• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIT 1 PROSES KEPERAWATAN JIWA 1. PENGANTAR TUJUAN. 100 Menit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIT 1 PROSES KEPERAWATAN JIWA 1. PENGANTAR TUJUAN. 100 Menit"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

U N I T 1

P R O S E S K E P E R A W A T A N J I W A

100 Menit

1 . P ENG A NT A R

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan dalam memberi asuhan keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan. Khususnya di Indonesia, proses keperawatan merupakan pendekatan yang disepakati untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Namun pada kenyataanya banyak perawat merasakan beban dalam melaksanakan dan mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan.

Modul ini akan menguraikan konsep proses keperawatan kesehatan jiwa yang praktis, disertai contoh penerapannya,. Dilampirkan pula formulir pengkajian,rencana, implementasi dan evaluasi disertai petunjuk dan penulisan yang jelas. Diharapkan buku ini akan memberi arahan yang memudahkan mahaiswa perawat dalam melaksanakan sehingga asuhan keperawatan akan menjadi

efektif dan efesien.

TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep proses keperawatan pada pasien gangguan jiwa yang meliputi:

1. Mampu menjelaskan konsep teori proses keperawatan jiwa a. Pengertian

b. Manfaat proses keperawatan

2. Mampu menjelaskan tahap-tahapan proses keperawatan jiwa, meliputi : 1. Pengkajian keperawatan jiwa

2. Diagnosa keperawatan jiwa 3. Tindakan keperawatan 4. Impementasi

5. Evaluasi 6. Dokumentasi

(2)

2 .

B A H A N B A C A A N

A. KONSEP PROSES KEPERAWATAN JIWA 1. Pengertian

Keperawatan jiwa adalah area spesialistik dalam praktek keperawatan, menggunakan teori prilaku sebagai ilmunya dan menggunakan diri sebagai alatnya

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antar perawat dengan klien keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang

optimal

3. Merupakan suatu metoda sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai mempertahankan keadaan biologi, psikologi, sosial dan spiritual yang optimal.

2. Manfaat Proses keperawatan

Manfat menggunakan proses keperawatan. a. Bagi Perawat

Perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang Meningkatkan otonomi bersifat rutin Manfaat lainnya dan Sebagai percaya diri sarana diseminasi iptek keperawatan untuk

pengembangan karir melalui pola pikir penelitian b. Manfaat bagi klien :

1) Asuhan keperawatan yang diterima bermutu dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 2) Partisipasi klien meningkat dalam menuju keperawatan mandiri

3) Terhindar dari mal praktek Mandiri c. Bagi keluarga

Proses keperawatan merupakan sarana kerja sama antara perawat, klien dan keluarga. Dengan menyertakan klien dan keluarga maka pemulihan kemampuan mereka dalam mengendalikan kehidupan lebih mungkin tercapai.

(3)

B. TAHAP-TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN JIWA

a. Tahap-tahap mereka akan belajar bertanggung jawab. Terhadap prilakunya proses keperawatan. : Pengkajian, Diagnosa kep., Perencanaan,. Implementasi dan Evaluasi.

1. Pengkajian

Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang perlu dilakukan perawat :

mengkaji data dari klien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala serta faktor penyebab, memvalidasi data, mengelompokkan data dan menetapkan masalah klien. Data yang didapat digolongkan menjadi dua :

a. Data subjektif, data yg disampaikan secara lisan, oleh klien dan keluarga, didapat melalui Wawancara oleh perawat terhadap klien dan keluaga.

b. Data objektif, data yang ditemukan secara nyata, melalui. Observasi/pemeriksan langsung oleh perawat

Isi Pengkajian meliputi : a. Identitas klien

b. Keluhan utama / alasan masuk c. Faktor predisposisi

d. Aspek fisik/ biologis e. Aspek psikososial f. Status mental

g. Kebutuhan persiapan pulang h. Mekanisme koping

i. Masalah psikososial dan lingkungan j. Pengetahuan

k. Aspek medis

Berdasarkan sumber : Data yang langsung didapat perawat disebut data primer, data yang diambil dari hasil pengkajian atau catatan tim kesehatan lain disebut data sekunder. Setelah data subjektif dan objektif dapat teridentifikasi, data-data tersebut dikelompokkan dan dianalisa untuk menyimpulkan masalah keperawatan klien

Kemungkinan kesimpulannya :

a. Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan:

- Pemeliharaan kesehatan dan tindak alanjut ( Follow up )

(4)

b. Ada masalah dengan kemungkinan :

- Resiko terjadi masalah, sdh ada faktor yg dpt menimbulkan - Aktual terjadi masalah disertai data pendukung

Umumnya masalah keperawatan. saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah. Pada pohon masalah terdapat 3 komponen penting;

a. Masalah utama (Core Problem) : prioritas dari beberapa masalah klien. Umumnya berkaitan dgn keluhan utma/ alasan masuk.

b. Penyebab (Causa) : penyebab masalah utama

c. Akibat (Effect) : akibat dari masalah utama, efek ini dpt menyebabkan efek yg lainnya dst. Contoh Pohon Masalah:

Perilaku Kekerasan Causa

Gangguan sensori persepsi: Halusinasi dengar Core Problem

Isolasi Sosial Effect

2. Diagnosa Keperawatan

Merupakan suatu pernyataan masalah keperawatan. Klien yang mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang menunjang (Stuart & Sundeen, 1995). Diagnosa

keperawatan pada kasus keperawatan jiwa dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Resti mencederai diri

b. Gangguan sensori persepsi : halusinasi c. Isolasi Sosial

d. Defisit merawat diri

Kemampuan perawat yang diharapkan dalam pengkajian adalah mempunyai kesadaran/ tilik diri ( self-awareness ), kemampuan observasi yang akurat, kemampuan komunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif. Kegiatan yang dilakukan perawat : membina hubungan saling percaya dengan ; melakukan kontrak, mengkaji data dari klien dan keluarga, memvalidasi

data, mengorganisir dan mengkelompokkan data, serta menetapkan kebutuhan/ masalah klien. Penetapan Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan. :

(5)

- Penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian (Gordon, dlm Carpenito, 1996) : Masalah kesehatan aktual atau potensial yang mampu diatasi oleh perawat berdasarkan pendidikan dan pengalamannya :

- identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik aktual maupun potensial ( stuart dan Laraia, 2001)

Diagnosa keperawatan ditetapkan melalui tahapan : - Analisa data yang ditemukan ( obyektif dan subyektif)

- Tetapkan rumusan diagnosa dalam bentuk rumusan diagnosis tunggal. Rumusannya : rumusan “Problem” etiologi tidak perlu dicantumkan tetapi cukup dimengerti dan dipahami. Rumusan diagnosa keperawatan mengacu pada NANDA, 2005.

a. Resiko perilaku kekerasan

b. Gangguan sensori persepsi : halusinasi c. Isolasi sosial

d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

e. Defisit perawatan diri

Kemampuan perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan : a. Kemampuan pengambilan keputusan yang logis.

b. Pengetahuan tentang batasan adaptif atau ukuran normal c. Kemampuan memberikan justifikasi atau pembenaran

d. Kepekaan sosial budaya Diagnosa yang aktual, mengancam jiwa dan dominan, menjadi diprioritas.

3. Rencana Tindakan Keperawatan

a. Rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3 aspek yaitu : tujuan umum, tujuan khusus, kriteria evaluasi dan rencana . Tujuan umum : hasil tindakan berupa kemampuan akhir yang hendak tindakan keperawatan. Tujuan khusus : tujuan dicapai (jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai) jangka pendek sampai dengan tujuan jangka panjang tercapai. Rumusan tujuan khusus berupa pernyataan kemampuan pasien mengatasi masalah.

b. Kriteria evaluasi : perubahan perilaku yang “observable” untuk setiap pencapai tujuan khusus. Bentuk rumusan : tanda dan gejala tercapainya masing-masing Tindakan tujuan khusus keperawatan: serangkaian tindakan yang harus dilaksanakan oleh perawat untuk

(6)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap tujuan khusus dicapai dengan satu atau lebih tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan durumuskan dalam bentuk kalimat perintah. c. Untuk menetapkan tujuan umum dan khusus, perawat perlu memiliki kemampuan.

d. Rencana tindakan keperawatan berfikir kritis dan bekerja sama dengan klien dan keluarga. e. Merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus. Perawat

dapat Rencana tindakan keperawatan memberikan alasan ilmiah mengapa tindakan tersebut diberikan. disusun berdasarkan standar asuhan keperawatan. Jiwa Indonesia (Depkes, 1995), berupa tindakan konseling, pendidikan kesehatan, perawatan mandiri/ADL, tindakan kolaborasi.

4. Implementasi Tindakan Keperawatan

Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan. yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan. masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini (here and now), menilai diri sendiri ( kemampuan interpersonal, intelektual dan

teknikal untuk melaksanakan tindakan, menilai kembali apakah tindakan aman bagi pasien pada saat akan melaksanakan : perawat membuat kontrak, menjelaskan apa yang akan klien dikerjakan dan peran serta yang diharapkan dari klien, dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan beserta respon klien

Hubungan. saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam pelaksanaan

tindakan keperawatan Tindakan keperawatan. mengacu pada perencanaan (NCP), bertujuan klien memiliki kemampuan : kognitif, afektif dan psikomotor untuk mengselesaikan masalah(diagnosa) yang dialami.

Strategi implementasi menggunakan SP, yang berprinsif setiap kali interaksi dengan pasien, out put interaksi haruslah samapi pada kemampuan koping pasien.

Implementasi tindakan keperawatan dilakukan berurutan secara prioritas, tapi tidak berarti sebelum masalah utama terselesaikan masalah lain tidak perlu ditangani. Selain tujuan tindakan keperawatan untuk merubah perilaku pasien, tujuan tindakan keperawatan yang lain adalah merubah perilaku keluarga. Tujuan utamanya, agar keluarga : Memahami masalah yang dialami

pasien. Mengetahui cara merawat pasien dapat mempraktekkan cara merawatan pasien, dapat memanfaatkan sumber yg tersedia untuk perawatan pasien

(7)

5. Evaluasi Tindakan Keperawatan

Merupakan proses berkelanjutan dan dilakukan terus menerus untuk menilai efek dari tindakan keperawatan. Evaluasi dibagi dua jenis :

a. Evaluasi telah dilaksanakan. proses (formatif), dilakukan setiap selesai melaks. tindakan keperawatan.

b. Evaluasi hasil (Sumatif), dilakukan dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah ditentukan.

c. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola pikir. - S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. - O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan.yang telah dilaksanakan. - A : Analisa terhadap data subjektif daan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah

masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru.

- P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisa respon klien d. Rencana tindak lanjut dapat berupa :

- Rencana teruskan jika masalah tidak berubah

- Rencana dimodifikasi jika masalah tetap ada dan semua rencana tindakan sudah dilakukan tetapi hasil belum memuaskan

- Rencana dan diagnosa keperawatan. dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang dengan masalah yang ada

- Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.

C. DOKUMENTASI

Setiap tahap dalam proses keperawatan harus didokumentasikan. Pendokumentasian inilah yang

menjadi bukti tanggung jawab dan tanggung gugat perawat. Prinsipnya apa yang sudah dikerjakan harus didokumentasikan. (Contoh-contoh format pendokumentasian terlampir).

D. KESIMPULAN

Proses keperawatan metode ilmiah dalam menjalankan asuhan keperawatan dan penyelesaian masalah secara sistimatis yang digunakan oleh perawat dan peserta didik keperawatan dapat meningkatkan otonomi; percaya diri; cara berpikir yang logis, ilmiah dan sistimatis;memperlihatkan tanggung jawab dan tanggung gugat serta pengembangan diri perawat. Disamping itu klien dapat

(8)

merasakan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik dan berperan serta aktif dalam perawatan diri, serta terhindar dari malpraktek.

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Pengkajian merefleksikan isi, proses dan informasi yang berhubungan dengan kondisi biologis, psikologis, sosial, dan spritual klien. Alat pengkajian dan petunjuk pengisian yang disediakan akan memudahkan perawat

dalam pengumpulan data secara akurat dan sistimatik.

Diagnosa keperawatan didasarkan pada rumusan masalah/kebutuhan yang yang berpedoman pada rumusan penggolongan diaknosa NANDA. Hubungan permasalahan dan itiologi dipermudah dengan menggunakan pohon masalah. Rumusan diagnosa dibagi menjadi aktual, resiko tinggi dalam masalah

kolaborasi.

Rencana tindakan keperawatan terdiri atas tujuan umum,tujuan khusus yang diikuti dengan serangkaian tindakan keperawatan untuk mencapainya. Untuk peserta didik perawat umumnya ditambahkan dengan kriteria hasil dan rasional tindakan.

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan dan kondisi klien saat itu

serta kemampuan perawat yang akan melaksanakan tindakan.

Evaluasi keperawatan merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai dampak tindakan keperawatan pada klien yang dikaitkan dengan hasil yang diharapkan.

Kesan negatif terhadap proses keperawatan perlu dijadikan tantangan. Dengan upaya yang konsisten d alam menjalankan proses keperawatan diharapkan perawat akhirnya memahami dan membudayakan

penggunaan proses keperawatan. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan program pelatihan dan supervisi langsung pada penerapan proses keperawatan jiwa dirumah sakit jiwa.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003

Keliat, BA., Akemat, Helena, N., 2006. Modul Model Praktek Keperawatan Keperawatan Jiwa. Jakarta: FIK Universitas Indonesia.

Keliat, BA., 2006, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Stuart dan sundeen. 2004. Buku Saku Keperawatan Jiwa : Jakarta. EGC

Yosep, I., 2009. Keperawatan Jiwa. Edisi revisi. Bandung : Refika Aditama

(10)

LAMPIRAN

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT _____________________ TANGGAL DIRAWAT ______________

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : _________________ (L/P) Tanggal Pengkajian : _________________ Umur : _________________ RM No. : _________________ Informan : _________________

II. ALASAN MASUK

_______________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________________

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak 2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : _________________________________________________________________ V. Masalah Keperawatan : ____________________________________________________

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

_______________________ _______________ ______ ___________________ _______________________ _______________ ______ ___________________

(11)

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ___________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan ________________________________________________________________ IV. FISIK 1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ S : _________ P : _______________ 2. Ukur : TB : __________ BB : ________

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : ______________________________________________________________ Masalah keperawatan : ______________________________________________________________ V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram Jelaskan : _______________________________________________________________ Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________ 2. Konsep diri a Gambaran diri : _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ b. Identitas : _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ c. Peran : _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ d. Ideal diri : _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ e. Harga diri : _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ Masalah Keperawatan : _______________________________________________________________ 3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : ______________________________________________________________ b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : _________________________________________ ____________________________________________________________________________________ c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : __________________________________________ ___________________________________________________________________________________

Masalah keperawatan: _______________________________________________________________ 4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : _________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ b. Kegiatan ibadah : _________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan _______________________________________________________________ _

(12)

VI. STATUS MENTAL 1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti tidak sesuai biasanya

Jelaskan : _____________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _____________________________________________________________ ______

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan

lelaskan : ________________________________________________________ ___________

Masalah Keperawan : ___________________________________________________________________

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : __________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _____________________________________________________ 4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : ________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _____________________________________________________ ________________________________

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : ________________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ___________________________________________________ 6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan Penghidu

Jelaskan : __________________________________________________________________________

(13)

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : __________________________________________________________________________

(14)

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total 2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : __________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total 4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total 5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : ……….s/d………

Tidur malam lama : ………s/d………

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total 7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

(15)

9. Kegiatan di luar rumah Belanja Ya tidak Transportasi Ya tidak Lain-lain Ya tidak Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik _____________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan pendidikan, spesifik ________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan pekerjaan, spesifik _________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan perumahan, spesifik ________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah ekonomi, spesifik ________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah lainnya, spesifik _________________________________________________________ ______________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : _________________________________________________________________

(16)

X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya : ______________________________________________________________________

Masalah Keperawatan : ________________________________________________________________ XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ Terapi Medik : _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ Perawat, (………..….)

(17)

PETUNJUK

TEKNIS PENGISIAN FORMAT

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FIK-UI

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. I. Identitas

1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan Klien tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.

2. Usia dan No RM Lihat RM

3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat. II. Alasan Masuk

Tanyakan kepada klien / keluarga:

1. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ? 2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?

3. Bagaimana hasilnya ? III. Faktor Predisposisi

1. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya " dan bila tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak ". 2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya apabila

dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka beri tanda " V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil " apabila tidah ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri tanda " V " pada kotak " tidak berhasil ".

3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan klien / keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda " V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien pernah sebagai pelaku dan korban dan saksi ( 2 atau lebih ) tuliskan pada penjelasan.

a. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait No. 1,2,3.

b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga Iainnya yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada kotak " ya " dan jika tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak ".

Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut.

(18)

5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian, trauma selama tumbuh kembang) Yang pernah dialami klien pada masa lalu.

IV. Fisik

Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ;

1 Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien. 2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.

3. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila " tidak " beri tanda " V " pada kotak tidak.

4. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada. 5. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.

V. Psikososial 1. Genogram

a. Buatlah genogram minimal tiga gcncrasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga. contoh = perempuan = laki-laki = cerai/putus hubungan = meninggal

= orang yang tinggal serumah = orang yang terdekat

= klien = umur klien = hamil 47 45 kembar

(19)

b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh. c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Konsep diri a. Gambaran diri

• Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai. b. Identitas diri, tanyakan tentang

• Status dan posisi klien sebelum dirawat.

• Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, keompok). • Kepuasan klien sebagai laki-Iaki/perempuan.

c. Peran: Tanyakan,

• Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat • Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut d. Ideal diri : Tanyakan,

• Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.

• Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat) • Harapan klien terhadap penyakitnya

e. Harga diri : Tanyakan,

• Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2 a, b, c, d. • Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya. f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

3. Hubungan sosial

a, Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.

b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn masyarakat.

c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dimasyarakat. d Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang:

• Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama yang dianut.

• Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa. b. Kegiatan ibadah : Tanyakan:

• Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok. • Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah. c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data VI. Status Mental

Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu 1. Penampilan.

(20)

a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.

b. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai diluar baju.

c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan pakaian tidak tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/ kondisi).

a. Jelaskann hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum. e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Pembicaraan

a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap, membisu, apatis dan atau lambat

b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang tak ada kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren.

c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 3. Aktivitas motorik

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga. a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.

b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,

c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol. d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat

Dikontrol klien.

e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari.

f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti

berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya.

g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum. h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

4. Alam perasaan.

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga. a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.

c. Khawatir = objeknya belum jelas.

d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum. e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data. 5. Afek

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.

a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan.

(21)

b. Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat. c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.

d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada. e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 6. lnteraksi selama wawancara

Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga a Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas.

b. Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara.

c. Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.

d. Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang lain e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 7. Persepsi.

a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman. b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak pada saat klien

berhalusinasi.

c. Masalah keperawatan sesuai dengan data 8. Proses pikir

Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara

a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan. b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan.

c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalitnat lainnya, dan klien tidak menyadarinya.

d. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan.

e. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali.

f. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.

g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara. h. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

9. lsi pikir.

Data didapatkan melalui wawancara.

a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya. b. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi tertentu.

c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada.

d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan. e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan yang

(22)

f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil/ diluar kemampuannya.

g. Waham.

• Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai dengan kenyataan.

• Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

• Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

• Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

• Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Waham yang bizar

• Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

• siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.

• Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar. h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.

i. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 10. Tingkat kesadaran

Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi, stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui wawancara

a. Bingung . tampak bingung dan kacau.

b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/ tidak sadar.

c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan yang diulang, anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungan.

d. Orientasi waktu, tempat, orang jelas

e. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal diatas. f. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara 11. Memori.

Data diperoleh melalui wawancara

a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan

b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir.

(23)

c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi. d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan cerita yang

tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya. e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Data diperoleh melalui wawancara

a. Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain.

b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang/ tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan.

c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/ pengurangan pada benda-benda nyata.

d. Jelaskan sesuai dengan data terkait. e. Masalah keperawatan sesuai data. 13. Kemampuan penilaian

a. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan.

b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu mengambil keputusan.

c. Jelaskan sesuai dengan data terkait. d. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

14. Daya tilik diri

Data diperoleh melalui wawancara

a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan

b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini. c. Jelaskan dengan data terkait.

d Masalah keperawatan sesuai dengan data VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/ tidak suka/ pantang) dan cara makan.

b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan. 2. BAB/BAK,

(24)

- Pergi, menggunakan dan membersihkan WC - Membersihkan diri dan merapikan pakaian 3. Mandi

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)

b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan. 4. Berpakaian

a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan pakaian dan alas kaki.

b. Observasi penampilan dandanan klien.

c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.

d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan mengenakan pakaian.

5. lstirahat dan tidur

Observasi dan tanyakan tentang:

- Lama dan waktu tidur siang / tidur malam

- Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa.

- Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/ cuci muka dan menyikat gigi.

6. Penggunaan obat

Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang: - Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara. - Reaksi obat.

7. Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:

- Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut.

- Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.

8. Kegiatan di dalam rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam:

- Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan

- Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel). - Mencuci pakaian sendiri

- Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari 9. Kegiatan di luar rumah

Tanyakan kemampuan klien

- Belanja untuk keperluan sehari-hari

- Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum)

(25)

- Kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/ air, kantor pos dan bank).

VIII. Mekanisme Koping

Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda "V" pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Data didapatkan melalui wawancara pada kilen atau keluarganya. Pada tiap masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

X. Pengetahuan

Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.

XI. Aspek Medik

Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

XII. Daftar Diagnosis Keperawatan

1. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi) berdasarkan pohon masalah

2. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.

Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama jelas mahasiswa.

(26)

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (Contoh)

KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien : ……… DX Medis : ……….. RM No. : ………

Tgl No Dx Dx Keperawatan Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah. TUM: Klien mempunyai harga diri TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

1. Setelah … kali interaksi, klien menunjukkan eskpresi wajah bersahabat, menun-jukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

1. Bina hubungan saling percaya dengan meng-gunakan prinsip komunikasi terapeutik :

Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

Perkenalkan diri dengan sopan.

Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.

Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji.

Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

2. Setelah … kali interaksi klien menyebutkan:

o Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien. o Aspek positif keluarga. o Aspek positif lingkung-an

klien.

2.1. Diskusikan dengan klien tentang:

Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan.

Kemampuan yang dimiliki klien. 2.2 Bersama klien buat daftar tentang:

Aspek positif klien, keluarga, lingkungan. Kemampuan yang dimiliki klien.

2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.

(27)

Tgl No Dx Dx Keperawatan Perencanaan

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3. Klien dapat me-nilai kemampuan yang dimiliki un-tuk dilaksanakan

3. Setelah … kali interaksi klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.

3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.

3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya. 4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

4. Setelah … kali interaksi klien membuat rencana kegiatan harian

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien:

kegiatan mandiri. kegiatan dengan bantuan.

4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan. 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

5. Setelah … kali interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadual yang dibuat.

Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.

Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.

Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendu-kung yang ada.

6. Setelah … kali interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.

6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien

di rawat.

(28)

1 CATATAN KEPERAWATAN Nama : RM No.: DIAGNOSIS TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI

(29)

2 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR

CATATAN KEPERAWATAN

1. Kolom diagnosis

2. Tulis nomor dan rumusan diagnosa 3. Kolom implementasi

4. Tulis tanggal dan jam dilakukannya tindakan

5. Tulis semua tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana: • Tindakan perawat

• Tindakan perawat bersama klien • Tindakan perawat bersama keluarga.

• Tindakan perawat bersama klien dan keluarga. • Tindakan perawat menyiapkan lingkungan keluarga. • Tindakan rujukan keperawataa

6. Kolom evaluasi.

a. Tulis semua respons klien/keluarga terhadap tindakan yang telah dilaksanakan, baik objektif maupun subjektif.

b. Analisa respons klien dengan mengaitkan pada diagnosa, data, dan tujuan jika ditemukan masalah baru maka dituliskan apakah akan dirumuskan diagnosa baru

c. Tuliskan rencana lanjutan, dapat berupa:

• Rencana kegiatan untuk pasien sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan

• Merencanakan tindakan perawat untuk pertemuan berikut 7. Tulis nama jelas dan tanda tangan setiap selesai melaksanakan tindakan dan

(30)

U N I T 2

K O M U N I K A S I T E R A P E U T I K

200 Menit

A . P EN G A N T A R

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.

Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian

sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang/ cinta (Johnson, 1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan

kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.

Dalam modul ini akan dibahas tentang pengertian komunikasi terapeutik dalam praktek keperawatan, sikap dan tehnik serta dimensi hubungan dari komunikasi terapeutik.

b. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep teori komunikasi

terapeutik,yang meliputi:

1. Mampu menjelaskan konsep teori komunikasi a. Pengertian

b. Jenis Komunikasi

2. Mampu menjelaskan konsep komunikasi terpeutik 1. Pengertian

2. Teknik komunikasi terapeutik 3. Dimensi tindakan

(31)

C .

B A H A N B A C A A N

A. KOMUNIKASI

1. Pengertian

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah

interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal. Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu

verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.

2. Jenis Komunikasi a. Komunikasi verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka.

Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

Komunikasi Verbal yang efektif harus: 1) Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan

berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara

(32)

sederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda rasakan tidak enak.”

2) Perbendaharaan Kata

Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini

digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.

3) Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika

berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.

4) Selaan dan kesempatan berbicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal.

Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan

denganmemikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.

5) Waktu dan relevansi

Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan

(33)

secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.

6) Humor

Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit

yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi

pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

b. Komunikasi Non Vebal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu

menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Komunikasi non-verbal teramati pada:

1) Metakomunikasi

Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah. 2) Penampilan Personal

Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias

menunjukkan kepribadian, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya

(34)

penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

3) Intonasi (Nada Suara)

Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan,

karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.

4) Ekspresi wajah

Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata

selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.

5) Sikap tubuh dan langkah

Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaanfisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.

6) Sentuhan

Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus memperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan

pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah

(35)

penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.

B. KOMUNIKASI TERAPEUTIK 1. Pengertian

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan personal. Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.

2. Teknik Komunikasi Terapeutik

Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi yang berbeda pula. Tehnik komunikasi berikut ini, treutama penggunaan referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920), yaitu:

a. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa perawat perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan. Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian adalah dengan:

- Pandang klien ketika sedang bicara

- Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan.

- Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kakiatau tangan. - Hindarkan gerakan yang tidak perlu.

- Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik. - Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

b. Menunjukkan penerimaan

Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat kita tidak harus

menerima semua prilaku klien. Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang menggelengkan kepala seakan tidak percaya. Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang

(36)

- Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.

- Memberikan umpan balik verbal yang menapakkan pengertian.

- Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi verbal.

- Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau mencoba untuk mengubah pikiran klien.

Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya”, “saya mengikuti apa yang anda ucapkan” (cocok 1987).

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien.

Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. Selama pengkajian ajukan pertanyaan secara berurutan. d. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut. Namun

perawat harus berhati-hati ketika menggunakan metode ini, karena pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda.

Contoh: - K : “saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga” - P : “ Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….”

e. Klarifikasi

Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Agar pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien.

Contoh: - “Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan”

- “ Apa yang katakan tadi adalah…….” f. Memfokuskan

Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan

klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.

(37)

g. Menyampaikan hasil observasi

Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar.

Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah

memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh: - “ Anda tampak cemas”.

- “ Apakah anda merasa tidak tenang apabila anda……” h. Menawarkan informasi

Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi klien terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan kesehatan bagi klien. Selain ini akan menambah rasa percaya klien terhadap perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada klien ketika memberikan informasi, tetapi memfasilitasi klien untuk membuat

keputusan. i. Diam

Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan metode diam memrlukan ketrampilan dan ketetapan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap

dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam terutama berguna pada saat klien harus mengambil keputusan .

j. Meringkas

Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode

ono bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Meringkas pembicaraan membantu perawat mengulang aspek penting dalam interaksinya, sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh: - “Selama beberapa jam, anda dan saya telah membicarakan…”

k. Memberikan penghargaan

Memberi salam pada klien dengan menyebut namanya, menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang terjadi menghargai klien sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai individu. Penghargaan tersebut jangan sampai

(38)

menjadi beban baginya, dalam arti kata jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya. Dan tidak pula dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ini “bagus” dan yang sebaliknya “buruk”. Perlu mengatakan “Apabila klien mencapai sesuatu yang nyata, maka perawat dapat mengatakan demikian.”

Contoh: - “Selamat pagi Ibu Sri.” Atau “Assalmualaikum” - “Saya perhatikan Ibu sudah menyisir rambut ibu”.

Dalam ajaran Islam, memberi salam dan penghargaan menggambarkan akhlah terpuji, karena berarti mendoakan orang lain memperoleh rahmat dari Allah SWT. Salam menunjukkan betapa

perawat peduli terhadap orang lain dengan bersikap ramah dan akrab. l. Menawarkan diri

Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Seringkali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.

Contoh: - “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”

m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.

Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Biarkan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannanya dalam interakasi ini perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk

membuka pembicaraan.

Contoh: - “ Adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan?” - “ Apakah yang sedang saudara pikirkan?” - “ Darimana anda ingin mulai pembicaraan ini?” n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Tehnik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Perawat lebih berusaha untuk menafsirkan dari pada mengarahkan diskusi/pembicaraan

Contoh: - “…..teruskan…..!” - “…..dan kemudian….?

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh audit pendapatan terhadap laba secara signifikan yang ditunjukkan

Berbekal informasi yang dimilikinya seorang ibu hamil dengan tingkat pendidikan tinggi dapat mengetahui resiko apa saja yang dapat terjadi pada kehamilan yang pertama kali (

Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan metode analisis SWOT dan metode analisis data Miles dan Huberman ditemukan bahwa upaya diplomasi maritim terhadap

[r]

 pemeriksa dan bandingkan tangan kanan dan kiri. Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan bawah, Amati kekuatan suatu otot dengan memberi

VOR/ILS Sistem adalah peralatan utama navigasi dan landing aid dipesawat KT- 1B,VOR adalah alat navigasi yang digunakan untuk menuntun pesawat ke tempat tujuan yang

Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak) atau di perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular)4. Fisiologik : ketinggian,

Bobot 100 butir dan hasil kacang tanah yang ditanam secara monokultur lebih tinggi dibanding dengan bobot 100 butir dan hasil kacang tanah yang ditanam secara tumpangsari,