• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF DENGAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS SISWA KELAS VA PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN DI

SD NEGERI 04 KEMIRI KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Septi Ninik Wahyuni (14541086)

Prodi PGSD FKIP UNSIRI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 dengan mengimplementasikan model kooperatif teknik two stay two stray pada pelajaran SBK.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa. Data dan sumber data yang digunakan berupa informasi tentang proses pembelajaran motif hias dengan teknik Two Stay Two Stray, dan kreativitas siswa dalam pembelajaran motif hias serta kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan teknik Two Stay Two Stray di kelas, bersumber dari peristiwa, informan dan dokumen. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Prosedur penelitian ini dalam satu siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif dan analisis kritis.

Hasil penelitian menunjukkan prasiklus siswa yang kreatif sebanyak 12 siswa, siklus I terdapat peningkatan yaitu terdapat 13 siswa yang kreatif dan 15 siswa cukup kreatif dan pada siklus II peningkatan terjadi secara signifikan yaitu terdapat 24 (85,7%) dari 28 siswa yang kreatif, sementara tinggal 4 siswa saja yang cukup kreatif. Prasiklus siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dan 16 siswa tidak tuntas, pada siklus I dan siklus II dari 28 siswa sudah mencapai indikator atau sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias dengan menerapkan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kreativitas siswa, hipotesis yang berbunyi: “Implementasi pembelajaran model kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray pada pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VA di SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016” terbukti.

(2)

2 ABSTRACT

The objective of the research is to improve the students’ creativity at Class VA of SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar in the Academic Year of 2015/2016 by implementing the cooperative learning model type Two Stay Two Strsy in learning Cultural Arts.

The research was a Classroom Action Research (CAR). The subjects of the research were students of class VA at SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar in the academic year of 2015/2016 consisting of 28 students. The data and data sources used were information about the process or learning decorative motive by using Two Stay Two Stray techniques in the classroom, the students’ creativity in learning decorative motive, and the teacher’s ability in executing learning by implementing Two Stay Two Stay in the classroom, which were obtained from events, informants, and documents. The techniques of collecting data were observation, interview, documentation, and questionnaire. The data validity was tested by using source triangulation and data collection method triangulation. The procedures of the research in each cycle consist of planning, acting, observing, and reflecting. The techniques of analyzing data were descriptive comparative and critic analysis.

The findings of the research show that the number of creative students before treatment was 12 students. After cycle I was completed, the number of creative students increased to 13 students and the rest 15 students were categorized fairly creative. After cycle II was completed, there was a significant increase where the number of creative students became 24 students and only for students who were fairly creative. Before treatment, there were 12 students who fulfilled the completeness minimum criteria, and the rest 16 were not. After given treatment in cycle I and cycle II, all of the students had fulfilled the completeness minimum criteria. The findings show that the process of learning Vultural Arts particularly in the lesson of decorative motive by implementing cooperative model type Two Stay Two Stray can improve the students’ creativity. Therefore, the hypothesis “The implementation of Cooperative model type Two Stay Two Stray in learning Vultural Arts can improve the students creativity at Class VA of SD Negeri Kemiri Karanganyar in the academic year of 2015/2016” is accepted.

(3)

3 PENDAHULUAN

Proses pendidikan yang ideal adalah proses pendidikan yang memperhatikan perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Pendidikan di Indonesia saat ini harus menitikberatkan kepada tiga aspek tersebut. Perkembangan ke tiga aspek itu, akan membentuk siswa menjadi manusia yang kreatif. Adanya perkembangan kreativitas yang diawali sejak dini akan mampu membentuk kebiasaan berfikir dalam diri siswa yang akhirnya akan bermanfaat di masa yang akan datang. Tapi pada kenyataannya yang terjadi hampir semua sistem pendidikan di sekolah terutama pada pendidikan dasar kurang menyentuh dan kurang mengembangkan daya kreativitas siswa.Sekolah berusaha memberi batasan-batasan terhadap pola berpikir siswa.

Zaman sekarang, guru lebih sering mengajar secara mekanistis dan tekstual sesuai kurikulum yang berlaku. Hal ini yang terkadang kurang berhasil dalam mengembangkan pendidikan anak dimasa depan. Seperti yang terjadi di SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016, pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya pada

siswa kelas VA. Berdasarkan hasil kunjungan dan wawancara dengan guru kelas, dari 28 siswa didapat 12 siswa yang kreatif dan 16 siswa yang lain belum mencapai indikator kreativitas. Keenambelas siswa tersebut cenderung hanya mengikuti teman-temannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, terlihat guru jarang sekali menggunakan model pembelajaran yang lain, sehingga siswa hanya mengerti lewat cerita dan siswa sering meraba-raba tentang apa yang diceritakan oleh guru. Hal tersebut menjadikan proses pembelajaran tidak maksimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perbaikan kualitas pendidikan harus segera dilakukan. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal ini, namun juga tidak menutup kemungkinan peran serta siswa di sekolah dalam mengikuti pembelajaran juga menentukan. Guru dalam proses pembelajaran perlu menerapkan metode yang tepat dalam mengajar.

Metode yang digunakan guru dalam mengajar dapat mendukung guru dalam memberikan pemahaman yang tepat pada siswa berkaitan dengan materi pelajaran yang disampaikan.

(4)

4 Penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kreativitas siswa. Melalui teknik Two Stay Two Stray ini siswa akan mengerti dengan jelas apa yang dimaksud dengan penjelasan guru, dapat meningkatkan minat belajar SBK sehingga diharapkan kreaktivitas belajar siswa akan meningkat.

Keinginan peneliti dan guru menerapkan model pembelajaraan kooperatif teknik Two Stay Two Stray ini, didasari pada kajian teroritis dan hasil-hasil penelitian tindakan kelas terdahulu yang relevan, diantaranya yang dilakukan oleh Sri Murwaeni, Pipit Sumanti (2011), dan Ida Pramuswati (2010), menerapkan bahwa dengan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray, hasil kreativitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti dan guru kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa kelas VA dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas VA di SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan mengimplemen-tasikan pembelajaran model kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray dalam mata pelajaran SBK.

METODE PENELITIAN Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan di SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar, selama kurang lebih empat bulan yaitu dari bulan Maret sampai Juni 2016, yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah guru kelas VA dan siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 28 siswa. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini mengacu pada Kurt Lewin yang dikutip Sarwiji Suwandi (2009: 27-28), bahwa dalam satu siklus terdiri empat langkah, yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) aksi atau tindakan

(5)

5 (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan berupa informasi tentang proses pembelajaran motif hias dengan teknik Two Stay Two Stray, dan kreativitas siswa dalam pembelajaran motif hias serta kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan teknik Two Stay Two Stray di kelas. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

1. Peristiwa, yaitu kegiatan pembelajaran membuat motif hias yang dilaksanakan di kelas VA. 2. Informan, yaitu guru kelas VA dan

siswa kelas VA SDN 04 Kemiri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016.

3. Dokumen/arsip, silabus kelas V semester II, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SBK kelas V.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini, meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.

Validitas Data

Validitas data adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada

obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sehubungan dengan hal tersebut, maka data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2007: 92). Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: triangulasi sumber data dan validitas konstruk. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif dan analisis kritis. Sarwiji Suwandi (2009: 61) menyatakan bahwa analisis deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir pada setiap siklus. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan atau

(6)

6 setelah pengumpulan data dengan menggunakan skala Likert dimana jumlah akumulasi dari skala tersebut dijadikan patokan untuk membuat kategori. Interval Jumlah ) pengukuran (jarak R i  (Djarwanto PS, 1998: 61) Keterangan: i : interval nilai

R : jarak pengukuran (skor maksimal – skor minimal)

Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah meningkatnya kreativitas siswa dalam pembelajaran motif hias, seperti: 1) memiliki rasa ingin tahu yang besar; 2) sering mengajukan pertanyaan; 3) memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah; 4) mampu menyatakan pendapat secara spontan; 5) mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya; 6) tidak terpengaruh orang lain. Apabila tingkat kreativitas siswa sudah mencapai

minimal 80% maka sudah dianggap tercapai.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dengan materi motif hias, guru belum menggunakan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray. Hasil observasi siswa menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, kreativitas siswa dari 28 siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2016 kebanyakan rendah.

Berdasarkan Lembar Observasi siswa kondisi awal, menunjukkan bahwa kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias dari 28 siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar, yang tidak kreatif sebanyak 16 siswa atau 57,1%, siswa yang cukup kreatif sebanyak 1 siswa atau 3,6%, siswa yang kreatif sebanyak 10 siswa atau 35,7%, dan siswa yang sangat kreatif sebanyak 1 siswa atau 3,6%. Kreativitas siswa kelas VA pada kondisi awal dari hasil penyebaran angket dengan 20 item pernyataan menunjukkan hasil sebagai berikut: skor tertinggi 66 dan skor terendah 28.

(7)

7 Siklus I

Tindakan siklus I, baik pertemuan pertama dan kedua, materi yang disajikan dengan teknik Two Stay Two Stray, kelihatan lebih jelas dan menyenangkan dibanding pra tindakan. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dengan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray, kreativitas belajar siswa lebih meningkat dibanding ketika guru belum menggunakan teknik Two Stay Two Stray.

Tindakan pada siklus I walaupun sudah ada peningkatan kreativitas siswa dalam kegiatan belajara mengajar mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias, namun masih saja terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan, yaitu masih ada siswa yang hanya mondar-mandir kesana-kemari, siswa masih ikut-ikutan temannya minta ijin untuk ke toilet, siswa yang bertamu ke kelompok lain tidak langsung membahas materi namun malah bercanda ria terlebih dahulu. Sementara dari pihak guru, terlihat guru kurang tegas sehingga siswa terkadang semaunya sendiri. Guru hanya menghimbau dan meminta kepada siswa untuk tenang dan berkonsentrasi dengan nada suara yang lemah, sehingga

terkadang siswa kurang menghiraukan anjuran guru tersebut.

Berdasarkan Lembar Observasi siswa Siklus I, menunjukkan bahwa kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias dari 28 siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar, yang tergolong tidak kreatif sebanyak 0% atau sudah tidak ada lagi siswa yang tidak kreatif, siswa yang tergolong cukup kreatif sebanyak 53,6% atau 15 siswa, siswa yang tergolong kreatif sebanyak 32,1% atau 9 siswa, dan siswa yang tergolong sangat kreatif sebanyak 14,3% atau 4 siswa. Kreativitas siswa kelas VA dalam kegiatan belajar mengajar Seni Budaya dan Keterampilan, selain dari lembar observasi siswa, juga dapat diketahui dari hasil penyebaran angket. Hasil penyebaran angket pada siklus I diketahui skor tertinggi 68 dan skor terendah 40.

Siklus II

Guru kelas VA telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray secara runtut yaitu mengajar secara konseptual menerapkan pembelajaran artinya guru mengajar dengan tujuan yang jelas,

(8)

8 terencana dan menerapkan tahap-demi tahap pembelajaran model kooperatif teknik Two Stay Two Stray. Guru bisa bertindak lebih tegas terhadap siswa yang tidak menaati peraturan dalam proses pembelajaran, sehingga dalam tindakan siklus II ini tidak ada lagi siswa yang bertindak semuanya sendiri, semua mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan penuh konsentrasi.

Kegiatan siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias pada siklus II ini sudah mencapai harapan. Ini terlihat sudah banyak siswa yang mau mengajukan pertanyaan, mau memberikan saran dan usul, mampu berpendapat secara spontan, mampu mengungkakan pendapatnya sendiri, bersedia mengajukan pemikiran yang berbeda dengan teman lainnya, mampu bekerja sendiri, mau mencoba hal-hal yang baru, dan pada saat melaksanakan kerja kelompok kebanyakan siswa aktif dalam kelompoknya tidak ada lagi yang berani main-main sendiri.

Tindakan siklus II, baik pertemuan pertama dan kedua, materi yang disajikan dengan teknik Two Stay Two Stray, kelihatan lebih jelas dan menyenangkan dibanding tindakan siklus I. Pembelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan dengan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray, kreativitas siswa terlebih lebih meningkat dibanding kondisi awal dan siklus I.

Berdasarkan Lembar Observasi siswa, menunjukkan bahwa kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias, dari 28 siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar yang tergolong tidak kreatif sebanyak 0% atau sudah tidak ada lagi siswa yang tidak kreatif, siswa yang tergolong cukup kreatif tinggal 14,3% atau 4 siswa, siswa yang tergolong kreatif sebanyak 46,4% atau 13 siswa, dan siswa yang tergolong sangat kreatif sebanyak 39,3% atau 11 siswa. Disimpulkan, bahwa kreativitas siswa pada tindakan siklus II, dilihat dari lembar observasi siswa sudah mencapai 85,7% yang berarti sudah mencapai indikator yang diharapkan yaitu minimal 80% siswa yang kreatif dalam proses pembelajaran.

Peningkatan kreativitas siswa kelas VA dalam kegiatan belajar mengajar Seni Budaya dan Keterampilan, selain dari lembar observasi siswa, juga dapat diketahui dari hasil penyebaran angket. Hasil penyebaran angket pada siklus II

(9)

9 diperoleh skor tertinggi 80 dan skor terendah 49.

Pembahasan Hasil Penelitian

Kreativitas siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 dalam kegiatan belajar mengajar Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias setelah diterapkan model kooperatif tekni Two Stay Two Stray, ada peningkatan dari kondisi awal hingga siklus II. Nilai peningkatan kreativitas siswa siklus I meningkat sebanyak 82% (rata-rata siklus I – rata-rata kondisi awal), dari 28 siswa sudah mencapai nilai diatas KKM (60) atau semua siswa tuntas. Berikutnya pada siklus II kreativitas siswa meningkat lagi sebanyak 70% (rata-rata siklus II – rata-tata siklus I), semua siswa sudah mengalami peningkatan kreativitas dengan nilai diatas KKM atau semua siswa tuntas. Peningkatan kreativitas siswa tersebut meliputi; memiliki rasa ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan, mampu memberikan gagasan dan usul terhadap suatu masalah, mampu berpendapat secara spontan dan tidak malu-malu, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya tidak terpengaruh orang lain, memiliki daya imajinasi yang kuat, mampu mengajukan

pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain, dapat bekerja mandiri, senang mencoba hal-hal yang baru, dan mampu mengembangkan atau memerinci suatu masalah gagasan (kemampuan elaborasi).

Kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan materi motif hias dari 28 siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar pada kondisi awal dalam kategori tidak kreatif sebanyak 9 siswa atau 4 siswa tuntas dan 5 siswa tidak tuntas, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan atau semua siswa tuntas, kondisi awal dalam kategori cukup kreatif sebanyak 7 siswa, siklus I sebanyak 15 siswa, siklus II sebanyak 4 siswa atau semua siswa tuntas, kondisi awal dalam kategori kreatif sebanyak 11 siswa, siklus I sebanyak 9 siswa, siklus II sebanyak 13 siswa atau semua siswa tuntas, kondisi awal dalam kategori sangat kreatif sebanyak 1 siswa, siklus I sebanyak 4 siswa, siklus II sebanyak 11 siswa atau semua siswa tuntas.

Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias sebelum menerapkan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray kurang melibatkan siswa secara langsung. Guru lebih

(10)

10 banyak berperan dalam memberikan teori mengenai materi. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray pada siklus I, berdasarkan hasil pengamatan peneliti siswa lebih banyak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa secara langsung menyimak dari sesama temannya dalam menjelaskan materi yang mereka peroleh dari kelompok lain, siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah, kerjasama dalam kelompok meningkat, mampu mengemukakan pendapat dalam kelompok, dan mampu memberikan gagasan dan usulan, hal inilah yang membuat siswa semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Setelah rancangan pembelajaran diperbaiki pada siklus II, kreaktivitas siswa semakin meningkat bila dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Dalam siklus II, guru bertindak lebih tegas terhadap siswa yang semaunya sendiri, bahkan guru memberikan hukuman pada siswa yang masih ramai sendiri maupun siswa yang tidak menaati peraturan dalam kegiatan belajar mengajar. Hukuman yang diberikan berupa berdiri di depan kelas

dengan satu kaki, dan kedua tangannya memegangi telingga. Adanya sanksi hukuman tersebut, menjadikan siswa tidak lagi berani bertindak semaunya sendiri, melainkan siswa lebih konsentrasi dan semangat mengikuti pembelajaran.

Penerapan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan materi motif hias pada siswa kelas VA, interaksi siswa dalam proses pembelajaran lebih meningkat. Meningkatnya interaksi siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terlepas dari peran guru. Dalam proses pembelajaran, guru memberikan tugas berdiskusi dalam kelompok untuk membahas suatu materi mengenai motif batik nusantara yang mereka perlu pahami sehingga dalam suatu kelompok timbul kerjasama yang sangat erat yaitu ada 1 orang yang belum memahami materi tertentu secara otomatis teman satu kelompoknya menjelaskan sampai temannya paham materi tersebut. Pada siklus II, kerja sama antar siswa dalam pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran lebih meningkat. Peran aktif siswa yang lebih “mampu” berupaya untuk mendampingi siswa yang “belum mampu” dalam menguasai materi,

(11)

11 karena para siswa menganggap keberhasilan bukanlah ditentukan oleh individu sendiri, hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Miftahul Huda (2014: 207) bahwa teknik Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi.

Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sri Murwaeni (2013) dengan judul “Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar.

Penelitian terdahulu lainnya yang mendukung penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ida Pramuswati (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran berdiskusi pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Getasan. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut ditandai dengan meningkatnya: 1) jumlah siswa yang aktif dalam apersepsi; 2) jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran diskusi; 3) jumlah siswa yang perhatian dan konsentrasi dalam pembelajaran; dan 4) jumlah siswa yang kerjasama dalam diskusi.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian sekarang sama-sama menerapkan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, yang membedakan dalam penelitian sekarang meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, serta hasil pencapaian indikator dalam penelitian sekarang ini hanya dilakukan dalam dua siklus. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil analisis data, temuan penelitian dan pembahasan penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Budaya

(12)

12 dan Keterampilan materi motif hias, terlihat dari hasil lembar observasi siswa dan angket siswa tiap siklus menunjukkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dari kondisi awal hingga siklus II mengalami peningkatan, baik dari aspek rasa ingin tahu, aspek pengajuan pertanyaan, aspek memberikan gagasan dan usulan, aspek menyatakan pendapat secara spontan, aspek mempunyai pendapat sendiri, aspek daya imajinasi, aspek mengajukan pemikiran pemecahan masalah yang berbeda, aspek bekerja mandiri, aspek mencoba hal-hal yang baru, dan aspek kemampuan elaborasi.

Prasiklus menunjukkan 12 dari 28 siswa yang kreatif, siklus I terdapat peningkatan yaitu terdapat 13 siswa yang kreatif dan 15 siswa cukup kreatif dan pada siklus II peningkatan terjadi secara signifikan yaitu terdapat 24 siswa (85,7%) dari 28 siswa yang kreatif, sementara tinggal 4 siswa saja yang cukup kreatif. Prasiklus siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dan 16 siswa tidak tuntas, pada siklus I dan siklus II dari 28 siswa sudah mencapai indikator atau sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan materi motif hias dengan menerapkan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kreativitas siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis yang berbunyi: “Implementasi pembelajaran model kooperatif dengan teknik Two Stay Two Stray pada pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas VA SD Negeri 04 Kemiri Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016” terbukti. Saran

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini, hendaknya dapat dikembangkan oleh guru-guru yang lain dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan khususnya penerapan model kooperatif teknik Two Stay Two Stray agar kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar meningkat.

2. Bagi Siswa

Siswa hendaknya mengikuti pembelajaran secara aktif. Siswa harus bisa menambah wawasan dan mendalami materi yang dipelajari. Selain itu, sekiranya siswa kurang setuju terhadap cara mengajar guru, maka siswa dapat memberikan

(13)

13 masukan ataupun saran kepada guru yang bersangkutan.

3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana belajar yang lengkap, agar dalam proses belajar mengajar tidak mengalami kesulitan.

DAFTAR PUSTAKA

Djarwato Ps, 1998. Statistik Sosial Ekonomi. Surakarta: BPFE. Ida Pramuswati, 2010. Penerapan

Model Pembelajaran

Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Sebagai Upaya

Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi FKIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta, diakses tanggal 14 Januari 2016 jam 08.35 WIB. Pipit Sumanti, 2011. Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif

Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X3 SMA YLPI Pekanbar.

Skripsi FKIP Universitas Islam Riau Pekanbaru, diakses tanggal 14 Januari 2016 jam 09.03 WIB. Sarwiji Suwandi, 2009. Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru; Penelitian Tindakan Keas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Rayon 13 Surakarta.

Sri Murwaeni, Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, diakses tanggal 14 Januari 2016 jam 08.53 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA

Teknik pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Teknik dua tinggal dua tamu ini memberikan kesempatan kepada setiap

yang tidak diajar dengan model kooperatif teknik two stay two stray , maka akan digunakan rumus t-test dengan diawali dengan menghitung skor hasil belajar siswa pada

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dalam pembelajaran PKn untuk

Berbeda dengan pencapaian tersebut, hasil pembelajaran apresiasi cerpen siswa tanpa menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ”dua yang

Untuk mengubah siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TS-TS) sangatlah tepat, karena model ini

Jika mengalami kenaikan, maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam

145 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray TSTS terhadap Hasil Belajar Fisika The Effect of Two Stay Two Stray TSTS Cooperative Learning Model on Physics