panah putih). Dan batasnya tidak jelas karena tidak dibatasi oleh fisura. Tidak ada gambaran

airbronchogram karena eksudat mengisi bronkus.

(122)

Pneumocystis carinii (jiroveci) pneumonia (PCP).

3. Pneumonia interstitial

Pneumonia interstitial dapat disebabkan oleh virus, mycoplasma pneumoniae dan pneumocystis pneumonia pada pasien AIDS

PCP terjadi pada pasien AIDS yang mempunyai difisiensi imun sehingga jika ada infeksi maka akan menyebar ke seluruh paru sehingga dapat terjadi kesalahan diagnosa misal edema dan proses fibrotik seperti sarcoidosis jika tidak diketahui adanya riwayat AIDS.

(123)

Round Pneumonia

4. Pneumonia Round

Pneumonia round disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Streptococcus, Pneumococcus.

Sebuah densitas soft tissue gambaran konsolidasi bulat (panah putih) terlihat pada paru kanan bagian tengah. Pada foto ini terjadi pada pasien usia 10 bulan dengan gejala klinis batuk dan demam

(124)

TB primer

5. Pneumonia Cavitary

Bakteri yang menghasilkan pneumonia cavitary yaitu Mycobacterium tuberculosis.

(125)
(126)
(127)

Aspirasi

Aspirasi hampir selalu terjadi di tempat yang sangat tergantung bagian dari paru-paru.

• Ketika tegak, aspirasi terjadi pada bagian lobus inferior paru.

• Paru bagian kanan lebih sering terkena dari pada paru kiri karena bronkus kanan lebih tegak dan lebih luas. • Saat posisi berbaring aspirasi terjadi pada segmen

superior dari lobus inferior atau segmen posterior dari lobus superior.

• Aspirasi akut akan menghasilkan temuan radiografi airspace disease . Lokasi, kecepatan muncul, dan kelompok pasien cenderung untuk aspirasi

(128)
(129)

Tiga tanda dari aspirasi akut

Pola Karakteristik

Asam lambung atau air cepat muncul dan cepat bersih. Bukan pneumoni.

Aspiration pneumonia Biasanya pada lobus inferior, dan terdapat kavitas

Asam lambung tidak ternetralisasi Gambarannya sering menjadi infeksi sekunder.

(130)
(131)

• Pada radiografi konvensional untuk lokalisasi terbaik penyakit menggunakan dua pandangan yang diambil yaitu dari frontal dan lateral dada.

• Pneumonia dapat dilokalisasi dengan menggunakan Silhouette sign dan Spine Sign

(132)
(133)
(134)

• Pada pneumonia pneumokokus dapat sembuh dalam 2-3 hari jika kuman sensitive terhadap antibiotik.

• Jika pneumonia tidak sembuh dalam beberapa minggu pikirkan adanya lesi yang menghambat misalnya neoplasma.

• CT scan thorax dapat membantu untuk menunjukkan lesi yang menghambat.

(135)

Gambar

foto lateral fissura minor menggeser ke bawah (panah
Gambar B : Foto thorax Lateral
Foto Thorax Lateral
Foto Thorax PA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Timus, organ yang biasanya ditemukan di tubuh bagian atas, antara paru-paru kiri dan kanan, juga biasanya merupakan bagian dari jaringan limfatik tubuh.. Belum

 Auskultasi dengan stetoskop pada:  Paru atas samping kanan dan kiri.  Lokasi mid axila

Tokoh 3 menghadap ke arah pengamat, posisi kepala dan wajahnya lurus ke depan, posisi tubuh digambarkan sedang berdiri tegak, tangan kiri lurus berada di samping badan, tangan

Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari.. Luas yang tertera dalam daftar adalah luas

Dalam teknik permainan klasik memiliki bagian-bagian terpenting, diantaranya: posisi jari kanan pada perajah alto, posisi jari kanan pada perajah sopran, posisi jari

- Penderita diminta berbaring pada posisi bagian paru yang sakit atau sedikit trendelenberg, terutama bila reflek batuknya tidak adekuat. - Jaga agar jalan napas

dibandingkan posisi berdiri. Pada posisi tegak, ventilasi persatuan volume paru di bagian basis paru lebih besar dibandingkan dengan bagian apeks. Hal ini terjadi karena

Pegang ujung tabung dasar angklung (horizontal) dengan tangan kanan dan getarkan dengan getaran ke kiri dan ke kanan, dengan posisi angklung tetap tegak (horizontal), tidak miring