• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta ) Nomor: 5 Tabun 1990 Seri D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta ) Nomor: 5 Tabun 1990 Seri D"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta )

Nomor: 5 Tabun 1990 Seri D ═════════════════════════════════════════════════════════════════

PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH

TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 7 TAHUN 1989 (7/1989)

TENTANG PEMBENTUKAN ORGANlSASI DAN TATA KERJA DINAS

KEBAKARAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

Menimbang: a. bahwa makin meningkatnya kepadatan penduduk, perkembangan pemukiman dan bangun-bangunan lainnya di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta mengakibatkan kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran menjadi lebih besar.

b. bahwa untuk mencegah dan menanggulangi kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran tersebut, perlu adanya penanganan secara lebih mantap dengan meningkatkan status Sub Seksi Penolong Bahaya Kebakaran pada Dinas Pekerjaan Umum tersebut Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 062/KD/1986 Tanggal 17 April 1986 menjadi Dinas Kebakaran agar lebih berdaya guna serta berhasil guna dalam melaksanakan beban tugas dan tanggung jawabnya di bidang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

c. bahwa dengan Surat Nomor : 061.1/2530/SJ tanggal 22 Juli 1988 Menteri Dalam Negeri telah memberikan izin prinsip Pembentukan Dinas Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta jo Surat Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 061.1/1785 tanggal 7 September 1988, Hal: Tindak Lanjut Pembentukan Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta;

d. bahwa untuk keperluan tersebut di atas perlu dibentuk Dinas Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(2)

Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum kepada Daerah.

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.

5. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1a Tahun 1974 tentang Pencegahan Bahaya Kebakaran di Kota-kota seluruh Indonesia.

6. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 1978 tentang Usaha Peningkatan Kewaspadaan serta Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung. 8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 6 Tahun 1959 jo Nomor 5 Tahun 1960 tentang Penyerahan secara nyata Beberapa Urusan Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Daerah Swatantra Tingkat I Yogyakarta.

9. Peraturan Daerah Kotapraja Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1965 tentang Susunan Administrasi dan Kepegawaian Pemerintah Daerah Kotapraja Yogyakarta.

10. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 7 Tahun 1986 tentang Rencana Induk Kota Yogyakarta Tahun 1985 - 2005.

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

YOGYAKARTA TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBAKARAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA.

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

b. Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta.

c. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

d. Dinas Kebakaran adalah Dinas Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

f. Pencegahan Bahaya Kebakaran adalah segala usaha secara berencana untuk menghindarkan bahaya kebakaran dalam arti meniadakan kemungkinan akan timbulnya kebakaran.

g. Penanggulangan Kebakaran adalah setiap bentuk usaha mencegah kemungkinan terjadinya kebakaran serta usaha mengatasi kebakaran.

h. Kebakaran adalah bencana api yang dapat menimbulkan kerugian bagi jiwa manusia maupun harta benda.

BAB II

PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Dinas Kebakaran.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK

DAN FUNGSI

Pasal 3

(1) Dinas Kebakaran adalah Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah di bidang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran serta kegiatan pertolongan/penyelamatan terhadap bencana alam lainnya yang merupakan faktor pendukung terpeliharanya ketenteraman dan ketertiban umum.

(2) Dinas Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

(4)

(3) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 4

Dinas Kebakaran mempunyai tugas pokok :

a. Melaksanakan sebagian Urusan Rumah Tangga Daerah dalam bidang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

b. Melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan oleh Kepala Daerah.

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya yang diberikan oleh Kepala Daerah.

Pasal 5

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 4 Peraturan Daerah ini Dinas Kebakaran mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan, pemberian perijinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Penyelenggaraan sesuai dengan tugas pokoknya dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pengamanan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

ORGANISASI.

Pasal 6

Organisasl Dinas Kebakaran terdiri dari: a. Unsur Pimpinan : Kepala Dinas. b. Unsur Pembantu

Pimpinan : Sub Bagian Tata Usaha yang terdiri dari Urusan-Urusan.

c. Unsur Pelaksana : Seksi-Seksi, masing-masing terdiri dari Sub Seksi-Sub Seksi.

Pasal 7

(1) Susunan Organisasi Dinas Kebakaran teridir dari: a. Kepala Dinas.

(5)

c. Seksi Pengendalian Operasional. d. Seksi Peralatan dan Pembekalan. e. Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Kebakaran adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.

Bagian Pertama

Sub Bagian Tata Usaha

Pasal 8

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengurus dan melaksanakan segala kegiatan di bidang umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, efisiensi dan tata laksana serta melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

(2) Sub Bagian Tata Usaha sebagaimana tersebut ayat (1) Pasal ini dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 9

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada ayat (1) Pasal 8, Peraturan Daerah ini Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:

a. Penyelenggaraan Kearsipan dan Dokumentasi. b. Penyelenggaraan Urusan Kepegawaian.

c. Penyelenggaraan Urusan Keuangan.

d. Penyelenggaraan Perlengkapan dan Urusan Rumah Tangga. e. Penyelenggaraan Kepustakaan.

f. Penyelenggaraan Tata Laksana.

g. Penyelenggaraan Penerangan/lnformasi yang berhubungan dengan tugas Dinas Kebakaran.

h. Penyelenggaraan penyusunan dan pembuatan laporan.

Pasal 10

(1) Sub Bagian Tata Usaha terdiri dari: a. Urusan Umum.

b. Urusan Kepegawaian. c. Urusan Keuangan. d. Urusan Perlengkapan.

(6)

(2) Urusan-urusan sebagaimana tersebut ayat (1) Pasal ini masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Urusan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

Pasal 11

(1) Urusan Umum mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan kearsipan.

b. Menyelenggarakan perpustakaan kerja dan dokumentasi. c. Menyelenggarakan pengetikan dan penggandaan.

d. Menyelenggarakan urusan rumah tangga kantor meliputi persiapan rapat, menerima tamu, keamanan, ketertiban, kebersihan kantor dan lain-lain.

e. Menyelenggarakan informasi/penerangan yang berhubungan dengan tugas-tugas pokok Dinas Kebakaran.

f. Mempersiapkan Surat Perjalanan Dinas.

g. Menghimpun, mengolah dan menyajikan informasi tata laksana kepada Pimpinan.

h. Menyelenggarakan penyusunan dan pembuatan laporan.

i. Mempersiapkan Pra Rancangan Peraturan Perundang-undangan.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

(2) Urusan Kepegawaian mempunyai tugas:

a. Menyusun dan memelihara Daftar Urutan Kepangkatan (DUK) dan presensi pegawai (daftar hadir).

b. Melakukan pembinaan pegawai yang meliputi mempersiapkan usul kepangkatan Pegawai Negeri Sipil/kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, promosi, mutasi, cuti, bebas tugas/pensiun, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), tanda jasa, hukuman jabatan, mempersiapkan/mengurus latihan pegawai, kursus-kursus/tugas belajar dan lain-lain yang

berhubungan dengan kesejahteraan dan peningkatan mutu pegawai.

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

(3) Urusan Keuangan mempunyai tugas:

a. Menyelenggarakan tata usaha keuangan yang meliputi pembukuan keuangan, melaporkan penerimaan dan pengeluaran serta menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ).

b. Menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Dinas Kebakaran.

c. Mengurus gaji dan lembur pegawai.

d. Menerima setoran uang dan menyetorkan kepada Bank Pembangunan Daerah Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta selaku Pemegang Kas Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7)

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

(4) Urusan Perlengkapan mempunyai tugas:

a. Menyusun lnventarisasi dan mengelola perlengkapan.

b. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan dan rumah tangga Dinas.

c. Melaksanakan pengadaan, penggunaan/pengaturan, penyimpanan alat-alat tulis dan perlengkapan lainnya.

d. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dalam gudang, mutasi, evaluasi dan usulan penghapusan perlengkapan.

e. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan barang-barang inventaris.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

Bagian Kedua

Seksi Pengendalian Operasional

Pasal 12

(1) Seksi Pengendalian Operasional mempunyai tugas meyelenggarakan usaha-usaha penanggulangan bahaya kebakaran, perlindungan/keselamatan jiwa manusia, termasuk harta benda dari akibat kebakaran serta melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

(2) Seksi Pengendalian Operasional dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada ayat (1) Pasal 12 Peraturan Daerah ini, Seksi Pengendalian Operasional mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program dan anggaran operasional.

b. Penelitian perencanaan dan perumusan operasional. c. Pelaksanaan operasional pemadaman kebakaran.

d. Pelaksanaan kegiatan perlindungan keselamatan atas bahaya kebakaran.

e. Pembuatan evaluasi dan pengumpulan data akibat kebakaran. f. Pengolahan dan penyajian data sebagai bahan laporan.

g. pengawasan dan pengendalian penggunaan racun api.

h. Penyelenggaraan kerja sarna dengan instansi lain untuk kegiatan penelitian penyebab kebakaran maupun pelaksanaan pencegahan penanggulangan bahaya kebakaran.

i. Pelaksanaan tugas bantuan sesuai dengan permintaan dari daerah/instansi lain atas perintah dan petunjuk Kepala Daerah.

(8)

(1) Seksi Pengendalian Operasional terdiri dari: a. Sub Seksi Perlindungan Keselamatan. b. Sub Seksi Operasional.

c. Sub Seksi Penggunaan Racun Api Pengendalian dan Operasional.

(2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pengendalian Operasional.

Pasal 15

(1) Sub Seksi Perlindungan Keselamatan mempunyai tugas:

a. Mempersiapkan perumusan peraturan-peraturan teknis dan umum yang berhubungan dengan pencegahan kebakaran.

b. Mengadakan penelitian pada obyek tertentu yang menimbulkan bahaya kebakaran untuk penilaian dari segi teknis pencegahan kebakaran.

c. Mengadakan pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu terhadap kesiapan sarana dan prasarana dalam upaya pencegahan kebakaran pada bangun-bangunan Pemerintah, Badan/Lembaga, Swasta maupun perorangan dan obyek lain bekerja sarana dengan instansi terkait.

d. Merencanakan dan melaksanakan cara-cara bertindak yang cepat dan tepat untuk penyelamatan jiwa, harta, benda dari ancaman bahaya kebakaran.

e. Mengadakan inventarisasi jiwa dan harta benda akibat terjadinya kebakaran bekerja sarana dengan instansi terkait.

f. Membuat laporan pelaksanaan tugas penyelamatan jiwa dan harta benda sebagai akibat kebakaran.

g. Meneliti berkas-berkas permohonan ijin yang berhubungan dengan peryaratan pencegahan kebakaran.

h. Memberikan saran dan pertimbangan dalam perencanaan-perencanaan instalasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran untuk bangun-bangunan Pemerintah, Badan/Lembaga, Swasta maupun perorangan dan obyek lain.

i. Mengawasi peredaran alat-alat pemadam kebakaran dan bahan-bahan berbahaya serta bekerja sarana dengan instansi terkait.

(9)

instalasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

k. Melaksanakan pemantauan atas saran dan petunjuk yang telah diberikan untuk pemasangan instalasi pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

l. Memantau situasi lingkungan secara terus menerus terhadap bahaya kebakaran.

m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Pengendalian Operasional.

(2) Sub Seksi Operasional mempunyai tugas:

a. Menyusun perumusan dan rencana kerja untuk mencegah menanggulangi bahaya kebakaran.

b. Melaksanakan tugas-tugas pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

c. Mengadakan penelitian, pengumpulan dan mengolah data akibat kebakaran.

d. Melaksanakan kerja sama dengan unit-unit Operasi Pemadam Kebakaran baik Pemerintah, Badan/Lembaga, Swasta maupun perorangan untuk menanggulangi bahaya kebakaran.

e. Membantu pelaksanaan penanggulangan bahaya kebakaran di luar wilayah Kotamadya dengan sepengetahuan Kepala Dinas.

f. Melaksanakan inventarisasi kejadian dan penyebab kebakaran serta membuat laporan secara berkala.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Pengendalian Operasional.

(3) Sub Seksi Penggunaan Racun Api dan Pengendalian Operasional mempunyai tugas:

a. Menyusun perumusan dan rencana kerja penggunaan racun api dan sejenisnya untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

b. Mengadakan penelitian, pengumpulan data racun api dan sejenisnya bekerja sama dengan instansi terkait yang berada pada bangun-bangunan Pemerintah, Badan/Lembaga, Swasta maupun perorangan dan obyek lain.

c. Melaksanakan tugas operasional penggunaan racun api dan sejenisnya untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

(10)

d. Melaksanakan pemeriksaan terhadap kesiapsiagaan racun api atau alat pemadam api cepat secara terus menerus pada instansi Pemerintah, Badan/Lembaga, Swasta maupun perorangan bekerja sama dengan instansi terkait.

e. Memberikan tanda label/tanda pengesahan bahwa alat-alat pemadam api cepat masih berfungsi berdasarkan ketentuan yang berlaku.

f. Melayani kebutuhan alat-alat pemadam api cepat dan penggantian isi racun api yang telah habis masa berlakunya (kadaluwarso) pada bangunan Pemerintah, Badan/Lembaga Swasta dan Perorangan.

g. Memberikan segel tanda pengaman pada alat pemadam api cepat.

h. Membuat laporan tentang keadaan/jumlah alat pemadam kebakaran api cepat dalam wilayah Kota-madya Yogyakarta. i. Memberikan petunjuk teknis tentang cara-cara penggunaan

alat pemadam api cepat dan sejenisnya.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Pengendalian Operasional.

Bagian Ketiga

Seksi Peralatan dan Perbekalan

Pasal 16

(1) Seksi Peralatan dan Perbekalan mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan dan pengadaan, perawatan, perbaikan peralatan dan perbekalan operasional pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

(2) Seksi Peralatan dan Perbekalan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 17

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada ayat (1) Pasal 16 Peraturan Daerah ini Seksi Peralatan dan Perbekalan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program dan anggaran.

b. Penelitian, pengumpulan data, penyusunan laporan peralatan dan perbekalan, untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

(11)

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

d. Penyelenggaraan pengadaan peralatan dan perbekalan untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

e. Penyelenggaraan perawatan/perbaikan peralatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

f. Pengaturan distribusi perbekalan untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

g. Pengaturan penggunaan tenaga/pengemudi, peralatan (kendaraan Pemadam Bahaya Kebakaran) dan perbekalan untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

h. Pemantauan pemakaian peralatan dan perbekalan untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

i. Penyelenggaraan kerja sama dalam pengunaan peralatan dan perbekalan dengan instansi lain untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

Pasal 18

(1) Seksi Peralatan dan Perbekalan terdiri dari : a. Sub Seksi Peralatan.

b. Sub Seksi Perbekalan. c. Sub Seksi Perbengkelan.

(2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Peralatan dan Perbekalan.

Pasal 19

(1) Sub Seksi Peralatan mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kebutuhan peralatan.

b. Melaksanakan pengadaan peralatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Mengadakan penelitian, pemeriksaan tentang kondisi peralatan serta mengusulkan perbaikan bila ada kerusakan.

d. Menyusun inventarisasi mengenai peralatan.

e. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dalam gudang, mutasi, evaluasi dan usulan penghapusan peralatan yang tidak terpakai.

(12)

f. Menyusun laporan perbekalan secara berkala.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya.

h. Mengatur penggunaan, pemeliharaan/perawatan perbaikan peralatan.

i. Menyusun laporan pengelolaan peralatan.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Peralatan dan Perbekalan.

(2) Sub Seksi Perbekalan mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kebutuhan perbekalan operasional dan perlengkapan lainnya.

b. Melaksanakan pengadaan perbekalan operasional dan perlengkapan lainnya.

c. Menyusun inventarisasi perbekalan dan perlengkapan lainnya.

d. Melakukan penyimpanan persediaan perbekalan operasional dan perlengkapan lainnya.

e. Mengatur penyaluran perbekalan operasional dan perlengkapan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

f. Mengadakan pemeliharaan atas persediaan barang-barang di gudang.

g. Mengerjakan dan mempertanggungjawabkan administrasi pergudangan diberikan oleh kepala Seksi Peralatan dan Perbekalan.

(3) Sub Seksi Perbengkelan mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kebutuhan suku cadang untuk perawatan dan perbaikan peralatan.

b. Menghimpun laporan kerusakan peralatan dan perbekalan. c. Menyusun rencana perawatan dan perbaikan peralatan.

d. Melaksanakan pengadaan suku cadang untuk perawatan dan perbaikan peralatan.

e. Melaksanakan perawatan dan perbaikan peralatan, perlengkapan dan alat bantu lainnya.

(13)

f. Menyusun laporan kegiatan perawatan/perbaikan secara berkala.

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Peralatan dan Perbekalan.

Bagian Keempat

Seksi Bimbingan dan Penyuluhan

Pasal 20

(1) Seksi Bimbingan dan Penyuluhan mempunyai tugas menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat, Instansi Pemerintah, Badan/Lembaga dan Swasta tentang pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran serta menyelenggarakan latihan ketrampilan kepada tenaga Pemadam Bahaya Kebakaran dan masyarakat serta tenaga bantuan dari Instansi Pemerintah, Swasta serta melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Dinas.

(2) Seksi Bimbingan dan Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 21

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Pasal 20 Seksi Bimbingan dan Penyuluhan mempunyai tugas:

a. Penyusunan program dan anggaran.

b. Penyusunan rencana kerja bimbingan dan penyuluhan tenaga pemadam kebakaran, tenaga bantuan maupun peran serta masyarakat.

c. Penyusunan materi dan pelaksanaan bimbingan penyuluhan tenaga pemadam kebakaran.

d. Pengadaan sarana dan prasarana bimbingan dan penyuluhan.

e. Pelaksanaan bimbingan dan penyuiuhan serta ketrampilan tenaga Dinas Kebakaran, tenaga bantuan dan masyarakat.

f. Pemberian bantuan bimbingan, penyuluhan dan peningkatan ketrampilan instansi lain dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

g. Pembuatan brosur, leaflet, selebaran untuk kepentingan umum dalam usaha, kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

(14)

ketrampilan yang dilaksanakan oleh Instansi Permerintah maupun Swasta.

i. Penyusunan laporan kegiatan bimbingan, penyuluhan dan peningkatan ketrampilan secara berkala.

Pasal 22

(1) Seksi Bimbingan dan Penyuluhan terdiri dari: a. Sub Seksi Peran Serta Masyarakat.

b. Sub Seksi Sarana Penyuluhan.

(2) Sub Seksi-Sub Seksi sebagaimana tersebut ayat (1) Pasal ini masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.

Passl 23

(1) Sub Seksi Peran Serta Masyarakat mempunyai tugas :

a. Melaksanakan inventarisasi potensi dan peran serta masyarakat, Instansi Pemerintah, Badan/Lembaga dan Swasta dalam usaha pencegahan dan penaggulangan bahaya kebakaran.

b. Menyusun rencana kegiatan bimbingan, penyuluhan dan peningkatan keterampilan tenaga pemadam kebakaran, tenaga bantuan dari Instansi lain.

c. Melakukan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

d. Mengadakan kerja sama dengan Instansi Pemerintah, Badan/Lembaga Swasta dan masyarakat dalam usaha kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

e. Mengarahkan tenaga/potensi masyarakat untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

f. Menghimpun dan membina peran serta masyarakat dan Pertahanan Sipil sebagai usaha meningkatkan ketrampilan petugas atau tenaga suka rela dalam usaha kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

g. Memantau peran serta masyarakat dan potensi lainnya serta menyusun laporan secara berkala.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.

(15)

a. Menyusun inventarisasi materi dan sarana kebutuhan bimbingan dan penyuluhan.

b. Menyusun rencana dan pelaksanaan pengadaan sarana kebutuhan serta materi bimbingan dan penyuluhan.

c. Menyusun program/rencana bimbingan, penyuluhan dan peningkatan keterampilan kegiatan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

d. Menyusun program/rencana pendidikan dan latihan tenaga pemadam kebakaran, tenaga bantuan Instansi lain serta rnasyarakat dalam usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

e. Mengadakan kerja sama dengan Instansi Pemerintah, Badan/Lembaga, Swasta dan masyarakat untuk pelaksanaan pendidikan dan keterampilan.

f. Membuat brosur, selebaran, leaflet untuk disebarluaskan kepada Instansi Pemerintah, Badan/lembaga, Swasta dan rnasyarakat umum.

g. Membagi, menyalurkan sarana kebutuhan dan materi untuk bimbingan penyuluhan dan peningkatan dalam usaha pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

h. Memantau pelaksanaan bimbingan, penyuluhan dan peningkatan keterampilan serta menyampaikan sarana kebutuhan materi bimbingan dan penyuluhan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan bidangnya yang diberikan oleh Kepala Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.

BAB V

TATA KERJA

Pasal 24

(1) Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, Kepala Urusan serta Kepala Sub Seksi menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal dan horisontal.

(2) Setiap Pimpinan Komponen di lingkungan Dinas Kebakaran bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 25

(16)

mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya.

(2) Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Komponen di lingkungan Dinas Kebakaran diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan lebih lanjut serta untuk memberikan petunjuk kepada anggotanya.

Pasal 26

(1) Kepala Urusan-Kepala Urusan menyampaikan laporan pada waktunya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha menampung dan menyusun laporan tersebut untuk disampaikan tepat pada waktunya kepada Kepala Dinas.

(2) Kepala Sub Seksi-Kepala Sub Seksi menyampaikan laporan pada waktunya kepada Kepala Seksi sesuai dengan bidang tugasnya dan Kepala Seksi menampung serta menyusun laporan tersebut untuk disampaikan tepat pada waktunya kepada Kepala Dinas. (3) Kepala Dinas menampung serta menyusun laporan tersebut ayat

(1) dan (2) Pasal ini untuk disampaikan tepat pada waktunya kepada Kepala Daerah.

Pasal 27

Dalam menyampaikan laporan kepada atasan masing-masing sebagaimana dimaksud Pasal 26 Peraturan Daerah ini tembusan laporan tersebut di atas disampaikan kepada komponen-komponen/satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Pasal 28

Dalam melaksanakan tugas, Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi dibantu oleh Pimpinan Satuan bawahan mengadakan rapat berkala dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing.

Pasal 29

Setiap bawahan di lingkungan Dinas Kebakaran dapat memberikan saran-saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah yang perlu diambil di bidang tugasnya kepada atasan masing-masing.

BAB VI

KEPEGAWAIAN

Pasal 30

(1) Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi dan Kepala Sub Seksi diangkat dan diberhentikan sesuai dengan

(17)

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Susunan Kepegawaian, Jenjang Kepangkatan dan Jabatan Dinas Kebakaran akan diatur kemudian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 31

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian oleh Kepala Daerah.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor : 062/KD/1986 sepanjang yang mengatur Sub Seksi Penolong Bahaya Kebakaran pada Dinas Pekerjaan Umum dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 32

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

Yogyakarta 23 November 1989 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Walikotamadya Kepala Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tingkat II Yogyakarta Yogyakarta

ttd. ttd.

(RUSMADI) (DJATMIKANTO D) Diundangkan dalam Lembaran Daerah Disahkan oleh Gubernur Kepala Kotarnadya Daerah Tingkat II Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Namor : 5 Seri D, dengan Surat Keputusan No. tanggal 4 April 1990. 67/KPTS/1990, tanggal 21

Februari 1990.

Sekretaris Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta,

ttd. (Drs. H. MUNAWIR)

NIP. : 490009988 Lampiran berupa Bagan lihat fisik

(18)

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH

KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

YOGYAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 1989

TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

DINAS KEBAKARAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PENJELASAN UMUM :

Sub Seksi Penolong Bahaya Kebakaran diatur dalam Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor : 062/KD/1986 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

Sehubungan dengan makin berkembangnya kepadatan penduduk, pemukiman dan bangun-bangunan dimungkinkan meningkatnya peristiwa kebakaran yang terjadi di berbagai tempat yang secara langsung mempunyai pengaruh terhadap stabilitas ekonomi maupun sosial dipandang perlu status Sub Seksi Penolong Bahaya Kebakaran pada Dinas Pekerjaan Umum ditingkatkan menjadi Dinas Daerah yang berdiri sendiri.

Sesuai dengan arahan Menteri Dalam Negeri dengan Surat Nomor 364/8422/5J, tanggal 20 Juli 1987 hal Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061.1/2530/SJ, tanggal 22 Juli 1988 hal Pembentukan Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta, serta Surat Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 061.1/1785 tanggal 7 September 1988, Hal: Tindak Lanjut Pembentukan Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta, perlu segera dibentuk Dinas Kebakaran.

Berkenaan dengan hal tersebut maka disusunlah Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d Pasal 11 : Cukup jelas.

Pasal 12 : Yang dimaksud dengan pengendalian operasional adalah usaha-usaha penanggulangan bahaya kebakaran dan pertolongan jiwa, harta benda dengan sistem dan teknik yang tepat dan cepat untuk mencapai hasil kerja secara maksimal serta

memberhatikan penggolongan kebakaran yang terjadi seperti:

(19)

Gol. A : adalah kebakaran bahan padat kecuali logam.

Gol. B : adalah kebakaran

bahan cair atau gas.

Gol. C : adalah kebakaran

instalasi listrik bertegangan.

Gol. D : adalah kebakaran

logam. Pasal 12 dan Pasal 14 : Cukup jelas.

Pasal 15 ayat (1)

dan (2) : Cukup jelas.

Pasal 15 ayat (3) : Yang dimaksud dengan Racun Api adalah alat pemadam api yang disiapkan untuk mengatasi apabila sewaktu-waktu terjadi peristiwa kebakaran, alat ini berfungsi preventif.

Macam-macam jenisnya:

a. jenis busa dan snellbluser untuk mengatasi kebakaran Golongan A dan Golongan B.

b. Jenis CO2 gas (Gas asam arang) untuk mengatasi kebakaran Golongan A, B dan C.

c. Jenis CO2 Chemical Powder untuk mengatasi kebakaran Golongan A, B dan C.

d. Jenis Bromochloromethane dan Bromochlorodifluoromethane

untuk mengatasi kebakaran Golongan A, B dan C.

e. Untuk Golongan D dipakai antara lain:

- Bubuk MET - L - X.

- Bubuk PYROMET.

- Dan lain-lain.

Pasal 16 s/d 18 : Cukup jelas.

Pasal 19 ayat (1) : Yang dimaksud dengan peralatan adalah benda atau barang baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan sebagai alat dalam melaksanakan tugas operasional pemadam kebakaran.

(20)

Contoh: Unit Mobil Pemadam Kebakaran, peralatan kantor.

Yang dimaksud dengan perbekalan adalah sarana pendukung untuk melaksanakan tugas operasional.

Contoh: Bahan Bakar Minyak (BBM), drum, karung, pakaian Dinas.

Pasal 20 s/d 32 : Cukup jelas. Lampiran berupa bagan lihat fisik

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan peneli- tian yang dilakukan oleh Sutanto, dkk., (2007) me- nunjukkan bahwa semakin tinggi dosis serbuk biji kelor yang diaplikasikan, semakin besar pula luas

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang menggunakan kode BCH lebih tahan terhadap serangan noise Gaussian dan Salt and Pepper dibandingkan dengan

Dalam penggunaan kabel UTP sebagai media interconnect devices, dapat menggunakan tipe kabel versi dibawahnya, seperti Cat 5 atau Cat 5e untuk jumlah user yang sedikit

Pengendalian risiko dilakukan berdasarkan Hirarki pengendalian (Hyerarchy of control), berikut pengendalian yang direkomendasikan oleh peneliti pada Stasiun

Integrasi numeris adalah metode yang digunakan oleh ilmuwan untuk memperoleh pendekatan penyelesaian intergral tentu yang tidak dapat diselesaikan secara analitik.

Karena perangkat lunak merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar atau bisnis, maka yang pertama harus dilakukan yaitu pengenalan proyek yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen dengan

Dari data ekonomi sendiri, dirilis data inflasi Juni 2017 yang tumbuh sebesar 0.69% yang dimana meskipun diatas prediksi pemerintah akan tetapi untuk semester