PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA SAMA SISWA MELALUI METODE TWO STAY TWO STRAY DALAM PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
(Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Bandung Kelas VIII-10)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh
Mia Talita Rahma
0901085
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Peningkatan
Keterampilan Kerja Sama Siswa melalui metode Two Stay Two Stray dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2014
Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Kerja Sama Siswa Melalui Metode Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas VIII-10 SMP Negeri 1 Bandung). Penelitian ini dilatarbelakangi dari kegiatan observasi yang dilakukan di kelas VIII-10, yaitu rendahnya keterampilan bekerjasama antar siswa. Hal ini terlihat pada saat kegiatan pembelajaran diskusi dan presentasi berlangsung seperti, banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas kelompok, menggantungkan tugas kelompok kepada salah satu anggota kelompok, tidak menghargai pendapat siswa lain, rendahnya sikap tanggung jawab kepada kelompok. Berdasarkan hasil wawancara siswa dan guru, peneliti mendapat penjelasan bahwa tidak semua siswa mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas kelompok. Hal tersebut membuat peneliti merasa perlu meningkatkan keterampilan bekerjasama dengan cara menyusun strategi dalam pembelajaran IPS melalui metode kooperatif tipe two stay two stray. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan pada setiap siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-10 SMP Negeri 1 Bandung. Berdasarkan hasil temuan dilapangan dapat ditarik benang merah dari penelitian ini, antara lain pertama, perencanaan penelitian dirancang dengan baik. Kedua, pelaksanaan kegiatan pembelajaran tipe two stay two stray dilaksanakan semakin terarah dan rapih. Ketiga, merefleksikan kendala yang ditemukan pada setiap siklus serta mengatasi kendala tersebut pada siklus selanjutnya. Keempat, setelah diterapkannya metode pembelajaran tipe two stay two stray siswa mengalami perubahan yang positif yaitu keterampilan bekerjasama antar siswa meningkat. Hal tersebut mencerminkan ketercapaian seluruh indikator keterampilan kerja sama siswa.
ABSTRACT
The title of these thesis is “Enchafment student’s cooperative skill through two stay two stray method in social studies (Classroom Action Research in Class VIII-10 SMP Negeri 1 Bandung). This research based on the observation in class VIII-10, which is the low skills of cooperation among students. This can be seen during discussion and presentation, as many students who do not do the group task, handed the group task to a member of the group, can not respect opinions of other students, lack of responsibility to the group. Based on interviews of students and teacher, researcher got the explanation that not all students are able to work together while doing the group task. This makes researcher feel the need to improve the skills of cooperation by constracting a strategy in social studies through cooperative methods two stay two stray. The research method used is the method of action research (PTK) with a qualitative approach. Data was collected through observation, field notes, interviews and documentation studies conducted at the end of each cycle. The subject of this research are the students of class VIII-10 SMP Negeri 1 Bandung. Based on the result, first, the plan of the research is well-designed, second, implementing learning process of two stay two stray type is more purposeful and neat, third, reflect constraints found in every cycle and how to handle those constrains in the next cycle, fourth, after the implementation of two stay two stray method, students got positive changes which is the improvement of cooperation skill among students. It can be seen from the indicator of cooperation skill has been achieved entirely.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II PENDAHULUAN ... 10
A. Tinjauan Metode Pembelajaran Kooperatif 10
1. Definisi Pembelajaran Kooperatif ... 10
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 12
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ... 12
4. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif ... 13
5. Keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif ... 14
6. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 14
B. Tinjauan Metode Two Stray Two Stray ... 15
1. Pengertian Two Stay Two Stray ... 15
2. Langkah-langkah Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 16
3. Kekurangan dan Kelebihan Two Stay Two Stray ... 17
4. Tujuan Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 17
1. Pengertian Keterampilan Kerja Sama ... 19
2. Manfaat dan Tujuan Kerja Sama ... 21
3. Prinsip Kerja Sama ... 22
D. Penelitian Terdahulu ... 23
E. Pengembangan Kerja Sama pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 24
F.Metode Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 26
G. Teori yang Melandasi Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray.. 27
H. Peranan Metode Kooperatif tipe Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama ... 28
I. Indikator Kerja Sama yang Peniliti Jadikan Sebagai Patokan Keberhasilan Penelitiann... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Subjek Penelitian ... 31
B. Desain Penelitan ... 32
1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 33
2. Tindakan (Action) ... 34
3. Pengamatan (Observing) ... 35
4. Refleksi (Reflect) ... 35
C. Pendekatan Penelitian ... 36
D. Metodologi Penelitian ... 36
E. Definisi Oprasioanal ... 39
F. Instrumen Penelitian ... 42
G. Prosedur Pelaksanaan Tindakan ... 46
H. Teknsik Pengumpulan Data ... 47
I. Teknik Pengolahan Data ... 49
A. Deskripsi Profil Sekolah ... 55
B. Deskripsi Observasi Awal Peningkatan Keterampilan Kerja Sama Siswa melalui Metode Two Stay Two Stray ... 57
1. Deskripsi Kondisi Guru IPS dan Siswa Kelas VIII-10 ... 58
2. Deskripsi Kondisi Pembelajaran Sebelum Diterapkannya Metode Pembelajaran two stay two stray ... 59
C. Deskripsi Perencanaan Penerapan Metode Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama Siswa ... 60
D. Deskripsi Pelaksanaan Penerapan Metode Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama Siswa ... 62
1. Deskripsi Tindakan Siklus Ke-I ... 62
a. Perencanaan Siklus Ke-I (Planing) ... 62
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-I (Action) ... 64
c. Observasi Tindakan Siklus Ke-I (Observing)... 70
d. Refleksi Tindakan Siklus Ke-I (Reflecting)... 90
2. Deskripsi Tindakan Siklus Ke-II ... 92
a. Perencanaan Siklus Ke-II (Planing) ... 92
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-II (Action) ... 92
c. Observasi Tindakan Siklus Ke-II (Observing)... 100
d. Refleksi Tindakan Siklus Ke-II (Reflecting)... 121
3. Deskripsi Tindakan Siklus Ke-III ... 122
a. Perencanaan Siklus Ke-III (Planing) ... 122
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-III (Action)... 123
c. Observasi Tindakan Siklus Ke-III (Observing)... 130
d. Refleksi Tindakan Siklus Ke-III (Reflecting)... 150
4. Deskripsi Tindakan Siklus Ke-IV ... 151
a. Perencanaan Siklus Ke-IV (Planing) ... 151
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Ke-IV (Action)... 152
c. Observasi Tindakan Siklus Ke-IV (Observing)... 159
1. Data Hasil Pedoman Observasi Keterampilan Kerja Sama ... 177
2. Data Hasil Pedoman Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan Metode Two Stay Two Stray ... 179
3. Deskripsi Data Hasil Catatan Lapangan ... 180
4. Data Hasil Wawancara ... 183
F. Dampak Pembelajaran IPS dengan MenggunakanMetode Two- StayTwo Stray untuk Meningkatkan Keterampilan Bekerja Sama.. 186
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 189
A. Kesimpulan ... 190
B. Rekomendasi ... 192
DAFTAR PUSTAKA ... 193
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Kerja Sama ... 29
Tabel 3.1 Standar Keberhasilan (SK) Aktivitas Guru ... 43
Tabel 3.2 Standar Keberhasilan (SK) Keterampilan Kerja Sama ... 44
Tabel 3.3 Rentang Skor Penilaian Keterampilan Kerja Sama ... 50
Tabel 3.4 Rentang Skor Penilaian Aktivitas Guru ... 50
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Sekolah... 57
Tabel 4.2 Daftar Kelompok Siklus Ke-1... 63
Tabel 4.3.1 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 70
Tabel 4.3.2 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 71
Tabel 4.3.3 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 72
Tabel 4.3.4 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 72
Tabel 4.3.5 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 73
Tabel 4.3.6 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 74
Tabel 4.3.7 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 75
Tabel 4.3.8 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 76
Tabel 4.3.9 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 76
Tabel 4.3.10 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 77
Tabel 4.3.11 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 77
Tabel 4.3.12 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 78
Tabel 4.3.14 Hasil Observasi Kterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 79
Tabel 4.4 Indikator Penilaian Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-1... 80
Tabel 4.5 Rentang Skor Penilaian Keterampilan Kerja Sama ... 81
Tabel 4.6 Pedoman Observasi Keterampilan Kerja Sama Siswa ... 82
Tabel 4.7.1 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 84
Tabel 4.7.2 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray... 86
Tabel 4.7.3 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 89
Tabel 4.8 Tabel Daftar Kelompok Siklus Ke-II ... 95
Tabel 4.9 Nama Kelompok dan Judul Artikel ... 96
Tabel 4.10 Nama Kelompok dan Tugas Siklsus Ke-II ... 100
Tabel 4.11.1 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 100
Tabel 4.11.2 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 101
Tabel 4.11.3 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 102
Tabel 4.11.4 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 103
Tabel 4.11.5 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 103
Tabel 4.11.6 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 104
Tabel 4.11.7 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 105
Tabel 4.11.8 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 105
Tabel 4.11.9 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 106
Tabel 4.11.10 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 107
Tabel 4.11.11 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 107
Tabel 4.11.12 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 108
Tabel 4.11.13 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-II ... 108
Tabel 4.12 Indikator Penilaian Keterampilan Kerja Sama ... 110
Tabel 4.13 Rentang Skor Penilaian Keterampilan Kerja Sama... 111
Tabel 4.14 Pedoman Observasi keterampilan Kerja Sama siswa ... 113
Tabel 4.15.1 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 116
Tabel 4.15.2 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Two Stay Two Stray... 117
Tabel 4.15.3 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Two Stay Two Stray... 120
Tabel 4.16.1 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 131
Tabel 4.16.2 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 132
Tabel 4.16.3 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 132
Tabel 4.16.4 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 133
Tabel 4.16.5 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 133
Tabel 4.16.6 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 134
Tabel 4.16.7 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 134
Tabel 4.16.8 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 135
Tabel 4.16.9 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .... 135
Tabel 4.16.10 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .. 136
Tabel 4.16.11 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .. 137
Tabel 4.16.12 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .. 137
Tabel 4.16.13 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .. 138
Tabel 4.16.14 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-III .. 138
Tabel 4.17 Indikator Penilaian Keterampilan Kerja Sama ... 139
Tabel 4.18 Rentang Skor Penilaian Keterampilan Kerja Sama ... 140
Tabel 4.19 Pedoman Observasi Keterampilan Kerja Sama Siswa ... 142
Tabel 4.20.1 Hasil Observasi Terhadap Guru Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Two Stay Two Stray... 145
Tabel 4.20.2 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan
Tabel 4.20.3 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Two Stay Two Stray... 150
Tabel 4.21 Nama Kelompok dan Tugas ... 156
Tabel 4.22.1 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV .... 161
Tabel 4.22.2 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 161
Tabel 4.22.3 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV .... 162
Tabel 4.22.4 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 162
Tabel 4.22.5 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 163
Tabel 4.22.6 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 163
Tabel 4.22.7 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 164
Tabel 4.22.8 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 164
Tabel 4.22.9 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 165
Tabel 4.22.10 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV .. 165
Tabel 4.22.11 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV... 166
Tabel 4.22.12Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV ... 166
Tabel 4.22.13 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV .. 167
Tabel 4.22.14 Hasil Observasi Keterampilan Kerja Sama Siklus Ke-IV .. 167
Tabel 4.23 Indikator Penilaian Keterampilan Kerja Sama... 168
Tabel 4.24 Rentang Skor Penilaian Keterampilan Kerja Sama... 169
Tabel 4.25 Pedoman Observasi keterampilan Kkerja Sama siswa ... 170
Tabel 4.26.1 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 173
Tabel 4.26.2 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray... 174
Tabel 4.26.3 Hasil Observasi Terhadap Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Two Stay Two Stray ... 177
Tabel 4.27 Hasil Presentase Keterampilan Kerja Sama Siswa pada Setiap Siklus ... 179
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart ... 33
Gambar 3.2 Kerangka Analisis Data Miles dan Huberman ... 52
Gambar 4.1 Denah Tempat Duduk Siswa ... 65
Gambar 4.2 Denah Tempat Duduk Siswa Perkelompok
Siklus Ke-I ... 67
Gambar 4.3 Suasana Kegiatan Pembelajaran Two Stay Two Stray
Siklus Ke-I ... 69
Gambar 4.4 Denah Tempat Duduk Siswa Perkelompok
Siklus Ke-II ... 96
Gambar 4.5 Suasana Kegiatan Pembelajaran Two Stay Two Stary
Siklus Ke-II ... 98
Gambar 4.6 Denah Tempat Duduk Siswa Perkelompok
Siklus Ke-III ... 126
Gambar 4.7 Suasana Kegiatan Pembelajaran Two Stay Two Stary
Siklus Ke-III ... 128
Gambar 4.8 Denah Tempat Duduk Siswa Perkelompok
siklus Ke-IV ... 157
Gambar 4.9 Suasana Kegiatan Pembelajaran Two Stay Two Stary
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik presentase Peningkatan Keterampilan Kerja Sama ... 179
Grafik 4.2 Aktivitas Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang
mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, sejarah, ekonomi,
dll. Effendi, dkk (2009: 14) menjelaskan IPS merupakan suatu bidang kajin
multidisiplin yang menekankan kepada permasalahan sosial yang ada
dilingkungan siswa yang diberikan dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD)
dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Evans dan Brueckener (Effendi, 2009:6) menjelaskan bahwa IPS merupakan
bagian dari kurikulum yang mempelajari hubungan dan fungsi sosial yang
biasanya digabungkan atau dikaitkan dalam ilmu-ilmu sosial. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPS bukan merupakan mata pelajaran
yang hanya mengajarkan mengenai disiplin ilmu sosial semata, melainkan
mengaitkan fenomena dan permasalahan di lingkungan siswa yang sedang terjadi
saat ini dengan disiplin ilmu sosial sehingga siswa mampu menjadikan
konsep-konsep yang sudah dipelajari sebagai bekal untuk memahami dan hidup
dimasyarakat. Gross (Solihatin dan Raharjo, 2011: 14) menegaskan bahwa
“tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi
warganegara yang baik dalam kehidupan masyarakat”.
Adapun tujuan dari pembelajaran IPS menurut Permendiknas No. 22 tahun
2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa mata
pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk: 1) mengenal
konsep–konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inquiri,
memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki
komitmen dan kesadaran terhadap nilai–nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
2
Menurut Sapriya (2009: 12) IPS bertujuan untuk
Mempersiapkan siswa sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan
untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan
untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dengan pembelajaran IPS siswa
diarahkan agar mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang pada
akhirnya akan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
Akantetapi dalam kenyataannya pembelajaran IPS sering dianggap sebagai
mata pelajaran yang menitikberatkan pada teori dan kegiatan menghafal materi,
hal tersebutlah yang membuat siswa berfikir bahwa mata pelajaran IPS
merupakan mata pelajaran yang membuat mereka bosan dan terlalu banyak
menghafal materi. Siswa menganggap bahwa pelajaran IPS tidak menarik dan
tidak ada pengaruhnya terhadap kehidupan mereka dilingkungan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, siswa cenderung bosan pada
saat belajar IPS hal tersebut dilihat dari materi ajarnya dan sikap guru dalam
mengajar. Guru kurang mampu membuat suasana kegiatan pembelajaran yang
nyaman dan kurangnya pengetahuan guru mengenai berbagai metode
pembelajaran sehingga metode yang sering digunakan hanya metode
pembelajaran yang kurang mampu menunjang kemampuan siswa seperti metode
pembelajaran konvensional atau metode diskusi yang sederhana.
Hal yang serupa ditemukan oleh peneliti saat melaksanakan pra penelitan di
kelas VIII-10 peneliti menemukan beberapa permasalahan, permasalahan yang
peneliti temukan yaitu pertama, pada saat kegiatan diskusi antar kelompok
berlangsung terdapat beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan tugas
bagiannya dan memilih melakukan kegiatan yang tidak ada sangkut pautnya
dengan materi pembelajaran. Kedua, pada saat kegiatan presentasi berlangsung
terdapat siswa yang memotong pemaparan dan menertawakan temannya yang
3
pernyataan yang menyimpang. Ketiga, terdapat siswa yang lebih memilih
mengerjakan tugas mata pelajaran lain dibandingkan mendengarkan temannya
memaparkan hasil diskusi kelompok. Keempat, hanya seorang saja yang
mengerjakan tugas kelompok sehingga yang faham terhadap materi hanya siswa
yang mengerjakan tugas saja. Kelima, kondisi kelas gaduh tidak terarah ketika
masing-masing kelompok berdiskusi.
Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran diskusi yang diterapkan oleh guru kurang direspon dengan baik oleh
siswa. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung hanya sedikit siswa yang
aktif dan siswa kurang mampu bekerja sama dengan kelompoknya. Dari
permasalahan yang dipaparkan tersebut jelas bahwa siswa dikelas VIII-10 kurang
memiliki sikap kerja sama dalam proses kegiatan pembelajaran. Menurut Roger
dan Davin (Lie, 2004: 31) kegiatan kerja sama dalam pembelajaran bisa dianggap
berhasil dan mencapai hasil yang maksimal apabila siswa memiliki beberapa
aspek. Aspek tersebut meliputi sikap bertanggung jawab baik terhadap dirinya
sendiri maupun kelompoknya, saling ketergantungan yang positif karena setiap
keberhasilan kelompok tergantung pada usaha setiap anggotanya demi tercapainya
suatu tujuan yang sama, membutuhkan komunikasi antar anggota, dalam hal ini
adalah bagai mana cara menyanggah yang baik tanpa menyakiti hati temannya
serta mendengarkan pendapat temannya. Karena, keberhasilan suatu kelompok
juga tergantung pada bagaimana cara anggotanya untuk saling mendengarkan dan
cara mengutarakan pendapat.
Kemampuan siswa dalam bekerjasama memiliki kedudukan yang penting
dalam proses pembelajaran. Menurut Jhonson & Jhonson (Lie, 2004: 7) proses
belajar dengan cara bekerjasama menghasilkan prestasi yang lebih tinggi,
hubungan yang positif, dan menyesuaikan psikologis yang lebih baik.
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa kegiatan kerja sama antar siswa juga dapat
meningkatkan prestasi dalam pembelajaran karena dalam kegiatan kerja sama
terdapat situasi dimana siswa saling membantu satu sama lainnya dalam
4
pembelajaran yang maksimal serta pencapaian tujuan pembalajaran. Nasutioan
(2010: 149) menjelaskan manfaat kerja sama dalam kegiatan pembelajaran adalah
dapat meningkatkan hasil belajar, akan mudah menyimpulkan keputusan, dapat
mengembangkan pergaulan sosial, dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Kerja sama dalam pembelajaran tidak hanya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa saja melainkan dapat mempengaruhi hubungan siswa dengan
teman-temannya yaitu dapat membangun suatu hubungan kearah yang lebih positif.
Hubungan pergaulan antar siswa yang baik dapat mempengaruhi juga sikap siswa
dalam berhubungan dengan masyarakat diluar lingkungan kelas.
Lie (Huda, 2012: 73) menjelaskan bahwa kerja sama merupakan kebutuhan
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, karena tanpa adanya kerja sama
maka tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, bahkan tidak akan ada
kehidupan. Dalam kehidupan sehari hari sikap kerja sama sangat dibutuhkan
dalam kehidupan bermasyarakat karena kita sebagai manusia sejatinya tidak akan
bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain semenjak manusia dilahirkan sampai
akhir hiduppun membutuhkan jasa orang lain. Dengan demikian, dimulai dari
menerapkan pembelajaran dengan mengajarkan kerja sama dikelas akan
memberikan pemahaman kepada siswa bahwa kerja sama merupakan kegiatan
yang dibutuhkan dan dapat menolong siswa dalam berinteraksi dikehidupan
bermasyarakat.
Merujuk pada penemuan permasalahan pembelajaran dikelas VIII-10
mengenai kurangnya keterampilan kerja sama antar siswa, maka peneliti akan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif karena pembelajaran kooperatif
merupakan metode yang menekankan kegiatan kerja sama kelompok sehingga
dapat menjadi penunjang dalam meningkatkan keterampilan dalam bekerjasama.
Menurut Parker (Huda, 2012: 29) bahwa Pembelajaran kooperatif
merupakan kegiatan belajar di mana para siswa saling berinteraksi dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai
5
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratih Nurlatifah di
salah satu SMA suasta di Bandung kelas X pada tahun ajaran 2011 – 2012 dalam mata pelajaran biologi bahwa metode pembelejaran two stay two stray dapat
memfasilitasi interaksi siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan saran dari peneliti sebelumnya maka peneliti menggunakan metode
pembelajaran two stay two stray untuk meningkatkan keterampilan bekerjasama
siswa.
Peneliti akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe two stay
two stray dalam proses pembelajaran IPS. Two stay two stray merupakan metode
pembelajaran yang memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi
informasi baik dengan anggota kelompoknya mampun dengan kelompok lain,
serta setiap siswa akan belajar bagai mana menerapkan sikap tanggung jawab
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya. Demi keberhasilan
metode pembelajaran two stay two stray, diperlukan keterampilan sosial siswa
dalam berkolaborasi demi keberhasilan tugas kelompoknya. Menurut Kruse
(2012) two stay two stray process is an excellent method to enable students to get
feedback from their peers when groups have been developing ideas in relation to
an open-ended question or invesigation.
Berdasarkan perngertian diatas bahwa metode pembelajaran two stay two
stray merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran
dengan kelompoknya untuk mengembangkan ide-ide dalam menyelesaikan
sebuah masalah. Dengan menggunakan metode pembelajaran two stay two stray
mengarahkan siswa untuk aktif namun terarah dalam pembelajaran. Teknik two
stay two stray ini cocok digunakan di tiap tingkat sekolah dan cocok digunakan
pada semua mata pelajaran. Menurut Lie (2002: 61) metode pembelajaran two
stay two stray bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkatan
usia anak didik, metode ini memungkinkan siswa untuk berbagi informasi dengan
kelompok lain sehingga masing-masing kelompok mendapatkan informasi dan
6
Perencanaan metode Two Stay Two Stray dilakukan dengan membagi siswa
kedalam kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang siswa dengan
kriteria yang heterogen. Dua siswa dari setiap anggota ditugaskan untuk
berkeliling mengunjungi kelompok lain untuk mendapatkan informasi sedangkan
siswa lain dari masing-masing kelompok harus menetap untuk menjelaskan materi
kepada tamu dari kelompok lain yang berkunjung. Seperti yang diuangkapkan
oleh Komalasari (2010: 69) setelah siswa dibagi kedalam kelompok yang
berjumlah 4 orang, dua orang masing-masing menjadi tamu kelompok lain
sedangkan dua orang yang tinggal bertugas membagikan informasi hasil kerja dan
informasi kepada tamu mereka. Setelah dua anggota kelompok selesai berkeliling
kemudian melaporkan hasil temuan lalu membahas hasil kerja mereka.
Uraian di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dalam upaya
memperbaiki kondisi kegiatan belajar di kelas VIII-10 SMP N 1 Bandung.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk
meningkatkan keterampilan bekerjasama siswa. Adapun judul yang peneliti ambil
adalah Peningkatan Keterampilan Kerja sama Siswa Melalui Metode Two Stay
Two Stray dalam Pelajaran IPS di Kelas VIII-10 SMP Negeri 1 Bandung.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, dapat ditemukan
beberapa permasalahan yaitu terdapat siswa yang tidak mau mengerjakan tugas
bagiannya dalam kelompok dan memilih melakukan kegiatan yang tidak ada
sangkut pautnya dengan materi pembelajaran, terdapat siswa yang memotong
pemaparan dan menertawakan temannya yang sedang membacakan hasil diskusi
kelompok di depan kelas dikarenakan terdapat pernyataan yang menyimpang,
terdapat siswa yang lebih memilih mengerjakan tugas mata pelajaran lain
dibandingkan mendengarkan temannya memaparkan hasil diskusi kelompok,
tidak semua anggota kelompok mengerjakan tugas kelompok, Kondisi kelas
7
Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas secara garis besar “Bagaimana metode pembelajaraan kooperatif tipe two stay two stray dalam pembelajaran IPS mampu meningkatkan
keterampilan kerja sama antar siswa?”
Rumusan masalah tersebut akan dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay
Two Stray untuk meningkatkan keterampilan kerja sama antar siswa?
2. Bagaimana menerapkan metode Two Stay Two Stray dalam pembelajaran IPS
untuk meningkatkan keterampilan kerja sama siswa?
3. Bagaimana guru merefleksikan metode Two Stay Two Stray untuk
meningkatkan keterampilan kerja sama siswa kelas VIII-10 SMP Negeri 1
Bandung?
4. Bagaimana peningkatan keterampilan kerja sama siswa setelah diterapkannya
metode Two Stay Two Stray?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh jawaban dari
permasalahan yang sudah dipaparkan di atas. Secara umum tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah metode pembelajaran two stay two stray
efektif dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam bekerjasama. Secara
khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Memaparkan tahapan-tahapan perencanaan pembelajaran menggunakan
metode pembelajaran tippe Two Stay Two Stray dalam pelajaran IPS untuk
meningkatkan keterampilan kerjasama siswa.
2. Mendeskripsikan penerapan metode two Two Stay Two Stray yang akan
dikembangkan dalam pelajaran IPS di kelas VIII 10 SMP Negeri 1 Bandung.
3. Untuk mengetahui cara guru merefleksikan metode Two Stay Two Stray pada
8
4. Mengidentifikasi apakah metode Two Stay Two Stray mampu meningkatkan
keterampilan kerja sama siswa.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memperoleh manfaat sebagi
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang didapat dari penelitian ini yaitu memberikan sumbangan
pemikiran bagi praktisi pendidikan dalam upaya mengembangkan kemampuan
siswa dalam bekerja sama melalui metode pembelajaran two stay two stray dalam
mata pelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Peneliti dapat mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan metode
pembelajaran two stay two stray dalam mata pelajaran IPS.
b. Mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam bekerjasama sehingga
siswa memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang baik
dengan teman sehingga mampu memahami cara berinteraksi dan
bekerjasama dengan baik di lingkungan masyarakat di luar sekolah.
c. Penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lainnya dan
menjadi bahan referensi untuk penelitian sejenis dalam upaya
meningkantkan keterampilan bekerjasama siswa melalui metode
pembelajaran two stay two stray.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Penjelasan dari penelitian ini akan peneliti susun ke dalam lima bab yang
terdiri dari:
Bab I Pendahuluan, bab ini berisi mengenai pemaparan peneliti mengenai
9
latar belakang masalah, dalam sub bab ini mengkaji secara garis besar apa yang
menjadi permasalahan dan alasan mengapa peneliti menjadikan permasalahan
yang peneliti pilih layak dikaji. Rumusan masalah, pada sub bab ini membahas
mengenai poin-poin permasalahan yang akan di kaji oleh peneliti. Tujuan
penelitian, pada sub bab ini berisi mengenai maksud dari peneliti mengkaji suatu
permasalahan. Manfaat penelitian, pada sub bab ini berisi mengenai kegunaan dari
penelitian ini.
Bab II landasan teori, pada bab ini peneliti menjabarkan mengenai
penjelasan dari konsep-konsep yang terkait dengan kajian penelitian yang
bersumber dari berbagai sumber literatur yang peneliti anggap berkaitan dengan
permasalahan yang di kaji. Pada bab ini peneliti bagi kedalam beberapa sub bab,
masing-masing sub bab membahas mengenai pembelajaran, pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray, keterampilan bekerja sama, dan pembelajaran
IPS.
Bab III metodelogi penelitian, bab ini memaparkan mengenai metode
penelitian yang akan digunakan oleh peneliti, menentukan lokasi penelitian dan
subjek penelitian, menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan,
menyusun instrumen penelitian yang peneliti gunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan penelitian dilapangan, dan cara menganalisis data.
Bab IV hasil penelitian, pada pada bab ini memaparkan bagai mana proses
penelitian dan hasilnya sesuai dengan data yang diperoleh pada saat kegiatan
penelitian berlangasung.
Bab V kesimpulan, bab ini berisi jawaban yang peneliti ambil sebagai
jawaban dari poin-poin permasalahan berdasarkan hasil dari kegiatan penelitian
yang sudah dilakukan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang
akan digunakan peneliti dalam penelitian. Metode penelitian disesuaikan denga
permasalahan dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII-10 SMP Negeri 1
Bandung. Dengan kata lain peneliti berusaha menggunakan metode yang
dianggap cocok untuk menjawab permasalahan yang ada di kelas untuk dicarikan
solusinya. Urain pada bab ini akan dijealaskan pada sub bab yang berkenaan
dengan beberapa hal yaitu: Pendekatan penelitian, Metode penelitian, tempat
penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
prosedur dasar tindakan, dan Analisis data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung.
Sekolah ini berada di Jalan Ksatrian No. 12 Bandung. Peneliti melakukan
penelitian kepada peserta didik kelas VIII-10. Alasan peneliti memilih sekolah
SMP Negri 1 Bandung adalah, kepala sekolah beserta guru menerima kegiatan
penelitian yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut, siswa-siswi yang ada di
sekolah tersebut bisa diajak bebekerja sama, belum pernah ada peneliti yang
mengembangkan Metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di
sekolah tersebut.
2. Subjek Penelitian
Menurut Meloeng (Basrowi, 2008: 188) subjek penelitian adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Penelitian ini mengambil sampel secara langsung pada kelas VIII-10.
Hal ini berdasarkan hasil wawancara salah satu guru IPS di SMP Negeri 1
Bandung mengenai kelas yang siswanya sulit untuk bebekerja sama khususnya
32
37 orang siswa dengan rincian siswa laki-laki berjumlah 16 dan 21 siswa
perempauan.
Sedangkan alasan peneliti menggunakan kelas VIII-10 sebagai kelas
penelitian adalah siswa-siswi disekolah tersebut dapat diajak bebekerja sama,
serta berdasarkan hasil obserfasi yang telah dilakuan. Berdasarkan hasil observasi
tersebut Peneliti menemukan beberapa permasalahan khususnya dalam hal
keterampilan bebekerja sama seperti ketika kegiatan diskusi berlangsung terdapat
siswa yang tidak ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompoknya dan lebih
memilih untuk bercanda dan mengobrol sehingga tugas tidak bisa terselesaikan
pada waktunya. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk meningkatkan keteampilan
kerja sama siswa.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan konseptualisasi oprasional penelitian yang
akan menjadi acuan langkah penelitian (Musfikon, 2012: 87). Desain penelitian
yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian tindakan
yang dikembangkan Kemmis dan Taggart. Dalam hal ini peneliti melakukan
penelitian dengan empat langkah yaitu melakukan perencanaan (planning),
pelaksanaan (action), pengamatan (Observing), dan refleksi (Reflecting).
Pelaksanaan siklus ini berlangsung secara terus menerus sampai tujuan yang
diinginkan tercapai dan data yang diperoleh jenuh, yang dimaksud disini adalah
data yang diperoleh tidak menunjukkan lagi adanya perubahan, dengan demikian
jumlah siklus yang akan dilakukan tidak bisa diperkirakan sejak awal penelitian.
Berikut adalah gambaran desain peneltian yang akan dilakukan oleh peneliti
33
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart
Dari gambar tersbut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan ini peneliti bebekerja sama dengan mitra
membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran two stay two stray. Penyusunan
rencana ini berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap situasi kelas yang
tertuang dalam bentuk catatan yang kemudian dianalisis. Adapun hal – hal yang Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Siklus Selanjutnya bila diperlukan Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
34
a. Mencari sekolah sebagai tempat dilaksanakannya penelitian
Melakukan pengamatan di beberapa kelas untuk mencari kelas sebagai
tempat penelitian. adapun hasil pengamatan yang ditemukan oleh peneliti
adalah bagaimana guru melibatkan para siswa dari awal membuka
pelajaran, bagaimana sikap guru dalam membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran, cara berkomunikasi siswa dengan guru dan
santar siswa, bagaimana partisipasi siswa dalam proses pembelajaran,
bagaimana guru mengelola kelas, cara siswa menanggapi guru.
b. Melakaukan wawancara kepada guru IPS untuk mencari kelas sebagai
tempat penelitian
c. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian.
d. Meminta kesediaan mitra untuk mengamati proses belajar mengajar yang
akan dilakukan.
e. Merencanakan dengan guru pengajar tentang penentuan waktu
pelaksanaan dan materi yang akan diajarkan.
f. Menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan.
g. Membuat lembar observasi pelakasanaan penelitian dan lembar
wawancara sebagai instrumen.
h. Menentukan cara pengolahan data.
2. Tindakan (Action)
Tahap tindakan ini merupakan tahap pelaksanaan gagasan yang sudah
direncanakan secara matang di tahap perencanaan. Tindakan yang diterapkan
digunakan untuk landasan bagi pengembangan tindakan – tindakan selanjutnya.
pada dasarnya tahap ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam
upaya perbaikan proses kegiatan belajar di kelas. Perbaikan tersebut dilakukan
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
untuk meningkatkan keterampilan bebekerja sama siswa. Tindakan yang peneliti
lakukan adalah sebagai berikut:
35
b. Guru menyampaikan indikator pembelajaran, menjelaskan materi
berdasarkan dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat dan
memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk di diskusikan bersma
menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas – tugas yang harus
dipelajari dalam kelompok.
c. Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok kecil yaitu mendiskusikan
masalah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya dengan cara
mereka masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, 2 anggota dari
masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya untuk
berkunjung pada kelompok lain. Sedangkan dua siswa yang tetap di
kelompoknya bertugas memberikan informasi tentang hasil keraja
kelompoknya kepada siswa yang bertamu.
d. Setelah siswa yang bertugas mencari informasi dari kelompok lain
selesai, mereka melaporkan informasi yang mereka dapatkan kepada
anggota kelompoknya untuk di kaji dan dibandingkan bersama.
e. Selama kegiatan diskusi guru harus mengawasi, membimbing dan
memberikan motivasi kepada siswa.
3. Pengamatan (observing)
Kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti bermanfaat untuk mengamati
dan mendokumentasikan pengaruh tindakan, dalam hal ini peneliti
mengumpulkan data dari hasil pengamatan bentuk kegiatan seperti pelaksanaan
pembelajaran Two Stay Two Stray, antusisme siswa, kerja sama siswa,
mengidentifikasi kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. pengamatan ini
dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar obeservasi yang telah
dipersiapkan. Data yang sudah terkumpul digunakan untuk pembanding apakah
terdapat perubahan sikap kerja sama siswa.
4. Refleksi (reflect)
Refkelsi merupakan Suatu kegiatan merenungkan tindakan yang sudah
didokumentasikan dalam kegiatan pengamatan untuk lebih memahami dan
36
merupakan tindakan mengkaji kembali hasil dari tindakan yang sudah dilakukan
kepada subjek penelitian.
Pada tahap ini peneliti akan melakukan diskusi balikan dengan observer
melakukan diskusi untuk menyimpulkan apakah masalah kurangnya keterampilan
bebekerja sama siswa itu sudah teratasi atau tidak. Dalam tahap refleksi peneliti
akan menentukan perencanaan tindakan selanjutnya atau apakah penelitiannya
akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya ataukan berhenti.
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tylor (Zuriah,
2009: 92) adalah prosedur penelitian data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari perilaku seseorang yang dapat diamati.
Pendekatan ini ditujukan untuk memahami fenomena- fenomena sosial dari
perspektif partisipan (Syaodih, 2005: 94). Pada pelaksanaannya penelitian
kualitatif ini menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.
Dalam hal ini peneliti berada langsung dilokasi penelitian untuk memahami
perilaku subjek penelitian. Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif
merupakan fakta di lapangan. Data yang terkumpul tersebut merupakan hasil dari
pengamatan yang dilakuakan peneliti dilapangan secara langsung kemudian
secara bersamaan, data tersebut kemudian dipelajari dan dianalisis. analisis data
dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif-analisis berarti data yang diperoleh
tidak dituangkan dalam bentuk bilangan angka statistik melainkan memaparkan
gambaran situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif (Zuriah: 2009: 94).
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan seorang peneliti dalam
melakukan penelitian demi tercapainya hasil penelitian yang maksimal. Menurut
Sugiyono (2005: 1) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
37
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK). Alasan peneliti menggunakan metode ini adalah karena diharapkan dapat
menyelesaikan permasalahan yang muncul dan kegiatan pembelajaran.
Wiraatmadja (2006:11) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas dapat
digunakan utuk menyelesaikan persoalan belajar mengajar di kelas.
Arikunto (2006: 2) menjelaskan pengetian penelitian tindakan kelas
berdasarkan kata dasarnya.
1. Peneltian, adalah suatu kegiatan yang mencerminkan suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu sutu hal yang dijadikan sebagai objek penelitian.
2. Tindakan, adalah suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan utuk siswa.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2010: 8) penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi. Dengan demikian penelitian
tindakan kelas ini tidak hanya sebatas untuk memahami permasalahan saja akan
tetapi untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran
supaya hasil dari pembelajaran bisa maksimal.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ebbut (Wiriaatmadja, 2010: 15)
Peneltian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Kemmis (Hopkins: 2011:88) menjelaskan
38
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan peneliti mengambil
kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas penelitian yang dilakukan yang
dilakukan oleh guru yang dilakukan tidak hanya di ruang kelas saja tetapi juga di
luar kelas speri laboratorium, perpustakaan sekolah, bahkan temapat – tempat
yang ada di luar sekolah. Tindakan yang dilakukan bisa dilakuan dengan berbagai
tindakan pembelajaran untuk mengupayakan perbaikan permasalahan suapya
terjadi perubahan terhadap objek penelitian dan demi mewujudkan keberhasilan
suatu pendidikan.
Secara umum suatu penelitian pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh sebuah landasan dalam mempertimbangkan tahapan pembelajaran,
menentukan cara kerja yang paling efektif dan efisien, memperoleh berbagai
kenyataan permasalahan dalam pembelajaran serta meningkatkan kompetensi
guru dalam mengembangkan pembelajaran. oleh karena itu fokus dari penelitian
tindakan kelas adalah tindakan berupa solusi alternatif yang direncanakan guru,
selanjutnya tindakan tersebut diuji dan dievaluasi apakah tindakan yang dilakukan
dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi ataukah tidak. Menurut
Mulyasa (2012: 89) tujuan dari pelaksanaan tindakan kelas adalah:
1. Memperbaiki serta meningkatkan situasi serta kualitas pembelajaran. 2. Meningkatkan pelayanan secara profesional kepada peserta didik.
3. Memberikan kesempatan guru untuk berkreasi dalam melakukan perencanaan dan melakukan tindakan pembelajaran.
4. Guru dapat mengkaji hasil dari kegiatan pembelajaran yang iya lakukan sendiri. Sehingga guru bisa mengetahui kekurangannya dalam proses pembelajaran.
5. Membiasakan guru dalam mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajran.
Melalui PTK guru akan lebih memperoleh pengalaman, informasi serta
meningkatkan profesionalisme kinerja guru, meningkatkan kemampuan guru
dalam mengelola, memcahkan serta memperbaiki berbagai persoalan
pembelajaran mengenai praktik pembelajaran. Menurut Mulyasa (2012: 90)
39
proses pembelajaran, bukan untuk mencapai pengetahuan umum dalam
pendidikan.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan rekan sejawat dan saling
bebekerja sama dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas. Selain itu rekan
sejawat dapat memberikan masukan-masukan mengenai kekurangan dan
permasalahan pengajaran. masukan yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki
pembelajaran agar tidak melakukan kesalahan yang sama pada pembelajaran
selanjutnya sehhingga penelitian pun akan terlaksana secara baik dan objektik.
Muslich (2009:13) menegaskan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran di
kelas dapat dilaksanakan dengan cara berkolaborasi hal tersebut bertujuan agar
peneliti memiliki mitra agar bisa saling memberikan masukan yang berharga.
Adapun dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdapat empat
langkah yang yang harus dilakukan oleh penelilti yaitu perencanaan (Plan),
tindakan(Action), pengamatan (Observe), dan refleksi (Reflect). Pelaksanaan
tersebut haruslah dilaksanakan dengan cara berurutan, sistematis, dan intensif.
Selain ke empat tahapan tersebut terdapat tindakan yang harus dilakukan yaitu
mengumpulkan informasi secara cermat dan sistematis baik sebelum maupun
pada saat penelitian sedang berlangsung, karena tanpa informasi peneliti tidak
akan tahu kesalahan dan tindakan yang harus dilakukan. Menurut Wallace
(Kunandar, 2012: 44) penelitian tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data
atau informasi secara sistematis tentang praktik keseharian dan menganalisisnya
untuk dapat membuat keputusan-keputusan tentang praktik yang seharusnya
dilakukan di masa mendatang.
E. Definisi Oprasional
Penelitian ini akan meneliti dua variabel yaitu pembelajaran kooperatif tipe
two stay two stray dan keterampilan bekerja sama siswa. Berikut penjabaran dari
40
1. Pembelajaran Kooperatif
Kooperatif merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama dalam
mencapai keuntungan dan tujuan tertentu dengan cara saling menolong antara satu
dengan yang lainnya. Menurut Hasan (Solihatin dan Raharjo, 2011: 4)
menjelaskan dalam kegiatan kooperatif siswa secara individual mencari hasil yang
menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Menurut Slavin (Solihatin
dan Raharjo, 2011:4) menjelaskan:
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat samapai 6 orang dengan anggota yang heterogen.
Sedangkan menurut Jhonson dan Jhonson (Isjoni, 2010: 17) menjelaskan “Pembelajaran kooperatif mengelompokan siswa kedalam beberapa kelompok kecil dengan tujuan supaya siswa mampu secara maksimal bebekerja sama serta
saling mempelajari dengan teman sekelompoknya”.
Dengan demikian belajar kooperatif merupakan kegiatan belajar yang
memanfaatkan kelompok kecil yang memakasimalkan kegiatan belajar siswa
secara individu dan kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. belajar
kooperatif ini memungkinkan siswa untuk bebekerja sama secara kolaboratif dan
saling membantu untuk memahami materi dengan tujuan untuk mencapai hasil
belajar yaang baik.
2. Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Pembelajaran kooperatif dengan metode two stay two stray merupakan
metode pembelajaran yang menekankan kerja sama dalam menyelesaikan tugas
dalam sebuah keompok. Bentuk kelompok disini berjumalah 4 orang sehingga
termasuk kedalam pembagian kelompok kecil yang dibagi secara heterogen.
Secara umum metode pembelajaran two stay two stray dilaksanakan ke dalam
enam tahapan yaitu:
a. Pembagian Kelompok
Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa diminta untuk
41
dalam kelompok berdasarkan jenis kelamin , kedekatan antar siswa, dan
tingkat prestasi. Selanjutnya guru menentukan materi kepada setiap
kelompok untuk di diskusikan.
b. Pembagian Tugas Kelompok
Pembagian tugas pada siswa berdasarkan materi pembahasan yang
ditentukan oleg guru. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi dengan
kelompok sesuai waktu yang ditentukan.
c. Bertukar Informasi
Dua anggota dari tiap kelompok berkeliling mencari informasi materi,
sedangkan dua anggota lain yang tetap tinggal untuk menjelaskan materi
kepada anggota kelompok lain yang bertamu. Setelah selesai berbagi
informasi berdasarkan waktu yang sudah ditentukan siswa diminta
kembali kepada kelompoknya masing-masing untuk melaporkan dan
menjelaskan hasil temuannya.
d. Presentasi
Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Apa bila melihat langkah-langkah kegiatan pembelajaran kooperatif tipe two
stay two stray terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh siswa yaitu,
siswa mendapatka informasi terkait materi yang diajarkan baik dari kelompoknya
masing-masing maupun informasi dari kelompok lain, siswa belajar
mengeluarkan pendapat, dapat meningkatkan hubungan persahabatan dan
keterbukaan terhadap teman, mendorong rasa kebersamaan dan saling
membutuhkan diantara siswa.
3. Berja Sama
Kerja Sama merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama dengan
kelompok demi mencapai tujuan dan keberhasilan bersama. Menurut Soekanto
(1982: 66) kerja sama merupakan usaha bersama antar orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
42
melakukan kegiatan kerja sama serta adanya dorongan yang dilakukan guru
kepada siswanya supaya siswa termotivasi agar bisa berkomunikasi dan bebekerja
sama dengan orang lain di dalam berbagai situasi sosial. Charles H. Cooley
(Soekanto: 66) menjelaskan bekerja sama akan muncul apabila:
Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut: kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna
Bekerja sama yang dimaksud adalah siswa bekerja dalam mengerjakan
tugas secara bersama dengan rasa penuh tanggung jawab dan saling membantu
dalam menyelesaikan tugas kelompok karena mereka memiliki kepentingan yang
sama yaitu menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik. Sikap kerja
sama memiliki manfaat yaitu dapat membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan diri.
Menurut Sanjaya (2012) keberhasilan kegiatan bekerjasama tidak hanya
harus mengatur tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota melainkan
perlu ditanamkan sikap saling membantu. Dalam kegaiatan bekerjasama setiap
anggoata kelompok harus tahu bagaimana suatu kelompok mengambil keputusan
dengan cara memilih suara mayoritas atau melakukan pembicaraan sampai
menemukan suatu kesepakatan dan saling membantu dalam mengerjakan tugas
kelompok.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan perangkat yang digunakan untuk menggali
data dari responden yang dijadikan sebagi sumber data yang diperoleh, data yang
didapat tersebut bersifat penting dalam sebuah penelitian (Suyanto, dkk, 2011:
59). Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah keterampilan kerja sama
siswa. Peneliti akan menggunakan tiga alat penelitian untuk mengumpulkan data
43
1. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas
yang dilakukan guru selama kegiatan belajar berlangsung dalam menerapkan
metode two stay two stray. Lembar observasi kegiatan guru berisi pengamatan
observer mengenai cara guru membuka pelajaran, cara guru dalam melaksanakan
kegiatan inti, dan pada saat menutup kegiatan belajar. Adapun penjelasan
[image:37.595.117.515.227.743.2]mengenai poin-poin yang harus diamati oleh observer pada guru adalah:
Tabel 3.1
Standar Keberhasilan (SK) Aktivitas Guru
Tahap Pembelajaran
Fokus penelitian dan penilaian pada guru
SK Kategori
Pendahuluan
memberi salam ketika masuk kelas 3 B
mengecek kehadiran siswa 3 B
Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya
2 C
menjelaskan tujuan dari pembelajaran 3 B
Kegiatan Inti
kejelasan suara 3 B
Membentuk kelompok two stay two
stray
3 B
Kejelasan dalam menginstruksikan tugas
3 B
menjelaskan materi dengan
menggunakan bahasa yang baik serta bisa difahami oleh siswa
3 B
Mampu mengarahkan siswa pada saat metode pembelajaran dilakukan
3 B
Memotifasi siswa untuk belajar
bertanggung jawab terhadap kelompok
2 C
Memberikan perhatian yang sama terhadap seluruh siswa di kelas
3 B
44
Memberikan reward kepada siswa yang ikut berpartisi pasi secara aktif
2 C
Mengkondisikan siswa kembali kepada kelompok asal
3 B
Menugaskan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
3 B
Mengklarifikasi jawaban dan pendapat siswa yang dinilai kurang tepat
3 B
Penutup
Menyimpulkan meteri bersama siswa 3 B
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3 B
Penugasan untuk pertemuan berikutnya 3 B
Menutup pertemuan dangan mengucapkan salam
3 B
Keterangan : B=Baik, C=Cukup, K=Kurang
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk memperoleh informasi kegiatan yang
dilakukan siswa selama kegiatan belajar belangsung. Lembar observasi kegiatan
siswa berisi tentang pengamatan observer mengenai kegiatan kerja sama yang
berlangsung pada saat kegiatan pembelajaran. Bentuk-bentuk kerja sama yang
diharapkan akan muncul dalam proses pembelajaran berasal dari pengembangan
indikator keterampilan kerja sama yang sudah dijelaskan sebelumnya pada BAB
kajian teori. Kegiatan yang dilakukan oleh observer adalah memberikan tanda
ceklis pada kolom lembar observasi aktivitas siswa. Terdapat tiga kolom yang
bisa dipilih oleh observer berdasarkan hasil penilaian keadaan sebenarnya yang
terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu K untuk kurang, C untuk
cukup, dan B untuk baik. Selain memberikan penilaian dengan memberikan tanda
ceklis observer juga diminta mengomentari alasannya memilih salah satu kriteria
45
Terdapat dua data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu pada saat
kegiatan pembelajaran two stay two stray dan perkembangan keterampilan kerja
[image:39.595.109.518.226.649.2]sama. Berikut tabel standar keberhasilan penelitian
Tabel 3.2
Standar Keberhasilan (SK) Keterampilan Bekerja sama
Keterangan : B=Baik, C=Cukup, K=Kurang
3. Lembar Wawancara
Lembar wawancara yang digunakan peneliti berisi pertanyaan dan jawaban
yang diajukan kepada siswa dan guru baik sebelum dan sesudah penelitian
dilaksanakan. Pertanyaan yang diajukan mengenai respon pengalaman belajar IPS
No Fokus Penilaian Kelompok SK Kategori
1 Setiap anggota dalam kelompok mampu menghargai pendapat anggotanya
3 B
2 Setiap anggota dalam kelompok mampu memberikan apresiasi anggotanya
2 C
3 Menghargai perbedaan kebudayaan dan agama dalam kelompoknya
3 B
4 Mendorong tiap anggota kelompok untuk berkontribusi terhadap tugas
2 C
5 Setiap kelompok mampu besungguh-sungguh dalam mengerjakan tuagas
3 B
6 Kelompok mampu tepat waktu dalam mengumpulkan tugas 3 B
7 Setiap anggota dalam kelompok mampu memberikan sumbangan ide terkait materi yang dibahas
3 B
8 Menyelesaikan tugas bersama dengan seluruh anggota kelompok
2 C
9 Setiap kelompok presentasi sesuai dengan urutan yang sudah ditentukan
3 B
10 Membagi tugas dengan cara demokrasi 2 C
11 Siswa membereskan meja dan kursi 3 B
12 Mampu menjelaskan materi dengan jelas 3 B
13 Memperhatikan temannya yang presentasi 3 B
46
diajukan kepada guru adalah mengenai keadaan kelas yang memiliki karakter
kurang dalam kegiatan kerja sama, bagaimana sikap guru dalam menghadapi
siswa yang ribut atau tidak mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi
kelompok, cara guru dalam menghadapai siswa yang tidak mau memberikan
tanggapan atau pertanyaan, sikap guru pada saat siswa telat dalam mengumpulkan
tugas, tanggapan guru ketika melihat terdapat siswa yang tidak ikut bekerja sama
dalam kelompok.
4. Kamera Digital dan hasil tugas kelompok siswa
Kamera digital digunakan peneliti untuk mengambil foto momen penting
atau peristiwa-peristiwa penting saat proses pembelajaran berlangsung. Kamera
digital ini juga bisa dijadikan sebagai media pendukung pada kegiatan
wawancara. Menurut Hopkins (2011: 201) kelebihan dari penggunakan kamera
digital adalah:
Dapat memperoleh gambaran siswa pada saat sedang mengerjakan tugas, atau sebagai stimulus diskusi dan sebagai instrumen yang dapat membantu peneliti untuk memperoleh komentar dari guru atau observer lain yang tidak hadir pada saat pelaksanaan tindakan mengenai tindakan yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas peneliti memilih
mengguanakan teknik dokumentasi dengan menggunakan kamera digital sebagai
alat untuk mengambil foto peristiwa pada saat pembelajaran demi memperoleh
gambaran episode pengajaran, secara umum bertujuan untuk mendukung
kelancaran dan keberhasilan penelitian. Selain kamera digital peneliti juga
menggunakan lembar tugas hasil kerja kelompok siswa sebagai salah satu alat
yang dijadikan untuk mendukung data penelitian.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini digunakan peneliti untuk melaporkan hasil observasi,
reaksi dan reaksi terhadap tindakan siklus yang dilakukan. Catatan lapangan ini
dibuat oleh peneliti untuk menggambarkan suasan kelas dan peristiwa-peristiwa
yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Perolehan data yang
47
G. Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang digunakan dalam setiap siklus memiliki langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Kegiatan pendahuluan, yang termasuk kedalam kegiatan pendahuluan adalah
keguatan guru dalam membuka pelajaran, mengabsen siswa, menyampaikan
tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi dan motivasi.
2. Kegiatan pokok. Kegiatan ini meliputi kegiatan guru dalam memberikan
materi ajar dengan cara ceramah, membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok, sdangkan kegiatan yang dilakukan siswa diantaranya adalah
diskusi kelompok, tanya jawab, berbagi informasi dengan kelompok lain,
presentasi dengan dibimbing oleh guru.
3. Kegaitan penutup. Menyimpulkan materi oleh guru dan siswa.
4. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti dan partner (observer)
melakukan diskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang baru saja
dilaksanakan dan melakukan refleksi untuk melihat kekurangan dan
merencanakan kegitan selanjutnya.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan dalam sebuah
penelitian. Data juga merupakan hal esensi yang nantinya akan dianalisis guna
mendapatkan sebuah kesimpulan penelitian tersebut. Menurut lofland Moleong
(2005: 157) mengemukakan bahwa sumber utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata, foto dan statistik. Untuk memperoleh data yang relevan, maka
digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti
membutuhakan teknik pengumpulan data untuk menunjang informasi mengenai
keterampilan kerja sama, serta pendapat siswa mengenai pembelajaran sejarah
yang dilakukan dengan menggunakan metode two stay two stray. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu
48
Menurut Margono (Zuriah, 2009: 173) bahwa observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan peneliti di tempat
penelitian secara langsung dan bersetting alami. Metode observasi juga dikatakan
sebagai metode yang berfungsi ganda, sederhana dan tanpa biaya.
Observasi dilakukan peneliti karena mengingat pentingnya seorang peneliti
untuk memahami permasalahan yang sedang ditelitinya. Bagi peneliti sendiri,
observasi di lakukan karena memiliki beberapa keunggulan seperti yang
dikemukakan dalam paragraf sebelumnya. Hal ini dikarenakan selain untuk
mengambil data, metode observasi juga menjadi ajang pengembangan
perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti. Penelti terlebih dahulu
menemukan bentuk aktivitas kerja sama siswa yang akan muncul ketika kegiatan
diskusi kelompok berlangsung yaitu pada saat berkeliling mencari dan berbagi
informasi dengan kelompok lain, serta pada saat presentasi kelompok
berlangsung. Dengan demikian observasi ini dilakukan dalam rangka menemukan
aktivitas-aktivitas siswa terkait kegiatan bekerjasama. Bentuk-bentuk aktivitas
tersebut dikembangkan dari beberapa indikator ketemapilan kerja sama yang
sudah dijelaskan pada BAB kajian teo