• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SOSIAL MEDIA KULINER MENGGUNAKAN API GOOGLE MAPS BERBASIS WEBSITE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI SOSIAL MEDIA KULINER MENGGUNAKAN API GOOGLE MAPS BERBASIS WEBSITE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI SOSIAL MEDIA KULINER MENGGUNAKAN API GOOGLE MAPS BERBASIS WEBSITE

Marlince N.K Nababan1, Meidika Sagala2, Lengsina Sihombing3, Fredy Sanjaya Ginting3, Jen Chandra5 1-5Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer, Universitas Prima Indonesia, Indonesia

Email:[email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

Culinary arts is one of the attractions for foreign tourists who hold a tour with the aim of enjoying various types of delicious food [1]. But if we want to get information about food or culinary in an area it is not easy especially for migrants who visit a new area. They cannot determine the food to be eaten because of the lack of information about the culinary in the area. The lack of information for the community certainly has an impact on culinary shops. Generally, many culinary store managers have difficulty in introducing marketed culinary, which makes the profits of the entrepreneurs managing the existing culinary stores decrease. Based on these problems, research will be conducted on issues with the aim of building a culinary media social application by using the Google Maps API. The results of this study are in the form of a culinary media social application by applying the Google Maps API method in helping culinary searches.

Keywords : Kuliner Sumut, sosial media kuliner

1. PENDAHULUAN

Seni kuliner merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan mancanegara yang mengadakan suatu perjalanan wisata dengan tujuan untuk menikmati berbagai jenis makanan yang enak [1]. Namun jika kita ingin mendapatkan informasi mengenai makanan atau kuliner yang ada di suatu daerah tidaklah mudah apalagi bagi para pendatang yang mengunjungi sebuah daerah baru. Mereka tidak bisa menentukan makanan yang akan dimakan karena kurangnya informasi mengenai kuliner yang ada di daerah tersebut. Kekurangan informasi bagi masyarakat tentunya berdampak pada toko kuliner. Umumnya banyak pengelola toko kuliner kesulitan dalam memperkenalkan kuliner yang dipasarkan sehingga membuat keuntungan dari para pengusaha pengelola toko kuliner yang ada menjadi menurun. Seiring perkembangan jaman, cepatnya pertumbuhan aplikasi media sosial tidak dipungkiri lagi, contohnya seperti facebook, twitter, instagram. Jumlah pengguna media sosial naik 18 persen dari 1,47 milyar pengguna di tahun 2012. Faktanya, di tahun 2018, pengguna media

sosial di dunia diperkirakan akan mencapai 2,55 milyar pengguna [2].

Dikarenakan permasalahan tersebut, maka untuk membantu proses penyaluran informasi yang lebih cepat dan mudah maka diperlukan sebuahaplikasi berbasis sosial media. Selain berbasis sosial media, aplikasi yang dibangun akan menerapkan API Google Maps dalam membantu proses pencarian kuliner. Pengguna atau pencari kuliner cukup melakukan pencarian melalui peta digital yang tersedia dan hasil pencarian akan divisualisasikan pada peta digital tersebut. Kelebihan dari adanya sosial media pada aplikasi yaitu pengguna dapat saling berbagi dan memberikan komentar terkait informasi kuliner yang dibagikan sehingga pertukaran informasi akan bergerak semakin cepat dan tentunya akan memudahkan para pencari kuliner dalam mendapatkan informasi kuliner dari berbagai daerah.

2. METODOLOGI

Berikut ini akan diuraikan metodologi pembangunan aplikasi antara lain:

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini akan dilakukan proses pengumpulan data yaitu : melakukan komunikasi

(2)

dengan masyarakat, melakukan pengumpulan data melalui media cetak ataupun media internet, mengumpulkan hasil data tersebut untuk mendefinisikan fitur dan fungsi pada aplikasi yang akan dirancang.

Dari hasil pengumpulan data dan analisis tersebut akan dilanjutkan dengan tahap pengidentifikasi permasalahan-permasalahan tersebut dan kemudian diusulkan solusi penanganannya.

b. Analisis Sistem

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang akan digunakan dalam sistem yang akan dirancang. Beberapa fitur dan konsep sistem akan dianalisis pada tahapan ini.

c. Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan prototype sistem dan kerangkanya dengan menggunakan software balsamic mockups 3. Untuk perancangan basis data menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram). Serta untuk

pembangunan sistem dan

pengimplementasiannya pada kode program menggunakan Framework Laravel.

d. Uji Coba Sistem

Setelah masa pembuatan program selesai, akan dilakukan pengujian oleh penulis sendiri dengan cara menjalankan sistem tersebut dan mencari adanya bug/error pada sistem tersebut.

Selanjutnya akan dibahas beberapa

landasan teori yang mendukung pembangunan aplikasi antara lain:

Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Jadi aplikasi secara umum adalah suatu proses dari cara manual yang ditransformasikan ke komputer dengan membuat sistem atau program agar data diolah lebih berdaya guna secara optimal [3]. Kumpulan aplikasi komputer yang digabungkan menjadi suatu paket disebut sebagai suite aplikasi (application suite). Contohnya: Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang menggabungkan aplikasi pengolah kata, lembar kerja dengan beberapa aplikasi lainnya.

Antar muka pengguna pada aplikasi-aplikasi dalam suatu paket, umumnya memiliki

kesamaan sehingga memudahkan pengguna dalam mempelajari dan menggunakan tiap aplikasi.

Berdasarkan jenisnya, aplikasi komputer dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: [4] a. Enterprise. Digunakan untuk organisasi yang cukup besar dengan maksud menghubungkan aliran data dan kebutuhan informasi antar bagian, contoh: IT

Helpdesk, Travel Management dan

lain-lain.

b. Enterprise – Support. Sebagai aplikasi pendukung dari Enterprise, contohnya:

Database Management, Email Server dan Networking System.

c. Individual Worker. Sebagai aplikasi yang biasa digunakan untuk mengolah data oleh tiap individu. Contoh: MsOffice, Photoshop, Acrobat Reader dan lain-lain

d. Aplikasi Akses Konten. Digunakan oleh individu (hanya) untuk mengakses konten tanpa disertai kemampuan untuk mengolah data melainkan hanya melakukan kustomisasi terbatas. Contoh: Games,

Media Player dan Web Browser.

e. Aplikasi Pendidikan. Biasanya berbentuk simulasi dan mengandung konten yang spesifik untuk pembelajaran.

f. Aplikasi Simulasi. Biasa digunakan untuk melakukan simulasi penelitian, pengembangan dan lain-lain. Contoh: simulasi pengaturan lampu lalu lintas. g. Aplikasi Pengembangan Media. Berfungsi

untuk mengolah / mengembangkan media biasanya untuk kepentingan komersial, hiburan dan pendidikan. Contoh:

Digital Animation Software, Audio Video Converter dan lain-lain.

h. Aplikasi Mekanika dan Produk. Dibuat sebagai pelaksana / pengolah data yang spesifik untuk kebutuhan tertentu. Contoh:

Computer Aided Design (CAD), Computer Aided Engineering (CAE), SPSS dan

lain-lain.

Use case atau diagram use case

merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat.

(3)

Basis Data adalah sekumpulan data maupun deskripsi tentang data yang secara logis saling berhubungan untuk digunakan bersama dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

Basis Data adalah kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Artinya, basis data merupakan tempat penyimpanan data besar yang dapat digunakan oleh banyak pengguna. Seluruh item basis data tidak lagi dimiliki oleh satu departemen, tetapi menjadi sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama.

Media sosial ialah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul - simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu tipe relasi spesifik atau lebih, seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.

Layanan yang dihadirkan oleh masing - masing website jejaring sosial berbeda - beda. Hal inilah yang merupakan sebuah ciri khas dan juga keunggulan masing – masing website jejaring sosial. Tetapi umumnya layanan yang ada pada jejaring sosial adalah chatting, email, berbagi pesan (messaging), berbagi video dan atau foto, forum diskusi, blog dan lain - lain.

Media sosial merupakan salah satu tempat membangun citra diri seseorang di depan orang lain. Pembangunan popularitas dan eksistensi diri inilah yang menghasilkan kepuasan tersendiri bagi kebanyakan orang [5-10].

Dari berbagai buku termasuk buku Larousse Gastronomique The World’s Greatest Cookerry Encyclopedia, tidak ditemukan arti

Culinaire atau Culinary secara tepat. Kuliner

disebut juga sebagai the art of cuisine. Buku-buku textbook mengenai kuliner dimanfaatkan oleh para professional supaya bisa mengendalikan dapur restoran dalam hal teknik memasak.

Teori dasar keterampilan memasak mencakup manajemennya, pemilihan bahan, persiapan bahan sebelum diolah, penyimpanan bahan, pengaturan menu, pengolahan makanan, pemanfaatan sisa makanan, pemanfaatan alat masak, tata penampilan makanan, dan pengaturan tenaga kerja [11].

Berdasarkan alur dan kebutuhan sistem yang didapat setelah melakukan analisis data maka akan ditampilkan gambaran Use Case

Diagram aplikasi pada Gambar 1.

Gambar 1. Use Case Diagram Aplikasi Sosial Media Kuliner

Gambar 1 menunjukkan fitur-fitur yang tersedia dalam aplikasi yang dibangun, setiap aktor memiliki fitur-fitur tersendiri yang saling berkoordinasi dengan sistem yang akan dibangun.

Aktor user dapat melakukan pendaftaran akun, melakukan pencarian kuliner, menambahkan kuliner ke wishlist, menyukai dan memberi rating kuliner, memberikan komentar dan mengelola data artikel. Fitur-fitur wishlist dan pemberian rating merupakan fitur utama sosial media. Aktor penyedia jasa kuliner juga memiliki fitur pendaftaran, mengelola data kuliner dan artikel serta mengelola data event. Aktor admin memiliki hak untuk melakukan verifikasi penyedia jasa kuliner serta mengelola data informasi user.

Sementara itu, penggambaran pada Gambar 2. di bawah ini menunjukkan rancangan basis data dari aplikasi yang akan dibangun.

(4)

Gambar 2. Rancangan Basis Data Aplikasi Dengan Menggunakan Entity Relationship

Diagram (ERD)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah gambaran dari aplikasi yang telah selesai dibangun antara lain:

a. Tampilan Awal

Tampilan awal merupakan tampilan yang pertama kali disajikan kepada user ketika menjalankan aplikasi.

Gambar 3. Tampilan Awal Aplikasi

b. Tampilan Pencarian Kuliner

Tampilan untuk melakukan pencarian kuliner yang terdiri dari 2 yaitu pencarian kuliner melalui form dan melalui map.

Gambar 4. Tampilan Pencarian Kuliner c. Tampilan Pencarian Kuliner Dengan API

Google Maps

Tampilan untuk melakukan pencarian kuliner melalui peta digital Google Maps.

Gambar 5. Tampilan Pencarian Kuliner Dengan API Google Maps

d. Tampilan Fitur-Fitur Sosial media

Tampilan yang berisikan beberapa fitur-fitur sosial media yang tersedia pada

(5)

aplikasi sosial media kuliner yang dibangun.

Gambar 6. Tampilan Fitur Like, Berikan Rating dan Tambahkan Wishlist

Gambar 7. Tampilan Berbagi Artikel

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengembangan aplikasi yang sudah dilakukan pengujian kepada 15 responden, sekitar 14 dari 15 responden menyatakan setuju dengan manfaat dari aplikasi dapat memberikan efesiensi khususnya dalam membantu pencarian kuliner.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] K. Margi, “Identifikasi Potensi Wisata Kuliner Berbasis Bahan Baku Lokal di Kabupaten Buleleng, Bali”, Jurnal Ilmu

Sosial dan Humaniora, vol. 2, no. 2,

Oktober 2013.

[2] D. Moore, “Social Networking Sees Widespread Growth Around the World”, America: Pearson Education, 2018. [3] H. M. Jogiyanto, “Teori dan Aplikasi

Komputer”, Yogyakarta: Andi, 2014. [4] Hendrayudi, “Pengertian Aplikasi”,

Yogyakarta: Andi, 2017.

[5] A. S. Rosa dan M. Shalahuddin, “Rekayasa Perangkat Lunak Struktur dan Berorientasi Objek”, Bandung: Informatika, 2014. [6] T. Connoly dan C. Begg, “Database

Systems: a practical approach to design, implementation, and management”, 5th Edition, America: Pearson Education, 2014.

[7] Munawar, 2017, Pemodelan Visual Dengan UML, Yogyakarta: Graha Ilmu. [8] Indrajani, “Database Design (Case Study

All in One)”, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2015.

[9] H. Ricardo, “The Drop Out Billionaire: Menjual Ide Ala Mark Zuckerberg”, Yogyakarta: Best Publisher, 2016.

[10] A. Kindarto,”Efektif Blogging dengan Aplikasi Facebook”, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2017.

[11] T. Soenardi dan Tim Yayasan Gizi Kuliner Jakarta, “Teori Dasar Kuliner”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015.

Gambar

Gambar 1. Use Case Diagram Aplikasi Sosial  Media Kuliner
Gambar 4. Tampilan Pencarian Kuliner  c.  Tampilan  Pencarian  Kuliner  Dengan  API
Gambar 6. Tampilan Fitur Like, Berikan Rating  dan Tambahkan Wishlist

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sistem basis data adalah sistem yang terdiri dari atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan sekumpulan

Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan yang digunakan organisasi untuk mendapatkan suatu

Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yng saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah komputer) dan sekumpulan program

Atas dasar kebutuhan tersebut maka akan dicoba untuk membuat aplikasi yang dapat membantu pengguna mendapatkan informasi berbagai tempat wisata, yang dalam studi kasus kali

Database adalah sekumpulan logical data yang saling berhubungan beserta keterangannya yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi (Conolly and Beg, 2010,

(ERD) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari.

Sedangkan menurut Connolly dan Begg (2010, p65) basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lain secara logis yang digunakan secara bersama-sama dan