• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN LOT SIZING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

(Studi Kasus di Quick Chicken Kota Batu – Jawa Timur)

Analysis of Application of Material Requirement Planning (MRP) With Considerating of Lot Sizing For Raw

Material Inventory Control (Case Study on Quick Chicken Batu City- East Java).

Feri Surya Erlangga1*, Retno Astuti 2 dan Mas’ud Effendi 2

1. Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya 2. Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya

Jalan Veteran Malang 65145.

*Penulis Korespondensi : email feri.s.erlangga@gmail.com

ABSTRAK

Quick Chicken cabang kota Batu merupakan salah satu restoran cepat saji yang sering menghadapi

permasalahan terkait dengan sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tidak terstruktur. Metode

yang digunakan oleh perusahaan saat ini dalam pengendalian bahan baku hanya menggunakan perhitungan

konvesional tanpa melakukan suatu peramalan ataupun perencanaan yang baik. Penelitian ini bertujuan

untuk menentukan metode lot sizing yang efektif diterapkan perusahaan dalam perencanaan bahan baku dan

mengetahui perbandingan total biaya persediaan dari model lot sizing yang dihasilkan dengan total biaya

persediaan aktual perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Material Requirement

Planning (MRP). Metode ini bertujuan untuk merencanakan salah satu kebutuhan item-item bahan baku

dengan menentukan waktu dan jumlah pemesanannya. Metode MRP digunakan dengan menggunakan 2

metode lot sizing yang berbeda yaitu metode Lot For Lot dan EOQ (Economic Order Quantity) untuk

mendapatkan biaya total persediaan bahan baku seminimum mungkin yang terdiri dari biaya pemesanan,

penyimpanan dan pembelian bahan baku. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode ARIMA merupakan

metode peramalan yang memiliki tingkat kesalahan peramalan terkecil yaitu 25,5%. Perencanaan kebutuhan

bahan baku yang dibuat berdasarkan hasil peramalan permintaan produk di Quick Chicken menunjukan

teknik lot size yang terbaik adalah EOQ. Teknik EOQ menghasilkan biaya persediaan terendah sebesar Rp

560.566.160,- dibandingkan dengan teknik lot LFL yang menghasilkan biaya sebesar Rp 562.243.761,- dan

metode yang digunakan perusahaan sebesar Rp 575.960.105,-.

Kata Kunci : ARIMA, Material Requirement Planning, Lot Sizing, Pengendalian Persediaan.

ABSTRACT

Quick Chicken branch Batu city, one of the fast food restaurants that exist in Indonesia, often face

problems related to unstructured raw material inventory control system. The company has been usng only

conventional calculation in raw materials control without doing a forecasting or planning. This study aims

was to determine the lot sizing effective method applied by the company in the planning of raw materials

and to compare the total cost inventory using effective lot sizing as the result of this research to the actual

total cost of the company. The method used in this study was the Material Requirement Planning (MRP).

The material requirement planning was based on the demand forecasting which was done to plan the time

and the amount of ordering raw material needed by the company. MRP method was used by using 2

different lot sizing technique, i.e Lot For Lot and EOQ (Economic Order Quantity) to get the minimal total

cost of raw material inventories which consist of the order cost, storage cost and purchase cost of raw

materials. The results showed that the method ARIMA forecasting method had the smallest forecasting error

rate is 25.5%. Raw material requirements planning which made based on the results of forecasting demand

for products in the Quick Chicken lot size showed that EQO is the best lot technique. EOQ produces lowest

inventory cost of Rp 560 566 160,- compared with LFL techniques that produce cost of Rp 562 243 761, -

and the method used by the company amounted to Rp 575 960 105, -.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Perencanaan sistem produksi sangat penting diperhatikan oleh kalangan industri. Kualitas dan kuantitas output atau produk yang dihasilkan tergantung dari sistem produksi yang diterapkan. Apabila sistem produksi yang diterapkan sesuai dengan perencanaannya, maka ouput atau produk yang diinginkan pun dapat tercapai. Sistem produksi memiliki beberapa komponen yang berperan penting dalam menunjang proses operasional suatu industri. Menurut Bhattacharyya (2011), bahan baku merupakan salah satu komponen penting dalam sistem produksi yang perlu diperhatikan untuk kelancaran suatu produksi. Suatu perusahaan perlu merencanakan pembelian dan melakukan kontrol bahan baku untuk mengendalikan biaya bahan baku.

Quick Chicken merupakan salah satu restoran lokal cepat saji yang sedang berkembang di Indonesia. Restoran ini didirikan oleh Bedi Zubaedi pada tanggal 22 April 2000 di Demangan Yogyakarta. Quick Chicken mampu melejit dalam kategori makanan cepat saji dengan menu andalan daging ayam goreng. Sampai dengan akhir tahun 2011, jumlah outlet Quick Chicken mencapai 197 outlet, kemudian mencapai 248 outlet pada awal bulan April 2014. Salah satu outlet Quick Chicken berada di kota Batu, Jawa Timur. Quick Chicken kota Batu mengolah rata-rata 30 kg daging ayam per hari dan memiliki 10 karyawan yang terdiri dari 3 orang sebagai supervisor dan 7 orang di bagian operasional.

Quick Chicken cabang kota Batu dalam pengembangan usahanya sering menghadapi permasalahan, yaitu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tidak terstruktur. Metode yang digunakan oleh perusahaan saat ini hanya menggunakan perhitungan konvesional tanpa melakukan suatu peramalan atau perencanaan yang baik, sehingga perusahaan memerlukan suatu metode yang dapat menangani masalah perencanaan bahan baku. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perencanaan bahan baku adalah Material Requirement Planning (MRP) atau perencanaan kebutuhan material. Metode ini digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan baku yang bersifat dependent (bergantung) terhadap penyelesaian suatu produk akhir. Metode ini bertujuan untuk merencanakan salah satu kebutuhan item-item bahan baku dengan menentukan waktu dan berapa jumlah pemesanannya. Dalam sistem MRP, terdapat tahapan penentuan ukuran pemesanan (lot sizing). Pemakaian model lot sizing yang tepat akan sangat mempengaruhi keefektifan perencanaan kebutuhan bahan (Kristiana, 2008).

Hubungan antara ukuran pemesanan dengan biaya persediaan menjadi sangat penting dalam sistem persediaan. Penentuan model lot sizing akan mempengaruhi biaya persediaan yang harus dikeluarkan akibat kuantitas pemesanan yang

dihasilkan. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan analisa untuk menentukan model lot sizing yang dapat memberikan ukuran pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan minimum dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan karakteristik data permintaan pada produk ayam goreng.

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah menentukan metode lot sizing yang terbaik diterapkan untuk perusahaan dan mengetahui perbandingan total biaya persediaan dari model lot sizing yang dihasilkan dengan total biaya persediaan aktual perusahaan.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilakukan di Resto Quick Chicken yang terletak di jalan Diponegoro no 18 kota Batu pada bulan Juli 2014 hingga Februari 2015. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Manajemen Agroindustri jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang.

Batasan Masalah dan Asumsi

Penentuan batasan masalah dilakukan agar pembahasan lebih fokus dan tidak melebar. Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Peramalan penjualan berdasarkan data bulan Agustus 2013 hingga bulan Juli 2014.

2. Peramalan permintaan dilakukan untuk Agustus 2014 hingga Juli 2015.

3. Perhitungan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku hanya mencakup bahan baku pembuat ayam goreng crispy dan chicken strip.

4. Bahan baku pembuat ayam goreng crispy dan chicken Strip terdiri dari ayam, bumbu (butter dip, butter mix dan marinade), tepung, telur dan minyak.

5. Biaya untuk pengadaan air tidak diperhitungkan. 6. Harga bahan baku per unit didasarkan pada Juli

2014.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik ukuran lot untuk bahan baku pendukung mengikuti lot size bahan baku utama.

2. Supplier dapat menyediakan bahan baku sesuai dengan waktu dan jumlah yang dipesan.

3. Harga bahan baku dan bahan lain yang terkait penelitian tidak mengalami fluktuasi, dan bahan baku dalam kondisi baik (kerusakan bahan baku tidak dipertimbangkan).

Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahapan penelitian yang bertujuan untuk menentukan perencanaan kebutuhan bahan baku secara optimal dengan metode MRP melalui teknik lot sizing.

(3)

1. Survey Pendahuluan dan Studi Literatur

Survey pendahuluan dilakukan dengan cara datang langsung ke perusahaan yang dijadikan obyek penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di dalam perusahaan sehingga dapat diangkat menjadi tema atau topik penelitian. Selain itu survey pendahuluan juga digunakan untuk mempermudah dalam mengidentifikasi bahan baku. Survey pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan wawancara dengan General Manager (GM) dan Supervisor. Studi literatur dilakukan untuk menunjang survey pendahuluan yang telah dilakukan dan sebagai referensi dalam memecahkan masalah.

2. Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian

Identifikasi permasalahan perusahaan dilakukan dengan melaksanakan survey pendahuluan melalui pengamatan secara langsung untuk mengetahui permasalahan yang ada dan mengidentifikasi penyebab permasalahan tersebut. Sistem perencanaan dan pengendalian bahan baku yang diterapkan perusahaan belum mengetahui model penentuan pemesanan (lot sizing) berdasarkan karakteristik data permintaan.

3. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Penelitian Lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara untuk mendapatkan data yang lebih tepat sesuai kebutuhan yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung di lapangan, sedangkan untuk data sekunder merupakan data yang telah diolah atau penulis mengutip dari data yang ada berdasarkan dokumentasi perusahaan. Dalam hal ini, data sekunder yang dibutuhkan adalah sturktur produk, jumlah safety stock, data permintaan serta biaya-biaya terkait persediaan dari data lain yang mendukung penelitian.

b. Penelitian kepustakaan yaitu studi literatur yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas yang mencakup perencanaan pengendalian bahan baku yaitu material requirement planning serta model lot sizing.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan dan analisis data dapat dilihat pada Gambar 1 dengan perincian sebagai berikut:

1. Peramalan Permintaan

Peramalan permintaan merupakan tahap utama yang perlu dilakukan dalam suatu perencanaan bahan baku. Peramalan permintaan dilakukan berdasarkan data penjualan masa lalu yang dimiliki perusahaan untuk meramalkan permintaan pada bulan Agustus 2014 hingga Juli 2015. Data peramalan permintaan yang digunakan adalah pada rentang bulan Agustus 2013 hingga bulan Juli 2014. Pengolahan data permintaan dilakukan dengan menggunakan software IBM SPSS 21.

2. Penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP)

Penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP) digunakan untuk mengetahui kapan suatu bahan baku dibutuhkan dan menentukan jadwal pemesanan serta menentukan berapa banyak bahan baku yang akan dipesan. JIP didapatkan dari hasil peramalan dari data perusahaan mengenai penjualan produk pada bulan Agustus 2013 hingga bulan Juli 2014.

Peramalan Permintaan

Penyusunan Jadwal Induk Produksi

Penyusunan Struktur Produk (Bill Of Material)

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Berdasarkan

Metode MRP

Penentuan Lot Size dengan Metode EOQ dan Lot For Lot

Perbandingan Biaya Persediaan dengan Metode Perusahaan

Gambar 1 Tahapan Analisis Data 3. Penyusunan Struktur Produk (Bill Of Material)

Struktur produk atau Bill Of Material (BOM) berisikan informasi tentang hubungan antar komponen dalam suatu proses produksi. Struktur produk juga mengandung informasi tentang semua item, yaitu level item, serta jumlah yang dibutuhkan.

4. Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Berdasarkan Metode Material Requirement Planning (MRP).

Perencanaan kebutuhan bahan baku dilakukan dengan menggunakan metode MRP, untuk melakukan perhitungan adalah sebagai berikut:

a. Gross Requirement

Total dari semua bahan baku atau komponen yang diperlukan dalam suatu periode.

b. Scheduled Receipts

Merupakan jumlah item yang akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang dibuat.

c. Projected On-Hand

Menyatakan jumlah inventory yang tersedia pada suatu periode waktu tertentu. On-hand pada awal periode berikutnya ditetapkan dengan menggunakan rumus 1 :

(4)

Keterangan :

= Persediaan awal periode t = Persediaan awal periode t-1 = Jadwal penerimaan periode t-1

= Kebutuhan kotor periode t-1 d. Net Requirement

Menyatakan jumlah kebutuhan sebenarnya yang dibutuhkan pada masing-masing periode waktu untuk memenuhi kebutuhan item. Untuk mendapatkan net requirement dapat digunakan rumus 2:

………. (2)

Keterangan :

= Kebutuhan bersih periode t = Kebutuhan kotor periode t = Persediaan awal periode t = Jadwal penerimaan periode t

*Jika hasil perhitungan negatif, maka = 0 e. Planned Order Relase

Menunjukan kapan sejumlah order tertentu harus dilakukan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan komponen induknya disesuaikan dengan lead time masing-masing POR komponen pada level tertentu akan menentukan gross requirement pada level di bawahnya.

5. Penentuan Lot Size

Penentuan lot size dilakukan untuk mengetahui jumlah pesanan paling optimal dari metode penentuan lot size yaitu EOQ, dan Lot For Lot.

6. Analisis Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku

Analisis perbandingan biaya persediaan bahan baku dilakukan dengan menentukan total biaya persediaan bahan baku setiap bulan pada perusahaan sebelum diterapkan metode MRP dan setelah diterapkan metode MRP yang meliputi biaya penyimpanan total biaya persediaan dengan rumus 3 dan 4 :

………(3)

………(4)

Keterangan :

TH = Total biaya penyimpanan.

PAV = Persediaan yang tersedia untuk penggunaaan periode selanjutnya.

h = Biaya persediaan per unit. TC = Total biaya persediaan bahan. D = Total kebutuhan.

c = Biaya pembelian (purchasing cost). F = Frekuensi pengadaan.

k = Biaya pengadaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi ayam goreng crispy dan Chicken Strip terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku tambahan, yaitu :

1. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging ayam segar. Untuk menjaga agar ayam tetap segar, dilakukan pemesananan ayam dilakukan setiap hari agar ayam yang digunakan tetap segar. Pemesanan ayam dalam bentuk per ekor ayam yang terdiri dari sayap, dada, paha atas, dada menthok dan paha bawah tanpa leher, kaki dan isi perut. Ayam didatangkan dengan kondisi telah dipotong oleh pihak supplier, sehingga pihak Quick Chicken dapat langsung memprosesnya.

2. Bahan Baku Tambahan

Bahan baku tambahan yang digunakan dalam pembuatan ayam goreng crispy dan Chicken Strip terdiri dari tepung, telur dan beberapa bumbu yang didatangkan dari pusat. Bumbu-bumbu yang didatangkan dari pusat terdiri dari bumbu marinade, yang merupakan bumbu untuk ayam goreng crispy sebelum dilakukan penepungan, butter dip yang digunakan sebagai bumbu tambahan pada saat dilakukan penepungan ayam goreng crispy, dan butter mix yang digunakan sebagai bumbu tambahan untuk Chicken Strip. Bahan tambahan lainnya yang digunakan adalah Minyak goreng Fryall dan minyak goreng curah.

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku

Peramalan Permintaan dan Jadwal Induk Produksi

Peramalan permintaan merupakan tahapan awal perencanaan kebutuhan bahan baku untuk memprediksi permintaan konsumen pada periode mendatang. Peramalan permintaan dilakukan untuk 12 bulan mendatang yaitu bulan Agustus 2014 hingga bulan Juli 2015. Berdasarkan hasil peramalan dapat diketahui bahwa terdapat satu model peramalan produk ayam yaitu model ARIMA. Dalam tabel hasil peramalan terdapat beberapa metode akurasi peramalan salah satunya adalah MAPE (Mean Absolute Percentage Error). Menurut Gaspersz (2004), semakin kecil hasil pengukuran yang dilakukan maka tingkat akurasi peramalan akan semakin tinggi pula. Dapat dilihat bahwa tingkat error peramalan sebesar 25,5%. Menurut Makridakis (1999), semakin kecil nilai MAPE menyebabkan semakin baik model yang didapat yaitu < 30%. Menurut Syamsir (2008), MAPE merupakan ukuran standar yang seringkali digunakan dalam pengukuran kesesuaian sebuah metode peramalan.

Data Biaya

Biaya yang diperlukan dalam perhitungan biaya total persediaan adalah

(5)

1. Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan yang dipertimbangkan dalam peneilitian ini terdiri dari :

a. Biaya Telepon

Biaya telepon hanya berlaku pada bahan baku yang bersifat dipesan terlebih dahulu, yaitu ayam, marinade, butter mix, butter dip dan minyak goreng fryall. Perhitungan biaya telepon yaitu : Biaya bicara Rp 250/1,5 menit Lama pembicaraan 5 menit

Total biaya telepon Rp. 833,-per pesan b. Biaya Transportasi

Biaya transportasi berbeda untuk setiap bahan baku karena ada beberapa bahan baku yang didatangkan langsung dari pusat. Biaya transportasi ditunjukan pada Tabel 2

Tabel 2 Biaya Transportasi

No Bahan Baku Biaya Transportasi (per setiap pesan)

1 Ayam Rp 10.000 2 Marinade Rp 10.000 3 Butter Dip Rp 10.000 4 Butter Mix Rp 10.000 5 Telur Rp 6.000 6 Tepung Rp 6.000 7 Minyak Goreng Fryall Rp 10.000 8 Minyak Goreng Curah Rp 6.000

.Sumber : Data Primer Diolah. 2. Biaya Penyimpanan

Besar biaya penyimpanan bergantung dengan jumlah pemakaian freezer untuk bahan baku ayam ss

Perhitungan Biaya Persediaan Bahan Baku

Dari data perhitungan biaya simpan dan biaya pemesanan dapat dilakukan perhitungan Material Requirement Planning pada produk ayam goreng crispy dan Chicken Strip dengan menggunakan metode Lot For Lot (LFL) dan Economic Order Quantity. Karena material daging ayam untuk ayam goreng crispy dan Chicken Strips merupakan 1 material utuh setiap pemesanan bahan baku, maka perhitungan bahan baku ayam untuk ayam goreng crispy dan Chicken Strip disamakan karena gudang untuk penyimpanan bahan baku berada dalam satu gedung, maka penyimpanan bahan baku dihitung berdasarkan pemakaian listrik pendingin (freezer) untuk bahan baku ayam, dan pemakaian lampu untuk penyimpanan bahan baku lainnya pada gudang. Fungsi lampu selain digunakan sebagai penerangan juga berfungsi untuk menghindari kondisi ruangan yang lembab, sehingga bahan baku akan lebih tahan lama. Perhitungan biaya penyimpanan bahan baku adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan Freezer

Spesifikasi freezer : 1,5 Kwh/24 jam Lama pemakaian : 24 jam

Tarif listrik : 1496,33/Kwh Total biaya : 1,5 Kwh x 1496,33 : Rp. 2244,5 / hari b. Penggunaan Lampu Tarif listrik : 1496,33/Kwh :Rp 1,49633/Watt ≈ Rp 1,5 / Watt Jumlah Lampu : 2

- Penggunaan Lampu : 24 jam

- Total Biaya : ((2x 10 Watt) x 24 jam) x Rp 1,5 = Rp 720 per hari

Tarif yang digunakan berdasarkan tarif dasar listrik PLN Desember 2014.

Biaya pemesanan didapat dari biaya transportasi dan biaya telepon. Biaya pemesanan dan penyimpanan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 3.

Perhitungan lot EOQ didapatkan hasil ukuran lot untuk setiap material. Dari hasil perhitungan lot tersebut didapat bahwa nilai lot EOQ pada setiap bahan baku tidak dapat memenuhi net requirement atau kebutuhan bersih sehngga frekuensi dalam pemesanan sama dengan frekuensi pemesanan pada Lot For Lot. Dari perhitungan MRP didapat jumlah kebutuhan bahan baku setiap periode, dan dilakukan agregasi sehingga didapat total kebutuhan bahan baku untuk 1 tahun. Hasil agregasi dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.

Data pada Tabel 4 dan Tabel 5 dikonversi agar mempermudah dalam melakukan pembelian bahan baku. Data hasil konversi dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

(6)

Berdasarkan Perhitungan MRP dapat dihitung total biaya pemesanan berdasarkan biaya pemesanan dan frekuensi pemesanan pada setiap bahan baku. Total biaya pemesanan dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Penghitungan biaya pembelian bahan baku kemudian dihitung berdasarkan kebutuhan bahan baku pada Tabel 6 dan Tabel 7. Hasil penghitungan biaya pembelian bahan baku dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11.

Setelah didapatkan biaya pemesan dan biaya pembelian, dapat dilakukan penghitungan total biaya persediaan untuk setiap metode dan akan dibandingkan dengan perhitungan yang selama ini digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui metode mana yang sesuai dengan kondisi perusahaan.

Penentuan Ukuran Lot

Berdasarkan perhitungan MRP dengan ukuran lot menggunakan teknik Lot For Lot dan Economic Order Quantity (EOQ), kemudian perbandingan total biaya persediaan dilakukan untuk mengetahui ukuran lot optimal pada setiap bahan baku. Hasil total biaya persediaan bahan baku dapat dilihat dalam Tabel 12. Perbandingan total biaya kedua metode dengan metode yang digunakan oleh perusahaan yang dapat dilihat dalam Tabel 13.

Berdasarkan hasil perbandingan total biaya persediaan yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa metode EOQ memperoleh total biaya pengadaan material (biaya pesan, bahan baku dan simpan) paling rendah yaitu Rp 560.566.160,-. Perbedaan hasil biaya total persediaan bahan baku teknik LFL dan EOQ adalah pada biaya bahan baku, dimana pengadaan bahan baku dengan menggunakan LFL lebih besar dari pada EOQ. Hasil biaya bahan baku oleh teknik EOQ lebih kecil dari pada Lot For

(7)

Lot dikarenakan lot size hasil perhitungan EOQ menghasilkan lot size yang cukup untuk memenuhi net requirement. Menurut Kristiana (2008), apabila lot size hasil perhitungan EOQ menghasilkan nilai yang cukup besar yang dapat memenuhi net requirement, bahkan dapat menutupi net requirement bulan berikutnya maka biaya persediaan yang lainnya dapat dikurangi.

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil pembahasan terdapat beberapa rekomendasi manajerial yang perlu dilakukan oleh Quick Chicken kota Batu yaitu, perlu memperkirakan dan memproyeksikan permintaan pelanggan dan permintaan bahan baku untuk produksi agar dapat mempersiapkan kebutuhan produksi. Proyeksi permintaan didapat bukan hanya dari pemesanan yang dilakukan oleh pelanggan, namun jumlah pemesanan bahan baku sebelumnya dengan menggunakan metode peramalan sebagai salah satu komponen penyusun jadwal induk produksi yang sebelumnya perusahaan hanya melakukan pemesanan bahan baku berdasarkan data penjualan dan data stok bahan yang tersisa tanpa melakukan peramalan, perhitungan dan perumusan dengan metode tertentu. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan perusahaan agar dapat mengaplikasikan perhitungan MRP dengan baik dan akurat adalah dengan membuat sistem perencanaan bahan baku yang terkomputerisasi dan jelas, sehingga dalam melakukan pencatatan jumlah permintaan serta stok bahan baku dalam gudang dapat terdata dengan jelas dan akan memperkecil kemungkinan kesalahan dalam melakukan peramalan permintaan.

Dalam melakukan pemesanan, perusahaan sebaiknya melakukan pemesanan bahan baku dengan mengikuti jumlah pemesanan pada hasil perhitungan MRP dengan teknik lot EOQ, misal pada hari pertama bulan agustus Quick Chicken memesan 30 ekor ayam. Penyimpanan pemesanan ayam tersebut dapat dilakukan dalam kondisi sudah diberi bumbu. Manfaat dari pemberian bumbu sebelum dilakukan penyimpanan adalah agar bumbu dapat lebih meresap kedalam daging ayam tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis mengenai sistem pengadaan bahan baku dengan mengimplementasikan metode MRP dengan 2 teknik lot sizing Lot For Lot dan EOQ. Didapat teknik lot size yang terbaik adalah teknik lot EOQ. Teknik lot size EOQ menghasilkan biaya persediaan terendah sebesar Rp 560.566.160,- dibandingkan dengan teknik lot LFL yang menghasilkan biaya sebesar Rp 562.243.761,- dan metode yang digunakan perusahaan sebesar Rp 575.960.105,-. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa metode MRP dapat diterapkan Quick Chicken Cabang Kota Batu dengan memperhatikan beberapa hal yaitu melakukan peramalan berdasarkan data penjualan, melakukan.

Beberapa saran dalam penelitian ini adalah perusahaan dapat mempertimbangkan metode MRP dengan teknik lot size EOQ sebagai model dalam menentukan ukuran pemesanan yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan untuk meminimalisasi biaya total persediaan dan dapat melakukan rencana pemesanan bahan baku secara optimal. Selain itu, penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan metode MRP II dan pembuatan sistem perencanaan bahan baku yang terkomputerisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Astana, I.N.Y. 2007. Perencanaan Persediaan

Bahan Baku Berdasakan Metode MRP (Material Requirement Planning). Jurnal

Ilmiah Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Udayana. Denpasar. Vol. 11, No. 2. Hal 2 – 4.

Bhagoria, M, et al. 2010. Multilevel Inventory

Techniques For Minimizing Cost-A Case Study. Indian Journal of Science and

Technology 6(3):693-695.

Bhattacharyya, D and Sengupta, N. 2011.

Management Accounting. Dorling

Kindersley. Hal 75 – 81.

Hanifati. 2013. Analisis Perhitungan Persediaan

Bahan Baku Untuk Memperlancar

Proses Produksi Pada PD Mie Berkah Km 5 Palembang. Jurnal Orasi Bisnis Edisi

ke-IX, Mei 2013. ISSN: 2085-1375. Vol 9 No 3.

Hasian, P, D. 2012. Konsep Persediaan

Minimum-Maximum Pengendalian Part Alat Berat

Tambang PT.Semen Padang. Jurnal

Optimasi Industri Vol 11 no:1 halaman 205 – 230.

Hermanto, B. 2011. Pengaruh Lokasi Usaha,

Karakteristik Bisnis Terhadap Strategi Bisnis dan Kinerja Usaha Industri Kecil

di Sulawesi Utara. Jurnal Aplikasi

Manajemen. Vol 9 no : 3 halaman 1054. Kristiana, I. 2008. Program Bantu Perencanaan

Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Proses Produksi Toner. Jurnal

Informatika. Vol 4 No: 2 ; Halaman 37 – 38.

Makridakis, S dan W, Steven. 1999, Metode dan

Aplikasi Peramalan. Binarupa Aksara.

Jakarta.

Mwansele, H.A, Sichona And Akarro. 2011.

Determination Of Inventory Control Policies at Urafiki Textile Mills Co Ltd in Dar-es-Salaam, Tanzania. Business and

Economic Journal Vol 3 (2): 1-9.

Syamsir, H. 2004. Solusi Investasi di Bursa Saham

Indonesia. PT Elex Media Computindo.

Gambar

Gambar 1 Tahapan Analisis Data  3.  Penyusunan Struktur Produk (Bill Of Material)
Tabel 2 Biaya Transportasi

Referensi

Dokumen terkait

Utility Function Method digunakan menyusun formulasi matematis yang nantinya akan digunakan untuk membagi order yang akan diberikan kepada supplier dengan mengkombinasikan

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 4 unit K) Jumlah peserta Training workshop (orang) 20 orang 20 orang 20 orang 20 orang 80 orang K) Jumlah tersusunnya model skenario PI 3 model 3 model

Secara agregat, rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia di hotel berbintang pada bulan Agustus tahun 2017 mencapai 2,00 hari, mengalami penurunan sebesar 0,03

Cybercrime dirumuskan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan memakai jaringan komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh

Mencermati pola gerakan dan aksi ISIS dapat diyakini bahwa ISIS adalah gerakkan radikalisme atau juga disebut dengan istilah garis keras yang berbahaya untuk umat Islam, tak

Model komunikasi merupakan gambaran sederhana dari proses komunikasi yang menunjukkan hubungan antara satu komponen dengan komponen yang lain.. Berikut ini