• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Strategi Guide Note Taking Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Cakraningratan No.32 Kecamatan Laweyan Surakarta tahun 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Strategi Guide Note Taking Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Cakraningratan No.32 Kecamatan Laweyan Surakarta tahun 2011/2012."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan guru dalam bidang pendidikan di sekolah sangat penting, karena kualitas kinerja sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian dari penanggung jawab pendidikan. Dalam peningkatan kualitas pembelajaran tersebut harus dilaksanakan seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu dapat dilaksanakan dengan menerapkan system pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan suatu proses pembelajaran yang menitikberatkan kegiatan belajar siswa, sehingga diharapkan dapat lebih aktif secara lisan, tertulis, ataupun dalam berfikir.

Pembelajaran di SDN Cakraningratan No.32 khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV, dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) pembelajaran cenderung didominasi oleh guru, sehingga proses pembelajaran hanya berjalan satu arah saja, 2) metode pembelajaran yang sering digunakan guru saat kegiatan belajar mengajar adalah ceramah, 3) media alat bantu yang digunakan hanya LKS sehingga membuat siswa menjadi bosan atau tidak tertarik pada materi yang di ajarkan, 4) ketika guru menyampaikan dan menjelaskan materi, ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan, 5) tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran rendah,

(2)

didapat nilai  65 sesuai KKM adalah 11 siswa dari 24 siswa atau hanya 45,5% dari jumlah siswa yang mencapai KKM, 6) ketika proses pembelajaran sudah berlangsung agak lama, siswa sudah merasa bosan, ramai dan tidak konsentrasi sehingga keadaan kelas tidak kondusif. Sehingga dengan pelaksanaan pembelajaran seperti diatas menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

Kelemahan-kelemahan di atas menjadikan tujuan pembelajaran yang meliputi ranah kognitif dan afektif tidak tercapai. Cara mengatasi kelemahan di atas, guru harus mampu menciptakan strategi pembelajaran yang menyenangkan, menciptakan keaktifan siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar ini adalah dengan meningkatkan atau menggunakan strategi pembelajaran guide note taking.

Guided Note Taking adalah strategi pembelajaran yang menuntut

siswa untuk dapat bernalar dan memahami materi sehingga dibutuhkan konsentrasi siswa yang tinggi dan siswa diharapkan mampu mendeskripsikan. Berfikir, merumuskan dan menyimpulkan.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dicoba mengadakan penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar siswa dengan menggunakan strategi Guided Note Taking pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV

(3)

B. Identifikasi Masalah

Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah 1. Rendahnya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. 2. Metode yang digunakan masih konvensional

3. Belum menggunakan strategi guide note taking

C. Batasan Masalah

Untuk mengatasi luasnya masalah yang dibahas dan kesalahpahaman maksud, serta demi keefektifan dan keefisienan penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester II SDN Cakraningratan No.32, kecamatan Laweyan, Surakarta, Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini khususnya adalah guide note taking

3. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas IV SDN Cakraningratan No.32, kecamatan Laweyan, Surakarta, Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

(4)

“Apakah penerapan strategi guide note taking dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SDN Cakraningratan No.32, kecamatan Laweyan, Surakarta, Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia pada siswa kelas IV SDN Cakraningratan No.32, kecamatan Laweyan, Surakarta, Tahun Pelajaran 2011/ 2012 melalui penerapan strategi pembelajaran guide note taking”.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Bagi siswa, hasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia meningkat dengan menggunakan strategi guide note taking

2. Bagi guru, sebagai referensi guru dalam meningkatkan hasil belajar di kelasnya.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran guide note taking dalam pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Syaiful Bahri, 2002:5 dalam Surtikanti, dkk 2008:28).

Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. (Sulistyono 2003 dalam Trianto, 2010:140), mendefinisikan strategi belajar sebagai tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif, dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru.

Strategi pembelajaran adalah pola umum pembelajaram guru dan siswa dalam perwujutan kegiatan pembelajaran. Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru dan siswa dalam suatu peristiwa pembelajaran. Sedangkan rentetan perbuatan

(6)

guru dan siswa dalam suatu peristiwa pembelajaran aktual tertentu, dinamakan prosedur intruksional.

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu prosedur yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran a. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang berpusat pada guru di mana guru memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemontrasikan ketrampilannya mengenai pola, aturan, dalil, memberi kesempatan bertanya, guru memberikan contoh soal dan siswa di minta mengeraa soal secara individual atau bersama-sama.

b. Strategi Pembelajaran Cooperative

Model Cooperative Learning adalah strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.

c. Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual

(7)

d. Strategi Guide Note Taking

Menurut Mel Silberman dalam bukunya active learning strategi guide note taking merupakan salah satu pembelajaran active learning, dimana

dalam pelaksanaanya siswa dituntut untuk membuat catatan-catatan materi yang telah disampaikan oleh guru, dimana sebelumnya guru membuatkan skema atau pola yang sepenuhnya tidak tercatat atau masih ada materi yang kosong dengan diberi titik untuk di isi siswa. Pola tersebut dinamakan dengan hand out.

Jadi pembelajaran Guided Note Taking merupakan suatu strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat memahami masalah dan memecahkan masalah, siswa diharapkan mampu untuk menyimpulkan, mendefinisikan, merumuskan, dan berfikir general.

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia

(8)

430) Indonesia adalah bangsa, budaya dan bahasa yang dipakai di Negara Indonesia.

Berdasarkan uraian pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu proses belajar yang dilakukan siswa dengan cara siswa memberikan respon atas stimulus yang diberikan guru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya mencapai kemampuan berbahasa. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar siswa harus berperan sebagai subjek, jadi siswa aktif belajar sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator.

4. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Strategi Pembelajaran Langsung

(9)

b. Strategi Pembelajaran Cooperative Learning

Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran Cooperative Learning mulai populer akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya.

Beberapa penulis seperti Slavin, Johnson, & Johnson, mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi pembelajaran cooperative yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam memberikan dorongan atau motivasi.

Slavin, Abrani, dan Chambers ,1996 (dalam

(10)

Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.

Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya.

c. Strategi Pembelajaran Problem Solving

(11)

Jadi, kedudukan pemecahan masalah hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran. Ada beberapa ciri strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:

Pertama , siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil;

Kedua , pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak kemungkinan cara pemecahanya;

Ketiga , siswa mnggunakan banyak pendekatan dalam belajar;

Kempat , hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing ) di antara semua siswa.

5. Pengertian Strategi guide note taking

Menurut Mel Silberman dalam bukunya active learning strategi guide note taking merupakan salah satu pembelajaran active learning , dimana

dalam pelaksanaanya siswa dituntut untuk membuat catatan-catatan materi yang telah disampaikan oleh guru, dimana sebelumnya guru membuatkan skema atau pola yang sepenuhnya tidak tercatat atau masih ada materi yang kosong dengan diberi titik untuk di isi siswa. Pola tersebut dinamakan dengan hand out.

(12)

6. Prosedur pembelajaran Guide Note Taking

Menurut Mel silberman dalam bukunya active learning, prosedur pembelajaran menggunakan strategi guided note taking adalah:

a. Beri peserta didik panduan yang berisi ringkasan poin-poin utama dari materi pelajaran yang akan anda sampaikan dengan strategi ceramah.

b. Kosongkan sebagian dari poin-poin yang anda anggap penting sehingga akan terdapat ruang-ruang kosong dalam panduan tersebut. c. Bagikan bahan ajar (hand out) yang anda buat kepada peserta didik.

Jelaskan bahwa anda sengaja menghilangkan beberapa poin penting dalam (hand out) dengan tujuan agar peserta didik tetap berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang akan anda sampaikan. d. Setelah selesai menyampaikan materi, minta peserta didik untuk

membacakan hasil catatannya. e. Berikan klarifikasi.

7. Kelebihan dan Kelemahan guide note taking

http://izaskia.wordpress.com/tag/kelebihan-strategi-guide-note-taking/ Berikut ini adalah kelebihan-kelebihan strategi guided note taking yaitu: a. Strategi ini cocok untuk kelas besar dan kecil.

b. Strategi ini dapat digunakan sebelum, selama berlangsung, atau sesuai kegiatan pembelajaran.

(13)

d. Strategi ini sangat cocok untuk materi-materi yang mengandung fakta-fakta, sila-sila, rukun-rukun atau prinsip-prinsip dan definisi-definisi.

e. Strategi ini mudah digunakan ketika peserta didik harus mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif.

f. Strategi ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas.

g. Strategi ini dapat digunakan beberapa kali untuk merangkum bab-bab yang berbeda.

h. Strategi ini cocok untuk menggantikan ringkasan yang bersifat naratif atau tulisan naratif yang panjang.

i. Strategi ini dapat dimanfaatkan untuk menilai kecenderungan seseorang terhadap suatu informasi tertentu

j. Strategi ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif, karena memberikan kesempatan mengembangkan diri, fokus pada handout dan materi ceramah serta diharapkan mampu memecahkan masalah sendiri dengan menemukan (discovery) dan bekerja sendiri.

(14)

a. Jika guided note taking digunakan sebagai strategi pembelajaran pada setiap materi pelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

b. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.

c. Kadang-kadang sulit dalam pelaksanaan karena guru harus mempersiapkan handout atau perencanaan terlebih dahulu, dengan memilah bagian atau materi mana yang harus dikosongkan dan pertimbangan kesesuaian materi dengan kesiapan siswa untuk belajar dengan model strategi tersebut.

d. Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan strategi lama sulit beradaptasi pada strategi baru.

e. Menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang telah ditetapkan.

f. Biaya untuk penggandaan hand-out bagi sebagian guru masih dirasakan mahal dan kurang ekonomis.

(15)

mengontrol kegiatan siswa, keberhasilan siswa, waktu, materi dan masalah pembiayaan hand-out

B. Hasil Belajar

1. Pengertian belajar

Menurut Hilgard dan Marquis dalam saiful sagala (2003:13) belajar adalah proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri. Sedangkan menurut Muhibbin Syah dalam saiful sagala (2003:92-93) belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Belajar juga dapat di artikan sebagai suatu proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksikan terhadap suatu perangsang tertentu oleh Henry E Garret dalam saiful sagala (2003:13).

(16)

2. Prinsip prinsip belajar

Annurrahman (Samino dan Saring Marsudi 2011:28) menyebutkan prinsip prinsip belajar yaitu:

a. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar itu untukya.

b. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajarnya.

c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah diberikan penguatan (reinforment)

d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.

e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.

Sedangkan menurut samino dan Saring Marsudi (2011:29) prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:

1) Perhatian dan motivasi 2) Keaktifan

(17)

4) Pengulangan 5) Tantangan

6) Balikan dan penguatan 7) Perbedaan individu 3. Pengertian Hasil Belajar

Gunarso (Samino dan Saring Marsudi 2011:48) mengemukakan bahwa, ”hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka maupun huruf serta tindakan.

Abdurrahman (Samino dan Saring Marsudi 2011:48) menyebutkan bahwa “hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu Sistem pemrosesan masukan (input)”. Masukan tersebut dapat berupa bermacam- macam informasi yang terkait dengan peserta didik, sedangkan keluarannya adalah hasil yang merupakan perubahan tingkah laku perbuatan atau kinerja.

Menurut Arikunto (Samino dan Saring Marsudi 2011:48),” hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seseorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima siswa”.

(18)

4. Domain hasil belajar

Menurut samino dan Saring Marsudi (2011:49) mengemukakan bahwa,”domain hasil belajar yaitu pengelompokan tujuan dan hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan aspek – aspeknya, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor”. Bloom dan kawan-kawan dalam samino dan Saring Marsudi(2011:49-53) memgelompokan hasil belajar kedalam beberapa kelompok yaitu: a. Ranah kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu:

1) Pengetahuan 2) Pemahaman 3) Penerapan 4) Analisis 5) Sintesis 6) Evaluasi

b. Ranah afektif, terdiri dari lima jenis perilaku, yaitu: 1) Penerimaan

2) Partisipasi

3) Penilaian dan penentuan sikap 4) Organisasi

5) Pembentukan pola hidup

c. Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku, yaitu: 1) Persepsi

(19)

3) Gerakan terbimbing 4) Gerakan terbiasa 5) Gerakan kompleks 6) Penyesuaian pola gerakan 7) Kreativitas

Dalam penelitian ini hasil belajar bahasa indonesia yang diteliti terbatas pada ranah kognitif dan afektif. Pada ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu; pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam jenis perilaku tersebut bersifat hirarkis, artinya dimulai dari perilaku yang terendah kemudian meningkat kepada perilaku yang lebih tinggi. Perilaku terendah sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari atau memiliki perilaku yang lebih tinggi.

(20)

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku bagi peserta didik. Akan tetapi dalam kenyataanya ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar.

a. Faktor Intern

Menurut Sumadi Suryabrata (2008 : 233-237), faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dapat digolongkan lagi menjadi dua, yaitu :

1) Faktor-faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a) Keadaan Tonus Jasmani Pada Umumnya

Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. b) Keadaan Fungsi-fungsi Jasmani Tertentu Terutama

(21)

Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancainderanya. Baiknya fungsi panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.

2). Faktor-faktor Psikologi Dalam Belajar

Faktor-faktor yang mendorong aktifitas belajar seseorang ada berbagai hal. Arden N. Frandsen (Sumadi Suryabrata, 2008: 236-237) mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:

a) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia lebih luas;

b) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;

c) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman;

d) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisis;

(22)

b. Faktor Ekstern

Menurut Sumadi Suryabrata (2008: 233-234), faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1) Faktor-faktor nonsosial

Kelompok Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan suhu, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran).

2) Faktor-faktor sosial dalam belajar

Faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.

6. Teknik Menentukan Hasil Belajar

(23)

menentukan hasil belajar yang dicapai siswa diperlukan alat evaluasi.

Suharsimi Arikunto (2007: 3) evaluasi berarti menilai ( tetapi dilakukan dengan mengukur terlebih dahulu). Untuk menilai atau mengukur hasil belajar yang dicapai siswa diperlukan alat evaluasi. Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai kenyataan yang dievaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes.

a. Teknik nontes

Yang tergolong teknik nontes adalah : 1) skala bertingkat (rating scale,;) 2) kuesioner (questionair); 3) daftar cocok (check list); 4) wawancara (interview); 5) pengamatan (observation); 6) riwayat hidup.

b. Teknik tes

(24)

memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Sedangkan menurut Muchtar Bukhori (Suharsimi Arikunto, 2007: 32) tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.

Dengan demikian tes adalah suatu alat yang digunakan untuk mendapatkan informasi pada seseorang (siswa) dari sesuatu atau pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan suatu aturan tertentu.

7. Laporan Hasil Belajar

a. Manfaat laporan hasil belajar

Secara sistematis dapat dikemukakan bahwa laporan hasil belajar siswa bermanfaat bagi beberapa pihak. (Suharsimi Arikunto, 2007: 282-284)

Bagi siswa, laporan kemajuan atau laporan prestasi akan sangat bermanfaat karena :

1) Secara alamiah setiap orang selalu ingin tahu akibat dari apa yang telah meraka lakukan, entah hasil itu menggembirakan atau mengecewakan.

(25)

3) Jika siswa mendapat informasi bahwa jawabannya salah, maka lain kali ia tidak akan menjawab seperti itu lagi.

Seperti halnya siswa yang ingin tahu akan hasil usahanya, guru yang mengajar siswa itu pun ingin mengetahui hasil usaha yang telah dilakukan terhadap siswa.

Yang dimaksud dengan guru lain di sini adalah guru yang akan menggantikan guru yang mengajar terdahulu karena siswa tersebut sudah naik kelas atau adanya perpindahan baik siswa yang pindah atau guru yang pindah ke tempat lain.

Apabila tidak ada catatan atau laporan mengenai siswa, maka guru yang mengganti mengajar akan tidak tahu bagaimana meladeni atau memperlakukan siswa tersebut.

Siswa yang berada di suatu sekolah, sebenarnya bukan hanya merupakan asuhan atau tanggung jawab guru yang mengajar saja. Kepala Sekolah, Wali kelas, dan Guru Pembimbing, ketiganya merupakan personal-personal penting yang juga memerlukan catatan tentang siswa. Dengan demikian maka hasil belajar siswa akan diperhatikan dan dipikirkan oleh beberapa pihak.

(26)

ilmu yang ada. Ditambah pula dengan kesibukan orang tua mencari nafkah, maka tugas mendidik alamiah ini sebagian, secara rela dilimpahkan sekolah.

Dengan demikian, orang tua tentunya juga ingin mengetahui kemajuan anak dari hari ke hari, yang dapat dilihatnya melalui laporan yang dibuat guru.

Catatan tentang diri lulusan, akan berguna baginya apabila ia akan mencari pekerjaan atau dalam melanjutkan studi.

b. Penilaian Hasil Belajar

Menurut Suharsimi (dalam Eko putro Widoyoko 2008:6-8) guru maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian terhadap hasil belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan penilaian hasil belajar mempunyai makna yang penting, baik bagi siswa, guru maupun sekolah. Adapun makna penilaian bagi ketiga pihak tersebut adalah:

1) Makna bagi siswa

(27)

kemungkinan yaitu apakah memuaskan atau tidak memuaskan.

2) Makna bagi guru

Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, gutu akan dapat mengetahui apakah pengalaman belajar (materi pelajaran) yang disajikan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk kegiatan pembelajaran di waktu yang akan dating tidak perlu diadakan perubahan.

3) Makna bagi sekolah

Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan di sekolah untuk masa-masa yang akan datang.

c. Cara Mengisi Raport

Dalam Sumadi Suryabrata ( 2008: 297), rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu (4 atau 6 bulan). Rapor yang di keluarkan sekolah berisi tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian murid-murid yang menjadi tanggungjawabnya.

(28)

penilaian itu dinyatakan dalam suatu pendapat yang perumusannya bermacam-macam. Ada yang menggolong-golongkan dengan mempergunakan lambang-lambang A, B, C, D, E, dan ada yang menggunakan skala sampai 11 tingkat yaitu mulai dari 0 sampai 10, dan ada yang memakai penilaian dari 0 sampai 100.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rapor terdiri dari berbagai aspek, serta nilai itu didapat dari hasil belajar yang telah dilakukan siswa.

C. Kaitan Hasil Belajar Dengan Strategi Guide Note Taking

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas IV di SD N Cakraningratan No.32 masih menggunakan model konvensional. Akibatnya hasil ulangan harian siswa kelas IV siswa yang mampu mencapai ketuntasan minimal hanya beberapa siswa. Selain itu, siswa menjadi bosan sehingga membuat siswa pasif, bermain sendiri, ramai, dan tidak konsentrasi.

(http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php.KSDP/article/view/12427)

(29)

Menurut Mel Silberman dalam bukunya active learning strategi guide note taking merupakan salah satu pembelajaran active learning ,

dimana dalam pelaksanaanya siswa dituntut untuk membuat catatan-catatan materi yang telah disampaikan oleh guru, dimana sebelumnya guru membuatkan skema atau pola yang sepenuhnya tidak tercatat atau masih ada materi yang kosong dengan diberi titik untuk di isi siswa. .

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi guide note taking terdapat kaitan dimana siswa dituntut untuk mendengarkan ceramah atau pelajaran yang disampaikan oleh guru, siswa dapat memperhatikan dan dapat menerima pelajaran dengan baik sehingga siswa paham akan materi yang di sampaikan oleh guru.

Dari penjelasan tersebut, kaitan hasil belajar dengan strategi guide note taking hasil belajar dapat meningkat, yang awalnya nilai ulangan masih

rendah dan setelah menerapkan strategi guide note taking hasil belajar dapat mengalami peningkatan.

D. Penelitian yang relevan

Penelelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yang fungsinya adalah mengemukakan uraian sistematis tentang hasil penelitian terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Adapun penelitian yang relevan dengan peneliti adalah:

(30)

melalui penerapan guided note taking dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VII C SMPN 24 Surakarta tahun ajaran 2008/2009.” Penelitian ini berkesimpulan : pembelajaran biologi pada konsep ekosistem melalui strategi pembelajaran guided note taking dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar sisiwa di kelas VII C SMPN 24 Surakarta pada ranah kognitif siklus I mengalami kenaikan 1,29%, terjadi peningkatan kembali pada siklus II sebesar 1,25% dan terjadi peningkatan pada siklus III sebesar 0,76%.

Penelitian mengenai strategi guided note taking dilakukan oleh Rumiasih (2011) dengan judul “ Penerapan strategi pembelajaran guide nota taking dengan media torso untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa

kelas VIII F SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2010/2011.” Penelitian ini dapat menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran guide note taking dengan media torso dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIII F SMP Negeri 3 Kartasura.

(31)

Diduga melalui penerapan strategi guide

note taking dapat meningkatkan

hasil belajar siswa E. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka pada penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah “Dengan menerapkan strategi guide note taking pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN

cakraningratan No.32, kecamatan Laweyan, Surakarta tahun ajaran 2011/2012” maka hasil belajar siswa akan meningkat.

KONDISI AKHIR TINDAKAN

KONDISI AWAL

Guru/ peneliti : Belum Menerapkan strategi guide note

taking Nilai bahasa

indonesia rendah. SIKLUS 1

Menerapkan strategi guide note taking dengan reward bintang

Siswa yang diteliti : Pemahaman peserta didik Menerapkan strategi guide note taking SIKLUS 2

Menerapkan strategi guide note taking dengan

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cakraningratan No.32, kecamatan Laweyan,Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 4 bulan, mulai dari perencanaan pada bulan Oktober 2011, pelaksanaan pada bulan Januari 2012, dan pelaporan pada bulan Februari 2012.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Waktu

Okt’ 11 Nov’11 Des’11 Jan’12 Feb’ 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul v V

2 Penyusunan proposal v v v V v

3 Perizinan v v

4 Pelaksanaan penelitian v v

5 Pengumpulan data v v

6 Penulisan Laporan V v v v

(33)

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru kelas IV SD N Cakraningratan No.32. dan juga seluruh siswa kelas IV SD N Cakraningratan No.32 yang berjumlah 24 siswa.

B. Metode Penelitian

(34)

Sikus I

Siklus II

Pelaksanaan Tindakan I Perencanaan

Tindakan I Permasalahan

Refleksi I Pengamatan/

Pengumpulan data I

Pengamatan/

Permasalahan baru

hasil refleksi Pelaksanaan

Tindakan II Perencanaan

Tindakan II

Pengamatan/ pengumpulan data II Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya Apabila permasalahan

[image:34.612.118.539.157.549.2]

belum terselesaikan

(35)

1. Rencana, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya strategi Guide Note Taking.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rencana (yang direvisi), berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur peneliti merupakan suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Secara garis besar terdapat empat tahapan prosedur penelitian yang lazim dilalui, meliputi: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi (Suharsimi Arikunto, dkk 2006:16).

1. Rancangan Siklus Pertama (Siklus I) a. Perencanaan

Langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

(36)

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi guide note taking.

3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama pelaksanaan pembelajaran, antara lain soal dan kunci jawaban, soal evaluasi, lembar penilaian.

4) Mempersiapkan cheklis pembelajaran mengenai proses pembelajaran dan hasil rancangan tindakan, yaitu lembar observasi bagi guru maupun siswa selama pembelajaran.

5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, direncanakan dalam 2 kali pertemuan yang masing-masing pertemuan waktunya 2 x 35 menit. Rencana pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :

1) Siswa diberi apersepsi dan motivasi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2) Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari. 3) Guru menginformasikan kepada siswa mengenai langkah strategi

Guide Note Taking.

4) Siswa belajar mempelajari materi yang telah ditentukan dengan bantuan lembar kegiatan siswa.

(37)

c. Observasi

Melakukan observasi, yaitu dengan mengamati kegiatan mengajar guru serta aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan strategi Guide Note Taking. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan oleh peneliti. Selain itu dilakukan pula wawancara pada siswa dan guru mengenai poin-poin yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

d. Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data, kaitannya dengan indikator kinerja pada siklus I. Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai pada saat evaluasi pembelajaran. Apabila siswa yang berhasil dengan baik mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 75%, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi Guide Note Taking untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia telah berhasil. Tetapi, apabila siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar belum mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 75%, maka proses pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi Guide Note Taking perlu diperbaiki dan disempurnakan pada siklus II.

2. Rancangan Siklus Kedua (Siklus II)

(38)

Dalam siklus ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang sebelumnya dilakukan sehingga akan meningkat tahap demi tahap.

D. Jenis Data

Data yang diperlukan pada penelitian ini berupa nilai ulangan dan skor yang didapat saat mengerjakan tugas, data observasi pengamatan pembelajaran yang dilakukan guru, data observasi siswa saat pembelajaran, dan data wawancara terhadap guru.

E. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti di kelas yang sedang dilaksanakan pembelajaran. Peneliti duduk di tempat yang strategis atau tempat yang paling leluasa untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan terhadap guru dipusatkan pada aktivitas guru dalam pembelajaran dengan strategi bertukar pasangan. Pengamatan terhadap siswa diarahkan pada tingkat peran serta siswa dalam mengikuti pembelajaran, misal keaktifan bertanya atau menanggapi pembelajaran baik dari guru maupun siswa lain.

2. Wawancara

(39)

kelemahan dan kelebihan serta sarana penunjang yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan guru.serta mengembangkan hasil dari pengamatan dalam proses belajar mengajar. Wawancara juga dilakukan setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui tanggapan dari seorang guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan, serta tindak lanjut dari seorang guru dalam menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran berikutnya.

3. Metode Tes

Tes digunakan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang dicapai siswa setelah diadakan tindakan. Tes diberikan pada awal dimaksud untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan siswa dalam pembelajaran berbicara, tes juga diberikan pada setiap akhir siklus dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Jenis tes yang digunakan yaitu tes essay.

4. Metode Dokumentasi

(40)

F. Instrumen Penelitian 1. Observasi

Observasi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan oleh guru, apa kekurangannya dan bagian mana saja yang perlu diperbaiki. Selain guru, perilaku siswa selama pembelajaran juga diobservasi. Observasi dilakukan sesuai dengan panduan observasi.

2. Wawancara

Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui keluhan-keluhan guru, apa yang menjadi kendala dalam pembelajaran. Wawancara dilakukan sesuai dengan daftar pertanyaan wawancara.

3. Tes

Tes ditujukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran. Tes yang digunakan yaitu tes essay.

G. Teknik Analisis Data

(41)

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah langkah pertama dalam proses analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data. Pada tahap ini peneliti menyeleksi dan merangkum data yang diperoleh berdasarkan fokus kategori maupun pokok permasalahan tertentu yang telah ditetapkan dan dirumuskan. Selain itu data juga disusun sesuai dengan kebutuhan sehingga setelah dilakukan reduksi data, semua data yang relevan sudah tersusun dan terorganisir sesuai dengan kebutuhan guna tahap selanjutnya.

2. Penyajian Data

Dalam tahap ini data diolah kembali dengan menyusun atau menyajikan dalam bentuk matriks, gambar/skema, atau table yang sesuai dengan kondisi data. Selanjutnya peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan peneliti.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Dari hasil reduksi dan penyajian data, peneliti dapat memahami secara mendalam hasil data yang diperoleh dan berdasarkan dari data itulah peneliti akan mengambil kesimpulan penelitian dengan menjawab permasalahan-permasalahan yang diajukan dengan data dan bukti-bukti empiris yang telah terkumpul.

(42)

pemantapan dan penelusuran data kembali secara cepat. Verifikasi juga bisa dilakukan dengan melakukan replikasi.

H. Validitas Data

Pengujian validitas data menggunakan validitas triangulasi. Triangulasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Sugiyono dalam Andi Prastowo (2010:289) .

Ada dua jenis triangulasi yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam Andi Prastowo (2010:289), yaitu:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kevalidan data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Membandingkan antara data pengamatan dengan informasi dari guru.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kevalidan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pengecekan teknik dengan cara membandingkan observasi dengan dokumentasi.

(43)

berbeda agar lebih mantap kebenarannya dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara, tes serta dokumentasi.

I. Indikator Pencapaian

(44)
(45)
(46)

DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo. 2010. Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: DIVA Press

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

__________. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga. Jakarta: Balai

Pustaka

Herawati dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia

Puji Santoso. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UMS. Sagala, Syaiful, 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Samino dan Saring Marsudi, 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz

Media.

Siilberman, Mel. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Insan Madani

Silviana Dwi Utami. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Melalui Penerapan Guided Note Taking dengan Bantuan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI C SMPN 24 Surakarta tahun ajaran 2008/2009. Surakarta : Tidak diterbitkan

(47)

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Motivatif- Progresif : Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana

http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/08/22/jenis-jenis-strategi-pembelajaran-bahasa-indonesia/

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116313-pengertian-strategi-pembelajaran/#ixzz1fXFJUuSE

(48)

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan oleh: ISMI NOVITASARI

A510080021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(49)

ii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN STRATEGI GUIDE NOTE TAKING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

CAKRANINGRATAN NO.32 KECAMATAN LAWEYAN KABUPATEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Diajukan Oleh: ISMI NOVITASARI

A510080021

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II

(50)

iii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN DEPAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN TEORI ... 5

A. Pembelajaran Guide Note Taking dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 5

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 5

2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran ... 6

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 7

4. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 8

5. Pengertian Strategi Guide Note Taking... 11

6. Prosedur Pembelajaran Guide Note Taking ... 12

(51)

iv

B. Hasil Belajar ... 15

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Prinsip-prinsip belajar ... 16

3. Pengertian Hasil Belajar... 17

4. Domain Hasil Belajar ... 18

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi hasil Belajar ... 19

6. Teknik menentukan Hasil Belajar ... 22

7. Laporan Hasil Belajar ... 23

C. Kaitan Hasil Belajar Dengan Strategi Guide Note Taking ... 27

D. Penelitian Yang Relevan ... 29

E. Kerangka Berfikir ... 30

F. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Setting Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian ... 33

C. Prosedur Penelitian ... 35

D. Jenis data ... 38

E. Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 40

G.Teknik Analisis Data ... 40

H. Validitas Data ... 42

(52)

Gambar

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data yang digunakan adalah informan yang dipilih yaitu Ibu Sukanti S.Sn selaku guru seni budaya dan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Sukoharjo, serta

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel produksi kedelai, harga kedelai domestik, harga kedelai luar

Pada setiap siklus dilakukan tindakan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa dalam menulis surat pribadi sesuai target yang telah ditentukan.. Disetiap

Peran DPRD dalam mengimplementasikan kebijakan tata kelola pendidikan dasar diwujudkan melalui fungsi DPRD sebagai fungsi sebagai regulator, policy making , dan budgeting

Kertas kerja Mahasiswa bisa menjelaskan pengaruh persepsi dalam pembentukan citra konsumen terhadap suatu produk.. 6 Pembentukan dan

Judul Tugas Akhir Skripsi : PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, DISIPLIN BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERII DEPOK TAHUN

Nilai rasio kelimpahan fitoplankton Cyanophyta dengan fitoplankton bukan Cyanophyta di perairan pada perlakuan G (4) di tambak air tawar menunjukan hasil yang paling tingggi yaitu