• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelaj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelaj"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK

PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan padaSiswaKelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung BaratTahunPelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pedagogik

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Verra Triyanti Agustin

0902925

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Hak Cipta

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK

PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

Verra Triyanti Agustin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pedagogik

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Verra Triyanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

The Application of Constructivistm approach on Learning Mathematic subject factions to improve The Result Student. ( A Classroom Action

Research (CAR) carried out on students class IV Elementary School Banyuhurip Sub-district Lembang West Bandung Recency School Year 2012/2013)

(6)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. (Penelitian

Tindakan Kelas Dilaksanakan pada Siswa Kelas IV SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013).

Penelitian ini berawal dari pembelajaran matematika dalam materi pokok pecahan sebagian besar siswa kelas IV mengalami kesulitan. Peneliti beranggapan bahwa siswa belum memahami konsep pecahan yang disebabkan oleh proses belajar yang tidak memperhatikan tahap belajar siswa karena guru langsung memberikan cara penyelesaian tanpa melalui proses. Melihat keadaan yang demikian diperlukan pendekatan yang memperhatikan tahap belajar karena kemampuan siswa di asah melalui proses bukan hanya memberikan cara penyelesaian saja tapi dengan menemukan sendiri suatu konsep penyelesaian masalah. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan tujuan memperoleh gambaran penerapan pendekatan konstruktivisme. Desain penelitian ini mengadopsi model siklus Kemmis dan Taggart. Data yang diperoleh dari Instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data dianalisis dan statistika deskriptif. Dalam pendekatan ini langkah yang akan mereka kerjakan adalah (1) menemukan problem yang mereka temukan; (2) menyelidiki dan memecahkan konsep pecahan; (3) memberi penjelasan dan menyajikan contoh pecahan dalam kehidupan sehari-hari; (4) mempresentasikan hasil yang mereka dapatkan. Langkah tersebut didukung oleh pendekatan yang berpusat pada siswa, menggunakan strategi induktif, metode yang bervariasi, dan menggunakan teknik belajar kelompok kecil dan individual serta media yang ada di sekitar dan dikenal siswa. Pendekatan yang dikembangkan dalam penelitian ini memberikan dampak cukup baik bagi siswa. Dengan pendekatan ini dapat melibatkan siswa secara aktif, keaktifan yang muncul berupa respon, antusias dan perhatian. Adapun kemampuan operasi hitung pecahan mengalami peningkatan. Terjadi peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar yang cukup optimal. Semoga penelitian dapat menjadi sarana pengembangan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran materi pokok pecahan.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penulisan ... 5

BAB IIKAJIAN TEORITIS A. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Matematika ... 6

B. Hasil Belajar pada Materi Pokok Matematika ... 18

C. Penelitian yang Relevan ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 25

C. Prosedur Penelitian... 25

D. Instrumen Penelitian ... 29

E. Pengolahan dan Analisis Data ... 36

F. Definisi Operasional... 38

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

(8)

2. Deskripsi Siklus 2...50

3. Deskripsi Siklus 3... ...61

4. Analisis Pendekatan konstruktivisme...71

5. Analisis Aktivitas pada Pelaksanaan Konstruktivisme...72

6. Analisis Hasil Belajar Operasi Hitung Pecahan...72

B. Pembahasan ... 76

1. Pendekatan Konstruktivisme ...76

2. Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan...78

3. Hasil Belajar matematika Materi Pokok Pecahan...80

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Rekomendasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

3.1 Kisi-kisi Instrumen ... 31

3.2 Butir Soal ... 32

4.1 Kegiatan Abstrak dan Semi-Abstrak Siklus 1 ... 42

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Observasi Guru ... 43

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 44

4.4 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 1 Tindakan 1 ... 47

4.5 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 1 Tindakan 2 ... 47

4.6 Hasil Tes Hasil Belajar Siklus 1... 48

4.7 Kegiatan Semi abstrak dan abstrak ... 52

4.8 Hasil Observasi Aktivitas guru siklus 2 ... 54

4.9 Hasil Observasi Siswa Siklus 2 ... 55

4.10 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 2 Tindakan 1 ... 57

4.11 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 2 Tindakan 2 ... 58

4.12 Hasil Tes Pembelajaran Siklus 2 ... 67

4.13 Kegiatan Semi-abstrak menjadi abstrak ... 63

4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus 3...64

4.15 Hasil Observasi Siswa Siklus 3...66

4.16 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 3 Tindakan 1...68

4.17 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus 3 Tindakan 2...69

4.18 Hasil Tes Belajar Siklus 3...69

4.19 Hasil Analisis Pra Siklus ...73

(10)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Diagram Alur PTK ... 24

4.1 Grafik Peningkatan Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 48

4.2 Grafik Peningkatan Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 58

4.3 Grafik Peningkatan Lembar Kerja Siswa Siklus 3 ... 69

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 86

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 91

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 3 ... 96

LAMPIRAN B 1. Lembar Kerja Siswa Siklus 1 Tindakan 1 ... 101

2. Lembar Kerja Siswa Siklus 1 Tindakan 2 ... 102

3. Tes Formatif Siklus 1...103

4. Lembar Kerja Siswa Siklus 2 Tindakan 1 ... 104

5. Lembar Kerja Siswa Siklus 2 Tindakan 2...105

6. Tes Formatif Siklus 2...106

7. Lembar Kerja Siswa Siklus 3...108

8. Tes Formatif Siklus 3...109

9. Lembar Observasi Pelaksanaan Pelaksanaan...110

10.Lembar Observasi Aktivitas Siswa...111

11.Catatan Lapangan...112

LAMPIRAN C

LAMPIRAN D

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Depdiknas, 2006).

Sebagaimana yang tercantum dalam KTSP (Depdiknas: 2006), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

Dari tujuan mata pelajaran matematika tersebut, memahami konsep

(13)

2

dan pengolahan data (Depdiknas, 2006). Dari aspek bilangan terdapat konsep pecahan yang harus dipahami oleh siswa dari kelas III, IV, V daan VI. Materi pecahan di kelas III hanya berupa pengenalan pecahan sederhana. Di kelas IV semester 2, siswa mempelajari kembali pecahan dengan tingkat kerumitan yang berbeda ketika di kelas IV. Pada tahap ini siswa dituntut untuk menguasai operasi hitung pecahan. Selanjutnya untuk kelas V tingkat kerumitan pun

semakin tinggi mereka tidak lagi hanya dituntut untuk mengusai operasi bilangan penjumlahan dan pengurangan namun juga dituntut untuk menguasai operasi hitung perkalian dan pembagian. Sehingga konsep materi pecahan dari awal dalam pembelajaran pecahan harus dikuasai oleh siswa agar semakin tinggi kerumitan dalam konsep pecahan semakin mudah mereka mempelajarinya. Untuk mencapai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan saja bukan hal yang mudah.

Dalam pembelajaran hingga saat ini masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan untuk melakukan operasi hitung pecahan penjumlahan dan pengurangan. Hal ini sesuai dengan keadaan di lapangan bahwa hasil belajar siswa mengenai operasi hitung pecahan masih di bawah KKM. Hal ini terjadi pula di SDN Banyuhurip yang mana siswa mengalami kesulitan dalam untuk mengoperasikan pecahan tersebut.

Hal ini dibuktikan dari hasil latihan soal yang diberikan peneliti sebelum melakukan penelitian. Berdasarkan hasil latihan soal materi pecahan terdapat 9 siswa dari 30 siswa yang nilainya di atas Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) sedangkan sisanya 21 siswa dari 30 siswa, yakni nilainya belum mencapai kriteria yang disyaratkan.

Permasalahan ini timbul salah satunya karena siswa belum benar-benar menguasai konsep operasi hitung pecahan. Hal ini berkaitan dengan

(14)

3

tidak menarik minat siswa untuk belajar yang akhirnya menyebabkan siswa merasa jenuh dan bersikap tak acuh.

Selain metode yang kurang tepat ada faktor lain yang menyebabkan kurang tepatnya pembelajaran yaitu faktor media, karena kurangnya media dalam pembelajaran membuat siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan tidak ada interaksi dalam proses belajar mengajar. Sehingga pembelajaran tidak

berjalan dengan efektif, siswa pun tidak terlibat langsung dalam pembelajaran tersebut.

Jika kondisi pembelajaran ini terus berlangsung, pembelajaran akanmenjadi pasif dan kurang bermakna bagi seluruh siswa sehingga hasil belajarsiswa tentang operasi hitung pecahan yang diharapkan tidak akan tercapai. Oleh sebab itu, sebagai pendidik hendaknya melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara mempelajari dan memilih pendekatan atau metode danmedia pembelajaran yang baik, tepat dan bervariasi agar dapat memotivasi siswa dalam belajar dan melakukan pembelajaran yang bermakna sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang pecahan meningkat.

Salah satu alternatif penyelesaian yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan pendekatan kostruktivisme. Melalui penerapan pendekatan konstruktivisme ini diharapkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih baik dan efektif sehingga siswa mencapai hasil yang lebih baik pula. Penerapan pendekatan konstruktivisme ini sejalan dengan pendapat Hudoyo (dalam Sukayati, 2003:24) menyatakan bahwa belajar matematika merupakan proses membangun atau mengkontruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip,

tidak sekedar mengajar yang terkesan pasif dan statis. Namun belajar itu harus aktif dan dinamis. Hal ini juga sejalan dengan pandangan konstuktivisme yang

memandang siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri, sedangkan tugas guru adalah memberikan pengalaman yang bermakna.

(15)

4

Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Pecahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, sebuah Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Banyuhurip Kec. Lembang Kab. Bandung Bandung Barat sehingga nilai belajar siswa diharapkan meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang akan diangkat yaitu “Bagaimana upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pecahan dengan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Banyuhurip Lembang?”.

Untuk mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran pecahan kelas IV SDN Banyuhurip Lembang?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan dengan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Banyuhurip Lembang?

3. Apakah terdapat peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan dengan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Banyuhurip Lembang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran perencanaan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran pecahan kelas IV SDN Banyuhurip Lembang.

2. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pokok

(16)

5

3. Mengetahui apakah peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan dengan pendekatan konstruktivisme di kelas IV SDN Banyuhurip Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, yaitu:

a. Meningkatkan aktivitas selama berlangsungnya pembelajaran tentang pecahan dengan penerapan pendekatan konstruktivisme. b. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Banyuhurip Lembang tentang pecahan dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

2. Bagi peneliti, yaitu:

a. Dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme materi pokok pecahan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi guru, yaitu:

a. Dapat menambah wawasan dan pengalaman sebagai solusi terhadap masalah yang dialami siswa tentang pecahan dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika.

b. Dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas selama berlangsungnya pembelajaran tentang pecahan dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme.

c. Sebagai bahan perbaikan untuk mata pelajaran yang lainnya. 4. Bagi sekolah, yaitu:

(17)

6

(18)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian secara umum diartikan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Research. PTK menurut Hopkins (dalam Kunandar, 2008:

46) adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Ciri khas dari PTK yaitu dengan adanya siklus-siklus. Dalam tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan (acting), mengamati (observing), dan merefleksikannya (reflecting).

Ada beberapa desain model PTK yang dikembangkan oleh para ahli, di antaranya yaitu model PTK yang di kembangkan oleh Kurt Lewin, Kemmis Dan Mc Taggart, John Elliot, dan Hopkins. Pada penelitian ini, model PTK yang digunakan yaitu model yang dikembangkan oleh Kemmis Dan Mc Taggart. Dalam model ini terdiri dari empat tahap yaitu merencanakan,

melakukan tindakan, mengamati, dan merefleksikannya. Peneliti menggunakan model ini karena model ini terkenal dengan proses siklus putaran spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar ancang-ancang pemecahan permasalahan.

(19)

24

tindakan pertama, langkah awalnya adalah membuat rencana kegiatan pembelajaran. Kedua, setelah rencana disusun secara matang barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya melalui lembar observasi. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan

yang telah dilakukan.

Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya.

(20)

25

( http://jurnalpendidikanislam.blogspot.com/2012/04/penelitian-tindakan-kelas-model-kemmis.html)

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Banyuhurip Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan mulai tanggal dengan rincian jadwal sebagai berikut:

No Hari/Tanggal Kegiatan Pembelajaran

1

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa

30 yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Sebelum peneliti melakukan PTK, peneliti melakukan penelitian awal, yaitu:

(21)

26

2. Observasi dan wawancara untuk mendapatkan data serta gambaran keseluruhan dari sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

3. Identifikasi permasalahan, yang dimulai dari menelaah kurikulum, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pendekatan, model pembelajaran dan media yang akan digunakan.

Adapun prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari tiap siklus dengan penggunaan alat peraga benda-benda konkret.

b. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

c. Membuat pedoman observasi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

d. Menyusun alat evaluasi untuk memperoleh data hasil belajar siswa. 2. Pelaksanaan

a. Siklus 1

Tindakan 1 dan Tindakan 2

Materi : Penjumlahan pecahan

Indikator : - Menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama

- Menjumlahkan dua pecahan berpenyebut tidak sama

Media : Kertas lipat dan LKS

Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Ceramah Evaluasi : LKS, Tes isian dan angket

Langkah kegiatan :

1) Siswa dibagi kelompok dengan setiap kelompoknya terdiri

dari lima orang.

(22)

27

3) Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

4) Siswa yang lain menanggapi hasil diskusi yang telah dipresentasikan oleh kelompok di depan.

5) Guru meluruskan hasil diskusi dari semua kelompok

b. Siklus 2

Tindakan 1 dan Tindakan 2

Materi : pengurangan pecahan

Indikator :- Menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama

- Menjumlahkan dua pecahan berpenyebut tidak sama Media : LKS

Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan Ceramah Evaluasi : LKS, Tes isian dan angket

Langkah kegiatan :

1) Siswa dibagi kelompok dengan setiap kelompoknya terdiri dari enam orang.

2) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa kepada setiap kelompok. 3) Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk mengerjakan

LKS.

4) Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

5) Siswa yang lain menanggapi hasil diskusi yang telah dipresentasikan oleh kelompok di depan.

6) Guru meluruskan hasil diskusi dari semua kelompok.

c. Siklus 3

Tindakan 1 dan Tindakan 2

(23)

28

Indikator : - Menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitandengan penjumlahan danpengurangan pecahan

Metode : Latihan dan Tanya Jawab Evaluasi : LKS, Tes isian dan angket

Langkah kegiatan : Tindakan 1

1) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 orang

2) Siswa berdiskusi menyelesaikan masalah matematika yang diberikan guru dalam bentuk LKS

3) Guru membimbing siswa berdiskusi

4) Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka Tindakan 2

1) Guru memberikan evaluasi siswa secara individu

2) Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. 3) Siswa bersama guru membahas setiap soal.

d. Tahap Pengamatan

(24)

29

pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan. Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen diperlukan untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang akurat. Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Yaitu instrumen pembelajaran dan instrume n pengumpul data. Instrumen pembelajaran merupakan perangkat yang mejadi penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran, sedangkan instrumen pengumpul data adalah perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)

RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah

yang akan dilaksanakan dalam setiap kali pertemuan dikelas. RPP merupakan persiapan mengajar yang didalamnya

(25)

30

Penyusunan RPP disesuaikan dengan pendekatan konstruktivisme.

b. Lembar KerjaSiswa (LKS)

LKS diberikan kepada siswa sebagai tugas kelompok. LKS dibuat berdasarkan penggunaan alat peraga supaya siswa dapat mengkonstruksi pemahaman tentang pecahan dari awal.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang pembelajaran pecahan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik.

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1) Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan panduan bagi observer dalam mengadakan pengamatan terhadap jalannya kegiatan penelitian.Lembar observasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu lembar observasi guru dan siswa.

2) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar atau elektronik. Untuk memperoleh data nama siswa, nomor induk nilai, ulangan dan tugas.

3) Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dimiliki oleh peneliti

(26)

31

4) Tes

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

36

E. Pengolahan dan Analisis Data

Data diperoleh dari instrumen penelitian. Data dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme. Pengolahan data merupakan langkah terakhir dalam penelitian tindakan kelas.Untuk mengolah data kuantitatif, peneliti menggunakan statistik sederhana sebagai berikut :

1. Penskoran

Untuk setiap soal memiliki bobot nilai 3 dengan format kriteria

penilaian sebagai berikut:

Aspek Kriteria Skor

(32)

37

Kurang lengkap 2

Salah 1

Tidak ada jawaban 0

Skor maksimum = 18

2. Menghitung Nilai Rata-rata Kelas

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

X =

Purwanto (Iswanto, 2011:32)

Keterangan: = nilai rata − rata

Σ� = jumlah semua nilai siswa = jumlah siswa

3. Menghitung Daya Serap Klasikal (DSK) DSK dapat dihitung dengan rumus:

x 100%

Purwanto (Iswanto, 2011:33)

4. Menghitung Persentase Ketuntasan Belajar

(33)

38

Kriteria ketuntasan yang ditetapkan pada KTSP (Mashudi. 2012:53) adalah siswa dikatakan telah belajar tuntas jika sekurang-kurangnya dapat menyelesaikan soal dengan benar sebesar 65% dari skor total. Sedangkan belajar klasikal dikatakan baik apabila sekurang-kurangnya 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Apabila siswa yang tuntas belajarnya hanya mencapai 75% maka secara klasikal dikatakan cukup.

5. Menghitung Peningkatan Kemampuan Siswa

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dari setiap siklus yang telah dilakukan dengan mengetahui gain rata-rata yang telah dinormalisasikan berdasarkan efektivitas pembelajaran, rumus yang digunakan menurut Hake (dalam Iswanto, 2011:33):

< g > =

Kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake adalah seperti

tabel berikut:

Kriteria Gain yang Dinormalisasikan

Nilai <g> Kriteria

(34)

39

0,31 - 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Tinggi

Untuk data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi guru dan lembar observasi siswa, dan catatan lapangan. Lembar observasi guru bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sedangkan lembar observasi siswa bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Catatan lapangan untuk siswa bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F. Definisi Operasional

1. Pendekatan Konstruktivisme

Pandangan konstruktivisme dikembangkan dari pendapat Piaget, 1988 (Isjoni,2007:36) yang menyatakan bahwa:

Pengetahuan dikonstruksikan sebagian siswa dalam mengorganisasikan pengalaman-pengalaman umum yang menghubungkannya dengan skema-skema atau struktur kognitif yang ada sebelumnya. Pada akhir proses pembelajaran, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Tran Vui, Konstruktivisme adalah suatu filsafat belajar yang dibangun atas anggapan bahwa dengan memfreksikan pengalaman-pengalaman sendiri.Teori konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan

atau kebutuhannya tersebut denga bantuan fasilitasi orang lain. 2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

(35)

40

dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Menurut Heruman (2008), “konsep-konsep pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan”.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sudjana (2010) bahwa “hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Pada dasarnya hasil belajar adalah adanya perubahan dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan setelah melaksanakan proses pembelajaran.

4. Pecahan

Menurut Parmin (1998 : 110) dalam skripsi Danung di

http://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/873 mengemukakan bahwa “pecahan” adalah

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran matematika materi pokok pecahan dengan

penerapan pendekatan konstruktkivisme terlebih dahulu dibuat dalam RPP, LKS dan menyiapkan alat dan menyiapkan alat dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sistematika pada RRP pada umumnya, namun dalam kegiatan inti menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan langkahh-langkah, yaitu: (1) menemukan problem yang mereka temukan; (2) menyelidiki dan memecahkan konsep pecahan; (3) memberi penjelasan dan menyajikan contoh pecahan dalam kehidupan sehari-hari; (4) mempresentasikan hasil yang mereka dapatkan.

2. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dapat diterapkan pada siswa kelompok kecil dan individual menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach) dengan strategi pembelajaran induktif (jika ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya) dan metode yang bervariasi serta media yang telah dikenal siswa. Penerapan pendekatan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan keaktifan siswa berupa respon, antusias dan perhatian. 3. Penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar

operasi hitung pecahan. Peningkatan yang terjadi dapat dilihat dari

pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep pecahan.

B. Rekomendasi

(37)

1. Bagi guru, pembelajaran materi pokok pecahan melalui pendekatan konstruktivisme bukan satu-satunya yang harus dilakukan dalam memperbaiki hasil belajar siswa. Dengan adanya ide yang diangkat dalam penelitian ini semoga dapat mendorong guru-guru untuk terus mengembangkan diri menjadi guru profesional. Pendekatan Konstruktivisme ini sangat mudah untuk digunakan dalam pembelajaran

sehinggga guru dapat menggunakannya tanpa mengalami kesulitan. 2. Bagi sekolah, melalui penelitian ini semoga dapat menjadi bagian

daripengembangan kurikulum di sekolah, sehingga pendekatan ini dapat digunakan saat mengajarkan operasi hirtung pecahan.

(38)

84

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. dan Akhamdi K, Iif. (2010) Konstruksi Pengembangan Pembelajaran Pengaruh terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya.

BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gatot Muhsetyo, dkk.(2007). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka

Hernawan, dkk. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta

Karli, Hilda dan Sri Y, Margaretha (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Bina Media Informasi.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Layla.(2008). Pendekatan Kontruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan Pecahan. Skripsi pada PGSD FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(39)

85

Ruswandi, Mujono dan Ayi Suherman. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Saidah.(2009). Meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang melalui Pendekatan Kontruktivisme. Skripsi pada PGSD FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Soeparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jogjakarta: Kanisius.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suherman & Winataputra. (1992). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Sukayati. 2003. Media Pembelajaran Matematika SD. PPPG Matematika Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Suparno, P. (1997) Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius.

Sutrisno, Sulis. 2005. Genius Matematika Kelas VI SD. Jakarta: Wahyu Media.

Suwangsih, Erna. dan Tiurlina. (2006). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI PRESS.

Taha, Syamsurmarlin. 2011.Model Pembelajaran Konstruktivisme. [Online] Tersedia: http://dirinyachapunk.wordpress.com/2011/12/22/model-pembelajaran-konstruktivisme/. [14 Maret 2013].

Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

gambaran mengenai
gambar atau elektronik. Untuk memperoleh data nama siswa,
tabel berikut:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Dengan komitmennya tersebut maka seorang kepala perpustakaan harus terus berusaha untuk memberdayakan atau meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para stafnya

[r]

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Cica Taptiani 2014 Universitas

Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air

Komponen Pengeluaran Responden untuk Usaha Tambak Silvofishery (lanjutan) 2.. Biaya