Jurnal Studia
Akuntansi dan Bisnis
ISSN: 2337-6112
Vol. 5No.3
PENGARUH CASH RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Dini Susmiandini* Khoirotunnisa**
* STIE La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
** STIE La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
Article Info
Abstract
Keywords:
Cash Ratio and Dividend Payout Ratio
Corresponding Author:
dinisusmiandini@gmail.com Khoirotunnisa1708@rocketmail.com
This study was conducted to examine the effect of variable
Cash Ratio (CR) Dividend Payout Ratio (DPR). In the Automotive
Company listed on the Stock Exchange.
The sampling technique used is purposive sampling with
criteria (1) Automotive Company listed on the Indonesia Stock
Exchange during the study period of 2009 -2013. (2) Publish
financial reports during the study period of 2009 -2013. (3) The
Company conducts dividend distribution continuously during the
study period of 2009 -2013, as seen from dividend Payout Ratio
(DPR) whose value is more than 0. (4 ) The company has a
complete research sample of data (financial statement) associated
with the data according to the model used in this study. (5) The
Company's financial reporting in rupiah rather than in dollars.
Data obtained by the publication of the financial statements of the
automotive company in 2009 - 2013. The company obtained a
sample of 6 of the 12 companies listed on the Stock Exchange.
The analysis technique used is multiple regression with the least
square equation and hypothesis testing using a statistic to test
coefficient.
The analysis showed that the obtained t = 3.619. Significant
level α = 0.05 ttable = 2, 048 turns tcount> ttable or 3.619>
2.048, the effect on the variable Cash Ratio Dividend Payout
Ratio. Table Coefficients derived variables CR and DPR
significant value of 0.001, then compared with a probability of
0.05 turns probability value of 0.05 is greater than the value
significantly or (0.05> 0.001), then H0 rejected and H1 accepted.
That is significant. Proved that CR significant effect on
Parliament.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Variabel
Pembayaran Tunai Rasio (CR) Dividen Rasio (DPR). Di
Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dengan kriteria (1) Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode penelitian tahun 2009 -2013. (2)
Mempublikasikan laporan keuangan selama periode studi tahun
2009 -2013. (3) Perusahaan melakukan pembagian dividen secara
kontinyu selama periode penelitian tahun 2009 -2013, dilihat dari
dividend payout ratio (DPR) yang nilainya lebih dari 0.
©2017 JSAB. All rights reserved.
(4) Perusahaan memiliki sampel penelitian lengkap data (laporan
keuangan) terkait dengan data sesuai dengan model yang
digunakan dalam penelitian ini. (5) Pelaporan keuangan terkecil
dan pengujian hipotesis menggunakan statistik untuk menguji
koefisien. Perusahaan dalam rupiah dan bukan dalam dolar. Data
diperoleh dengan publikasi laporan keuangan perusahaan otomotif
pada tahun 2009 - 2013. Perusahaan memperoleh sampel 6 dari
12 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat
Pendahuluan
Pada saat ini perusahaan dituntut untuk dapat mengelola keuntungan atau laba yang diperoleh secara tepat dan optimal. Karena besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan keberlangsungan perusahaan tersebut dimasa yang akan datang. Bagi perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT), laba yang diperoleh akan dialokasikan pada dua komponen yaitu dividen dan laba ditahan.
Laba yang dialokasikan pada laba ditahan akan digunakan oleh perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang menguntungkan, misalnya untuk investasi yang menguntungkan. Sedangkan laba yang dialokasikan pada dividen akan dibagikan kepada investor dapat dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005) dalam Septiani Arie Arsanda, (2011 : 1) Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah saham. Investor saham dapat mengharapkan return dalam bentuk deviden dan atau capital gains.
Menurut James D.Stice, dkk. (2011 : 141) Dividen adalah pengembalian investasi kepada pemilik saham. Pengembalian investasi ini akan diperhitungkan secara berbeda tergantung pada jenis dividen yang diberikan. Dividen merupakan bagian laba bersih perusahaan kepada pemegang saham, sedangkan capital gains merupakan selesih positif antara harga perolehan saham dengan harga pasar saham. Gordon dan Lintner, (Brigham dan Houston, 2001) dalam Wahyudi dan Baidori, (2008) dalam Septiani Arie Arsanda, (2011 : 1) menyatakan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal (capital gain). Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dapat dinyatakan sebagai prosentase atas nilai saham atau sejumlah uang tiap lembar saham yang dimiliki. Prosentase besarnya dividen kas per lembar saham dibandingkan dengan laba per lembar saham disebut sebagai Dividend Payout Ratio (DPR).
Menurut Rowland Bismark (2014 :2) kebijakan dividen meupakan hal yang penting bukan hanya untuk perusahaan, namun juga menyangkut kepentingan pemegang saham. Dalam kebijakan dividen tersebut berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam menentukan besarnya laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividend dan berapa laba yang akan diinvestasikan
penting dari stategi pendanaa jangka panjang perusahaan dalam menyikapi dinamika lingkungan bisnis. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Namun, manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang menguntungkan yang dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Sejauh ini penelitian yang berkaitan dengan kebijakan dividen atau dividend payout ratio (DPR) telah banyak dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Beberapa peneliti sebelumnya menyebutkan bahwa rasio keuangan seperti profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas dapat menjadi pertimbangan dalam kebijakan dividen menurut Arief Basuki, (2012 : 5). Dengan menggunakan obyek penelitian yang berbeda, pada industri otomotif penelitian ini akan mengkaji tentang rasio keuangan likuiditas.
Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena akan memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan semakin kuat. Dividend payout ratio atau kebijakan dividen pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham , dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan (sharaks, 2005) dalam risaptoko, (2007) dalam Lina Sulistyaningsih, (2012: 2)
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan dalam kebijakan dividend. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Martono dan Harjito, 2005) Mollah et al., (2000) dalam risaptoko (2007) dalam Septiani Arie Arsanda, (2011 : 5) menunjukan bahwa posisi cash ratio merupakan variabel penting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam dividen payout ratio. Perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas) mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividen (sharakas (2005) dalam Risaptoko, (2007 : 2). Dengan kata lain, meningkatnya posisi cash ratio juga akan meningkatkan pembayaran dividen.
Penelitian ini menggunakan perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2011- 2013 sebagai obyek penelitian, karena industri otomotif di Indonesia kini telah berkembang pesat. Makin banyaknya kuantitas perusahaan otomotif merupakan salah satu bukti bahwa industri otomotif menarik banyak pihak. Perkembangan industri ini dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arif Basuki 2012 yang menyatakan bahwa Cash Ratio berpengaruh pada Dividend Payout Ratio. Studi mengenai dividen telah banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu, sedangkan menurut Made Wiradharma Swastyastu Dkk (2014).
Kajian Pustaka
Rasio Kas (Cash Ratio) menurut Kasmir (2012:138) adalah sebagai berikut: Rasio kas atau (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.
Menurut Tatang Ary Gumanti (2013:226) bahwa dividen adalah bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham yang dapat berupa dividen tunai atau dividen saham. Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proposional sesuai dengan lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik (Warren, James, dan Philip, 2005:902) dalam Nurmadinah (2015:2). Menurut Nor Hadi (2013:74) dalam Betha Dwi Larasati (2014:3) dividen adalah keuntungan yang diberikan pada para pemegang saham yang bersumber dari kemampuan emitmen mencetak laba bersih dari operasi nya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah laba suatu perusahaan yang akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan lembar saham dari masing-masing pemilik.
Dividend Payout Ratio
Menurut Werner R. Murhadi (2013:65) bahwa Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio yang menggambarkan besarnya proporsi dividen yang dibagikan terhadap pendapatan bersih perusahaan. Rasio pembayaran dividen adalah dividen tunai tahunan yang dibagi dengan laba tahunan, atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba perlembar saham. Rasio tersebut menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai (Horne dan Wachowicz (2007:270) dalam Yuni Setiowati (2013:23). Sedangkan menurut Sudana (2011:167) Dividend Payout Ratio yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividend payout ratio adalah persentase laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, jenis penelitiannya adalah menggunakan metode deskriptif yaitu untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum / generalisasi (sugiyono, 2007: 29) dengan melakukan verifikasi laporan keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Busra Efek Indonesia dengan periode 2011-2013, dengan jenis data ini yaitu data sekunder. Sedangkan
lebih dengan bentuk hubungan kausal, artinya hubungan yang bersifat sebab akibat.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya menurut Sugiyono, 2007 dalam Supardi 2013 : 25 populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selama periode. Dari data tersebut terdapat jumlah populasi ini adalah 12 perusahaan, selain itu juga menggunakan studi kepustakaan dengan membaca bahan terkait. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi menurut Sugiyono, dalam Supardi (2013 : 26).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam melakukan analisis regresi, korelasi maupun pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analis variabel Deviden Payout Ratio (Y) dan Cash Ratio (X). Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar analisis dapat dilakukan, baik untuk keperluan memprediksi maupun untuk keperluan pengujian hipotesis. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi sederhana. Persyaratan tersebut adalah (1) syarat normalitas dari suatu regresi sederhana, (2) syarat ke linieran regresi Y atas X.
Uji Normalitas
Pengujian normalitas variabel Y atas X dilakukan tujuan apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan metode Kolmograf Smirnov, dengan taraf signifikansi yang digunakan sebagai aturan untuk menerima atau menolak pengujian normalitas atau tidaknya suatu distribusi data adalah α = 0,05
Berdasarkan perhitungan normalitas diatas, bahwa untuk variabel CR 0,267, DPR 0,620. Memiliki nilai diatas α = 0,05. Yang artinya bahwa variabel – variabel tersebut terdistribusi dengan normal. Berikut adalah grafik histogram dan grafik normal P-P Plot
Gambar Grafik Histogram
Grafik histogram diatas menunjukkan bahwa data residual terdistribusi normal. Hal ini dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti kurva yang tidak miring ke kanan ataupun melenceng ke kiri dan grafik histogram tersebut dimulai dari nol.
Gambar Grafik Normal Probability-Plot
Sumber Output SPPS V.20
Pada grafik normal P-P Plot terlihat titik – titik menyebar disekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
Koefisien Korelasi
Korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment yang digunakan untuk mengukur kuatnya hubungan linier antara dua variabel. Hasil yang didapat dari pengaruh perputaran persediaan terhadap likuiditas dapat dilihat pada tabel dibawah ini dengan menggunakan SPSS V.20 adalah sebagai berikut: Dalam uji korelasi pearson product moment,
seperti yang terlihat pada tabel diatas maka nilai rhitung sebesar 0,565 sedangkan nilai rtabel (95%) (dk
=n-2=28) sehingga rtabel = 0,312. Karena rhitung lebih besar dari rtabel maka terdapat hubungan yang
cukup kuat antara variabel CR dan DPR. maka maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya signifikan.
Terbukti bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap DPR
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh CR terhadap DPR , maka digunakan kuadrat dari koefisien korelasi parsialnya. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada tabel di bawah ini:
Koefisien Determinasi (Rsquare) sebesar 0,319 adalah pengkuadratan dari koefisen korelasi, atau 0,565 x 0,565 =0.319. hal ini menunjukkan pengertian bahwa DPR (Y) dipengaruhi sebesar 31,9 % oleh CR (X), sedangkan sisanya (100% - 31,9% = 68,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.
Uji Hipotesis
Tabel Coefficients diperoleh thitung = 3,619. Tingkat signifikan α =0,05 df atau dk (derajat
kebebasan) N – 2 atau 30 – 2 = 28. Sehingga ttabel = 2, 048 ternyata nilai thitung > ttabel atau 3,619 >
2,048 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Tabel Coefficients diperoleh variabel CR dan DPR nilai signifikan sebesar 0,001, kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05 ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai
signifikan atau (0,05 > 0,001), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya signifikan. Terbukti bahwa
Kondisi Cash Ratio pada perusahaan Otomotif
Hasil dari analisis tabel analisis diatas dari Cash Ratio dan Divivdend Payout Ratio pada perhitungan tabel diatas dilihat dari kondisinya menunjukkan bahwa secara Cash Ratio dan
Divivdend Payout Ratio perusahaan otomotif di BEI mengalami kenaikan dan penurunan disetiap
tahunnya selama periode 2009 – 2013 artinya Cash Ratio dan Divivdend Payout Ratio perusahaan belum optimal dalam membayar utang atau kewajibannya, dalam membagikan Divivdend Payout
Ratio. Cash Ratio Pada perusahaan PT Astra Internasional Tbk tahun 2009 sebesar 0,33 pada
tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,19 pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 0,27 pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 0,20 pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,26. Pada perusahaan Astra Otoparts Tbk pada tahun 2009 sebesar 0,79 dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,39 pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,19 pada tahun 2012 kenaikan menjadi 0,24 pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 0,55. Pada perusahaan Indomobil Sukses Internasional Tbk pada tahun 2009 sebesar 0,14 pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,12 pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 0,30 pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 0,14 pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,10. Pada perusahaan Indospring Tbk pada tahun 2009 sebesar 0,11 pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,03 pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 0,33 pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 0,18 pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 1,14. Pada perusahaan Selamat Sempurna pada tahun 2009 sebesar 0,02 pada tahun 2010 – 2013 mengalami kenaikan menjadi 2010 sebesar 0,05 tahun 2011 sebesar 0,06 tahun 2012 sebesar 0,49 tahun 2013 0,64. Pada perusahaan Gajah Tunggal Tbk pada tahun tahun 2009-2012 mengalami penurunan tahun 2009 sebesar 0,45 tahun 2010 sebesar 0,32 tahun 2011 sebesar 0,20 tahun 2012 sebesar 0,03. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,67.
Kondisi Divivdend Payout Ratio pada perusahaan Otomotif
Divivdend Payout Ratio pada perusahaan otomotif di BEI belum optimal contohnya pada
perusahaan PT Astra Otoparts Tbk pada tahun 2009 sebesar 0,30 tahun 2010 mengalami kenaikan 0,13 menjadi 0,43, tahun 2011 mengalami penurunan0,39 menjadi 0,04 dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan 0,24 menjadi 0,28 dan tahun 2013 mengalami kenaikan 0,24 menjadi 0,52. Pada perusahan Indomobil Sukses Internasional Tbk tahun 2009 sebesar 0,30 dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,08 tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 0,17 tahun 2012 mengalami kenaikan 0,02 menjadi 0,19 dan tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,04 menjadi 0,15. Pada perusahaan Indospring Tbk pada tahun 2009 sebesar 0,03 tahun 2010 mengami kenaikan sebesar 0,10 menjadi 0,13 tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,17 menjadi 0,30 tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,03 menjadi 0,27 dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,74 menjadi 1,01. Pada perusahaan Selamat Sempurna tahun 2009 sebesar 0,60 pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,22 pada tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan menjadi 0,17 dan 2013 mengalami penurunan menjadi 0,11. Pada perusahaan Gajah
Tunggal Tbk pada tahun 2009 sebesar 0,06 tahun 2010 dan 2011 mengalami penurunan 0,01 menjadi 0,05 pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 0,03 dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,78 lain dengan PT.Astra Internasional Tbk dari tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan pada tiap tahunnya yaitu pada tahun 2009 sebesar 0,35 tahun 2010 sebesar 0,37 tahun 2011 sebesar 0,39 tahun 2012 sebesar 0,43 tahun 2013 sebesar 0,45.
Pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Otomotif
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut dapat dikatakan bahwa cash ratio terhadap deviden payout ratio dengan menggunakan hasil regresi sederhana menggunakan sig α = 5%
menunjukkan hasil sebagai berikut : Rsquere sebesar 0,319, Sig. = 0,001. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa Hipotesis nol (H0) ditolak karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3,619 > 2,048. Artinya
variabel independen yang diuji (CR) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR . Variabel
independen memberikan kontribusi nilai r hitung sebesar 0,565 dalam menjelaskan Dividend Payout
Ratio (DPR). Dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel CR memiliki korelasi yang cukup kuat
dalam mempengaruhi DPR.
Pada variabel Cash Ratio (CR) diperoleh hasil bahwa variabel ini mempunyai pengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel, yaitu 3,632 > 2,048.
Persamaan regresi sederhana Y = a + Bx = 0,130 + 0,508X. Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa Constanta (a) sebesar 0,130 menyatakan bahwa jika tidak ada cash ratio (CR) maka
dividend payout ratio (DPR) adalah sebesar 0,508. Sebaliknya jika nilai Cash ratio turun sebesar
satu persen, maka pembagian dividend payout ratio (DPR) juga mengalami penurunan sebesar 0,508.
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI sebanyak 12 perusahaan dan diambil hanya 6 perusahaan selama periode 2009 – 2013 dengan total sampel 30 laporan keuangan yang sudah sesuai dengan kriteria atau persyaratan penelitian yang telah ditentukkan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liability) melalui sejumlah kas (dan setara kas, seperti giro atau simpanan lain di Bank yang dapat ditarik setiap saat) yang dimiliki perusahaan. Cash ratio merupakan perbandingan dari kas ditambah bank dibagi dengan current liability atau total hutang jangka pendek yang terdapat pada laporan keuangan suatu perusahaan. Kondisi Cash ratio (CR) tertinggi selama periode 2009 -2013
adalah pada perusahaan Indospring Tbk. Sebesar 1,14. Sedangkan nilai Cash ratio (CR) yang terendah terjadi pada perusahaan Selamat Sampurna Tbk sebesar 0,02.
2. Dividend payout ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan dividend per share terhadap laba perusahaan. Kondisi Dividend payout ratio tertinggi selama periode 2009 -2013 adalah pada perusahaan Indospring Tbk. Sebesar 1,01. Sedangkan nilai Dividend payout ratio yang terendah terjadi pada perusahaan sebesar 0,03 Indospring Tbk dan Gajah Tunggal Tbk.
3. Adapun hasil analisis dari data dalam pengujian hipotesis mengenai pengaruh Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio dapat disimpulakan nilai R= 0,565 dan Koefisien Determinasi (Rsquare) sebesar 0,319 adalah pengkuadratan dari koefisen korelasi, atau 0,565 x 0,565 =0.319. hal ini menunjukkan pengertian bahwa DPR (Y) dipengaruhi sebesar 31,9 % oleh CR (X), sedangkan sisanya (100% - 31,9% = 68,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Berdasarkan perhitungan normalitas diatas, bahwa untuk variabel CR 0,267, DPR 0,620. Memiliki nilai diatas α = 0,05. Yang artinya bahwa variabel – variabel tersebut terdistribusi dengan normal. Dan artinya bahwa cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio hal ini berarti setiap peningkatan nilai cash ratio maka pada umumnya akan
terjadi pula peningkatan pada nilai dividend payout ratio. Jumlah kas dan setara kas yang dipunyai perusahaan juga secara tidak langsung akan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membagi dividen kepada para pemegang saham.
Daftar Pustaka
Arief Basuki. Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Total Assets Ratio, Debt Equity Ratio,
Return on Assets, dan Net Profit Margin terhadap Dividend Payout Ratio. Pada perusahaan
otomotif di bei periode 2007-2011. Tahun 2012.
Atok Risaptoko. Pengaruh cash ratio, debt to total asset, asset growth, firm size dan ROA terhadap
DPR pada perusahaan listed di BEI periode 2002-2005. 2007.
Henny Ritha dan Eko Koestiyanto.. Factor-faktor yang mempengaruhi DPR.vol.1, no 1, oktober 2013.ISSN 2355-0244 Tahun 2013.
Husnan,Suad dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, UPP STIM YKPN EDISI 5, Yogyakarta. 2006.
James C van horned dan john M wachowicz, jr, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan ,J Salemba Empat, Jakarta. 2013.
James D.Stice,Earl K. stice, dan K.Fred Skousen. Akuntansi Keuangan. salemba Empat. Jakarta. 2011.
Kasmir. Anlisis Laporan Keuangan. Rajalawi Pers : Jakarta. 2012.
Lina Sulistyaningsih. Pengaruh pertumbuhan Asset, ukuran perusahaan, cash position dan ROA
Lisa Marlina dan Clara Danica. Pengaruh cash position, debt to equity ratio, dan ROA terhadap
DPR pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dan membagikan dividen selama
periode 2004-2007. 2009.
Lukas Setia Atmaja, Ph.D, Teori Dan Praktik Manajemen Keuangan , CV ANDI OFFSET, Yogyakarta. 2008.
Made wiradharma swastyastu dkk 2014. Analisis factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio yang terdaftar di BEI .vol.2 no 1 tahun 2014.
STIE La Tansa Mashiro. Panduan Penulisan Proposal Skripsi. 2015.
Septiani Arie Arsanda, Analisis Pengaruh ROA, Debt To Equity Ratio, Growth, Firm Size dan Cash ratio terhadap DPR. 2011.
Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta bandung. 2007.
Unzu Marietta, Djoko Sampurno, Analisis pengarus cash ratio, ROA, Growth, firm size, DER terhadap DPR pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Vol 2, nomor 3 ISSN 2337-3792. Tahun 2013.