• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MENFARKOM

TUGAS MENFARKOM

STUDI KELAYAKAN APOTEK 

STUDI KELAYAKAN APOTEK 

Kelompok 9: Kelompok 9: A

Arrddiiaanntti i GGuussppaarrii 10100066778844668833 A

Ajejeng ng CaCahyhyananining g IlIlhahamm 11000067675454202000 F

Fiittrraahhwwaatti i SSuuddaarrmmoo 11000066775544444400 Ri

Riananti ti AdAdi Cai Cahyhyananiningsgsihih 10100606757543433333 W

Waahhyyu u AAttmmaajja a KK..JJ.. 11000066775544110066

PROFESI APOTEKER  PROFESI APOTEKER 

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA

2010 2010

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAF

DAFTAR ISTAR ISI……I……….…. iiii A.

A. DefiDefinisi…nisi….……..……... 11 B.

B. ProsProses es PembPembuatauatan n StudStudi i KelaKelayakayakan………n………... 11 1.

1. PenPenemuemuan Suan Suatu Gatu Gagaagasansan……….……..…….……… 11 2.

2. PenPenelitelitianian……… 22 3.

3. EvaEvalualuasi…si………..….. 22 4.

4. PemPembuabuatan tan renrencancana………a……… 44 5.

5. PelPelaksaksanaanaan ran rencencana ana kerkerja……ja……….……. 44 C.

C. AspeAspek-ask-aspek pek PeniPenilaian laian StudStudi Kei Kelayalayakan…kan………...…...……….……. 55 1

1.. PPeenniillaiaiaan An Aspspek ek ManManajemajemen dan Sten dan Staff…aff………..….. 55 2.

2. PePeninilailaian Aan Aspspek Tek Tekekninis…s……… 66 3.

3. PePeninilailaian Asan Aspepek Pak Pasarsar……….…... 1010 4.

4. PePeninilailaian Aan Aspspek ek KeKeuauangnganan……….…... 1414 D.

D. ContContoh oh StudStudi i KelaKelayakayakan………n………..…….. 1919 Daftar

(3)

STUDI KELAYAKAN

A. Definisi

Studi kelayakan adalah proses yang terkontrol untuk mengidentifikasi masalah dan kesempatan, menentukan tujuan, menjelaskan keadaan, menetapkan hasil akhir dan menilai biaya serta keuntungan yang berkaitan dengan penentuan keputusan.

Studi kelayakan dilakukan untuk  mendukung proses pengambilan keputusan, berdasarkan analisis cost-benefit , untuk melihat keberlangsungan  bisnis atau perusahaan dalam hal ini adalah apotek. Studi kelayakan dilakukan sebelum rencana bisnis dilaksanakan (saat membuat rencana pembuatan apotek) dan pada saat pertimbangan pengambilan keputusan.

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap studi kelayakan dalam suatu usaha antara lain, yaitu:

 Pengusaha à untuk mengetahui apakah gagasan usaha layak  dilaksanakan

 Investor à untuk menganalisis apakah penanaman modal dapat memberikan keuntungan

 Kreditor àmengkaji apakah proyek tersebut pantas diberikan kredit

B. Proses Pembuatan Studi Kelayakan

Tahapan atau proses dalam membuat sebuah studi kelayakan pendirian apotek, dapat terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap penemuan gagasan (ide), penelitian lapangan, evaluasi data, pembuatan rencana dan pelaksanaan rencana kerja.

1. Penemuan suatu gagasan

Gagasan merupakan sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang ingin sekali untuk dilaksanakan. Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan dianalisis sebelum dilaksanakan adalah gagasan yang memenuhi beberapa criteria diantaranya yaitu bahwa ide harus:

• Sesuai dengan visi organisasi • Dapat menguntungkan organisasi

(4)

• Sesuai dengan kemampuan sumber dayanya yang dimiliki organisasi • Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku

• Aman untuk jangka panjang

2. Penelitian

Setelah gagasan disetujui, langkah berikutnya adalah melakukan penelitian lapangan. Data-data yang dibutuhkan antara lain :

 Ilmiah : melalui analisa data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan seperti :

- Nilai strategi sebuah lokasi - Data kelas konsumen

- Peraturan yang berlaku di daerah tersebut - Tingkat persaingan yang ada saat ini

  Non ilmiah yaitu : melalui intuisi (intuition) atau feeling yang diperoleh setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.

3. Evaluasi data

Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian dilapangan, dapay dilakukan dengan cara yaitu:

A) Memperhatikan faktor yang berpengaruh, terdiri dari : 1) Eksternal faktor 

 Tipe konsumen yang akan dilayani (pemukiman,  perkantoran)

 Tingkat keuntungan yang akan diperoleh, kondisi keamanan.

(5)

 Peraturan tentang perkembangan tata kota (pelebaran jalan) di tempat lokasi yang ditetapkan.

 Kondisi keamanan di sekitar lokasi yang ditetapkan. 2) Internal faktor 

 Kemampuan keuangan

 Ketersediaan tenaga kerja

 Ketersediaan produk 

 Kemampuan pengelolaan (manajemen)

B) Membuat usulan proyek (project appraisal), yang meliputi: 1) Pendahuluan, mengenai

 Latar belakang, munculnya gagasan.

 Tujuan

2) Analisis tekhnis mengenai :

 Peta lokasi dan lingkungan di sekitarnya

 Disain interior dan exterior 

 Jenis produk: 3) Analisis pasar :

 Jenis pasar dan strategi persaingan yaitu gambaran mengenai:

 Pasar monopoli

 Pasar oligopoli

 Pasar persaingan bebas

 Potensi pasar 

 Jenis konsumen

 Daya tarik laba

 Target pasar (konsumen sasaran) 4) Analisis manajemen mengenai :

 Bentuk badan usaha

 Struktur organisasi

(6)

 Jumlah kebutuhan tenaga kerja

 Program kerja

5) Analisis keuangan mengenai :

 Berapa jumlah investasi dan modal kerja mengenai:

 Berapa jumlah biaya investasi yang

dibutuhkan dan digunakan untuk keperluan apa saja?

 Berapa lama waktu pengembalian (payback   period)?

 Berapa besar tingkat pengembalian internal yang aman (internal rate of return)?

 Aliran kas

 Bagaimana situasi aliran kasnya selama periode investasi, apakah negatif atau positif?

 Langkah apa saja yang dilakukan bila aliran kasnya selama periode investasi negatif?

 Sumber pendanaan

 Dari mana sumber biaya investasi diperoleh?

 Berapa besar tingkat efisiensinya dibanding sumber  lain?

 Jenis pinjamannya, jangka pendek atau jangka  panjang?

4. Pembuatan rencana

Setelah usulan proyek disetujui, kemudian menetapkan waktu (time  schedule) untuk memulai pekerjaan sesuai dengan skala prioritas:

› Menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja › Mengurus izin

› Membangun, merehabilitasi gedung › Merekrut karyawan

› Menyiapkan barang dagangan, sarana pendukung › Memulai operasional

(7)

5. Pelaksanaan rencana kerja

Dalam melakukan setiap jenis pekerjaan, dibuatkan suatu format yang  berisi mengenai:

› Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan › Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi › Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya

C. Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan

Aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan bila akan membuat suatu usaha apotek, antara lain adalah:

 Management dan Staff 

 Teknis

 Pasar 

 Finansial

 Resiko Bisnis

1. Penilaian Aspek Manajemen dan Staff  

Penilaian terhadap aspek manajemen operasional antara lain dapat meliputi mengenai rencana :

1) Strategi Manajemen

Strategi manajemen yaitu : suatu strategi yang akan digunakan untuk  mengubah kondisi yang ada saat ini (current condition) menjadi kondisi di saat yang akan (future condition) datang dalam suatu periode waktu tertentu.

Strategi manajemen tersebut antara lain mengenai

• Visi : cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau pemiliknya. • Misi : beban tugas utamanya.

• Strategi : siasat untuk mencapai tujuan.

• Program kerja : cara-cara untuk memperoleh sasaran.

(8)

melaksanakan suatu kegiatan, yang berlaku sebagai peraturan. 2)  Bentuk dan Tata Letak Bangunan

Dalam menetapkan bentuk dan tata letak bangunan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu

a) Bentuk bangunan, dapat menggambarkan

• Identity company image, untuk membentuk opini konsumen.

•  Nuansanya (physical evident)  baik interior ataupun exterior, sesuai dengan target konsumen yang akan dilayani.

• Kemudahan untuk dikembangkan.

 b) Sistem tata letak (lay out) dapat memberi

• Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutasi  barang.

• Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk barang otc/bebas).

c) Estetika, rapih,teratur dan tersusun dengan baik. d) Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan

sifat barang, karena dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek  telah diatur oleh undang-undang dan adanya sifat obat yang mudah terpengaruh oleh berbagai macam keadaan.

3)  Jenis Produk Yang Akan Dijual 

Persediaan merupakan elemen penting dalarn perusahaan retail. seperti diketahui dalam melakukan penilaian terhadap analisis produk yang akan dijual berkaitan dengan beberapa hal yaitu :

 Target konsumen, bila target konsumennya yang menengah-atas, maka  barang yang dijual juga barang menengah-atas.

 Jumlah dan jenis (lini, item) produk kebutuhan konsumen, umumnya konsumennya yang menengah-atas meminta perhatian yang lebih dari  penjual. Oleh sebab itu lini dan jumlah itemnya terpenuhi agar 

kelengkapannya terjaga.

2. Penilaian Aspek Teknis

(9)

Arti strategis suatu lokasi adalah berkaitan dengan beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu meliputi:

• Jarak lokasi dengan supplier : relatif dekat dan mudah dicapai

• Jarak lokasi dengan domosili konsumennya relatif dekat dan mudah dicapai dengan berbagai macam jenis alat transportasi

• Bentuk dan luas lahan (bangunan) : mudah untuk mengembangkan usaha, seperti praktek dokter, laboratorium klinik 

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan fasilitas: a. Menentukan tipe toko dan penyimpanan

 b. Menentukan tempat dan ukuran penyimpanan yang cocok 

 Menentukan tempat:

Lokasi Strategis Dekat Dengan Konsumen

Dekat Dengan Supplier 

Prospek Pasar Besar 

Mudah Dikembangkan

Aman dan Nyaman

Yang Diperhatikan Pada Lokasi Apotik 

Kompetitor 

Sarana Kesehatan

Kepadatan Penduduk 

Dekat Jalan/ searah arus pulang kerja

Perkembangan daerah dan Tingkat  pendidikan Masyarakat

(10)

- Renovasi : paling cepat dan murah, bila telah memiliki tempat

- Menyewa : cepat dan mengurangi kebutuhan modal, tapi  perlu mencari-cari tempat yang sesuai

- Membeli: cepat, tapi perlu mencari-cari - Membangun gedung standar 

- Membangun gedung yang disesuaikan dengan tujuan

 Alasan dilakukan penentuan ukuran:

- Untuk mendaftar lokasi & gedung yang sesuai - Membuat desain yang realistis

- Mempersiapkan anggaran dana

c. Memilih metode dalam menentukan tempat dan pengaturan ruangan e. Menentukan kerangka kerja (Job Description)

•  Nyaman dan aman : daerahnya tidak jorok, tidak macet dan sempit dan tingkat kriminalnya rendah (bukan daerah premanisme).

• Prospek pertumbuhan pasarnya relatif cepat dan besar : jumlah konsumen dan daya beli (income perkapita) nya relatif tinggi.

2)  Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha yang akan ditetapkan tentunya memiliki tujuan tertentu misalnya :

• Koperasi untuk memperoleh fasilitas kemudahan dalam mengurus izin, tetapi kurang mendapat perhatian dari kalangan konsumen, investor, kreditor 

• Persero (Pt) untuk memperoleh perhatian dari kalangan konsumen, investor, kreditor tertentu, tetapi dalam mengurus izin dikenakan biaya yang relatif mahal dibandingkan dengan koperasi.

3) Struktur Organisasi dan Staff 

Tujuan pembentukan struktur organisasi untuk memberi gambaran mengenai

(11)

• Fungsi-tugas dan wewenang-tanggung jawab setiap pekerjaan • Persyaratan jabatan pada setiap jenis pekerjaan

• Hirarkhi dalam pengambilan keputusan

Dalam struktur organisasi, besar-kecilnya bagan dan jumlah  pegawai yang dibutuhkan tegantung pada :

• Jenis dan volume pekerjaan, bila jumlah dan volume pekerjaan banyak, maka struktur diperbesar. Sebaliknya bila volume pekerjaan sedikit, struktur dirampingkan, agar lebih efisien.

• Penempatan setiap pegawai sesuai dengan persyaratan jabatannya (the right man on the right place) yang telah ditetapkan

Dalam mengelola sebuah apotek, perlu dilakukan cara mengelola fungsi-fungsi manajemen dalam menyusun rencana kerja (planning) untuk  mencapai suatu tujuan. Karena untuk melaksanakan rencana kerja tidak  mungkin dilakukan oleh satu fungsi, maka organisasi (apotek) membagi- bagi pekerjaan yang ada di apotek dengan tugas, wewenang, dan tanggung  jawab pada setiap fungsi. Masing-masing fungsi ini akan melaksanakan rencana kerja sesuai dengan fungsi pekerjaan dan sasaran yang dicapainya. 1. PSA/Pemilik Saham

Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan operasional dan program-program apotek terutama dalam hal penyediaan modal.

2. Apoteker penanggung jawab apotek 

APA berkoordinasi dengan pemilik saham dan apoteker   pendamping memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan apotek,

memiliki tugas melaksanakan tanggungjawab profesional kefarmasian di apotek, yang mencakup :

•  pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan barang • Administrasi keuangan

• menerima resep dari pasien dan memberikannya secara langsung disertai

(12)

• dengan pemberian informasi obat

• memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat, konsultasi, edukasi

• monitoring penggunaan obat kepada pasien

• mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek  3. Apoteker Pendamping

Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan tugas APA apabila berhalangan hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan  pemberian obat, memberikan layanan informasi, konseling, edukasi dan monitoring obat serta mengontrol dan mengawasi kinerja  bawahannya.

4. Asisten Apoteker 

Asisten apoteker bertugas membantu APA dan Apoteker   pendamping dalam peracikan resep dan penyediaan obat ke pasien,  bertanggung jawab juga terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana

apotek 

5. Tenaga Administrasi

Tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan operasional apotek sehari-hari, termasuk kasir dan membantu delivery service ke konsumen serta bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana dan  prasarana apotek 

3. Penilaian Aspek Pasar  

Kelayakan aspek pasar bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,  pada permintaan dan kapasitas penduduk di rencana pembangunan kawasan pada kepemilikan unit apotek, serta melakukan analisis perbandingan dengan kemampuan penyediaan kawasan.

Dalam menilai aspek pasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain,

a. Penentuan harga

Penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya operasional, biaya untuk  tenaga kerja, dan biaya peralatan usaha. Penghitungan ini dilakukan agar 

(13)

 pemilik apotek dapat memperhitungkan berapa pendapatan yang diinginkan agar dapat mencapai break even point, yaitu suatu titik yang menggambarkan  bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh

keuntungan ataupun kerugian.

Penentuan harga jual ini sangat sulit dilakukan karena harus memperhatikan jumlah keuntungan yang ingin didapat dengan adanya kompetitor dan kepuasan pelanggan. Bila suatu apotek menjual obat dengan harga jual yang rendah, keuntungan yang diperoleh apotek tersebut menjadi lebih kecil. Bila suatu apotek menjual obat dengan harga jual yang tinggi, keuntungan yang diperoleh apotek menjadi lebih besar, tetapi ada kemungkinan pelanggan tidak kembali ke apotek tersebut dan beralih ke apotek lain. Oleh karena itu, dalam menentukan harga jual obat di apotek  harus memperhatikan hal-hal berikut,

• Harga harus menutupi biaya agar tidak terjadi kerugian • Harga harus dievaluasi dan disesuaikan terus-menerus

Faktor-faktor yang menentukan harga jual antara lain,

• Biaya pembelian

Biaya pembelian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli  produk yang akan dijual, termasuk biaya transportasi.

• Biaya operasional

Biaya operasional meliputi gaji karyawan dan biaya untuk listrik air, dan lain sebagainya.

• Modal

Modal merupakan biaya yang diperlukan untuk memperoleh peralatan untuk memulai dan mempertahankan kegiatan operasional

Penentuan harga (pricing) terbagi dalam lima tipe, yaitu 1. Berdasarkan proyeksi penjualan

Perkiraan jumlah barang atau jasa yang diharapkan terjual selama 5 tahun  pertama

(14)

Penentuan harga dengan memperhitungkan total biaya yang dikeluarkan ditambah dengan laba yang diinginkan. Biaya tersebut meliputi, harga beli  produk, tenaga kerja, dan biaya lain-lain.

3. Competitive pricing

Penentuan harga mendekati harga di pasaran. Jika harga jual tidak dapat menutupi modal, maka penentuan harga dengan cara ini menjadi tidak  layak.

4. Mark-up pricing

Penentuan harga berdasarkan patokan harga beli produk  5. Value-based pricing

Penentuan harga berdasarkan jumlah uang yang dapat dihemat oleh konsumen.

 b. Bentuk pasar 

Bentuk pasar terdiri dari berbagai macam, antara lain dapat berupa: - Persaingan sempurna :

• Jumlah penjual dan konsumennya tidak terbatas

• Harganya ditentukan oleh jumlah penawaran ( supply) dan jumlah  permintaan (demand ).

• Tidak ada hambatan masuk (entry barrier ) Contoh : pasar industri, sembako, buah

- Persaingan monopolistis

• Jumlah penjual dan konsumennya banyak  • Harga ditentukan oleh promosi

• Tidak ada entry barrier 

Contoh : pasar industri, restaurant, salon

- Monopoli, yaitu :

(15)

• Mempunyai posisi tawar yang dominant, sehingga dapat bertindak  sebagai penentu harga ( price maker ).

•  Entry barrier nya tinggi. Contoh : PLN, Telkom

- Oligopoli, yaitu :

• Penjualnya sedikit

• Harga ditentukan oleh kualitas produk, service, promosi •  Entry barrier nya tinggi

Contoh : pasar industri otomotif, hand phone

Bentuk pasar yang dihadapi apotek adalah persaingan sempurna, dimana jumlah penjual dan konsumen tidak terbatas, harga ditentukan oleh  jumlah penawaran ( supply) dan jumlah permintaan (demand ), dan tidak ada

hambatan masuk (entry barrier).

c. Potensi pasar (potensial market)

Potensi pasar adalah sejumlah pembeli suatu wilayah yang memiliki uang dan keinginan untuk membelanjakannya (dikuantumkan dalam suatu mata uang). Cara mengukur potensi pasar (Q) antara lain dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah pembeli (n) dan harga rata-rata barang (P).

d. Target pasar (target market)

Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau yang akan menjadi sasaran pemasaran. Target pasar dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

• Pasar individu (untuk keperluan perorangan), umumnya tunai, jumlah  pembeliannya kecil, seperti anggota masyarakat.

• Pasar korporasi (untuk keperluan karyawan di suatu instansi), umumnya kredit, jumlah pembeliannya besar, seperti PLN.

(16)

• Pasar reseller (penjual) adalah pasar yang membeli barang atau jasa untuk  dijual kembali, seperti grosir, dokter dispensing.

Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi  penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan

eksterior gedung, performance karyawan, dan kualitas pelayanan.

Target pasar juga termasuk target konsumen dan target jumlah dan jenis  produk kebutuhan konsumen. Misalkan target konsumen untuk sebuah apotek 

adalah kalangan menengah ke atas, maka barang yang dijual sebagian besar  adalah barang untuk kalangan menengah ke atas dengan jumlah yang lengkap dan pelayanan yang baik.

D. Penilaian Aspek Keuangan

Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan dapat meliputi penilaian terhadap: 1. Sumber pendanaan (financing) untuk investasi

a. Kegunaan

• Dana untuk kebutuhan membeli aktiva tetap, seperti tanah,

 bangunan, peralatan interior (komputer, meja, rak obat, kursi  pasien), dan eksterior (billboard).

• Dana untuk kebutuhan modal kerja (untuk aktiva lancar yaitu

kas, rekening di bank, membeli barang dagangan, seperti obat-obatan dan alat kesehatan).

 b. Sumber Dana

Pertimbangan dalam memilih sumber dana adalah biaya yang paling rendah (efisien) dengan masa tenggang pengembalian yang lebih lama dibandingkan dengan payback periode proyeknya.

Beberapa sumber dana yang dapat dipergunakan ialah:

• Modal pemilik perusahaan (modal disetor)

• Bank (kreditor)

• Investor, didapat dari hasil penerbitan saham atau obligasi

• Lembaga non-bank atau leasing (dana pensiun)

(17)

Penilaian analisis keuangan

Dalam melakukan penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan suatu proyek  dapat dilakukan denan beberapa metode analisis.

a. Metode Analisis Payback Period (PP)

 Payback Period  adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi (initial cash investment ) dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima.

Rumus

Indikatornya adalah:

 Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maksimum PP yang ditetapkan, maka proyek tersebut layak dilaksanakan

 Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maksimum yang ditetapkan, maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan

 Bila PP yang diperoleh waktunya = maksimum yang ditetapkan, maka  proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak.

Kelemahan:

 Nilai jumlah kas yang akan diterima (masuk), nilainya tidak di-sekarangkan ( Net Present Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.

b. Metode Analisis Return on Investment (ROI)

Analisis  Return on Investment  ialah pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan  jumlah nilai laba bersih pertahun dengan nilai investasi.

Rumus:

(18)

• Bila ROI yang diperoleh > bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

layak dilaksanakan.

• Bila ROI yang diperoleh < bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

tidak layak dilaksanakan.

• Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

 boleh dilaksanakan boleh juga tidak.

Kelemahan

Jumlah laba yang akan diterima, nilainya tidak di-sekarangkan ( Net Present  Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.

c. Metode Analisis NPV (arus kas yang akan diterima)

Analisis NPV adalah analisis untuk mengetahui apakah nilai arus kas yang akan diterima selama periode investasi (NPV2) lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.

Rumus

Indikatornya ialah:

• Bila menggunakan discount factor  yang sama dengan bunga

 pinjaman hasil Δ-nya positif, maka proyek tersebut layak  dilaksanakan.

• Bila menggunakan discount factor  yang sama dengan bunga

 pinjaman hasil Δ-nya negatif, maka proyek tersebut tidak layak  dilaksanakan.

• Bila menggunakan discount factor  yang sama dengan bunga

 pinjaman hasil Δ-nya = 0, maka proyek tersebut boleh dilaksanakan  boleh juga tidak.

(19)

Analisis  Internal Rate of Return adalah pengukuran besaran discount factor  (tingkat suku bunga) yang diperoleh dengan cara men-sekarang-kan ( presentate) aliran kas yang akan diterima selama periode investasi.

 Nilai IRR harus lebih besar dari tingkat suku bunga pasar ( market rate) karena investasi mempunyai banyak risiko seperti:

• Risiko investasi gedung

• Risiko investasi mesin

• Risiko investasi kendaraan

Metode untuk mencari IRR dari arus kas yang akan diterima selama periode investasi yaitu dengan cara menggunakan metode trial and error.

Langkah-langkah analisis IRR 

• Menghitung nilai sekarang (NPV2) arus kas yang akan diterima

selama periode investasi dengan discount factor  (df1) yang sama dengan suku bunga pinjaman, lalu hitung NPV2 dikurangi dengan  NPV1 (nilai investasi yang dikeluarkan sekarang) = Δ.

• Bila dengan discount factor  (df1) yang sama dengan suku bunga

 pinjaman mendaparkan hasil Δ1 (NPV2-NPV1) = negatif, maka trial yang kedua dihentikan dan proyek dinyatakan tidak layak. Karena dengan (df1) saja nilai Δ1 sudah negatif.

• Bila dengan discount factor  (df1) yang sama dengan suku bunga

 pinjaman hasil Δ1 (NPV2-NPV1) = positif, maka NPV2 nya dihitung kembali dengan discount factor  yang lebih besar (df2) sampai memperoleh nilai Δ2 (NPV2-NPV1) yang paling mendekati 0 (+) atau (-).

• Bila dengan menggunakan discount factor yang lebih besar dari suku

 bunga yang ke-n telah memperoleh hasil Δ2 paling mendekati 0, maka itulah (df2) yang paling maksimal. Karena apabila angka discount factor ya diperbesar maka nilai Δ2 akan negatif.

• Kemudian mencari IRRnya

(20)

e. Analisis Break Even Point (BEP)

BEP ialah titik yang menggambarkan bahwa keadaan kinerja apotek   berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak 

memperoleh kerugian.

BEP terjadi bila TR = TC

TR = Total pendapatan (total revenue)

TC = Total biaya, terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap

TR = P x Q

TR = jumlah penjualan (total revenue) P = harga (price)

Q = jumlah unit barang (quantity)

TC = VC + FC

TC = Total biaya (total cost)

VC = biaya variabel (variable cost) FC = biaya tetap (fix cost)

Laba = TR –TC

Laba = Keuntungan (profit)

Kegunaan BEP ialah untuk mengetahui batas penjualan dimana apotek  memperoleh laba atau kerugian.

Fungsi analisis BEP ialah untuk merencanakan jumlah:

• Penjualan, di mana dapat diketahui pada tingkat penjualan berapa

laba dapat menutup biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan apotek.

• Laba dan rugi, di mana dapat diketahui berapa jumlah keuntungan

atau kerugian yang akan diperoleh apotek ketika jumlah penjualan dan jumlah biaya mencapai tingkat tertentu.

(21)

Keterangan:

FC = Fixed cost (biaya tetap)

VC = Variable cost (biaya variabel) TR = Total revenue (pendapatan)

RISIKO BISNIS

Penjelasan mengenai resiko yang dihadapi dan akan dihadapi oleh apotek (analisis SWOT), meliputi:  karakteristik internal  keunikan   penanaman modal  ramalan ekonomi   perubahan regulasi   perkembangan teknologi

E. Contoh Studi Kelayakan

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK 65 FARMA

Jln. Jend. Ahmad Yani no.168 Bandung

 Tujuan

Memberikan pelayanan dan informasi obat pada masyarakat dan sekitarnya.

 Pemilihan Lokasi

Lokasi berada di Jln.Jend. Ahmad Yani no.168 Bandung. Lokasi ini merupakan tempat yang strategis dan potensial sebagai tempat usaha, karena 300m dari lokasi terdapat RS Santo Yusuf dan terdapat 2 apotek yang berada

(22)

1km dan 500m dari lokasi apotek yang akan kita bangun. Lokasi ini juga  berada 200m dari perumahan dan pemukiman penduduk.

 Aspek Pemasaran

1. Observasi Lokasi

 Data apotek lain: apotek Sehat dan apotek Damai jarak 1 km dan 500m dari apotek.

 Data RS: output  resep RS Santo Yusuf diperkirakan ± 300 lembar/ hari.

 Data penduduk: pemukiman penduduk dengan 750 KK.

2. Estimasi jumlah resep dan penjualan tunai yang dapat diserap apotek 

 RS

Estimasi apotek memperoleh 10% dari total resep yang dikeluarkan oleh RS, maka jumlah resep yang diterima apotek: 10% x 300lbr/ hr = 30lbr/ hr 

30lbr/ hr x 26 hr = 780lbr/ bln

 Penjualan tunai

Asumsi dari 750 KK yang terdapat di sekitar apotek terdiri dari 4 orang, sehingga jumlah penduduk = 3000 jiwa. Yang  berobat tanpa resep dokter dan membeli obat di apotek adalah

30% x 3000 jiwa/ bln = 900 jiwa/ bln = 34 jiwa/ hr.

3. Studi kelayakan pendirian apotek  a. MODAL

 Modal Tetap

Sarana fisik : tanah dan bangunan dengan luas  bangunan 4 x 7 m (1 lantai)

Harga : Rp

200.000.000,- Sarana penunjang

(23)

3.000.000,-Rak kaca etalase besar : Rp 4.000.000, Meja kerja : Rp 500.000,-Meja racik : Rp 300.000,-Lemari narkotik : Rp 500.000,-Komputer 1 unit : Rp 3.000.000,-Peralatan administrasi : Rp 500.000,-Televisi 14 inch : Rp 1.000.000,-Telepon : Rp 500.000,-Peralatan meracik : Rp 2.500.000,-Kulkas : Rp 1.500.000,-Kipas angin : Rp

200.000,-Plank nama apotek +

 buku wajib farmasi : Rp

500.000,-TOTAL : Rp

18.000.000,-Modal operasional (modal tetap) : Rp

54.800.000,-Modal total = (modal tetap + sarana penunjang + modal operasional)

= Rp 200.000.000,- + 18.000.000,- + 54.800.000,-= Rp

272.800.000,- b. Tenaga Personalia dan Biaya Pengelolaan

 Biaya Personalia pertahun

Biaya & jumlah Apoteker Asisten apoteker Administrasi

Jumlah 1 2 2

Gaji/ bulan (Rp) 1.500.000,- 1.200.000,- 1.000.000,-Gaji/tahun (Rp) 18.000.000,- 14.400.000,-

12.000.000,-THR (Rp) 1.500.000,- 1.200.000,-

1.000.000,-TOTAL (Rp) 19.500.000,- 16.800.000,-

(24)

o Biaya listrik, air dan telepon : : Rp 1.500.000,-o Pajak bangunan : Rp 2.000.000,-o Lain-lain : Rp 1.000.000,-o TOTAL : Rp 4.500.000,- Biata tetap

o Pengeluaran gaji pegawai :Rp 50.300.000,-o Biaya pengelolaan

Pertahun :Rp

4.500.000,-o TOTAL : Rp

54.800.000,-c. Perolehan Omset per Tahun

 Penjualan

› Resep

Jumlah resep /hari : 30 lembar   Jumlah resep /bulan : 780 lembar   Jumlah resep /tahun : 9360 lembar   Harga rata-rata resep : Rp. 50.000,-Jumlah Penjualan /tahun : Rp.

468.000.000,-› Obat bebas

Harga penjulan /hari : Rp. 450.000,-Harga penjulan /bulan : Rp. 11.700.000,-Harga penjulan /tahun : Rp. 140.400.000,-TOTAL PENJUALAN : Rp.

608.400.000,-d. Perkiraan Laba Rugi Tahun Pertama

Omset penjualan resep : Rp. 468.000.000,-Omset penjualan obat bebas : Rp. 140.400.000,-TOTAL PENJUALAN : Rp.

(25)

608.400.000,-Penjualan Resep : 77% x 1,3 (dari R/ 30%) = 1,00 Penjualan Obat Bebas :23% x 1,1 (dr obat bebas 10%) = 0,25

Indeks Penjualan 1,25 Laba kotor : 0,25 x 100% 1,25 : 20% : 20% x Rp 608.400.000,-: Rp. 121.680.000 Biaya Tetap : Rp. 54.800.000 Pajak 10% : Rp. 12.168.000

-Laba Netto (laba bersih) : Rp. 54.712.000,-Pay Back Periode (PP)

= Rp 272.800.000,- x 1 tahun Rp.

54.712.000,-= 5 tahun

ROI (% untuk 1 tahun)

= Rp. 54 .712 .000,- x 100% Rp

272.800.000,-= 20,06 %

Break Event Point (BEP)

 Aliran Kas Masuk 

= Laba netto + Biaya tetap

= Rp. 54.712.000,- + Rp. 54.800.000,-= Rp. 109.512.000.

(26)

BEP = 1 x Biaya tetap [1- (Biaya variabel / Pendapatan]

= 1 x 54.800.000 [1 - (1 /1,24] = Rp. 288.421.052 = 77% x BEP = 77% x Rp. 288.421.052 = Rp. 222.084.210/tahun → :12 = Rp. 18.507.017/bulan → :25 = Rp. 740.281/hari → : Rp.50.000/resep = 15 resep Daftar Pustaka

1. Umar, M.. Manajemen Apotek Praktis

Cetakan Ke-3. Wira Putra Kencana. 2009

2. Rofiya, Naiti. (2008). Laporan Praktek Kerja

Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

mereka, kerajaan British, Raja Sarawak, Vyner Brooke dan penyokong penyerahan.. meneruskan usaha mereka merealisasikan penyerahan Sarawak

 – Fovea costalis superior &amp; inferior  – Pediculus arcus vertebra.  – Incisura vertebralis superior

memfokuskan penelitian pada aspek interaksi sosial santri cerebral palsy dalam kegiatan kuliah subuh di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung. Rumusan Masalah

b) Fungsi regulatoris, bahasa digunakann untuk mengendalikan prilaku orang lain c) Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain d) Fungsi personal,

Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, &amp; mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen..

Sebagai contoh, apabila pada tahap design telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual, maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat

terjadi di lingkungan sekitar, antara lain: (a) pungutan liar tindak pidana, yaitu korupsi uang negara, menghindari pajak bea cukai; (b) pungutan liar jenis tindak

Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik. Interaksi bernilai