95 - Volume 4, No. 4, November 2015
KAJIAN PENATAAN SEMPADAN SUNGAI KRUENG ACEH
DITINJAU DARI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA
BANDA ACEH
Indra Moulwian1, Mirza Irwansyah2, Azmeri3
1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Email: [email protected]
Abstract: Spatial planning, the city of Banda Aceh 2009-2029 is expected to make the Krueng Aceh river border into the area of green open space, protected areas, tourism development, the city's transportation system development plan and regional development banks of the river water front city support programs. The purpose of this study conducted to assess the existing condition of the surrounding area Krueng Aceh river banks, and determine the factors supporting the government's policy of Banda Aceh, on the arrangement of Krueng Aceh river banks, which are reviewed and Spatial Banda Aceh 2009-2029, as well as knowing the strategy structuring the development of riparian areas Krueng Aceh, which consists of the strategy structure and strategy pattern space. Factors affecting riparian assessment arrangement Krueng Aceh affected by the restructuring plan, management plan, insight and level of public confidence, which will affect the community's participation in the arrangement of riparian Krueng Aceh and recommendations that can be applied to future arrangements associated riparian Krueng Aceh. The method used in this research is descriptive research approach combined (mixed methods), which supported the qualitative data processing quantitative data. To find significant relationships and test each of respondents used the validity and reliability. The result is that the arrangement of riparian reviewed and Spatial Krueng Aceh Banda Aceh 2009-2029, based plans (Spatial) Banda Aceh from 2009 to 2029, to improve the knowledge society to spatial planning based on the Spatial Plan of Banda Aceh 2009-2029.
Keywords: Riparian, Region, City Planning, Spatial
Abstrak: Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh 2009-2029 diharapkan mampu
menjadikan sempadan sungai Krueng Aceh menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau, kawasan lindung, pengembangan kawasan wisata, rencana pengembangan sistem transportasi kota dan pengembangan kawasan tepi sungai untuk mendukung program water front city. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kondisi eksisting kawasan sekitar sempadan Sungai Krueng Aceh, dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh, terhadap penataan sempadan sungai Krueng Aceh, yang ditinjau dari RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029, serta mengetahui strategi pengembangan penataan daerah sempadan sungai Krueng Aceh, yang terdiri atas strategi struktur ruang dan strategi pola ruang. Faktor yang mempengaruhi Kajian penataan sempadan sungai Krueng Aceh dipengaruhi oleh rencana penataan, rencana pengelolaan, wawasan dan tingkat kepercayaan masyarakat, yang akan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam penataan sempadan sungai Krueng Aceh serta rekomendasi yang dapat diterapkan ke depannya terkait penataan Sempadan Sungai Krueng Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan penelitian kombinasi (mixed
methods), dimana data kualitatif didukung dengan pengolahan data kuantitatif. Untuk mencari
hubungan dan menguji signifikan masing-masing jawaban responden digunakan uji validitas dan reliabilitas dengan metode korelasi dan metode persentase. Hasil penelitian didapat bahwa responden setuju penataan sempadan sungai Krueng Aceh ditinjau dari RTRW Kota Banda Aceh 2009-2029, dengan Meningkatkan wawasan masyarakat terhadap Penataan Ruang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh 2009-2029.
Volume 4, No. 4, November 2015 - 96 PENDAHULUAN
Sistem perkotaan biasanya dibentuk oleh ketersediaan fasilitas publik baik darat, air dan udara yang saling menghubungkan pada kawasan-kawasan fungsional kota dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai.
Peran serta masyarakat dalam penataan ruang dapat berupa keterlibatan secara langsung maupun tidak langsung yang dapat berupa kritikan dan saran maupun bantuan keuangan serta hibah harta benda. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjelaskan bahwa masyarakat mempunyai hak, kewajiban dan peran serta dalam penataan ruang, sehingga penataan ruang kota berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Penataan ruang bukanlah semata-mata suatu kegiatan yang rasionalistik, teknis dan estetis tetapi merupakan pula proses sosial politis yang dinamis dan sarat dengan konflik (Yuditrinurcahyo, 2005). Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh 2009-2029 diharapkan mampu menjadikan sempadan sungai Krueng Aceh menjadi kawasan ruang terbuka hijau, kawasan lindung, pengembangan kawasan wisata, rencana pengembangan sistem transportasi kota dan pengembangan kawasan tepi sungai untuk mendukung program water front city. Permasalahan yang timbul saat ini lebih pada penataan kawasan yang belum maksimal, dimana pola penyusunan ruang yang telah ditetapkan masih banyak yang disalahfungsikan, seperti untuk tempat tinggal,
usaha peternakan dan perkebunan, tempat usaha dan industri rumah tangga.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa penataan ruang adalah suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Pengaruh Besaran Sampling
Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin dalam Novita (2010) :
1
2
Nd
N
n
...(1) Dimana:n= jumlah sampel yang dicari (responden) N= jumlah populasi
d= Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan, Missal yang dikehendaki adalah 90%, maka d=10%
Analisis Uji Validitas dan Reabilitas
Untuk mengetahui kuisioner yang telah dibuat valid atau tidak maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas. Dengan adanya uji validitas tersebut maka kuisioner tersebut dapat digunakan sebagai alat pengukur penelitian. Hasil uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat keabsahan data yang dapat dilihat pada angka Corrected Item-Total Correlation.
97 - Volume 4, No. 4, November 2015 Analisis Korelasi
Menurut Suwigno (2009) analisis korelasi adalah metode statika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih
Besar kecilnya sumbangan nilai variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :
R² = r² x 100% ... (2) Di mana:
R² = nilai koefisien determinasi r = nilai koefisien korelasi (r > 0,3)
Analisis Persentase
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil kuesioner, kemudian dideskripsikan dengan cara menggunakan analisis persentase. Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, penulis menggunakan rumus seperti yang dikemukakan Khusnul Khotimah, 2007, adalah sebagai berikut:
P = F/N x 100 ... (3) Di mana:
P = Persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya (frekuensi jawaban) N = Jumlah responden
Setelah dibuat persentase, selanjutnya jumlah seluruh data responden dihitung kembali berdasarkan zona-zona yang telah dibagi per kecamatan. Perhitungan menggunakan Metode kombinasi (mixed methods) dengan pendekatan deskriptif, dimana data kualitatif didukung dengan pengolahan data kuantitatif.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di sepanjang sempadan sungai Krueng Aceh dalam wilayah Kota Banda Aceh, yang dimulai dari Jembatan Pangoe sampai dengan Jembatan Pante Pirak, yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Ulee Kareng, Kuta Alam, Lueng Bata dan Kecamatan Baiturrahman.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang sempadan sungai dalam lokasi penelitian. Kuisioner yang dipakai bersifat tertutup. Data sekunder diperoleh dari telaah pustaka, wawancara dengan instansi terkait dan dokumentasi (tercetak, tergambar).
Teknik sampling yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak, tiap unit sampel memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel dibagi menurut jumlah kecamatan dengan menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh jumlah sampel yang proporsional untuk tiap kecamatan.
Secara lebih jelas jumlah sampel dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Rekapitulasi Sampel Tiap Kecamatan No Kecamatan Jumlah penduduk Jumlah responden 1 Ulee Kareng 25702 18 2 Kuta Alam 50895 36 3 Lueng Bata 25947 19 4 Baiturrahman 37470 27 Total 140014 100
Volume 4, No. 4, November 2015 - 98 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kombinasi (mixed methods), dimana data kualitatif didukung dengan pengolahan data kuantitatif, metode yang digunakan untuk pengukuran dengan skala Likert. Di dalam mencari hubungan dan menguji signifikan masing-masing jawaban dari responden digunakan uji reliabilitas dan validitas dengan analisa korelasi dan analisa persentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Eksisting Kawasan Sekitar Sempadan Sungai Krueng Aceh Ditinjau Dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh
Kondisi eksisting Sungai Krueng Aceh saat ini telah dimanfaatkan dan dibangun bermacam usaha masyarakat yang belum mendapatkan izin dari pemerintah kota Banda Aceh. Hal ini telah menyebabkan kondisi eksisting Sungai Krueng Aceh tidak terawat dan terbengkalai sehingga mengurangi keindahan Kota Banda Aceh.
Karakteristik Responden Penelitian
Responden pada penelitian ini berjumlah 100 orang, sedangkan sampel yang diambil adalah masyarakat yang tinggal di daerah sempadan sungai Krueng Aceh pada Wilayah Kota Banda Aceh yang terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu: Kecamatan Ulee Kareng, Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan Lueng Bata dan Kecamatan Baiturrahman. Distribusi frekuensi umur responden terbanyak adalah
umur tua (>40 tahun) yaitu berjumlah 48%, serta umur responden yang terendah Berusia antara 21-30 tahun berjumlah 20%. Sementara itu, distribusi frekuensi jenis kelamin pada penelitian ini yakni laki-laki lebih banyak dari perempuan yaitu 86% dan yang perempuan hanya berjumlah 14%. Bila ditinjau dari tingkat pendidikan, maka dominasi tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SMA yang berjumlah 55 orang dan diikuti dengan tingkat sarjana yaitu 26 orang. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi masih kurang.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kuisioner Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui suatu konsistensi hasil pengukuran dari instrumen penelitian yang dipakai. Dalam pengukuran reliabilitas ini digunakan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Suatu instrument dikatakan reliabel apabila memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 (Gozhali, 2005). Secara ringkas hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil uji reliabilitas instrumen kuisioner Kegiatan Nilai Cronbach Alpha Kriteria Status Rencana penataan Sempadan 0.735 0.600 Reliabel Rencana Pengelolaan Sempadan 0.834 0.600 Reliabel Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Tata Ruang 0.801 0.600 Reliabel
99 - Volume 4, No. 4, November 2015 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tata Ruang 0.818 0.600 Reliabel Wawasan Masyarakat Terhadap Tata Ruang 0.719 0.600 Reliabel
Dari Tabel 2 tersebut di atas dijelaskan bahwa nilai alpha cronbach yang diperoleh > 0,6 maka hasil jawaban kuisioner dinyatakan reliabel atau akurat.
Hasil Uji Validitas Instrumen Kuisioner Uji validitas dilakukan untuk mengetahui suatu konsistensi hasil pengukuran dari instrumen penelitian yang dipakai sudah valid. Pertanyaan pada kuesioner dapat dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi > 0,3 (Gozhali, 2005). Secara ringkas hasil uji validitas instrumen penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas
No VARIABEL R hitung R tabel Ket 1 2 3 4 5 A. Rencana Penataan Sempada 0,552 0,418 0,326 0,790 0,479 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Valid Valid Valid Valid Valid 1 2 3 4 5 B. Rencana Pengelolaan Sempadan 0,469 0,853 0,801 0,627 0,458 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Valid Valid Valid Valid Valid 1 2 3 4 5 C. Wawasan Masyarakat Terhadap Tata Ruang 0,455 0,555 0,641 0,522 0,460 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Valid Valid Valid Valid Valid 1 2 3 4 5 D. Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tata Ruang 0,452 0,782 0,751 0,553 0,551 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Valid Valid Valid Valid Valid 1 2 3 4 5 E. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Tata Ruang 0,445 0,714 0,613 0,671 0,519 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Faktor-Faktor yang Menjadi Pendukung Kebijakan Pemerintah Terhadap Penataan Sempadan Sungai Krueng Aceh
Hasil Analisis Korelasi
Analisis korelasi berganda dilakukan untuk mengetahui derajat hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara bersama-sama (simultan) sebagai rencana penataan sempadan, rencana pengelolaan, wawasan masyarakat, tingkat kepercayaan masyarakat (independent) dengan variabel terikat (Y) fungsi hasil yaitu faktor yang menunjang persepsi masyarakat terhadap rencana tata ruang wilayah (dependent). Hasil deskriptif variabel bebas X1, X2, X3, X4 dan variabel terikat Y dalam tabel Descriptive Statistics, dijelaskan bahwa nilai rata-rata (mean) terbesar adalah 3,1500, dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 0,90314, dari 100 responden (N) yang mengisi kuisioner. Nilai yang diperoleh untuk membuktikan hipotesis terdapat hubungan antara variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y maka diuji dengan kaidah keputusan, jika nilai probabilitas 0,05 ≤ nilai probabilitas Sig maka tidak signifikan, dan apabila nilai probabilitas 0,05 ≥ nilai
Volume 4, No. 4, November 2015 - 100 probabilitas Sig maka signifikan. Maka secara
keseluruhan uji signifikasi dapat disimpulkan, seluruh variabel bebas X mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan terhadap variabel terikat Y.
Tabel 4. Uji Korelasi Besarnya Hubungan Dan Kontribusi Variabel Bebas X2, X3, X4 Terhadap Variabel Terikat Y.
Model R R Square Adjusted R Square Change Statistics F Change Sig. F Change 1 .869a .755 .744 73.081 .000
Tabel 4 di atas menjelaskan bahwa besarnya hubungan antara variable X dan Y yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah sebesar 0,869. Hal ini menunjukkan pengaruh yang kuat. Sedangkan kontribusi secara simultan variabel X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y = R2 x 100% atau 0,8692 x 100% = 75,5%, sedangkan sisanya 24,5% ditentukan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Untuk mengetahui tingkat signifikan koefisien korelasi secara keseluruhan digunakan uji signifikansi analisis jalur dengan bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig. Dari tabel Model Summary diperoleh nilai R = 0,869 dengan nilai probabilitas (sig. Fchange) = 0,000, karena nilai sig. Fchange < 0,05, maka artinya rencana penataan sempadan, rencana pengelolaan sempadan, wawasan masyarakat terhadap tata ruang dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tata ruang wilayah berhubungan secara simultan dan signifikan
terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan tata ruang wilayah.
Rencana Penataan Sempadan
Sebanyak 5 orang responden menjawab sangat setuju, 74 Orang responden menjawab setuju dan 21 Orang responden menjawab cukup terhadap rencana penataan sempadan Sungai Krueng Aceh yang merupakan sumber air baku dan biohidrologis yang potensial bagi Kota Banda Aceh, tidak ada responden yang memberi pendapat kurang setuju dan sangat kurang setuju terhadap rencana tersebut, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang didominasi pendapat setuju sebanyak 74 orang dari 100 orang responden yang mewakili 4 (empat) zona penelitian.
Rencana Pengelolaan Sempadan
Sebanyak 9 orang responden menjawab sangat setuju, sebanyak 76 orang responden menjawab setuju dan 15 orang responden menjawab cukup terhadap rencana pengelolaan sempadan Sungai Krueng Aceh sebagai wilayah ruang terbuka hijau dan tempat sarana dan prasarana publik masyarakat Kota Banda Aceh, tidak ada responden yang memberi pendapat kurang setuju dan sangat kurang setuju terhadap rencana tersebut, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang didominasi pendapat setuju sebanyak 76 orang dari 100 orang responden yang mewakili 4 (empat) zona penelitian.
101 - Volume 4, No. 4, November 2015 Wawasan Masyarakat Terhadap Penataan Ruang
Sebanyak 78 orang responden menjawab setuju dan 22 orang responden menjawab cukup terhadap kuisioner wawasan masyarakat terhadap penataan ruang sebagai pengendali dan sebagai kawasan strategis dalam wilayah Kota Banda Aceh, tidak ada responden yang memberi pendapat sangat setuju, kurang setuju dan sangat kurang setuju terhadap wawasan masyarakat terhadap penataan ruang tersebut, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang didominasi pendapat setuju sebanyak 78 orang dari 100 orang responden yang mewakili 4 (empat) zona penelitian.
Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Sebanyak 13 orang responden menjawab sangat setuju, sebanyak 73 orang responden menjawab setuju dan sebanyak 14 orang responden menjawab cukup pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap rencana tata ruang wilayah sebagai akibat dari pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang, tidak ada responden yang memberi pendapat kurang setuju dan sangat kurang setuju terhadap tingkat kepercayaan masyarakat terhadap rencana tata ruang wilayah tersebut, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang didominasi pendapat setuju sebanyak 71 orang dari 100 orang responden yang mewakili 4 (empat) zona penelitian
Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah
Sebanyak 4 orang responden menjawab sangat setuju, sebanyak 68 orang responden menjawab setuju dan 28 orang responden menjawab cukup pada partisipasi masyarakat dalam perencanaan tata ruang wilayah sebagai bentuk keikutsertaan masyarakat dalam penataan sempadan sungai baik secara langsung (harta benda) maupun tidak langsung (pendapat, saran dan informasi) untuk penataan wilayah Kota Banda Aceh, tidak ada responden yang memberi pendapat kurang setuju dan sangat kurang setuju terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan tata ruang wilayah tersebut, jawaban responden yang didominasi pendapat setuju sebanyak 68 orang dari 100 orang responden yang mewakili 4 (empat) zona penelitian. Hasil rekapitulasi persentase jawaban kuisioner kajian penataan sungai Krueng Aceh ditinjau dari rencana tata ruang wilayah Kota Banda Aceh disajikan pada Tabel 5, di bawah ini.
Tabel 5. Rekapitulasi Dominasi Jawaban Responden
No Karakteristik Kuisioner Jawaban Kuision er Persen tase Respo nden Domina si Jawaba n 1 Rencana Penataan Sempadan Sangat Setuju 5 74% Setuju 74 Cukup 21 2 Rencana Pengelolaan Sempadan Sangat Setuju 9 76% Setuju 76 Cukup 15 3 Wawasan Masyarakat Terhadap Sangat Setuju - 78% Setuju 78
Volume 4, No. 4, November 2015 - 102 Penataan Ruang Cukup 22 4 Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Sangat Setuju 13 73% Setuju 73 Cukup 14 5 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah Sangat Setuju 4 68% Setuju 68 Cukup 28 Rata-Rata Sangat Setuju 6,2 % Setuju 73,8 % Cukup 20 % Jumlah 100 %
Dari tabel 5 di atas, rekapitulasi responden dapat disimpulkan bahwa, dominasi jawaban responden setuju dengan nilai rata-rata 73,8% kemudian jawaban responden cukup dengan nilai rata-rata 20% dan terakhir responden menjawab sangat setuju dengan nilai rata-rata 6,2%. Dapat disimpulkan bahwasannya 73,8% masyarakat yang tinggal di sepanjang sempadan sungai dalam Kota Banda Aceh dari Jembatan Pangoe sampai dengan jembatan Pante Pirak Setuju terhadap penataan sempadan sungai Krueng Aceh ditinjau dari RTRW Kota Banda Aceh tahun 2009-2029. Nilai faktor tertinggi yang mempengaruhi karakteristik responden yang setuju terdapat pada wawasan masyarakat terhadap penataan ruang yaitu sebesar 78% terhadap rencana penataan sempadan sungai yang sesuai dengan RTRW Kota Banda Aceh.
Strategi Pengembangan Penataan Daerah Sempadan Sungai Krueng Aceh
Strategi yang digunakan pada penataan sempadan sungai Krueng Aceh yaitu:
Strategi Pengembangan Struktur Ruang Sempadan Sungai Krueng Aceh yang disusun sebagai berikut:
a. Peningkatan pelayanan bagi masyarakat di sepanjang sempadan sungai.
b. Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan prasarana kota secara merata.
Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota Banda Aceh disusun sebagai berikut:
1. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung
a. Pelestarian fungsi sempadan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. b. Penetapan kawasan RTH, kawasan cagar
budaya dan kawasan rawan bencana di sepanjang sempadan sungai
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis di sempadan sungai. a. Pengembangan dan peningkatan fungsi
sempadan sungai.
b. Pelestarian nilai-nilai budaya dan sejarah di sepanjang sempadan sungai.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Pemanfaatan lahan yang belum sesuai dengan peraturan dan izin pada sempadan
103 - Volume 4, No. 4, November 2015 sungai telah terjadi sebelum lahirnya RTRW Kota Banda Aceh. Namun setelah disahkannya RTRW, penataan dan pemanfaatan lahan di sepanjang sempadan sungai belum juga dikelola secara maksimal, terutama pada zona II dan zona IV.
2. Kondisi eksisting zona I dan zona III sebahagian besar lahan telah dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk peternakan, pertanian dan tempat usaha. Seluruh kegiatan dan pembangunan yang dilakukan masyarakat tersebut, tidak mendapat izin resmi instansi terkait dan tidak sesuai dengan RTRW Kota Banda Aceh.
3. Yang menjadi faktor pendukung diketahui bahwa, kajian penataan sempadan sungai Krueng Aceh dengan nilai korelasi R sebesar 0,869 ini menggambarkan bahwa keeratan hubungan variabel bebas (rencana penataan sempadan, rencana pengelolaan sempadan, wawasan masyarakat terhadap tata ruang dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tata ruang wilayah) dan variabel terikat (partisipasi masyarakat dalam perencanaan tata ruang wilayah) adalah sebesar 86,9% (interval koefisien 0,800 – 1,000).
4. Besarnya koefisien determinasi (Rsquare) sebesar 0,755, Hal ini menunjukkan pengertian bahwa partisipasi masyarakat dalam perencanaan tata ruang wilayah yang merupakan variabel Y dipengaruhi sebesar 75,5% oleh rencana penataan sempadan
(x1), rencana pengelolaan sempadan (x2), wawasan masyarakat terhadap tata ruang (x3) dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tata ruang wilayah (x4).
5.
Hasil rekapitulasiresponden
dapat
disimpulkan bahwa, jawaban responden
rata-rata 73,8% masyarakat yang tinggal
di sepanjang sempadan sungai dalam
Kota Banda Aceh dari Jembatan Pangoe
sampai dengan jembatan Pante Pirak
Setuju terhadap penataan sempadan
sungai Krueng Aceh ditinjau dari
rencana tata ruang wilayah Kota Banda
Aceh tahun 2009- 2029, serta sebahagian
lainnya memberi jawaban cukup 20%
dan sangat setuju 6,2%.
6. Strategi
pengembangankawasan
sempadan sungai diharapkan menjadi
prioritas utama, dalam penataan kawasan
Kota Banda Aceh dalam perencanaan
jangka panjang pola ruang dan struktur
7.
ruang. Seluruh fasilitas sarana dan
prasarana pendukung yang telah ada
maupun yang akan dibangun, diharapkan
sesuai dengan standar/peraturan yang
berlaku, mengingat sempadan sungai
juga
berfungsi
sebagai
kawasan
perlindungan setempat, kawasan rawan
bencana, RTH dan kawasan strategis
lainnya.
Volume 4, No. 4, November 2015 - 104 Saran
Dari penjelasan di atas maka akan diberikan saran dan masukan antara lain: 1.
Disarankan
bagi peneliti selanjutnya, dapatmelakukan penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan faktor-faktor lain. 2.
Dari
aspek tata ruang saat ini, maka akanterbentuk tata ruang kota yang tidak teratur. Keadaan ini perlu diantisipasi dengan tindakan pengendalian pemanfaatan lahan secara dini untuk menghindari dan mengendalikan pelanggaran-pelanggaran yang dimungkinkan akan terjadi secara berkelanjutan.
3. Perlu peningkatan kualitas kelembagaan baik dari tingkat bawah sampai dengan pemerintah pusat, dalam pengawasan daerah sempadan melalui pengadaan pendidikan dan pelatihan sesuai bidangnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Bambang, Prasetyo, Lina, Miftahul, Jannah, 2003, Metodologi Penelitian, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Bandung.
2. Dian Kusuma Wardani, dan rekan, 2010, Spatial Urban Design Pada Area Sempadan Sungai (penerapan gis dalam urban design). Local Wisdom-Jurnal Ilmiah.
3. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan. Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hasibuan, SP. Melayu. 2002.
4. Hasnidar, 2013, Kajian Setback (Maju Mundur) Bangunan Terhadap Tata Ruang
Kota, Studi Kasus Jalan DR. MR. H. T. Muhammad Hasan, Banda Aceh
5. Novita Diana, 2010, Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Masyarakat Miskin Terhadap Perumahan di Kota Kuala Simpang, Tesis, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. 6. Novitasari Susilo, 2013, Rancangan Dasar Penataan Kawasan Pemukiman Di Bantaran Sungai Brantas Bagian Tengah Kota Malang, Unbraw, Malang
7. Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011, Tentang Sungai.
8. Pontoh Kurniawan dan Iwan Kustiawan, 2009, Pengantar perencanaan Perkotaan, Penrbit ITB Bandung
9. Sri Dewi Novita, 2010, Kajian Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh 2009-2029, Ditinjau Dari Rencana Utilitas Kota.
10. Subana, M & Sudrajat, 2005, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Pustaka Setia, Bandung.
11. Suciati, 2009, Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Kota Pati, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
12. Suwigno, 2009, Partisipasi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Dan Pengendalian Ruang di Kecamatan Bawen, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.