• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka - Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka - Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Pustaka

2.1.1. Definisi Liqudity Ratio / Rasio Likuiditas

Liquidity / likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Pengertian likuiditas yang lain adalah menunjukkan kemampuan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancarnya pada saat diperlukan, (Moekijat, 2000). Sedangkan menurut Surisno (2000) likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Menurut Kasmir (2008:79) rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan pada Quick Ratio, apabila suatu bank dinyatakan kurang likuid berarti nilai quick rationya kecil. Formula untuk menghitung likuiditas perusahaan yaitu:

Likuiditas = current assets total liabilities

Dalam penelitiaan ini rasio likuiditas yang digunakan: 1. Quick Ratio

(2)

21 alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Quick Ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Suatu bank yang mempunyai kerendahan di nilai quick rationya maka perusahaan perbankan tersebut mengalami kesulitan kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Formula untuk menghitung quick ratio:

𝑞𝑢𝑖𝑐𝑘𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜= 𝑐𝑎𝑠ℎ𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑑𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡

2.1.2. Definisi Profitability Ratio / Rasio Profitabilitas

(3)

22 perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Menurut Gibson (2001:303), profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan, dan investasi, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan. Sedangkan menurut Haryanto dan Toto (2003:142) profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Rasio profitabilitas yang menjadi focus penelitian ini yaitu:

1. Return On Asset / ROA

(4)

23 dimilikinya. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva.

𝑅𝑂𝐴= Net Income after tax total assets

2. Return On Equity/ROE

Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE sangat menarik bagi pemengang saham ataupun calon pemegang saham, dan juga manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indicator penting dari shareholder value creation. Artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Sedangkan kalau di perusahaan perbankan rasio ROE digunakan untuk mengukur kinerja manajemen baik dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.

(5)

24 rasio ROE ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan.

ROE =laba bersih pemegang saham ekuitas saham biasa

2.1.3. Definisi Dividen Payout Ratio (DPR)

Pengertian dividen menurut William (1938) dalam Cooper (1997) adalah reward untuk shareholder atas supply capital pada perusahaan. Tanpa pembayaran dividen, saham tidak akan bernilai, hanya janji dividen dimasa yang akan datang yang memberikan nilai kepada saham.

(6)

25 2.1.4. Teori Dividen

2.1.4.1. Residual Dividend Theory

Dalam pandangan bahwa pembagian dividen itu tidak mempengaruhi nilai dari perusahaan, terdapat teori yang bernama residual dividend theory. Selama terdapat peluang investasi dengan tingkat pengembalian yang melebihi atau sama dengan tingkat yang diekspektasi, perusahaan akan memakai laba ditahan serta surat berharga untuk meningkatkan basis modal yang dapat mendukung pendanaannya. Jika perusahaan masih memiliki laba ditahan setelah mendanai semua peluang investasi yang menguntungkan, laba ini akan di distribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Dengan metode seperti ini, jumlah dividen kas akan terus berfluktuasi, sejalan dengan peluang investasi yang dimiliki setiap periodenya, disatu sisi perusahaan mungkin tidak akan membagikan dividen sama sekali, jika seluruh persediaan modalinternal terpakai, di sisi lain, perusahaan mungkin akan membagikan seratus persen labanya, bila tidak memiliki peluang investasi yang menguntungkan sama sekali ( Van horne, 2002).

(7)

26 • Pertahankan rasio utang optimum dalam mendanai

investasi di masa akan dating.

• Menerima investasi jika memiliki NPV (Net Present Value) yang positif.

• Mendanai proporsi ekuitas dari pendanaan investasi baru dengan dana internal. Hanya bila dana internal sudah terpakai seluruhnya, perusahaan akan menerbitkan saham baru.

• Jika sumber pendanaan internal memiliki sisa setelah membuat semua investasi, bayarkan dividen kepada investor. Namun, jika seluruh dana investor diperlukan untuk mendanai proporsi ekuitas dari pendanaan suatu investasi, jangan bayarkan dividen.

Lebih lanjut Keown menyimpulkan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh peluang investasi perusahaan, campuran struktur modal, dan ketersediaan dana internal.

2.1.4.2. Clientele Effect Theory

(8)

27 diekspektasi, ia dapat membeli tambahan saham dengan kelebihan dana yang didapat dari dividen.

Lanjut Keown (2005) menjelaskan bahwa investor cenderung untuk tidak memilih saham yang mengharuskannya untuk “menciptakan dividen”. Sebaliknya, para investor memiliki preferensi, apakah itu dividen, atau capital gain. Tentunya mereka lebih cenderung memilih saham yang memenuhi preferensi mereka. Investor yang lebih cenderung untuk memiliki pendapatan dalam jangka pendek akan memilih saham-saham perusahaan yang rasio pembagian dividennya relative tinggi. Investor lain yang memiliki dana besar, lebih cenderung untuk menghindari pajak dengan memilih perusahaan yang pembagian dividennya rendah, tetapi dapat menghasilkan capital gain yang besar diwaktu yang akan dating. Dengan begitu teori ini mendukung pandangan bahwa dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.1.4.3. Bird-in-the-hand Theory

(9)

28 of return yang lebih tinggi di dalam mendiskonto nilai capital gain. Dengan kata lain, nilai sekarang (present value) dari dividen lebih besar dari pada nilai sekarang dari capital gain (Keown, 2005).

Berdasarkan teori diatas, menurut Damodaran (2001), satu alasan mengapa investor lebih menginginkan dividen daripada capital gain adalah karena dividen jumlahnya sudah pasti, sedangkan capital gain tidak pasti. Hal ini tepat untuk investor yang risk-averse, namun argumentasi ini di bantah. Hal yang paling sederhana adalah argumentasi lain yang menyatakan bahwa pilihannya bukan terletak antara dividen yang pasti di hari ini, dengan capital gain yang tidak pasti dalam suatu waktu di masa depan, tetapi antara dividen hari ini dengan kenaikan harga saham sampai pada hari ini.

2.1.5. Bentuk Dividen Yang Dibayarkan

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), bentuk dividen yang dibayarkan dapat dibedakan atas:

1. Dividen tunai (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pengumuman dividen tunai adalah sewaktu kewajiban dan pembayaran yang pada umumnya dilakukan secara sengaja, maka biasanya merupakan kewajiban lancar.

(10)

29 saham yang sudah ada (outstanding share) lebih besar 25% sebaliknya jika perbandingan tersebut lebih kecil dari 25% maka dianggap kecil. 3. Dividen properti (property dividend) adalah merupakan pembagian

laba kepada pemegang saham atau investor dalam bentuk barang yang dapat berupa barang dagangan, real estate atau investasi yang di rancang dewan direksi.

4. Dividen likuidasi (liquiditing dividend) adalah dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi asset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.

2.1.6. Prosedur Pembayaran Dividen

Dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun. Prosedur pembagian dividen yang sebenarnya adalah sebagai berikut:

1. Tanggal Pengumuman. Tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian dividen. 2. TanggalPencatatan Pemegang Saham (holder of record date). Jika

perusahaan mencatat seorang pemegang saham tersebut berhak menerima dividen.

(11)

30 waktunya adalah empat hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham.

4. Tanggal Pembayaran (ex-dividend date). Tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen.

Kebijakan dividen dapat diubah, namun dapat menimbulkan masalah karena dapat mengganggu pemegang saham perusahaan, mengirimkan isyarat yang tak diinginkan, dan menyampaikan kesan ketidakstabilan dividen, yang semuanya dapat mempunyai implikasi negatif pada harga saham. Namun, situasi ekonomi memang selalu berubah, dan kadang-kadang perubahan tersebut mengharuskan perusahaan mengubah kebijakan dividennya.

2.1.7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi keputusan dividen. Faktor-faktor ini dapat dikelompokkan menjadi empat kategori besar yaitu:

• Kendala atas pembagian dividen, yang terdiri dari:  Kontrak utang

 Pembatasan saham peferen  Ketidak cukupan laba  Ketersediaan kas

(12)

31  Letak dari daftar IOS. Apabila daftar IOS yang khas dari

suatu perusahaan. Pada gambar lebih mengarah ke kanan, hal ini akan cenderung menghasilkan target rasio pembayaran dividen yang rendah, dan sebaliknya jika IOS mengarah ke kiri.

 Kemungkinan untuk mempercepat atau menunda proyek.

Kemampuan untuk mempercepat atau menangguhkan proyek akan memungkinkan perusahaan untuk lebih konsisten dengan kebijakan dividen yang stabil.

• Ketersediaan dan biaya dari sumber moral alternagtif, yang terdiri dari:

 Biaya penjualan saham baru

 Kemampuan untuk mensubstitusi ekuitas dengan uang  Pengendalian

2.2. Signalling Theory

(13)

32 jumlah dividend payout ratio yang diberikan oleh emitan. Bila emiten memberikan dividend payout ratio tinggi, maka investor akan merasa senang untuk menanamkan investasinya.

Lukas (2008), pengumuman dividen diyakini mempunyai informasi dan membawa sinyal tentang laba bersih saat ini dan potensi perusahaan di masa mendatang. Nmodel signaling dividen mulai berkembang pada akhir tahun 1970-an di Amerika. Ide dasar dalam model ini adalah bahwa perusahaan melakukan penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gains.

2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu

(14)

33 Penelitian Michell Suharli (2007), yang menemukan bahwa profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan variabel ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

ROA dapat berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, dengan asumsi bahwa investor dan kreditor semakin tertarik untuk menanamkan dananya kedalam perusahaan dan aktivitas investasi kedalam proyek-proyek yang memberikan tingkat keuntungan optimal. Namun ROA juga dapat berpengaruh terhadap dividend payout ratio dengan asumsi bahwa meningkatnya dividen yang dibagi kepada pemegang saham akan menurunkan laba ditahan yang digunakan untuk aktivitas investasi dan cadangan kas (Junus, 2005). Tetapi hasil penelitian yang dilakukan oleh Asyik dan Sulistyo (2000) bahwa hubungan ROA terhadap dividend payout ratio berpengaruh signifikan negatif.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Kesimpulan

Penelitian

Junus (2005) Analisis pengaruh ILK rasio-rasio keuangan terhadap dividen payout ratio.

Variabel independen: Profitabilitas, likuiditas, dan laeverage.

Variabel dependen: Dividen payout ratio

(15)

34 ROA juga dapat berpengaruh profitability dan investment opportunity.

Variabel dependen: Dividend payout ratio

(16)

35 ratio.

Asril (2009) Pengauh free cash flow, profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap kebijakan dividen

Variabel independen: Pengaruh free cash flow, profitabilitas, likuiditas

Variabel dependen: Kebijakan dividen (DPR)

bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio

Dian Septi (2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

Variabel independen : analisis faktor-faktor

(17)

36 2.4. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah disampaikan di atas, dan juga berdasarkan uraian teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini adalah quick ratio (X1), return on assets (X2), return on equity (X3) dan variabel dependennya adalah dividend payout ratio (Y). Hubungan antara quick ratio, return on assets, return on equity terhadap dividend payout ratio tergambar dalam kerangka berikut ini:

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 diatas menggambarkan rasio likuiditas (quick ratio) dan rasio profitabilitas (return on assets dan return on equity) dalam mempengaruhi dividend payout rasio.

Dividend Payout Ratio (X1)

Quick Ratio (X1)

Return On Assets (X2)

(18)

37 2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat proporsisi atau dalil serta masih dibuktikan kebenarannya, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 :Quick ratio berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

H2 :Return On asset berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia.

H3 :Return on equity berpengaruh secara parsial terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

In this study we focus on aerosol reflectance to identify dust phenomena but not in a binary way such as BTD and so we should decompose top of atmosphere (TOA)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa Hipotesis pertama yang menyebutkan diduga jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman, jumlah

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak sambiloto dengan dosis 2 mg/kgbb (P1), 4 mg/kgbb (P2) dan 6 mg/kgbb (P3) dapat memperpanjang siklus estrus mencit...

Pembelajaran dengan metode probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi

dilengakapi dengan LKM dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah genetika dasar.. Kegialan penelitian n~cndukung pengernbar~gan illnu serla

tanggal03 Juli2012 dan Bedta Acana Hasil EvaluasiPelelangan Nomor:31 /PAN/V|V2012 hnggal 10 Juli2012 maka pada had ini, Rabu tanggal sebelm bulan Juli tahun Dua Ribu

peranan sistem informasi akuntansi atas aktiva tetap khususnya pada. Fakultas

[r]