• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 P Skoliosis Saudah Gaffar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " 1 P Skoliosis Saudah Gaffar"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

SKOLIOSIS

oleh

(2)

SKOLIOSIS

DEFINISI

Lengkungan kearah lateral dari tulang

belakang

(3)
(4)

b. Menurut Arah Kurva : tergantung apakah di sebelah kiri atau kanan dari garis tengah tubuh (body aligment)

c. Menurut Jenis Kurva :

Kurva Strukural berupa lengkungan ke

lateral dari segmen tulang belakang yang bersifat tetap dan kurang fleksibel. Tidak dapat dikoreksi dengan lateral bending

(5)
(6)

d. Menurut Panjang Kurva : 1). Kurva Mayor

Kurva yang paling panjang dan paling berat dan menunjukkan rotasi yang

terbesar.

Bila terdapat dua kurva yang hampir

sama panjang, berat dan rotasinya tetapi menghadap sisi yang berlawanan disebut

(7)

2). Kurva Minor

Disebut juga Kurva Kompensatori yaitu kurva yang paling kecil dan menunjukkan sedikit rotasi, yang

(8)

2. Berdasarkan Kelainan

a. Skoliosis non Struktural/Fungsional Sifat-sifatnya :

(9)

2). Tidak progresif dan mempunyai

fleksibilitas lengkungan yang normal. 3). Dapat dikoreksi atau over koreksi pada

(10)

b. Skoliosis Struktural Sifat-sifatnya :

1). Terdapat kelainan struktur tulang belakang (berotasi dan membaji) tanpa fleksibilitas yang normal.

2). Terdapat kontraktur jaringan lunak pada sisi konkaf.

(11)

4). Tidak dapat dikoreksi penuh dengan lateral bending.

(12)

3). Inflamasi (misal Appendicitis) 4). Histeri

5). Berhubungan dengan ketidak- seimbangan panjang tungkai

(13)

b. Skoliosis struktural

(14)

SKOLIOSIS STRUKTURAL 1. Skoliosis Idiopatik

Merupakan suatu bentuk Skoliosis Struktural yang paling banyak terjadi (± 80%)

Insiden :

(15)

Etiologi :

Sesuai dengan namanya idiopatik, penyebab tidak jelas. Meskipun mempunyai sifat

(16)

Klasifikasi :

Berdasarkan usia mulai terjadinya dibagi atas 3 tipe :

* Skoliosis Infantil : < 3 tahun

* Skoliosis Juvenil : 12/14 tahun

* Skoliosis Adolesens : wanita 12 tahun, laki > 14 tahun.

(17)

2. Congenital dan Infantile Skoliosis

(18)

3. Neuromuscular Skoliosis

Ketidakseimbangan kerja otot akibat poliomyelitis, spina bifida,

neurofibromatosis atau kelainan

(19)

Patomekanik dan Patofisiologi

Dalam terjadinya skoliosis terdapat 3 faktor yang saling berhubungan yang harus

dipertimbangkan yaitu :

1. Adanya gaya gravitasi yang berlebihan yang

terjadi setiap hari.

2. Waktu yang diperlukan untuk maturasi.

3. Berupa maturasi pusat-pusat pertumbuhan

(20)

Hubungan antara pertumbuhan vertebra dan faktor-faktor gaya gravitasi dan waktu

dinyatakan dalam hukum fisiologis yaitu Hukum Julius Wolf dan Hukum Hueter-Volkmann.

1. Hukum Julius Wolf

Tulang merupakan struktur dinamik yang akan memberikan reaksi terhadap

(21)

Diketahui bahwa tulang secara dinamik mengadakan reaksi terhadap tekanan yang tak putus-putusnya melalui rekonstruksi dan resorbsi yang aktif dan terus-menerus, dengan cara demikian dapat merubah arsitektur internal dari vertebranya.

(22)
(23)

2. Hukum Hueter-Volkmann

Menyatakan bahwa peninggian dan

penurunan tekanan pada epiphyseal growth plate akan menghambat kecepatan

pertumbuhan epiphyseal growth plate. Pada skoliosis, terjadi tekanan yang berlebih pada sisi konkaf dibandingkan sisi konveks dalam satu kurva. Oleh karena vertebral body dan facet endoc hondral growth plate akan

dihambat pertumbuhannya pada sisi konkaf dan akan dirangsang kecepatan

(24)

Distribusi tekanan yang tidak sama ini

menghasilkan bentuk wedging vertebral dan ukuran facet yang tidak sama.

Sepanjang pertumbuhan vertebra

berlangsung, proses asimetris ini akan terjadi terus menerus, menambah vertebra wedging,

dengan cara demikian menambah derajat skoliosis.

Hanya bila pertumbuhan berhenti dimana vertebral grow plates telah tertutup, akan

(25)

Bukan hanya corpus vertebrae yang

mengalami perubahan tetapi angulasi dan rotasi juga mengakibatkan perubahan pada elemen posterior.

Vertebral body yang merupakan massa yang lebih besar dibandingkan prosessus spinosus, akan berotasi menuju daerah yang lebih luas (sisi konveks). Dan prosessus spinosus yang merupakan massa yang lebih kecil akan

(26)

Sebab rotasi belum diketahui, tetapi diduga adanya hambatan dan deformitas lebih lanjut dari vertebra. Dan pada waktu yang sama

menunjukkan usaha-usaha yang alamiah untuk mempertahankan stabilitas.

Bila vertebra berotasi, iga yang secara anatomis bersatu dengan vetebra juga

(27)

Pada sisi konveks, iga akan melebar dan

mengalami penyesuaian pada sisi yang lebih besar.

Proses ini sering terjadi pada kurva daerah thorakal. Selama transverse body dan

prosessus tranversus brotasi kearah posterior, iga yang terdapat pada sisi tersebut harus

(28)

Rotasi iga ini akan mengakibatkan suatu penonjolan dada bagian depan pada sisi

konkaf dan penonjolan iga kearah posterior pada sisi konkaf yang disebut Rib Hump.

Pada sisi konkaf, pedicle dan lamina dan prosessus transversus juga mengalami

pemendekan dan penebalan. Karena tertarik kesisi konkaf, canalis spinalis pada sisi konveks justru menyempit. Sendi facet pada sisi

(29)

Klasifikasi beratnya kurva :

1. Mild skoliosis : kurva < 200

perlu exercise.

2. Moderate skoliosis : (200-400)

perlu Milwouke Boston

3. Increase skoliosis : kurva > (400-500) perlu operasi.

(30)

Diagnosis Skoliosis

1. Pengumpulan data : * Keluhan utama

* Riwayat penyakit * Riwayat keluarga

* Riwayat psikososial

2. Pemeriksaan fisik

Dilihat sikap tubuh dari sisi depan, belakang dan

(31)

a. Tingkat bahu yang tidak sama.

b. Penonjolan scapula pada sisi cembung (konveks) lengkungan dan penonjolan iga posterior (Rib Hump)

c. Protrusio sendi panggul pada satu sisi d. Kemiringan panggul

(32)
(33)

4. Pemeriksaan kekuatan otot

* Otot-otot sisi cembung lemah * Otot-otot sisi cekung spasme * Otot-otot abdominal lemah * Otot-otot ekskusor lemah

5. Pemeriksaan kardiologis

(34)

Keluhan/gejala : * Deformitas

* Low Back Pain * Neurologic sign

(35)

Pemeriksaan Klinis Skoliosis

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Terapi Latihan untuk Skoliosis

Secara umum, terapi latihan diberikan setelah nyeri daerah trunk hilang atau banyak

mengalami perbaikan.

(44)

Penyebab Skoliosis : 1. Sikap loyo/salah

2. Parese otot-otot tubuh dan tungkai

3. Ketidakmampuan mengambil sikap yang korek

4. Kebiasaan bersikap yang tidak simetris 5. Kebiasaan dalam pekerjaan

6. Gangguan koordinasi

7. Gerakan asymetris yang berlangsung terus menerus

(45)

1. Latihan relaxasi

(46)

c. Relaxasi metode Lewit atau “Automobilization”.

Posisi awal Crawling/merangkak agar

aktifitas otot-otot trunci berkurang, posisi tangan menapak bisa dirubah-rubah

ketinggiannya. Gerakan membuat

cekungan dan lengkungan trunk sambil deep breathing.

(47)
(48)

2. Mobilisasi

Mobilisasi ini untuk memperbaiki keterbatasan gerak dan mencegah deformitas/ kontraktur. Dengan latihan aktif assisted, free aktif, pasif, PNF bisa dipilih untuk disesuaikan dengan

kondisi pasien.

3. Latihan penguatan otot

Otot-otot tersebut adalah : Otot perut, extensor hip, erector trunci, otot bahu,

(49)

4. Latihan koordinasi

Pasien skoliosis sering mengalami gangguan koordinasi otot, yaitu kurang kerjasama

diantara beberapa group otot. Untuk itu perlu edukasi agar pasien sadar, bagaimana bergerak dan bersikap dengan benar. Pasien perlu

melakukan beberapa macam gerakan ;

mendorong, menarik, melempar, mengangkat, berjalan dst, terapis memperhatikan dan

(50)
(51)
(52)

Stretching tight structures on the concave side of a left lumbar curve. The patient stabilizes the

(53)

Stretching tight structures on the concave side of a right thoracic curve. The patient is positioned side

lying with a rolled towel at the apex of the convexily the lumbar spine is stabilized by the

(54)

A B

A. Heel sitting to stabilize the lumbar spine. B. Tight structures on the concave side of a right

thoracic curve are stretched by having the patient reach her arms overhead and then walk her hands

(55)

Side lying over the edge of a mat table to stretch tight structures of a right thoracic scoliosis. The

(56)

Elongation of the

(57)
(58)
(59)

To strengthen the trunk and hip extensors, have the patient lift her trunk and legs off

(60)

To strengthen weak structures on the convex side of a right thoracic curve, have

(61)

Progress the difficulty of strengthening the trunk on the convex side of a right thoracic curve. Have the patient lie on her left side,

(62)

The Milwaukee Brace : A. Anterior view

B. Posterior view

(63)
(64)

Exercises such as the posterior pelvic tilt are performed daily, both in and out of the

(65)

The anterior and posterior uprights of the Milwaukee-

brace are fitted close to the

child’s trunk

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang tua muslim merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk

Demam pada pasien demam tifoid disebut step ladder temperature chart yang Demam pada pasien demam tifoid disebut step ladder temperature chart yang ditandai dengan demam

Pada saat sekarang ini prosedur pendaftaran yang sedang berjalan adalah prosedur dengan cara manual yaitu SMUN 9 Bekasi selama ini lebih mengandalkan brosur serta pamplet

SMASH Score merupakan sistem skoring yang dapat memprediksi kematian kardiovaskular di rumah sakit pada pasien gagal jantung akut dengan kemampuan kalibrasi, diskriminasi

Modul ini akan membahas mengenai penyelesaian bentuk tak tentu, termasuk untuk membuat asimtot grafik fungsi kontinu dan fungsi trigonometri, serta membahas mengenai

Pemerintah telah menetapkan protokol Kesehatan untuk adaptasi kebiasaan baru, salah satunya penggunaan masker kain untuk orang sehat. Ketidakdisiplinan masyarakat menggunakan

Dalam setengah periode negatif berikutnya, dioda diberi panjar mundur (anoda (A) berhubungan dengan polaritas negatif dan katoda (K) berhubungan dengan polaritas positif),

Lebih lanjut Munir (1985) mengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi dalam dua kelompok, yaitu faktor pendorong dan faktor