• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

59

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN

KELAYAKAN INVESTASI

I Dewa Made Adi Baskara Joni1), Erma Suryani2) 1

Jurusan Teknik Informatika, STMIK STIKOM Indonesia, Bali 2

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, ITS Surabaya Telp : (0361) 256 995, Fax : (0361) 246 875

E-mail : dewadi.414@gmail.com1), erma@its-sby.edu2)

Abstrak

Perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat membutuhkan sistem layanan yang dapat memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah berupa terjadinya penumpukan nasabah setelah tiba di lajur layanan pada satu waktu tertentu. Teknologi Informasi (TI) tidak selalu menjadi satu-satunya alternatif pilihan terhadap perubahan suatu sistem. Simulasi dapat digunakan untuk melakukan skenarioisasi terhadap sistem yang sedang diteliti baik menggunakan TI, tidak menggunakan TI ataupun kombinasi keduanya. Hasil dari simulasi menyatakan alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki jalannya sistem. Penelitian ini menggunakan analisa biaya dan manfaat berserta alat ukur analisis finansialnya untuk menguji model skenario dalam simulasi layanan nasabah perbankan. Dari perbandingan analisa biaya dan manfaat, didapatkan model penambahan Customer Service memiliki nilai analisis finansial yang tertinggi yaitu 4,835 bulan untuk Payback Period, 39% untuk Return On Investment, Rp33.676.458,63 untuk Net Present Value dan 148% untuk Internal Rate of Return.

Kata kunci: sistem layanan, perbankan, teknologi informasi, simulasi, analisa biaya dan manfaat

1. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka dibutuhkan sistem layanan yang semakin bisa memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah terjadinya penumpukan nasabah setelah tiba di lajur layanan pada satu waktu tertentu. Hal tersebut menyebabkan pelanggan harus menuggu terlalu lama untuk mendapatkan layanan. Pemenuhan kebutuhan nasabah akan adanya layanan perbankan yang prima dapat menghasilkan loyalitas dan meningkatkan kepuasan nasabah.

Timbulnya tuntutan efisiensi waktu dalam menyelesaikan transaksi di bank sangat berkaitan dengan sistem antrian dimana tercakup didalamnya kecepatan layanan transaksi oleh petugas dan jumlah petugas yang beroperasi. Dewasa ini layanan terhadap nasabah bank dapat dilakukan dengan dukungan Teknologi Informasi (TI). TI cenderung memiliki dampak yang besar terhadap kemampuan bank untuk menjual produk ritel dan jasa. TI juga dapat menawarkan keunggulan kompetitif dengan menciptakan skala ekonomi melalui otomatisasi tugas-tugas rutin, atau dengan meningkatkan kecepatan dimana informasi manajemen dikomunikasikan. TI juga telah digunakan untuk mendorong pelanggan untuk mengurangi transaksi dengan petugas bank, membebaskan staf perbankan untuk berkonsentrasi

pada cross-selling yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan pangsa pasar (Meepadung, 2009). Teknologi Informasi (TI) tidak selalu menjadi satu-satunya alternatif pilihan terhadap perubahan suatu sistem. Simulasi dapat digunakan untuk melakukan skenarioisasi terhadap sistem yang sedang diteliti baik menggunakan TI, tidak menggunakan TI ataupun kombinasi keduanya. Hasil dari simulasi menyatakan alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki jalannya sistem. Penelitian ini menggunakan analisa biaya dan manfaat berserta alat ukur analisis finansialnya untuk menguji model skenario dalam simulasi layanan nasabah perbankan. Analisa biaya dan manfaat sangat penting sebagai alat penunjang keputusan, meskipun kinerja ekonomi yang diukur dengan keuntungan bersih seharusnya tidak menjadi faktor penentu satu-satunya dalam keputusan (Farrow, 1998).

2. METODE

2.1 Simulasi Sistem Jasa

Menurut Arifin (2009), sebuah sistem jasa adalah sebuah sistem pemrosesan di mana di dalamnya disediakan satu atau lebih jasa bagi pelanggan. Pihak yang membutuhkan jasa (pelanggan, pasien, dan lain-lain) melewati serangkaian proses di mana sumber daya memiliki karakter unik yang tidak ditemui pada sistem manufaktur. Manusia lebih

(2)

60 kompleks dan sulit diprediksi tingkah lakunya dibandingkan benda atau mesin. Dengan karakter khusus ini, implikasinya pada model menurut Arifin (2009) adalah sebagai berikut:

1. Pelanggan berubah-ubah.

2. Kedatangan pelanggan adalah acak dan berfluktuasi terhadap waktu.

3. Keputusan sumber daya biasanya kompleks. 4. Fluktuasi sumber daya.

5. Waktu proses berubah-ubah.

Tujuan utama dari sistem jasa adalah memaksimalkan keuntungan dan memaksimalkan kepuasan pelanggan. Namun bagaimanapun juga ukuran adalah hal yang dipertimbangkan menjadi kriteria penampilan internal, karena ukuran-ukuran tersebut tidak ditentukan oleh beberapa aktifitas tunggal. Model simulasi dan analisis sangat membantu mengevaluasi ukuran-ukuran yang berhubungan dengan kriteria penampilan internal. 2.2 Analisa Biaya dan Manfaat

Dalam penilaian kelayakan suatu proyek dapat digunakan metode analisa biaya dan manfaat. Menurut Farrow (1998), analisa biaya dan manfaat memiliki pijakan metodologi yang solid dan memberikan ukuran kinerja yang berharga. Namun analisis ini memerlukan analytical judgements yang kuat agar tidak terjadi pengaburan terhadap permasalahan.

2.2.1 Alat Analisis Finansial

Syarat untuk dapat melakukan penilaian tersebut adalah terlebih dahulu harus dapat diidentifikasi dan dikonversi komponen-komponen penilaiannya. Menurut Prabantoro (2009), untuk analisis kelayakan ekonomis dari suatu proyek dapat menggunakan alat analisis finansial yang ada sebagai berikut:

1. Payback Period

Adalah penilaian investasi proyek yang didasarkan pada lamanya investasi tersebut dapat tertutup aliran-aliran kas masuk. Untuk metode ini faktor bunga tidak dimasukkan dalam perhitungan.

2. Return On Investment

Adalah metode yang digunakan untuk menghitung pengembalian investasi dengan mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Untuk nilai Return On

Investment (ROI) dari suatu proyek dapat

dihitung dengan rumus:

ROI =

 biaya biaya manfaat (1)

3. Net Present Value

Adalah metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi cash

inflow atau arus dari uang. Net Present Value

(NPV) dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan tingkat bunga diskonto, dan bila nilai NPV > 0 berarti investasi menguntungkan dan dapat diterima. Besarnya NPV dapat dirumuskan sebagai berikut: NPV = − + ( ) + ⋯ + ( ) (2) Dimana:

NPV = net present value

i = tingkat suku bunga diskonto n = umur proyek investasi 4. Internal Rate of Return

Pada metode NPV tingkat bunga yang diinginkan telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pada metode Internal Rate of Return (IRR) justru akan dihitung tingkat bunganya.

2.2.2 Komponen Biaya dan Manfaat

Komponen-komponen penilaian dalam analisa biaya dan manfaat adalah biaya-biaya dan manfaat-manfaat yang diidentifikasi pada suatu proyek yang dikonversikan kedalam nilai ekonomis atau moneter. Dalam makalah Prabantoro, menurut H. Wu dalam bukunya yang berjudul Accounting

Information System, Theory and Practice

komponen biaya yang berhubungan dengan pengembangan sebuah proyek dapat diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu: 1. Procurement Cost

Procurement Cost atau biaya pengadaan adalah

semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pengadaan hardware. Untuk biaya tersebut dikeluarkan pada tahun pertama (initial cost). 2. Start Up Cost

Start Up Cost atau biaya persiapan operasional

adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap untuk dioperasionalkan. Untuk biaya tersebut juga dikeluarkan pada tahun pertama (initial cost). 3. Project Related Cost

Project Related Cost atau biaya proyek adalah

biaya yang berkaitan dengan biaya pengembangan sistem termasuk biaya penerapannya. Bila sistem yang dikembangkan secara outsourcing maka diperlukan biaya tambahan yaitu biaya konsultasi.

(3)

61

Ongoing and Maintenance Cost atau biaya

operasional adalah biaya untuk mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa pengoperasiannya.

Manfaat atau efektifitas dari sebuah sistem dapat juga diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu: 1. Tangible Benefits

Adalah manfaat yang berwujud yang didapat dari keuntungan penghematan-penghematan atau peningkatan-peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk satuan nilai moneter atau uang. 2. Intangible Benefits

Adalah manfaat yang tidak berwujud yang nilai keuntungannya adalah sulit atau tidak mungkin diukur dalam bentuk satuan nilai moneter atau uang.

3. PEMBAHASAN 3.1 Model Simulasi

Pembuatan model simulasi sistem layanan nasabah ini menggunakan sistem diskrit. Sistem diskrit diterapkan berdasarkan bahwa status variabel sistem berubah pada saat-saat tertentu atau dalam waktu yang diskrit.

Dari model simulasi tersebut dilakukan verifikasi dan validasi. Setelah diverifikasi dan dinyatakan valid kemudian dilakukan skenarioisasi terhadap model simulasi. Jenis skenario yang diterapkan adalah skenario struktur, yaitu skenario yang dilakukan dengan jalan mengubah struktur dari model. Skenario-skenario yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Model Simulasi Layanan Nasabah Perbankan

1. Model pada musim normal ditambahkan fasilitas Passbook Updater.

2. Model pertama pada musim tinggi ditambahkan fasilitas Passbook Updater.

3. Model kedua pada musim tinggi ditambahkan satu Customer Service pada masing-masing jenis layanan.

4. Model ketiga pada musim tinggi ditambahkan fasilitas Passbook Updater dan ditambahkan satu Customer Service pada masing-masing jenis layanan.

3.2 Analisa Biaya dan Manfaat

Pada analisa biaya dan manfaat ini dilakukan terhadap tiga model usulan atau model skenario. Pada analisa ini tidak memperhitungkan tingkat kedatangan nasabah baik pada musim normal maupun pada musim tinggi sehingga model skenario yang dianalisa menggunakan analisa biaya dan manfaat ini adalah tiga model, yaitu:

1. Penambahan Passbook Updater. 2. Penambahan Customer Service.

3. Penambahan Passbook Updater dan Customer

Service.

3.2.1 Penambahan Passbook Updater

Tabel 1 adalah disajikan data dan hasil perhitungan menggunakan alat ukur analisis finansial pada model penambahan passbook updater (model pertama).

Tabel 1. Penambahan Passbook Updater (dalam jutaan rupiah)

Komponen

Penilaian Tahun 0 Tahun 1 Procurement Cost Rp13,1 Rp0,0 Start Up Cost Rp2,0 Rp0,0 Project Related Cost Rp9,0 Rp0,0 Ongoing Cost Rp0,0 Rp116,1 TOTAL COST Rp24,1 Rp116,1 Tangible benefits Rp0,0 Rp24,362 Intangible Benefits Rp0,0 Rp124,106 TOTAL BENEFITS Rp0,0 Rp148,469 SELISIH Rp24,1 Rp32,369

Komponen biaya untuk procurement cost adalah biaya konsultasi pengadaan, biaya pembelian

passbook updater, dan biaya fasilitas hardware

berturut-turut adalah 5 juta, 7 juta dan 1.1 juta. Untuk start up cost adalah biaya instalasi dan biaya reorganisasi masing-masing 1 juta. Untuk project

related cost adalah biaya survei, biaya dokumentasi, biaya rapat, biaya pelatihan SDM, N asa ba h K eda t a ng an d ilay an i S AT PA M D isa m bu t da n T r u e F a ls e S er vic e? C us t o m er Dila ya ni CS Dila ya ni Te ller La ya na n? Ke pe r lu an 3 3 . 3 3 3 3 . 3 3 E ls e I n f o r m as i P r o du kBe r t an ya R ek en ing N as ab ah B er ka it a n De ng an N as ab ah K om p lain Ju m lah D ilay an i CS T r u e F a ls e T er t a r ik ? A plik as i M e ng isi Fo lm ulir B ag ian M ar ke t in g M e ng ar ahk an k e M a r k et ing N as ab ah k e Ba gia n N as ab ah I np ut D at a Rek en ing ? Buk aT r u e F a ls e S pe cim e n T an da T an gan C et ak B uk u d an R ek en ing N as ab ah M en ut up U pd at e Dat a M e nu t u p Rek en ing N as ab ah S eles ai

P er m as ala ha nP en jela sa nP em b er ian Pe m be r ia n S olu si Na sa bah S ele sa iKo m plain

Te ller Ju m lah D ilay an i Tr an sak si Ke pe r lua n 3 3 . 3 3 3 3 . 3 3 E ls e Pe ny et or a n Tu na i Tab un ga n Pen ar ika n d an P RK P en ar ika n G ir o I d en t it as Na sa ba h Ve r if ika si D at a da n Na sa ba h da n Ko nf ir m a si keM en gh it u ng U an g Tr an sak si Na sa bah S ele sa i Va lida si Tr an sa ksi da nI n pu t Dat a De t il Be r t an ya Le bih Ju m lah Na sa ba h R ek en ing M e m bu ka J um la h Na sa ba h M en ut up R ek enin gJu m lah N as ab ah Kom p lain Jum la h Na sa ba h B er b ag ai Pr od ukM en aw ar ka n M en jela sk an d an P r od uk M en gg un ak anN asa ba h M er ek om e nd as ika n Fo r m u lir T ab un ga nPe ny er aha n Pe ng isia n d an Pe ny et or an T un aiJu m lah Ta bu ng an Ju m lah Pe na r ik an G ir o Ju m lah Pe na r ik an I n f o r m a si CS ? La ya na nT r u e F a ls e I n f o r m as i C S 1 I n f o r m a si CS 2 Re ke nin g CS ? La ya na nT r u e F a ls e Re ke nin g CS 1 Re ke nin g C S 2 K om p lain C S?T r u e F a ls e K om pla in CS 1 K om pla in CS 2 T elle r ? P en ye t o r a n 3 3 . 3 3 3 3 . 3 3 E ls e 1 P en ye t o r an T elle r 2 P en ye t o r an T elle r 3 P en ye t o r an T elle r Te ller ? Ta bu ng an Pe na r ik an 3 3 . 3 3 3 3 . 3 3 E ls e

Tab un ga n Te ller 1Pen ar ika n Tab un ga n Te ller 2Pen ar ika n

Tab un ga n Te ller 3Pen ar ika n

G ir o T eller ? Pe na r ik an 3 3 . 3 3 3 3 . 3 3 E ls e Telle r 1 Pen ar ika n G ir o Telle r 2 Pen ar ika n G ir o Telle r 3 Pen ar ika n G ir o 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(4)

62 biaya trasnportasi dan biaya komunikasi berturut-turut adalah 1.5 juta, 1 juta, 2 juta, 1.5 juta, 1.5 juta dan 1.5 juta. Untuk ongoing cost adalah biaya SDM, biaya overhead, biaya perawatan hardware, biaya perlengkapan dan biaya manajemen operasional berturut-turut adalah 2.1 juta, 60 juta, 36 juta, 6 juta dan 12 juta. Komponen manfaat untuk tangible benefits adalah efisiensi biaya lembur CS dan efisiensi biaya nomer antrian sebesar 24 juta dan 362 ribu.

a. Perhitungan Payback Period

Berdasarkan data pada tabel 1 diatas berikut ini adalah perhitungan payback period untuk model pertama.

Nilai investasi = Rp24.100.000,00

Cash inflow tahun 1 = Rp32.369.212,50 (Rp8.269.212,50) Berdasarkan perhitungan diatas, nilai investasi adalah lebih rendah dibandingkan cash inflow yang mengakibatkan surplus pada tahun pertama dengan nilai Rp8.269.212,50. Hal tersebut berarti bahwa, dalam waktu kurang dari satu tahun nilai dari investasi yang dikeluarkan sudah dapat ditutupi dengan cash inflow pada tahun pertama. Untuk perhitungan pengembalian investasi (payback

period) untuk lebih tepatnya adalah 8,934 bulan.

b. Perhitungan Return On Investment

Berdasarkan data pada tabel 1 diatas berikut ini adalah perhitungan return on Investment (ROI) untuk model pertama.

Total Manfaat = Rp148.469.212,50 Untuk total biaya yang dikeluarkan:

Biaya tahun ke-0 = Rp24.100.000,00 Biaya tahun ke-1 = Rp116.100.000,00 Total Biaya = Rp140.200.000,00 Kemudian,ROI untuk model pertama ini adalah: ROI=((Rp148.469.212,50 - Rp140.200.000,00)/ Rp140.200.000,00) X 100% = 0,0590 = 6% Nilai ROI adalah lebih besar dari 0, jadi penambahan fasilitas passbook updater ini dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI adalah 0,0590 atau 6%, ini berarti bahwa proyek dapat diterima karena akan memberikan keuntungan sebesar 6% dari total biaya investasinya.

c. Perhitungan Net Present Value

Berdasarkan data pada tabel 1 diatas berikut ini adalah perhitungan net present value (NPV) untuk model pertama.

NPV = − Rp24.100.000,00 + ( . . . ), = (-24.100.00,00)+30.609.184,40

= Rp6.509.184,40

Pada perhitungan NPV model pertama, kedua dan ketiga tingkat suku bunga diskonto adalah sebesar 5,75% pertahun berdasarkan data Bank Indonesia Juli 2012. Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai NPV untuk proyek penambahan

passbook updater adalah sebesar Rp6.509.184,40,

ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > 0 sehingga proyek dapat diterima.

d. Perhitungan Internal Rate of Return Berdasarkan data pada tabel 1 diatas hasil perhitungan IRR untuk model pertama adalah sebagai berikut pada gambar 2.

Gambar 2 Perhitungan IRR Penambahan Passbook Updater

Perhitungan nilai IRR diatas dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007. Untuk nilai dari IRR yang disyaratkan adalah 25%, maka didapat nilai IRR proyek penambahan passbook

updater sesungguhnya adalah 0,34 atau 34%.

3.2.2 Penambahan Customer Service

Berikut ini adalah akan disajikan data dan hasil perhitungan menggunakan alat ukur analisis finansial pada model penambahan customer service (model kedua).

Tabel 2. Penambahan Customer Service (dalam jutaan rupiah)

Komponen

Penilaian Tahun 0 Tahun 1 Procurement Cost Rp25,0 Rp0,0 Ongoing Cost Rp0,0 Rp71,0 TOTAL COST Rp25,0 Rp71,0 Tangible benefits Rp0,0 Rp24,362 Intangible Benefits Rp0,0 Rp108,687 TOTAL BENEFITS Rp0,0 Rp133,050 SELISIH Rp25,0 Rp62,050

Komponen biaya untuk procurement cost adalah biaya perekrutan, biaya training dan pelatihan awal masing-masing adalah 10 juta dan 15 juta. Untuk

ongoing cost adalah biaya gaji CS, biaya training

dan pelatihan lanjut, biaya asuransi dan jamsostek berturut-turut adalah 26 juta, 20 juta dan 25 juta. Komponen manfaat untuk tangible benefits adalah efisiensi biaya lembur CS dan efisiensi biaya nomer antrian sebesar 24 juta dan 362 ribu.

(5)

63 a. Perhitungan Payback Period

Berdasarkan data pada tabel 2 diatas berikut ini adalah perhitungan payback period untuk model kedua.

Nilai investasi = Rp25.000.000,00

Cash inflow tahun 1 = Rp62.050.355,00 (Rp37.050.355,00) Berdasarkan perhitungan diatas, nilai investasi adalah lebih rendah dibandingkan cash inflow yang mengakibatkan surplus pada tahun pertama dengan nilai Rp37.050.355,00. Hal tersebut berarti bahwa, dalam waktu kurang dari satu tahun nilai dari investasi yang dikeluarkan sudah dapat ditutupi dengan cash inflow pada tahun pertama. Untuk perhitungan pengembalian investasi (payback

period) untuk lebih tepatnya adalah 4,835 bulan.

b. Perhitungan Return On Investment

Berdasarkan data pada tabel 2 diatas berikut ini adalah perhitungan return on Investment (ROI) untuk model kedua.

Total Manfaat = Rp133.050.355,50 Untuk total biaya yang dikeluarkan:

Biaya tahun ke-0 = Rp25.000.000,00 Biaya tahun ke-1 = Rp71.000.000,00 Total Biaya = Rp96.000.000,00 Kemudian, ROI untuk penambahan customer service ini adalah:

ROI = ((Rp133.050.355,50 - Rp96.000.000,00)/ Rp96.000.000,00) X 100% = 0,3859 = 39% Nilai ROI adalah lebih besar dari 0, jadi model kedua ini dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI adalah 0,3859 atau 39%, ini berarti bahwa proyek dapat diterima karena akan memberikan keuntungan sebesar 39% dari total biaya investasinya.

c. Perhitungan Net Present Value

Berdasarkan data pada tabel 2 diatas berikut ini adalah perhitungan net present value (NPV) untuk model kedua.

NPV = - Rp25.000.000,00 + ( . . . ), =− Rp25.000.000,00+Rp58.676.458,63 = Rp33.676.458,63

Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai NPV untuk penambahan customer service adalah sebesar Rp33.676.458,63, ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > 0 sehingga proyek dapat diterima.

d. Perhitungan Internal Rate of Return

Berdasarkan data pada tabel 2 diatas hasil perhitungan IRR untuk model kedua adalah sebagai berikut pada gambar 3.

Gambar 3 Perhitungan IRR Penambahan Customer Service

Perhitungan nilai IRR diatas dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007. Untuk nilai dari IRR yang disyaratkan adalah 25%, maka didapat nilai IRR proyek penambahan customer

service sesungguhnya adalah 148%.

3.2.3 Penambahan Passbook Updater dan Customer Service

Berikut ini adalah akan disajikan data dan hasil perhitungan menggunakan alat ukur analisis finansial pada model penambahan passbook

updater dan customer service (model ketiga).

Tabel 3. Penambahan Passbook Updater dan Customer

Service

Dalam jutaan rupiah Komponen

Penilaian Tahun 0 Tahun 1 Procurement Cost Rp38,1 Rp0,0 Start Up Cost Rp2,0 Rp0,0 Project Related Cost Rp9,0 Rp0,0 Ongoing Cost Rp0,0 Rp187,1 TOTAL COST Rp49,1 Rp187,1 Tangible benefits Rp0,0 Rp24,362 Intangible Benefits Rp0,0 Rp232,038 TOTAL BENEFITS Rp0,0 Rp256,401 SELISIH Rp49,1 Rp69,301

Komponen biaya untuk procurement cost adalah biaya konsultasi pengadaan, biaya pembelian

passbook updater, biaya fasilitas hardware biaya

perekrutan CS, biaya training dan pelatihan awal berturut-turut adalah 5 juta, 7 juta, 1.1 juta, 10 juta dan 15 juta. Untuk start up cost adalah biaya instalasi dan biaya reorganisasi masing-masing 1 juta. Untuk project related cost adalah biaya survei, biaya dokumentasi, biaya rapat, biaya pelatihan SDM, biaya transportasi akomodasi dan biaya komunikasi berturut-turut adalah 1.5 juta, 1 juta, 2 juta, 1.5 juta, 1.5 juta dan 1.5 juta. Untuk ongoing

cost adalah biaya SDM, biaya overhead, biaya

perawatan hardware, biaya perlengkapan, biaya manajemen operasional, biaya gaji CS, biaya

(6)

64 training dan pelatihan lanjut, biaya asuransi dan jamsostek berturut-turut adalah 2.1 juta, 60 juta, 36 juta, 6 juta, 12 juta, 26 juta, 20 juta dan 25 juta. Komponen manfaat untuk tangible benefits adalah efisiensi biaya lembur CS dan efisiensi biaya nomer antrian sebesar 24 juta dan 362 ribu. a. Perhitungan Payback Period

Berdasarkan data pada tabel 3 diatas berikut ini adalah perhitungan payback period untuk model ketiga.

Nilai investasi = Rp49.100.000,00

Cash inflow tahun 1 = Rp69.301.215,00

(Rp20.201.215,00) Berdasarkan perhitungan diatas, nilai investasi adalah lebih rendah dibandingkan cash inflow yang mengakibatkan surplus pada tahun pertama dengan nilai Rp20.201.215,00. Hal tersebut berarti bahwa, dalam waktu kurang dari satu tahun nilai dari investasi yang dikeluarkan sudah dapat ditutupi dengan cash inflow pada tahun pertama. Untuk perhitungan pengembalian investasi (payback

period) untuk lebih tepatnya adalah 8,502 bulan.

b. Perhitungan Return On Investment

Berdasarkan data pada tabel 3 diatas berikut ini adalah perhitungan return on Investment (ROI) untuk model ketiga.

Total Manfaat = Rp256.401.215,00 Untuk total biaya yang dikeluarkan: Biaya tahun ke-0 = Rp49.100.000,00 Biaya tahun ke-1 = Rp187.100.000,00 Total Biaya = Rp236.200.000,00

Kemudian, ROI untuk penambahan customer service ini adalah:

ROI= ((Rp256.401.215,00- Rp236.200.000,00)/ Rp236.200.000,00) X 100% = 0,0855 = 9% Nilai ROI adalah lebih besar dari 0, jadi model ketiga ini dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI adalah 0,0855 atau 9%, ini berarti bahwa proyek dapat diterima karena akan memberikan keuntungan sebesar 9% dari total biaya investasinya.

c. Perhitungan Net Present Value

Berdasarkan data pada tabel 3 diatas berikut ini adalah perhitungan net present value (NPV) untuk model ketiga.

NPV= − Rp49.100.000,00 + ( . . . ), = − Rp49.100.000,00 + Rp65.533.063,83 = Rp16.433.063,83

Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai NPV untuk penambahan passbook updater dan

customer service adalah sebesar Rp16.433.063,83,

ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > 0 sehingga proyek dapat diterima.

d. Perhitungan Internal Rate of Return Berdasarkan data pada tabel 3 diatas hasil perhitungan IRR untuk model ketiga adalah sebagai berikut pada gambar 4.

Gambar 4. Perhitungan IRR Penambahan Passbook Updater dan Customer Service

Perhitungan nilai IRR diatas dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007. Untuk nilai dari IRR yang disyaratkan adalah 25%, maka didapat nilai IRR untuk proyek penambahan

passbook updater dan customer service

sesungguhnya adalah 41%.

4. SIMPULAN

Dapat dilihat total cost atau biaya yang terkecil adalah pada model penambahan Customer Service dan total cost yang terbesar adalah pada model penambahan Passbook Updater dan Customer

Service. Untuk total benefits atau manfaat yang

terkecil adalah pada model penambahan Passbook

Updater dan total benefits yang terbesar adalah

pada model penambahan Passbok Updater dan

Customer Service. Dari perbandingan analisis biaya

dan manfaat, didapatkan model penambahan

Customer Service memiliki nilai analisis finansial

yang tertinggi yaitu 4,835 bulan untuk Payback

Period, 39% untuk Return On Investment,

Rp33.676.458,63 untuk Net Present Value dan 148% untuk Internal Rate of Return. Model penambahan Customer Service adalah memiliki nilai yang terbaik dalam keseluruhan analisis finansial. Hal tersebut berarti bahwa model tersebut adalah yang paling memberikan keuntungan diantara ketiga model usulan atau model skenario.

5. DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Miftahol., 2009. Simulasi Sistem Industr. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(7)

65 Bank Indonesia. 2012. Statistik Ekonomi dan

Keuangan Indonesia. [Online]. (Updated Maret

2012). Pada tautan:

http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekon omi+dan+Keuangan+Indonesia/Versi+HTML/Sekt

or+Moneter/ [Diakses 11 Juni 2012]

Farrow, S., Toman, M., 1998. Using Environmental Benefit-Cost Analysis to Improve Government Performance. Discussion Paper, 99-11.

Meepadung, Napapan., Tang, John C.S., Khang, Do Ba., 2009. IT-based banking services:

Evaluating operating and profit efficiency at bank branches. Journal of High Technology Management Research, 20, pp. 145-152.

Prabantoro, G., 2009. Mengukur Kelayakan

Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Cost & Benefits Analysis dan Aplikasinya Dengan MS Excel 2000. [Online].

Pada tautan:

www.geocities.com/gatot_prabantoro/cost_n_benef

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapat dari penelitian mengenai audit keamanan informasi pada PDAM Tirta Tarum Karawang menggunakan Indeks KAMI sebagai alat evaluasi dan Fishbone

Povjerenici za etiku zaprimaju pritužbe radnika i drugih zainteresiranih pravnih i fizičkih osoba (u daljnjem tekstu zainteresiranih osoba) na neetično i moguće

Menurut penelitian Sarwoko (2011) hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan teman, dukungan keluarga dan dukungan orang yang dianggap penting berpengaruh positif terhadap

Manitol merupakan bahan pengisi yang dapat memberikan rasa manis pada compress lozenges sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki rasa asam dari ekstrak kelopak bunga

Pembahasan mengenai makanan tidak lepas dari masalah gizi, karena tubuh sangat memerlukan makanan yang banyak mengandung beberapa zat gizi yang digunakan untuk berlangsungya

Feeder calves adalah pedet sapi perah yang diberi Ransum sebanyak 2,5 kg tiap hari sehingga pedet mencapai berat badan 200 – 370 kg pada umur 6 bulan. Pemberian Pakan

Data investasi Jepang di Indonesia dan di Jakarta diatas menunjukkan bahwa hubungan ekonomi yang terjalin di Indonesia secara umum dan terkhusus di Jakarta tergolong

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan konsentrat dari hasil sampingan industri kelapa sawit dan limbah pertanian sama efeknya dibandingkan dengan konsentrat konvensional