• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH: JESIKA SEMBIRING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI OLEH: JESIKA SEMBIRING"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

INVESTASI (SAHAM LQ-45 DI BURSAEFEK INDONESIA)

OLEH:

JESIKA SEMBIRING 150521083

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Jesika Sembiring

NIM : 150521083

Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia)

Medan, September 2017

NIM. 150521083 Jesika Sembiring

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Jesika Sembiring

NIM : 150521083

Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia)

Penguji I Penguji II

Drs. Syahyunan, M.Si Dra. Nisrul Irawati, MBA NIP. 19660904 199109 1 003 NIP. 19621204 198903 2 003

Pembimbing

Dra.Lisa Marlina, M.Si NIP. 19570314 198503 2 00

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Jesika Sembiring

NIM : 150521083

Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia)

Medan, September 2017

a.n Ketua Program Studi Manajemen

NIP. 19660406 199303 1 013

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal

Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi

(Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia)” adalah benar hasil karya tulis saya

sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban

akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2017

NIM. 150521083 Jesika Sembiring

(6)

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Jln. Prof.T.M.Hanafiah,SH,Kampus USU Medan 20155

Telp (061) 8218532, (061) 8214545, Faks (061) 8218532, (061) 8214545

TANDA TERIMA SKRIPSI

NAMA JESIKA SEMBIRING

NIM 150521083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

JUDUL SKRIPSI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA)

Skripsi tersebut di terima:

NO NAMA JABATAN TANDA

TERIMA

1 Dr. Amlys Syahputra

Silalahi, M.Si

Ketua

Departemen/Program Studi 2 Dra. Lisa Marlina, M.Si Pembimbing

3 Drs. Syahyunan, M.Si Penguji I

4 Vina Administrasi Departemen

5 Perpustakaan FEB USU

Diketahui, Medan, September 2017

A.n Ketua Program Studi Mahasiswa yang bersangkutan

Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si

NIP. 19660406 199303 1 013 NIM. 150521083

(7)

ABSTRAK

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

INVESTASI (SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham-saham apa saja yang dapat membentuk portofolio optimal, mengetahui proporsi masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal, mengetahui besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dari portofolio yang terbentuk berdasarkan Model Indeks Tunggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan adalah saham indeks LQ-45 periode Februari 2015 sampai dengan Januari 2017 dengan jumlah sampel yang terpilih sebanyak 39 (tigapuluh sembilan) saham. Hasil penelitian menunjukkan dari 39 (tigapuluh sembilan) saham terdapat 9 (Sembilan) saham yang layak masuk portofolio optimal diantaranya: AKRA dengan proporsi 17.06%, WSKT dengan proporsi 14.33%, ADRO dengan proporsi 8.45%, GGRM dengan proporsi 16.87%, BBTN dengan proporsi 9.03%, TLKM dengan proporsi 12.76%, PTBA dengan proporsi 7.58%, UNVR dengan proporsi 8.86%, UNTR dengan proporsi 5.07%. Portofolio ini memberikan expected return 1.73% per bulan dengan tingkat risiko 3.46% per bulan.

(8)

ABSTRACT

OPTIMAL PORTPOLIO CONSTRUCTION USING SHARPE SINGLE INDEX MODEL (LQ-45 STOCKS INDEX FROM BURSA EFEK

INDONESIA)

The purposes of this study is to find stocks that meet the criteria for establish of the optimal portfolio, to determine the proportion of each stock which formed an optimal portfolio, to determine the level of expected return and risk of the portfolio established based Single Index Model. The method used in this research is descriptive research with quantitative approach. The population used is LQ-45 stocks index period February 2015 until January 2017 and samples selected are 39 (thirty nine) stocks. The results showed from 39 (thirty nine) samples selected, there are 9 (eight) stocks included in the optimal portfolio: AKRA with the proportion of 17.06%, WSKT with the proportion of 14.33%, ADRO with the proportion of 8.45%, GGRM with the proportion of 16.87%, BBTN with the proportion of 9.03%, TLKM with the proportion of 12.76%, PTBA with the proportion of 7.58%, UNVR with the proportion of 8.86%, UNTR with the proportion of 5.07%. Portfolio gives expected return 1.73% per month with 3.46% the rate of risk per month.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan

hikmat yang telah diberikanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini, ada banyak hal yang peneliti alami

serta peneliti menerima banyak dukungan dari pihak-pihak yang tak henti

memberikan semangat dan dukungannya. Pada kesempatan ini peneliti ingin

menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, selaku Ketua Program Studi S-1

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Pembimbing peneliti yang selalu

mendukung, memotivasi, dan memberikan arahan selama skripsi ini dalam

proses penyelesaian.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Penguji 1. Peneliti mengucapkan

terimakasih atas kesediaan Bapak dalam memberikan saran serta nasehat

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Dosen Penguji 2. Peneliti mengucapkan

terimakasih atas kesediaan Ibu dalam memberikan saran serta nasehat

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Teristimewa rasa terimakasih terdalam untuk kedua orangtua, Ayahanda Setia

Sembiring dan Ibunda Tirmayalin Br Sitohang yang selalu mendukung dan

(10)

7. terlebih saat menyelesaikan proses perkuliahan.

8. Kepada Kakak Nova Sembiring, Immanuel Sembiring, Gunawan Sembiring,

Elisabeth Sinaga, Ervina Saragih, Chaterine Girsang, Joen Sihaloho serta

keluarga besar Opung Astrid Sitohang terimakasih atas doa dan motivasinya

selama ini.

9. Kepada seluruh teman-teman Manajemen Ekstensi angkatan 2015 dan

Consolatio Choir yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada pihak-pihak lain baik keluarga, saudara, dan teman yang tak dapat

disebutkan satu per satu terimakasih atas doa dan dukungan yang telah

diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

dan peneliti lainnya.

Medan, September 2017 Peneliti

150521083 Jesika Sembiring

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori ... 6

2.1.1 Investasi ... 6

2.1.2 Return ... 8

2.1.3 Risiko ... 9

2.1.4 Portofolio ... 10

2.1.5 Model Indeks Tunggal ... 12

2.2 Penelitian Terdahulu ... 14

2.3 Kerangka Konseptual ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.3 Batasan Operasional ... 18

3.4 Populasi dan Sampel ... 19

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 22

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 23

3.7 Teknik Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return Saham (Ri) dan Expected Return Saham E(𝑅𝑅𝑖𝑖) ... 31

4.2 Perhitungan Return Pasar (𝑅𝑅𝑚𝑚 ) dan Expected Return Pasar 𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑚𝑚 ) ... 32

4.3 Perhitungan Varian Return Pasar ... 32

4.4 Perhitungan Beta, Alpha, Varians dari Kesalahan Residu, dan Excess Return to Beta (ERB) Masing- Masing Saham ... 32

4.5 Perhitungan Cut off Rate dan Cut Off Point ... 34

4.6 Penentuan Kandidat Portofolio Optimal ... 35

(12)

4.8 Perhitungan Expected Return dan Risiko dari

Kombinasi Portofolio yang Terpilih ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(13)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Return LQ-45 Tahun 2012 hingga 2016 ... 3

2.1 Penelitian Terdahulu ... 14

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Salama 4 Periode Penelitian ... 20

3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel ... 21

3.3 Daftar Saham LQ-45 yang Menjadi Sampel Pada Penelitian ... 21

4.1 Return dan Expected Return... 31

4.2 Hasil Perhitungan Nilai β, α, 𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2, dan ERB ... 33

4.3 Hasil perhitungan Cut Off Rate dan Cut Off Point ... 34

4.4 Kandidat Saham Indeks LQ-45 Dalam Portofolio Optimal …... ... 35

4.5 Proporsi Dana Portofolio Optimal ... 41

(14)

DAFTAR GAMBAR

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Portofolio Optimal ... 11 2.2 Prosedur Pembuatan Portofolio Optimal ... 17

(15)

LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Harga Penutupan Saham Per bulannya ... 48 2 Hargta Penutupan Saham LQ-45 ... 66 3 BI Rate ... 67

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

masa mendatang (Syahyunan, 2015:1). Seorang investor membeli sejumlah saham

saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham

ataupun sejumlah dividen di masa mendatang, sebagai imbalan atas waktu dan

risiko yang terkait dengan investasi tersebut.

Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa yang akan

datang yang mengandung ketidakpastian, yang mengandung unsur risiko bagi

investor oleh karena itu investor perlu membuat portofolio sahamnya. Portofolio

saham adalah investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaan yang berbeda

dengan harapan bila harga salah satu saham menurun, sementara yang lain

meningkat, maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian (Zubir, 2011:2).

Pembentukan portofolio pada dasarnya sangat penting bagi para investor

digunakan sebagai dasar dalam melakukan diversifikasi saham agar dapat

membentuk portofolio yang optimal. Ada beberapa cara untuk membentuk

portofolio optimal, salah satunya dengan menggunakan model indeks tunggal.

Model indeks tunggal dipilih karena lebih sederhana untuk diterapkan,

yaitu dengan menyederhanakan perhitungan model Markowitz dengan

menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan dalam perhitungan

(17)

dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio.

Single index model adalah sebuah teknik untuk mengukur return dan risiko sebuah

saham atau portofolio (Zubir, 2011:97). Model tersebut mengasumsikan bahwa

pergerakan return saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Jika pasar

bergerak naik, dalam arti pergerakan terhadap saham meningkat, maka harga saham

di pasar akan naik juga. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham

akan turun juga.

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan

jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu

sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut

adalah rasio antara akses return dengan beta (excess return to beta ratio). Portofolio

yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai excess return to

beta ratio (ERB) yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan nilai rasio ERB yang rendah

tidak akan dimasukkan kedalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan

sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang

dikatakan tinggi (Hartono, 2014:430).

Banyaknya saham yang terdaftar dalam bursa sering membuat investor

bingung dalam memilih saham yang baik untuk dimasukkan kedalam portofolionya.

Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menerbitkan indeks saham dengan

kriteria-kriteria tertentu untuk mengatasi kesulitan yang dialami para investor. Salah

satu dari indeks saham tersebut adalah Indeks liquid45 (LQ-45).

Indeks liquid45 (LQ-45) adalah indeks yang terdiri dari 45 (empat puluh

(18)

serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan (Tandelilin, 2010:87).

Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam

indeks LQ-45 sebagai berikut:

1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular

(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama

12 bulan terakhir).

3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan

jumlah hari transaksi di pasar regular.

Penggantian saham dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal

bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria

seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti

dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Meskipun diisi oleh saham

perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan

dengan saham perusahaan-perusahaan lain, indeks LQ-45 tidak luput dari naik

turunnya return. Hal tersebut dapat dilihat dari return indeks LQ-45 tahun 2012

hingga 2016 pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Return LQ-45 Tahun 2012 hingga 2016 Tahun Return LQ-45 (%) 2012 6,58 2013 9,40 2014 8,23 2015 -0,14 2016 3,66

(19)

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa return

pasar yang dilihat dari return LQ-45 mengalami fluktuasi dan sempat mengalami

penurunan hingga -0,14% pada tahun 2015, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat

unsur risiko dalam investasi tersebut. Meskipun saham-saham LQ-45 merupakan

sekumpulan saham yang memiliki likuiditas tinggi, memiliki frekuensi perdagangan

tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan

diterima investor sehingga para investor harus mempertimbangkan berbagai

ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya dengan cara membuat

portofolio optimal terhadap investasinya.

Fluktuasi return saham yang cukup tinggi yang terjadi terhadap saham-saham

liquid dalam indeks LQ-45 di dalam menghadapi kondisi pasar membuat peneliti

tertarik membahas lebih lanjut tentang risiko dan return dalam portofolio saham

dengan judul: “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model

Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Saham-saham apa saja yang dapat membentuk portofolio optimal pada saham

LQ-45 di Bursa Efek Indonesia?

2. Seberapa besar proporsi masing-masing saham yang membentuk portofolio

optimal pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia?

3. Seberapa besar tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dari portofolio

(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui saham-saham apa saja yang dapat membentuk portofolio optimal

pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

2. Mengetahui proporsi masing-masing saham yang membentuk portofolio

optimal pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

3. Mengetahui besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dari

portofolio yang terbentuk pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Investor dan Calon Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para investor

untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam membentuk portofolio

optimal saham sehingga para investor dan calon investor dapat memilih

alternatif investasi terbaik.

2. Peneliti

Untuk menambah wawasan mengenai investasi di pasar modal juga melatih

untuk lebih memahami informasi yang dapat dijadikan pedoman dalam

membentuk suatu portofolio.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

masa mendatang (Syahyunan, 2015:1). Seorang investor membeli sejumlah saham

saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham

ataupun sejumlah dividen di masa mendatang, sebagai imbalan atas waktu dan

risiko yang terkait dengan investasi tersebut.

Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa yang akan

datang yang mengandung ketidakpastian, yang mengandung unsur risiko bagi

investor. Seorang investor harus mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan

yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang terkandung dalam

investasi yang dilakukan.

Proses keputusan investasi terdiri dari 5 (lima) tahap keputusan yang

berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik.

Tahap-tahap keputusan investasi tersebut adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2010:12):

1. Penentuan Tujuan Investasi

Tujuan masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor

yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, lembaga dana pensiun yang

bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya

(22)

Sedangkan bagi institusi penyimpanan dana seperti bank misalnya,

mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi di atas

biaya investasi yang dikeluarkan. Mereka biasanya lebih menyukai

investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun pada

penyaluran kredit yang lebih beresiko tetapi memberikan harapan return

yang tinggi.

2. Penentuan Kebijakan Investasi

Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi

tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan

penentuan keputusan alokasi aset. Keputusan ini menyangkut

pendistibusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas asset yang tersedia

(saham, obligasi, real estat ataupun sekuritas luar negeri). Investor juga

harus memperhatikan berbagai batasan mempengaruhi kebijakan investasi

seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan proporsi pendistribusian

dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

3. Pemilihan stategi portofolio

Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap

sebelumnya. Ada dua srategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi

portofolio aktif dan stategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif

meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik

peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih

baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio

(23)

4. Pemilihan aset

Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan

aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan

pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio.

Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien,

yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan

tingkat resiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan

tertentu dengan tingkat risiko terendah.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang

berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya jika tahap pengukuran dan

evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses

keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian

seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.

2.1.2 Return

Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh

pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Hadi, 2013:194). Sumber return

dalam investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gains.

Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau

pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital

gains (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga dari surat berharga yang bisa

memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.

(24)

investasi pada saham, return saham dihitung dengan rumus (Hartono, 2014: 265):

𝑅𝑅𝑖𝑖 = 𝑃𝑃𝑡𝑡−𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡−1𝑡𝑡−1+𝐷𝐷𝑡𝑡

di mana:

𝑅𝑅𝑖𝑖 = return saham i

𝑃𝑃𝑡𝑡 = harga saham periode t 𝑃𝑃𝑡𝑡−1 = harga saham periode lalu 𝐷𝐷𝑡𝑡 = deviden pada periode t

Secara matematis, rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari

suatu sekuritas bisa dituliskan dalam persamaan berikut ini (Zubir, 2011:5):

E(𝑅𝑅𝑖𝑖) = ∑𝑛𝑛𝑡𝑡=1𝑅𝑅𝑖𝑖𝑡𝑡 𝑛𝑛 di mana:

E(𝑅𝑅𝑖𝑖) = expected return saham i 𝑅𝑅𝑖𝑖𝑡𝑡 = return saham i pada hari ke t

n = periode waktu atau jumlah hari observasi

2.1.3 Risiko

Risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau return negatif dari

suatu investasi (Syahyunan, 2015:74). Risiko investasi di pasar modal pada

dasarnya terdiri atas risiko sitematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis

(unsystematic risk). Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat

dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara

(25)

pemerintah, dan sebagainya. Risiko sistematis sering dinyatakan dengan beta (β). Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan

melakukan diversifikasi.

Harry M. Markowits di tahun 1950-an (dalam Hartono, 2014:313)

menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan

menggabungkan beberapa sekuritas tunggal kedalam bentuk portofolio.

Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko didalam portofolio ialah

return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan

sempurna. Selanjutnya, Hartono (2014:314) juga mengatakan salah satu

pengukur risiko adalah deviasi standar (standard deviation) atau varian

(variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar risiko yang diukur

dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai dari tiap-tiap item

menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio juga dapat diukur dengan

besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas

tunggal yang ada di dalamnya.

2.1.4 Portofolio

Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset,

baik berupa real assets maupun financial assets yang dimiliki oleh investor

(Syahyunan, 2015:206). Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk

mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengelola sejumlah dana

pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif.

Portofolio saham adalah investasi yang terdiri dari berbagai saham

(26)

menurun, sementara yang lain meningkat maka investasi tersebut tidak

mengalami kerugian. (Zubir, 2011: 2).

1 Portofolio Optimal

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat

dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan

apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan kedalam portofolio optimal tersebut.

Angka tersebut adalah rasio antara akses return dengan beta (excess return to beta

ratio). Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai

nilai excess return to beta ratio (ERB) yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan nilai

rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan kedalam portofolio optimal.

Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang

menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi (Hartono, 2014:430).

Portofolio optimal secara umum adalah portofolio dititik M di Gambar 2.1.

E(Rp) M E(Rp) 𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅 θ Σp σp

Gambar 2.1 Portofolio Optimal

Portofolio optimal ini merupakan hasil persinggungan garis lurus dari titik 𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅 dengan kurva efficient set. Titik persinggungan M ini merupakan titik

(27)

persinggungan antara kurva efficient set dengan garis lurus yang mempunyai sudut atau slope (θ) terbesar. Slope ini nilainya adalah sebesar return ekspektasian portofolio dikurangi dengan return aktiva bebas risiko dibagi dengan deviasi

standar return dari portofolio.

2.1.5 Model Indeks Tunggal

Pembentukan portofolio pada dasarnya sangat penting bagi para investor

digunakan sebagai dasar dalam melakukan diversifikasi saham agar dapat

membentuk portofolio yang optimal. Ada beberapa cara untuk membentuk

fortofolio optimal, salah satunya dengan menggunakan model indeks tunggal.

Model indeks tunggal dipilih karena lebih sederhana untuk diterapkan,

yaitu dengan menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan

menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan dalam perhitungan

model Markowitz (Hartono, 2014:407). Di samping itu, model indeks tunggal

dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio.

Single index model adalah sebuah teknik untuk mengukur return dan risiko

sebuah saham atau portofolio (Zubir, 2011:97). Model tersebut mengasumsikan

bahwa pergerakan return saham hanya berhubungan denga pergerakan pasar. Jika

pasar bergerak naik, dalam arti pergerakan terhadap saham meningkat, maka

harga saham di pasar akan naik juga. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka

harga saham akan turun juga.

Hartono (2014: 407) mengatakan bahwa model indeks tunggal didasarkan

pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan

(28)

mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Hal ini menyatakan

bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi

umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Dengan

dasar ini, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum

dapat dituliskan:

𝑅𝑅𝑖𝑖=𝑎𝑎𝑖𝑖+𝛽𝛽𝑖𝑖.𝑅𝑅𝑀𝑀+ 𝑒𝑒𝑖𝑖 di mana:

𝑅𝑅𝑖𝑖 = return sekuritas ke-i

𝑎𝑎𝑖𝑖 = ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar 𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta merupakan koefisien yang mengukur perubahan 𝑅𝑅𝑖𝑖 akibat dari

Perubahan 𝑅𝑅𝑀𝑀

𝑅𝑅𝑀𝑀 = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak

𝑒𝑒𝑖𝑖 = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasiannya sama dengan nol atau E(𝑒𝑒𝑖𝑖) = 0

Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam 2

(dua) komponen, yaitu:

1. Komponen return yang unik diwakili oleh alpha(𝑎𝑎𝑖𝑖) yang independen terhadap return pasar

2. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili oleh 𝛽𝛽𝑖𝑖.𝑅𝑅𝑀𝑀

Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk ekspektasian

return sebagai berikut:

(29)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti / Tahun Judul Penelitian Teknik Analisis

Data Hasil Penelitian

1 Margana dan Artini

(2017) Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks tunggal Pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal

Hasil penelitian ini

menunjukkan dari 45 saham terdapat 9 saham layak masuk portofolio optimal diantaranya: CPIN dengan proporsi 12.45%, INDF dengan proporsi 7.7%, HMSP dengan proporsi 12.63%, GGRM dengan proporsi 20.8%, PTPP dengan proporsi 17.99%, SMGR dengan proporsi 14.98%, AKRA dengan proporsi 7.16%, TELKOM dengan proporsi 3.66%, BBTN dengan proporsi 2.63%. portofolio ini

memberikan expected return 4.87% dengan tingkat risiko 0.01%.

2 Sathyaprijaya

(2016)

Optimum Portfolio Construction Using Sharpe Index Model with Reference to Infrastucture Sector and pharmaceutica Sectorl Sharpe index model

Kinerja saham dari 20 perusahaan infrastruktur dan parmasi, 10 dari masing-masing perusahaan dihitung. Ditemukan bahwa sektor farmasi melakukan 80% lebih baik dari sektor infrastruktur. Dari analisis akhir penelitian ini diketahui Dr Reddy dari sektor Farmasi memiliki saham terbesar yaitu 56%, Cipla 25%, Gmr 7%, Ranbaxy 6%, dan Lupin 5%.

3 Wijaya, et al (2016) Analisis Pembentukan

Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal (Studi Pada Saham Indeks Bisnis 27 Yang Listing di BEI Tahun 2013-2015) Analisis pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 sampel yang terpilih terdapat 3 saham perusahaan pembentuk portofolio optimal, yaitu BSDE, BBRI, dan BBCA. Proporsi dana masing-masing saham pembentuk portofolio adalah BSDE (27.96%), BBRI (64.16%), dan BBCA (17.88%). Berdasarkan portofolio yang terbentuk maka tingkat pengembalian ekspektasi sebesar 1.920.008%)% dan risiko portofolio 4 Qur’anitasari, et al (2016) Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Dalam Meminimalkan Tingkat Risiko Analisis pembentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal

Dari 29 sampel penelitian ,kandidat saham yang termasuk dalam portofolio optimal adalah UNVR, BBRI, ICBP, KLBF, INDF pada tahun 2013 PTBA, BBCA, ICBP,

(30)

LanjutanTabel 2.1

No Peneliti / Tahun Judul Penelitian Teknik Analisis

Data Hasil Penelitian

Investasi Dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal (Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI Periode Jan 2013-Juli 2015)

KLBF, BBNI, GGRM, TLKM, PGAS, JSMR, BBRI, INTP pada tahun 2014 dan AKRA, UNVR, LPKR pada bulan Januari-Juli 2015. Basarnya proporsi dana pembentuk portofolio optimal pada tahun 2013 adalah UNVR (47.56%), BBRI (10.62%), ICBP (24.78%), KLBF (10.70%), INDF (6.34%), tahun 2014 adalah PTBA (4.48 %), BBCA (11.53%), ICBP (4.46%), KLBF (15.87%), BBNI (23.50), GGRM (6.51%), TLKM (5.22%), PGAS (18.42 %), JSMR (4.78 %), BBRI (4.37%), INTP (0.51%) dan bulan Januari-Juli 2015 adalah AKRA (5.98%), UNVR (84.92%) dan LPKR (9.10%). Berdasarkan potofolio optimal yang terbentuk maka return ekspektasi adalah sebesar 2.19 % tahun 2013, 3.3124 % tahun 2014 dan 3.3208% bulan Januari-Juli 2015. Risiko portofolio adalah sebesar 0.1436% tahun 2013, 0.0163% tahun 2014 dan 0.0542% bulan Januari-Juli 2015.

5 Marlina (2015) Formation of Stock

Portofolio Using Single Index Model (Case Study on Banking Shares In The Indonesia Stock Exchange)

Single Index Model SDRA. Dengan proporsi masing-masing saham, yaitu MAYA sebesar 2.77%, MCOR sebesar 12.69%, BACA sebesar 12.85%, BBCA sebesar 70.04%, dan SDRA sebesar 1.64%.

6 Suroto (2015) Analisis Portofolio

Menerut Model Indeks Tunggal (Studi Empiris Pada Saham LQ-45 di BEI Periode Agustus 2012-Juli 2015

Model indeks tunggal

Terdapat 8 saham yang masuk dalam portofolio optimal dengan proporsi masing-masing sahm, yaitu ICBP sebesar 2.32%, GGRM sebesar 2.19%, PTBA sebesar 2.17%, UNVR sebesar 44.59%, EXCL sebesar 1.62%, AALI 1.88%, AKRA sebesar 12.91%, dan BBCA sebesar 32.33%. Portofolio yang dibentuk menjanjikan tingkat pengembalian yang

diharapkan sebesar 2.7% per bulan dengan resiko sebesar 7.75%. investor yang bersikap menghindari risiko lebih menyukai melakukan diversivikasi dari pada investasi sepenuhnya pada saham individual.

7 Mary and Rathika

(2014)

The Single Index Model and The Construction of Optimal Portofolio With CNXPharma

The single index model

Dari analisis empiris dapat disimpulkan bahwa dari 10 perusahaan yang dipilih untuk tujuan investasi atas dasar

(31)

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti / Tahun Judul Penelitian Teknik Analisis

Data Hasil Penelitian

8 Nalini (2014) Optimal Portpolio

Construction Using Sharpe’s Single Index Model Study Of Selected Stocks From BSE

Sharpe’s single index model

sampel, hanya 4 perusahaan yang dipilih untuk membentuk portofolio optimal

menggunakan model indeks tunggal. 9 Varadharajan and Ganesh (2012) Construction Of Equity Portfolio Of Large Caps Companies Of Selected Sectors in India With With Reference to The Sharpe Index Model

Sharpe index model

Portofolio yang terbentuk dari 18 (delapan belas)

perusahaan yang dipilih ada lima perusahaan yaitu Jayaprakash Power Ventures 33%, Gujarat Industries Power Corp. 28%, Mercator Lines Ltd 12%, NTPC 23%, dan Patspin Limited 4%. Portofolio yang optimal dibentuk denan sharpe

index model. Sifat uang yang

telah diinvestasikan pada efek ini juga dihitung. Keputusan akhir dari investasi harus dilakukan hanya setelah mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi sekuritas. Ini dapat menjadi faktor makroekonomi ekonomi secara umum yang mengatur gerakan dan tindakan dari efek tersebut dipasar.

10 Eko (2008) Analisis Dan

Penilaian Kinerja Portofolio Optimal Saham-saham LQ45

Model indeks tunggal dan model korelasi konstan

Kombinasi saham-saham pembentuk portofolio optimal ditentukan dengan melihat peringkat masing-masing saham berdasarkan nilai ERB (model indeks tunggal) dan ERS (model korelasi konstan). Portofolio optimal yang dibentuk dengan

menggunakan model indeks tunggal maupun model korelasi konstan

mengindikasikan bahwa investor harus mengalokasikan dana terbesarnya pada saham TLKM.

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam menentukan keputusan investasi, seorang investor harus melakukan

seleksi saham untuk menentukan saham-saham apa saja yang akan dipilih. Saham

yang dipilih yaitu yang memberikan return maksimal dengan resiko tertentu, atau

return tertentu dengan risiko minimal. Sebagai pedoman dalam menyeleksi

(32)

dengan membentuk portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal.

Portofolio yang optimal akan berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio

ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan nilai rasio ERB yang rendah tidak akan

dimasukkan kedalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik

pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan

tinggi (Hartono, 2014:430).

Investor yang rasional akan memilih saham-saham yang masuk kandidat

portofolio (ERB>𝐶𝐶∗). Setelah itu investor dapat melakukan penilaian terhadap kinerja portofolionya, baik pada aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun

risiko yang ditanggung. Kemudian investor mengetahui proporsi dana untuk

diinvestasikan pada saham yang terpilih.

Gambar 2.2 adalah prosedur pembuatan portofolio optimal berdasarkan

model indeks tunggal.

Menghitung Excess return to beta ratio (ERB)

Gambar 2.2

Prosedur pembuatan portofolio optimal

Menghitung nilai cut of rate (Ci)

Menentukah saham yang masuk dalam portofolio optimal (ERB>𝐶𝐶∗)

Menghitung proporsi dana

Menghitung expected return dan risiko portofolio optimal saham c

c

c

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitiaan deskriptif adalah desain

penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian (Sanusi,

2011:13). Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta

yang diperoleh pada saat penelitian dilakukan. Deskriptif yang digambarkan pada

penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan

portofolio saham-saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

menggunakan model indeks tunggal.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan mengakses

www.investing.com, www.idx.co.id, dan www.bi.go.id. Penelitian ini dilakukan

mulai bulan Mei 2017 sampai dengan Agustus 2017.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional digunakan untuk pemusatan pembahasan terhadap

tujuan penelitian yang ingin dicapai, sehingga arah tujuan tidak keluar dari

batasan yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka fokus penelitian ini

adalah menentukan saham-saham yang akan membentuk portofolio optimal,

(34)

optimal menggunakan model indeks tunggal, dan juga menghitung tingkat

pengembalian yang akan diterima dan seberapa besar risikonya.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2009:61).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan go

public yang terdaftar dalam kelompok saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia

selama 4 (empat) periode indeks LQ-45 yaitu periode Februari 2015 sampai

dengan Juli 2015, Agustus 2015 sampai dengan Januari 2016, Februari 2016

sampai dengan Juli 2016, Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2010:174). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel yaitu

1. Perusahaan yang secara berturut-turut terdaftar dalam 4 (empat) periode

indeks LQ-45 yaitu periode Februari 2015 sampai dengan Juli 2015,

Agustus 2015 sampai dengan Januari 2016, Februari 2016 sampai dengan

Juli 2016, Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017.

2. Perusahaan yang tidak melakukan stock split selama periode penelitian.

(35)

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar di BEI selama 4 Periode Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 Kriteria

2 Sampel P1 P2 P3 P4

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 1 2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 2

3 ADRO Adaro Energy Tbk 3

4 AKRA AKR Corporindo Tbk 4

5 ANTM Aneka Tambang Tbk

6 ASII Astra Interational Tbk 5 7 ASRI Alam Sutera Realty Tbk 6 8 BBCA Bank Central Asia Tbk 7 9 BBNI Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk √ √ √ √ √

8

10 BBRI Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk √ √ √ √ √

9

11 BBTN Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk √ √ √ √ √

10

12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 11 13 BMTR Global Mediacom Tbk 12 14 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 13 15 CPIN Charoen Pokphand Indonesia

Tbk √ √ √ √ √

14

16 CTRA Ciputra Development Tbk

17 ELSA Elnusa Tbk

18 EXCL Xl Axiata Tbk

19 GGRM Gudang Garam Tbk 15

20 HMSP HM Sampoerna Tbk

21 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk √ √ √ √

22 INCO Vale Indonesia Tbk 16 23 INDF Indofoot Sukses Makmur Tbk 17 24 INTP Indocement Tunggal Prakasa

Tbk √ √ √ √ √

18

25 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

26 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 19 27 KLBF Kalbe Farma Tbk 20 28 LPKR Lippo Karawaci Tbk 21 29 LPPF Matahari Departement Store

Tbk √ √ √ √ √

22

30 LSIP PP London Sumatera Tbk 23 31 MNCN Media Nusantara Citra Tbk 24 32 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 25 33 MYRX Hanson International Tbk

34 PGAS Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk √ √ √ √ √

26

35 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero) Tbk √ √ √ √ √

27

(36)

Lanjutan Tabel 3.1

No Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 Kriteria 2 Sampel P1 P2 P3 P4

37 PWON Pakuwon Jati Tbk 29 38 SCMA Surya Citra Media Tbk 30 39 SILO Siloam International Hospitals

Tbk √ √ √ √ √

31

40 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 32 41 SMRA Summarecon Agung Tbk 33 42 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk

43 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk 34 44 TBIG Tower Bersama Infrastructure

Tbk √ √ √ √

45 TLKM Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk √ √ √ √ √

35

46 UNTR United Ttractors Tbk 36 47 UNVR Unilever Indonesia Tbk 37 48 WIKA Wijaya Karya (Persero)Tbk 38 49 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 39 50 WTON Wijaya Karya Beton Tbk

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Seleksi Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1. Perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 periode Februari 2015 sampai dengan Januari 2017 secara berturut-turut

40

2. Perusahaan yang melakukan stock split selama penelitian (1)

Jumlah sampel penelitian 39

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

Data perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini terlihat pada

Tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3

Daftar saham LQ-45 yang menjadi sampel pada penelitian ini

No Kode Nama emitem

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 AALI ADHI ADRO AKRA ASII ASRI BBCA BBNI BBRI BBTN BMRI

Astra Argo Lestari Tbk Adhi Karya (Persero) Tbk Adaro Energy Tbk AKR Corporindo Tbk Astra International Tbk Alam Sutera Realty Tbk Bank Central Asia Tbk

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk

(37)

Lajutan Tabel 3.3

No Kode Nama emitem

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 BMTR BSDE CPIN GGRM INCO INDF INTP JSMR KLBF LPKR LPPF LSIP MNCN MPPA PGAS PTBA PTPP PWON SCMA SILO SMGR SMRA SSMS TLKM UNTR UNVR WIKA WSKT Global Mediacom Tbk Bumi Serpong Damai Tbk

Charoen Pokphand Indonesia Tbk Gudang GaramTbk

Vale Indonesia Tbk

Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Jasa Marga (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk

Lippo Karawaci Tbk

Matahari Departement Store Tbk PP London Sumatera Tbk Media Nusantara Citra Tbk Matahari Putra Prima Tbk

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PP (Persero) Tbk

Pakuwon Jati Tbk Surya Citra Media Tbk

Siloam Internasional Hospitals Tbk Semen Indonesia (Persero) Tbk Summarecon Agung Tbk Sawit Sumbermas Sarana Tbk

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk United Tractors Tbk

Unilever Indonesia Tbk Wijaya Karya (Persero) Tbk Waskita Karya (Persero) Tbk

Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

sekunder berupa daftar harga-harga saham indeks LQ-45 selama 4 (empat)

periode, yaitu: periode Februari 2015 sampai dengan Juli 2015, Agustus 2015

sampai dengan Januari 2016, Februari 2016 sampai dengan Juli 2016, Agustus

2016 sampai dengan Januari 2017 dan juga BI rate yang di keluarkan oleh

Bank Indonesia.

Sumber data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data

sekunder berupa daftar harga-harga saham perusahaan yang tercatat pada

(38)

Bank Indonesia. Data diperoleh dari www.investing.com, www.idx.co.id, dan

www.bi.go.id.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan studi dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, buku, suratkabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan melakukan teknik

dokumtasi yaitu dengan mengumpulkan data dari literature, penelitian terdahulu, dan

data yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007.

Metode yang digunakan untuk menentukan portofolio yang optimal adalah metode

indeks tunggal. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data saham perusahaan.

Mengumpulkan data perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu

data harga penutupan saham setiap bulan.

2. Menghitung return dan expected return dari masing-masing saham.

Return saham adalah tingkat pengembalian yang didapat melalui sejumlah

investasi pada saham, return saham dihitung dengan rumus (Hartono, 2014,

265):

(39)

di mana:

𝑅𝑅𝑖𝑖 = return saham i

𝑃𝑃𝑡𝑡 = harga saham periode t 𝑃𝑃𝑡𝑡−1= harga saham periode lalu 𝐷𝐷𝑡𝑡 = deviden pada periode t

Expected return adalah return yang diharapkan oleh investor akan dapat

dihasilkan oleh investasi yang dilakukannya, dihitung dengan rumus (Zubir,

2011:5):

E(𝑅𝑅𝑖𝑖) = ∑𝑛𝑛𝑡𝑡=1𝑅𝑅𝑖𝑖𝑡𝑡 𝑛𝑛 di mana:

E(𝑅𝑅𝑖𝑖) = expected return saham i 𝑅𝑅𝑖𝑖𝑡𝑡 = return saham i pada hari ke t

n = periode waktu atau jumlah hari observasi

3. Menghitung return expected return dari masing-masing pasar.

Return pasar adalah indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEI misalnya

adalah IHSG (indeks harga saham gabungan) atau untuk saham-saham yang

aktif saja (misalmya LQ-45). Jika digunakan LQ-45, maka return pasar dapat

dihitung dengan rumus (Hartono, 2014:408):

𝑅𝑅𝑀𝑀𝑡𝑡 = 𝐿𝐿𝐿𝐿−45𝐿𝐿𝐿𝐿−45𝑡𝑡−𝐿𝐿𝐿𝐿−45𝑡𝑡−1

𝑡𝑡−1

di mana:

𝑅𝑅𝑀𝑀𝑡𝑡 = return pasar periode t 𝐿𝐿𝐿𝐿 − 45𝑡𝑡 = indeks pasar LQ-45 periode t

(40)

Expected return pasar adalah return yang diharapkan oleh investor dapat

dihasilkan oleh pasar, dapat dihitung dengan rumus:

E(𝑅𝑅𝑚𝑚) = ∑𝑛𝑛𝑡𝑡=1𝑅𝑅𝑚𝑚𝑡𝑡 𝑛𝑛

di mana:

E(𝑅𝑅𝑚𝑚) = expected return pasar 𝑅𝑅𝑚𝑚𝑡𝑡 = return pasar pada hari ke t

N = periode waktu atau jumlah hari observasi

4. Menghitung varian return pasar

Risiko pasar adalah selisih antara expected return pasar dengan return pasar

dan dapat dihitung dengan rumus:

𝜎𝜎𝑀𝑀2 = ∑ [𝑅𝑅𝑀𝑀−𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑀𝑀)] 2 𝑛𝑛−1 𝑛𝑛 𝑡𝑡=1 di mana:

𝜎𝜎𝑀𝑀2 = varian return pasar 𝑅𝑅𝑀𝑀 = return pasar

𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑀𝑀) = expected return pasar 𝑛𝑛 = jumlah hari observasi

5. Menghitung beta dan alpha masing-masing saham

Beta merupakan koefisien yang mengukur pengaruh return pasar terhadap

perubahan yang terjadi pada return saham. Beta dapat dihitung dengan

dengan rumus (Hartono, 2014:451):

𝛽𝛽𝑖𝑖 = 𝜎𝜎𝜎𝜎𝑖𝑖𝑀𝑀

(41)

Alpha merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh return pasar dan dapat

dihitung dengan rumus (Hartono, 2014:410):

𝛼𝛼𝑖𝑖 = E(𝑅𝑅𝑖𝑖) - 𝛽𝛽𝑖𝑖 . E(𝑅𝑅𝑚𝑚) di mana:

𝛼𝛼𝑖𝑖 = alpha saham i

E(𝑅𝑅𝑖𝑖) = expected return saham i 𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta saham i

E(𝑅𝑅𝑚𝑚) = expected return pasar i

6. Menghitung varians dari kesalahan residu.

Varians dari kesalahan residu merupakan variabel yang menunjukkan

besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam perusahaan, dapat

dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2010:178):

𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 = 1

𝑡𝑡 ∑𝑡𝑡𝑡𝑡=1 [𝑅𝑅𝑖𝑖𝑡𝑡 – (𝛼𝛼𝑖𝑖 + 𝛽𝛽𝑖𝑖 𝑅𝑅𝑚𝑚𝑡𝑡)]2 di mana:

𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 = varians dari kesalahan residu

𝑡𝑡 = periode waktu atau jumlah hari observasi 𝑅𝑅𝑖𝑖𝑡𝑡 = return saham i pada hari ke t

𝛼𝛼𝑖𝑖 = alpha saham i 𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta saham i

𝑅𝑅𝑚𝑚𝑡𝑡 = return pasar pada hari ke t

7. Menghitung Excess Return to Beta (ERB) masing-masing saham.

Excess Return to Beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu

(42)

Excess Return to Beta (ERB) dapat dihitung dengan rumus (Hartono, 2014:430):

𝐸𝐸𝑅𝑅𝐵𝐵𝑖𝑖 = 𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑖𝑖 )− 𝑅𝑅𝛽𝛽𝑖𝑖 𝐵𝐵𝑅𝑅 𝐸𝐸𝑅𝑅𝐵𝐵𝑖𝑖 = Excess Return to Beta sekuritas ke i 𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑖𝑖 ) = expected return saham i

𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅 = return aktiva bebas risiko 𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta sekuritas ke i

8. Menghitung cut-off rate (𝐶𝐶𝑖𝑖).

Cut off rate (Ci) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk menentukan

apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau tidak. Ci dapat

dihitung dengan terlebih dahulu menghitung niai 𝐴𝐴𝑖𝑖 dan 𝐵𝐵𝑖𝑖 untuk masing-masing sekuritas ke-i sabagai berikut (Hartono, 2014:431):

𝐴𝐴𝑖𝑖 = [𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑖𝑖)− 𝑅𝑅𝜎𝜎 𝐵𝐵𝑅𝑅 ] .𝛽𝛽𝑖𝑖

𝑒𝑒𝑖𝑖 2

di mana:

𝐸𝐸(𝑅𝑅𝑖𝑖)= expected return saham i 𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅 = return aktiva bebas risiko 𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta sekuritas ke i

𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 = varians dari kesalahan residu

𝐵𝐵𝑖𝑖 = 𝛽𝛽𝑖𝑖

2

𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖 2 di mana:

𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta sekuritas ke i

𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 = varians dari kesalahan residu

(43)

dengan rumus (Hartono, 2014, 431): Ci = 𝜎𝜎𝑀𝑀2 ∑ 𝐴𝐴𝑗𝑗 𝑖𝑖 𝑗𝑗=1 1+𝜎𝜎𝑀𝑀2 ∑𝑖𝑖𝑗𝑗=1𝐵𝐵𝑗𝑗 di mana:

𝜎𝜎𝑀𝑀2 = varian dari return indeks pasar 9. Menentukan cut-off point (𝐶𝐶∗)

Besarnya cut off point adalah nilai Ci yang terbesar (Hartono, 2014:435)

10. Menentukan kandidat portofolio optimal

Portofolio optimal ditentukan dengan kriteria jika ERB saham 𝐶𝐶≥ ∗ 11. Menghitung proporsi masing-masing saham dalam portofolio.

Menghitung besarnya proporsi dana dilakukan setelah portofolio terbentuk, dan

dihitung dengan rumus (Hartono, 2014:434):

Wi = 𝑍𝑍𝑖𝑖 ∑𝑘𝑘𝑗𝑗=1𝑍𝑍𝑗𝑗 𝑍𝑍𝑖𝑖 sebesar : 𝑍𝑍𝑖𝑖 = 𝛽𝛽𝜎𝜎𝑖𝑖 𝑒𝑒𝑖𝑖 2 (𝐸𝐸𝑅𝑅𝐵𝐵𝑖𝑖 − 𝐶𝐶∗) di mana:

Wi = proporsi sekuritas ke-i

K = jumlah sekuritas di portofolio optimal 𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta sekuritas ke-i

𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i

𝐸𝐸𝑅𝑅𝐵𝐵𝑖𝑖 = excess return to beta sekuritas ke i

𝐶𝐶∗ = nilai cut off point yang merupakan nilai Ci terbesar

12. Menghitung expected return E(𝑅𝑅𝑝𝑝) dan varians (𝜎𝜎𝑝𝑝2) yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengukur risiko portofolio.

(44)

Expected return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return individual

masing-masing saham pembentuk portofolio, (Hartono, 2014:425):

E(𝑅𝑅𝑝𝑝) = 𝛼𝛼𝑝𝑝 + 𝛽𝛽𝑝𝑝 . E(𝑅𝑅𝑀𝑀) Alpha dan beta portofolio dapat dicari dengan rumus:

𝛼𝛼𝑝𝑝 = ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 Wi . 𝛼𝛼𝑖𝑖 di mana:

𝛼𝛼𝑝𝑝 = alpha portofolio 𝑊𝑊𝑖𝑖 = proporsi sekuritas ke-i 𝛼𝛼𝑖𝑖 = alpha sekuritas ke-i

𝛽𝛽𝑝𝑝 = ∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1 Wi . 𝛽𝛽𝑖𝑖 di mana:

𝛽𝛽𝑝𝑝 = beta portofolio

𝑊𝑊𝑖𝑖 = proporsi sekuritas ke-i 𝛽𝛽𝑖𝑖 = beta sekuritas ke-i

Sedangkan risiko dapat dihitung dengan rumus (Hartono, 2014: 425): 𝜎𝜎𝑝𝑝2 = 𝛽𝛽𝑝𝑝2 . 𝜎𝜎𝑀𝑀2 + (∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1𝑤𝑤𝑖𝑖2 .𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2)

di mana:

𝜎𝜎𝑝𝑝2 = varians portofolio

𝛽𝛽𝑝𝑝2 . 𝜎𝜎𝑀𝑀2 = risiko yang berhubungan dengan pasar

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Return Saham (𝐑𝐑𝐢𝐢) dan Expected Return Saham E(𝑹𝑹𝒊𝒊) Return saham dihitung dengan mengurangkan harga saham periode saat ini

dengan harga saham periode terdahulu dibagi dengan periode terdahulu dimana,

harga saham individual ini didasarkan pada perubahan closing price saham per

bulannya. Expected return dihitung berdasarkan penjumlahan dari return realisasi

suatu saham yang dijadikan sampel yang kemudian dibagi dengan periode

penelitian. Dengan memasukkan return saham dalam rumus perhitungan maka

diperoleh return dan expected return masing-masing saham pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Return dan Expected Return

No Kode Ri E(Ri) 1 AALI -0.2620 -0.0109 2 ADHI -0.3589 -0.0150 3 ADRO 0.8323 0.0347 4 AKRA 0.4229 0.0176 5 ASII 0.1500 0.0062 6 ASRI -0.3602 -0.0150 7 BBCA 0.1282 0.0053 8 BBNI -0.0432 -0.0018 9 BBRI 0.0366 0.0015 10 BBTN 0.7137 0.0297 11 BMRI 0.0084 0.0004 12 BMTR -0.8906 -0.0371 13 BSDE -0.0888 -0.0037 14 CPIN 0.0342 0.0014 15 GGRM 0.2478 0.0103 16 INCO -0.0217 -0.0009 17 INDF -0.2569 -0.0107 18 INTP -0.3130 -0.0130 19 JSMR -0.4454 -0.0186 20 KLBF -0.1364 -0.0057 21 LPKR -0.3670 -0.0153 22 LPPF -0.0935 -0.0039 23 LSIP 0.0997 0.0042 24 MNCN -0.2664 -0.0111

(46)

Lanjutan Tabel 4.1 No Kode Ri E(Ri) 25 MPPA -1.0286 -0.0429 26 PGAS -0.3907 -0.0163 27 PTBA 0.4505 0.0188 28 PTPP -0.0531 -0.0022 29 PWON 0.1571 0.0065 30 SCMA -0.1294 -0.0054 31 SILO 0.1092 0.0046 32 SMGR -0.3811 -0.0159 33 SMRA -0.1606 -0.0067 34 SSMS -0.0248 -0.0010 35 TLKM 0.3460 0.0144 36 UNTR 0.2043 0.0085 37 UNVR 0.2056 0.0086 38 WIKA -0.2295 -0.0096 39 WSKT 0.4128 0.0172 Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

4.2 Perhitungan Return Pasar (𝑹𝑹𝒎𝒎 ) dan Expected Return Pasar 𝑬𝑬(𝑹𝑹𝒎𝒎 ) Return pasar (𝑅𝑅𝑚𝑚 ) dapat dihitung menggunakan data saham LQ-45. Hal

ini dikarenakan penelitian ini menggunaka saham LQ-45 sebagai objek penelitian

sehingga indeks pasar yang digunakan sesuai dengan objek penelitian. Hasil

perhitungan LQ-45 menunjukkan return pasar sebesar -0.0507 dan expected

return pasar diperoleh sebesar -0.0021.

4.3 Perhitungan Varian Return Pasar

Risiko pasar adalah selisih antara expected return pasar dengan return

pasar. Berdasarkan data yang telah diolah peneliti maka varian return pasar

diperoleh sebesar 0.0022.

4.4 Perhitungan Beta, Alpha, Varians dari Kesalahan Residu, dan Excess Return to Beta (ERB) masing-masing Saham

(47)

dipengaruhi oleh return pasar. Varians dari kesalahan residu merupakan variabel

yang mennjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam

perusahaan. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif

dengan beta, dimana untuk mengukur ERB ini di perlukan return aktiva bebas

risiko (𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅).

Dalam penelitian ini return aktiva bebas risiko diukur dari aktiva bebas

risiko seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang memiliki risiko nol dan return

yang diperoleh bersifat pasti. 𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅 dalam penelitian ini menggunakan BI Rate periode Februari 2015 sampai dengan januari 2017. Return aktiva bebas risiko

dihitung dari jumlah rata-rata suku bunga (BI Rate) selama periode penelitian ini

dibagi dengan jumlah periode penelitian, berdasarkan data yang telah diolah

menggunakan rumus tersebut maka diperoleh 𝑅𝑅𝐵𝐵𝑅𝑅 sebesar 0.0055. Tabel 4.2 berikut ini menunjukkan rangkuman hasil perhitungan Nilai Beta, Alpha, Varians

dari kesalahan residu, dan Excess return to beta:

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan nilai β, α, 𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 , dan ERB

No Kode β Α 𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 ERB 1 AALI 0.7731 -0.0093 0.001899 -0.0213 2 ADHI 0.5338 -0.0138 0.004212 -0.0384 3 ADRO 1.5023 0.0379 0.031584 0.0194 4 AKRA 0.2598 0.0182 0.007278 0.0465 5 ASII 1.5575 0.0095 0.002006 0.0005 6 ASRI 1.2042 -0.0125 0.003423 -0.0171 7 BBCA 0.8723 0.0072 0.001138 -0.0002 8 BBNI 1.5705 0.0015 0.000051 -0.0047 9 BBRI 1.4184 0.0045 0.000451 -0.0028 10 BBTN 1.4478 0.0328 0.023713 0.0167 11 BMRI 1.3536 0.0032 0.000227 -0.0038 12 BMTR 1.2139 -0.0345 0.026297 -0.0351 13 BSDE 1.4938 -0.0005 0.000006 -0.0062 14 CPIN 1.4027 0.0044 0.000425 -0.0029 15 GGRM 0.2497 0.0109 0.002596 0.0192

(48)

Lanjutan Tabel 4.2 No Kode Β α 𝜎𝜎𝑒𝑒𝑖𝑖2 ERB 16 INCO 0.2965 -0.0003 0.000002 -0.0217 17 INDF 0.6229 -0.0094 0.001943 -0.0261 18 INTP 0.9954 -0.0109 0.002637 -0.0187 19 JSMR 0.8989 -0.0167 0.006117 -0.0268 20 KLBF 1.0404 -0.0035 0.000267 -0.0108 21 LPKR 0.7187 -0.0138 0.004180 -0.0290 22 LPPF 1.1201 -0.0015 0.000051 -0.0084 23 LSIP 0.5986 0.0054 0.000647 -0.0023 24 MNCN 1.6399 -0.0076 0.001285 -0.0101 25 MPPA 1.4838 -0.0397 0.034781 -0.0326 26 PGAS 1.3259 -0.0135 0.004002 -0.0164 27 PTBA 1.6989 0.0224 0.011023 0.0078 28 PTPP 0.3490 -0.0015 0.000048 -0.0222 29 PWON 1.2020 0.0091 0.001821 0.0008 30 SCMA 0.7410 -0.0038 0.000323 -0.0147 31 SILO 0.0142 0.0046 0.000463 -0.0687 32 SMGR 0.9014 -0.0140 0.004304 -0.0238 33 SMRA 1.5782 -0.0034 0.000248 -0.0077 34 SSMS 1.3875 0.0019 0.000080 -0.0047 35 TLKM 0.7231 0.0159 0.005603 0.0123 36 UNTR 0.6014 0.0098 0.002110 0.0050 37 UNVR 0.4328 0.0095 0.001981 0.0070 38 WIKA 1.1033 -0.0072 0.001152 -0.0137 39 WSKT 0.5865 0.0184 0.007494 0.0199

sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

4.5 Perhitungan Cut off Rate dan Cut of Point

Cut off rate merupakan titik pembatas yang digunakan untuk menentukan

apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau tidak. Ci dapat

dihitung dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing

sekuritas. Sementara Cut off Point adalah nilai Cut off rate tertinggi. Tabel 4.3

menunjukkan rangkuman hasil perhitungan Cut off Rate dan Cut of Point.

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Cut off Rate dan Cut of Point No Kode Ai Bi Ci C* 1 AALI -6.6953 314.7348 -0.0086 2 ADHI -2.5956 67.6442 -0.0110 3 ADRO 1.3865 71.4609 -0.0020 4 AKRA 0.4316 9.2726 0.0034 C*

(49)

Lanjutan Tabel 4.3 No Kode Ai Bi Ci C* 5 ASII 0.5580 1208.9948 0.0006 6 ASRI -7.2255 423.6885 -0.0032 7 BBCA -0.1446 668.7512 -0.0047 8 BBNI -226.3326 48489.9337 -0.0046 9 BBRI -12.5904 4460.0723 -0.0045 10 BBTN 1.4781 88.3924 -0.0022 11 BMRI -30.8381 8059.1508 -0.0034 12 BMTR -1.9682 56.0391 -0.0038 13 BSDE -2131.2237 344951.0773 -0.0062 14 CPIN -13.5483 4630.3989 -0.0061 15 GGRM 0.4613 24.0210 -0.0026 16 INCO -1136.0679 52361.9044 -0.0215 17 INDF -5.2054 199.7320 -0.0215 18 INTP -7.0108 375.7812 -0.0118 19 JSMR -3.5398 132.0913 -0.0109 20 KLBF -43.6373 4049.5238 -0.0102 21 LPKR -3.5795 123.5601 -0.0102 22 LPPF -205.2167 24387.7011 -0.0084 23 LSIP -1.2731 553.6502 -0.0081 24 MNCN -21.2286 2093.3018 -0.0072 25 MPPA -2.0643 63.2977 -0.0089 26 PGAS -7.2247 439.2682 -0.0096 27 PTBA 2.0409 261.8528 -0.0045 28 PTPP -56.2836 2536.6334 -0.0166 29 PWON 0.6720 793.6284 -0.0147 30 SCMA -25.0834 1701.7616 -0.0083 31 SILO -0.0301 0.4377 -0.0116 32 SMGR -4.4836 188.7761 -0.0069 33 SMRA -77.6513 10025.9655 -0.0077 34 SSMS -114.2543 24161.1136 -0.0055 35 TLKM 1.1467 93.3121 -0.0046 36 UNTR 0.8502 171.4671 0.0027 37 UNVR 0.6632 94.5258 0.0021 38 WIKA -14.4523 1056.5380 -0.0085 39 WSKT 0.9133 45.9001 -0.0087

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

4.6 Penentuan Kandidat Portofolio Optimal

Portofolio optimal ditentukan dengan kriteria ERB ≥ C* dan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Kandidat Saham Indeks LQ-45 dalam portofolio Optimal

No Kode ERB Ci Kandidat

1 AKRA 0.0465 0.0034 Kandidat 2 WSKT 0.0199 -0.0087 Kandidat 3 ADRO 0.0194 -0.0020 Kandidat 4 GGRM 0.0192 -0.0026 Kandidat 5 BBTN 0.0167 -0.0022 Kandidat

Gambar

Gambar 2.1 Portofolio Optimal
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2  adalah prosedur pembuatan portofolio optimal berdasarkan  model indeks tunggal
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa  terdapat 9 (sembilan) saham perusahaan  yang memenuhi persyaratan ERB  ≥  C*  yaitu AKRA, WSKT, ADRO, GGRM,  BBTN, TLKM, PTBA, UNVR, UNTR sehingga 9 (sembilan) saham tersebut  dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai single index model dalam pembentukan portofolio optimal pernah dilakukan oleh Wati dkk., (2016) dengan hasil terdapat 5 saham dari 31

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui saham-saham Indeks LQ 45 yang dapat dijadikan pembentuk portofolio optimal dan berapa besarnya proporsi dana serta

Observasi pada 10 saham terpilih pada indeks Bisnis-27 pada periode Januari 2011-Desember 2013 telah menghasilkan portofolio optimal dengan menggunakan 3 model

Dilihat dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa return portofolio yang dihitung dari 11 saham sektor pertambangan batubara yang terpilih dalam pembentukan portofolio

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa saham-saham terpilih yang dapat membentuk portofolio optimal terdiri dari 12 saham perusahaan, dan hasilnya menunjukkan adanya risiko

Portofolio Optimal Dalam penelitian ini pengertian portofolio optimal adalah portofolio yang terdiri dari beberapa saham perusahaan retail, yang dapat memberikan return

Setelah dilakukan perhitungan meng- gunakan metode perhitungan model Markowitz pada periode 2009 hingga 2013, maka terdapat portofolio yang terbentuk dari saham BBCA dengan

Diagram Proporsi Saham Optimal Dari enam saham perusahaan yang masuk dalam portofolio optimal, nilai pengembalian yang diekspektasikan dari portofolio tersebut dapat ditentukan dengan