I'IENGKAJIAN TEKNlK PENANGANAN DAN KUALITAS SEMEN BEKU
SPAPI
PRODUKSI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG-SINGOSARI
PADA SETIAP TAHAP JALUR DISTRIBUSI DI INDONESIA
OLEH
:IRPANSYAH BATUBARA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
STUDY OF HANDLING TECHNIQUE AND BOVINE FROZEN SEMEN QUALITY PRODUCED BY LEMBANG-SINGOSARI ARTIFICIAL
INSEMINAI'ION CENTRE AT EVERY DISTRIBUTION LEVEL IN INDONESIA
Irpansyah Batubara ABSTRACT
The objectives of this research are 1) to get information technique handling of frozen semen by artificial insemination staf, 2) to determine bovine frozen semen quality at every distribution level and 3) to compare fiozen semen quality produced by Lembang A~rtificial Insemination Centre with Singosari Artificial Insemination Centre (BIB). S~unple collected fiom respondens consisting of 46 inseminator and 7 frozen semen manager province level. The location of this research are Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat and Sulawesi Selatan. The frozen semen sample collected from every distribution level (BIB, province, district and inseminator home base).
Result of the observation on the thawing places indicated that approximately 541.35% (25146) in the inseminate location, 39.13% ((18146) inseminator home base and 6.52% (3146) sometimes in the inseminate location or inseminator home base. Duration of' thawed (up from liquid nitrogen until up from water thawing) by inseminator less than 30 second 56.52% (26146), 30 to 120 second 21.74% (10146) and more than 120
second 21.74% (10146). Duration of inseminated (up fiom water thawing until
inseminate to reproductive organ) less than 2 minute 50% (23146), 2 to 4 minute 15.22% (7146) and more than 4 minute 34.78% (16.46%). Frozen semen transfer from storage container to another container indicated that 75.47% (40153) still in the container, 24.53% (13153) out of container, 86.79% (46153) used clamp for handling frozen semen and
13.2 1 % (7153) used hands directly.
Liquid nitrogen (LN) volume in the storage container indicated 40% not enough arid 60% enough. Frekuences of LN supplied from province or supplier to inseminator only one per month. The percentages of post thawing sperm motility (PTM) in the BIB 4!2.10%, 41.03% in province, 36.30% in district and 35.05% in inseminator home base. Declining percentages motility was happened fiom BIB to province, BIB to district and B [B to inseminator home base, respectively, 16.4%, 26.1 % and 28.6%. Percentages intact plasma mebrane in the BIB 67.7%, 43.2% in province, 42.5% in district and 44.1% in inseminator home base. Declining percentages intact plasma- mebrane was happened fiom BIB to province, BIB to district and BIB to inseminator home base, respectively, 3G.2%, 37.2% and 34.8%.
Analysis of variance indicated significant diffrence (P<0.05) in the percentages
P'TM straw not distribution (BIB) with
PTM
straw distribution (province, district andinseminator home base), significant difference (Pc0.05) in the percentages intact plasma membrane straw not distribution (BIB) with intact plasma membrane straw distribution. Comparison frozen semen quality from twice artificial insemination centre indicated not significant (P>0.05).
Sperm concentration from Lembang artificial insemination centre 1 1.38 to 26.25 x
10" spermatozod0.25 cc, motil sperm concentration 3.62 to 10.50 x lo6 spermatozoa/0.25 cc, I'TM 22.83 to 56.31% and intact plasma membrane 30.00 to 35.50%. Sperm concentration from Singosari artificial insemination centre 15.43 to 35.50 x lo6 sperrnatozoa/0.25 cc, motil sperm concentration 3.12 to 15.50
x
1o6
spermatozoa/0.25 cc,PTM 13.50 to 50.70% and intact plasma membrane 31.80 to 67.50%. Sperm
concentration distribution 8.35 to 22.12 x lo6 spermatozoa/0.25 cc, motil sperm concentration 2.41 to 12.38 x 1
o6
spermatozoal0.25 cc, PTM 20.13 to 65.16%and
intact plasma membrane 19.20 to 64.67%.It is concluded that 1) fiozen semen handling in the field is not good that it may cause the declining of fiozen semen quality, 2) declining quality based on PTM
and
intact plasma membrane is 28.6% and 34,8% fiom BIB to inseminator (end user)and
3) no difference quality of fiozen semen produced by both artificial insemination centre and 4) 16..1% (641383) fiozen semen from both BIB has fulfill the Indonesia National Standardization (SNI) and 83.9% (3191383) has not yet met the SNI.Dengan
ini saya
m e n y a wbahwa
tesis yang berjudul:PENGKAJIAN TEKNM PENANGAnAN DAN KUALITAS SEMEN BEKU SAP1
PRODUKSI BALAI INSEMINMI BUATAN
LEMBANG-SINGOSARI PADA SETlAPTAHAP
JALUR
DfSTRIBUSI DIINDONESIA
adalah
benar rnmpakan m a saya sendiridan
belumpemah
dipublikasikan. Semuasumber data dan infomxisi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas
dan
dapatBogor, Desember 2002
+yb
Irpa syah atubaraI'ESNGKAJIAN TEKNIK PENANGANAN DAN KUALITAS SEMEN BEKU SAP1 PRODUKSI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG
-
SINGOSARIPADA SETIAP TAHAP JALUR DISTRIBUSI DI INDONESIA
IRPANSYAH
BATUBARA
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Bioteknologi
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002
Judul Tesis : Pengkajian Teknik Penanganan dan Kualitas Semen Beku
Sapi Produksi Balai Inseminasi Buatan Lembang
-
Singosaripada Setiap Tahap Jalur Distribusi di Indonesia.
Narma : Irpansyah Batubara
NIW : 99640
Program Studi : Bioteknologi
Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing
\J
Dr. Drh. Iman Supriatna Ketua Mengetahui,2. Ketua Program Studi Bioteknolod
A
Ir. Dioni Liano, M.Sc. Anggota
rogram Pascasarjana
~ d h r . Muhammad ~ u s h f
Q
Tanggal Lulus : 19 Desember 2002
wr.
- 3 A 1Svafrida Manuwoto, M.Sc.
S!A~?
IRPANSYAH BATUBARA. Pengkajian Teknik Penanganan dan Kualitas Semen Beku Sapi Produksi Balai Inseminasi Buatan Lembang
-
Singosari Pada Setiap Tahap Jalur Distribusi di Indonesia. Dibimbing oleh IMAN SUPRIATNA sebagai ketua dan DJONI LIANO sebagai anggota).Teknik penanganan semen beku oleh inseminator dan petugas handling sangat mempengaruhi kualitas semen beku. Suatu penelitian telah dilakukan di Laboratoriurn Fisiologi dan Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Bagian Reproduksi dan Kebidanan FKH IPB dari bulan April sampai dengan Oktober 2001. Penelitian ini bertujuan untuk (1) melakukan evaluasi tentang teknik penanganan semen beku (handling) oleh petugas lapangan pada setiap tahap distribusi, (2) menentukan kualitas semen beku (frozen semen) ternak sapi yang ada di lapangan pada setiap tahap jalur distribusi, mulai dari tingkat produsen hingga sampai ke inseminator (user) dan (3) membandingkan kualitas semen beku produksi Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang dengan BIB Singosari.
Teknik atau cara yang dilakukan petugas didalam menangani semen beku dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap 46 orang inseminator dan 7 orang petugas yang menangani semen beku di tingkat propinsi. Tingkat kualitas semen beku dapat diketahui dari sebanyak 383 sampel semen beku yang berhasil diperoleh selama penelitian berlangsung. Pengambi!an responden dan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dan penentuan lokasi penelitian yang berada di 7 propinsi, yaitu Sumatera Barat. Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Seiatan didasarkan kepada metode penari kan contoh secara purposive.
Hasil pengamatan terhadap teknik penanganan semen beku menunjukkan bahwa tempat pelaksanaan thawing oleh inseminator sebanyak 54,35% (25146) di lokasi dimana IB dilakukan, 39,13% (1 8146) di pos IBlrurnah tempat berdomisilinya inseminator dan 6,52% (3146) kadang kala inseminator melakukan thawing di pos IB, kadang-kadang di lokasi IB. Lama thawing (mulai diangkat dari nitrogen cair hingga diangkat dari air) yang dilakukan oleh inseminator memperlihatkan, sebanyak 56,52% (26146) dibawah 30 detik, 21,74% (10146j selama 30-120 detik dan 21,74% (1 0146) menggunakan waktu diatas 120 detik.
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan inseminasi (mulai diangkat dari air hingga disuntikkan) adalah 50% (23146) dibawah 2 menit, 15,22% (7146) 2-4 menit dan 34,78% (16146) diatas 4 menit. Teknik pemindahan semen beku dari kontainer satu ke kontainer lainnya menunjukkan bahwa sebanyak 75,47% (40153) inseminator dan petugas handling tidak melewati mulut kontainer, 24,53% (13153) melewati
mulut kontainer. Penggunaan pinset sewaktu pemindahan semen beku
memperlihatkan sebanyak 86,79% ( 46/53) tidak memakai pinset dan 13,21% (7153)
memakai pinset.
Keadaan nitorgen cair di dalarn kontainer depo sebagai tenlpat penyimpanan semen bzku menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan nitrogen cair di lapangan, yaitu sebanyak 40% mengalami kekurangan dan 60% sudah memenuhi
persyaratan yang diteiltr~kan. Frekuensi kedatangan nitrogen cair dari propimi ke depo-depo semen beku adalah satu kali sebulan.
Pemeriksaan persentase motilitas semen adalah sebesar 49,10% di tingkat BIB, 41,03% di propinsi, 36,30% di kabupaten dan 35,05% di inseminator. Penurunan kualitas telah terjadi pa& setiap tahapan jalur distribusinya dari BIB ke propinsi, BIB ke kabupaten, BIB ke inseminator secara berturut-turut adalah 16,4%; 26,1% dan 28,6%.
Pemeriksaan persentase membran plasma utuh (MPU) adalah sebesar 67,65%
di tingkat BIB, 43,18% di propinsi, 42,47% di kabupaten dan 44,08% di pos IB.
Penurunan kualitas
MPU
telah terjadi yaitu dari BIB ke porpinsi, BIB ke kabupaten,BIB ke inseminator secara berturut-turut adalah 36,2%; 37,2% dan 34,8%. Analisis ragam terhadap persentase PTM dan MPU memperlihatkan perbedaan yang signifikan (P<0,05) antara semen beku yang belum didistribusikan (BIB) dengan semen beku yang telah didistribusikan (tingkat propinsi, kabupaten dan inseminator). Perbandingan kualitas semen beku antara produksi BIB Lembang dengan BIB
Singosari (BIBL vs BIBS) menunjukkan bahwa tidak ditemukannya perbedaan yang
signifikan (P>0,05) berdasarkan persentase PTM (43,37% vs 50,68%).
Gambaran kualitas semen beku produksi BIB Lembang dengan konsentrasi 1 1,38-26,25 x lo6 sel spermatozoa/0,25 ml, konsentrasi motil 3,62- 10,50 x 1
o6
sel spermatozoa/0,25 ml, PTM 22,83-56,3 1% dan MPU 30,OO-57,60%. Kualitas semenbeku produksi BIB Singosari dengan konsentrasi 15,43-35,50
x
lo6 selPTM 13,50-50,7C)% dan MFU 3i,80-6730%. Kualitas semen beku yang telah didistibusikan (propinsi, kabupaten, pos IB) dengan konsentrasi 8,35-22,12 x 1
o6
sel spermatozoa/0,25 ml, konsentrasi motil 2,4 1-
12,3 8x
1o6
sel spermatozoa/0,25 ml,PTM 20,13-65,16% dan MPU 19,20-64,67%.
Hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa (1) penanganan semen beku di lapangan belum memenuhi kriteria yang dianjurkan, sehingga dapat menurunkan kualitas semen beku selarna proses pendistribusian, (2) penurunan kualitas berdasarkan persentase
PTM
adalah sebesar 28,6% selama pendistribusian dari BIB ke inseminator, (3) tidak ditemukan perbedaan kualitas semen beku produksi BIB Lembang dengan Singosari dan (4) kualitas semen beku sebagian besar belurn memenuhi SNI.U T A PENGANTAR
ewasa ini, pemerintah sedang menggalakkan program agribisnis pertanian termasuk juga didalamnya agribisnis peternakan. Cakrawala fikir demikian menuntut kepada semua stalceholders untuk melihat pennasalahan pembangunan peternakan secara komprehensif, terpadu dan tidak saling pilah-memilah. Salah satu ujung tombak pembangunan peternakan yang sedang dipacu adalah melalaui inseminasi buatan pada sapi maupun kambingfdomba, selain penggalakan agar peternakan lebih didasarkan kepada manajemen agribisnis.
Curahan syukur alhamdulillah selalu dipanjatkan ke haribaan Illahi Robbi Tuhan Maha Tahu atas segala yang ada di alam jagat semesta, atas ridho-Nya sehingga penelitian dan tesis dengan judul : Pengkajian Teknik Penanganan dan Kualitas Semen Beku Sapi
Produksi Balai Inseminasi Buatan Lembang
-
Singosari pada Setiap Tahap Jalur Distribusidi Indoesia selesai.
Haturan terimakasih setulus-tulusnya kepada Dr. Drh. Iman Supriatna dan Ir. Djoni Liano, M.Sc selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi yang tiada ternilai. Terimakasih yang tak terhingga buat ayah bunda atas segala lantunan doa siang dan malam sebagai pengiring belajarku. Adik, kakak, Uak Rajab Batubara dan keluarga semuanya yang tak jemu-jemunya membisikkan semangat hidup. Buat istriku tercinta Drh. Esmiralda Eka Fitri, buah hati karni Divanka Azra Ramadhan Batubara atas dorongan semangat, teman-teman di Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, dan kepada seluruh anggota tim penelitian ini.
Akhir kata sepucuk doa teruntai dan terlantun buat kalian semua, semoga Allah SWT meinberikan lantera kehidupan menuju pulau keabadian.
Bogor, Desember 2002
RIWAYAT HIDUP
Irpansyah Batubara, lahir 24 Mei 1975 di Aeknangali- Mandailing Natal, Sumatera Utara. Anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan ayah bunda Almarhum Makmur Batubara-Serihairani Lubis. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama di kampung halaman, menengah atas di Muarasoma, keinudian memutuskan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 1993 dan pendidikan SKH (Sl) diselesaikan tahun 1997 serta Dokter Hewan tahun 1999.
Semasa kuliah penulis sangat aktif menggeluti organisasi kemahasiswaan seperti Senat Mahasiswa Fakultas (BEM), ISMAKAH., IMATAPSEL, dl1 yang memberikan kematangan dan keluasan cakrawala fi@r. Tahun yang sama langsung memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Pascasarjana IPB di Program Studi Bioteknologi.
Sejak tahun itu juga telah mulai meniti karir pada Direktorat Jenderal Bina
Produksi Peternakan Departemen Pertanian. Di instansi tersebut telah banyak
memperkenalkan kepadanya tentang bagaimana perkembangan dan pembangunan dunia peternakan di Indonesia.
Bogor, Desember 2002
.
. .DAFTAR IS1 Halaman ABSTPACT
...
RINGKASAN...
KATA PENGANTAR...
1x1 WAYAT HIDUP...
DAFTAR IS1...
DAFTAR TABEL...
DAFTAR GAMBAR... ...
...
D
/IFTAR LA MPIRAN...
1...
111 vii viii ix xi xii...
X l l l I'EINDAHULUAN...
1 Latar Belakang...
1...
Tujuan Penelitian 3. .
Kegunaan Penelltian...
3.
.
Hipotesis Penelltian...
3 'I'IIVJAUAN PUSTAKA...
...
Semen Sapi...
Inseminasi Buatan...
Semen Beku...
Kualitas Semen Beku Distribusi Semen Beku...
Proses Produksi Semen Beku Metode Masuda (Masuda System)...
...
Proses Produksi Semen Beku di BIB Singosari...
Proses Produksi Semen Beku di BIB Lembang...
HPiHAN DAN METODE 21 Tempat dan Waktu Penelitian...
21Bahan dan Peralatan Penelitian
...
21Semen Beku (frozen semen)
...
21Bahan dan Alat-Alat
...
22.
.
Prosedur Penelltian...
22...
Pelaksanaan Metode survey 22...
Pemeriksaan Kualitas Semen Beku Secara Laboratoris 23 PengukuranKonsentrasi...
24Penghitungan Persentase Motilitas Spermatozoa
...
25Pemeriksaan Persentase Membran Plasma Utuh
...
26...
!-i ASIL DAN PEMBAHASAN
...
Penmganan Semen Beku (handling technique)...
Keadaan Nitrogen Cair di Dalarn Kontainer Depo...
Kualitas Semen Beku
KlESIMPULAN DAN SARAN
...
...
Kesimpulan
...
DAPTA
R
TABELTeks
-
1. Waktu puberta.~ yang dialami beberapa sapi ... 7 2. Sistcm skoring didalam penentuan gerakan massa spermatozoa..
...
193. Nama-nama propinsi dan kabupaten yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
...
234. Keadaan nitrogen cair di dalam kontainer sebelum dilakukan penambahan
berikutnya
...
36...
5 . Uji Duncan terhadap persentase PTM dan MPU semen beku pada 43
6 . Tingkat konsentrasi, konsentrasi motil, PTM dan MPU spermatozoa untuk setiap
...
No.
--
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Karakteristik tempat pelaksanaan thawing semen beku yang dilakukan oleh
...
oleh Inseminator 27
2. Waktu yang dibutuhkan oleh inseminator dalarn pelaksanaan thawing (mulai
...
dari nitrogen cair hingga diangkat dari air) 28
3. Besaran waktu yang dibutuhkan inseminator untuk melakukan inseminasi
(mulai diangkat dari air hingga diinseminasikan)
...
3 14. Teknik yang digunakan petugas dalam niemindahkan semen beku dari
kontainer satu ke kontainer lainnya
...
3 35 . Deskripsi penggunaan pinset oleh inseminator dan petugas yang menangani semen Beku ketika mernindahkan straw dari kontainer satu ke kontainer
lainnya.. ... 34
6. Straw yang terpecah-pecah dan meletus akibat seringnya kekurangan
nitrogen cair ... 37
...
7. Persentase penurunan PTM semen beku pada setiap tahap distribusinya 4 1
8. Persentase penurunan MPU semen beku pada setiap tahap distribusinya ... 42
9. Perbandingan proporsi kelaikan semen beku produksi BIB Lembang, BIB
Singosari dan secara nasional (produksi kedua BIB) yang memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI) ... 5 0
No.
--
DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis ragam terhadap penurunan persentase PTM semen beku pada
setiap tahap jalur distribusi di Indonesia
...
592. Analisis r a g h terhadap penurunan persentase MPU semen beku pada setiap
tahap jalur distribusi di Indonesia
...
603. Analisis ragam terhadap penurunan persentase PTM semen beku (parameter
uji persentase PTM) produksi BIB Lembang (BIBL) dengan BIB Singosari
(BIB S) ... 6 1 4. Rekapitulasi hasil survey ... 62
5 . Hasil pemeriksaan sampel semen beku yang diperoleh dari BIB Lembang
...
646. Hasil pemeriksaan sampel semen beku yang diperoleh dari BIB Singosari.. ... 65
7. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Lembang yang diperoleh
. .
dari propinsi DI Yogyakarta ... 66
8. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Lembang yang diperoleh
. .
dari propinsi Jawa Barat ... 70
9. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Lembang yang diperoleh
dari propinsi Jawa Tengah ... 7 1
10. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Singosari yang diperoleh
. .
dari propinsi Jawa Tengah ... 72
11. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Lembang yang diperoleh
.
.
dari proplnsl Jawa Timur ... 74
1 Hasil pemeriksaan sampel semeri beku produk BIB Lembang yang diperoleh
dari propinsi Nusa Tenggara Barat ... 75
1 3 . Hasil pemeriksaan s h p e l semen beku produk BIB Singosari yang diperoleh
dari propinsi Nusa Tenggara Barat ... 76
14. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Lembang yang diperoleh
dari propinsi Sulawesi Selatan
...
7815. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Singosari yang diperoleh
dari propinsi Sulawesi Selatan ... 79
1.6. Hasil pemeriksaan sampel semen beku produk BIB Lembang yang diperoleh
dari propinsi Sumatera Barat
...
80117. Hasil pemeriksaan sampel semen b e h produk BIB yang diperoleh dari
. .
proplnsi Sumatera Barat.. ... 8 1