• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemasaran Produk Baru Pada Lini Produk Tissue Basah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pemasaran Produk Baru Pada Lini Produk Tissue Basah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh:

Gabriela Delavin Halim 134114506 Silwanus Manao 134114507

Analisa Pemasaran Pada Lini

(2)

A. ANALISA POTENSI PASAR

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan kebersihan, menunjukkan bahwa konsumsi barang kebutuhan sehari-hari meningkat. Tisu basah merupakan sebuah produk yang cenderung mengarah produk pembersih personal, baik menjaga kebersihan tubuh maupun pembersih rumah tangga. Kebutuhan akan tisu basah ini banyak digunakan masyarakat terutama pada perkotaan dimana konsumen lebih teredukasi dan mempunyai daya beli yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan meningkatnya gaya hidup yang menjadi semakin moderen dan sibuk, penggunaan tisu basah meningkat.

Ukuran pasar di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar dimana Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk paling banyak di dunia dan Indonesia menempati posisi keempat setelah China, India, Amerika Serikat. Pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia mencapai lebih kurang 253 juta penduduk. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlah tersebut akan mencapai 313 juta. Penduduk tersebut banyak tersentralisasi pada pulau Jawa dengan persentase hampir mencapai 50% dari total populasi, dan Jawa Barat merupakan propinsi dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 44 juta diikuti dengan Jawa Timur, Jawa Tengah dan lain-lain.

Provinsi 2007 2008 2009 2010 2013 Prosentase Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2013 Jawa Barat 40,113.56 40,690.78 41,270.66 42,698.00 44,785.91 17.93 Jawa Timur 37,253.08 37,448.44 37,641.58 37,460.88 38,255.76 15.32 Jawa Tengah 32,252.12 32,495.70 32,732.82 32,267.70 33,083.55 13.25 Sumatera Utara 12,904.76 13,113.76 13,321.00 13,108.98 13,674.00 5.47 Banten 9,437.82 9,617.16 9,797.76 10,702.64 11,467.29 4.59 DKI Jakarta 9,068.40 9,149.60 9,226.40 9,570.30 9,897.48 3.96

(3)

Tabel 1.1 Prosentase Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2007 hingga 2013

Menurut World Bank, forecast yang dilakukan sampai dengan tahun 2030, menunjukkan bahwa tingkat urbanisasi di Indonesia akan meningkat sampai dengan 67% dimana potensi dari pasar ini semakin tersentralisasi pada kota-kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta dan Surabaya.

Pembeli utama dari produk ini adalah wanita, terutama wanita karir dan wanita yang tinggal di daerah perkotaan dimana jumlah penduduk dan tingkat pendapatannya juga tinggi. Dalam industri tisu basah, banyak pemain yang menyediakan beberapa produk di pasar dengan berbagai bentuk, ukuran dan merek yang ditawarkan untuk berbagai permintaan dari berbagai macam pelanggan yang bervariasi. Secara demografis, potensi ini dapat dilihat melalui standar usia produktif bekerja Indonesia, yaitu usia 15 tahun sampai dengan 64 tahun dengan jumlah sangat banyak yaitu lebih kurang 84 juta penduduk.

Usia Pria Wanita

0-14 tahun 33,854,520 32,648,568 15-24 tahun 22,067,716 21,291,548 25-54 tahun 54,500,650 52,723,359 55-64 tahun 9,257,637 10,780,724 > 65 tahun 7,176,865 9,308,056 Total 126,857,388 126,752,255

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Jenis Kelamin

Apabila ditinjau dari sisi PDB, pada kuartal 4 tahun 2014, Indonesia mengalami penurunan tingkat pertumbuhan GDP sebesar 2,06%. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan konsumsi pemerintah, dimana ekspor tidak bisa mengimbangi jumlah impor yang lebih besar. Namun secara keseluruhan di tahun 2014, GDP Indonesia tetap bertumbuh sebesar 5,02%. Diperkirakan pada kuartal 2 tahun 2015, GDP akan mengalami peningkatan dan pada tahun 2030, GDP akan terus meningkat sebesar 0,95% per tahun. Peningkatan GDP ini juga akan berpengaruh pada GDP per kapitanya, dimana indikator tersebut bisa mewakilkan tingkat pendapatan dari masyarakat. Namun, peningkatan GDP tersebut juga diikuti dengan peningkatan gini ratio, dimana semakin besar ratio tersebut, semakin besar

Sumatera Selatan 7,069.20 7,171.11 7,272.59 7,466.92 7,813.37 3.13 Lain-lain 62,860.05 63,930.06 64,999.46 68,700.07 72,684.74 29.10

(4)

penyimpangan pendapatan dari masyrakat Indonesia. Hingga 2013, Badan Pusat Statistik (BPS) menerbitkan bahwa nilai tersebut meningkat sampai dengan 41.3%.

Tabel 1.3 GDP Indonesia tahun 2009 hingga tahun 2013 B. ANALISA SITUASI PERSAINGAN

Persaingan bisnis tisu basah di Indonesia cukup meningkat secara siginifikan dikarenakan banyak produsen tisu basah mengembangkan produknyasehingga dapat menarik minat konsumen dan menaikkan nilai di dalamnya. Para konsumen mulai beralih dari tisu kering menjadi menggunakan tisu basah. Sebelumnya, konsumen hanya mengetahui kalau penggunaan tissue basah hanya untuk keperluan bayi saja.

Menurut hasil data yang didapat oleh penulis berikut ini beberapa merek tisu basah yang memegang market share (Sumber: http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/top_brand_index_2015_fase_1, diakses: 25 Maret 2015) adalah:

1. Mitu

Gambar 1.1 Produk-produk Tisue Basah Merek Mitu

2009 2010 2011 2012 2013

GDP (in billion USD) 510.2 539.4 706.6 846.8 878.0 GDP (annual percent change) 4.6 6.1 6.5 6.2 5.8 GDP per Capita (in USD) 2,345 2,984 3,467 3,546 3,468

(5)

PT. Megasari Makmur didirikan pada tahun 1996 dengan memproduksi produk barang-barang kebutuhan rumah tangga dan personal care. Perusahaan yang telah beroperasi sejak 1996 ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia sehingga produk Mitu memegang market leader tisu basah di Indonesia. Market share yang diperoleh Mitu sebesar 69% di Indonesia (pada tahun 2015 Fase 1). Produk Mitu telah mendapatkan positioning yang baik dibenak masyarakat, selain sebagai pemain lama di produk tissu basah, juga dikarenakan produk mitu dianggap praktis dan higienis. Jaringan distribusi nya sangat kuat, sehingga produk-produk tersebut dapat dengan mudah ditemukan di supermarket, minimarket, dll. Mitu menggunakan product-development strategy dengan cara mengembangkan kemasan produk sehingga produknya terkesan menjadi bervariasi tetapi dengan menggunakan current market. Terlihat jelas pada lini produk Wetties-Mitu warna kuning (lemon), merah (antiseptic plus), dan biru serta banyak variasi lain yang dikeluarkan. Ancaman yang harus dan selalu akan dilalui oleh mitu adalah banyaknya pendatang baru yang berkecimpung di bisnis tisu basah dengan memakai image perusahaan yang kuat untuk mengambil pangsa pasar produk tisu basah ( contoh pendatang baru: produk tisu basah Softie yang diproduksi PT. Softex Indonesia).

2. Cussons

Gambar 1.2 Produk Tisu Basah Merek Cussons

PT. PZ Cussons Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi tisu basah Cussons Baby. Market Share tisu basah Cussons Baby merupakan terbesar kedua sebagai challenger di Indonesia sebesar 14,9% ( tahun 2015, fase 1). Sejak tahun 2011, dalam 2 tahun tisu basah Cussons telah menaikkan market share nya sebesar 6,8% (pada tahun 2013 market share 8,1%). Cara yang dilakukan Cussons untuk mendapatkan perhatian dari customer adalah Brand Awareness yaitu mengadakan lomba untuk balita, contoh “Cussons Bintang Kecil”,

(6)

“Cussons Selfie Mum & Me“, selain itu Cussons Baby aktif didalam media sosial seperti facebook (https://www.facebook.com/CussonsMumMe.Id ) yang biasanya memberikan tips dan saran kepada Customer dalam merawat balita, hal ini bertujuan untuk mengikat konsumen untuk tetap loyal (engagement). Kelemahan dari merek tisu basah cussons adalah harga jual produk yang cenderung lebih mahal dibandingkan produk mitu.

3. Passeo

Gambar 1.3 Produk Tisu Basah Merek Paseo

PT. Univenus merupakan perusahaan yang telah lama melakukan bisnis dry tissue yaitu Tissue Paseo. Perusahaan ini mempunyai market share terbesar ketiga (sebagai follower market) sebesar 4,2% dalam kategori tisue basah di Indonesia. Pada tahun 2013 market share paseo hanya sebesar 2,4%. Perusahaan ini melakukan product-development strategy terhadap produk untuk menaikkan nilai penjualan dengan membuat produk baru dari tisu kering menjadi tisu basah namun, produk tisu basah yang diproduksi oleh paseo tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam pasar persaingan tisu basah, sehingga dapat dikatakan bahwa paseo merupakan market follower. Tissue paseo telah mendapatkan Positioning yang baik yaitu mendapatkan sertifikat halal dari MUI, sertifikat keamanan pangan (ISO 22000), sertifikat keamanan kulit sensitif (Hypoallergenic), dan SNI. Jalur pendistribusian produk paseo dianggap baik karena memiliki jalur distribusi yang sama dengan dry tissue paseo. Kelemahan produk ini adalah kurang adanya produk varian pada produk tisu basah sehingga masyarakat kurang berminat.

(7)

4. Gatsby

Gambar 1.4 Produk Tisu Basah Merek Gatsby

PT. Mandom Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi barang personal care. Salah satu lini produk dari gatsby adalah Gatsby Face Cleansing Paper. Gatsby merupakan pemegang market share terbesar ke empat dalam kategori tisu basah 3% (2015). Pada tahun 2013 market share yang di dapat sebesar 4,1%. Produk tisu basah ini memiliki target konsumen yang berbeda dibanding produsen tisu basah lain, karena targetnya ditujukan ke segmen gender yaitu pria. Dilihat dari pangsa pasar yang dapat direbut oleh gatsby, dapat dikatakan bahwa produsen ini merupakan market niche, karena mampu membuktikan bahwa dengan target pasar yang berbeda, mereka mampu memposisikan diri sebagai produsen tisu basah yang dominan dalam pasarnya. Selain itu cara pemasarannya dengan mengadakan event yang menarik minat konsumen pria yaitu Print-Ad Contest, Dance Competition, CM Award. Produk tisu basah ini mempunyai dua varian produk yaitu Gatsby Face Cleansing Paper Ice Type dan Gatsby Face Cleansing Paper Refreshing type. Kelemahan produk ini adalah hanya bersegmen pada pria saja, selain itu dalam pendistribusian produk cenderung kurang merata karena jarang ditemukan di minimarket seperti alfamidi, indomart, alfamart. Hal ini terindikasi dengan terjadinya penurunan market share pada tahun 2015.

(8)

69% 14,9% 4,2% 3% 8,9% Mitu Cussons Paseo Gatsby lain-lain

Gambar 1.5 Diagram Market Share Top Brand Index

Produk Kelebihan Kekurangan

1.Mitu - mendapat positioning yang baik sebagai produk yang praktis dan higienis

- tidak membuat flanker product untuk menghadang produk pesaing

- mengembangkan produk menjadi lebih bervariasi (product development strategy) - jaringan distribusi yang kuat

2. Cussons - meningkatkan brand

awareness dengan mengadakan lomba sebagai cara pendekatan terhadap konsumen

- harga jual produk cenderung lebih tinggi dibanding merek lain

- strategi pemasaran menggunakan media sosial yang digemari banyak kalangan 3. Paseo - mendapatkan positioning yang didukung oleh adanya sertifikat produk halal, keamanan produk terhadap makanan, produk yang aman untuk kulit sensitif

- produk cenderung memiliki sedikit varian

- menggunakan jalur distribusi yang sama dengan lini produk dry tissue paseo

4. Gatsby - mengadakan event yang dapat menarik minat target

- jalur distribusi yang kurang merata

- memiliki target market tersendiri, yakni para pria

(9)

C. ANALISA SEGMENTASI PASAR

Survei pasar

Untuk mengetahui seberapa kuat kompetitor, dan kebutuhan apa saja yang biasa dicari oleh para konsumen, maka perlu dilakukan survei pasar.

Gambar 1.6 Macam Tisu Basah yang Dijual di Minimarket

Dari beberapa minimarket maupun supermarket yang di datangi, tidak semua market menjual produk tisue basah untuk kecantikan, bila ada pun jenis yang dijual tidak sebanyak jenis tissue basah untuk bayi. Saat ini, hampir semua market tisu basah lebih didominasi oleh keperluan bayi. Oleh karenanya, hal ini dapat dijadikan acuan sebagai suatu kesempatan untuk menjual produk tisu basah yang jarang ditemukan dipasar, namun dicari oleh banyak orang.

(10)

Wanita Indonesia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk bersikap konsumtif, terutama bila ada “special occasions” seperti diskon, cuci gudang, dan lain-lain. (sumber: http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/12/05/ekonomi-indonesia-ditopang-pola-konsumtif-masyarakat, diakses: 19 Maret 2015). Berdasarkan perilaku tersebut, kami menganalisa beberapa kecenderungan orang untuk bersikap konsumtif.

 Perilaku Pembelian yang Rumit:

Dikatakan rumit karena konsumen memerlukan banyak tahap berpikir sebelum mengambil keputusan pembelian. Konsumen dengan perilaku seperti ini sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan besar diantara merek maupun harga.

Strategi yang dapat digunakan untuk orang-orang tipe ini adalah dengan media promosi yang menggunakan expert figure seperti make up artist, atau dokter kecantikan untuk memberikan edukasi dan persuade target konsumen.

 Perilaku Pembelian akibat Faktor Kebiasaan:

Perilaku dengan rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui menonton TV atau melihat iklan di media cetak. Pengulangan iklan menciptakan keakraban merek daripada keyakinan merek.

Strategi yang dapat dilakukan adalah mengubah perilaku pembelian dengan keterlibatan rendah menjadi keterlibatan tinggi. Pertama mereka mengaitkan produk dengan beberapa isu menarik keterlibatan, seperti menambahkan moisturizer pada produk sehingga membuat kulit tetap kenyal dan mencegah tanda-tanda penuaan pada kulit dan memberikan sampel.

 Perilaku Konsumen yang Mencari Variasi:

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah, namun sadar akan perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek.

Strategi yang dapat dilakukan dengan memperbanyak tempat-tempat distribusi, menghindari kekurangan persediaan barang, menawarkan sampel produk, dan iklan yang menyajikan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru. Contoh: Kontes foto

(11)

 Perilaku Konsumen yang Loyal Terhadap Merek Tertentu:

Beberapa produk yang telah di“label”i merek yang cukup dikenal masyarakat luas cenderung memiliki daya tarik dan saing yang cukup kuat bagi konsumen yang sangat loyal terhadap merek tersebut.

Strategi yang dapat dilakukan adalah mengedukasi calon konsumen dengan menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk kita dibanding dengan merek produk yang sangat dicintai nya. Contoh: pameran di tempat-tempat yang ditarget kan.

Berikut merupakan beberapa pertimbangan dalam menentukan target pasar dimana produk akan diinovasi dan dipasarkan.

 Personal Factors

 Umur dan Siklus hidup

Beberapa wanita memiliki masa dimana mereka membutuhkan segala sesuatu secara praktis mulai dari usia akhir remaja hingga orang dewasa yang akan memasuki setengah abad. Bagi para remaja, mereka membutuhkan perawatan kulit menjelang tidur, mengingat banyak nya aktivitas yang dilakukan pada siang hari, terlebih bagi mereka yang sudah sibuk bekerja. Bagi mereka yang sudah bekerja, obsesi melakukan peremajaan kulit cenderung berkurang karena banyak hal yang harus dilakukan dan cukup menyita waktu istirahat mereka, sehingga mereka mencari cara untuk lebih praktis. Kesimpulannya, usia memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen.

 Kedudukan

Tingkat pendidikan seseorang mampu mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh, seorang pakar memiliki pengetahuan bagaimana memilih kosmetik ataupun vitamin kecantikan yang sesuai bagi kulitnya, namun bagaimana dengan user yang kebanyakan bukan berasal dari bidang kecantikan? Tentu saja mereka hanya akan mengikuti iklan maupun word of mouth.

(12)

 Ekonomi

Kondisi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk terlebih pada merek produk. Hal tersebut bergantung pada sumber pendapatannya, seberapa banyak biaya konsumsi personal yang harus dikeluarkan.

 Life Style

Gaya hidup seseorang mampu mempengaruhi perilaku konsumen karena mereka akan membeli produk tersebut sesuai dengan hobi, aktivitas, dan ketertarikan. Sebagai contoh Konsumen yang suka menggunakan riasan wajah akan memilih untuk menggunakan yang bermerek atau terkenal dengan khasiatnya.

Main Idea (Product Innovation)

Pada umumnya orang menggunakan kapas dan cairan make up remover untuk membersihkan atau memperbaiki riasan. Apakah hal tersebut cukup praktis dilakukan, yakni membawa kapas dan make up remover bersamaan kemanapun user pergi, ataukah pada saat user butuh memperbaiki riasan di kabin pesawat, apakah cairan make up remover di perbolehkan untuk dibawa? Untuk menghindari ketidak praktisan dan pembuangan produk sebelum memasuki pesawat, maka inovasi baru dari produk tissue basah adalah tissue basah yang berfungsi sebagai make up remover dan menutrisi kulit bagi mereka yang suka berpergian atau memiliki sedikit waktu untuk istirahat. Sebagai pendukung tujuan tersebut, maka perusahaan mengeluarkan produk penunjang bagi tisu basah tersebut berupa tempat tisu basah yang dilengkapi dengan cermin. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pengguna membawa dan membersihkan riasan wajah dimanapun mereka berada.

Kelebihan dari produk tissue basah ini adalah berfungsi sebagai make up remover, membersihkan minyak wajah dan juga diperkaya moisturizer. Di sisi lain, alat penunjang yakni tempat tisu basah di desain seperti powder compact, mengingat bahwa cermin merupakan salah satu hal terpenting dalam merias wajah, sehingga harus dibawa menjadi

(13)

Goals:

Visi: Memberikan waktu lebih bagi user unuk dapat merefresh sejenak dari kegiatan rutin serta memberikan kepraktisan bagi mereka yang suka berpergian.

Misi:

1. Menciptakan produk yang praktis dan dapat diaplikasikan bagi anggota tubuh yang lain

2. Menciptakan desain produk yang pas bagi user

3. Menjadi produsen yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen

Focus:

 Wanita berusia 16-50 tahun

 Beragam profesi yang menuntut penampilan baik

Menjadi produsen yang “first to market” dimana di Indonesia masih belum ada yang produk berfungsi sejenis

SWOT Analysis

Merupakan suatu metode yang dirancang khusus untuk membantu mengidentifikasi strategi pemasaran yang harus dijalankan perusahaan. Analisis SWOT mencakup lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Strength  Sangat jarang terdapat produk tisu basah yang berfungsi untuk membersihkan riasan wajah serta menutrisi dengan adanya moisturizer yang bersaing di pasaran

 Belum ada produk penunjang untuk membawa tisu basah lebih lengkap dan praktis

 Produk dapat diaplikasikan pada tujuan selain membersihkan riasan, seperti pewangi instan, menghilangkan gerah, membersihkan tangan dan higienis (membersihkan noda di meja saat pergi ke restaurant, dll)

 Diproduksi oleh perusahaan yang sudah akrab berkecimpung di pasar internasional, sehingga kualitas terjamin

Weakness  Harga yang ditawarkan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan produk lain, mengingat salah satu cara

(14)

mempromosikan adalah dengan menjual dengan tempat tisu basah yang berbentuk compact.

 Produk baru yang belum dikenal pasar akan menimbulkan keraguan bagi calon konsumen

Opportunities  Banyak pengguna adalah wanita yang sadar akan kebersihan diri, sehingga mereka membutuhkan personal product yang higienis

 Adanya ledakan pertumbuhan penduduk, menyebabkan banyak penuntutan terhadap produk dan teknologi baru Threats  Dunia sedang marak untuk melakukan hidup yang go green

demi lingkungan sekitarnya, sedangkan tissue basah merupakan produk yang tergolong membutuhkan waktu untuk mengalami degradasi.

 Banyak kompetitor yang siap mengikuti inovasi produk baru ini

Tabel 1.6 Tabel Analisis SWOT STPD

Analisis STPD sangatlah diperlukan dalam menentukan target pasar yang dituju. Hal ini diperlukan untuk memperkecil resiko kerugian yang ditanggung oleh perusahaan apabila produk yang telah dirancang sudah dijual ke pasar.

Segmentation Target pasar yang dituju adalah para wanita pada usia angkatan kerja. Berdasarkan data statistik yang didapat, laju pertumbuhan wanita yang menempati tingkat angkatan kerja cenderung cukup banyak. Semakin tinggi pendapatan yang diterima, maka semakin tinggi nilai konsumsi yang dikeluarkan, terutama untuk memenuhi kebutuhan personal mereka, sehingga di dapatkan segmentasi sebagai berikut:

Demografi

1. Wanita berusia 16-50 tahun 2. Seluruh etnis di Indonesia 3. Kelas ekonomi menengah

(15)

Psikografi

1. Khusus para wanita, terutama kaum wanita muslim 2. Wanita yang sering menggunakan riasan wajah

3. Wanita yang sering dinas kerja, sering bertatap muka dengan konsumen dalam sehari atau travelling

Targetting 1. Wanita berusia 18-45 tahun

2. Sumber pendapatan berkisar antara Rp 4.000.000 hingga Rp 6.000.000 (kelas ekonomi B+ menuret Lloyd Warner)

(sumber: Rhenald Kasali, 2005. Membidik Pasar Indonesia, segmentasi, targeting,positioning, Gramedia, Jakarta.(hal. 118-366))

3. Tipe pekerjaan yang membutuhkan penampilan seperti karyawan bank, agen asuransi dan pekerja kantoran lain yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Positioning Pelopor pembersih wajah yang praktis dan mudah dibawa-bawa.

Differentiation Penjualan tisu basah yang dilengkapi dengan formula moisturizer dan didukung dengan produk pelindungnya, yakni tempat tisu basah yang dilengkapi dengan cermin dan mudah dibawa-bawa.

Tabel 1.7 Tabel Analisis STPD 4P (Marketing Mix)

Strategi pemasaran yang di lakukan secara bersamaan dalam menerapkan elemen strategi yang ada dalam Marketing Mix itu sendiri.

Product Termasuk jenis produk “shopping goods”, dimana dalam penjualannya produk ini membutuhkan usaha untuk menarik calon konsumen. Tisu basah Mr. Bill merupakan sebuah inovasi produk, dimana tisu basah tersebut dilengkapi dengan cairan pembersih riasan wajah dan juga formula moisturizer untuk menutrisi kulit.

Produk utama ini di dukung dengan adanya produk sampingan, yakni carrier nya yang berbentuk seperti compact powder. Dimensi dari carrier ini hanya lebih besar 0,7cm di tiap sisi dari kemasan tisu basah, sehingga kemasan refill dapat dimasukkan dan

(16)

dikeluarkan dengan mudah. Warna kemasan produk yang digunakan adalah pink dan putih. Berdasarkan psikologi warna, didapatkan bahwa pink merupakan warna yang feminine, dan pada umumnya digunakan untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan wanita, sedangkan warna putih untuk menciptakan kesan steril, segar, simple dan minimalis.

(sumber: http://desainlogodesign.com/arti-warna-pada-logo-perusahaan-dan-pengaruh-emosionalnya-pada-konsumen, diakses: 25 Maret 2015)

Desain kemasan yang sederhana ditujukan bagi mereka dengan kelas menengah ke atas menggunakan konsep sederhana, dimana konsep sederhana tersebut tidak hanya membawa kesan elegan namun juga menunjukkan konsep ke-praktisan, yakni mobility bagi user nya.

Di sisi produk itu sendiri, efek aroma yang terdapat dalam produk utama diharapkan dapat memberikan kesan segar bagi para penggunanya, terutama wanita yang berada pada suhu ruangan tanpa Air Conditioner.

(17)

Gambar.1.9 Carrier untuk Tisu Basah

Price Startegi harga yang digunakan adalah penetration pricing strategy, dimana harga rilis produk akan mendapat harga cenderung lebih rendah dari harga jual normal untuk mendapatkan jumlah penjualan yang hendak dicapai dan pengenalan merek pada calon konsumen. Setelah beberapa waktu, harga jual akan dinaikkan untuk dapat bersaing dengan kompetitor.

Place Dalam pendistribusiannya, produk ini akan dijual di toko retail kosmetik, toko menjual obat-obatan seperti guardian atau century, minimarket maupun supermarket. Hal ini dilakukan karena pada umumnya, orang-orang saat ini lebih menyukai untuk membeli produk di tempat-tempat yang terjangkau.

Promotion Berdasarkan analisa target pasar sebelumnya, didapatkan beberapa strategi untuk dapat mengambil perhatian dari konsumen.

Berikut merupakan beberapa strategi yang dapat dilakukan:

1. Iklan TV yang menggunakan pakar kecantikan ataupun artis yang memiliki sikap mengedukasi serta santun dalm kesehariannya (terlepas dari segala berita buruk)

2. Brosur ataupun leaflet pada saat launching produk 3. Kontes foto dengan produk saat promosi berjalan

(18)

perbelanjaan, daerah perkantoran ataupun universitas.

5. Bekerja sama dengan klinik kecantikan ataupun sponsor beberapa waktu

Gambar.1.10 Leaflet untuk mengedukasi pasar

Dalam penjualannya, produk ini diharapkan mampu menarik perhatian konsumen dengan kelas ekonomi A. Oleh karenanya, perusahaan akan memantau penjualan produk ini selama kurang lebih 1 hingga 3 tahun, apakah penjualan dapat mencapai target serta mampu mengedukasi pasar. Apabila dalam waktu tersebut, perusahaan mampu untuk mengedukasi pasar dan dirasa cukup kuat untuk menarik pasar kelas ekonomi A, maka perusahaan akan mengalami perubahan secara berkala baik dari segi kualitas, desain dan cara mengedukasi

Tabel 1.8 Tabel Analisis Marketing Mix

Kesimpulan

Berdasarkan data statistik yang didapat, tingkat pertumbuhan penduduk serta urbanisasi di Indonesia cukup tinggi. Banyaknya penduduk yang melakukan urbanisasi menyebabkan terjadinya sentralisasi di beberapa kota besar di Indonesia. Semakin banyak penduduk dalam suatu kota, maka tingkat konsumsi menjadi tinggi, hal tersebut terlihat dari meningkatnya angka GDP dari tahun ke tahun. Dengan adanya data tersebut,

(19)

dapat dikatakan bahwa setiap pengusaha memiliki kesempatan untuk bersaing menyediakan kebutuhan masyarakat.

Dengan analisis SWOT, STPD dan Marketing Mix, didapatkan bahwa produk tisu basah Mr. Bill memasuki pasar lautan biru, walupun core product yang dijual memiliki segmen yang sama dengan para competitor yang berada pada lautan merah, namun perusahaan ini memiliki strategi diferensiasi produk serta merencanakan mendistribusikan produk nya ke berbagai tempat yang memiliki probabilitas kunjungan terbanyak oleh para wanita, hal ini digunakan sebagai kekuatan untuk mengambil alih pasar. Segmen yang dituju merupakan kaum wanita yang memiliki kebiasaan merias wajah, terlebih bagi kaum muslim dengan kelas ekonomi menengah keatas. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan menginginkan menjadi perusahaan yang dominan dalam pangsa pasar tisu basah, sehingga harapan ke depannya, perusahaan mampu untuk menjangkau konsumen dengan kelas ekonomi yang lebih atas.

Gambar

Tabel 1.1 Prosentase Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2007 hingga 2013
Gambar 1.1 Produk-produk Tisue Basah Merek Mitu
Gambar 1.2 Produk Tisu Basah Merek Cussons
Gambar 1.3 Produk Tisu Basah Merek Paseo
+7

Referensi

Dokumen terkait

BBDAMG PEMASARAN SUB SISTEM PENGEMBANGAM PRODUK BARU.. BI PT

Analisis Persepsi Konsumen dan Pedagang Grosir Komoditas Snack Terhadap Strategi Pemasaran Produk Baru Pada PT X. (Di bawah bimbingan WILSON

Judul Tesis : Analisis Tingkat Akseptansi Pengembangan Produk Baru : Studi Persepsi Konsumen pada Produk Sari Fermentasi Kedelai.. Nama Pembimbing Tanggal

Oleh karena itu, diperlukan sistem informasi penjualan berbasis website agar produk yang dijual oleh Percetakan CV. Era Baru lebih dikenal

Oleh karena itu Rinso membuat produk pengembangan yang inovatif sebagai life cycle product dengan menghadirkan produk Rinso cair dalam persaingan bisnis deterjen di pasar

Penelitian ini fokus pada bagaimana implementasi komunikasi pemasaran terpadu terhadap produk baru dengan metode studi kasus produk fashion online Lei&Kei..

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis paired sample t-test untuk melihat pengaruh dari pengembangan produk baru ini terhadap penjualan Suzuki Grand

Dengan menggunakan sistem e-marketing konsumen dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang produk-produk baru, mengenai model produk, harga produk, jumlah produk dan stok produk