• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji validitas dan reliabilitas dari kuesioner pada lampiran 1 menunjukkan bahwa kuesioner tersebut valid dan realibel. Kuesioner di katakan valid jika nilai Alpha Cronbach untuk masing-masing peubah penjelasnya > 0.600. Pada penelitian ini di dapatkan Alpha Cronbach untuk masing-masing peubah penjelasnya > 0.600 (lampiran 2). Sehingga di simpulkan kuesioner penelitian ini sudah valid. Kuesioner di katakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih dari 0.600. Pada penelitian ini di dapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0.675 sehingga di simpulkan kuesioner penelitian ini reliabel (lampiran 2).

Data penelitian ini di peroleh dari pengisian kuesioner yang di berikan kepada 1959 siswi di 10 SMP di Kota Depok periode 28 mei 2008 sampai dengan 9 juni 2008. Kuesioner yang kembali dan memenuhi semua pertanyaan berjumlah 1033 buah. Adapun jumlah siswi yang sudah menarche berjumlah 895 siswi.

Gambaran mengenai sebaran kuesioner di tiap sekolah dapat di lihat pada lampiran 3. Sedangkan sebaran siswa yang sudah menarche maupun belum

menarche dapat di lihat pada lampiran 4.

4.1 Karakteristik Responden

Secara umum sebagian besar responden berada pada kategori usia menarche ideal yaitu pada usia 132-156 bulan (11-13 tahun) adalah sebanyak 46.9%. Responden yang mengalami menarche dengan kategori cepat yaitu pada usia kurang dari 132 bulan (< 11 tahun) adalah sebanyak 34.3%. Paling sedikit berkategori lambat yaitu pada usia lebih dari 156 bulan (> 14 tahun) adalah sebanyak 18.8%. Rata-rata usia menarche pada penelitian ini adalah 138 bulan atau 11.5 tahun.

(2)

Gambar 1 Sebaran persentase kategori usia menarche d cepat 34% ideal 47% lambat 19%

Hasil tabulasi silang data awal antara kategori usia menarche dengan peubah-peubah penjelas yang di duga berhubungan dengan usia menarche, secara umum perempuan dengan kategori menarche cepat adalah responden yang paling banyak memiliki ukuran lahir gemuk panjang (>3 kg,>49 cm), IMT sebelum menarche < 19.7 kg/m , secara genetik memiliki ibu yang berkategori menarche cepat, pendapatan kedua orang tua >Rp 10 juta, memiliki fasilitas TV, komputer dan TV kabel, dan dengan status sosial ekonomi sangat mampu. Kategori menarche ideal adalah responden yang paling banyak memiliki ukuran lahir kurus panjang

2

(<3 kg,>49 cm), IMT sebelum menarche < 19.7 kg/m , secara genetik memiliki ibu yang berkategori menarche ideal, pendapatan kedua orang tua Rp. 1 juta – Rp. 5 juta memiliki fasilitas TV dan komputer, dan dengan status sosial ekonomi sedang. Sedangkan kategori menarche lambat adalah responden yang paling banyak memiliki ukuran lahir kurus panjang

2

(>3 kg,>49 cm), IMT sebelum menarche < 19.7 kg/m , secara genetik memiliki ibu yang berkategori menarche lambat, pendapatan kedua orang tua >Rp. 1 juta, memiliki fasilitas TV dan dengan status sosial ekonomi kurang (Lampiran 5-17).

2

Indikator untuk mengukur status sosial ekonomi salah satunya adalah tingkat pendapatan kedua orang tua sebulan. Tabel 2 menunjukkan tingkat pendapatan kedua orang tua sebulan pada setiap sekolah.

(3)

Tabel 2 Tingkat pendapatan kedua orang tua dalam sebulan di tiap sekolah

Pendapatan orang tua (dalam Rp.) No Nama Sekolah Total

siswi Kem bali Mens <1 juta 1-2 juta 3-5 juta 5-10 juta > 10 juta 1. SMP Pribadi 71 71 58 46 (0.79) 12 (0.21) 2. SMP Cakrabuana 82 52 47 15 (0.32) 27 (0.57) 5 (0.11) 3. SMP Lazuardi GIS 108 73 62 20 (0.32) 31 (0.5) 11 (0.17) 4. SMP Dian Dikdatika 116 59 56 19 (0.34) 30 (0.54) 7 (0.12) 5. SMP Negeri 2 388 191 156 28 (0.18) 97 (0.62) 25 (0.16) 6 (0.04) 6. SMP Negeri 3 439 141 135 30 (0.22) 72 (0.53) 30 (0.22) 3 (0.22) 7. SMP Tugu Ibu I 313 184 161 25 (0.15) 85 (0.53) 37 (0.23) 14 (0.09) 8. SMP Budi Utomo 243 110 100 62 (0.62) 33 (0.33) 5 (0.05) 9. SMP Purnama 118 77 64 29 (0.45) 35 (0.55) 10 SMP Triguna 84 60 56 41 (0.73) 15 (0.27) 1959 1033 895 215 337 151 157 35

Berdasarkan tabel 2, SMP dengan kategori sosial ekonomi sangat mampu (SMP Pribadi, SMP Cakrabuana, SMP Lazuardi GIS, SMP Dian Dikdatika) sebagian besar orang tua responden mempunyai pendapatan perbulan antara Rp. 5 juta sampai Rp. 10 juta (dengan persentase lebih dari 50%). Sedangkan sebagian besar pendapatan orang tua perbulan untuk sekolah kategori sedang/mampu (SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Tugu Ibu I) adalah Rp. 1 juta sampai Rp. 2 juta. Untuk sekolah kategori kurang mampu (SMP Budi Utomo, SMP Purnama dan

(4)

SMP Triguna), sebagian besar orang tua responden mempunyai pendapatan perbulan kurang dari Rp. 1 juta (dengan persentase hampir mendekati 50%).

4.2 Kurva Peluang Usia Menarche

Kurva peluang usia perempuan mendapatkan menarche di dapat dengan menggunakan fasilitas curve estimation yang tersedia pada SPSS. Curve

Estimation adalah suatu prosedur sederhana untuk mendapatkan dugaan model

regresi yang sesuai. Terdapat 11 macam model, yaitu : linier, logaritma, invers, kuadratik, kubik, power, compound, kurva-S, logistik, pertumbuhan dan eksponensial. Curve Estimation biasanya di pakai untuk menunjukkan hubungan Non-linier antara peubah bebas dan peubah tak bebas.

1.000000 0.900000 0.800000 0.700000 0.600000 0.500000 0.400000 0.300000 0.200000 0.100000 0.000000 200 190 180 170 160 150 140 130 120 110 100 90 80 usia_menarche Logistic Observed prob_cum

Berdasarkan data survei ini, kurva peluang usia menarche adalah sebagai berikut :

(5)

Sedangkan untuk model fungsinya adalah :

(

)

(

)

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = x y 908 . 0 4 . 663783 01 . 1 1 1 ^ (4.1) Keterangan

x = usia responden mendapatkan menarche y = peluang kumulatif mendapatkan menarche

Dari gambar 2 dapat di lihat bahwa kurva peluang usia menarche berbentuk seperti kurva S. Dari kurva tersebut dapat di simpulkan bahwa peluang mendapatkan menarche untuk usia <100 bulan (sekitar 8 tahun) adalah nol. Pada usia 110 bulan peluang mendapatkan menarche mulai meningkat yaitu 0.10. Pada usia 130 bulan peluangnya adalah 0.30. Pada usia 160 bulan peluangnya adalah 0.90. Mulai usia 180 bulan peluang usia menarche adalah 1.00.

4.3 Model Regresi Logistik Ordinal

Pendugaan model penuh dengan menggunakan enam belas peubah penjelas menghasilkan nilai statistik G sebesar 548.243 dengan nilai-p = 0.000. pada penggunaan taraf nyata 5% di simpulkan bahwa model tersebut signifikan, hal ini mengindikasikan bahwa semua peubah bebas secara bersama berpengaruh terhadap peubah respon.

Tabel 3 Dugaan parameter dengan model penuh tiap kategori menarche

Peubah Penjelas BBi Wald Nilai-p

Intersep Model Cepat -0.230 0.077 0.781

Intersep Model Ideal 3.123 13.968 0.000

Ukuran lahir : Gemuk Panjang 0.522 4.620 0.032 Ukuran lahir : Kurus Panjang 0.619 6.066 0.014 Ukuran lahir : Gemuk Pendek -0.125 0.088 0.766

(6)

Peubah Penjelas BBi Wald Nilai-p

IMT sebelum mens : < 19.7 kg/m2 0.695 1.361 0.243

IMT sebelum mens : 19.7 kg/m2 -21.2 kg/m2 0.680 1.228 0.268

IMT sebelum mens :21.3 kg/m2– 24.8 kg/m2 0.670 1.203 0.273

Pendidikan Ayah : SD -0.561 0.109 0.741

Pendidikan Ayah : SMP 0.037 0.001 0.982

Pendidikan Ayah : SMA 1.883 1.246 0.264

Pendidikan Ibu : SD -0.598 1.922 0.166

Pendidikan Ibu : SMP -1.122 10.338 0.001

Pendidikan Ibu : SMA -0.560 4.273 0.039

Menarche ibu Cepat 4.626 210.876 0.000

Menarche ibu Ideal 2.376 115.057 0.000

Pendapatan orang tua < 1 juta 0.994 0.315 0.575

Pendapatan orang tua 1 - 2 juta 0.387 0.051 0.822

Pendapatan orang tua 3 – 5 juta -1.503 0.744 0.388

Pendapatan orang tua 5 – 10 juta 0.502 1.394 0.238

Fasilitas TV -0.434 1.465 0.226

Fasilitas TV, Komputer -0.578 2.910 0.088

Minum minuman bersoda 0-1 kali -0.965 14.885 0.000 Minum minuman bersoda 2-4 kali -0.698 8.324 0.004

Olah raga 0-1 kali 0.959 14.526 0.000

Olah raga 2-4 kali 0.492 4.788 0.029

Makan Daging 0-1 kali 0.418 1.454 0.228

Makan Daging 2-4 kali -0.016 0.002 0.964

Sosial Ekonomi kurang mampu -3.069 135.123 0.000

Sosial Ekonomi mampu -1.397 37.523 0.000

Statistik uji G 548.243 Nilai-p 0.000

(7)

mempengaruhi peubah respon dalam model pada taraf 5%. Peubah ukuran lahir gemuk pendek, IMT sebelum menarche <19.7 kg/m2, IMT sebelum menarche 19.7 kg/m2 -21.2 kg/m2, IMT sebelum menarche 21.3 kg/m2– 24.8 kg/m2, Ayah berpendidikan SD, Ayah berpendidikan SMP, Ayah berpendidikan SMA, Ibu berpendidikan SD, pendapatan kedua orang tua < 1 juta sebulan, pendapatan kedua orang tua 1-2 juta sebulan, pendapatan kedua orang tua 3-5 juta sebulan, pendapatan kedua orang tua 5-10 juta sebulan, fasilitas hiburan TV, fasilitas hiburan TV dan komputer, fasilitas hiburan TV, Komputer dan TV kabel, konsumsi daging sapi dan daging kambing 0-1 kali dalam seminggu serta konsumsi daging sapi dan daging kambing 2-4 kali dalam seminggu di nyatakan tidak signifikan pada taraf 5% karena memiliki nilai p > 0.05 yang berarti bahwa peubah tersebut kurang dapat menerangkan peubah respon Y, oleh karena itu peubah tersebut di reduksi dari model. Pereduksian di lakukan dengan tetap memperhatikan kebaikan model yang direduksi terhadap model penuh.

Selanjutnya di bentuk model reduksi tanpa peubah bebas yang tidak signifikan tersebut. Dari model reduksi pada tabel 4 di peroleh nilai statistik-G sebesar 521.659 dan nilai-p=0.000 yang berarti bahwa model reduksi signifikan pada taraf 5%.

Tabel 4 Dugaan parameter dengan model reduksi

Peubah Penjelas Bi Wald Nilai-p

Intersep Model Cepat -1.225 7.570 0.006 Intersep Model Ideal 2.048 21.296 0.000 Ukuran lahir : Gemuk Panjang 0.547 5.281 0.022 Ukuran lahir : Kurus Panjang 0.678 7.558 0.006 Ukuran lahir : Gemuk Pendek -0.046 0.013 0.911

Pendidikan Ibu : SD -0.484 2.494 0.114

Pendidikan Ibu : SMP -1.168 22.336 0.000 Pendidikan Ibu : SMA -0.738 10.664 0.001

Menarche ibu Cepat 4.505 210.729 0.000

(8)

Peubah Penjelas BBi Wald Nilai-p

Minum minuman bersoda 0-1 kali -0.776 12.998 0.000 Minum minuman bersoda 2-4 kali -0.718 10.484 0.001 Olah raga 0-1 kali 1.008 18.251 0.000 Olah raga 2-4 kali 0.516 5.803 0.016 Sosial Ekonomi kurang mampu -3.105 154.867 0.000 Sosial Ekonomi mampu -1.503 45.490 0.000 Statistik uji G 521.659

Nilai-p 0.000

Interpretasi Model

Peubah-peubah penjelas yang signifikan pada taraf 5% karena memiliki nilai p > 0.05 di simpulkan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi usia

menarche. Faktor-faktor tersebut adalah ukuran kelahiran gemuk panjang,

ukuran kelahiran kurus panjang, pendidikan ibu tamat SMP, pendidikan ibu tamat SMA, usia menarche ibu cepat, usia menarche ibu ideal, kebiasaan minum minuman bersoda 0-1 kali, kebiasaan minum minuman bersoda 2-4 kali, kebiasaan berolah raga 0-1 kali, kebiasaan berolah raga 2-4 kali, status sosial ekonomi kurang mampu dan status sosial ekonomi mampu/sedang.

Kategori peubah penjelas memberikan peluang yang berbeda terhadap peluang mendapatkan menarche. Besarnya peluang dapat diketahui dengan menginterpretasikan nilai rasio odds.

Pada tabel 5 di dapatkan koefisien peubah ukuran lahir gemuk panjang, ukuran lahir kurus panjang, menarche ibu cepat, menarche ibu ideal, olah raga 0-1 kali dan olah raga 2-4 kali mempunyai koefisien positif yang berarti rasio oddsnya bernilai lebih besar dari satu. Sedangkan peubah pendidikan ibu tamat SMP, pendidikan ibu tamat SMA, minuman bersoda 0-1 kali, kebiasaan minum

(9)

ekonomi mampu/sedang mempunyai koefisien negatif dengan rasio odds bernilai lebih kecil dari satu.

Tabel 5 Nilai rasio odds dugaan parameter dengan model reduksi

Peubah Penjelas Tanda Koef. Odds Ratio Batas Bawah Batas Atas Ukuran lahir : Gemuk panjang + 1.728 1.084 2.756 Ukuran lahir : Kurus panjang + 1.969 1.215 3.193

Pendidikan ibu SMP - 0.310 0.192 0.504

Pendidikan ibu SMA - 0.478 0.306 0.744

Menarche ibu cepat + 90.468 49.205 166.168

Menarche ibu ideal + 10.034 6.612 15.241

Minum minuman bersoda 0-1 kali - 0.460 0.302 0.701 Minum minuman bersoda 2-4 kali - 0.487 0.316 0.753

Olah raga 0-1 kali + 2.740 1.726 4.353

Olah raga 2-4 kali + 1.675 1.100 2.549

Sosek kurang mampu - 0.045 0.027 0.073

Sosek mampu - 0.222 0.143 0.344

Responden yang terlahir dengan ukuran gemuk panjang lebih cepat mengalami menarche 1.728 kali di banding dengan responden yang terlahir kurus pendek. Responden yang terlahir dengan ukuran kurus panjang memiliki 1.969 kali lebih cepat mengalami menarche di banding dengan responden yang terlahir kurus pendek.

Responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan SMP lebih lambat mengalami menarche 0.310 kali di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan Sarjana. Responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan SMA lebih lambat mengalami menarche 0.478 kali di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan Sarjana.

(10)

Responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche cepat lebih cepat mengalami menarche 90.468 kali di banding dengan responden yang yang memiliki ibu dengan kategori menarche lambat. Responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche ideal lebih cepat 10.034 kali mengalami menarche di banding dengan responden yang memiliki ibu dengan kategori menarche lambat.

Responden yang mempunyai kebiasaan jarang minum minuman bersoda (0-1 kali dalam seminggu) lebih lambat 0.460 kali mengalami menarche di banding responden yang sering minum minuman bersoda (>4 kali dalam seminggu). Responden yang mempunyai kebiasaan minum minuman bersoda 2-4 kali dalam seminggu lebih lambat 0.487 kali mengalami menarche di banding responden yang sering minum minuman bersoda (>4 kali dalam seminggu).

Responden yang mempunyai kebiasaan jarang berolahraga (0-1 kali seminggu) lebih cepat 2.740 kali mengalami menarche di banding responden yang berolahraga >4 kali seminggu. Responden yang mempunyai kebiasaan jarang berolahraga (0-1 kali seminggu) memiliki resiko 1.675 kali lebih tinggi mengalami menarche cepat dari pada responden yang berolahraga >4 kali seminggu.

Responden dengan status sosial ekonomi kurang mampu memiliki resiko 0.045 kali lebih rendah mengalami menarche cepat dari pada responden dengan status ekonomi sangat mampu. Responden dengan status sosial ekonomi sedang/mampu memiliki resiko 0.222 kali lebih rendah mengalami menarche cepat dari pada responden dengan status ekonomi sangat mampu.

4.4 Analisis Metode CHAID usia Menarche

Analisis CHAID menghasilkan suatu dendogram yang menggambarkan pengelompokkan berdasarkan hubungan berstruktur peubah respon dengan peubah penjelas. Sebanyak sebelas peubah penjelas yang mempengaruhi usia

menarche di analisis dengan CHAID, yaitu: ukuran lahir, IMT sebelum menarche,

pendidikan ayah, pendidikan ibu, usia ibu saat menarche, fasilitas hiburan di rumah, kebiasaan minum minuman bersoda dalam seminggu, kebiasaan berolah

(11)

raga dalam seminggu dan status sosial ekonomi.

Dendogram hasil analisis CHAID pada lampiran 21, menggambarkan bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap usia menarche adalah usia

menarche ibu responden. Responden yang di duga mengalami menarche cepat

adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche cepat dan status ekonomi sangat mampu. Selain itu menarche cepat juga dapat terjadi pada responden yang memiliki ibu dengan menarche cepat, status sosial ekonomi mampu, serta memiliki kebiasaan sering minum minuman bersoda. Responden yang di duga mengalami menarche ideal adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche ideal, berstatus sosial ekonomi mampu dan pendidikan Ibu adalah tamat SMA atau lebih. Selain itu menarche ideal juga dapat terjadi pada responden yang ibunya juga mengalami menarche ideal dan memiliki status sosial ekonomi sangat mampu. Responden yang di duga mengalami menarche lambat adalah responden yang ibunya juga mengalami menarche lambat.

Model yang di dapatkan dengan analisis regresi logistik ordinal dan metode CHAID menunjukkan kekonsistenan dalam analisisnya. Dari kedua model tersebut, faktor yang berpengaruh sangat signifikan terhadap usia menarche adalah faktor usia menarche ibu. Seorang yang mengalami menarche cepat biasanya memiliki ibu yang juga mengalami menarche cepat pula. Selain itu dalam kedua model ini menunjukkan bahwa kebiasaan gaya hidup dan status sosial ekonomi mempengaruhi usia menarche.

Gambar

Tabel 2 Tingkat pendapatan kedua orang tua dalam sebulan di tiap sekolah
Gambar 2 Kurva peluang usia menarche
Tabel 4  Dugaan parameter dengan model reduksi

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian tersebut dengan tujuan yang berbeda dimana dosis 6 gram mat bunga sukun lebih cepat mengusir nyamuk dibandingkan dengan mat sintesis dan kadar 2

Kelembagaan Tinggi Negara Republik Indonesia, terutama hubungan dan mekanisme kerja antara eksekutif dan legislatif, demikian juga dengan lembaga-lembaga negara lainnya yang baru

Temuan dari penelitian ini adalah (1) model pendidikan akhlak tasawuf di Pondok Pesantren Darussalam ialah model pendidikan pentahapan imam al- Ghazali yang telah diajarkan

Dengan adanya sistem informasi berbasis web ini, diharapkan tentunya akan lebih mempermudah pengolahan data di Kelurahan Alang-Alang Lebar termasuk di dalamnya pencarian

Dalam penelitian ini, hasil pada proses clustering menunjukkan adanya kelebihan dibandingkan dengan metode konvensional dengan presentase keberhasilan hingga 96% pada

Penurunan bobot badan ayam broiler yang diangkut menggunakan pengangkutan sistem terbuka nyata lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tertutup.. Tidak terdapat

gelondongan. Kayu yang telah dibentuk badan seekor singa ini lalu dibungkus dengan plastik atau kain berwarna coklat, kemudian ditutupi kain beludru yang dihiasi