KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth.
1. Kepala Kantor Wilayah DJP;
2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak;
3. Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan;
seluruh Indonesia.
SURATEDARAN
NOMOR
SE-81/PJ/2011
TENTANG
INSENTIF JURUSITA PAJAK
Sehubungan dengan upaya peningkatan kinerja dan efektivitas penagihan pajak dalam
rangka mengamankan penerimaan negara sekaligus untuk memberikan motivasi atas prestasi
kerja dalam peningkatan pencairan piutang pajak, dengan ini diberitahukan bahwa dalam tahun
2011 direncanakan akan diberikan insentif kepada para Jurusita Pajak dengan uraian sebagai
berikut:
a.
Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang telah diangkat dan disumpah menjadi
Jurusita Pajak oleh pejabat yang berwenang.
b.
Jurusita Pajak sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf a adalah Jurusita Pajak
yang berdasarkan penilaian pejabat eselon III yang menjadi atasan langsung,
berperan aktif melakukan kegiatan penagihan pada periode antara 1 Januari 2010
sampai dengan 31 Desember 2010, bukan pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang
semata-mata diangkat sebagai Jurusita Pajak, tetapi tidak melaksanakan kegiatan
penagihan.
c.
Jurusita Pajak yang tidak mendapat insentif adalah Jurusita Pajak yang pada
periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2010:
1) diberhentikan
sebagai
Pegawai Negeri Sipil baik atas permintaan
sendiri
maupun tidak atas permintaan sendiri; .
2) dilepas jabatannya sebagai Jurusita Pajak karena suatu sebab, selain karena
mutasi;
3) telah memasuki masa pensiun per 1 Januari 2010;
4)
sedang cuti di luar tanggungan negara;
5) sedang menjalankan skorsing atau pemberhentian sementara sebagai Pegawai
Negeri Sipil berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI; atau
6) tidak pernah aktif menjalankan tugasnya sebagai Jurusita Pajak.
2.
Kriteria khusus Jurusita Pajak yang mendapatkan insentif adalah:
a. Insentif atas pencapaian target pencairan dan Indikator Kinerja Utama (IKU) atas pencairan piutang PPh, PPN dan PSS, yaitu:
1) Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PSS tahun 2010 atas KPPnya melebihi 200% dari target yang ditetapkan dan IKU di atas 40%, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 1 Surat Edaran ini;
2) Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PSS tahun 2010 atas KPPnya melebihi 200% dari target yang ditetapkan dan IKU 20% sampai dengan 40%, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 2 Surat Edaran ini; 3) Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PSS tahun 2010
atas KPPnya 100% sampai dengan 200% dari target yang ditetapkan dan IKU di atas 40%, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 3 Surat Edaran ini;
4) Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PSS tahun 2010 atas KPPnya 100% sampai dengan 200% dari target yang ditetapkan dan IKU di bawah 40%, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 4 Surat Edaran ini, atau 5) Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PSS tahun 2010
atas KPPnya melebihi 200% dari target yang ditetapkan dan IKU di bawah 20%, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 5 Surat Edaran ini.
1) Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan atas lelang yang dilakukannya dan namanya tercantum dalam Risalah Lelang dengan ketentuan:
a) Untuk KPP Madya, KPP Wajib Pajak Sesar (L TO), dan KPP yang berada di wilayah kerja Kanwil DJP Jakarta Khusus, akumulasi nilai pencairan dari seluruh kegiatan lelang yang dilakukan Jurusita Pajak bersangkutan minimal Rp250.000.000,00 (dua ratus lima pUluh juta rupiah);
b) Untuk KPP Pratama akumulasi nilai pencairan dari seluruh kegiatan lelang yang dilakukan Jurusita Pajak bersangkutan minimal Rp100.000.000,OO (seratus juta rupiah);
2) Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan atas pemblokiran dan/atau pelaksanaan penyitaan harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pad a bank yang dilakukannya pad a tahun 2009 atau 2010 dan namanya tercantum dalam Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan (SPMP) dan/atau Serita Acara Pelaksanaan Sita (SAPS) dan atas prestasi pencairan tersebut belum pernah diusulkan untuk memperoleh insentif pad a tahun sebelumnya dengan ketentuan:
a) Untuk KPP Madya, KPP Wajib Pajak Sesar (L TO), dan KPP yang berada di wilayah kerja Kanwil DJP Jakarta Khusus, akumulasi nilai pencairan dari seluruh kegiatan pemblokiran dan/atau penyitaan yang dilakukan Jurusita Pajak bersangkutan minimal Rp500.000.000,OO (lima ratus juta rupiah); b) Untuk KPP Pratama, akumulasi nilai pencairan dari seluruh kegiatan
pemblokiran dan/atau penyitaan yang dilakukan Jurusita Pajak bersangkutan minimal Rp250.000.000,OO (dua ratus lima puluh juta rupiah); 3) Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 melakukan pemblokiran atas harta
kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pad a bank di luar wilayah kerJa KPPnya, dan namanya tercantum dalam Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan (SPMP) atau Berita Acara Pemblokiran, serta terjadi
pencairan walaupun pencairan tersebut terjadi atas hasil penyitaan oleh Jurusita
Pajak KPP tempat bank yang diblokir terdaftar, dengan ketentuan:
a)
Untuk KPP Madya, KPP Wajib Pajak Besar (LTO), dan KPP yang berada di
wilayah kerja Kanwil DJP Jakarta Khusus, akumulasi nilai pencairan dari
seluruh kegiatan pemblokiran
dan/ataupenyitaan yang dilakukan Jurusita
Pajak bersangkutan minimal Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
b) Untuk KPP Pratama, akumulasi nilai pencairan dari seluruh
kegiatan
pemblokiran
dan/ataupenyitaan yang dilakukan Jurusita Pajak bersangkutan
minimal Rp250.000.000,OO(dua ratus lima puluh juta rupiah);
4)
Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan atas
penyitaan harta kekayaan Wajib PajaklPenanggung Pajak yang tersimpan pada
bank yang terdaftar di KPPnya dan namanya tercantum dalam Surat Perintah
Melaksanakan
Penyitaan (SPMP)
dan/atauBerita Acara Pelaksanaan Sita
(BAPS), yang pemblokirannya dilakukan pada tahun 2009 atau 2010 oleh
Jurusita Pajak di KPP tempat Wajib Pajak/Penanggung Pajak terdaftar dan atas
prestasi pencairan tersebut belum pernah diusulkan untuk memperoleh insentif
pada tahun sebelumnya, dengan ketentuan:
a)
Untuk KPP Madya, KPP Wajib Pajak Besar (LTO), dan KPP yang berada di
wilayah kerja Kanwil DJP Jakarta Khusus, akumulasi nilai pencairan dari
seluruh kegiatan pemblokiran
dan/ataupenyitaan yang dilakukan Jurusita
Pajak bersangkutan minimal Rp500.000.000,OO(lima ratus juta rupiah);
b)
Untuk KPP Pratama, akumulasi
nilai pencairan dari seluruh kegiatan
pemblokiran
dan/ataupenyitaan yang dilakukan Jurusita Pajak bersangkutan
minimal Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah);
5)
Jurusita Pajak yang KPPnya dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan
dari tindakan pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak ke Luar Negeri dan
berdasarkan surat pernyataan pejabat eselon III yang menjadi atasan langsung,
Jurusita Pajak bersangkutan berperan aktif dalam membuat usulan pencegahan
serta pencairan tersebut semata-mata hanya karena tindakan pencegahan ke
luar negeri bukan karena tindakan penagihan lainnya;
6)
Jurusita Pajak yang KPPnya dalam tahun 2010 atau 2011 berhasil melakukan
pencairan dari tindakan penyanderaan terhadap Wajib Pajak/Penanggung Pajak
dan
namanya
tercantum
dalam Surat Perintah Penyanderaan/Berita Acara
PelaksanaalJ penyanderaan serta pencairan tersebut semata-mata hanya karena
tindakan penyanderaan bukan karena tindakan penagihan lainnya.
3.
Besarnya insentif yang diberikan ditetapkan sebagai berikut:
a.
Bagi Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PBB tahun 2010
atas KPPnya melebihi 200% target yang ditetapkan serta IKU di atas 40%,
sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a butir 1, besaran insentif yang
diberikan 2 (dua) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010;
b.
Bagi Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PBB tahun 2010
atas KPPnya melebihi 200% target yang ditetapkan serta IKU 20% sampai dengan
40%, sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a butir 2, besaran insentif yang
diberikan 1,5 (satu setengah) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010;
c. Bagi Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PBB tahun 2010 atas KPPnya 100% sampai dengan 200% target yang ditetapkan serta IKU di atas 40%, sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a butir 3, besaran insentif yang diberikan 1,5 (satu setengah) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010;
d. Bagi Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PBB tahun 2010 atas KPPnya 100% sampai dengan 200% target yang ditetapkan serta IKU di bawah 40%, sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a butir 4, besaran insentif yang diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010;
e. Bagi Jurusita Pajak yang realisasi pencairan piutang PPh, PPN dan PBB tahun 2010 atas KPPnya melebihi 200% target yang ditetapkan serta IKU di bawah 20%, sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf a butir 5, besaran insentif yang diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010;
f. Bagi Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 berhasil
~
melakukan pencairan atas-.
lelang sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 1, diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila tidak mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU) atau tambahan sebesar 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU);
g. Bagi Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan atas pemblokiran dan/atau pelaksanaan penyitaan harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 2, diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila tidak mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU) atau tambahan sebesar 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU);
.'
h. Bagi Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 melakukan pemblokiran atas harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank di luar wilayah kerja KPPnya, sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 3, diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila tidak mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU) atau tambahan sebesar 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU);
i. Bagi Jurusita Pajak yang dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan atas penyitaan harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank yang terdaftar di KPPnya sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 4, diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila tidak mendapat inseotif atas pencapaian target pencairan dan IKU) atau tambahan sebesar 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU);
j. Bagi Jurusita Pajak yang KPPnya dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan atas pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak bepergian ke luar negeri, sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 5, diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila tidak mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU) atau tambahan sebesar 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila mendapat insentif atas pencapaian
target pencairan dan IKU);
k. Bagi Jurusita Pajak yang KPPnya dalam tahun 2010 berhasil melakukan pencairan dari penyanderaan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 6, diberikan 1 (satu) kali Tunjangan Pokok bulan Desember 2010 (apabila tidak mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU) atau tambahan sebesar 1 (satu) kali Tunjangan Pokok buian Desember 2010 (apabila mendapat insentif atas pencapaian target pencairan dan IKU);
I. Insentif atas tindakan penagihan seperti pada angka 2 huruf b butir 2 dan 4, apabila dikemudian hari diketahui sudah .pernah diusulkan untuk memperoleh insentif pada tahun sebelumnya, insentif yang sudah diterima harus dikembalikan ke kas Negara sesuai mekanisme yang berlaku;
m. Insentif diberikan penuh tanpa potongan absensi, kecuali atas Jurusita Pajak yang mendapatkan peringatan tertulis sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.01/201 ~ atau pegawai yang sedang menjalani hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2011, dibayarkan sesuai dengan persentase yang ditetapkan;
n. Atas insentif yang diterima, dipotong PPh Pasal 21 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/KMK.03/2010 tanggal31 Desember 2010.
4. Insentif atas Jurusita Pajak yang dimutasikan:
a. Diusulkan dan dibayar oleh unit tempatnya sebelum mutasi, dan penandatanganan Daftar Pembayaran dapat dilakukan oleh Kepala Seksi Penagihan selaku kuasa penerima. Selanjutnya pembayaran insentif kepada Jurusita Pajak yang dimutasikan tersebut dapat dikirim/ditransfer kepada yang berhak menerima. Bukti pengiriman/transfer segera dikirim ke Subdit Penagihan Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.
b. Bagi Jurusita Pajak pad a unit kerja sebelum mutasi dan tetap menjadi Jurusita Pajak setelah mutasi di unit kerja yang baru, apabila:
1) prestasi pencapaian target dan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencairan piutang PPh, PPN dan PBB tahun 2010 pad a salah satu dan/atau kedua unit kerja tersebut mencapai target yang ditetapkan; dan/atau
2) terdapat prestasi pencairan piutang dari hasil pelaksanaan lelang sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 1; atau
3) terdapat prestasi pencairan piutang dari hasil pemblokiran dan/atau
pelaksanaan penyitaan harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b butir 2 atau butir 3 atau butir
4;
atau4) terdapat prestasi pencairan piutang dari hasil pencegahan; atau 5) terdapat prestasi pencairan piutang dari hasil penyanderaan,
maka prestasi yang dipergunakan sebagai dasar pemberian besarnya insentif adalah prestasi pencairan piutang pajak dan/atau tindakan penagihan yang hasil hitungan insentifnya lebih besar.
5. Untuk kelancaran dropping dana insentif Jurusita Pajak tersebut, serta mengingat pertanggungjawaban dana tersebut ke KPPN Jakarta, pejabat eselon III yang membawahi Jurusita Pajak diminta untuk segera:
a. menghitung dana insentif Jurusita Pajak secara cermat dan tepat, agar tidak terjadi kesalahan penghitungan dan/atau kekeliruan pembayaran kepada pegawai yang tidak berhak;
b. menghitung besarnya PPh Pasal 21 atas insentif Jurusita Pajak, dan atas dasar perhitungan tersebut PPh Pasal 21 akan dipotong dan disetorkan dengan SSP ke KPPN (Kas Negara) oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak;
c. mengirimkan Surat Permintaan Dropping Dana Insentif Jurusita Pajak sesuai dengan keperluannya, dengan melampirkan:
1) Surat Pertanggungjawaban (SPJ);
2) Daftar Pembayaran Insentif yang telah ditandatangani oleh masing-masing Jurusita Pajak;
3) Nama Sank dan Nomor Rekening Sendahara KPP untuk tujuan pengiriman dana insentif (disertakan fotokopi halaman pertama buku tabungan); serta; 4) Fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan Jurusita Pajak sebanyak 4 (empat)
rangkap ke Kanwil DJP masing-masing paling lambat 21 Oktober 2011;
d. apabila dalam tahun 2010 terdapat tindakan penagihan berupa pelaksanaan lelang dengan ketentuan bahwa terhadap barang yang disita tersebut, setelah dilelang laku terjual dan terdapat pencairan piutang dari hasil lelang, maka wajib melampirkan fotokopi dokumen pendukung tindakan penagihan yaitu:
1) Risalah Lelang;
2) Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP); dan
3) Serita Acara Pelaksanaan Sita (SAPS) masing-masing sebanyak 4 (empat) rangkap.
e. apabila dalam tahun 2010 terdapat tindakan penagihan berupa pemblokiran dan/atau pelaksanaan penyitaan harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank, pencegahan Wajib Pajak/Penanggung Pajak bepergian ke luar negeri dan penyanderaan terhadap wajib pajak/penanggung pajak maka wajib melampirkan sebanyak 4 (em pat) rangkap fotokopi dokumen-dokumen tindakan penagihan berupa:
1) dalam hal telah dilakukan pemblokiran dan terdapat pencairan piutang pajak bukan dari hasil rekening yang diblokir:
a) Surat permintaan pemblokiran harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pad a bank;
b) Serita acara pemblokiran dari bank atau surat jawaban dari bank yang menyatakan atas rekening Wajib Pajakl Penanggung Pajak telah diblokir;
c) Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP);
d) Sukti telah terdapatnya pencairan piutang pajak yaitu Surat Setoran Pajak/MPN; dan
e) Surat Pernyataan yang dike:tahui oleh Kepala KPP, yang menyatakan bahwa Jurusita Pajak yang bersangkutan memang yang melakukan pemblokiran dan/atau penyitaan harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank, apabila pad a Serita Acara Pemblokiran atau Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan nama Jurusita Pajak yang bersangkutan tidak tercantum.
2)
dalam hal telah dilakukan pemblokiran dan penyitaan harta kekayaan Wajib
Pajak/Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank:
a)
Surat permintaan pemblokiran harta kekayaan Wajib Pajak/Penanggung
Pajak yang tersimpan pada bank;
b)
Serita acara pemblokiran dari bank atau surat jawaban dari bank yang
menyatakan atas rekening Wajib Pajak/Penanggung Pajak telah diblokir;
c)
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP);
d)
Serita Acara Pelaksanaan Sita (SAPS);
e)
Sukti telah terdapatnya pencairan piutang pajak yaitu Surat Setoran
Pajak/MPN; dan
f)
Surat Pernyataan yang diketahui oleh Kepala KPP, yang menyatakan
bahwa Jurusita Pajak yang bersangkutan memang yang melakukan
pemblokiran
dan/ataupenyitaan
harta
kekayaan
Wajib
Pajak/Penanggung
Pajak yang tersimpan
pada bank, apabila pada
Serita Acara Pemblokiran atau Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
nama Jurusita Pajak yang bersangkutan tidak tercantum.
3)
dalam hal telah dilakukan pencegahan Penanggung Pajak bepergian ke luar
negeri:
a)
Surat Permintaan Pencegahan Sepergian ke Luar Negeri kepada Menteri
Keuangan;
b)
Keputusan Menteri Keuangan tentang Pencegahan Sepergian ke Luar
Negeri atas Wajib PajaklPenanggung Pajak;
c)
Sukti telah terdapatnya pencairan piutang pajak yaitu Surat Setoran
Pajak/MPN; dan
d)
Kartu Pengawasan Tunggakan
(print outdata tunggakan pajak).
4)
dalam hal telah dilakukan penyanderaan terhadap Wajib Pajak/Penanggung
Pajak:
a)
Surat Permohonan Ijin Melakukan Penyanderaan;
b)
Surat Perintah Penyanderaan;
c)
Serita Acara Penyampaian Surat Perintah Penyanderaan;
d)
Serita Acara Pelaksanaan Penyanderaan;
e)
Sukti telah terdapatnya pencairan piutang pajak yaitu Surat Setoran
Pajak/MPN; dan
f)
Kartu Pengawasan Tunggakan
(print outdata tunggakan pajak).
6.
Kanwil DJP setelah meneliti kebenaran dokumen dan memverifikasi kebenaran Jurusita
Pajak yang berhak menerima insentif (telah memenuhi syarat sesuai angka 1, 2, 3, 4, dan 5
Surat Edaran ini) segera mengirimkan 3 (tiga) rangkap dokumen lengkap dari seluruh KPP
di wilayah kerjanya ke Subdit Penagihan, Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan
paling lambat tanggal 23 November 2011.7.
Subdit Penagihan Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan setelah meneliti kebenaran
dokumen yang dikirim sebagaimana dimaksud dalam angka 5 segera mengirimkan 2 (dua)
rangkap dokumen lengkap ke Bagian Keuangan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak
paling lambat tanggal 2 Desember 2011.
Surat Pertangggungjawaban (SPJ), dan Daftar Pembayaran Insentif Jurusita Pajak yang telah
ditanda~ngani oleh masing-masing Jurusita Pajak diterima secara lengkap oleh Bagian ,
Keuangan Kantor Pusat Direktot:8tJenderal Pajak (bukan pengiriman melalui faksim,i1e)~
'
9.
Keterlambatan dan ketidaklengkapan serta kekeliruan perhitungan permintaan
droppinginsentif, Jurusita Pajak yang 'mengakibatkan, tidak' diberikan atau kurangnya pemberian
droppingdana insentif dari Kantor Pusat Direktorat Jenderal pajak, menjadi tanggung jawab
Kepala Kantor masing-masing. Agar tidak terjadi hal-hal seperti tersebut di atas,
dokumen-dokumen yang 'akan dikirlmkan supaya diteliti kembaii kebenaran dan kelengkapannya'
sebelum dikirim ke Subdit Penagihan Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan.
10.
Hal-hal yang belum diatur dalam Surat Edaran ini akan diatur lebih lanjut dengan Surat
Direktur Pemeriksaan danPenagihan.
11. ' Terlampir contoh bentuk formulir Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Insentif, Surat Permintaan
.
.
'Dropping
Dana Insentif, dan Daftar Pembayaran Insentif Jurusita Pajak.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 November 2011
...,pREKTUR JENDERAL
0
.. ~. ,,1'.1"1 ',otIZ.-. ~"~~~-A. FUAl)'RAHMANY
NIP 195411111981121001
Tembusan:
1.
Sekretaris Direktorat Jenderal;
2.
Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal;
3.
Kepala Bagian Umu~ KPDJP.
KEMENTERIAN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPI RAN
SURAT EDARAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
NOMOR SE-81/PJ/2011
TENTANG
LAMPIRAN 1
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor : SE-
81/PJ/2011
Tanggal : 10 November 2011
DAFTAR KPP DENGAN REALISASI PENCAIRAN PIUTANG PAJAK LEBIH DAR1200% DARI TARGET DAN REALISASIIKU LEBIH DARI40%
TAHUN 2010
NO KPP KANWIL DJP
1 KPP PRATAMA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA II 2 KPP PRAT AMA KISARAN SUMATERA UTARA II 3 KPP PRATAMA BANGKINANG RIAU DAN KEPRI
4 KPP MADYA PEKANBARU RIAU DAN KEPRI
5
KPP PRAT AMA LAHAT SUMSEL DAN KEP. BABEL6
KPP PRAT AMA SERPONG BAN TEN7
KPP PRATAMA KETAPANG KALIMANTAN BARAT8
KPP PRATAMA SANGGAU KALIMANTAN BARAT9 KPP PRATAMA BONTANG KALIMANTAN TIMUR
10 KPP PRATAMA TENGGARONG KALIMANTAN TIMUR
11 KPP PRATAMA MAROS SULSELBARTRA
12 KPP PRATAMA GIANYAR BALI
LAMPIRAN 2
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE- 81/PJ/2011 Tanggal : 10 November 2011
DAFTAR KPP DENGAN REALISASI PENCAIRAN PIUTANG PAJAK LEBIH DAR1200% DARI TARGET DAN REALISASI IKU 20% SAMPAI DENGAN 40%
TAHUN 2010
NO KPP KANWIL DJP
1 KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN SUMATERA UTARA I
2 KPP PRATAMA BINJAI SUMATERA UTARA I
3 KPP PRATAMA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA II 4 KPP PRATAMA TEBING TINGGI SUMATERA UTARA II
5 KPP PRATAMA JAMBI SUMBARJAMBI
6 KPP PRAT AMA SEKA YU SUMSEL DAN KEP BABEL 7 KPP PRATAMA ARGA MAKMUR BENGKULU DAN LAMPUNG 8 KPP PRATAMA JKT GAMBIR SATU JAKARTA PUSAT
9 KPP PRATAMA TANGERANG TIMUR BANTEN
10 KPP PRATAMA TIGARAKSA BANTEN
11 KPP PRATAMA CIAMIS JAWA BARAT I
12 KPP PRATAMA SUMEDANG JAWA BARAT I 13 KPPPRATAMAINDRAMAYU JAWA BARAT II
14 KPP MADYA SEMARANG JAWA TENGAH I
15 KPP PRAT AMA SEMARANG TENGAH SATU JAWA TENGAH I
16 KPP PRATAMA BATANG JAWA TENGAH I
17 KPP PRATAMA SEMARANG CANDISARI JAWA TENGAH I 18 KPP PRATAMA CILACAP JAWA TENGAH II 19 KPP PRATAMA KARANGANYAR JAWA TENGAH II 20 KPP PRATAMA PURWOREJO JAWA TENGAH II 21 KPP PRATAMA BOJONEGORO JAWATIMUR II 22 KPP PRATAMA SIDOARJO UTARA JAWATIMUR II 23 KPP PRAT AMA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT 24 KPP PRATAMA SINTANG KALIMANTAN BARAT
25 KPP PRATAMA TANJUNG KALSELTENG
26 KPP PRATAMA BATULICIN KALSELTENG 27 KPP PRATAMA PANGKALAN BUN KALSELTENG 28 KPP PRATAMA MUARA TEWEH KALSELTENG 29 KPP PRATAMA WATAMPONE SULSELBARTRA
LAMPIRAN 3
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE- 81/PJ/2011 Tanggal : 10 November 2011
DAFTAR KPP DENGAN REALISASI PENCAIRAN PIUTANG PAJAK 100% SAM PAl DENGAN 200% DARI TARGET DAN REALISASIIKU LEBIH DARI40%
TAHUN 2010
NO KPP KANWIL DJP
1 KPP PRATAMA SUBULUSSALAM NAD
2 KPP MADYA BAT AM RIAU DAN KEPRI
3
KPP PERUSAHAAN MASUK BURSA JAKARTA KHUSUS 4 KPP MADYA TANGERANG BANTEN5
KPP MADYA BEKASI JAWABARATII6
KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN JAWATIMUR I7
KPP PRATAMA GRESIK UTARA JAWA TIMUR II 8 KPP MADYA MALANG JAWA TIMUR III9
KPP MADYA BAlIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR 10 KPP PRATAMA TANJUNG REDEB KALIMANTAN TIMUR 11 KPP WAJIB PAJAK BESAR SATU WAJIB PAJAK BESARNO KPP KANWIL DJP
54
KPP PRATAMA KUOUS JAWA TENGAH I55
KPP PRATAMA PATI JAWA TENGAH I56
KPP PRATAMA OEMAK JAWA TENGAH I57
KPP PRATAMA PURWOKERTO JAWA TENGAH II58
KPP PRAT AMA MAGELANG JAWA TENGAH II59
KPP PRATAMA KLATEN JAWA TENGAH II60
KPP PRATAMA SURAKARTA JAWA TENGAH II61
KPP PRATAMA YOGYAKARTA 01 YOGYAKARTA62
KPP PRATAMA BANTUL 01 YOGYAKARTA63
KPP PRATAMA WONOSARI 01 YOGYAKARTA64
KPP PRATAMA SURABAYA PABEAN CANTIKAN JAWATIMUR I65
KPP PRATAMA SURABAYA SIMOKERTO JAWATIMUR I66
KPP PRATAMA GRESIK SELATAN JAWA TIMUR II67
KPP PRATAMA MOJOKERTO JAWA TIMUR II68
KPP PRATAMA SIOOARJO BARAT JAWA TIMUR II69
KPP PRATAMA PONOROGO JAWATIMUR II70
KPP PRATAMA PROBOLINGGO JAWA TIMUR III71
KPP PRATAMA SINGOSARI JAWA TIMUR III72
KPP PRATAMA BLiTAR JAWA TIMUR III73
KPP PRATAMA SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT74
KPP PRATAMA MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT75
KPP PRAT AMA BANJARBARU KALSELTENG76
KPP PRAT AMA BARABAI KALSELTENG77
KPP PRATAMA BALlKPAPAN KALIMANTAN TIMUR78
KPP PRATAMA SAMARINOA KALIMANTAN TIMUR79
KPP PRAT AMA TARAKAN KALIMANTAN TIMUR80
KPP PRATAMA PENAJAM KALIMANTAN TIMUR81
KPP PRATAMA BANTAENG SULSELBARTRA82
KPP PRATAMA PALO PO SULSELBARTRA83
KPP PRATAMA MANA DO .. SULUTTENGGORMALUT84
KPP PRATAMA BITUNG SULUTTENGGORMALUT85
KPP PRATAMA TAHUNA " SULUTTENGGORMALUT86
KPP PRATAMA GORONTALO' SULUTTENGGORMALUT87
KPP PRATAMA LUWUK SULUTTENGGORMALUT88
KPP PRATAMA POSO SULUTTENGGORMALUT89
KPP PRAT AMA TERNATE SULUTTENGGORMALUT90
KPP PRATAMA SINGARAJA BALI91
KPP PRATAMA BAOUNG UTARA BALI92
KPP PRATAMA RUTENG NUSA TENGGARA93
KPP PRATAMA MAUMERE NUSA TENGGARALAMPIRAN 5
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE- 81/PJ/2011
Tanggal : 10 November 2011
DAFTAR KPP DENGAN REALISASI PENCAIRAN PIUTANG PAJAK LEBIH DAR1200% DARI TARGET DAN REALISASIIKU KURANG DARI20%
TAHUN 2010
NO KPP KANWIL DJP
1 KPPPRATAMALUBUKPAKAM SUMATERA UT ARA I
2 KPP PRAT AMA BALIGE SUMATERA UTARA II
3 KPP PRAT AMA PEMAT ANG SIANTAR SUMATERA UTARA II 4 KPP PRATAMA PANGKALAN KERINCI RIAU DAN KEPRI
5 KPP PRATAMA BINTAN RIAU DAN KEPRI
6 KPP PRAT AMA SOLOK SUMBAR DAN JAMBI
7 KPP PRATAMA BANGKO SUMBAR DAN JAMBI
8 KPP PRATAMA KUALA TUNGKAL SUMBAR DAN JAMBI 9 KPP PRATAMA KAYU AGUNG SUMSEL DAN KEP BABEL 10 KPP PRATAMA LUBUK L1NGGAU SUMSEL DAN KEP BABEL 11 KPP PRATAMA PRABU MULIH SUMSEL DAN KEP BABEL 12 KPP PRATAMA PANGKAL PINANG SUMSEL DAN KEP BABEL
13 KPP PRATAMA METRO BENGKULU DAN LAMPUNG
14 KPP PRATAMA KOTABUMI BENGKULU DAN LAMPUNG 15 KPP PRATAMA JKT SETIABUDI TIGA JAKARTA SELA TAN
16 KPP PRATAMA PANDEGLANG BAN TEN
17 KPP PRATAMA TASIKMALAYA JAWA BARAT I
18 KPP PRAT AMA SOREANG JAWA BARAT I
19 KPP PRATAMAGARUT JAWABARATI
20 KPP PRATAMA BEKASI SELATAN JAWA BARAT II
21 KPP PRATAMA TEGAL JAWA TENGAH I
22 KPP PRAT AMA BLORA JAWA TENGAH I
23 KPP PRATAMA JEPARA JAWA TENGAH I
24 KPP PRAT AMA KEBUMEN JAWA TENGAH II 25 KPP PRATAMA PURBALINGGA JAWA TENGAH II 26 KPP PRATAMA SUKOHARJO JAWA TENGAH II 27 KPPPRATAMATEMANGGUNG JAWA TENGAH II
28 KPP PRATAMA TUBAN JAWA TIMUR II
29 KPPPRATAMALAMONGAN JAWATIMUR II
30 KPP PRATAMA MADIUN JAWA TIMUR II
31 KPP PRATAMA NGAWI JAWA TIMUR II
32 KPP PRATAMA PAMEKASAN JAWATIMUR II 33 KPP PRAT AMA BANGKALAN JAWA TIMUR II 34 KPP PRATAMA PASURUAN JAWA TIMUR III 35 KPP PRATAMA KEPANJEN JAWA TIMUR III
36 KPP PRAT AMA SAM PIT KALSELTENG
37 KPP.PRATAMA MAMUJU SULSELBARTRA
38 KPP PRATAMA KOLAKA SULSELBARTRA
39 KPP PRATAMA KOTAMUBAGU SU LUTTENGGORMALUT
40 KPP PRAT AMA TOBELO SULUTTENGGORMALUT
41 KPP PRATAMA MATARAM TIMUR NUSA TENGGARA
(CONTOH)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN 6
Sural Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE- 81/PJ12011
Tanggal : 10 November 2011
DAFTAR KANTOR
BULAN PEMBA YARAN
G SUSUNAN
DASAR PERHITUNGAN INSENTIF INSENTIF JURUSITA PAJAK TANDA TANGAN
E 0 KELUARGA
S L
MASA TKI T A.INSENTIF B. TAMBAHAN
NO NAMA/NIP E 0 KERJA K11 A (... x Tunjangan Pokok INSENTIF JUMLAH DASAR POTONGAN YANG
'L N
GOLONGAN K2 N Bulan Desember 2010) (... x Tunjangan Pokok Bulan POTONGAN 5% x (11) DIBAYARKAN
0 G G Desember 2010) (8)+(9) (10) (11(-(12)
N A G (Gollil/a ke atas)
N
(1 ) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11 ) (12) (13) (14)
1 Fauzan Imaduddin, SE., Ak IV IIl/b 12 TH K2 3 3,450,000.00 6,900,000.00 10,350,000.00 10,350,000.00 517,500.00 9,832,500.00 1...
NIP.0600XXXXX
2 Haifa Zahiyah, SST.Ak IilIa 7TH K1
-
3,140,000.00 6,280,000.00 9,420,000.00 9,420,000.00 471,000.00 8,949,000.00 2 ...NIP. 0600XXXXX
3 Anita Nurihati Sotya II/b 3TH
-
-
2,140,000.00 4,280,000.00 6,420,000.00 0.00 0.00 6,420,000.00 3 ...NIP. 0600XXXXX
4 Ana Khoirun Nisa ilIa OTH
-
-
1,950,000.00 3,900,000.00 5,850,000.00 0.00 0.00 5,850,000.00 4 ...NIP.0600XXXXX
Jumlah 10,680,000.00 21,360,000.00 32,040,000.00 19,770,000.00 988,500.00 31,051,500.00
Keterangan:
1. Insentif yang dibayarkan kepada pegawai yang pernah mendapatkan peringatan tertulis sesuai SK Menkeu No.: 15/KMK.01/UP.06/1985 atau sedang menjalani hukuman berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980 agar disesuaikan.
2. Kolom 8 diisi sesuai angka 3a atau 3b atau 3c atau 3d atau 3e dalam Surat Edaran ini
3. Kolom 9 diisi sesuai angka 3fdan/atau 3gdan/atau 3hdan/atau3idan/atau 3jdan/atau 3k dalam Surat Edaran ini
Mengetahui
Kepala Kantor .
... Oktober 2011 Bendaharawan