• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Leuwimanggu Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Leuwimanggu Cianjur."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Diki Jaelani Alghifari, 2013

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Leuwimanggu Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Oleh:

Diki Jaelani Alghifari 0807738

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF

BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa

Kelas V SDN Leuwimanggu Cianjur)

Oleh

Diki Jaelani Alghifari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Diki Jaelani Alghifari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Diki Jaelani Alghifari, 2013

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul; “Modifikasi Media

Pembelajaran untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Leuwimanggu Cianjur)” adalah sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada di dalamnya yang termasuk kriteria plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Bandung, April 2013 Yang Membuat Pernyataan

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

DIKI JAELANI ALGIFARI 0807738

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Leuwimanggu Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Drs. Yoyo Bahagia M.Pd. NIP. 195803021985111002

Pembimbing II

Helmy Firmansyah M.Pd. NIP. 197912282005011002

Diketahui Oleh, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(5)

i

Diki Jaelani Alghifari, 2013

Modifikasi Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Leuwimanggu Cianjur)

Diki Jaelani Algifari 0807738

Abstrak

(6)

i

MODIFICATION OF MEDIA ON TIME LEARNING TO IMPROVE STUDENT LEARNING

(Classroom Action Research at Students Class V SDN Leuwimanggu Cianjur)

Diki Jaelani Algifari 0807738

Abstract

(7)

vi

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 10

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 10

1. Sejarah ... 10

2. Tujuan dan Manfaat ... 11

3. Kelebihan dan Kekurangan... . 15

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 19

1. Pengertian Belajar ... 19

2. Pengertian Pembelajaran ... 20

C. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 21

1. Pengertian Pendidikan Jasmani... 21

2. Tujuan dan Fungsi... 23

D. Media Pembelajaran... 26

E. Modifikasi Pembelajaran ... 29

F. Jumlah Waktu Aktif Belajar ... 35

G. Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

(8)

B. Setting Penelitian ... 40

C. Subjek Penelitian ... 41

D. Faktor yang diteliti ... 41

E. Langkah-langkah Penelitian ... 42

F. Instrumen dan Teknik Analisis Data……….. ... 48

G. Pengolahan dan Analisis Data………. ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Lokasi dan Sampel Penelitian... 51

B. Deskripsi Observasi Awal ... 51

C. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ... 54

D. Analisis Data Hasil Observasi……… ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(9)

viii

Diki Jaelani Alghifari, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I sampai dengan Siklus II ... 46

4.1 Kendala Pembelajaran dan Tindakan Alternatif….. ... 53

4.2 Deskripsi Kegiatan Siklus I Tindakan I……… ... 54

4.3 Deskripsi Kegiatan Siklus I Tindakan II ………… ... 56

4.4 Deskripsi Kegiatan Siklus II Tindakan I ………… ... 57

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(11)

x

Diki Jaelani Alghifari, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I sampai Siklus II B. Lembar Observasi Hasil Waktu Aktif Belajar

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu dimensi tingkah laku yang sangat penting, sebab berurusan dengan kebutuhan primer manusia (kebutuhan bergerak), bersifat alamiah, nyata dan logis serta mencakup tidak hanya peristiwa jasmaniah, namun juga proses mental-intelektual, dan sosial. Karena itu tujuannya diarahkan pada pengembangan kepribadian sebagai suatu keseluruhan, mencakup aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan spiritual melalui partisipasi aktivitas jasmani yang terbimbing, terpilih, dan metodis-sistematis sesuai dengan norma-norma sosial dan kesehatan.

Pendidikan jasmani erat kaitannya dengan tujuan pendidikan nasional seperti tercantum dalam GBHN tahun 1988 yang berbunyi :

Pendidikan nasional berdasarkan pancasila, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia, yaitu manusia yang berbudi luhur, berkeperibadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

Dari kutipan tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang, karena pada hakikatnya dalam pendidikan jasmani terdapat kegiatan olahraga, maka dengan berolahraga akan membuat tubuh seseorang menjadi sehat dan otomatis dia bisa meningkatkan kinerjanya dalam beraktifitas, maka dari itu kualitas hidupnya dengan sendirinya akan meningkat.

(13)

2

Diki Jaelani Alghifari, 2013

Jika dicermati ada empat masalah pokok yang dihadapi dalam pembinaan program pendidikan jasmani, yaitu pertama, terjadinya ketimpangan dalam penekanan aspek kemanusiaan yang dikembangkan. Selama ini lebih ditekankan pada pengembangan aspek psikomotorik, sementara aspek kognitif dan afektif masih terabaikan; kedua, adanya ketidaksesuaian isi kurikulum atau bahan ajar. Isi kurikulum masih kurang relevan dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan siswa dan orientasi masyarakat; ketiga, pelaksanaan program kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, seperti tidak adanya lapangan olahraga atau keadaan pekarangan sekolah yang sempit; keempat, alokasi waktu yang sangat terbatas, bisa di bayangkan dengan alokasi waktu sekitar 30-40 menit perjam pelajaran dan hanya dilakukan satu kali per minggu, maka akan terbatas pula sumbangannya terhadap pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Menyikapi masalah-masalah tersebut penulis tertarik mendalami permasalahan keempat, yaitu mengenai pemanfaatan alokasi waktu yang terbatas supaya dapat membuat waktu aktif belajar siswa menjadi lebih efektif, sehingga tidak terdapat permasalahan lain seperti kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah dan keterampilan gerak dasar yang tidak memadai.

(14)

3

cenderung aktif, dan siswa perempuannya hanya diam saja di lapangan tanpa mau aktif mengikuti pembelajaran.

Jika terus-terusan dibiarkan keadaannya seperti itu, dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap perkembangan keterampilan gerak siswa tersebut, sehingga ketika mereka beranjak dewasa mereka hanya akan jadi orang yang pasif, dan tingkat kebugaran jasmaninya pun tidak ideal, dan kemungkinan mereka akan mudah mengalami sakit. Masalah ini juga pastinya akan berdampak terhadap hasil belajar siswa, kemudian dampaknya terhadap pembelajaran yaitu proses pembelajaran menjadi monoton dan akhirnya siswa tidak mau mengikuti pembelajaran.

Menyikapi hal tersebut, penulis yang juga selaku pengajar di sekolah tersebut, ingin mencoba menerapkan ilmu yang didapat dari perkuliahan di Universitas Pendidikan Indonesia yaitu mengenai media pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dibutuhkan macam-macam alat bantu mengajar agar bisa membantu tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Alat-alat tersebut biasa dinamakan media pembelajaran. Media pembelajaran sangat berperan penting untuk menunjang aktifitas pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi sebagai bagian integral dari suatu proses belajar mengajar. Media pengajaran pada dasarnya adalah sebagai upaya mencapai keberhasilan dari suatu proses itu sendiri.

(15)

4

Diki Jaelani Alghifari, 2013

proses pembelajaran akan memberikan sumbangan positif terhadap hasil belajar pendidikan jasmani siswa.

Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan. Menurut Purnamawati dan Eldrani (2001:4) yaitu : “...media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.

Disini jelas terlihat, agar terjadi proses pembelajaran dengan baik, seorang guru dituntut untuk bisa menyampaikan pesan yang berupa materi pembelajaran kepada siswa agar siswa tersebut terangsang minat dan perhatiannya untuk mau mengikuti pembelajaran, oleh sebab itu, seorang guru pendidikan jasmani harus bisa membuat anak didiknya senang mengikuti pembelajaran, salah satunya yaitu dengan menciptakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa, bisa dengan cara memodifikasi, maupun membuatnya menggunakan bahan-bahan yang tentunya aman untuk diterapkan pada anak sekolah dasar.

(16)

5

Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman guru tentang esensi modifikasi media pembelajaran pendidikan jasmani akan banyak membantu guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh Bahagia dan Mujianto (2009:27) adalah :

Salah satu cara supaya materi pembelajaran tersampaikan dengan baik yaitu guru terlebih dulu menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial sehingga memperlancar siswa dalam belajar.

Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dan yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.

Dari penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan, dan penilaian). Karena dalam kegiatan pembelajaran itu siswa harus terlibat aktif mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Jadi pada dasarnya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu rangkaian usaha dalam mengelola pengalaman belajar dan perilaku siswa dengan tujuan agar para siswa aktif melaksanakan tugas gerak sehingga waktu aktif belajarnya dapat dikelola dengan baik.

(17)

6

Diki Jaelani Alghifari, 2013

Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut, penulis ingin mencoba melakukan sebuah penelitian dengan maksud ingin mengelola waktu aktif belajar siswa sekolah dasar sehingga pada saat pembelajaran tidak ada lagi siswa yang tidak mengikuti pembelajaran, ataupun hanya main-main di lapangan saja. Karena jika tidak segera diatasi, permasalahan seperti ini akan berdampak pada kinerja guru di sekolah dan juga akan berdampak pada aspek kebugaran jasmani siswa. Strategi yang akan dipakai oleh peneliti yaitu melalui modifikasi alat bantu mengajar, diharapkan dengan modifikasi ini, siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir, dan juga bisa membantu sekolah dalam mengatasi kurangnya media pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Maka dari itulah peneliti mengambil judul penelitian “Modifikasi Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa”, dimana penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan di ujikan di kelas V SDN Leuwimanggu, Cianjur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti menetapkan sebuah rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa kelas V SD Negeri Leuwimanggu Cianjur?”

C. Tujuan Penelitian

(18)

7

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi masyarakat umum. Ada beberapa manfaat teoritis maupun praktis yang dapat dihasilkan antara lain :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi guru pendidikan jasmani maupun bagi sekolah, menjadi informasi dan masukan dalam perencanaan dan pengelolaan pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Secara Praktis

Dapat memberikan masukan yang berarti bagi para guru pendidikan jasmani di sekolah dalam model pembelajaran dan tehnik memanfaatkan waktu aktif belajar, dan juga mengenai modifikasi media pembelajaran, sehingga dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar siswa.

E. Rencana Pemecahan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang penulis temukan disekolah seperti apa yang penulis ungkapkan di latar belakang dan rumusan masalah, maka penulis mencoba membuat beberapa cara alternatif untuk mencoba memecahkan permasalahan yang ada, antara lain :

1. Membuat suatu alat atau media pembelajaran dengan cara memodifikasinya, dengan memperhatikan faktor keamanan, kenyamanan, dan juga faktor dana yang dibutuhkan dalam pembuatan alat atau media pembelajaran.

2. Menerapkan tekhnik pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi sehingga membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

(19)

8

Diki Jaelani Alghifari, 2013

F. Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Masalah pokok penelitian berkenaan dengan peningkatan waktu aktif belajar siswa kelas V SDN Leuwimanggu dengan menerapkan konsep modifikasi pembelajaran.

2. Meningkatnya waktu aktif belajar dilihat dari termotivasinya siswa untuk mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir, dimana motivasi tersebut dilihat dari tiga indikator, yaitu : semangat melakukan aktivitas, disiplin dan tanggung jawab.

3. Modifikasi media pembelajarannya yaitu mengganti alat-alat standar menggunakan alat-alat sederhana, aman, dan terjangkau, contohnya bola karet, ban bekas, kardus bekas, bola modifikasi dan lain sebagainya.

4. Penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengamati langsung proses pembelajaran dengan bantuan guru lain untuk membantu mengamati.

5. Siswa yang terlibat dalam penelitian berjumlah 40 orang, terdiri atas 22 siswa putera dan 18 siswa puteri.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan menafsirkan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut harus didefinisikan secara konseptual. Beberapa istilah yang akan didefinisikan adalah sebagai berikut : 1. Modifikasi disini yaitu guru dapat mengurangi atau menambah tingkat

kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu, misalnya : berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang digunakan. (Lutan dan Suherman, 2000:69).

(20)

9

(21)

38

Diki Jaelani Alghifari, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian manusia dapat menemukan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.

Menurut Sugiono (2008:6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai:

Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan di sini bahwa, metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan agar pendidikan bisa berjalan dengan baik.

(22)

39

1. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan-menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Menyimak penjelasan diatas, dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Menurut Supardi dalam Suharsimi Arikunto et al. (2009:104) penelitian

tindakan kelas merupakan “Suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul

di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan

kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti.”

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain sebagai berikut.

(23)

40

Diki Jaelani Alghifari, 2013

2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswi yang sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.

3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.

4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa, atau keduanya.

5. Hasil pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, dan siswa itu sendiri.

6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.

7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah SD Negeri Leuwimanggu, Desa Sukakarya, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur.

2. Waktu Penelitian

(24)

41

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus untuk melihat peningkatan waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan modifikasi media pembelajaran. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan melaksanakan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu (a) Perencanaan; (b) Tindakan; (c) Pengamatan atau observasi dan (d) refleksi untuk mengetahui hasil belajar siswa serta melihat kekurangan dan hambatan yang terjadi selama pembelajaran pada siklus kesatu ini.

Pada siklus kesatu ini apabila sudah diketahui letak hambatan dan keberhasilan dari tindakan yang dilakukan pada siklus kesatu tersebut maka peneliti menentukan rencana kegiatan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua tidak jauh berbeda dengan kegiatan siklus kesatu, akan tetapi pada kegiatan di siklus dua diberikan beberapa tambahan perbaikan dari tingkat terdahulu yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan pada siklus kesatu. Untuk siklus kedua ini difokuskan kepada permasalahan yang terjadi pada siklus kesatu, agar peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat apakah siswa telah mengalami peningkatan dalam hasil pembelajaran atau belum.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Leuwimanggu yang berjumlah 40 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 21 orang dan siswa perempuan 19 orang.

D. Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam Penelitian tindakan kelas ini ingin mengamati beberapa faktor. Faktor yang ingin diamati yaitu:

(25)

42

Diki Jaelani Alghifari, 2013

2. Motivasi dan kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran secara aktif dan membandingkan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran dalam penerapan media yang dimodifikasi dan media yang sebenarnya.

3. Peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa yang dihitung berdasarkan persentase jumlah siswa yang aktif dan siswa yang pasif.

E. Langkah-Langkah Penelitian

1. Prosedur Penelitian

Salah satu isu yang menarik untuk dibahas adalah bagaimana langkah-langkah praktis pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dijabarkan secara jelas dan mudah dipahami maka untuk itu harus diperlukan suatu prosedur penelitian diantarannya adalah (1) planning, (2) acting, (3) observing, (4)

reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan

(26)

43

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1 Pelaksanaan Tindakan Kelas Dua Siklus, Suhardjono (2009:74)

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, apabila PTK-nya tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk menyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan

Pelaksanaan tindakan I

Permasalahan Perencanaan

Tindakan I

Refleksi I Pengamatan /

(27)

44

Diki Jaelani Alghifari, 2013

dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan tentang beberapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.

Setelah memahami penjelasan di atas maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

a. Tahap perencanaan tindakan, yaitu guru harus membuat rencana pelaksanaan tindakan untuk memperbaiki, meningkatkan keterampilan lompat kangkang pada pembelajaran senam lantai.

b. Tahap pelaksanaan tindakan, yaitu guru harus melaksasnakan tindakan yang dilaksanakan sebagai upaya perbaikan dan peningkatkan pada pembelajaran lompat kangkang.

c. Tahap pengamatan (observasi), yaitu peneliti mengamati dan mencatat semua hal yang diperlukan daan terjadi selama pelaksanaaan tindakan berlangsung. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Tahap refleksi, yaitu peneliti mengkaji secara keseluruhan tindakan yang telah dilakukan dan menganalisis hasil yang telah dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai keterampilan lompat kangkang pada pembelajaran senam lantai.

2. Rencana Tindakan pelaksanaan PTK

Pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati yaitu peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan rancangan tindakan. Pada tahapan ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan

(28)

45

1) Tahap pertama adalah membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani melalui pendekatan bermain menggunakan media yang dimodifikasi.

2) Membuat lembar observasi. Adapun tahapanya adalah sebagai berikut:

a) Tahap pertama membuat catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul dan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

b) Tahap kedua dengan menggunakan alat yaitu (kamera) untuk merekam dan mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk koreksi dan evaluasi pada pembelajaran berikutnya.

c) Tahap ketiga yaitu menyiapkan media yang telah dimodifikasi untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani agar bisa berjalan dengan baik dan lancar.

(29)

46

Diki Jaelani Alghifari, 2013

Tabel 3.1

Pelaksanaan Tindakan Siklus I Sampai dengan Siklus II

(30)

47

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan yang dilaksanakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini adalah:

1. Peneliti memberikan perlakuan kepada siswa dengan memberikan beberapa pembelajaran menggunakan media yang telah dimodifikasi dan telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran) sebelumnya.

2. Peneliti mengajar langsung di lapangan yaitu mengajar penjasorkes menggunakan media yang dimodifikasi sekaligus melakukan pengamatan terhadap siswa yang mengikuti pembelajaran, dan juga peneliti meminta bantuan guru lain untuk membantu mengamati.

3. Peneliti mencatat segala bentuk kejadian, permasalahan, kendala-kendala atau kesulitan-kesulitan yang muncul selama pembelajaran tersebut berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Observasi

Observasi dilakukan oleh guru terhadap siswa selama kegiatan berlangsung. Observasi ini dilakukan oleh rekan sejawat peneliti dan peneliti sendiri dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedomannya. Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer, bisa itu guru lain maupun kepala sekolah bila berkenan. Objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, pencatatan data dengan menggunakan observasi dilakukan sesubjektif mungkin agar mendapatkan data yang valid. Adapun bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah:

1) Observasi peer (Pengamatan Sejawat).

Observasi peer adalah observasi teradap pengajaran seseorang oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat).

(31)

48

Diki Jaelani Alghifari, 2013

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawabnya.

d. Alternatif Pemecahan

Untuk alternatif pemecahan masalah ini berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan yang telah peneliti lakukan maka catatan lapangan ini digunakan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran berlangsung, dan untuk pembelajaran berikutnya harus ada perbaikan dan solusi yang tepat agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.

e. Analisis dan Refleksi

Analisis dan refleksi ini yaitu pelaksanaannya melalui pendekatan bermain pada pembelajaran lompat kangkang yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Kemudian data tersebut dianalisis. Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan untuk membuat rencana pada tindakan berikutnya.

F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui format Learning Active Time (LAT) terhadap siswa selama proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung serta wawancara dengan guru dan siswa yang terlibat.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Untuk tahap wawancara ini peneliti melakukan wawancara kepada siswa dan guru yang diteliti untuk memperoleh informasi dan mencari solusi atas permasalahan penelitian tersebut, format terlampir.

b. Observasi

(32)

49

lembar observasi sebagai alatnya, lembar observasi terdiri atas dua bagian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa, format terlampir.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Secara umum, kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan jumlah siswa yang aktif yang berhubungan dengan proses keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

3. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format waktu aktif belajar siswa dan catatan guru setelah penelitian berhasil dilaksanakan.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan kategori data, validasi data dan interpretasi data.

a. Kategori data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara menjadi unit unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Dalam pengolahan data ini, pembelajaran pendidikan jasmani menggunakan media yang dimodifikasi dikategorikan sebagai aktifitas siswa yaitu partisipasi dan aktifitas siswa dalam pembelajaran penjas.

b. Validasi

Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah Validitas dan kredibilitas. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil. Tahap validasi menurut Hopkins (1993) dalam rochiati (2005) yang dikutip oleh Kunandar (2008:107-109) terdiri dari:

1) Member check, adalah memeriksa kembali kerangka-kerangka atau

(33)

50

Diki Jaelani Alghifari, 2013

2) Triangulasi, adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis

dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

3) Saturasi, adalah situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi

data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.

4) Audit trail, Adalah memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau

prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan keputusan. Selain itu peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti.

5) Expert opinion, Adalah dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli

atau pakar penelitian tindakan kelas untuk memeriksa semua tahap penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang dikaji.

6) Key respondent revie, Adalah meminta salah seorang atau beberapa mitra

peneliti yang banyak mengerti tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.

c. Interpretasi

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan dengan diberikan masukan mengenai pembelajaran, kesalahan guru dalam mengajar dapat diminimalkan serta kemampuan memberikan materi pembelajaran menjadi lebih baik dan jumlah waktu aktif belajar siswa meningkat. Jika dilihat dari keadaan sekolah di SDN Leuwimanggu Kabupaten Cianjur, pembelajaran penjas haruslah terlaksana apapun keadaannya. Oleh karena itu pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan proses pembelajaran penjas di SDN Leuwimanggu, ditemukan masalah-masalah yakni kemampuan guru dalam mensiasati pembelajaran baik itu alat maupun proses pembelajaran masih rendah sehingga berdampak pada jumlah waktu aktif belajar siswa yang sangat kurang ketika mengikuti pembelajaran penjas.

Maka kesimpulan pembahasan pembelajaran penjas di SDN Leuwimanggu adalah : dengan menerapkan modifikasi pada media pembelajaran penjas, ternyata mampu meningkatkan waktu aktif belajar siswa kelas V SDN Leuwimanggu Kabupaten Cianjur, sehingga proses pembelajaran penjasnya berjalan dengan baik.

B. Saran

(35)

62

Diki Jaelani Alghifari, 2013

1. Modifikasi media pembelajaran dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru penjas dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran dengan harapan agar tertanam motivasi yang kuat pada diri siswa, sehingga dapat lebih aktif lagi dalam mengikuti pembelajaran.

2. Para guru pendidikan jasmani diharapkan agar mampu memodifikasi media pembelajaran dan menguasai teknik-teknik mengajar agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam belajar.

(36)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar,B. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ayu Sekar, Aryani. (2007). Modifikasi Media Pembelajaran dalam Meningkatkan

Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola Voli.

Bandung: FPOK UPI

Bahagia, Yoyo. (2009). Fasilitas dan Perlengkapan Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Daelly, Ratih. (2011). Modifikasi Media Pembelajaran dalam Meningkatkan

Keterampilan Shooting dalam Permainan Bola Tangan. Bandung: FPOK

UPI

Hendrayana, Yudy. (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Hidayat, Yusuf. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Juliantine, Tite, Toto Subroto dan Yunyun Yudiana. (2010). Belajar dan

Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI

Lutan, R. (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional

Muhajir. (2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Yudhi Tira.

Nugraha, Ganjar. (2011). Pendekatan Bermain dalam Upaya Meningkatkan

Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa. Bandung: FPOK UPI

(37)

64

Diki Jaelani Alghifari, 2013

Sugiono, (2008). Prosedur Suatu Metode Penelitian Karya Ilmiah. Jakarta: Galamedia

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Asrori, Muhammad. (2008). Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Tindakan

Kelas. [on-line] Tersedia

(http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakan-kelas.html)

Briggs dan Brown. (1977). Pengertian Media Pembelajaran. [on-line] Tersedia

(http://www.belajarpsikologi.com.htm)

Gagne. (1985). Pengertian Belajar dan Pembelajaran. [on-line] Tersedia

http://www.belajarpsikologi.com.htm

Hopkins. (1993) Derajat Keterpercayaan Penelitian Tindakan Kelas. [on-line] Tersedia

(http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/03/manfaat-ptk-penelitian-tindakan-kelas.html)

Purnamawati dan Eldrani. (2001) Pengertian Media Pembelajaran. [on-line] Tersedia (http://www.belajarpsikologi.com.htm)

Winataputra. (2007). Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran. [on-line] Tersedia

Gambar

Tabel                                                                                                          Halaman
Gambar                                                                                                     Halaman
Gambar 3.1 Pelaksanaan Tindakan Kelas Dua Siklus, Suhardjono (2009:74)
Tabel 3.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Sampai dengan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Tri Prartono, Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, Bogor Agricultural University, Dramaga, Bogor 16680, Indonesia,

Considering the importance of rice as the main staple food in Indonesia, the purpose of this research is to identify the Indonesia rice price fluctuation (volatility),

Pengaruh cukup dalam diartikan bahwa orang tua tetap mengawasi dan menegur apabila melakukan tindakan merokok di rumah, namun apabila sudah di luar rumah kontrol

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama , persepsi siswa terhadap prosedur pembelajaran yang digunakan guru PAI mencapai nilai rerata 76 yang termasuk

Tugas kader pada saat hari buka saja (5 meja). Merencanakan kegiatan, melakukan komunikasi, menggerakkan masyarakat, memberikan pelayanan, melakukan pencatatan, melakukan

Persepsi Siswa Terhadap Prosedur Pembelajaran Yang Digunakan Guru PAI Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Mereka Pada Bidang Studi PAI.. Universitas Pendidikan Indonesia |