• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(3)

KATA SAMBUTAN

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

D

eklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap

orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama tertentu. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memenuhi bagian dari hak asasi manusia untuk mengembangkan kepribadian dan karakter yang saling menghargai, menghormati, tolong menolong, menumbuhkan sikap toleransi, persahabatan, dan perdamaian.

Untuk memenuhi hak memperoleh pendidikan bagi kelompok masyarakat orang dewasa, pendidikan nonformal melalui layanan program pendidikan masyarakat diharapkan dapat mendorong tumbuhnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat melalui layanan program pendidikan keaksaraan, pendidikan kecakapan hidup dan kewirausahaan, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keorangtuaan, penataan kelembagaan pendidikan nonformal, dan layanan program pendidikan masyarakat lainnya. Melalui berbagai inisiatif dan inovasi program yang dikembangkan setiap tahun diharapkan dapat menyumbang investasi pendidikan nasional dalam upaya pemenuhan hak warga negara terhadap akses pendidikan bermutu yang hasilnya dapat dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat.

(4)

Petunjuk Teknis Tata Cara Memperoleh Bantuan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan ini, diharapkan sebagai acuan bagi lembaga/ organisasi masyarakat mitra kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat sebagai pengelola dan penyelenggara program di daerah, untuk mengakses bantuan dan menyelenggarakan program di lapangan, serta acuan bagi para pemangku kepentingan dalam melakukan pembinaan dan pengembangan program pendidikan masyarakat.

Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan memperluas ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas layanan pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu.

Jakarta, April 2015 Plt. Direktur Jenderal,

Dr. Ir. Taufi k Hanafi , M.U.P. NIP. 196308281990031002

KATA PENGANTAR

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

P

enndidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya

pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Sejatinya pengembangan pendidikan masyarakat merupakan upaya peningkatan kemampuan personal orang dewasa sebagai anggota masyarakat yang pada gilirannya dapat meningkatkan kapasitas masyarakat sebagai investasi masyarakat dalam proses pembelajaran pendidikan sepanjang hayat. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat berupaya meningkatkan keaksaraan penduduk orang dewasa melalui berbagai program yang terintegrasi dengan program keaksaraan usaha mandiri, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keorangtuaan, dan penataan kelembagaan pendidikan nonformal.

Seiring dengan kecenderungan perkembangan dan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks, kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan nonformal juga semakin berkembang. Dengan demikian, untuk meningkatkan mutu dan penjaminan kualitas pelaksanaan program pendidikan masyarakat, perlu disusun buku petunjuk teknis sebagai acuan untuk mengajukan dan melaksanakan program pendidikan masyarakat tahun 2015.

(5)

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 3

C. Tujuan Petunjuk Teknis ... 4

BAB II DISKRIPSI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (PKH) PEREMPUAN ... 5

A. Rasional ... 5

B. Tujuan PKH Perempuan ... 6

C. Peserta Didik Program PKH Perempuan ... 6

D. Penyelenggara dan Pendidik/Tutor/Nara Sumber ... 7

E. Sarana dan Prasarana ... 8

F. Standar Kompetensi Lulusan PKH Perempuan ... 9

G. Sumber Belajar dan Pemilihan Bahan Ajar PKH Perempuan .. 10

H. Diskripsi Kegiatan Pembelajaran PKH Perempuan ... 11

BAB III BANTUAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PEREMPUAN 16

A. Pengertian Bantuan dan Bantuan PKH Perempuan ... 16

B. Tujuan Bantuan PKH Perempuan ... 16

C. Alokasi dan Peruntukan Bantuan ... 17

BAB IV TATA CARA MEMPEROLEH BANTUAN ... 20

A. Lembaga yang dapat Mengajukan Proposal ... 20

B. Persyaratan Administrasi Lembaga ... 20

C. Persyaratan Teknis Lembaga ... 21

D. Mekanisme Penyaluran Bantuan PKH Perempuan ... 22

Petunjuk Teknis Tata Cara Memperoleh Bantuan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan ini, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi para pembina, pengelola atau penyelenggara program pendidikan masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan program dan kegiatan.

Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Akhirnya semoga petunjuk teknis yang disusun dengan kesungguhan, komitmen, dan keikhlasan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, April 2015

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

Dr. Wartanto NIP. 196310091989031001

(6)

BAB V MONITORING, EVALUASI, DAN SUPERVISI ... 27

A. Monitoring, Evaluasi, dan Supervisi ... 27

B. Pengendalian Mutu dan Pengawasan ... 27

BAB VI PELAPORAN ... 28

A. Ketentuan Pelaporan ... 28

B. Laporan Teknis Penyelenggaraan ... 29

C. Laporan Keuangan ... 29

BAB VII PENUTUP ... 31

Lampiran–Lampiran ... 32

PENDAHULUAN

BAB I

A. Latar belakang

Satu dari dua puluh dua kelompok marginal di Indonesia disandang oleh perempuan, yaitu perempuan marginal. Kondisi marginal perempuan terjadi di banyak bidang kehidupan baik disektor publik maupun domestik. Pendidikan, ekonomi, pekerjaan, kebijakan publik, hak-hak dasar perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia, kesetaraan gender, politik, dan kesehatan merupakan sebagian dari bidang kehidupan di dalamnya terbukti masih banyak me marginalisasikan perempuan.

Di bidang kesehatan reproduksi, angka kematian ibu melahirkan masih relatif cukup tinggi. Hal tersebut sangat berkaitan pemenuhan hak akses terhadap layanan kesehatan perempuan belum mencukupi. Kebijakan di bidang pemenuhan layanan kesehatan perempuan khususnya yang terkait dengan fungsi reproduksi menyebabkan perempuan banyak yang tertinggal dalam pengetahuan dan belum mampu memberdayakan dirinya sendiri. Keterbatasan perempuan untuk mengakses sumber-sumber informasi kesehatan, meningkatkan pengetahuan, serta layanan kesehatan reproduksi perempuan menyebabkan perempuan masih tertinggal. Kontribusi perempuan di bidang ketenagakerjaan dan ekonomi juga masih jauh tertinggal dibanding dengan laki-laki.

Di bidang politik keterwakilan perempuan di lembaga legislatif sangat rendah, bahkan di lima provinsi di Indonesia pada periode 2009-2014, perempuan tidak terwakili di legislatif tingkat provinsi. Hal demikian mengakibatkan aspirasi perempuan rentan tidak terakomodir ketika

(7)

legislatif menetapkan produk legislatif yang melibatkan perempuan sebagai subjek perundang-undnagan yang dilahirkan. Pemberdayaan perempuan secara simultan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan (capability) dan kualitas hidupnya, keluarga dan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya aspek spiritualitas, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Melalui pemberdayaan perempuan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perempuan, yang pada akhirnya akan bermuara pada terpenuhinya harkat dan martabat perempuan.

Pemenuhan hak-hak pendidikan yang menjadi hak dasar perempuan, terbukti masih terjadi ketimpangan sangat serius di negeri ini. Secara nasional angka rata-rata tingkat buta huruf penduduk perempuan masih jauh tinggi di banding laki-laki. Data statistik menunjukkan bahwa 30 kabupaten/kota di 13 provinsi di Indonesia rata-rata angka buta aksara yang disandang penduduk perempuan masih di atas rata-rata nasional. Perempuan marginal adalah sebuah masalah. Kemarginalan penduduk perempuan sangat berpotensi akan menurunkan kemarginalan kepada generasi yang dilahirkan. Perempuan marginal sangat rentan mengalami masalah sosial, dan sangat beresiko secara sosial. Memberdayakan perempuan marginal melalui jalur pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Pendidikan pemberdayaan perempuan merupakan instrumen untuk mobilisasi sosial baik vertikal maupun horisontal pada perempuan marginal. Menarik dan mengeluarkan perempuan dari kemarginalan yang dialami, menjadi pintu mulia untuk membantu perempuan lebih berdaya, bermartabat, baik secara sosial maupun ekonomi.

Rasional tersebut menjadi pertimbangan mendasar bahwa untuk mencegah makin termarginalkan, untuk mengeluarkan perempuan dari situasi marginal, memberdayakan perempuan merupakan pilihan bijaksana. Memberdayakan perempuan dalam segala aspek kehidupan menjadi pintu pembuka bagi perempuan untuk selanjutnya mampu memberdayakan dirinya sendiri. Sekurang-kurangnya empat kecakapan yang perlu dikembangkan melalui Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) Perempuan yang berorientasi pemberdayaan perempuan, sebagai

instrumen memberdayakan perempuan marginal. Keempat kecakapan tersebut yaitu kecakapan personal, sosial, intelektual, dan kecakapan vokasional. PKH Perempuan merupakan bagian dari strategi pengentasan kemiskinan, ketertinggalan pendidikan yang dialami perempuan marginal. Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat selaku pengelola fasilitasi, lembaga calon penyelenggara, dinas pendidikan terkait dalam mendampingi dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang program PKH Perempuan, serta lembaga calon penyelenggara yang berkepentingan untuk mengusulkan untuk menyelenggara kegiatan PKH Perempuan. Petunjuk teknis ini mengandung pokok-pokok penjelasan yakni: (i) deskripsi terbatas tentang Program PKH Perempuan, (ii) tata cara mengajukan usulan kegiatan pembelajaran perempuan marginal melaui program PKH perempuan. Sangat dianjurkan lembaga mempelajari sebaik-baiknya petunjuk teknis ini sebelum mengajukan usulan kegiatan, sehingga usulan yang disampaikan memiliki asas manfaat bagi masyarakat, serta sesuai dan memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam petunjuk teknis terkait.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan.

4. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA);

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan

(8)

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta aksara (GNP-PWB/PBA);

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 81 tahun 2013 tentang Satuan Pendidikan Nonformal;

8. Komitmen internasional :

a. Deklarasi dunia tahun 1997 tentang pendidikan orang dewasa atau Confi ntea V, Adult Education, The Hamburg Declaration-the

Agenda for the Future;

b. Kerangka Aksi Dakar Pendidikan Untuk Semua – PUS (The

Dakar Framework for Action on Education for All);

c. Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals

– MDG’s);

d. Dasawarsa Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nations Decade of Education for Sustainable Development) 2004-2014.

C. Tujuan Petunjuk Teknis

1. Menyediakan informasi terbatas kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang Fasilitasi Program PKH Perempuan;

2. Memberikan pedoman kepada pihak lembaga dalam menyiapkan dan menyusun usulan menyelenggarakan pembelajaran PKH Perempuan; 3. Menyediakan pedoman kepada jajaran Direktorat Pembinaan

Pendidikan Masyarakat dalam melakukan penerimaan, pengelolaan, penilaian, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi, serta supervisi penyelenggaraan Program PKH Perempuan;

4. Memfasilitasi unsur pengawasan internal dan/atau ekternal dalam melakukan pengawasan, pembinaan, audit pelaksanaan penyaluran fasilitasi penyelenggaraan Program PKH Perempuan.

BAB II

DISKRIPSI PENDIDIKAN KECAKAPAN

HIDUP PEREMPUAN

A. Rasional

Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) Perempuan adalah ikhtiar memberdayakan perempuan marginal melalui pendidikan. Perempuan marginal merupakan bagian dari masyarakat kurang beruntung yang mengalami masalah dan/atau sangat rentan menerima dampak resiko sosial yang diakibatkan oleh kondisi mereka yang marginal. Atas dasar pertimbangan tersebut maka pemberdayaan perempuan marginal melalui PKH Perempuan diarahkan sebagai tindakan yang bersifat memihak (affi rmative action) yakni untuk menarik atau mengeluarkan perempuan dari keadaan marginal yang dialami.

Upaya memberdayakan perempuan marginal melalui PKH Perempuan dirancang untuk mengenali, menggali, dan mengembangkan seoptimal mungkin potensi perempuan pada empat aspek kecakapan penting yaitu (i) kecakapan personal, (ii) kecakapan sosial, (iii) kecakapan intelektual, dan (iv) kecakapan vokasional. Hasil yang diharapkan melalui pembelajaran Program PKH Perempuan adalah perubahan perilaku, yaitu meningkatnya pengetahuan, kerampilan, dan sikap diri. Selanjutnya perempuan marginal mampu menolong dirinya sendiri untuk lebih berdaya dan keluar dari kondisi kemarginalannya menuju kualitas kehidupan dan tingkat kesejahteraan hidup yang lebih tinggi. Perempuan marginal memiliki sejumlah keterbatasan yang membelenggu dan menyulitkan mereka dalam memperoleh, harkat dan martabat hidup yang wajar sebagimana warga masyarakat lainnya. Resiko yang lebih besar yakni adanya kegagalan kelompok ini dalam mempertahankan diri karena ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan bertahan hidup. Pada keadaan seperti ini negara (pemerintah) wajib hadir untuk mencegah

(9)

dan membantu kelompok marginal khususnya perempuan agar sanggup mengatasi keadaan marginal yang dialami dan menarik mereka keluar dari kemarginalan. Inilah urgensi Program PKH Perempuan sebagai upaya sistematis pemerintah untuk mengeliminir dampak dan resiko sosial yang lebih besar bagi para perempuan marginal.

B. Tujuan PKH Perempuan

1. Meningkatkan kualitas kecakapan personal, sosial, keterampilan vokasional, dan intelektual melalui peningkatan kemampuan keberaksaraan perempuan marginal;

2. Mereduksi potensi dampak resiko sosial kelompok perempuan marginal melalui diperolehnya keterampilan vokasional sebagai sarana meningkatkan pendapatan berbasis usaha mandiri atau berkelompok; 3. Memfasilitasi terciptanya situasi yang konduksif bagi perempuan

marginal keluar dari kondisi marginal yang dialami menuju kehidupan yang lebih bermartabat.

4. Membangun mental mandiri dan wirausaha untuk pemberdayaan, harkat dan martabat perempuan marginal.

C. Peserta Didik Program PKH Perempuan

Peserta didik Program PKH Perempuan adalah perempuan dewasa dan marginal. Indikator perempuan marginal digambarkan pada tabel berikut. Tabel 1. Indikator Perempuan Marginal Calon Peserta Didik PKH Perempuan

No Aspek Indikator Utama/Sub Indikator Keterangan

1 Pendidikan 1. Pendidikan rendah (urutan prioritas): 1.1. Berkeaksaraan rendah

1.2. Putus sekolah dasar 1.3. Tamat sekolah dasar (setara) 1.4. Tidak tamat SMP (setara) 1.5. Tamat SMP (setara) 1.6. Tidak tamat SMA (setara)

Skala prioritas calon peserta didik PKH Perempuan ini sifatnya berurutan.

2 Usia 2.1. Usia 18-45 Tahun (dewasa) Terhitung pada saat

dilakukan identifi kasi calon peserta didik

No Aspek Indikator Utama/Sub Indikator Keterangan

3 S t a t u s

Pekerjaan

3.1. Tidak memiliki pekerjaan tetap dan penghasilan yang tidak pasti: 3.1.1. Pekerja rumah tangga (PRT) 3.1.2. Perempuan pekerja migran; 3.1.4. Buruh tidak tetap

3.1.5. Calon tenaga kerja luar negeri 3.1.6. Pasca-tenaga kerja luar negeri 3.1.7. Korban/rentan korban

perdagangan manusia 3.1.8. Korban/sedang mengalami

dampak pasca-bencana alam

Terhitung saat mulai dilaksanakan kegiatan pembelajaran PKH Perempuan.

3.2. Tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), atau Calon PNS; 3.3. Tidak berstatus Anggota Tentara

Nasional Indonesia & Kepolisian RI; 3.4. Tidak berstatus sebagai pegawai

Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD), atau yang sejenis; 4 Status

Ekonomi

Tidak mampu (miskin)

5 Geografi s domisili

5.1. Pedesaan dan/atau perkotaan; 5.2. Terpencil dan/atau terisolir, 5.3. Terluar, terdepan, tertinggal 6 Status sosial Perempuan penyandang dan/atau rentan

masalah sosial.

Lembaga calon penyelenggara diharapkan berlaku cermat dalam menerapkan indikator untuk mengidentifi kasi dan menyeleksi calon peserta didik PKH Perempuan. Kecermatan tersebut sangat penting karena kondisi lokal setempat masing-masing lokasi calon tempat penyelenggaraan, calon peserta didik yang tersedia, dan ketersediaan sumber daya diyakini berbeda-beda.

D. Penyelenggara dan Pendidik/Tutor/Nara Sumber

1. Penyelenggara PKH Perempuan

Ketua atau penanggungjawab lembaga penyelenggara adalah pihak yang paling bertanggung jawab tentang perencanaan, pelaksanaan,

(10)

keberhasilan, pertanggungjawaban, dan penggunaan bantuan biaya pembelajaran PKH Perempuan.

2. Pendidik/Tutor/Narasumber

Ketua atau penanggungjawab lembaga penyelenggara wajib memfasilitasi tersedianya pendidik/tutor/nara sumber yang memiliki kapasitas memadai, sesuai kebutuhan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran PKH Perempuan. Sebagai rambu-rambu, berikut ini kriteria calon pendidik/ tutor/nara sumber pembelajaran PKH Perempuan.

a. Memiliki latar belakang pendidikan/pengalaman teknis sesuai dengan bidang kecakapan yang akan disampaikan dalam pembelajaran PKH Perempuan;

b. Sekurang-kurangnya selama dua tahun terakhir berpengalaman melakukan tugas/fungsi menjadi pendidik/tutor/nara sumber tentang bidang kecakapan yang akan disampaiakn dalam pembelajaran PKH Perempuan;

c. Khusus untuk bidang kecakapan vokasional, nara sumber teknis diutamakan seorang praktisi wirausaha, memiliki pengalaman atau mengalami langsung tentang kecakapan vokasional yang akan diajarkan kepada peserta didik PKH Perempuan;

d. Seluruh pendidik/tutor/narasumber Program PKH Perempuan diprioritaskan memiliki wawasan atau pengalaman membelajarkan peserta didik orang dewasa.

E. Sarana dan Prasarana

Lembaga penyelenggara wajib memfasilitasi ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung keberlangsungan pembelajaran PKH Perempuan. Sarana dan prasarana tersebut harus memenuhi aspek teknis, kapasitas, kuantitas maupun kualitas.

1. Sarana dan Prasarana Pembelajaran PKH Perempuan

a. Ruang tempat penyelenggaraan pembelajaran beserta kelengkapan yang terkait;

b. Papan tulis, alat tulis, dan sejenisnya sesuai kebutuhan metode pembelajaran;

c. Bahan ajar, buku rujukan sesuai jenis dan subjek kebutuhan pembelajaran;

d. Bahan dan peralatan praktek, bahan pakai habis dalam jenis dan jumlah disesuaikan kebutuhan pembelajaran bidang kecakapan yang dipilih;

e. Spanduk atau backdrop sebagai bahan sosialisasi/publikasi pembelajaran bersifat opsional (tidak wajib), tetapi untuk menghemat biaya, apabila diperlukan sebaiknya cukup dibuat secara sederhana;

2. Sarana Administrasi Pembelajaran PKH Perempuan

Lembaga wajib menerapkan konsep tertib administrasi dalam penyelenggaraan dan pembelajaran PKH, dalam rangka mendukung hal tersebut maka dibutuhkan kelengkapan administrasi antara lain: a. Data kehadiran dan keikutsertaan peserta didik sesuai jadwal

pembelajaran;

b. Data kehadiran pendidik/tutor/nara sumber dalam pembelajaran yang dilaksanakan;

c. Rencana pembelajaran PKH Perempuan;

d. Catatan pembelajaran (kemajuan/perkembangan, hasil belajar) peserta didik PKH Perempuan;

e. Buku lain yang dibutuhkan (pencatatan administrasi keuangan, dll).

F. Standar Kompetensi Lulusan PKH Perempuan

Program Pendidikan kecakapan hidup perempuan diselenggarakan dengan mengacu kepada Standar Kompetensi sebagai berikut:

1. Memiliki perilaku dan etika yang mencerminkan sikap orang beriman, bertanggungjawab dan berinteraksi dengan lingkungan kerja, masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mampu mengenal dan mengembangkan potensi diri dalam rangka aktualisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3. Memiliki keterampilan vokasional yang dibutuhkan dalam meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat.

4. Mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemberdayaan bagi masyarakat secara umum dan bagi perempuan secara khusus.

(11)

G. Sumber Belajar dan Pemilihan Bahan Ajar PKH Perempuan

1. Sumber Belajar

Sumber belajar pendidikan orang dewasa pada pendidikan non formal menganut prinsip terbuka dan banyak jenis/tidak terbatas. Berbagai macam sumber informasi yang memiliki muatan nilai informasi positif dan relevan dapat menjadi sumber belajar. Sumber belajar untuk pembelajaran PKH Perempuan menurut dasar pemilihannya dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Sumber belajar yang dirancang khusus untuk pembelajaran PKH Perempuan

1) Pendidik/tutor/nara sumber teknis yang dipilih secara khusus dan memiliki kemampuan memadai di bidang pelatihan yang dipilih dalam pembelajaran PKH Perempuan;

2) Buku, modul, brosur, leafl et dan bahan sejenis lainnya yang dibuat secara khusus sesuai kisi-kisi materi rancangan pembelajaran dan dimaksudkan untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran PKH Perempuan yang dilaksanakan. b. Sumber belajar lain yang dapat dimanfaatkan

1) Segala sesuatu yang sudah tersedia di masyarakat, dalam diri peserta didik yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber belajar PKH Perempuan. Sumber belajar ini tidak digunakan sebagai sumber belajar utama program PKH Perempuan. 2) Contoh sumber belajar termanfaatkan ini buku atau terbitan

lainnya yang sudah tersedia di masyarakat, lingkungan sekitar, pengalaman peserta didik, pengalaman tutor, bangunan, kantor desa, puskesmas, posyandu, kelompok tani, tempat pelelangan ikan, kebun, kantor penyuluh pertanian dan lain sebagainya. 2. Pemilihan Bahan Ajar PKH Perempuan

Bahan ajar merupakan sumber belajar utama (pokok) yang dipilih dan ditetapkan sebagai sumber belajar PKH Perempuan yang dilaksanakan. Lembaga penyelenggara bertanggung jawab memilah dan memilih serta menetapkan bahan ajar yang akan digunakan untuk mendukung

tercapainya tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Seleksi Bahan ajar wajib dilaksanakan sebelum mengirimkan proposal dan dicantumkan secara jelas dalam rencana program pembelajaran (RPP).

Lembaga penyelenggara juga tetap dapat menggunakan bahan ajar pelengkap disamping bahan ajar pokok. Bahan ajar pelengkap bersifat mendukung dan memberikan tambahan pengayaan kepada hasil-hasil belajar PKH Perempuan. Penggunaan bahan ajar pelengkap dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran masih berlangsung maupun pasca-pembelajaran PKH Perempuan. Pemilihan jenis dan subjek bahan ajar pelengkap mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaanya di lingkungan peserta didik.

H. Diskripsi Kegiatan Pembelajaran PKH Perempuan

1. Ketentuan Umum Penyelenggaraan

a. Lembaga melaksanakan PKH Perempuan dalam dua kegiatan yaitu: (i) membelajarkan dan/atau melatih peserta didik; (ii) mendampingi peserta didik pasca-pembelajaran dan/atau pelatihan.

b. Ruang lingkup subjek pembelajaran dan/atau pelatihan PKH Perempuan sekurang-kurangnya: (i) kecakapan personal; (ii) kecakapan sosial; (iii) kecakapan vokasional; dan (iv) kecakapan intelektual;

c. Lembaga wajib semaksimal mungkin mengupayakan tercapainya hasil pembelajaran PKH Perempuan yaitu perubahan perilaku (meningkatnya pengalaman belajar) peserta didik dalam (i) kecakapan personal; (ii) kecakapan sosial; (iii) kecakapan vokasional; dan (iv) kecakapan intelektual;

d. Kegiatan pembelajaran dan/atau pelatihan dilakukan kurangnya 66 jam, dilanjutkan pendampingan sekurang-kurangnya selama dua bulan sejak pembelajaran berakhir. e. Lembaga melakukan pendampingan secara kelompok dan/atau

(12)

usaha ekonomi produktif dan/atau kegiatan relevan lain untuk memberdayakan peserta didik;

2. Ketentuan Rombongan Belajar PKH Perempuan

a. Pembelajaran PKH Perempuan dilaksanakan dalam bentuk rombongan atau kelompok belajar;

b. Satu rombongan atau kelompok belajar terdiri dari 25 atau 30 orang perempuan sebagai peserta didik;

c. Satu lembaga yang memenuhi syarat dapat mengajukan usulan menyelenggarakan lebih dari satu rombongan belajar PKH Perempuan dalam satu proposal;

d. Lembaga dengan usulan lebih dari satu rombongan belajar PKH Perempuan tersebut dalam butir 2.c, wajib memenuhi syarat yakni peserta didik dan jenis kecakapan vokasional antara rombongan satu dengan lainnya berbeda;

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Lembaga bersama pendidik/tutor/nara sumber yang ditetapkan wajib membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP bersifat spesifi k yaitu hanya digunakan untuk mengembangkan kecakapan hidup peserta didik yang sudah ditetapkan;

b. RPP dikembangkan dari setiap standar kompetensi lulusan (SKL) PKH Perempuan. RPP dirancang secara komprehensif untuk dilaksanakan pada satu kali atau lebih pertemuan pembelajaran PKH Perempuan sekaligus.

c. Berdasarkan RPP yang sudah dibuat, pendidik/tutor/nara sumber membuat bagian - bagian RPP yang dilaksanakan untuk setiap pertemuan sesuai jadwal pembelajaran PKH Perempuan yang ditetapkan.

d. RPP PKH Perempuan dibuat secara tertulis dengan cakupan dan struktur penulisan:

1) Identitas lembaga penyelenggara;

2) Jumlah peserta didik (rombongan belajar);

3) materi pokok (subjek);

4) alokasi waktu (dalam satuan jam atau 60 menit); 5) tujuan pembelajaran,

6) indikator capaian kompetensi peserta didik;

7) materi pembelajaran (turunan dari materi pokok/subjek); 8) metode pembelajaran;

9) media, alat, bahan, dan sumber belajar; 10) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan 11) penilaian hasil pembelajaran;

e. Materi pembelajaran ditetapkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan belajar peserta didik dan beorientasi untuk mencapai tujuan.

1) Ruang lingkup materi pembelajaran kecakapan personal dan sosial sekurang-kurangnya seperti berikut:

a) Etika/budi pekerti, dan keteladanan b) Keterampilan berkomunikasi c) Keterampilan mengambil keputusan d) Kesehatan keluarga, ibu dan anak e) Kerukuntetanggaan dan perdamaian

f) Kepedulian/pelestarian lingkungan

g) Kecakapan mengatur keuangan rumah tangga 2) Kecakapan Vokasional

Jenis atau bidang kecakapan vokasional dipilih dengan memperhatikan kebutuhan warga belajar, potensi dikembangan menjadi usaha ekonomi produktif dan dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi peserta didik dan/atau kelompok peserta didik, serta bahan baku produksi berbasis potensi lokal dan mudah didapatkan.

f. Rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogi), mengutamakan pengalaman peserta didik.

g. Peserta didik yang telah selesai belajar diberikan diberikan modal untuk mengembangkan usaha secara kelompok.

(13)

h. Lembaga pasca-pembelajaran melakukan pendampingan kepada peserta didik secara kelompok sekurang-kurangnya selama dua bulan atau setara dengan 16 jam. Pendampingan bertujuan untuk memberikan bantuan dan atau bimbingan teknis dalam merintis, mengembangkan, dan melaksanakan usaha kelompok.

i. Teknis pelaksanaan pendampingan kelompok usaha peserta didik, disepakati bersama oleh lembaga dan kelompok usaha peserta didik, sesuai kesiapan waktu, tempat, dan usaha yang dikembangkan kelompok peserta didik.

4. Penilaian Pembelajaran PKH Perempuan

a. Lembaga wajib melakukan penilaian kepada peserta didik selama dan pasca-pembelajaran PKH Perempuan.

b. Objek penilaian meliputi proses, hasil belajar, selama pelaksanaan pendampingan pasca-pembelajaran.

c. Penilaian proses pembelajaran dilaksanakan selama pembelajaran masih berlangsung, bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap efektifi tas pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan memperbaiki RPP untuk pembelajaran selanjutnya;

d. Penilaian hasil belajar bertujuan mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam RPP, yaitu perubahan perilaku peserta didik. Indikator capaian tersebut meliputi peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan/kecakapan hidup peserta didik. Penilaian hasil belajar ini dilaksanakan setelah seluruh kegiatan pembelajaran (66 jam) selesai dilaksanakan. e. Lembaga menetapkan ruang lingkup materi penilaian berdasarkan

ruang lingkup subjek pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP yang dilaksanakan.

f. Penilaian selama dan pasca-pendampingan dilakukan untuk

mengetahui efektifi tas pelaksanaan dan kemajuan usaha

kelompok.

g. Pendidik/tutor/nara sumber PKH Perempuan merupakan perlaku utama rangkaian penilaian peserta didik sejak proses hingga pendampingan pasca-pembelajaran.

h. Lembaga bersama tim pendidik/tutor/nara sumber

mengembangkan instrumen penilaian berbasis observasi/ pengamatan kinerja, hasil karya (portofolio), pameran, lomba-lomba, dan alat evaluasi lain yang relevan.

5. Surat Keterangan Kompetensi.

a. Bagi peserta didik yang selesai mengikuti pendidikan keterampilan non terstruktur (tidak ada kurikulum nasional) dapat dilakukan evalusi akhir pendidikan keterampilan dan yang lulus diberi surat keterangan oleh lembaga penyelenggara.

b. Bagi peserta didik yang selesai mengikuti pendidikan keterampilan terstruktur (menggunakan kurikulum nasional berbasis kompetensi) wajib mengikuti uji kompetensi oleh satuan pendidikan terakreditasi atau lembaga sertifi kasi.

6. Tindak Lanjut Pasca-Pembelajaran PKH Perempuan

Lembaga penyelenggara bersama pendidik/tutor/nara sumber terkait memberikan pendampingan kepada peserta didik dengan ruang lingkup kegiatan antara lain:

a. Memberikan fasilitasi pembentukan kelompok usaha peserta didik pasca-pembelajaran;

b. Menyediakan layanan konsultasi usaha yang dikembangkan kelompok atau perorangan;

c. Memberikan fasilitasi untuk pengembangan jaringan pemasaran hasil usaha kelompok peserta didik khususnya untuk kegiatan ekonomi produktif atau aktualisasi diri;

d. Melaksanakan pemantauan dan supervisi secara berkesinambungan serta manajemen pelaksanaan kelompok usaha peserta didik pasca-pembelajaran;

e. Memberikan fasilitasi keikutsertaan anggota kelompok dalam kegiatan pelatihan-pelatihan terkait yang diselenggarakan lembaga dan/atau pihak lain;

(14)

A. Pengertian Bantuan dan Bantuan PKH Perempuan

1. Belanja Bantuan Sosial bidang pendidikan dan kebudayaan yang selanjutnya disebut belanja bantuan adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud No. 24 Tahun 2014).

2. Bantuan Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan adalah penyerahan kepada masyarakat dalam bentuk tranfer uang, selanjutnya dipergunakan untuk memberdayakan perempuan marginal melalui pendidikan kecakapan hidup untuk memberikan perlindungan dari resiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidup diri dan keluarganya.

B. Tujuan Bantuan PKH Perempuan

1. Mengentaskan perempuan marginal usia 18-45 tahun dari kondisi marginal ekonomi, sosial, dan keterampilan, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya;

2. Memberikan peluang perempuan marginal usia 18-45 tahun untuk melakukan kegiatan ekonomi produktif guna memperoleh penghasilan dari kelompok usaha;

BAB III

BANTUAN PENDIDIKAN

KECAKAPAN HIDUP PEREMPUAN

3. Mengentaskan perempuan marginal usia 18-45 tahun dari kondisi marginal ekonomi, sosial, dan keterampilan, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya;

4. Melindungi perempuan marginal usia 18-45 tahun dari kemungkinan dampak resiko sosial yang lebih besar, meningkatkan penghasilan dan kesejeahteraan hidup.

C. Alokasi dan Peruntukan Bantuan

1. Alokasi Biaya PKH Perempuan

a. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat tahun anggaran 2015 mengalokasikan bantuan PKH Perempuan sebesar Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah). Jumlah tersebut dipergunakan untuk membelajarkan perempuan marginal sebanyak 10.000 orang.

b. Biaya satuan seorang peserta didik PKH Perempuan yaitu Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah)

c. Jumlah bantuan PKH Perempuan satu rombongan belajar adalah yaitu jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar dikalikan biaya satuan peserta didik;

2. Ketentuan Penggunaan Bantuan PKH Perempuan

a. Lembaga wajib mematuhi ketentuan peruntukan bantuan PKH Perempuan sesuai komponen biaya yang ditetapkan dalam petunjuk teknis terkait;

b. Usulan pengajuan rencana biaya pembelajaran (RAB) PKH Perempuan wajib disusun secara rinci menggunakan format yang terdapat pada format proposal lembaga (lampiran 1).

c. Komponen-komponen peruntukan biaya pembelajaran PKH Perempuan diatur berikut.

(15)

Tabel 2. Ketentuan Penggunaan Bantuan PKH Perempuan

No. Komponen Biaya Pembelajaran Bentuk Pertanggungjawaban

Alokasi (%)

1. Biaya Persiapan Pembelajaran ( 5%)

a. Penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) PKH Perempuan

• Kuitansi belanja konsumsi rapat (2x5 org),

 5%

b. Koordinasi pra pelaksanaan dengan

otoritas lokal, (Kades/RT/RW, unsur dinas terkait, pendidik/ tutor/nara sumber, wakil calon peserta didik)

• Kuitansi belanja konsumsi rapat (1x10 org);

• Transport lokal, (1x 10 org)

2. Biaya Pelaksanaan Pembelajaran ( 90%)

a. Bantuan peserta didik, ( 10%)

 10%

1) Alat tulis peserta didik (untuk keg

pembelajaran)

• Kuitansi belanja alat tulis. (1xjumlah peserta didik)

2) Konsumsi sederhana (berbahan/

produk lokal)

• Kuitansi belanja snack sederhana (jumlah peserta didik X jumlah pertemuan)

3) Hadiah (motivasi, jika perlu) • Kuitansi belanja hadiah sederhana (insidental)

b. Biaya pembelajaran ( 45%)

1) Transport lokal, honorarium

pendidik/tutor/narasumber, (jumlah P/T/NS x peremuan x 1 kali)

• Kuitansi penerimaan transport lokal, per orang P/T/NS, (dari ... ke lokasi pembelajaran) per kali datang sesuai jadwal pembelajaran.

 15%

2) Bahan (baku) praktik kecakapan

vokasional, kecakapan sosial, personal, buku rujukan/sumber, buku/bahan ajar, bahan pakai habis untuk keg pembelajaran dll

• Kuitansi belanja sesuai jenis dan volume kebutuhan pembelajaran

 20%

No. Komponen Biaya Pembelajaran Bentuk Pertanggungjawaban

Alokasi (%) 3) Transport lokal, honorarium,

penanggung jawab penyelenggara, fasilitator lapangan

• Kuitansi penerimaan transpor lokal (dari ... ke lokasi pembelajaran), per orang, per satu kali kehadiran sesuai jadwal.

 10%

c. Pendampingan pasca-pembelajaran ( 35%) 1) Transport lokal petugas

pendamping, (pengelola, pendidik/ tutor/nara sumber)

• Kuitansi penerimaan transpor lokal (dari ... ke lokasi pendampingan), per orang, per satu kali kehadiran sesuai jadwal.

 5%

2) Modal usaha untuk merintis/

mengembangkan usaha produktif-ekonomi peserta didik pasca-pembelajaran.

Catatan:

Modal usaha yang diserahkan kepada kelompok usaha peserta didik dapat berupa: Modal dana dan/atau barang/ peralatan modal usaha.

• Kuitansi penerimaan dana modal usaha, dari penyelenggara kpd kelompok, atau

• Kuitansi belanja barang modal dan/atau berita acara serah terima barang modal dari lembaga penyelenggara kepada kelompok peserta didik.

 30%

3. Penilaian dan Pelaporan ( 5%)

a. Penggandaan bahan penilaian, bahan

pakai habis,

• Kuitansi belanja layan dokumen (foto copy)

 5%

b. Penggandaan dan pengiriman

laporan penyelenggaraan PKH Perempuan

• Kuitansi belanja layan dokumen (foto copy), penjilidan laporan. • Resi/kuitansi ekspedisi

(16)

TATA CARA MEMPEROLEH

BANTUAN

BAB IV

A. Lembaga yang dapat Mengajukan Proposal

1. Kelompok Belajar

2. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 3. Majelis Ta’lim

4. Rumah Pintar

5. Lembaga Kursus dan Pelatihan

6. Tim Penggerak Pembinaan Kesejarteraan Keluarga (TP-PKK), 7. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPP)

Perguruan Tinggi Swasta;

8. Pusat Studi pada Perguruan Tinggi Swasta yang membidangi Gender dan/atau Perempuan;

9. Organisasi sosial dan kemasyarakatan, organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, persyarikatan, atau sejenis. 10. UPTD SKB dan UPTD BPKB atau nama lain yang sejenis.

B. Persyaratan Administrasi Lembaga

Lembaga yang berminat mengajukan usulan menjadi calon penyelenggara PKH Perempuan wajib memenuhi persyaratan adminsitrasi, yakni memiliki/memperoleh:

1. Sekretariat/kantor lembaga yang bersifat menetap untuk sekurang-kurangnya selama tiga tahun dan memasang papan nama lembaga yang sesuai;

2. Izin operasional/izin menyelenggarakan program yang relevan; 3. Rekomendasi tertulis dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau

Provinsi setempat;

4. Rekening bank aktif atas nama lembaga, dan sama dengan nama lembaga pada NPWP;

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga, dan sesuai dengan nama rekening;

6. Pengurus lembaga yang defi nitif, struktur organisasi, dan uraian tugas pengurus lembaga;

7. Keterangan izin domisili dari kepala kelurahan/kepala desa sesuai alamat domisili lembaga;

8. Bersedia menandatangani Pakta Integritas sebagai penyelenggara Program PKH Perempuan tahun 2015, (Format dalam lampiran 2); 9. Kesanggupan menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan

dalam pembelajaran baik yang dilaksanakan di gedung PKBM atau di masyarakat dimana lokasi peserta didik berada yang dibuktikan dengan pernyataan aparat setempat.

C. Persyaratan Teknis Lembaga

Lembaga yang dapat mengajukan usulan menjadi calon penyelenggara PKH Perempuan wajib memenuhi persyaratan teknis. Dokumen teknis berikut ini wajib dilampirkan dalam proposal Bantuan Penyelenggaaan PKH Perempuan.

1. Memiliki calon peserta didik PKH Perempuan sesuai kriteria yang ditetapkan, (dibuktikan dengan daftar calon peserta didik sesuai format dalam proposal pengajuan (lampiran 3);

2. Sanggup menyediakan pendidik/tutor/narasumber yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pembelajaran PKH Perempuan (sesuai dengan format Curiculum Vitae pada lampiran 8);

3. Memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKH Perempuan yang akan dilaksanakan (disusun mengacu format pada lampiran 4); 4. Memiliki Rencana Tindak Lanjut Pasca Pembelajaran PKH Perempuan

untuk dilaksanakan setelah kelas pembelajaran PKH Perempuan selesai dilaksanakan, (disusun mengacu format lampiran 5);

(17)

5. Sanggup menyediakan sarana pendukung yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pembelajaran PKH Perempuan yang akan dilaksanakan (misalnya: media pembelajaran, dsb). Daftar ketersediaan sarana dilampirkan/disertakan dalam proposal).

D. Mekanisme Penyaluran Bantuan PKH Perempuan

Gambar 1. Diagram Alur Penyaluran Bantuan PKH Perempuan 1. Sosialisasi Program

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mensosialisasikan menyusun Program-program tahun 2015 melalui berbagai saluran informasi, antara lain:

a. Forum rapat koordinasi direktorat dan dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, FK-PKBM, FTBM, Forum Tutor, serta lembaga mitra terkait;

b. Mengirimkan buku Petunjuk Teknis terkait kepada dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, serta UPT PAUDNI yang tersedia di delapan lokasi,

c. Mengunggah petunjuk teknis melalui website resmi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat di alamat; www.paudni.kemdikbud.go.id/dikmas.

d. Sosialisasi program-program Dikmas tahun 2015 khususnya PKH Perempuan direncanakan juga disediakan dalam bentuk media simpan cakram (compact disk) yang saat ini sedang dalam penyiapan.

e. Sosialisasi program juga dibantu secara berantai oleh jaringan mitra Dikmas yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan memanfaatkan media sosial yang juga banyak diakses oleh masyarakat luas.

2. Pengajuan Proposal

2.a Ketua lembaga terkait mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat untuk memperoleh rekomendasi sebagai penyelenggara Program PKH Perempuan. Permohonan dilampiri proposal PKH Perempuan yang sudah disusun lengkap.

2.b Apabila rekomendasi sudah diperoleh, selanjutnya lembaga segera mengirimkan proposal lengkap secara langsung ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Pengiriman proposal hendaknya menggunakan jasa ekspedisi yang tercatat pengirim memiliki bukti tertulis (resi) kirim yang juga berguna untuk memantau penerimaan dokumen oleh si alamat.

Alamat pengiriman proposal adalah:

Yth. Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,

Ditjen PAUDNI,

Komplek Kemendikbud Gedung E Lantai 8, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270.

(18)

Pengiriman proposal dalam bentuk fi le (soft copy) dapat dilakukan terlebih dahulu atau bersamaan dengan proposal tercetak (hard copy) ke alamat e-mail: subditsarpras.dikmas2011@gmail.com. Pengiriman proposal melalui email (soft copy) tidak menggugurkan kewajiban mengirimkan proposal dalam bentuk cetak (hard copy). 3. Penilaian proposal

a. Penilaian proposal PKH Perempuan dilakukan didasari dua pertimbangan, yaitu:

1) Keterbatasan ketersediaan bantuan tidak jauh lebih sedikit dibanding dengan jumlah lembaga pengusul untuk menjadi calon penyelenggara;

2) Upaya untuk memenuhi prinsip tepat sararan, yaitu memberikan bantuan kepada sasaran yang memang memenuhi kriteria dan berhak menerima manfaat Program PKH Perempuan;

b. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengangkat tim penilai proposal terdiri dari sub tim penilai adminsitrasi dan sub tim penilai teknis.

c. Pengangkatan anggota tim penilai proposal ditetapkan dengan keputusan pejabat pembuat komitmen terkait;

d. Mekanisme, tata kerja, ruang lingkup tugas dan kewenangan tim penilai akan diatur lebih lanjut dalam pedoman penilaian proposal tahun 2015.

4. Verifi kasi Lembaga

Direktorat Dikmas sebelum menetapkan lembaga penyelenggara PKH Perempuan dapat melakukan verifi kasi kepada calon lembaga. Verifi kasi dapat dilakukan dengan cara:

a. Korespondensi dengan pihak terkait yang dinilai memiliki informasi yang dibutuhkan;

b. Telaah dokumen, data, atau rekam jejak lembaga yang bersangkutan;

c. Kunjungan langsung (visitasi) ke lokasi lembaga, dinas pendidikan terkait, atau sumber-sumber informasi yang tersedia di daerah domisili lembaga;

5. Penetapan lembaga

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat menetapkan lembaga calon yang memenuhi syarat menjadi lembaga penyelenggara Program PKH Perempuan. Penetapan lembaga penyelenggara PKH Perempuan dilakukan dengan Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen.

6. Akad Kerjasama

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dan lembaga penyelenggara Program PKH Perempuan yang sudah ditetapkan membuat ikatan kerja sama. Kedua belah pihak menandatangani ikatan kerja sama pada waktu dan tempat yang ditentukan.

7. Penerimaan Bantuan

Penerimaan bantuan penyelenggaraan Program PKH Perempuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat kepada lembaga yang ditetapkan, dilakukan secara langsung melalui Kantor Pusat Perbendaraan Negara (KPPN) Jakarta III. Penerimaan bantuan dilakukan setelah kedua belah pihak menandatangani akad kerja sama.

8. Pelaksanaan kegiatan

Lembaga penerima bantuan wajib melaksanakan program pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan sesuai akad kerjasama dan Petunjuk Teknis Program Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat tahun 2015.

9. Monitoring dan evaluasi

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat melakukan monitoring dan pembinaan agar mencapai hasil yang optimal.

(19)

10. Laporan hasil kegiatan a. Laporan Awal

Lembaga yang sudah menerima dana, segera menyampaikan laporan awal berupa pernyataan penerimaan dana (Sesuai dengan format lampiran 11) dan fotokopi buku rekening bank, (3) foto copy halaman transaksi yang mencantumkan bukti transfer yang dana bantuan. Laporan awal secara tertulis dan dilakukan segera setelah lembaga secara nyata menerima dana di dalam rekening. b. Laporan Penyelenggaraan

Lembaga yang sudah melaksanakan kegiatan wajib menyampaikan laporan kegiatan sesuai format terlampir (Lampiran 12), selambat-lambatnya satu bulan sejak kegiatan pembelajaran selesai: 1) satu eksemplar disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat; 2) satu eksemplar disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi; dan 3) satu eksemplar disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

A. Monitoring, Evaluasi, dan Supervisi

Objek monitoring, evaluasi, dan supervisi antara lain: 1. Kesesuaian rencana dengan penyelenggaraan kegiatan;

2. Pemanfaatan bantuan;

3. Kemajuan pelaksanaan kegiatan; 4. Tindak lanjut pasca-pembelajaran; 5. Kemanfaatan hasil pembelajaran.

6. Pelaksanaan pendampingan pasca-pembelajaran 7. Kemajuan dan perkembangan usaha peserta didik.

B. Pengendalian Mutu dan Pengawasan

1. Pengendalian Mutu

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat melakukan pengendalian mutu penyelenggaraan proses dan hasil penyelenggaraan PKH Perempuan. Dalam pelaksanaannya Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dapat bekerja sama dan/atau dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Dinas Pendidikan Provinsi, dan/atau Kabupaten/Kota terkait.

2. Pengawasan

Pengawasan terhadap penyelenggaraan Program PKH Perempuan oleh pengawas internal, Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau juga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta masyarakat.

BAB V

MONITORING, EVALUASI,

DAN SUPERVISI

(20)

Lembaga penyelenggara Peogram PKH Perempuan wajib menyerahkan laporan tertulis kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat.

A. Ketentuan Pelaporan

1. Laporan Awal

Laporan awal merupakan pemberitahuan pihak lembaga penerima bantuan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, yang berisi informasi bahwa dana bantuan sudah diterima. Laporan awal diserahkan segera setelah lembaga secara nyata menerima dana bantuan dalam rekening. Laporan awal dibuat menggunakan format pada lampiran 11. Alamat pengiriman laporan awal adalah:

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI,

Ged. E, Lt. 8 Komplek Kemendikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta.

Laporan awal juga dapat dikirimkan melaluia surat elektronik pada alamat: subditsarpras.dikmas2011@gmail.com

2. Laporan Penyelenggaraan Kegiatan (Teknis)

Lembaga menyerahkan laporan penyelenggaraan selambat-lambatnya satu bulan sejak kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. Laporan penyelenggaraan disusun mengacu struktur pada lampiran 12. Laporan penyelenggaraan PKH Perempuan

a. satu eksemplar disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat;

b. satu eksemplar disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi; dan

BAB VI

PELAPORAN

c. satu eksemplar disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

B. Laporan Teknis Penyelenggaraan

Laporan lembaga mencakup aspek laporan teknis penyelenggaraan program PKH Perempuan dan laporan keuangan (penerimaan dan penggunaan bantuan).

Lembaga melaporkan secara komprehensif persiapan, pelaksanaan, dan hasil penyelenggaraan pembelajaran Program PKH Perempuan yang sudah dilaksanakan.

C. Laporan Keuangan

Lembaga melaporkan secara akuntabel penerimaan dan penggunaan bantuan disertai bukti-bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan. Laporan keuangan antara lain memuat:

1. Pembukuan (Pencatatan Keuangan)

a. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah

b. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea materai c. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang/

jasa yang dibayar, tanggal dan nomor bukti

d. Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dibukukan/dicatat sesuai urutan kejadiannya

2. Dokumen pendukung Pembukuan

a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang menerima pembayaran

b. Bukti transaksi lainnya

c. Fotokopi print out saldo terakhir rekening bank untuk setiap tahap penarikan

(21)

Catatan:

1. Lembaga Penyelenggara yang tidak mampu menyampaikan laporan maksimal 1 bulan setelah kegiatan selesai dapat dikenai sanksi berupa: a)wajib mengembalikan dana yang telah diterima ke kas negara, b) diberi sanksi dengan tidak diperkenankan mengakses dana bantuan dari Dit. Bindikmas dan c) dapat diteruskan ke jalur hukum karena disinyalir ada penyelewengan.

2. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Kemdikbud, tidak memungut biaya apapun dan tidak menerima pengembalian dana bantuan dalam bentuk apapun

untuk pencairan dana bantuan yang akan dan telah ditetapkan.

P

etunjuk teknis ini disusun sebagai rambu-rambu yang masih bersifat umum. Implementasi Petunjuk teknis ini memerlukan kreativitas dan penyesuaian dengan karakteristik lembaga pengusul, jenis kegiatan dan potensi lokal yang tersedia. Semoga petunjuk teknis ini dapat memberikan arah dan memudahkan bagi semua pihak yang berkeinginan untuk menyelenggarakan program pendidikan kecakapan hidup perempuan.

Apabila memerlukan informasi lebih lanjut tentang program PKH Perempuan, lembaga dapat menghubungi Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat melalui alamat email: subditsarpras.dikmas2011@gmail.com

BAB VII

(22)

Lampiran 1. Format Sistematika Proposal PKH-Perempuan 2015

LAMPIRAN–LAMPIRAN

PROPOSAL

Program Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan TAHUN 2015

Diajukan Kepada:

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Diajukan Oleh: Nama Lembaga : ... Alamat Lembaga : ... Kabupaten/Kota : ... Propinsi : ... No. Telp./HP/Faks : ... Alamat e-mail (wajib) : ...

No:.../Pro-PKH-P/.../2015

A. IDENTITAS LEMBAGA

Nama Lembaga :

Nomor Induk Lembaga (PKBM) :

-Alamat Lengkap Lembaga (Kab/Kota, Provinsi, Kode Pos)

: Kontak :

1. Nomor Kontak (2 nomor, wajib)

2. Nama Kontak

: [ 1 ] Telp/Hp: ... [2 ] Telp/HP: ... ... Alamat Email (wajib):

1. Lembaga 2. Pengurus

... ...

Website (jika memiliki) : www.dayaannisa.or.id

Legalitas Kelembagaan 1. Akte Notaris a. Nomor akte b. Nama Notaris 2. Izin a. Operasional Lembaga b. Pejabat penerbit c. Penyelenggaraan (Program) d. Pejabat Penerbit Nomor: ... tanggal ... ... Nomor: ..., tanggal ... ... Nomor :..., tanggal ... ... Rekening Bank: 1. Nama Bank 2. Nomor rekening 3. Atas Nama ...; cabang ... ... ... NPWP Lembaga : B. PROFIL LEMBAGA

1. Daftar Pengelola dan Pendidik

No. Nama Jabatan dalam lembaga HP/Telp.

1 ... ... ...

2 ... ... ...

3 ... ... ...

(23)

2. Daftar Sarana dan Prasarana yang dimiliki Format Terlampir (Lampiran 9)

3. Program – program yang telah dilaksanakan

No. Jenis Program Tahun

pelaksanaan Jumlah Sasaran Sumber Dana Lokasi 1. ……… ………... …... orang ………… ……….. 2. ……… ………... …... orang ………… ……….. 3. ……… ………... …... orang ………… ……….. 4. ……… ………... …... orang ………… ……….. 5. ……… ………... …... orang ………… ………..

4. Penghargaan yang telah diperoleh

No. Nama Penghargaan Nama Program Tahun

1 ... ... ...

2 ... ... ...

3 ... ... ...

4 ... ... ... C. DISAIN PROGRAM PKH PEREMPUAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

Nama Keterampilan yang akan diajarkan

……… Latar Belakang Masalah 1. ………....……… 2. ………....……… 3. Dst………....……… Tujuan Kegiatan 1. ………....……… 2. ………....……… 3. dst………....………

Hasil yang diharapkan 1. ………....………

2. ………....……… 3. dst………....……… D. PESERTA DIDIK

Format terlampir (lampiran 3)

E. DAFTAR TUTOR, LOKASI DAN JADWAL PELAKSANAAN

NO. NAMA TUTOR JADWAL

PELAKSANAAN LOKASI JUMLAH JAPEL 1. 2. dst. 66 jampel F. BIAYA YANG DIUSULKAN

Format terlampir (lampiran 2)

G. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKH-P 2015 Format terlampir (lampiran 4)

H. EVALUASI YANG DILAKSANAKAN

No. TEMUAN KETERANGAN

1 2 dst.

J. RENCANA TINDAK LANJUT PASCA-PEMBELAJARAN PKH-P 2015 Format terlampir (lampiran 5)

K. PELAPORAN

L. LAMPIRAN PROPOSAL MELIPUTI:

1. Asli rekomendasi Dinas Pendidikan Kab/Kota atau Provinsi 2. Asli Pakta Integritas Pimpinan Lembaga;

3. Rencana Anggaran Biaya

4. Surat keterangan domisili lembaga 5. Copy izin operasional Lembaga Pengusul

6. Copy nomor rekening bank yg masih aktif atas nama lembaga 7. Copy nomor pokok wajib pajak (NPWP)

8. Daftar Calon peserta didik PKH-P

9. Daftar sarana pembelajaran yang disediakan lembaga 10. Daftar Prasarana Lembaga

(24)

Lampiran 2. Format Rencana Anggaran Biaya Pembelajaran PKH-P-2015

RENCANA ANGGARAN BELANJA PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PEREMPUAN TAHUN 2015

(Ilustrasi RAB dengan Asumsi: 1 rombel = 30 org peserta didik)

No Komponen/Rincian Belanja Volume Satuan Harga

Satuan Jumlah Proporsi (Rp) (Rp) (%)

1 Biaya Persiapan Pembelajaran ( 5%)

a. Penyusunan RPP PKH-Perempuan

 5

• Konsumsi pertemuan, 5 org, 3 kali 15 o/k -

b. Koordinasi pra pelaksanaan dengan pihak-pihak terkait (otoritas lokal)

• Konsumsi pertemuan, 10 org, 1 kali 10 o/k -

• Transport lokal, 10 org, 1 kali 10 o/k - 2 Biaya Pelaksanaan Pembelajaran ( 90%)

a. Bantuan Peserta Didik ( 10%)

• Kelengkapan belajar (Kit), 30 org, 1 kali - o/k -

 10

• Konsumsi, 30 org, ... kali pertemuan - o/k - -

• Hadiah/stimulan, ....orang, 1 paket, 1 kali (kalau ada rencana hadiah belajar)

- o/pkt -

b. Biaya pembelajaran/pelatihan ( 45%)

• Transport lokal pendidik/Tutor/nara sumber, .... orang, 1 kali

- o/k -

 15

• Honorarium Pendidik/Tutor/Nara sumber, .... orang, ... jam pelajaran (@ org)

- JPL - -

• Bahan pakai habis (ATK, dsb), 1 pkt - ls -

 20

• Bahan ajar/buku sumber/rujukan, 1 pkt - ls -

• Bahan dan alat praktik untuk pembelajaran “vocational skill”, (sesuai jenisnya)

- ls -

• Publikasi dan dokumentasi kegiatan - pkt -

• Transport lokal penanggung jawab, 1 org, ... kali

- o/k -

 10

• Transport lokal fasilitator lapangan, .... org .... kali

- o/k -

No Komponen/Rincian Belanja Volume Satuan Harga

Satuan Jumlah Proporsi (Rp) (Rp) (%)

• Honorarium fasilitator lapangan, ...org, ... kali hadir (memfasilitasi)

- o/k -

• Honorairum penanggung jawab, 1 org, ...kali

o/k -

c. Pendampingan Pasca-pembelajaran ( 35%)

• Transport lokal petugas pendamping/ fasilitator pendampingan, ... org, ... kali

- o/k -  5

• Transport lokal pengelola kegiatan, 2org, 4 kli

- o/k -

• Modal usaha (subsidi dana bergulir utk pengembangan usaha kelompok), 1 klp.

- kali -  30

• Bantuan peralatan usaha produksi, 1 klp - pkt - 3 Penilaian Pembelajaran ( 5%)

a. Pengadaan bahan penilaian hasil belajar

 5

• Foto copy instrumen penilaian, 1 set, 30 kali 30 kali -

• Bahan pakai habis 1 ls -

b. Penggandaan dan pengiriman laporan

• Penggandaan dan jilid laporan, 5 eksp, 1 kali 5 eksp -

• Biaya pengiriman laporan, 4 eksp, 1 kali 4 kali -

Jumlah 100 ...2015 ...(nama lembaga)... Ketua, ... (nama terang)

(25)

Lampiran 3. Format Daftar Calon Peserta Didik PKH Perempuan 2015

DAFTAR CALON PESERTA DIDIK PROGRAM PPKH PEREMPUAN TAHUN 2015

Lembaga Pengusul : ... Alamat Lembaga : ... Locus Pembelajaran : ... Jumlah Peserta Didik : ... (orang) Jenis Vocational Skill : ...

No Nama Calon

Peserta Didik Alamat/Domisili

Usia (Tahun)*) Pendidikan Terakhir*) Status Pekerjaan**) 1 2 3 . . . dst. ... 2015 Mengesahkan ... (tulis nama lembaga di sini) ... Kepala Desa/Kelurahan...***) Ketua/Pimpinan,

... ... (nama terang) (nama terang)

Keterangan:

*) harap perhatikan kriteria dalan Juknis

**) dalam satu bulan terakhir s.d. dilakukan identifi kasi calon peserta didik: [1] bekerja (sebutkan pekerjaannya), [2] tidak bekerja.

***) Yang membawahi lokasi penyelenggaraan PKH-P/domisili sebagian besar calon peserta didik.

Lampiran 4. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKH-P 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PEREMPUAN TAHUN 2015

Nama Lembaga : ... Jumlah Rombel : ...orang Materi Pokok : ... Alokasi waktu : ...x 60 menit

Pertemuan ke : ... ( ...) dari ... kali pertemuan Jadwal Pertemuan : ... Nama Pendidik : ... Materi Pokok ... Tujuan Pembelajaran ... Kompetensi Dasar a. ... b. ... c. ... d. dst. ... Indikator Pencapaian a. ... b. ... c. ... d. dst Materi Pembelajaran ... Metode Pembelajaran

Media/ Alat/ bahan/ Sumber Belajar a. Media pembelajaran ... b. Alat Pembelajaran ... c. Bahan Pembelajaran... d. Sumber Belajar ... Langkah Pembelajaran: 1. Kegiatan Awal a. ... b. ... c. ... d. Dst ...

(26)

Kegiatan Inti a. ... b. ... c. ... d. dst... 2. Resume akhir ...

Penilaian Hasil Pembelajaran Indikator

Pencapaian Kompetensi

Penilaian Hasil Pembelajaran Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... 5. ... 6. ... 7. dst. ... ... 2015 Mengetahui

Ketua/Penanggung jawab Pendidik/Tutor/Nara sumber

... ... (nama lengkap) (nama lengkap)

Lampiran 5. Format Rencana Tindak Lanjut Pasca-Pembelajaran PKH-P 2015

RENCANA TINDAK LANJUT

PASCA-PEMBELAJARAN PKH PEREMPUAN TAHUN 2015

1. Nama Lembaga : ... 2. Jumlah Peserta Didik : ... 3. Keterampilan Vocational : ... 4. Lokasi Pendapingan : ... No. Lokasi Pendampingan Penanggung Jawab Materi Subjek (Materi) Pendampingan Metode/ Pendekatan Jadwal Pelaksanaan 1. 2. 3. 4. 5. . . dst. ... ...2015 ... (nama lembaga) ... Ketua/Pimpinan Lembaga Ttd (stempel lembaga) ... Nama terang

(27)

Lampiran 6. Format Rekomendasi Dinas Pendidikan

KOP DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA*)

SURAT REKOMENDASI

Nomor:………

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ... dengan ini menyatakan bahwa:

Nama Lembaga : ... Ketua Lembaga : ... Alamat Lembaga : ... Nomor Telepon/HP : ... Fax : ... Adalah benar sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan masyarakat, dan dianggap layak mengajukan bantuan Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan (PKH-P) Tahun 2015 kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Demikian rekomendasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

..., 2015

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota*) ...

... NIP. ... *) coret yang tidak perlu

Lampiran 7. Format Pakta Integritas

PAKTA INTEGRITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………... Jabatan : ………... Nama Lembaga : ………... Alamat : ………... ………... Kab./Kota ……… Propinsi …………... Kode Pos ...

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ...(di isi nama lembaga di sini) ... menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa dalam rangka penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan tahun 2015 saya:

1. Tidak akan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait yang mengarah pada terjadinya tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN);

2. Tidak akan melakukan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme;

3. Tidak akan memberikan sesuatu yang berkaitan dengan urusan penyaluran dana bantuan yang dapat dikategorikan sebagai suap dan/atau gratifi kasi; 4. Akan bertindak jujur, bersih, transparan, dan profesional dalam mengakses

bantuan sesuai dengan mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan; 5. Akan menggunakan bantuan sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan dan

mematuhi petunjuk teknis, akad kerjasama yang sudah disepakati;

6. Apabila mengingkari hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia menerima sanksi administratif dan/atau dituntut secara pidana; 7. Menerima sanksi berupa pencantuman saya dan lembaga saya dalam daftar hitam

lembaga yang dilarang mengkases fasilitasi bantuan di lingkungan Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat, sampai waktu yang ditetapkan.

... 2015 Yang menyatakan ...(isi nama lembaga)...

Ketua, materai Rp 6.000 ... (Nama terang) Tanda Tangan, Stempel

(28)

Lampiran 8. Format Curriculum Vitae Pendidik/Tutor/Nara Sumber PKH-P 2015

CURRICULUM VITAE (CV) PENDIDIK/TUTOR/NARA SUMBER PKH- PEREMPUAN TAHUN 2015

A. Data Pribadi

1. Nama lengkap : ……… 2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita*

3. Tempat/Tanggal Lahir : ……… 4. Alamat Tempat Tingga : ……… ……… 5. Alamat Email : ……… 6. Nomor telepon selular : ………

B. Pendidikan 1. Pendidikan Terakhir : ……… 2. Jurusan/Program Studi : ……… 3. Nama Sekolah/Universitas : ……… 4. Alamat Sekolah/Universitas : ……… ……… 5. Tahun Lulus : ………

C. Profesi dan Bidang Keahlian Utama (Spesialisasi)

No. Nama, Alamat

dan Jenis Usaha/ Instansi

Posisi Pekerjaan/ Jabatan Tahun Bekerja 1. Nama : Alamat : BidangUsaha/ Instansi : 2. 3. dst.

D. Pengalaman sebagai Pendidik/Tutor/Narasumber

No. Nama Kegiatan Tahun

Pelaksanaan

Peserta

Didik

Bidang Keterampilan/ Subjek yang diampu

1. 2. 3. Dst. ... 2015 ... yang bersangkutan... ... (nama terang) Keterangan:

1. * = coret yang tidak perlu

(29)

Lampiran 9. Format Komposisi Ketersediaan Sumberdaya Manusia

DAFTAR KOMPOSISI SDM LEMBAGA

Nama Lembaga : ... Alamat Lembaga : ...

No Nama

Jenis Kelamin

Usia Pendidikan Terakhir

Bidang/ Urusan yang diampu Tahun mulai Bekerja Hubungan dengan Ketua Lbg L P 1 2 3 . . . dst ... 2015 ... isi nama lembaga di sini...

Ketua/Pimpinan,

...

(nama terang)

Lampiran 10. Format Rekapitulasi Ketersediaan Sarana dan Prasarana Lembaga

1. Daftar Sarana Pembelajaran (Terkait Langsung dengan Pembelajaran PKH-Perempuan)

No. Jenis/Nama Sarana yang Disediakan

Relevansi dengan PKH

Perempuan Status Kepemilikan

1 2 3 . . . Dst

2. Daftar Prasarana Pembelajaran (Terkait Tidak Langsung dengan Pembelajaran PKH-Perempuan

No. Jenis/Nama Prasarana

yang Disediakan Lokasi Keberadaan Status Kepemilikan

1 2 3 . . . Dst ... 2015 ... isi nama lembaga di sini...

Ketua/Pimpinan,

...

(30)

Lampiran 11: Format Laporan Penerimaan Bantuan KOP LEMBAGA

LAPORAN TELAH MENERINA BANTUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama lengkap : ... Nama Lembaga : ... Jabatan dalam lembaga : ... Alamat Lembaga : ... Nomor Telepon/HP : ... Bertindak untuk dan atas nama ...(isi nama lembaga disini ... menyatakan dengan sesungguhnya bahwa lembaga kami:

1. Telah menerima dama bantuan penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan, melalui rekening lembaga:

a. nomor : ... b. atas nama : ... c. pada tanggal : ... d. sejumlah : Rp ...( tulis dalam huruf di sini)

...

2. Selanjutnya lembaga kami akan:

a. segara melaksanakan kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup Perempuan sesuai proposal yang disetujui Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat;

b. mematuhi perjanjian kerjasama yang telah kami tandatangani. Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

………... 2015 Yang menyatakan,

Materai Rp. 6.000,-Tanda tangan + stempel lembaga

………...

Catatan:

1. Bersama laporan ini disertakan foto copy nomor rekening dan halaman buku rekening yang mencantumkan dana sudah penerimaan sejumlah dana di rekening lembaga; 2. Laporan dapat dikirim melalui alamat email: subditsarpras.dikmas2011@gmail.com

Lampiran 12 : Sistematika Laporan Penyelenggaraan Program PKH Perempuan 2015

1. Sampul Laporan

LAPORAN PENYELENGGARAAN

PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PEREMPUAN TAHUN 2015

Disampaikan Kepada:

Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini

dan Pendidikan Masyarakat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Diajukan Oleh: Nama Lembaga : ... Alamat : ... Kontak person : ... Propinsi : ... No. Telp./HP : ... Alamat e-mail : ... No:.../Lap-PKH-P/.../2015

(31)

2. Sistematika Laporan

LAPORAN PENYELENGGARAAN

PEMBELAJARAN PKH PEREMPUAN TAHUN 2105

Berdasarkan persetujuan atas proposal yang telah kami susun serta akad kerjasama antara Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dengan …………(isi nama lembaga di sini)…….., melaporkan sebagai berikut:

A. Lembaga ……… telah menerima dana melalui rekening dengan nomor ………….. sebesar Rp... (tulis dalam huruf di sini) ... ...

B. Dana bantuan sebesar Rp. ……… telah dibelanjakan dengan rincian sebagai berikut:

No. Tanggal Jenis Belanja Volume Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Jumlah Rp.

C. Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Pemberdayaan Perempuan. 1. Waktu pelaksanaan (tgl/bulan/tahun s.d. tgl/bulan/tahun); 2. Jumlah peserta didik yang dibelajarkan;

3. Ruang lingkup materi pembelajaran PKH Perempuan; 4. Strategi pembelajaran PKH Perempuan;

5. Pendidik/Tutor/nara sumber PKH Perempuan; 6. Evaluasi/penilaian hasil pembelajaran.

D. Hasil Pembelajaran PKH Perempuan

1. Peserta didik yang memperoleh Surat Keterangan Kompetensi / Sertifi kat Kompetensi;

2. Kendala dan masalah yang ditemui (termasuk penjelasan jika ada peserta didik yang tidak dapat diberikan Surat Keterangan Kompetensi / Sertifi kat Kompetensi).

E. Lampiran:

3. Foto copy STSB Peserta Didik yang dinyatakan selesai belajar; 4. Dokumen visual / foto atau CD kegiatan Pembelajaran PKH

Perempuan

5. Salinan buku kas umum (BKU).

... 2015 ...(isi nama lembaga di sini)...

Ketua,

………

(32)

Gambar

Tabel 1. Indikator Perempuan Marginal Calon Peserta Didik PKH Perempuan
Tabel 2. Ketentuan Penggunaan Bantuan PKH Perempuan No. Komponen Biaya Pembelajaran Bentuk
Gambar 1.  Diagram Alur Penyaluran Bantuan PKH Perempuan 1. Sosialisasi Program

Referensi

Dokumen terkait

TOTALINDO EKA PERSADA selaku Perusahaan yang telah memberikan ijin dan kepercayaan kepada kami untuk kerja praktik di dalam proses pelaksanaan Proyek Puri

947.781.384,-Tahun 2019 pagu anggarannya sebesar 3.191.844.806 Secara tidak langsung ada kenaikan anggaran tahun 2019 dengan pagu anggaran sebesar 2.244.063.422

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelapa sawit berumur 6 bulan, predator Forficulla auricularia, MNPV, Bacillus thuringensis, ekstrak daun nimba,

Pelaporan Servis dan Penjualan Sparepart pada jaringan AHASS melalui SMS(Jati Putra) Proses pembuatan laporan harus diawali dengan staff MD melakukan pemilihan jarak

Dari hasil pelatihan dan pengujian ketiga model JST dengan parameter jaringan yang berbeda-beda, didapatkan model yang paling optimal untuk prakiraan tinggi muka air Sungai

Selama September 2016, subkelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga yakni biaya tempat tinggal sebesar 0,14 persen, sedangkan subkelompok bahan

Sebaliknya empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang naik sebesar 0,38 persen; kelompok sandang dan

planci yang direpresentasikan oleh diameter dan berat tubuh, jumlah lengan, sedangkan kepadatan, distribusi dan jenis karang yang dimangsa oleh hewan ini di rataan