• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN DALAM UUD 1945

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3. PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN DALAM UUD 1945"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN DAN

PERUBAHAN DALAM UUD 1945

(2)
(3)

1. Untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara

dalam mencapai tujuan nasional sebagaimana yang termaktub dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila;

2. Untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan

pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi;

3. Untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu Negara hukum dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Adapun Maksud dan Tujuan Majelis Permusyawaratan

(4)

4. Untuk menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara demokratis dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balance) yang lebih ketat dan transparan, dan pembentukan lembaga-lembaga Negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan

tantangan zaman;

5. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban Negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral, dan solidaritas dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan Negara sejahtera;

6. Untuk melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam

penyelenggaraan Negara bagi eksistensi Negara dan perjuangan Negara

mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan wilayah Negara dan pemilihan umum;

7. Untuk menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta kepentingan bangsa dan Negara Indonesia dewasa ini sekaligus

(5)

• Pasca reformasi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah berhasil melakukan empat kali amandemen UUD 1945 dengan 33 perubahan.

(6)

Setelah UUD 1945 diamandemen, didalamnya terdapat 33 materi perubahan, yakni:

1. Tentang kedaulatan, diatur dalam Bab I, pasal 1 ayat 1 dan ayat 2.

2. Tentang susunan keanggotaan MPR, diatur dalam BAB II, pasal 2 ayat 1.

3. Tentang wewenang MPR, diatur dalam Bab II pasal 3.

4. Tentang kekuasaan presiden, diatur dalam Bab III, pasal 4 dan pasal 5.

5. Tentang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, diatur dalam Bab III, pasal 6A ayat 1.

6. Tentang masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden, diatur dalam Bab III pasal 7.

7. Tentang pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatan, diatur dlam Bab III pasal 7A.

8. Tentang pergantian Presiden dalam masa jabatan oleh Wakil Presiden diatur dalam Bab III pasal 8 ayat 1.

(7)

10. Tentang pelaksanaan tugas kepresidenan, diatur dalam Bab III, pasal 8 ayat 3.

11. Tentang sumpah jabatan Presiden dan Wakil Presiden, diatur dalam Bab III, Pasal 9 ayat 1.

12. Tentang pembentukan dewan pertimbangan Presiden dan pengahapusan DPA diatur dalam pasal 16 (bab IV dihapus).

13. Tentang Kementrian Negara, diatur dalam Bab V pasal 17.

14. Tentang Pemerintahan Daerah, diatur dalam bab VI, Pasal 18A dan Pasal 18B.

15. Tentang Dewan Perwakilan Rakyat, diatur dalam Bab VII, Pasal 19 sampai dengan Pasal 22B.

16. Tentang Dewan Perwakilan Daerah, diatur dalam bab II, Pasal 2 ayat (1) dan Bab VIIA, Pasal 22C dan pasal 22D

17. Tentang pemilihan Umum, diatur dalam Bab VIIB, Pasal 22E.

(8)

19. Tentang badan pemeriksa Keuangan, diatur dalam bab VIIIA, Pasal 23E sampai dengan pasal 23G.

20. Tentang Mahkamah Agung diatur dalam Bab IX Pasal 24

21. Tentang Mahkamah Konstitusi diatur dalam Bab IX Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 24C

22. Tentang Komisi Yudisial diatur dalam Bab IX Pasal 24A ayat (3) dan Pasal 24B

23. Tentang Wilayah Negara diatur dalam Bab IXA, Pasal 25

24. Tentang Warga Negara dan penduduk diatur dalam Bab X Pasal 26 dan Pasal 27

25. Tentang hak Asasi manusia diatur dalam Bab X Pasal 28, danBab XA Pasal 28A sampai Pasal 28C

26. Tentang Agama diatur dalam Bab XI Pasal 29.

(9)

28. Tentang pendidikan dan Kebudayaan diatur dalam Bab XIII Pasal 31 dan Pasal 32

29. Tentang Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial diatur dalam Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34

30. Tentang Atribut Negara (bendera, bahasa, lambang Negara, dan lagu kebangsaan), diatur dalam Bab XV, Pasal 35 sampai dengan Pasal 36 C.

31. Tentang Perubahan Undang-Undang Dasar, diatur dalam bab XVI, Pasal 37.

32. Tentang Aturan Peralihan, terdiri dari tiga pasal.

(10)

Dengan perubahan itu tentu saja telah

menandai adanya perubahan yang

fundamental dalam struktur dan

mekanisme penyelenggaraan

ketatanegaraan Negara Republik

Indonesia, termasuk

melahirkan

sejumlah lembaga-lembaga baru

yang

bersifat independen yang pada masa

(11)

Adapun lembaga-lembaga baru yang

dimaksud adalah Mahkamah Konstitusi

(MK), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

dan Komisi Yudisial (KY).

Lembaga-lembaga baru ini secara jelas

disebutkan dalam amandemen

(12)

Struktur Kelembagaan Negara

Menurut UUD 1945 Sebelum

Perubahan

• Sebelum dilakukan amandemen UUD 1945, struktur dan atau hierarki peraturan perundang-undangan menempatkan UUD 1945 berada pada posisi paling atas, setelah itu Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai Lembaga Tertinggi Negara pada posisi kedua yang anggota-anggotanya terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ditambah dengan Utusan

Golongan dan Utusan Daerah.

• Di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kemudian Presiden, Dewan Pertimbangan Agung

(13)

• Setelah dilakukan amandemen, maka posisi dan mekanisme kerja kelembagaan negara mengalami perubahan yang cukup signifikan. MPR yang tadinya sebagai lembaga tertinggi

Negara berubah menjadi lembaga tinggi negara, artinya posisi MPR telah sama dengan lembaga-lembaga tinggi negara

lainnya, seperti DPR, Presiden, BPK dan lain-lain.

Anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD yang dipilih melalui pemiliham umum, tidak dikenal lagi keanggotaan MPR berasal dari Utusan Golongan dan Utusan Daerah.

• Lihat: Bab II, Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 (setelah perubahan

(14)

Dampak Perubahan

Perubahan tersebut secara otomatis berpengaruh

pula pada mekanisme dan hubungan kerja

(15)
(16)

Sebelum amandemen Undang-Undang Dasar 1945, ada enam lembaga tinggi negara disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yaitu:

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR); 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);

3. Presiden dan Wakil Presiden RI 4. Mahkamah Agung RI (MA RI)

(17)
(18)

Setelah dilakukan amandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945, struktur ketatanegaraan dan mekanisme hubungan kerja kelembagaan negara Indonesia juga mengalami perubahan. Selain ditiadakannya Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dalam amandemen, lahir pula beberapa lembaga negara baru, seperti Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY). Hal itu dimaksudkan sebagai wahana membangun mekanisme checks and balance

(19)

Apa yang dimaksud

dengan

(20)

Istilah Lembaga Negara

Lembaga Negara, adalah sebuah institusi

negara menjalankan kewenangan, peran,

fungsi, dan jabatan tertentu dalam

(21)

• Undang-Undang Dasar 1945 (asli) istilah “lembaga”

tidak dikenal. Yang ada adalah “badan.” Penjelasan UUD 1945 tentang “Sistem Pemerintahan negara” MPR yang selama ini disebut “lembaga negara tertinggi” atau

“lembaga tertinggi negara” justru disebut “badan”

sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Hal serupa dalam penjelasan Pasal 2 UUD 1945 menggunakan

(22)
(23)

• Amandemen UUD 1945 tidak ditemukan sebuah

pedoman atau petunjuk yang mengatur secara khusus ketentuan hukum tentang arti dan konsep yang secara difinitif mengenai “lembaga negara”. Dalam konteks ini, maka sejumlah pakar hukum tata negara melakukan

pemaknaan masing-masing.

Adapun pegangan yang dapat dijadikan petunjuk dalam mendefinisikan dan mengklasifikasikan konsep lembaga negara pasca amandemen UUD 1945 adalah Pasal 24C ayat (1) yang menyebutkan salah satu kewenangan dari Mahkamah Konstitusi adalah untuk mengadili dan

memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara

(24)

Lembaga Negara Pasca

Amandemen

• Pasca amandemen sejumlah lembaga negara telah terbentuk, ada lembaga negara dibentuk dan diatur berdasarkan Undang-Undang Dasar (konstitusi), ada juga lembaga negara dibentuk berdasarkan undang-undang atau peraturan

(25)

• Ditiadakannya Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dalam amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka fungsi dan

kedudukannya diganti oleh Dewan Pertimbangan untuk memberi nasehat dan pertimbangan kepada Presiden. Khusus Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia (MPR RI) sebelum amandemen kedudukannya sebagai Lembaga Tertinggi Negara. Namun setelah

(26)

Selain itu, ada juga lembaga Negara yang dibentuk hanya berdasarkan undang-undang atau peraturan perundang-undangan di tingkat bawahnya, misalnya; Lembaga Negara dibentuk berdasarkan keputusan presiden, Lembaga Negara dibentuk berdasarkan keputusan menteri, Lembaga Negara dibentuk berdasarkan

(27)
(28)

Pembagian kekuasaan sebelum amandemen UUD 1945 ada 5 (lima) kekuasaan dan 1 (satu) lembaga tertinggi Negara, serta 5 (lima) lembaga tinggi Negara, yaitu:

1. Lembaga Tertinggi Negara, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR); lembaga ini posisinya berada di atas UUD 1945 karena kedudukannya sebagai pemegang kedaulatan rakyat.;

2. Kekuasaan Legislatif, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 3. Kekuasaan Eksaminatif (Inspektif), yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);

4. Kekuasaan pemerintahan Negara (Eksekutif), yaitu Presiden dan wakil Presiden;

5. Kekuasaan Konsultatif, yaitu Dewan Pertimbangan Agung (DPA); dan

(29)

Pembagian kekuasaan hasil perubahan dan atau amandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menetapkan 4 (empat) kekuasaan dan 1 (satu) lembaga bantu Negara dengan 8 (delapan) lembaga Negara yaitu:

1. Kekuasaan Legislatif, yaitu Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR) yang anggotanya terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD);

2. Kekuasaan Pemerintahah Negara (Eksekutif), yaitu Presiden dan Wakil Presiden;

3. Kekuasaan Kehakiman (Yudisial), meliputi Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK);

4. Kekuasaan Eksaminatif (Inspektif), yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Factors analysis of OCB items as rated by superiors revealed 5 dimensions, labeled as helping behavior, sportsmanship, conscientiousness, patience and civic virtue.. Factor

Pernyataan pemberlakuan secara retroaktif suatu pemberlakuan perundang-undangan pidana akan menjadi permasalahan manakala pernyataan “hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum

Berdasarkan dari hasi penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hubungan motivasi terhadap penggunaan situs Islami di SMA Al Muayyad tahun ajaran 2011-2013

Berangkat dari latar belakang yang telah peneliti tuliskan, peneliti ingin membuat sebuah rancangan produksi film dokumenter mengenai seluk beluk kegiatan sabung

Bahkan membentuk solidaritas dengan Allies (Negara-negara Anti Jerman), membiayai tentara- tentara Amerika di Eropa, pemberian hadiah” pada Common Market

Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern

Seperti yang tertuang dalam Perda No.4 tahun 2011 “ Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL adalah pedagang yang melakukan usaha perdagangan di sektor

Kesehatan keuangan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal seperti kemampuan menghimpun dana