• Tidak ada hasil yang ditemukan

Titik Ati NIM B11115

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Titik Ati NIM B11115"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

TROBAYAN KALIJAMBE

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan D III Kebidanan

Disusun oleh :

Titik Ati

NIM B11115

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. Z G1 P0 A0 Hamil 6 + 4 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade 1 di PKD Budi Sehat Trobayan Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Arista Apriani SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ny. Z, yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan kasus untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Pimpinan PKD Budi Sehat Trobayan yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

6. Seluruh Dosen dn staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Bapak dan ibu yang telah memberikan bantuan baik material dan spiritual guna kesuksesan penulis.

(5)

v

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 17 Maret 2014

(6)

vi

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. Z UMUR 22 TAHUN

G1 P0 A0 HAMIL 6+4 MINGGU DENGANHIPEREMESIS

GRAVIDARUM GRADE 1DI PKD BUDI SEHAT TROBAYANKALIJAMBE

TAHUN 2014

(xii + 89 halaman + 11 lampiran )

INTISARI

Latar Belakang : Angka kematian ibu di indonesia berdasarkan survey demografi

kesehatan indonesia (2012) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ini disebabkan oleh perdarahan, eklamsi, infeksi, komplikasi masa nifas, emboli obstetrik, abortus dan trauma obstetrik. Angka kejadian di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I, sebanyak 51 orang (62,19 %).

Tujuan Penelitian : Untuk memperoleh pengalaman nyata serta mampu

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney dan dapat menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek dilahan dan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan tersebut.

Metode Kasus : Studi kasus ini menggunakan metode observasional diskriptif

yang dibuat dalam bentuk laporan kasus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Subyek studi kasus Ny. Z dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. Penelitian dilaksanakan tanggal 17 Maret s/d 1 April 2014.

Hasil Studi Kasus : Hasil studi kasus ini masalah Hiperemesis Gravidarum

Grade I dapat diatasi yaitu keadaan ibu sudah membaik, komplikasi dapat dihindari dan kebutuhan sudah terpenuhi. Hasil penelitian dari asuhan ini setelah dilakukan perawatan selama 14 hari dan terapi yang diberikan Vit B6 (25 mg) 3 x sehari, Vit B12 (10 mg) 3 x sehari, Vit C (50 mg) 3 x sehari.

Kesimpulan : Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade I yang dilaksanakan dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. Dan terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yaitu di pengkajian dan di pelaksanaan, meskipun terdapat sedikit kesenjangan tetapi dengan adanya penanganan yang baik dan tepat, maka klien dapat sembuh tanpa adanya komplikasi. Hendaknya bidan dalam penanganan selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan menurut Varney.

Kata Kunci : Asuhan kebidanan ibu hamil, hiperemesis gravidarum grade I. Kepustakaan : 32 (2006 – 2013)

(7)

vii

v Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang paling takut pada perubahan.

v Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna.

v Tiada kata seindah Doa.

v Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan.

v Usaha tanpa Doa adalah kesombongan, Doa tanpa Usaha adalah kebohongan, jadilah seperti akar yang gigih mencari air menembus tanah yang keras demi sebatang pohon.

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :

ü Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan Rahmat-Nya.

ü Ibu Arista Apriani S.ST.,M.Kes terimakasih untuk bimbingannya selama ini.

ü Ayah dan mama tercinta terimakasih untuk cinta kasihnya, disetiap tetes keringatmu serta ketulusan doamu yang selalu mengalir dan tak pernah habis di setiap hembusan nafasku serta dukunganmu yang selalu mengiringi setiap langkahku untuk menggapai kesuksesanku, I Love U so much.

ü My brother dan sister tersayang yang selalu memberikan support dan motivasi yang luar biasa disetiap langkahku.

ü Teman – teman yang telah memberikan support dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini terutama my best friend Si Ompreng (Menyun, Widut dan Comel) dan tak ketinggalan si bambang (nana), si tiyem, dan si ntris I Miss U So Much.

ü Abang – abang ku tersayang (yang tak bisa disebutkan satu persatu) terimakasih untuk dukungan dan motivasinya selama ini.

ü Almamater tercinta angkatan tahun 2011 semoga kita bisa sukses semua teman amiin....

(8)
(9)

ix

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Studi Kasus ... 3

D. Manfaat Studi Kasus ... 5

E. Keaslian Studi Kasus... 6

F. Sistematika Penulisan... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 11

1. Kehamilan ... 11

a. Pengertian ... 11

b. Klasifikasi kehamilan... 11

c. Proses kehamilan ... 11

d. Tanda dan gejala kehamilan... 12

(10)

x

b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 20

c. Tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 21

d. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 21

e. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 21

f. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 22

g. Prognosis Hiperemesis Gravidarum Grade I ... 22

B. Teori Manajemen Kebidanan ... 22

C. Landasan Hukum ... 42

D. Informed Consent ... 42

BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi ... 43

B. Lokasi Studi Kasus ... 43

C. Subyek Studi Kasus... 44

D. Waktu Studi Kasus ... 44

E. Instrumen Studi Kasus ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Alat – alat Yang Dibutuhkan... 48

H. Jadwal Penelitian ... 48

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 49

1. Pengkajian Data... 49

2. Interpretasi Data ... 63

3. Diagnosa potensial ... 65

(11)

xi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 83 B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xii

Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7 : Surat Persetujuan Pasien Responden ( Informed Consent) Lampiran 8 : Lembar Observasi

Lampiran 9 : Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 10 : Leaflet

(13)

1

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang normal dan alamiah (Sulistyawati, 2013). Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan eneg, hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan- bulan pertama kehamilan, biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning sickness. Apabila emesis terjadi selalu sering dan terlalu banyak dikeluarkan maka akan menyebabkan hiperemesis gravidarum (Dewi dan Sunarsih, 2011). Hiperemesis gravidarum yang berlangsung lama (umumnya antara minggu 6 – 12 ) dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin intrauteri (Manuaba, 2007).

Menurut definisi WHO “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Kematian maternal yang sebabkan oleh komplikasi - komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas di negara - negara berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) di indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012). Penyebab langsung

(14)

Kematian ibu di indonesia adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi masa nifas (8%), untuk emboli obstetrik, abortus, trauma obstetrik, persalinan macet masing-masing 5%, penyebab lain (11%) (Sulistyawati, 2013).

Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Tengah selama tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu mencapai 675 kasus dan cenderung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (Dinkes Jawa Tengah, 2012). Indikator derajat kesehatan di Surakarta menunjukkan perbaikan kinerja, yaitu angka kematian ibu dari 91,36 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010

menjadi 39,42 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011 (Dinkes Surakarta, 2011).

Sekitar 50 - 60% kehamilan disertai mual dan muntah dari 360 wanita hamil, 2% diantaranya mengalami mual dan muntah di pagi hari dan sekitar 80% mual dan muntah sepanjang hari, kondisi ini biasanya bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Namun demikian, sekitar 18% kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran (Fauziyah, 2012). Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga dapat memicu terjadinya hiperemesis gravidarum (Asrinah dkk, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 12 Oktober 2013 di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe didapatkan data selama bulan Januari 2013 sampai Oktober 2013 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan berjumlah 214 orang. Sebanyak 132 (61,68%) ibu

(15)

hamil normal dan sebanyak 82 (38,32%) ibu hamil dengan komplikasi. Dari ibu hamil dengan kompikasi didapatkan sebanyak 6 orang (7,32%) ibu hamil dengan preeklamsi, 8 orang (9,76%) ibu hamil dengan anemia, 8 orang (9,76%) ibu hamil dengan hipertensi, 51 orang (62,19%) ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I, dan 9 0rang (10,97%) ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II.

Melihat masih tingginya angka kejadian ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. Z Umur 22 Tahun G1 P0 A0 Hamil 6+4 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe”. Dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Pada Ny. Z Umur 22 Tahun G1 P0 A0 Hamil 6+4 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di PKD Budi Sehat Trobaya Kalijambe dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney ?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.

(16)

2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu

1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap dan sistematis pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

2) Menginterpretasi data serta menemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengn Hiperemesis Gravidarum Grade I.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

4) Melakukan antisipasi pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

5) Mengidentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan atau intervensi segera pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Grvidarum Grade I.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan kenyataan kasus dilapangan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarun Grade I.

(17)

c. Mampu memberikan pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan kenyataan kasus dilapangan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I dan dapat menerapkan teori dan praktek kebidanan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

2. Bagi profesi

Dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan untuk meninggatkan mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan. 3. Bagi institusi

a. PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe

Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum I.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan diperpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

(18)

E. Keaslian Studi Kasus

Penulisan studi kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I, sudah pernah dilakukan oleh :

1. Nuraini Wahyuningtyas (2008) dengan judul,”Asuhan Kebidanan Ibu Pada Ny. M Umur 23 Tahun G1 P0 A0 Hamil 7 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Kurnia Sidoharjo Wonogiri”. Dari studi kasus telah menggunakan manajemen asuhan kebidanan Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum Grade I, yaitu menganjurkan ibu pada saat bangun tidur waktu pagi hari jangan langsung berdiri tetapi duduk dulu baru perlahan - lahan berdiri untuk menghindari mual dan muntah, mengnjurkan untuk banyak minum, istirahat total atau mengurangi aktifitas dan berikan terapi : Vit B6 (25 mg) setiap 8 jam, Vit B12 (10 mg) setiap 8 jam, Vit C (25 mg) setiap 8 jam, terapi psikologik, dan setelah dilakukan kunjungan rumah 3 hari kemudian dengan hasil keadaan umum ibu membaik dan sudah tidak mual muntah lagi.

2. Rintis Intan Wibowo (2009) dengan judul, “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. A Umur 21 Tahun Hamil 6 Minggu G1 P0 A0 Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Widarsih Sragen”. Dari studi kasus diatas telah menggunakan manajemen asuhan kebidanan Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum Grade I yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan secara intensif, menganjurkan ibu untuk makan selagi hangat dengan porsi sedikit tapi sering dan menghindari makanan

(19)

berminyak dan berbau lemak, menganjurkan ibu untuk cukup minum dan istirahat. Beri dukungan moril dan berikan terapi Vit B6 (12 mg) 3×1, Vit B12 (50 mg) 3×1, Vit C (25 mg) 3×1, setelah dilakukan kunjungan rumah 3 hari didapatkan hasil keadaan umum ibu membaik, mual muntah berhenti, kulit tidak kering, badan tidak lemas, nafsu makan sudah baik dan berat badan naik 1 kg.

3. Efri Mia Narweni (2010) dengan judul,”Asuhan Kebidan Ibu Hamil Pada Ny. S Umur 27 Tahun Hamil 8 Minggu G1 P0 A0 Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Mar’fuah Surakarta”. Dari studi kasus diatas telah menggunakan manajemen asuhan kebidana Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum Grade I yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan secara intensif, menganjurkan ibu makan dengan porsi sedikit tapi sering dan menghindari makanan berminyak dan berbau lemak, menganjurkan ibu untuk cukup minum dan istirahat. Memberi dukungan moril dan terapi Vit B6 (25 mg) 3×1, Vit B12 (10 mg) 3×1, Vit C (25 mg) 3×1, setelah dilakukan kunjungan rumah 4 hari didapatkan hasil keadaan ibu membaik,mual muntah berhenti, badan tidak lemas dan nafsu makan sudah baik.

Perbedaan dari ketiga keaslian kasus tersebut dengan studi kasus yang akan dilakukan penulis adalah mengenai subyek, tempat, waktu, dan responden.

(20)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada Karya Tulis Ilmiah ini urutannya meliputi : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus, sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang teori medis meliputi : pengertian kehamilan, klasifikasi kehamilan, proses kehamilan, tanda dan gejala kehamilan, komplikasi yang menyertai kehamilan, faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan. Pengertian hiperemesis gravidarum, Etioligi hiperemesis gravidarum, patofisiologi hiperemesis gravidarum, gejala dan tingkat hiperemesis gravidarum, diagnosis hiperemesis gravidarum, pencegahan hiperemesis gravidarum, penatalksanaan hiperemesis gravidarum, prognosis hiperemesis gravidarum. Pengertian hiperemesis gravidarum grade 1, etiologi hiperemesis gravidarum grade 1, tanda dan gejala hiperemesis gravidarum grade 1, diagnosis hiperemesis gravidarum grade 1, pencegahan hiperemesis gravidarum grade 1, penatalaksanaan hiperemesis gravidarum grade 1, prognosis hiperemesis

(21)

gravidarum grade 1. Teori manajemen kebidanan menurut tujuh langkah Varney meliputi:

Pengkajian data, Interpretasi data, Diagnosa pitensial, Antisipasi, Rencana tindakan, Pelaksanaan, Evaluasi, data perkembangan menggunakan SOAP pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade 1, landasan hukum, dan inform concent.

BAB III METODOLOGI

Dalam bab ini menguraikan jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data dan alat - alat yang dibutuhkan.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang asuhan kebidanan di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe secara nyata sesuai menejemen dari pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan. Sedangkan dalam pembahasan kasus, penulisan kasus menjelaskan tentang masalah – masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan dilapangan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan dari pembahasan kasus di PKD Budi Sehat Trobayan

(22)

Kalijambe. Sedangkan saran merupakan alternatif perumusan tanggapan dari kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(23)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis 1. Kehamilan a. Pengertian kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau sembilan bulan menurut kalender intenasional (Prawirohardjo, 2010). b. Klasifikasi kehamilan

Klasifikasi kehamilan meliputi : kehamilan trimester I yaitu umur kehamilan nol sampai 12 minggu, kehamilan trimester II yaitu umur kehamilan 13 sampai 28 minggu, serta kehamilan trimester III yaitu umur kehamilan 29 sampai 42 minggu (Manuaba, 2010).

c. Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yaitu mulai dari ovulasi, terjadinya migrasi, konsepsi, nidasi, pembentukan plasenta sampai tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm (Manuaba, 2010).

(24)

d. Tanda - tanda Kehamilan

1) Tanda - tanda kemungkinan hamil

Tanda - tanda kemungkinan hamil menurut Manuaba (2010), adalah amenore (terlambat datang haid), mual dan muntah (emesis), mengidam, pingsan (sinkope), payudara tegang, sering miksi, konstipasi, pigmentasi kulit, dan varises.

2) Tanda - tanda tidak pasti kehamilan

Menurut Manuaba (2010), tanda - tanda tidak pasti hamil, yaitu rahim membesar, tanda hegar, tanda chadwick, tanda piscaseck, tanda braxton hicks, teraba ballottement, pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

3) Tanda - tanda pasti kehamilan

Tanda - tanda pasti hamil menurut Manuaba (2010), yaitu gerakan janin dalam rahim, terlihat atau teraba gerakan janin, denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop, alat doppler, dan dilihat dengan ultrasonografi.

e. Komplikasi kehamilan

1) Komplikasi Kehamilan Trimester I

Menurut Manuaba (2008), komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah hiperemesis gravidarum, abortus, kehamilan ektopik, mola hidatidosa.

(25)

Menurut Manuaba (2008), komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah perdarahan antepartus, hipertensi dalam kehamilan, kehamilan lewat waktu, kehamilan kembar, hidramnion dan ketuban pecah dini.

f. Faktor - faktor yang mempengaruhi kehamilan

Menurut Sulistyawati (2013), faktor - faktor yang mempengaruhi kehamilan, antara lain :

1) Faktor fisik

Berkaitan dengan status kesehatan kehamilan pada usia tua, berkaitan dengan status kesehatan kehamilan multipel, berkaitan dengan status kesehatan kehamilan dengan HIV.

2) Status gizi

Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.

3) Gaya hidup

Berkaitan dengan perokok, minuan keras, obat - obatan penenang (narkoba), pergaulan bebas (hamil pranikah, hamil tidak diinginkan).

(26)

4) Faktor psikologis a) Stresor internal

Faktor pemicu stres ibu hamil berasal dari ibu sendiri seperti adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi. b) Stresor eksternal

Pemicu stres yang berasal dari luar antara lain : masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, dan tekanan dari lingkungan.

2. Hiperemesis gravidarum a. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2012).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu (Norma dan Dwi, 2013).

Hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari hari dan bahkan dapat membahayakan ibu hamil (Manuaba, 2008).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan selama masa hamil (Varney, 2007).

(27)

b. Etiologi Hiperemesis gravidarum

Menurut Manuaba (2007), penyebab gestosis - hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat faktor berikut ini :

1) Psikologis, bergantung pada apakah ibu dapat menerima kehamilannya dan apakah kehamilannya diinginkan atau tidak. 2) Fisik, terdapat kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam

sirkulasi darah ibu, terjadinya peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic gonadotropin, faktor konsentrasi human chorionic gonadotropin yang tinggi, faktor gizi/anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

c. Patofisiologis Hiperemesis gravidarum

Menurut Manuaba (2007), diawali dengan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan deurisis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga PH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua itu masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut :

(28)

1) Hepar

Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkin liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum. 2) Ginjal

Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun, terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal, sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.

d. Gejala dan tingkat Hiperemesis Gravidarum

Menurut Norma dan Dwi (2013), gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi :

1) Tingkat I (Ringan), dengan gejala mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di epigastrum, nadi meningkat dan tekanan darah turun, turgor kulit turun, lidah kering dan mata cekung. 2) Tingkat II (Sedang), dengan gejala mual muntah yang hebat

menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah dan apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), tekanan darah turun, ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.

(29)

3) Tingkat III (Berat), dengan gejala keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil (halus) dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tekanan darah turun sekali, ikterus, komplikasi yang sangat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicke, nistagmus, diplopia, perubahan mental).

Untuk usia kehamilan pada hiperemesis gravidarum grade I,II,dan III yaitu dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan diantara 30 – 60 hari. Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60 – 70 hari kemudian menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100 – 130 hari (Prawirohardjo, 2010).

e. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak terlalu sukar, dapat diketahui dengan terdapatnya amenorea, mual dan muntah berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari - hari dengan berbagai tingkat (Manuaba, 2008).

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum dapat dengan mudah ditegakkan melalui gambaran klinis seperti amenore, mual muntah berlebihan sampai mengganggu aktifitas sehari - hari, nyeri perut bagian bawah (tidak berhubungan dengan persalinan normal) (Sulistyawati, 2013).

(30)

f. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum

Prinsip pencegahan menurut Fauziyah (2012), adalah dengan memberikan edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup ibu hamil. Diet ibu hamil yaitu makan sedikit - sedikit tapi sering, kaya akan karbohidrat dan rendah lemak, memberikan makanan selingan seperti snack, kacang, biskuit dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur, menghindari makanan yang berminyak dan berbau dan makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin. Edukasi gaya hidup bisa dengan istirahat dan dukungan emosional.

g. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu : 1) Terapi obat menggunakan sedatif, yang sering diberikan adalah

Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6 atau B kompleks. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti stimetil atau khlorpromasin.

2) Penanganan Hiperemesis Gravidarum yang lebih berat perlu dikelola dirumah sakit.

3) Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran darah yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita

(31)

mau makan. Kadang - kadang dengan isolasi saja gejala - gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

4) Terapi Psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. 5) Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit

dengan dekstrosa 5% - 10% dalam cairan garam fisiologis dilakukan sebanyak 2 - 3 liter sehari. Bila perlu berikan vitamin intravena, elektrolit (kalsium, kalium, dan natrium) serta protein. 6) Penghentian kehamilan, pada keadaan yang sangat berat tindakan

ini dilakukan dengan indikasi gangguan kesadaran dan saraf, somnolen sampai koma, ensefalopati wernick, gangguan organik ( perdarahan esofagus, lambung, retina) atau gangguan fungsi hati dan ginjal (Manuaba, 2008).

h. Prognosis Hiperemesis Gravidarum

Menurut Manuaba (2007), prognosis hiperemesis gravidarum melalui pengobatan konservatif melalui rehidrasi dan pemberian glukosa. Kriteria keberhasilan pengobatan dapat ditentukan sebagai berikut : rehidrasi berhasil dan turgor kulit pulih kembali, diuresis bertambah banyak sehingga benda keton semakin berkurang, kesadaran penderita semakin membaik, keadaan ikterus semakin

(32)

berkurang, hasil pemeriksaan laboratorium membaik, artinya benda keton semakin berkurang.

3. Hiperemesis Gravidarum Grade I a. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah mual muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2012).

Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah mual dan muntah yang disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga mengganggu kesehatan dan aktifitas (Rukiah dkk, 2013).

b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Grade I

Menurut Norma dan Dwi (2013), penyebab mual muntah belum diketahui secara pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Tetapi diduga ada tiga faktor yaitu : 1) Faktor predisposisi

Meliputi : primigravida, mola hidatidosa, kehamilan ganda. 2) Faktor organik

Masuknya villi khorealis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik karena hamil, alergi sebagai salah satu respon jaringan ibu terhadap anak.

(33)

3) Faktor psikologis

Meliputi rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah.

c. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Grade 1

Menurut Fauziyah (2012), tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum Grade I sebagai berikut : mual dan muntah terus menerus sehingga menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri diepigastrum, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah turun, turgor kulit kering, lidah kering, dan mata cekung.

d. Diagnosa Hiperemesis Gravidarum Grade I

Diagnosis hiperemesis gravidarum tidak terlalu sukar karena penyakit ini berkaitan dengan gestose (gestatio - hamil), yaitu hanya terdapat pada ibu hamil (Manuaba, 2008).

e. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade I

Prinsip pencegahan Norma dan Dwi (2013), adalah penerapa bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Diet ibu hamil yaitu makan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi, hindari makanan berminyak dan berbau lemak, makan dan minum sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau hangat dan jika bangun pagi jangan segera turun

(34)

dari tempat tidur serta anjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

f. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade I

Menurut Norma dan Dwi (2013), Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan yaitu kolaborasi dengan dokter kandungan dalam pemberian program terapi seperti :

1) Infus untuk memberi larutan dekstrosa 5% dengan kecepatan aliran 200 ml per jam untuk liter pertama, larutan yang diberikan akan membantu mengganti cairan yang hilang.

2) Terapi obat : Sedativa (Luminal, Stesolid), vitamin (B1 danB6), anti muntah (Mediamer B6, Dramamin, Avopreg, Avomin, Metoklopramid, Disiklomin hidroklorida atau klorpromazin). g. Prognosis Hiperemesis Gravidarum Grade I

Sebagian besar hiperemesis gravidarum grade I dapat diatasi dengan berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan pengobtan rumah sakit. Penderita hiperemesis gravidarum grade I yang dirawat dirumah sakit, hampir seluruhnya dapat dipulangkan dengan memuaskan, sehingga kehamilannya dapat diteruskan (Manuaba, 2010).

B. TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

(35)

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan, dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang, 2008).

2. Proses Manajemen Kebidanan

Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum grade I menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengmpulkan semua informasi yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

Pengumpulan data ini meliputi : a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang diperoleh dan hasil bertanya dari pasien, suami, atau keluarga (Rukiyah dkk, 2013).

Data subyektif meliputi :

1) Biodata yang mencakup identitas pasien dan suami menurut (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(36)

a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat - alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas.

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

d) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.

e) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari - hari. f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengrtahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.

(37)

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila perlu. 2) Keluhan Utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Keluhan yang muncul pada kasus hiperemesis gravidarum grade I adalah mual - muntah 8 - 10 x/hari (Sulistyawati, 2013).

3) Riwayat haid / menstruasi

Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran (Sulistyawati, 2013). 4) Riwayat perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah sah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Dikaji untuk mengetahui jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forseps, atau dengan SC), riwayat perdarahan pada

(38)

kehamilan, persalinan atau nifas sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya, berat bayi sebelumnya < 2500 atau > 4000 kg, serta masalah - masalah lain (Rukiyah dkk, 2013).

6) Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji untuk mengetahui hari pertama haid terakhir dan apakah siklus menstruasi normal, gerakan janin (kapan mulai dirasakan

dan apakah ada perubahan yang terjadi), masalah dan tanda - tanda bahaya, keluhan - keluhan lazim pada kehamilan,

penggunaan obat - obatan (termasuk jamu - jamuan) serta kekhawatiran lain yang dirasakan (Dewi dan Sunarsih, 2011). 7) Riwayat keluarga berencana

Dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi (Ambarwati dan Wulandari 2010). 8) Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah pada keadaan ibu hamil hiperemesis gravidarum grade 1 menderita sakit flu, batuk dan demam.

b) Riwayat penyakit sistemik

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu hamil diantaranya penyakit jantung, diabetes melitus (DM),

(39)

ginjal, hipertensi atau hipotensi, hepatitis yang dapat mempengaruhi kehamilan (Sulistyawati, 2013).

c) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat penyakit menular seperti TBC dan hepatitis (Jannah, 2011). d) Riwayat keturunan kembar

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar (Manuaba, 2008). e) Riwayat operasi

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses kehamilan ini (Manuaba, 2008). 9) Pola kebiasaan sehari - hari sebelum dan selama hamil

a) Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan, apakah ada pantangan makan dan jenis minuman apa yang diminum serta berapa banyak ibu minum dalam satu hari (Sulistyawati, 2013). Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade 1 asupan makan dan minum berkurang (Varney, 2007).

(40)

b) Eliminasi

Dikaji untuk menggambarkan kebiasaan BAB dan BAK pasien sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna, dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I mengalami penurunan pengeluaran urine karena terjadi dehidras (Varney, 2007).

c) Aktifitas

Dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien sehari - hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade 1 aktifitas menjadi terganggu (Varney, 2007).

d) Istirahat

Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan adanya gangguan rasa

nyaman ibu mengalami mual dan muntah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

e) Seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam seminggu dan apakah mengalami

(41)

gangguan saat melakukan hubungan seksual (Sulistyawati, 2013).

f) Psikososial budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak, adakah pantangan makan selama kehamilan, kebiasaan adat - istiadat dalam kehamilan (Sulistyawati, 2013).

g) Penggunaan obat - obatan atau rokok

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obat - obatan atau tidak selama hamil (Rukiyah dkk, 2013). b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan (Rukiyah dkk, 2013) meliputi :

1) Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, cukup atau kurang. Pada hiperemesis gravidarum grade 1 keadaan umum ibu lemah dan cukup (Fauziyah, 2012).

b) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu mulai dari keadaan composmentis, apatis sampai dengan koma. Pada ibu hamil

(42)

dengan hiperemesis gravidarum grade 1 kesadaran ibu composmentis (Fauziyah, 2012).

c) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara 90/60 - 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut - turut pada selisih 1 jam (Saifuddin, 2006). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade 1 tekanan darah terjadi penurunan yaitu kurang dari 90/60 mmHg (Manuaba 2007).

d) Suhu

Untuk nengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak pada kehamilan hiperemesis gravidarum suhu diukur dengan menggunakan skala derajat celcius. Batas normal 36,5oC - 37,0oC (Saifuddin, 2006). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade 1 keadaan suhu badan mengalami kenaikan dari batas normal karena dehidrasi (Manuaba, 2007).

e) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1

(43)

(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Nadi pada hiperemesis gravidarum grade 1 sekitar 100 kali per menit (Manuaba, 2008).

f) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi parnafasan yang di hitung dalam 1 menit, respirasi normal yaitu 20 - 30x/menit (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade 1 pernafasan lebih cepat (Manuaba, 2008). g) Berat badan

Untuk mengetahui kenaikan berat badan atau penurunan berat badan. Kenaikan berat badan ibu hamil normal rata - rata antara 6,5 kg sampai 16 kg (Pantikawati dan Saryono, 2010). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade 1 berat badan menurun (Manuaba, 2008).

h) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan ibu yang dilakukan untuk mendeteksi adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm (Pantikawati dan Saryono, 2010).

i) LILA

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, dengan batas lingkar lengan normal, yaitu 23,5 cm (Mandriwati, 2008).

(44)

2) Pemeriksaan sistematis a) Kepala, meliputi :

(1) Rambut

Untuk mengetahui apakah rambut rontok atau tidak, menilai warnanya, kelebatan, dan karakteristik rambut (Rukiyah dkk, 2013).

(2) Muka

Untuk mengetahui apakah muka oedema atau tidak (Jannah, 2011).

(3) Mata

Untuk mengetahui keadaan conjungtiva pucat atau merah muda, warna sclera putih atau kuning (Rukiah dkk, 2013). Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade 1 mata terlihat cekung (Manuaba, 2007).

(4) Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung dari kebersihan, alergi debu atau tidak dan ada polip atau tidak (Sulistyawati, 2013).

(5) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga apakah ada gangguan pendengaran atau tidak, ada serumen atau tidak (Sulistyawati, 2013).

(45)

(6) Mulut

Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kering dan kotor atau tidak (Sulistyawati, 2013). Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade 1 lidah terlihat kering (Manuaba, 2007).

b) Leher

Untuk mengertahui adakah pembengkakan kelenjar limfe atau pembengkakan kelenjar tiroid (Rukiyah dkk, 2013). c) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak, simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, areola hiperpygmentasi atau tidak, keadaan axilla ada benjolan dan nyeri atau tidak (Rukiyah dkk, 2013).

d) Ekstremitas

Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices atau tidak, adanya kelainan atau tidak, reflek patella positif atau negatif (Varney, 2007).

e) Kulit

Untuk mengetahui turgor kulit kering atau lebih mengurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I turgor kulit menurun (Manuaba, 2007).

(46)

3) Pemeriksaan khusus obstetri a) Abdomen

(1) Inspeksi

Untuk mengetahui adanya bentuk perut dan pembesaran perut, adanya strie dan linea, luka bekas operasi, gerakan janin, TFU, hasil pemeriksaan palpasi leopold, TBJ, DJJ dan presentasi (Prawirohardjo, 2010).

(2) Palpasi

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011), yaitu :

(a) Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang berada di fundus dengan kedua telapak tangan. (b) Leopold II : untuk menentukan bagian kanan dan

kiri perut ibu.

(c) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian bawah perut dan apakah bagian bawah tersebut sudah atau belum masuk pintu atas panggul. (d) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa masuknya

bagian bawah janin ke dalam rongga panggul.

Untuk kehamilan trimester I palpasi hanya dilakukan pada leopold I dengan pengukuran menggunakan jari

(47)

untuk mengetahui tinggi fundus uteri (Rukiyah, dkk 2013).

(e) TBJ : untuk mengetahui tafsiran berat janin yang diukur dari panjang antara simpisis dan fundus uteri dikurangi 12 untuk kepala janin yang masih diatas simpisis dan dikurangi 11 untuk kepala janin yang telah masuk PAP dikali 155 (Manuaba, 2007).

(3) Auskultasi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya DJJ apakah dalam batas normal atau tidak (Dewi dan Sunarsih, 2011).

b) Anogenital (1) Vagina

Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui apakah ada kelenjar bartolini, mengetahui pengeluaran yaitu perdarahan dan flour albus (Sulistyawati,2013). (2) Anus

Untuk mengetahui kebersihannya dan adanya haemoroid atau tidak (Sulistyawati, 2013).

(48)

(4) Pemeriksaan penunjang

Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik, pada kasus hiperemesis gravidarum grade I pemeriksaan yang dilakukan adalah sampel urine. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I urine tidak terdapat aseton (Varney, 2007).

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data - data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Hidayat dan Sujiatini, 2010).

1. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah ”Ny X G...P...A...umur...hamil...minggu, dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I”.

Data Dasar : Data Subyektif :

Menurut Sulistyawati (2013) yaitu :

a. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya. b. Ibu mengatakan ini kehamilan keberapa. c. Ibu mengatakan mual muntah 8 - 10 x/hari.

(49)

d. Ibu mengatakan badannya lemas.

e. Ibu mengatakan nafsu makan berkurang. f. Ibu mengatakan nyeri pada lambung. Data Obyektif :

Menurut Manuaba (2008) yaitu : HPL, keadaan umum lemah, tekanan darah turun, frekuensi nadi meningkat, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, suhu naik, berat badan turun.

2. Masalah

Masalah adalah hal - hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengkajian, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah gangguan rasa nyaman dan ibu merasa cemas dengan kehamilannya (Sulistyawati, 2013).

3. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal - hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah memberikan konseling dan motivasi dukungan pada ibu (Sulistyawati, 2013).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

(50)

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap - siap bila diagnosa atau masalah potensial benar - benar terjadi. Dan yang paling penting melakukan asuhan yang aman (Hidayat dan Sujiyatini, 2010). Dari kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I didapatkan diagnosa potensial terjadi dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dan dapat mengarah ke Hiperemesis Gravidarum Grade II yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin (Manuaba, 2008).

Langkah IV : Antisipasi

Antisipasi adalah mengidentifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan (Hidayat dan Wildan, 2008). Antisipasi dalam kasus hiperemesis gravidarum grade I yaitu pemberian terapi Vit B1, B6, sedativ, anti emetik, dan anti histamin, serta motivasi untuk bedrest total (Manuaba, 2008).

Langkah V : Perencanaan

Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi dan diantisipasi, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan rujukan yang mungkin diperlukan (Rukiyah dkk, 2013).

Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I, menurut Norma dan Dwi (2013), meliputi:

(51)

2. Lakukan penimbangan berat badan pada ibu.

3. Anjurkan ibu untuk mengubah makan sehari - hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

4. Anjurkan ibu waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun dan dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

5. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berbau lemak dan berminyak.

6. Anjurkan ibu untuk makan dan minum sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

7. Anjurkan ibu untuk bedrest total.

8. Berikan terapi obat. seperti sedativ, anti histamin, anti mual muntah (dramamin atau avomin 10 mg 4x1/hari), vitamin B6 50 - 100 mg 3x1/hari, B12 50 - 100 mg 3x1/haridan vitamin C 200 mg 3x1/hari.

Langkah VI : pelaksanaan

Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan bermutu (Rukiyah dkk, 2013). Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I pelaksanaannya, menurut Norma dan Dwi (2013), yaitu :

1. Mengobservasi KU dan TTV.

(52)

3. Menganjurkan ibu mengubah makan sehari - hari dalam makan jumlah kecil tapi sering.

4. Menganjurkan ibu waktu bangun jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun dan dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

5. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berbau lemak dan berminyak.

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.

7. Menganjurkan ibu untuk bedrest total

8. Memberikan terapi obat seperti sedativ, anti histamin, anti mual muntah (dramamin atau avomin 10 mg 4x1/hari), vitamin B6 50 - 100 mg 3x1/hari, B12 50 - 100 mg 3x1/haridan vitamin C 200 mg 3x1/hari.

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien apakah benar - benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah rencana tersebut (Rukiyah dkk, 2013).

Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I menurut Norma dan Dwi (2013), meliputi : keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis tekanan darah dan nadi normal, berat badan ibu sudah stabil, ibu bersedia makan dan minum

(53)

sedikit tapi sering, ibu bersedia menghindari makanan yang berbau minyak dan lemak, ibu bersedia bedrest total, mual muntah berkurang tidak terjadi hiperemesis gravidarum grade II.

Data Perkembangan menggunakan SOAP

Dalam memberikan asuhan lanjutan, sebagai catatan perkembangan, dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney (2007), sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP, yaitu :

a. S (Subyektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

b. O (Objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney. c. A (Asessment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisis

dan interpretasi data subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi :

1. Diagnosa atau masalah

2. Antisipasi diagnosa dan masalah

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.

(54)

d. P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, VII Varney.

C. Landasan Hukum

Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010).

D. Informed Consent

Informed Consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien/pasien atau walinya (bagi bayi, anak dibawah umur dan klien/pasien tidak sadar misalnya pasien eklamsia) kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan (Sofyan, 2006).

(55)

43

BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi

Jenis studi yang digunakan penulis dalam studi kasus ini adalah metode observasional diskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode observasional yaitu suatu prosedur berencana yang antara lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Metode diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan suatu objek. Studi kasus adalah melakukan penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu. (Notoatmodjo, 2012).

Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney dari pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan menggunakan SOAP.

B. Lokasi Studi

Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini akan dilaksanakan di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe.

(56)

C. Subyek Studi

Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012). Subyek yang akan dilaporankan pada kasus ini adalah Ibu Hamil Ny. Z dengan hiperemesis gravidarum grade I.

D. Waktu Studi

Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus dilaksanakan dari tanggal 17 Maret 2014 sampai 1 April 2014.

E. Instrumen Studi

Instrumen adalah alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil menurut tujuh langkah Varney.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder :

1. Data primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2013).

(57)

Data primer diperoleh dengan cara : a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu : 1) Inspeksi

Inspeksi adalah cara pemeriksaan dengan melihat bagian-bagian tubuh dengan menggunakan pendekatan sistematis. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Mandriwati, 2008). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I pemeriksaan mulai dari kepala, leher, dada dan axilla, abdomen, genetalia, anus, ekstremitas, kulit, dan mammae (Norma dan Dwi, 2013).

2) Palpasi

Palpasi merupakan teknik pemeriksaan yang menggunakan indra peraba. Tangan dan jari - jari adalah instrumen yang sensitif (Nursalam, 2009). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade I palpasi dilakukan pada leopold I dengan pengukuran menggunakan jari untuk mrngetahui tinggi fundus uteri (Rukiyah, dkk 2013).

3) Perkusi

Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan pengetukan pada tendon patella menggunakan palu refleks untuk membandingkan bagian yang kiri dan kanan. Pada kasus ibu

(58)

hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I seperti pada reflek patella kanan dan kiri negatif atau positif (Mandrawati, 2008). 4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoscope monocular atau stetoscope leanec untuk

mendengarkan detak jantung janin (Pantikawati dan Saryono, 2010). Pada hiperemesis gravidarum

grade I dilakukan pemeriksaan auskultasi menggunakan stetoscope monoculer untuk mendengarkan detak sistole dan diastole pada pemeriksaan tekanan darah ibu (Mandriwati, 2008). b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran peneliti atau responden, atau bercakap - cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini wawancara dilakukan pada pasien dan keluarga dengan pedoman wawancara menggunakan format asuhan kebidanan ibu hamil menurut tujuh langkah Varney.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan dari luar mengenai indra, dan terjadilan pengindraan, kemudian apabila

(59)

rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini observasi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, serta observasi intake dan output (Varney, 2007).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2012). a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Nursalam, 2007). Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil dari catatan rekam medik di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe.

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah bahan - bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012). Studi kepustakaan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I mengambil dari buku - buku kesehatan tahun 2006 - 2013.

(60)

G. Alat-alat yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain : 1. Alat dan bahan pengambilan data :

a. Format pengkajian pada ibu hamil b. Buku tulis

c. Bulpoint

2. Alat dan bahan melakukan pemeriksaan dan observasi : a. Spygmomanometer

b. Stetoskop c. Termometer

d. Timbangan berat badan

e. Pita pengukur lingkar lengan atas f. Stetoskop monoculer atau leanec g. Metlin

h. Jam tangan dengan penunjuk second 3. Alat untuk pendokumentasian :

a. Status atau catatan pasien b. Rekam medik

c. Alat tulis

H. JADWAL PENELITIAN

Dilakukan dari tanggal 17 Maret 2014 sampai 1 April 2014, pembuatan Karya Tulis Ilmiah sampai dengan persetujuan diujikan Juni 2014.

(61)

49

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 16.30 WIB

a. Identitas pasien Identitas suami

1) Nama : Ny. Z Nama : Tn. A

2) Umur : 22 tahun Umur : 23 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku,bangsa : Jawa, Indonesia Suku,bangsa : Jawa, Indonesia 5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta 7) Alamat : Malangan RT 13/ RW 10 Kalijambe

b. Anamnesa (Data subyektif)

1) Keluhan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, mengeluh sejak 4 hari yang lalu mengalami mual dan muntah 6 – 8x sehari, tidak nafsu makan, badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya. 2) Riwayat menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada usia 13 tahun.

(62)

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya 28 hari.

c) Lama : Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari. d) Banyaknya : Ibu mengatakan saat haid sehari ganti

pembalut 2 – 3 kali.

e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan.

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer dan berwarna merah.

g) Disminorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri saat haid. 3) Riwayat hamil ini

a) HPHT : 30 Januari 2014 b) HPL : 6 November 2014

c) Gerakan janin : Ibu mengatakan belum merasakan adanya gerakan janin pada perutnya.

d) Vitamin/jamu yang dikonsumsi : Vitamin B12, B6, vitamin C. e) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual, muntah dan pusing. Trimester II : -

Trimester III : -

f) ANC : Ibu mengatakan periksa 1 kali di bidan pada usia kehamilan 1 bulan.

(63)

g) Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tenctang kehamilan.

h) Imunisasi TT

Ibu mengatakan sudah suntik TT 1 kali pada waktu calon pengantin.

i) Kekhawatiran khusus

Ibu mengatakan merasa cemas dengan mual dan muntah yang dialaminya saat ini.

4) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini merasa mual muntah dan badan terasa lemas.

b) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak berdebar – debar dan tidak mudah lelah saat beraktifitas.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit pada pinggang kanan dan kiri. (3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak

nafas.

(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2 minggu.

(64)

(5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kuku, dan kulitnya tidak pernah berwarna kuning.

(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah haus, lapar dan sering BAK lebih dari 8 kali dimalam hari.

(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. (8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang

sampai mengeluarkan busa dari mulutnya.

(9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lain, misalnya : HIV/AIDS, malaria dan lain – lain.. c) Riwayat penyakit keluarga

(1) Penyakit menurun

Ibu mengatakan bawa baik dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti asma, DM, hipertensi, dan jantung. (2) Penyakit menular

Ibu mengatakan bahwa dalam dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan epilepsi.

Referensi

Dokumen terkait

‘Sometimes, Zoe,’ he said in a submissive voice, ‘a run- away Time Lord has to know when he’s beaten.’ With a big wink to her, his hands leapt all over the control panel,

(2006) bahwa perlakuan panas kering pada benih tomat pada suhu 40 °C dan 50 °C selama 24 jam mampu meningkatkan daya berkecambah dan vigor dibandingkan dengan yang tidak

TERHADAP BATTRACTIONS, ACCESIBILITIES, AMENITIES DAN ANCILLARY SERVICE PADA OBYEK WISATA BAHARI LAMONGAN, JAWA TIMUR.. Dosen Pembimbing : A. Haryo

This writing describes adjective clause based on the function, types, introductory words and form found in English articles.. The functions of

Teori-teori yang digunakan dalam pengembangan ini adalah teori pendekatan, metode, dan teknik, pendekatan komunikatif, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, silabus

Kesimpulan penelitian adalah pada keluarga miskin perkotaan, status gizi bayi lebih terkait dengan keadaan sanitasi rumah dibandingkan pemberian Makanan Pendamping

Semakin cepat perputaran modal kerja perusahaan, maka kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan akan meningkat karena modal yang digunakan untuk menghasilkan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK .0 11/2014 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang