• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. JUDUL PROGRAM TRIPLEM : Desain Meja Makan Multifungsi untuk Dapur Minimalis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. JUDUL PROGRAM TRIPLEM : Desain Meja Makan Multifungsi untuk Dapur Minimalis"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A. JUDUL PROGRAM

“TRIPLEM” : Desain Meja Makan Multifungsi untuk Dapur Minimalis

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pesatnya pembangunan di Indonesia, seperti pembangunan prasarana umum, pabrik, dan gedung-gedung perkantoran menyebabkan lahan untuk tempat tinggal penduduk menjadi berkurang. Peristiwa ini dapat terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Sebagian besar rumah penduduk di bangun dengan ukuran yang minimalis bahkan tidak memiliki halaman di depannya. Kondisi rumah seperti ini sangat sempit hampir di setiap sudut ruangan, seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, hingga toilet. Ditambah lagi perabotan rumah tangga yang membutuhkan banyak ruang sehingga kondisi rumah semakin sesak (Mediastka 2005).

Dapur biasanya menjadi ruangan yang kurang diperhatikan tata letak dan estetikanya, padahal dapur merupakan bagian penting dari sebuah rumah. Dapur yang baik harus memiliki alur sirkulasi yang memadai, standar jarak dan ketinggian yang proporsional, serta tata letak yang terstruktur di setiap bagian dapur. Kriteria tersebut akan mendukung kondisi dapur agar bisa digunakan secara maksimal (Aryanto 2008). Tidak semua rumah memiliki area dapur yang cukup luas untuk memenuhi kriteria di atas. Kondisi dapur seperti ini tidak akan menjadi masalah jika pemilik rumah mampu menyiasatinya dengan baik. Suatu desain inovatif mampu mengubah kondisi tersebut menjadi lebih efektif dan fungsional tanpa harus kehilangan nilai estetika yang tinggi (Yuditesa 2009). Perabotan-perabotan yang ada di dapur seperti meja makan, rak piring, wastafel, dan lemari perabot dapat tertata rapi dengan diciptakannya suatu produk inovatif yaitu Meja Makan Multifungsi “TRIPLEM”.

TRIPLEM merupakan meja makan multifungsi yang ramah lingkungan karena menggabungkan meja makan dengan wastafel, rak piring, lemari perabotan, serta tempat sampah organik dan anorganik dalam satu unit meja. Meja ini sangat efektif untuk dapur yang minimalis, karena dapur yang tadinya memerlukan banyak ruang untuk menempatkan prabotan-prabotan tersebut, kini hanya membutuhkan satu ruang untuk menempatkan satu unit meja.

Dapur merupakan ruangan privat untuk penggunanya, khususnya untuk ibu rumah tangga. Setiap ibu rumah tangga pasti menginginkan kondisi dapur yang nyaman, sehingga mereka akan berusaha merawat dapur mereka sebaik mungkin (Rozalena 2009). Namun, di era modern ini sebagian besar ibu rumah tangga disibukkan dengan urusan di luar rumah yang menyebabkan mereka tidak mempunyai waktu untuk merawat dapurnya. TRIPLEM sangat cocok untuk ibu rumah tangga dengan tingkat kesibukan yang tinggi, karena mereka dapat melakukan berbagai pekerjaan di satu tempat, seperti mencuci peralatan makan dan langsung dapat merapikannya di rak piring, kemudian membuang sampahnya ke tempat sampah yang tersedia. Jadi, adanya TRIPLEM ini dapat mengurangi mobilitas ibu rumah tangga.

Lebih luas lagi, Meja Makan Multifungsi “TRIPLEM” ini merupakan produk inovasi yang unik sehingga jika perusahaan furniture memproduksi produk ini, perusahaan tersebut dapat menarik perhatian konsumen. Begitu juga bagi pengelola

(2)

perumahan atau apartemen, mereka dapat memaksimalkan jumlah rumah yang di bangun dalam lahan sempit dengan meminimalisir ukuran dapur .

C. PERUMUSAN MASALAH

1. Perabotan dapur membutuhkan tempat yang luas untuk penempatannya, namun lahan yang tersedia, khususnya di daerah perkotaan semakin sempit. 2. Ibu rumah tangga dengan tingkat kesibukan tinggi tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan pekerjaan di dapur. Mereka membutuhkan suatu alat atau sistem yang dapat meminimalisir mobilitas mereka, sehingga mereka tetap dapat melakukan pekerjaan dapur dalam waktu yang singkat. D. TUJUAN PROGRAM

1. Mendesain sebuah meja makan inovatif yang unik

2. Membuat produk meja makan multifungsi untuk dapur minimalis 3. Menghasilkan produk yang dapat di jual di lingkup pasar furniture E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari pembuatan meja inovatif ini adalah terciptanya meja makan multifungsi yang ramah lingkungan. Multifungsi karena dalam sebuah meja terdapat banyak fasilitas, yaitu tempat makan, wastafle, rak, lemari, dan tempat sampah. Ramah lingkungan karena meja ini menyediakan tempat sampah bagi sampah organik maupun anorganik.

Meja makan ini diharapkan dapat memperindah dan mempermudah desain dapur minimalis. Meja yang unik ini juga diharapkan bisa membuat produsen misalnya perusahaan furniture menarik banyak perhatian konsumen.

F. KEGUNAAN

Meja makan multifungsi berguna untuk meminimalisir ukuran dapur, serta memperindah desain dapur minimalis. Juga berguna untuk mempermudah ibu rumah tangga dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Desainnya yang unik bisa menarik perhatian konsumen sehingga bisa meningkatkan profit produsen.

G. TINJAUAN PUSTAKA

Dapur Minimalis

Interior dapur minimalis adalah salah satu dari berbagai jenis interior dapur yang banyak diminati. Menurut kebanyakan orang, desain dapur minimalis terlihat elegan, sederhana, cantik dan tidak meninggalkan kesan modern (Aryanto 2009). Memilih konsep dalam membuat interior dapur minimalis bukanlah hal yang mudah, karena pemilihan ukuran kitchen set dan furniture pendukung yang lain harus fungsional dan optimal, sehingga ruangan itu dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak ada ruangan yang terbuang percuma. Sebuah desain dapur minimalis dengan furniture yang fungsional dapat memberikan kesan luas sehingga orang yang berinteraksi dengan dapur tersebut merasa betah dan nyaman berada didalamnya. Konsep desain minimalis menjadi trend di masa kini, yaitu desain yang

(3)

menggabungkan unsur kesederhaan dan kemanfaatan sebuah objek dengan tidak mengabaikan unsur keindahan di dalamnya. Warna yang tidak terlalu banyak pilihan dan bentuk yang sederhana merupakan ciri khas desain minimalis (Tanqueray 2009).

Kebanyakan ibu rumah tangga lebih menyukai sebuah meja makan yang minimalis. Tidak terlalu banyak ukiran, yang terpenting tampil rapi, futuristik dan tampak modern. Desain sebuah meja makan dapat memberi dampak yang signifikan terhadap nafsu makan. Memilih meja makan yang bagus dapat dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan arsitek rumah minimalis. Karena arsitek biasanya mengetahui keadaan rumah dan bagaimana harus mendesainnya (Powel 2005).

Bahan-bahan Furniture

Kayu solid merupakan bahan dasar terkuat dibandingkan kayu olahan. Dikarenakan volume tanam dan penebangan pohon yang tidak seimbang, menyebabkan persedian kayu solid terbatas dan harganya lebih mahal dibanding kayu olahan (Susanta 2007).

Triplek merupakan bahan dasar yang umum digunakan untuk pembuatan furniture. Terbuat dari lembaran kayu tipis dengan ketebalan antara 0.6 mm hingga 3 mm. Setiap lembaran kayu di lem dengan lem khusus, kemudian di susun dengan sudut berbeda-beda agar dapat menghasilkan kekuatan terhadap tekanan. Jumlah lapisan disesuaikan dengan ketebalan yang di inginkan dan jumlah lembarannya harus ganjil. Setelah di susun dengan jumlah ketebalan yang diinginkan, lembaran-lembaran tersebut dipress dengan tekanan yang tinggi serta suhu hingga 1400C (Susanta 2007) .

Selain jenis kayu, jenis perekat adalah unsur penting dalam pembuatan triplek, ada tiga jenis lem yang biasa dipakai dalam pembuatannya, yaitu Urea Formadehyde “UF”, Melamine Formaldehyde “MF”, dan Phenolic Formaldehyde “PF”. Lem UF dipergunakan dalam pembuatan triplek yang tidak terlalu membutuhkan kekuatan tinggi, misalnya untuk pembuatan indoor furniture. Lem PF banyak digunakan dalam pembuatan triplek yang membutuhkan ketahanan tinggi, misalnya triplek tahan cuaca, triplek untuk pengecoran dan triplek yang digunakan untuk pembuatan kapal layar (Susanta 2007).

Cara Pembuatan Furniture

Kayu hasil penebangan disebut kayu gelondongan “log”, dari sinilah proses pembuatan furniture berawal. Log didistribusikan ke pabrik atau pusat penggergajian menggunakan angkutan khusus baik di darat maupun melalui sungai. Beberapa perusahaan mengupas kulit log agar bisa lebih cepat kering selama perjalanan. Kemudian log dibelah sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Standar ketebalan papan pada saat pembelahan log adalah 3, 5, 7, 10, 12, dan 15 cm. Di area penggergajian kayu, papan-papan hasil pembelahan dipisahkan sesuai ketebalan dan jenis kayu sehingga memudahkan pengaturan di dalam clean dry. Untuk pabrik yang memiliki kapasitas produksi besar, memiliki sawmill akan membantu efisiensi

(4)

produksi baik dalam segi pemakaian bahan maupun kecepatan produksi (Kaufman 2009).

Sebelum masuk ke ruang pengeringan, papan dan balok disimpan dahulu di luar ruangan dengan tujuan agar kandungan air juga akan menguap karena suhu dan temperatur udara di luar ruangan. Hal ini biasanya hanya dilakukan pada saat musim panas. Agar kualitas kayu terjaga, paling lama adalah seminggu setelah penggergajian, kayu harus segera dikeringkan. Semakin cepat kayu diproses akan lebih baik sehingga tidak ada waktu bagi jamur dan serangga untuk menyerang kayu (Kaufman 2009).

Jenis kayu apapun harus melalui proses pengeringan. Adapun yang perlu diperhatikan adalah ukuran ketebalan papan, cara penumpukkan dan metode pengeringan. Kayu yang lunak cenderung mudah pecah apabila proses pengeringan terlalu cepat. Pengeringan kayu membutuhkan waktu antara 2 hingga 4 minggu, dipengaruhi oleh jenis kayu, ketebalan papan dan kapasitas pengering. Cara pengeringan yang baik adalah dengan menggunakan peralatan yang benar. Ukuran kayu di potong dan di belah sesuai dengan ukuran produk yang dikerjakan. Apabila misalnya ukuran jadi sebuah kaki meja adalah 700 x 40 x 40 mm, maka komponen yang harus disiapkan adalah 720 x 45 x 45mm sehingga terdapat toleransi untuk proses serut dan amplas (Kaufman 2009).

Secara umum proses perakitan dilakukan sebelum finishing agar pada saat komponen sudah halus tidak akan lagi cacat karena goresan. Perakitan menjadi salah satu kunci kualitas produk terutama pada kekuatan dan daya tahan produk. Proses ini memerlukan kesabaran agar penggunaan lem sangat tepat dan tidak terlalu berlebihan. Selain itu pula kualitas sambungan hanya akan bisa diperbaiki di proses ini. Dari keseluruhan proses furniture, perakitan merupakan salah proses yang relatif panjang dan rumit. Untuk produk yang fixed, pemasangan hardware juga menjadi bagian dari proses perakitan terutama untuk pemasangan engsel, kunci, dan alat pengikat lainnya. Di area perakitan, masalah laci dan pemasangan pintu harus dikerjakan secara sempurna. Tidak perlu lagi ada proses perbaikan setelah keluar dari ruang perakitan (Kaufman 2009).

Finishing merupakan lapisan paling akhir pada permukaan kayu atau triplek. Proses ini bertujuan untuk memberikan nilai estetika yang lebih baik, juga untuk menutupi beberapa kelemahan material dalam hal warna, tekstur, atau kualitas ketahanan. Tujuan kedua adalah untuk melindungi kayu dari kondisi luar (cuaca, suhu, dan udara), juga dari benturan dengan barang lain. Dengan kata lain, proses ini dapat menambah daya tahan dan keawetan kayu atau triplek (Kaufman 2009).

Cara aplikasi dari finishing juga berbeda‐beda. Dilihat dari jenis materialnya, ada dua macam jenis finishing untuk kayu atau material yang terbuat dari kayu. Pertama adalah finishing bahan padat, yaitu menutupi seluruh permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Fisik bahan ini berupa lembaran atau rol. Yang kedua adalah finishing bahan cair, digunakan pada hampir seluruh jenis furniture kayu. Bersifat lebih fleksibel dari pada finishing jenis bahan padat. Sangat baik untuk finishing permukaan bidang lebar ataupun yang melengkung (Kaufman 2009).

Ada berbagai jenis finishing material, yaitu melamix, cat duco dan laminate. Metode penyemprotan cairan melamix sebagai finishing pada permukaan furniture

(5)

dapat berupa glossy. Warna dapat bervariasi, biasanya terdiri dari warna-warna kayu natural, karena finishing sistem melamix dalam interior desain digunakan untuk furniture yang ingin menampilkan kesan natural pada serat kayu. Metode penyemprotan cat duko pada permukaan furniture memberikan warna yang bervariasi seperti warna-warna pastel maupun natural. Serat kayu pada furniture tidak akan terlihat jika menggunakan duko, karena akan tertutup dengan warna solid cat itu sendiri. Biasanya duko dalam interior desain digunakan untuk menampilkan kesan dinamis, elegan dan modern pada ruangan. Laminate adalah metode finishing interior atau furniture dengan merekatkan bahan pelapis dipermukaan furnitur. Pelapis yang umum digunakan antara lain HPL, tacon, decosit, supercon dan PVC (Kaufman 2009).

H. METODE PELAKSANAAN 1. Survey Bahan Baku

Supaya mendapatkan bahan yang cocok untuk pembuatan meja makan multifungsi “TRIPLEM”, dilakukan survey bahan baku ke toko bangunan dan kitchen set. Dari wawancara dan studi literatur yang dilakukan, diperoleh keterangan bahwa bahan yang cocok digunakan sebagai bahan meja makan dan penopang serta lemari-lemari yang ada di meja adalah kayu triplek, karena triplek merupakan kayu yang cukup kuat, mudah untuk dibuat berbagai macam bentuk, serta memiliki berbagai macam ketebalan seperti triplek 3 mm, triplek 12 mm dan triplek 15 mm.

Kayu triplek yang digunakan untuk meja makan atas (bagian nomor 1) adalah triplek 12 mm, kayu ini tidak terlalu tipis juga tebal sehingga mudah untuk dibentuk bulat serta cocok untuk meja yang dapat dibuka atau digeser. Supaya meja dapat digeser digunakan engsel, engsel yang cocok adalah engsel kupu-kupu. Selain engsel dibutuhkan pula magnet dan skrup mati. Untuk kayu penopang dan lemari yang juga dibentuk bundar digunakan triplek 3 mm sebanyak 3 lapis, antar lapisan diberi lem.

Kayu yang digunakan sebagai penopang ditengah, sebagai tempat menempelnya rak dan lainnya adalah kayu kaso yang kuat. Wastafel yang digunakan adalah wastafel standar yang harganya juga standar seperti wastafel merk toto. Rak dan gantungan panci serta perabotan dapur lainnya menggunakan rak standar yang ada di pasaran. Tempat sampah menggunakan tempat sampah tutup goyang untuk sampah organik dan anorganik.

2. Penyempurnaan Desain

Penyempurnaan desain dilakukan jika bahan baku yang digunakan untuk pembuatan produk meja makan multifungsi nanti tidak sesuai dengan bahan baku hasil survey. Jika ternyata bahan yang digunakan sesuai dengan bahan baku hasil survey, maka proses selanjutnya adalah proses pembuatan produk.

(6)

3. Pembuatan Produk

P

Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3

Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6

Bagian 7

Bagian 8

(7)

Proses pembuatan dimulai dengan pengukuran bahan-bahan yang diperlukan, kemudian dibuat rangka meja, mulai dari rangka penopang ditengah yang terbuat dari kayu kaso, tinggi kayu itu adalah 80 cm. Pada kayu kaso kemudian ditempel kayu-kayu triplek yang merupakan penopang. Di meja makan sebelah kiri, dipasang wastafel di bagian atas dan bawahnya lemari untuk pipa keran dan pipa pembuangan serta tempat sampah. Di meja makan sebelah kanan, dipasang rak untuk piring, gelas, sendok dibagian atas dan bawahnya lemari untuk penyimpanan alat-alat masak seperti panci, dan sebagainya. Bagian paling bawahnya ada lemari yang bisa ditarik berisi kotak plastik penampung tetesan air dari cucian. Setelah semuanya terpasang, kemudian dipasang kayu triplek untuk meja paling atas, berbentuk bulat dengan diameter 120 cm. Bagian meja ini bisa dibuka atau digeser sehingga saat pemasangan diberi engsel dan skrup serta magnet. Untuk mempercantik meja yang telah terbentuk, dilakukan proses finishing, seperti pemberian warna, dempul, dan sebagainya.

Sistem dan tata letak dari meja makan multifungsi adalah sebagai berikut: Bagian Nomor 1 adalah meja makan geser, meja tersebut digunakan untuk meletakan peralatan makan dan minum saat makan. Meja tersebut bisa digeser atau dibuka, jadi setelah selesai makan, peralatan makan dan minum bisa dikumpulkan ke sebelah kanan meja, kemudian meja sebelah kiri digeser atau dibuka, didalamnya terdapat bagian Nomor 2 yaitu wastafle dan bagian Nomor 3 yaitu tempat sabun. Peralatan makan dan minum dicuci diwastafel, apabila terdapat sampah atau sisa-sisa makanan, sampah-sampah tersebut bisa dibuang dengan membuka bagian Nomor 4 yaitu lemari

Tampak Samping Keterangan: a. Meja

b. Lemari Pipa dan Tempat Sampah c. Lemari Peralatan masak d. Penampung Air Potongan Tampak Keterangan: a. Meja b. Wastafel c. Tempat Sampah d. Pipa

e. Rak Piring dan Gelas f. Lemari Pelatan Masak g. Penampung Air Gambar 2. Desain Triplem Tampak Keseluruhan

(8)

yang didalam terdapat bagian Nomor 5 yaitu tempat sampah. Ada tempat sampah organik dan tempat sampah anorganik.

Ketika peralatan makan dan minum dicuci, buka meja bagian kanan, peralatan makan dan minum yang sudah dicuci tersebut disimpan di bagian Nomor 6 yaitu rak piring dan gelas serta tempat sendok dan sebagainya. Jika ada peralatan masak seperti panci, penggorengan dan lain-lain dicuci juga, setelah dicuci peralatan itu bisa disimpan di bagian Nomor 7, yaitu lemari peralatan masak. Tetesan air yang jatuh dari peralatan makan dan peralatan masak itu akan menetes dan ditampung oleh bagian Nomor 8 yaitu kotak plastik. Kotak itu bisa di tarik untuk membuang air jika sudah banyak.

4. Uji Coba Alat

Setelah produk meja makan multifungsi selesai dibuat, dilakukan uji coba alat yang menguji apakah meja makan yang dihasilkan sesuai dengan desain yang dibuat, apakah fungsi yang ditawarkan dari meja triplem dapat tercapai sehingga meja triplem bisa masuk ke pasar.

5. Demontrasi Produk

Demontrasi produk diperlukan untuk menunjukan dan mensosialisasikan hasil produk serta menarik perhatian konsumen terhadap meja triplem. Demontrasi bisa dilakukan dengan membuat brosur dan pamflet kemudian disebar ke konsumen yaitu ibu rumah tangga. Setelah ibu rumah tangga mengenal produk, diberikan penjelasan secara langsung tentang kelebihan atau keunggulan meja makan multifungsi. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketertarikan ibu rumah tangga pada produk dibagikan kuisioner pada ibu-ibu rumah tangga.

I. JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan Deskripsi Bulan ke

I II III IV V

1

Survey bahan baku

Kegiatan ini dilaksanakan dengan mendatangi toko bahan mebel dan bangunan, mensurvey harga bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan meja makan multifungsi.

2

Pembuatan dan penyempurnaan bahan baku

Pembuatan desain sesuai dengan ide dan penyempurnaannya dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli desain interior.

3

Pembuatan produk Kegiatan ini dilakukan untuk merealisasikan ide, bekerja sama dengan pengusaha

(9)

4

Uji coba produk Kegiatan ini berupa pengujian produk yang telah dibuat agar benar-benar sesuai dengan tujuan pembuatan.

5

Demontrasi produk

Produk yang telah jadi

didemonstrasikan kepada masyarakat terutama ibu rumah tangga agar ibu rumah tangga mengetahui kegunaan dan keunggulan produk.

J. RANCANGAN BIAYA

1. Biaya Operasional Pembuatan TRIPLEM

No Komponen Banyaknya Satuan Harga/unit (Rp)

Jumlah (Rp) 1 Triplek 12 mm 4 lembar 165.000 660.000 2 Triplek 3 mm 12 lembar 60.000 720.000

3 Engsel Kupu-kupu 4 buah 5.000 20.000

4 Skrup Mati 5 buah 1.000 5.000

5 Magnet 6 buah 5.000 30.000

6 Dempul Wood Filler 2 Kg 40.000 80.000

7 Sanding 2 Kg 50.000 100.000

8 Melamix 2 Kg 55.000 110.000

9 Warna Wood Stain 2 Kg 50.000 100.000

10 Amplas 8 meter 7.500 60.000

11 Tinner 10 liter 12.000 120.000

12 Engsel Sendok 4 pasang 15.000 60.000

13 Handle 2 buah 10.000 20.000

14 Rak Piring 2 susun 55.000 110.000

15 Gantungan Panci 2 susun 25.000 50.000 16 Upah Tukang Kayu 10 meter 250.000 2.500.000 17 Upah Finishing 10 meter 150.000 1.500.000

18 Wastafel 1 buah 500.000 500.000

19 Keran Air 1 buah 90.000 90.000

20 Kayu Kaso 8 meter 11.500 92.000

21 Pipa Wafin 4 buah 25.000 100.000

22 Tempat Sabun 2 buah 60.000 120.000

23 Pipa Sifon 2 buah 50.000 100.000

24 Selang Fleksibel 4 buah 25.000 100.000

(10)

26 Rel Laci 8 meter 80.000 640.000

27 Kotak Plastik 2 buah 140.000 280.000

28 Tempat Sampah Tutup

Goyang C2 2 buah 65.000 130.000

Total 1 8.427.000

2. Biaya Habis Pakai

No Nama Barang Spesifik/merek Banyaknya Satuan Harga (Rp)

1 Kertas A4 Gold 2 rim 100.000

2 Bolpoin Faster 3 buah 6.000

3 Tipe-x Kenko 3 buah 15.000

4 Tinta Printer Super Ink 2 set 50.000

5 Penggaris Butterfly 3 buah 9.000

6 Stapless Joyko 3 buah 30.000

7 Isi Stapless Etona No. 10 2 kotak 4.000

8 Paper Clips SRM 2 kotak 6.000

Total 2 220.000

3. Transportasi dan Telekomunikasi

4. Publikasi dan Dokumentasi

No Kebutuhan Jumlah (Rp) 1 Kuisioner 50.000 2 Brosur 100.000 3 Poster 300.000 4 Dokumentasi 200.000 5 Fotocopy 200.000 Total 4 850.000 No Kebutuhan Jumlah (Rp) 1 Transportasi 200.000 2 Telekomunikasi 300.000 Total 3 500.000

(11)

Total biaya pembuatan meja adalah Total 1 Rp 8.427.000 Total 2 Rp 220.000 Total 3 Rp 500.000 Total 4 Rp 850.000 + Total Rp 9.997.000

Terbilang : Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Rupiah

H. DAFTAR PUSTAKA

Aryanto, Y. 2008. Membangun Dapur Apik dan Nyaman. Jakarta: Griya Kreasi. . 2009. 49 Inspirasi Desain Kitchen Set. Jakarta: Griya Kreasi.

Kaufman, M. 2009. Stroage. Store It. New York: Filipacchi Publishing. Mediastika, EC. 2005. Menuju Rumah Ideal. Yogyakarta: Atma Jaya.

Powel, CB. 2005. Architect's Pocket Boon For Kitchen.Design. UK, Oxford: Architectural Press.

Rozalena, A, Muharram, AN. 2009. 345 Tips Menata dan Merawat Ruang Dapur. Jakarta: Griya Kreasi.

Susanta, G.2007. Panduan Lengkap Membangun Rumah. Jakarta: Griya Kreasi. . , Kurjuliadi, D. 2007. Cara Praktis Menghitung Kebutuhan Material Rumah.

Jakarta: Griya Kreasi.

Tanqueray, R. 2009. Small Spaces. London: Ryland Peters & Small.

Yuditesa, T. 2009. Furnitur multifungsi Untuk Rumah Tipe 22, 36, dan 50. Jakarta: Trans Media.

I. LAMPIRAN

Biodata Ketua dan Anggota Pelaksana 1. Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama Lengkap : Lilis Heryati

(12)

Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekologi Manusia/Gizi Masyarakat Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

Alamat Kontrakan : Kampung Leuwikopo RT/RW. 03/02 Desa Babakan Dramaga Bogor

No Telp/HP : 085224703399

E-mail : lilisdfighter@gmail.com Waktu untuk kegiatan PKM : 2 hari/minggu

Bogor, 04 Oktober 2011

Lilis Heryati

NIM. I14100013

2. Anggota Pelaksana

a. Nama Lengkap : Nur Khoiriyah

NIM : I14100118

Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekologi Manusia/Gizi Masyarakat Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

Alamat Kontrakan : RT/RW. 02/06 Babakan Lebak Dramaga Bogor No Telp/HP : 085790388311

E-mail : cluve.nk@gmail.com Waktu untuk kegiatan PKM: 2 hari/minggu

Bogor, 04 Oktober 2011

Nur Khoiriyah

NIM. I14100118

b. Nama Lengkap : Isna Nurlela Nasution NIM : I14100022

Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekologi Manusia/Gizi Masyarakat Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

Alamat Kostan : Jl. Swadaya I No. 3 Babakan Lebak RT. 01/06 Kota Bogor Barat

No Telp/HP : 081933235485

E-mail : Isnaaah.nasution26@gmail.com Waktu untuk kegiatan PKM: 2 hari/minggu

Bogor, 04 Oktober 2011

Isna Nurlela Nasution

NIM. I14100002

c. Nama Lengkap : Azka Lathifa Zahratu Azra NIM : A44090022

Fakultas/Jurusan : Fakultas Pertanian/Arsitektur Lanskap Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

(13)

Alamat Kostan : Jl. Hegarmanah IV no.48 RT. 01/08 Gunung Batu Bogor Barat

No Telp/HP : 085719911408

E-mail : azkalathifa@yahoo.co.id Waktu untuk kegiatan PKM: 2 hari/minggu

Bogor, 04 Oktober 2011

Azka Lathifa Zahratu Azra

NIM. A44090022 Biodata Dosen Pendamping

Nama Lengkap dan Gelar : Megawati Simanjuntak, SP, MSi

NIP : 197211032005012002

Jabatan Fungsional : Lektor

Jabatan Struktural : Kasubdit Kesejahteraan Mahasiswa Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor

Alamat Rumah : Jl. Anggrek Blok C No. 31 Komplek IPB Sinarsari Dramaga-Bogor

Telp : 0251-8420784

Kantor : Direktorat Kemahasiswaan Gedung Andi Hakim Nasoetion Rektorat IPB Lt. 1

Telp./Fax : (0251) 8624067

E-mail : mega_juntak@yahoo.com

Bogor, 04 Oktober 2011

Megawati Simanjuntak, SP, MSi NIP. 197211032005012002

Gambar

Gambar 1. Bagian-bagian Triplem

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu

Beberapa keunggulan penggunaan virus patogen serangga NPV untuk mengendalikan hama tanaman dibandingkan dengan insektisida kimia, antara lain: efektif mengendalikan

Apabila dilihat dari kepemilikan jaminan kecelakaan pada variabel sosial ekonomi, tenaga kerja informal yang memiliki jaminan kecelakaan kerja terbesar berada pada tingkat

The WHO South-East Asia Region (SEAR) with nearly one fourth of the world populaion accounts for 38% morbidity and 39% mortality of the global burden of tuberculosis, with an

Therefore, this study focuses on the analysis of the lexicon of flora and fauna in the waters of Lake Maninjau, West Sumatra Province, Indonesia in the context of

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji proses pengeringan tepung kasava termodifikasi (mocaj) mcnggunakan alat pengering buatan yang memantaatkan sisa

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Pelaksana

Hasil dari penelitian ini, dapat digunakan sebagai analisis pada mahasiswa bimbingan dan konseling islam bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan kematangan karir